ANALISA BLACK SPOT DAN BLACK SITE RUAS JALAN LINTAS PEKANBARU –
DURI (KM 96 – KM 122) DITINJAU DARI AUDIT KESELAMATAN JALAN
KABUPATEN BENGKALIS PROPINSI RIAU
(005T)
Abd.Kudus Zaini , Muhammad Hijrin
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Islam Riau, Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru [email protected]
ABSTRAK
Jalan lintas Pekanbaru – Duri merupakan jalur yang tingkat kecelakaannya tinggi. mengalami peningkatan kasus kecelakaan lalu lintas. Diperlukan penelitian untuk menghitung dan mengetahui tingkat kecelakaan, titik black spot kemudian black site, dan karakteristik kecelakaan yang terjadi pada ruas jalan tersebut. Dari penelitian ini didapatkan hasil yang dapat memberikan masukan agar kejadian kecelakaan dapat dikurangi. Metode dalam penelitian ini adalah perhitungan angka kecelakaan per-km, metode perhitungan kinerja perjalanan, perhitungan angka kecelakaan untuk
Black Spot dan Black Site, data primer (dokumentasi lokasi penelitian, LHR, pengkuran ruas jalan),
data sekunder dari Satlantas Resort Duri (jumlah kejadian, lokasi, waktu, jumlah korban, jumlah pelaku, kendaraan yang terlibat). Hasil analisis didapati kecelakaan lalu lintas pada ruas Jalan Lintas Pekanbaru – Duri meningkat dari tahun 2007 hingga sampai tahun 2011 sebesar 40 %. Hasil perhitungan kecelakaan tahun (2007-2011) pada ruas Jalan Lintas Pekanbaru – Duri diidentifikasi
Accident Rate tertinggi untuk Black Spot adalah pada ruas Jalan Desa Muara Basung – Kelurahan
Balai Raja (Km 114 – Km 122) dengan Accident Rate sebesar 1,43 dan Accident Rate tertinggi untuk Black Site adalah pada ruas Jalan Desa Pulai – Desa Muara Basung (Km 99 – Km 100) dengan Accident Rate sebesar 0,80. Waktu kecelakaan dominan adalah pada pukul 15.00 – 18.00 dengan 26 kasus kejadian. Jenis-jenis kendaraan kecelakaan dominan adalah antara truck dan sepeda motor dengan 31 kasus kejadian. Jenis kendaran sepeda motor memiliki kecepatan rata-rata yang tertinggi dengan kecepatan sebesar 60 km/jam. Usia korban kecelakaan yang sering terjadi adalah pada usia 31 – 40 tahun dengan 24 kasus kejadian. Faktor kecelakaan murni manusia sebesar 30,83 %, murni jalan 11,67 %, murni kendaraan 3,33 %, manusia dan jalan 34,17 %, manusia dan kendaraan 3,33 %, jalan dan kendaraan 10,83 %, manusia, jalan dan kendaraan 5,83 %. Dalam pemeriksaan jalan perlu dilakukan audit untuk uji kelayakan jalan demi keselamatan jalan lalu lintas dari peraturan Direktorat jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2012
Kata Kunci : Accident Rate, Black Spot, Black Site, Kasus Kejadian.
1. PENDAHULUAN
Ruas Jalan Lintas Pekanbaru – Duri (Km 96 – Km 122) terletak di Propinsi Riau yang menghubungkan antara Kota Pekanbaru – Kabupaten Siak dan Kabupaten Bengkalis. Ruas jalan tersebut merupakan jalur merah karena pada tahun 2007 sampai 2011 melalui data kepolisian Satlantas Resort Duri kasus kecelakaan lalu lintas meningkat signifikan. Bahaya selalu mengintai pengguna jalan disaat melewati ruas jalan tersebut. Untuk melindungi pengguna jalan yang melewati ruas jalan tersebut, perlulah meneliti ruas jalan yang tersebut. Dari penelitian tersebut dapat diketahui keadaan ruas jalan tersebut yang sebenarnya kemudian memberikan imformasi yang berguna bagi pengguna jalan tersebut dan potensi-potensi kecelakaan lalu lintas dapat dikurangi.
