Pokok-‐pokok
UU No.20 tahun 2013 tentang
Pendidikan Kedokteran
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
1 1
Isu Pokok UU Pendidikan Kedokteran :
Kondisi Sebelum & Implikasinya
UU pendidikan kedokteran diharapkan mampu :
1. Mengintegrasikan peran pendidikan/akademik dan
layanan kesehatan/profesi, dimana secara operasional
dikelola oleh kementerian dibawah sektor pendidikan dan
kesehatan.
2. mengatasi berbagai problem dalam rangka menjaga
mutu, yang terkait dengan proses seleksi, proses
pembelajaran, ketersediaan sarana dan prasarana serta
alat-‐alat laboratorium, Dosen, tenaga pendidik dan
masalah pendanaan pendidikan kedokteran,
3. memberi kepasAan hukum, disamping undang-‐undang
yang sudah ada yaitu Undang-‐undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-‐
undang Nomor 29 tahun 2004 tentang PrakAk Kedokteran
1. Program Dokter layanan primer
2. Integrasi akademik-‐profesi
3. Integrasi FK-‐RSP (termasuk wahana pendidikan kedokteran)
4. Pembiayaan pendidikan
5. Seleksi mahasiswa
6. Kuota mahasiswa
7. Uji kompetensi
8. Internsip (sebagai kelanjutan setelah program profesi dokter)
9. Sistem penjaminan mutu
10. Standar nasional pendidikan kedokteran
11. Afirmasi (untuk mendukung pemerataan distribusi dokter)
PENGATURAN ISU POKOK UU PENDIDIKAN KEDOKTERAN
PENGATURAN
SEBELUMNYA ISU POKOK PENGATURANUU DIKDOK KEBIJAKAN LANJUTAN UU No.12/2012 Og Pendidikan Tinggi Integrasi akademik-‐profesi
Program profesi dokter dan profesi dokter gigi
merupakan program lanjutan yang Adak
terpisahkan dari program sarjana Permendikbud Masa transisi : 2 tahun Implikasi Kebijakan :
• Pembaharuan izin prodi akademik-‐profesi (satu surat untuk 2 izin, yaitu prodi akademik dan prodi profesi)
• Pembaharuan instrumen akreditasi
• Penetapan aturan nomor induk mahasiswa untuk program akademik dan profesi (apakah akan satu-‐kesatuan atau terpisah)
• Implikasi penyesuaian struktur organisasi prodi akademik dan profesi terhadap struktur organisasi dekanat
PENGATURAN ISU POKOK UU PENDIDIKAN KEDOKTERAN
PENGATURAN
SEBELUMNYA ISU POKOK PENGATURANUU DIKDOK KEBIJAKAN LANJUTAN
• UU No. 44/2009 Og RS • UU No. 12/2012 Og Pendidikan Tinggi Integrasi FK-‐RSP (termasuk wahana pendidikan kedokteran) • K e r j a s a m a F K / F K G dengan RSP utama, RSP Afiliasi, RSP Satelit dan w a h a n a p e n d i d i k a n kedokteran • Kerjasama dilakukan s e c a r a t e r i n t e g r a s i (fungsional dan/atau struktural) Peraturan Pemerintah Masa transisi : 3 tahun
Implikasi Kebijakan :
• Perlunya aturan lanjutan dan panduan terkait implementasi kerja sama dan pembagian tugas dan fungsi antara Kemdikbud dan Kemkes
Intregrasi Pendidikan Akademik-‐Profesi, Internsip,
Spesialis-‐Subspesialis
SPESIALIS
S u b Sp S u b Sp S u b Sp S u b Sp S u b SpPROFESI
ORGANISASI PROFESIRUMAH SAKIT PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DokterAKADEMIK
Sked Min 7 semester 144 SKS Min 3 semester IN TERN SIP 60%RS + 40 % PKMPENGATURAN
SEBELUMNYA ISU POKOK PENGATURANUU DIKDOK KEBIJAKAN LANJUTAN
• Perpres No. 72/2012 tentang SKN • Standar Pendidikan Profesi Dokter yang disahkan oleh KKI (revisi 2012) Program Dokter Layanan Primer (DLP) • Program DLP merupakan kelanjutan dari program p r o f e s i d o k t e r d a n program internsip yang