Undang-undang No. 14 Tahun 1992, tentang lalu lintas dan angkutan jalan, dijelaskan bahwa keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas serat memudahkan bagi pengguna jalan, maka jalan wajib dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas. Disamping itu dalam tata laksana lalu lintas upaya-upaya dalam menuntun, mengarahkan, memperingati, melarang dan sebagainya atau lalu lintas yang ada dengan sedemikian rupa agar lalu lintas dapat bergerak dengan aman, lancar dan nyaman disepanjang jalur lalu lintas maka dibutuhkan penggunaan rambu-rambu lalu lintas.
Maksud studi adalah untuk mengadakan penelitian secara langsung pada lokasi-lokasi yang diidentifikasi, dari data yang ada kemudian dilakukan analisis untuk dicari faktor- faktor penyebab terjadinya kecelakaan dilokasi tertentu (
“blackspot”) maupun diruas jalan tertentu (“blacksite”), tujuan Penelitian ialah untuk mencari cara
penanggulangan/penanganan didaerah rawan kecelakaan guna ditindak lanjuti dengan tahapan dan cara audit keselamatan jalan.
3. TINJAUAN PUSTAKA
Pignataro (1973), menyatakan bahwa kebanyakan kecelakaan lalu lintas diakibatkan oleh kombinasi faktor, prilaku pengemudi ataupun pejalan kaki.keadaan jalan, keadaan cuaca buruk dan pandangan yang buruk.
Carter dan homburger ( 1978 ) menyebutkan bahwa kecelakaan adalah suatu peristiwa yang terjadi pada suatu pergerakan lalu lintas akibat adanya kesalahan pada sistem pembentuk lalulintas, yaitu pengemudi (manusia), kendaraan, jalan dan lingkungan.pengertian kesalahan dapat dilihat sebagai kondisi tidak sesuainya standar atau peraturan yang berlaku maupun kelalaian yang dibuat manusia.
NAASRA,(1988) tempat berlangsungnya kecelakaan lalu lintas bisa diberbagai tempat, dipersimpangan jalan, diruas jalan, di jembatan, didaerah pedesaan, didaerah perkotaan dan sebagainya, sehingga perlu diidentifikasikan daerah yang sering terjadinya kecelakaan atau daerah rawan kecelakaan.
Priyanto,S (1997 ), menyatakan bahwa penyebab kecelakaan lalu lintas dapat ditelaah dari suatu perkembangan serta pendekatan multikausal yang mempertimbangkan tiga faktor manusia, kendaraan dan jalan atau lingkungan.
Austroads (1994) mendefinisikan audit keselamatan jalan raya sebagai sebuah pengujian formal terhadap proyek jalan raya atau lalu lintas yang ada dan yang akan datang, atau proyek tertentu yang berinteraksi dengan para pengguna jalan raya, di mana pemeriksa independen berkualifikasi membuat laporan tentang potensi kecelakaan dan kinerja keselamatan proyek.
4. METODE PENELITIAN
Survey dilakukan dengan metode data primer dan sekunder, dari kejadian kecelakaan lalu lintas, dengan data dibutuhkan sebagai berikut :
1. Pengumpulan data- data sekunder selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dari tahun 2007-2011 yang berupa
- Data kecelakaan lalu lintas baik berupa data umum maupun laporan/berita acara kecelakaan lalu lintas.
- Data ruas jalan maupun panjang jalan yang diteliti. - Data lalu lintas Harian rata- rata ( LHR ).
2. Pengumpulan permasalahan yang berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas pada tiap- tiap lokasi yang dinyatakan sebagai daerah rawan kecelakaan
3 Penanggulangan daerah rawan kecelakaan lalu lintas ( black Spot dan Black Site ), serta audit keselamatan jalan.
5. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah di sepanjang ruas jalan lintas Pekanbaru km 96 sampai ruas jalan Duri km 122 sepanjang 26 km.
6. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dari hasil survey didapat data sekunder yang disajikan dibawah ini kejadian kecelakaan selama 5 (lima ) tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 1. Jumlah Frekuensi Kecelakaan Lalulintas Ruas Jalan Lintas Pekanbaru – Duri(2007-2011). N o Ruas Jalan Km Tahun Jumlah Kecelakaan 2007 2008 2009 2010 2011 1 Ds Sam-Sam – Ds Pulai 96 – 99 0 1 0 1 2 4
2 Ds Pulai - Desa Tengganau 99 – 100 1 3 3 5 10 22
3 DesaTengganau 100 – 102 2 0 2 4 8 16
4 Desa Tengganau - Desa Muara
Basung 102 – 109 1 2 1 2 3 9
5 Desa Muara Basung 109 – 112 3 0 2 7 7 19
6 Desa Muara Basung 112 – 114 1 3 3 3 2 11
7 Desa Muara Basung
-Kelurahan Balai Raja 114 – 122 2 2 6 12 16 39
Jumlah 10 11 17 34 48 120
Sumber : Sumber Hasil Perhitungan 2013
Identifikasi Black Spot Berdasarkan Accident Rate
Untuk menentukan nilai dasar accident rate yang terbesar dipakai standar ketentuan yang berdasarkan statistik probabilitas yang melebihi angka dari 0,736 bisa dikatakan tingkat kerawanan kecelakaan lalu lintas tinggi disuatu titik pada ruas jalan didapati. Untuk angka kecelakaan per km selama periode lima tahun
Tabel 2. Hasil Perhitungan Accident Rate Dengan Black Spot Ruas Jalan Lintas Pekanbaru – Duri (2007-2011).
No Ruas Jalan Km
Jumlah Kecelakaan
LHR Accident Rate
Jumlah Rata
-rata
1 Desa Sam-Sam – DesaPulai 96 – 99 4 0,8 14980 0,15
2 Desa Pulai - Desa Tengganau 99 – 100 22 4,4 14980 0,80
5 Desa Muara Basung 109 – 112 19 3,8 14980 0,69
6 Desa Muara Basung 112 – 114 11 2,2 14980 0,40
7 Desa Muara Basung - Kelurahan
Balai Raja 114 – 122 39 7,8 14980 1,43
Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
Tabel : Lokasi Rawan Kecelakaan Dengan Accident Rate Tertinggi Pada Ruas Jalan Lintas Pekanbaru – Duri (2007-2011).
Tabel :Hasil Perhitungan Accident Rate Dengan Black Site Ruas Jalan Lintas Pekanbaru – Duri (2007-2011). N
o Ruas Jalan
Jumlah Kecelakaan
LHR Panjang Kinerja Accident
rate Jumlah rata-rata 1 Ds. Samsam Km 96 – Pulai Km 99 4 0,80 1498 0 3 44940 0,05 2 Pulai Km 99- Ds.Tengganau km 100 22 4,40 1498 0 1 14980 0,80 3 Ds. Tengganu km 100 - Ds Tengganu Km 102 16 3,20 1498 0 2 29960 0,29 4 Ds. Tengganu Km 102 - Ds. Muara Basung Km 109 9 1,80 1498 0 7 104860 0,05
5 Ds Muara Basung Km 109 - Ds Muara
Basung Km 112 19 3,80
1498
0 3 59920 0,23
6 Ds Muara Basung Km 112 - Ds Muara
Basung Km 114 11 1,80
1498
0 2 29960 0,20
7 Ds. Muara Basung km 114 - Kel. Balai
Raja 39 7,80
1498
0 8 119840 0,18
Sumber : Hasil Penghitungan, 2013
Tabel; Parameter Audit Keselamatan Jalan Pada Ruas Jalan Lintas Pekanbaru – Duri (Km 96 – Km 122).
Fokus Pengujian Jalan Raya Status Laik
(L/TL/LS/T) Keterangan jalan Existing Rekomendasi A B C D E F G A.