setara dengan program dokter spesialis • DLP ditujukan untuk m e m e n u h i l a y a n a n k e s e h a t a n A n g k a t pertama Peraturan Pemerintah Masa transisi : 2 tahun
PENGATURAN ISU POKOK UU PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Implikasi Kebijakan :
• Perumusan learning outcomes, standar kompetensi, kurikulum,
kualifikasi dosen, dan uji kompetensi khusus
• Nomenklatur pendidikan khusus DLP
• Perumusan kebijakan kewenangan pelayanan untuk DLP
PENGATURAN
SEBELUMNYA ISU POKOK PENGATURANUU DIKDOK KEBIJAKAN LANJUTAN UU No.12/2012 Og Pendidikan Tinggi Pembiayaan pendidikan • Menteri menetapkan standar satuan biaya operasional Pendidikan • FK & FKG wajib melaporkan satuan biaya operasional kepada Menteri melalui pemimpin PT Permendikbud Masa transisi : 2 tahun
PENGATURAN ISU POKOK UU PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Implikasi Kebijakan :
• Penyesuaian pendanaan pendidikan dengan kebijakan UKT dan
BOPTN (untuk PTN)
• Standardisasi unit cost pendidikan kedokteran untuk program
PENGATURAN
SEBELUMNYA ISU POKOK PENGATURANUU DIKDOK KEBIJAKAN LANJUTAN
• UU No.
12/2012 Og Pendidikan Tinggi
Seleksi
mahasiswa • mahasiswa dilakukan Seleksi penerimaan secara nasional
• Seleksi
memperhaAkan prinsip pemerataan akses dan afirmasi melalui jalur khusus
Permendikbud Masa transisi : 2 tahun
PENGATURAN ISU POKOK UU PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Implikasi Kebijakan :
• Penetapan metode, waktu dan paniAa seleksi serta waktu penerimaan
mahasiswa baru baik untuk program profesi maupun spesialis
• Penyesuaian dengan kebijakan kuota penerimaan mahasiswa
pendidikan kedokteran
PENGATURAN
SEBELUMNYA ISU POKOK PENGATURANUU DIKDOK KEBIJAKAN LANJUTAN
• UU No.29/2004 tentang standar pendidikan profesi dokter • UU No.12/2012 Og Pendidikan Tinggi
Kuota mahasiswa • Kuota nasional diatur melalui Peraturan Menteri setelah
berkoordinasi dengan menteri yang
menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan
• Permendikbud
• SE Dirjen DikA mengenai Kuota Penerimaan Mahasiswa FK (sebagai aturan awal) Masa transisi : 2 tahun
PENGATURAN ISU POKOK UU PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Implikasi Kebijakan :
• Sanksi moratorium penerimaan mahasiswa baru bagi FK yang melanggar ketentuan
• Pengurangan kuanAtas lulusan FK, peningkatan kualitas lulusan FK • Kemungkinan pembukaan prodi baru yang lebih memenuhi standar
PENGATURAN
SEBELUMNYA ISU POKOK PENGATURANUU DIKDOK KEBIJAKAN LANJUTAN
• UU No. 29/2004 Og Prak_k Kedokteran • UU No. 12/2012 Og Pendidikan Tinggi
Uji Kompetensi • Uji kompetensi
dilaksanakan secara nasional sebelum mengangkat sumpah Dokter dan Dokter Gigi
(exit exam)
• Lulusan mendapatkan serAfikat kompetensi yang dikeluarkan oleh PT Permendikbud Masa transisi : 2 tahun
PENGATURAN ISU POKOK UU PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Implikasi Kebijakan :
• Biaya pendidikan kedokteran lebih besar karena biaya uji kompetensi masuk pada biaya pendidikan
• Perlu aturan teknis terkait mekanisme pemberikan serAfikat profesi dan serAfikat kompetensi
PENGATURAN
SEBELUMNYA ISU POKOK PENGATURANUU DIKDOK KEBIJAKAN LANJUTAN
• Permenkes No. 299/2010 Og penyelenggaraan program internsip dan penempatan dokter pasca internship • Perkonsil No. 1/2010 Og internsip