1 Potongan Melintang Badan Jalan
Lajur lalu lintas
Keberfungsian Arteri Primer
L IIA
-kesesuaian dengan lajur lalu lintas yang dilayani
melayani angkutan utama, perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi
L
Perjalanan jauh
dominan Tetap pada lajur dan jalur masing
jumlah lajur minimal 2 lajur/arah L 2lajur 1 arah
-lebar setiap lajur minimal 3.5 m L 3,5m
-No
Lokasi Kecelakaan
Accident Rate
Desa Km
1 Desa. Muara Basung km 114 - kel. Balai Raja Km 122 8 1,43
2 Desa Pulai km 99 - Ds. Tengganau km 100 1 0,80
3 Ds Muara Basung Km 109 - Ds Muara Basung km 112 3 0,69
4 Desa Tengganau km 100 – Desa Tengganau km 102 2 0,59
kemiringan
melintang 2-3% TL 1% Diperbaiki
Bahu
Lebar bahu Minimum 2 m TL 1 - 1,5m Diperbaiki
Posisi batu terhadap muka pekerja jalan
Menerus dengan permukaan jalan T - -Kemiringan melintang 3-5% TL 0% Diperbaiki Selokang samping Lebar/dimensi selokan samping
Memadai tanpa genangan
TL hanya1 Ruas km 117 Tambah selokan, perbaiki Bentuk selokan samping Trapesium/segitiga/segiem pat L Segiempat Dibersihkan Fungsi mengalirkan
air Lancar, tidak tersumbat L Cukup Lancar Dibersihkan
A B C D E F G
A.
2 Uji Laik Fungsi Teknis Struktur Perkerasan Jalan
Jenis perkerasa n
Kesesuaian struktur perkerasan jalan dengan lalu lintas yang dilayani, kelas fungsi jalan dan kelas penggunaan jalan
Beton aspal, perkerasan
beraspal L Perkerasan Beraspal Dirawat Knodisi perkerasa n jalan
Kedalaman lubang Permukiman, komersial,
akses terbatas Permukiman Kecil Diperbaiki
Intensitas lubang Minimal 110 m TL 50 m Diperbaiki
Lebar retak Maksimum 10 % L 9% Diperbaiki
Intensitas retak 4-5 m L 5m Diperbaiki
Kedalaman alur Minimum 3 mm L 3 mm Diperbaiki
Intensitas alur Bukaan pada jalur samping
ke jalur utama L
Samping ke
alur Diperbaiki
Tekstur perkerasan Minmal 1 km T -
-B C D E F G
A.
3 Uji Laik Fungsi Teknis Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan
Ruang manfaat jalan (rumaja)
Lebar dan tinggi rumaja
Lebar rumaja untuk jalur alur 2x11m : 31,00m, jalur 2x7m : 24 m ; tinggi rumaj 5m L Jalur 2x7m : 24 m ; tinggi rumaja 5m -Pemanfaatan rumaja Diperuntukan untuk
median, perkerasan jalan, saluran tepi jaln, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, pelengkap jalan, lansekap jalan, penempatan utilitas L perkerasan jalan, pelengkap jalan, lansekap jalan, penempatan utilitas Tambah selokan A B C D E F G
lambat, dll ketentuan syarat Ruang milik jalan (rumija) Lebar rumija 25m L 20 – 30m -Pemafaatan rumija
Untuk pelebaran jalan, penambahan jalur lalu lintas, kebutuhan ruang untuk pengamanan jalan, lansekap jalan, penempatan utilitas L Untuk pelebaran jalan, lansekap jalan, penempatan utilitas Dilakukan pelebaran jalan Keberadaan dan tempat utilitas
Tiang listrik, tiang telpon, pipa minyak, gardu listrik atau telpon ; 3,5m L Tiang listrik, pipa minyak, gardu listrik atau telpon ; 3,5m Ruang pengawasa n jalan
Lebar ruwasja Minimum 15m TL 5m Ditambah
Pemanfaat ruwasja
Diperuntukan bagi pemandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan dan pengamanan fungsi jalan TL Permukiman, ditumbuhi semak-semak dan pohon. Diperbaiki Penghalang pandangan pengemudi M = 4-5m TL 5m Bebas, penghalang A
.4 Uji laik fungsi teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas
Marka
Marka pembagi jalur, dan lajur, khusunya di tikungan