Internsip • Program profesi dokter
dilanjutkan dengan program internsip (masuk pada ranah profesi/pelayanan)
• Internsip sebagai program pemahiran dan pemandirian Dokter yang merupakan bagian dari program penempatan wajib sementara dan
diperhitungkan sebagai masa kerja Peraturan Pemerintah Masa transisi : 2 tahun
PENGATURAN ISU POKOK UU PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Implikasi Kebijakan :
• Penyusunan PP yang mengatur posisi dan pengelolaan program
internsip, pembagian wewenang Kemkes dan Kemdikbud dalam implementasi internsip, serta pembiayaannya
PENGATURAN
SEBELUMNYA ISU POKOK PENGATURANUU DIKDOK KEBIJAKAN LANJUTAN
• UU No.12/2012 Og Pendidikan Tinggi • Permendikbud Og SPM-‐PT & SNPT Sistem Penjaminan Mutu Pengaturan SPM sesuai
aturan yang berlaku Permendikbud Masa transisi : 2 tahun
PENGATURAN ISU POKOK UU PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Implikasi Kebijakan :
•
Implementasi sistem penjaminan mutu eksternal dan sistem
penjaminan mutu internal melalui LAM PSKes dan LUK
PENGATURAN
SEBELUMNYA ISU POKOK PENGATURANUU DIKDOK KEBIJAKAN LANJUTAN
• UU No.29/2004 Og Prak_k Kedokteran
• UU No.12/2012 Og Pendidikan Tinggi
• Standar pendidikan profesi dokter/ dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis yang disahkan KKI (revisi 2012) Standar Nasional Pendidikan Kedokteran (SNPK)
• SNPK mengacu pada SNPT dan disusun bersama oleh asosiasi insAtusi pendidikan, organisasi profesi, asosiasi rumah sakit pendidikan dan kementerian bidang kesehatan
• SNPK ditetapkan oleh Menteri dengan merujuk pada Standar pendidikan profesi dokter/dokter gigi, dokter spesialis/dokter gigi spesialis yang disahkan KKI • FK & FKG wajib melaksanakan
kurikulum berdasarkan SNPK
Permendikbud
Masa transisi : 2 tahun
PENGATURAN ISU POKOK UU PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Implikasi Kebijakan :
• Harmonisasi SNPK dengan standar pendidikan profesi dokter/dokter gigi (termasuk dokter spesialis/dokter gigi spesialis ) yang disahkan/diperAmbangkan oleh KKI dan ditetapkan Menteri
• Perlu pengaturan pola insenAf untuk program spesialis
• Menjadi aspek legal dari implementasi kebijakan SPM & standar pendidikan kedokteran secara nasional
Standar Pendidikan Tinggi
Menurut Pasal 54 UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
SPT
SNPT Ditetapkan oleh Menteri atas usulBSNPT
SPT Ditetetapkan oleh
se_ap perguruan _nggi
1. standar bidang akademik 2. standar bidang non akademik
Standar Nasional Pendidikan Standar Isi Standar Proses Standar Kompetensi Lulusan
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar Sarana & Prasarana Standar Pengelolaan Standar Pembiayaan Standar Penllaian Pendidikan Standar Peneli_an Standar Hasil Standar Arah Standar Proses Standar Kompetensi PeneliA Standar Pendanaan Standar Sarana & Prasarana Standar Outcome Standar Pengabdian Kepada Masyarakat Standar Hasil Standar Arah Standar Proses Standar Kompetensi Pelaksana Standar Pendanaan Standar Sarana & Prasarana
Standar Outcome
Standar Nasional
Posisi SNPK pada Pendidikan Kedokteran
(Integrasi Pendidikan dan Pelayanan)
SNP
SNPT
SPSKD & SPSKDG
SNPK
• SNPK : Standar Nasional Pendidikan Kedokteran (+ standar peneliAan + standar pengabdian masyarakat + standar biaya pendidikan )
• SPSKD : Standar Pendidikan & Standar Kompetensi Dokter (termasuk spesialis)
• SPSKDG : Standar Pendidikan & Standar Kompetensi Dokter Gigi (termasuk spesialis)
Permendikbud KKI
Harmonisasi Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) pada
Standar Nasional Pendidikan Kedokteran (SNPK)
SNPT* Isi Proses Kompete
nsi SDM Sarpras Kelola Biaya Nilai PeneliAan Pengmas
SNPK X X X X X X X X X X Standar Pendidikan Profesi Dokter/Drg (tmsk spesialis) ** X X X X X X X
*) SNPT yang diatur pada UU Pendidikan Tinggi **) standar yang disahkan oleh KKI
PENGATURAN
SEBELUMNYA ISU POKOK PENGATURANUU DIKDOK KEBIJAKAN LANJUTAN
• UU No.12/2012 Og Pendidikan Tinggi
Afirmasi • Beasiswa dan bantuan biaya pendidikan untuk mahasiswa dan dosen
• Program afirmasi untuk pemenuhan kebutuhan dokter spesialis melalui penempatan tahap mandiri pendidikan di RS selain RSP
Permendikbud Masa transisi : 2 tahun
PENGATURAN ISU POKOK UU PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Implikasi Kebijakan :
• Aksesibilitas ‘putra daerah’ untuk mendapatkan pendidikan kedokteran yang berkualitas baik
• Implementasi harmonisasi kebijakan pemerintah daerah setempat terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan dan pendidikan kedokteran
• Kontribusi sistem pendidikan kedokteran terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan di daerah
Kekhususan Pengaturan pada
UU Pendidikan Kedokteran
9 KONSEP DASAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN (RSP)
Pel ay an an9 RS Pendidikan berfungsi sebagai contoh (pemandu) fasilitas layanan kesehatan yang mengedepankan pelayanan prima kesehatan, keselamatan pasien dan penghargaan terhadap hak-‐hak pasien/klien/komunitas/masyarakat yang terjangkau, mudah diakses, berkeadilan dan berbasis bukA (evidence based)
8
RS Pendidikan menyelenggarakan pelayanan terintegrasi untuk masalah lansia (penyakit degeneraAf); penyakit akibat perilaku dan budaya; akibat kerja; akibat disparitas pelayanan/geografis; infeksi (termasuk pinere); traumatologi (kecelakaan) dan beyond health (sebagai provider kesehatan dalam universal coverage/SJSN) dan Adak berbasis departemen
7
RS Pendidikan digunakan untuk menghasilkan dokter layanan primer (Angkat dasar) secara holisAk/komprehensif untuk menjawab problem kesehatan bangsa Indonesia masa kini dan masa depan dengan menekankan juga aspek promoAf dan prevenAf dalam mencapai MDGs, masalah lansia (penyakit degeneraAf); penyakit akibat perilaku dan budaya; akibat kerja; akibat disparitas pelayanan/geografis; infeksi (termasuk pinere); traumatologi (kecelakaan) dan beyond health (sebagai provider kesehatan dalam universal coverage/SJSN)
Pe nd id ika n 6
RS Pendidikan merupakan insAtusi utama yang membina jejaring wahana pendidikan sebagai satu enAtas tersendiri yang sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia dan Standar Pendidikan Profesi Dokter, serta Standar Kompetensi tenaga kesehatan lainnya yang dilengkapi dengan sistem IT dan atau visiAng dosen klinik dalam rangka koordinasi pencapaian kompetensi sebagaimana buAr (1) dan buAr (2)