Garis sumbu dan pemisah terputus, garis sumbu dan pemisah penuh, hanya garis sumbu terputus-putus, lebar garis 0,12m
L Tidak jelas Dijelaskan
garisnya
Marka persimpangan
Garis pengarah, garis stop, garis pendekat, zebra cross cevron
T Tidak Ada Diberi marka
A B C D E F G
Zebra cross
Panjang garis minimum 2,5m lebar garis 0,3, jarak antar
garis 0,3m T Tidak Ada
Diberi garis zebra crossnya Rambu Ketepatan manajemen lalin Rambu larangan, rambu peringatan, rambu perintah, rambu petunjuk, rambu sementara, papan tambahan L ada Ditambah
Ketepatan jenis rambu dan penempatannya Rambu larangan, rambu peringatan, rambu perintah, rambu petunjuk, rambu sementara, papan tambahan L ada Ditambah
A
.5 Uji Laik Fungsi Teknis Perlengkapan Jalan, Yang Terkait Langsung Dengan Pengguna Jalan
Marka
Ukuran dan warna
Garis terputus (putih), garis penuh (putih), zebra cross (putih), chevron (putih), garis larangan parkir (putih), tanda pengarah jalur (putih), marka huruf dan angka (putih), ukuran marka disesuaikan dengan produk standar untuk jalan perkotaan
L ada Diperjelas
Kondisi marka Marka harus terlihat
dan bersifat reflektor
L Kurang jelas Diperjelas
A B C D E F G
Rambu
Ukuran dan warna
Rambu peringatan berwarna kuning hitam, rambu larangan berwarna merah putih, rambu perintah berwarna biru putih, rambu petunjuk berwarna hijau putih, biru putih, ukuran rambu disesuaikan
denganpetujuk teknis perlengkapan jalan perhubungan
L Bagus Dirawat
Letak pada ruang jalan
Rambu disebelah kiri minimum 0,6m dari tepi jalan
L 0,6m
-Pondasi , tiang, papan rambu
Tiang harus dari logam papan rambu terbuat dari pelat aluminium L Bahan aluminium -Fasilitas pendukung lalu lintas % angkutan jalan Tempat parkir Tidak diperkenankan pada bagian jalan, harus berada diluar rumija T Tidak ada Parker Harus diluar rumija Rambu dan marka
parkir
Rambu petunjuk
parkir T Tidak ada
Diberi rambu Pemberhentian bus/angkot Panjang pemberhentian bus/angkot minimum 53m T Tidak ada Dibuat tempat pemberhe ntiannya Lampu penerangan jalan 0,6m dari tepi paling luar perkerasan jalan, atau ditengah median T Tidak ada Diberi lampu penerang jalannya
kendaraan gaivanised Fasilitas bagi penyandang cacat Pelandaian pada trotoar, penyeberangan pelican dengan tombol, pada jembatan penyeberangan dibuat rambu yang landai (min 1/12/dibangun lift, rambu dan marka aksebilitas)
T Tidak ada
Buat jika diperluka
n
Sumber : Hasil Audit Keselamatan 2013
7.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan kemudian dianalisis sesuai dengan metode yang telah ditentukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kecelakaan lalu lintas pada ruas Jalan Lintas Pekanbaru – Duri (Km 96 – Km 122) terbilang tinggi. Pada tahun 2011 kecelakaan pada ruas jalan tersebut mengalami peningkatan sebesar 40 % sejak tahun 2007 yang hanya sebesar 8,3 %.
2. Dari hasil perhitungan berdasarkan Accident Rate untuk Black Spot tertinggi adalah pada ruas Jalan Desa Muara Basung Km 114 – Kelurahan Balai Raja Km 122 dengan nilai Accident Rate 1,43 Dan terendah adalah pada ruas Jalan Desa Sam-Sam Km 96 – Desa Pulai Km 99 dengan Accident Rate sebesar 0,15. Berdasarkan
Accident Rate Untuk Black Site tertinggi adalah pada Ruas Jalan Desa Pulai Km 99 – Desa Muara Basung Km
100 dengan nilai Accident Rate sebesar 0,80 Dan terendah adalah pada ruas Jalan Desa Sam-Sam Km 96 – Desa Pulai Km 99 dengan Accident Rate sebesar 0,05.