5 RS Pendidikan harus memenuhi profesionalitas inA dari 4 keilmuan klinis dasar (bedah, penyakit dalam, anak dan kandungan) dan 8 keilmuan klinis lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi, Kulit dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi dan Psikiatri )
4 RS Pendidikan harus menyediakan real paAent yang memadai (jenis dan jumlahnya) dan atau simulasi tentang pasien yang relevan untuk mencapai kompetensi tertentu
3 RS Pendidikan berfungsi sebagai wahana pendidikan bagi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan lainnya baik di RS maupun jejaringnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang berkelanjutan dan pengembangan profesi berkelanjutan
Pen
el
i_a
n
2 RS Pendidikan merupakan insAtusi yang berfungsi sebagai pelaksana peneliAan translasional dalam rangka pengembangan pelayanan dan pendidikan dokter layanan primer dan tenaga kesehatan lain
E_
ka
Konsep Program Dokter Layanan Primer (DLP)
DLP
sesuai Standar Pendidikan & Standar Kompetensi Dokter (revisi 2012)
DLP
sesuai UU Pendidikan Kedokteran
RAN AH P EN D ID IK AN RAN AH P EL AY AN AN
1. Nomenklatur prodi : program profesi dokter
2. Program profesi (KKNI level 7?/8?) 3. Uji kompetensi sebagai exit exam 4. Kurikulum Berbasis Kompetensi :
80% isi kurikulum + 20% muatan unggulan lokal
1. Nomenklatur prodi : program DLP 2. Program spesialis (KKNI level 8?/9?) 3. Uji kompetensi khusus oleh kolegium 4. Kurikulum : 80 % (spesialis dokter
keluarga) + 20 % (kebutuhan khusus, terutama manajemen kesehatan primer)
1. Kompetensi lulusan :
Profesionalitas yang Luhur, Mawas Diri dan Pengembangan Diri, Komunikasi EfekAf, Pengelolaan Informasi, Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran, Keterampilan Klinis dan
Pengelolaan Masalah Kesehatan
2. Menjalankan fungsi sebagai gate keeper
3. Masuk pada skema pembiayaan BPJS ?
1. Kompetensi khusus DLP :
Primary care management, Family Medicine Approach, Spesific problem solving skill, Comprehensive approach, Community orientaBon, HolisBc approacH & Team work
2. Menjalankan fungsi sebagai gate keeper atau hospital based (perlu perumusan sesuai
target Kemkes)
Konsep Program Dokter Layanan Primer (DLP)
Kebijakan pada masa transisi selama 2 tahun (2014-‐2015) :
• Pembentukan Am khusus pengembang DLP yang terdiri dari
unsur : Ditjen DikA Kemdikbud, Dit. BUK & BPSDM Kemkes, Dekan FK akreditasi A, KDPI
• Penentuan cuH off period implementasi DLP (lulusan mulai
periode kapan?)
• Program peningkatan kompetensi dokter menjadi DLP melalui
CPD terstruktur (dilakukan oleh organisasi profesi/Kolegium Dokter Primer Indonesia)
- Apakah program CPD terstruktur akan dilanjutkan (pasca masa transisi), paralel dengan program CPD spesialis ?
- Konversi kum CPD melalui credit earning
• Diperlukan dukungan dari Ditjen DikA dan Kemkes untuk
pengembangan program DLP terutama yang terkait dengan beasiswa, wahana, program penempatan, dan lainnya
Rencana Tindak Lanjut untuk Implementasi
Undang-‐Undang Pendidikan Kedokteran
RUMUSAN ATURAN LANJUTAN
UU PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Peraturan Lanjutan UU Dikdok : PP
PASAL PADA
UU DIKDOK NORMA PENGATURAN ATURAN LEBIH LANJUT DARI UU DIKTI/LAINNYA
Pasal 6
ayat (6) Syarat dan ketentuan pembentukan
Fakultas Kedokteran serta penambahan program studi • PP Profesi • Permendikbud penyelenggaraan dan pengelolaan PT Pasal 7