3. Kecelakaan lalu lintas pada ruas Jalan Desa Muara Basung Km 114 – Kelurahan Balai Raja Km 122 adalah yang tertinggi dengan 39 kejadian kecelakaan. Waktu kejadian yang sering terjadi kecelakaan pada pukul 15.00
– 18.00 dengan 26 kasus kecelakaan lalu lintas. Jenis kendaraan yang sering terjadi kecelakaan adalah antara
truck dan sepeda motor dengan 31 kasus kecelakaan. Dari hasil pengamatan dan perhitungan Sepeda motor memiliki kecepatan rata-rata tertinggi dengan kecepatan sebesar 60 km/jam. Jumlah korban yang terbanyak terjadi pada tahun 2011 dengan 48 jiwa. Usia korban yang sering menjadi korban kecelakaan adalah pada usia antara 31-50 tahun dengan jumlah pelaku sebesar 49 kejadian. Faktor kecelakaan murni disebabkan manusia sebesar 30,83 %, murni jalan sebesar 11,67 %, murni kendaraan sebesar 3,33 %, manusia dan jalan sebesar 34,17 %, manusia dan kendaraan sebesar 3,33 %, jalan dan kendaraan sebesar 10,83 %, manusia dan jalan serta kendaraan sebesar 5,83 %.
8. SARAN
Berdasarkan dari analisa dan kesimpulan, maka peneliti dapat memberikan masukan atau saran yang bertujuan untuk mengurangi dan menekan banyaknya kejadian kecelakaan yang terjadi.
1. Perlunya perbaikan geometrik jalan yang memiliki kekurangan fisik pada jalan itu sendiri yang aman dilewati oleh berbagai jenis kendaraan dan bangunan pendukung lainya yang mendukung keselamatan berkendara sehingga kendaraan pada saat melewati jalan tersebut akan merasa aman, nyaman dan lancar.
2. Hendaknya penegakan hukum agar lebih diperketat lagi dan kejujuran yang dalam menjalankan prosedur yang berlaku dapat ditingkatkan lagi, sehingga tidak ada lagi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.
3. Pada setiap para pengemudi kendaraan hendaknya sebelum melakukan perjalan di jalan raya baik perjalanan dekat ataupun jauh kondisi kendaran penting untuk dikontrol lagi sehingga pada dalam perjalanan tidak ada masalah pada kendaraannya walaupun masih ada tapi tidak terlalu membahayakan kemudian cepat-cepat diperbaiki.
4. Sarana dan prasarana lalu lintas harus diperbaiki dan ditambah pada ruas jalan yang belum memiliki fasilitas lalu lintas.
DAFTAR PUSTAKA
______(2012), Perkembangan Angka Kecelakaan Lalu lintas Selama Periode 2007-2011, Polres Duri, Bengkalis Ditjen Perhubungan Darat, 1993, Peraturan Pemerintah Nomor : 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana Dan Lalu Lintas
Angkutan Jalan, Jakarta.
______(2012) Pedoman Peraturan Teknis Uji kelaikan jalan dan fungsi jalan, Direktorat Jendral Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum
______( 2009) Undang- undang lalu lintas dan jalan
Carter.E.C.Hamburger,WS ( 1978 ) Introduction to Transportation Engineering, reston Publishing Company inc, Virginia. USA
Pignataro, 1993, Traffic Engineering Category Practice Enticehal in Englood Cliffs, New Jersey, USA
Priyanto Sigit, 1997, Keselamatan Lalu Lintas Program Pasca Sarjana Magister Sistem Teknik Transportasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
N A A S R A, 1988, Guide to traffic Enggineering Practice, NAASRA, syidney, Australia
Homburger, Wolfgang S (editor), Louis E Keefer and William R McGrath (associate editors), 1993. Transportation
and Traffic Engineering Handbook, Second edition, Institute of Transportation Engineers, Prentice – Hall,
Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.
Hulbert, S., 1991. Effects of Driver Fatigue (ed.), Human Factors in Highway Traffic Safety Research, Michigan State University East, Lansing