ayat (9) Program dokter layanan primer dan program internsip
• PP Profesi
Peraturan Lanjutan UU Dikdok : PP
PASAL PADA
UU DIKDOK NORMA PENGATURAN ATURAN LEBIH LANJUT DARI UU DIKTI/LAINNYA
Pasal 21
ayat (4) Kesetaraan, pengakuan, dan angka kredit Dosen di Rumah Sakit
Pendidikan dan Wahana Pendidikan Kedokteran
• PP Penugasan dosen & pemberian insenAf
• PP Jabatan fungsional dosen dan angka
kreditnya (Kemenpan)
Pasal 45 Kerja sama FK dengan RSP dan wahana
pendidikan kedokteran
Peraturan Lanjutan UU Dikdok : Permendikbud
PASAL PADA
UU DIKDOK NORMA PENGATURAN ATURAN LEBIH LANJUT DARI UU DIKTI/LAINNYA
Pasal 8
ayat (5) Fakultas Kedokteran yang menyelenggarakan program dokter layanan primer, dokter spesialis-‐ subspesialis, dan dokter gigi spesialis-‐ subspesialis • PP Profesi • Permendikbud penyelenggaraan dan pengelolaan PT Pasal 17
ayat (3) Penyelenggaraan program magister dan/ atau program doktor
• Permendikbud
penyelenggaraan dan pengelolaan PT
Peraturan Lanjutan UU Dikdok : Permendikbud
PASAL PADA
UU DIKDOK NORMA PENGATURAN ATURAN LEBIH LANJUT DARI UU DIKTI/LAINNYA
Pasal 9
ayat (2) Kuota nasional mahasiwa prodi kedokteran
• Permendikbud
penerimaan, persyaratan & hak mahasiswa
• Surat Edaran Dirjen DikA kg kuota mahasiswa kedokteran Pasal 19 ayat (4) Penempatan Mahasiswa program dokter layanan primer, dokter spesialis-‐
subspesialis, dan dokter gigi spesialis-‐ subspesialis di
rumah sakit selain Rumah Sakit Pendidikan
• Permendikbud
penerimaan, persyaratan & hak mahasiswa
• Permenkes tentang
program penempatan (Kemkes)
Peraturan Lanjutan UU Dikdok : Permendikbud
PASAL PADA UU
DIKDOK NORMA PENGATURAN ATURAN LEBIH LANJUT DARI UU DIKTI/LAINNYA
Pasal 22 ayat (2)
Warga negara asing yang dapat menjadi Dosen atau
dosen tamu
Revisi permendiknas kg izin pendidik asing pada satuan pendidikan formal
Pasal 27 ayat (6)
Seleksi penerimaan calon mahasiswa
• Permendikbud
penerimaan,
persyaratan & hak mahasiswa
• Surat Edaran Dirjen DikA kg kuota mahasiswa
baru pendidikan kedokteran
Peraturan Lanjutan UU Dikdok : Permendikbud
PASAL PADA UU
DIKDOK NORMA PENGATURAN ATURAN LEBIH LANJUT DARI UU DIKTI/LAINNYA
Pasal 29 ayat (2)
Seleksi penerimaan mahasiswa program dokter layanan primer, dokter spesialis-‐
subspesialis, dan dokter gigi spesialis-‐subspesialis Permendikbud
penerimaan, persyaratan & hak mahasiswa
Pasal 30 ayat (5)
Calon mahasiswa warga negara asing
Pasal 31 ayat (3)
Hak dan kewajiban Mahasiswa
Peraturan Lanjutan UU Dikdok : Permendikbud
PASAL PADA UU
DIKDOK NORMA PENGATURAN DARI UU DIKTI/LAINNYA ATURAN LEBIH LANJUT
Pasal 35
Beasiswa dan/atau bantuan biaya pendidikan
Permendikbud
beasiswa dan bantuan biaya pendidikan
Pasal 36 ayat
(4) Tata cara pelaksanaan uji kompetensi
• Permendikbud
SerAfikat Kompetensi
• SE Dirjen DikA untuk UKDI sbg exit exam
Peraturan Lanjutan UU Dikdok : Permendikbud
PASAL PADAUU DIKDOK NORMA PENGATURAN DARI UU DIKTI/LAINNYA ATURAN LEBIH LANJUT
Pasal 47
Sistem Penjaminan Mutu • Permendikbud SPM PT • Permendikbud SNPT • Permendikbud Sistem akreditasi Pasal 52
ayat (3) Standar satuan biaya operasional Pendidikan
Kedokteran yang diberlakukan untuk semua perguruan Anggi penyelenggara Pendidikan Kedokteran PP bentuk & mekanisme pendanaan