• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

(

Allium ascalonicum

L )

KABUPATEN BIMA PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

DIREKTORAT PERBENIHAN DAN SARANA PRODUKSI

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

(2)

I.

PENDAHULUAN

Bawang merah merupakan sayuran umbi yang popular di masyarakat

mengingat fungsinya sebagai bumbu/penyedap masakan sehari–hari dan

juga banyak dimanfaatkan sebagai obat. Dalam pengembangan bawang

merah, peran benih sebagai sarana produksi tidak dapat digantikan oleh

sarana lain, sehingga upaya pengembangannya sangat ditentukan oleh

mutu benihnya. Upaya meningkatkan ketersediaan benih bermutu

bawang merah dari dalam negeri perlu dilakukan dengan cara

meningkatkan ketersediaan benih sumber dan memperbaiki penerapan

teknologi produksinya.

Varietas bawang merah yang sudah dilepas oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia sudah cukup banyak yang mayoritas merupakan unggulan daerah, antara lain : Bima Brebes, Medan, Keling, Maja Cipanas, Super Philip, Bauji, Kramat-1, Kramat-2, Kuning, Tiron, Keta Monca, Batu Ijo, Palasa, Tinambo, Tuk-Tuk, Sembrani dan Katumi.

Ketersediaan benih bermutu varietas-varietas unggul tersebut perlu

ditingkatkan dan disosialisasikan ke masyarakat.

Dalam rangka meningkatkan produksi benih yang bermutu, maka proses

produksinya harus dilakukan secara baik sesuai Prosedur Operasional

Standar (POS) berbasis norma budidaya yang baik dan benar (Good

Agriculture Practices/GAP).

(3)

Target yang akan dicapai melalui penerapan SOP produksi benih bawang

merah adalah diperolehnya benih bersertifikat dengan standar sebagai

berikut:

(4)

PARAMETER

SATUAN

KELAS BENIH

BD

BP BR

a.

b.

c.

Campuran

varietas

dan

tipe

simpang (maks)

Isolasi jarak

Kesehatan tanaman yang terserang

OPT (maks)

Virus

• Onion Yellow Dwarf Virus

(OYDV)

• Shallot Laten Virus (SLV)

• Leak Yellow Tripe Virus

(LYTV)

Jamur

• Bercak ungu (Alternaria

porii)

• Embun

buluk

(Peronospora

destruktor)

%

m

%

%

%

0,0

1,0

0,1

0,5

1,0

0,5

1,0

0,5

0,5

1,0

1,0

1,0

1,0

0,5

1,0

(5)

Tabel 2. Standar mutu umbi di gudang

PARAMETER

SATUAN

KELAS BENIH

BD

BP

BR

a.

b

.

Campuran varietas lain (maks)

Kesehatan umbi

Jumlah umbi yg terserang OPT

(maks)

Jamur

• Busuk

leher

batang

(Botrytis allii)

• Bercak ungu (Alternaria

porii)

• Busuk

pangkal

(Fusarium sp)

• Antracnose

(Colletotricum

gloesporoides)

Bakteri busuk lunak

(Erwinia carotovora)

%

%

%

%

%

%

0,0

0,5

0,5

1,0

1,0

0,5

0,5

1,0

1,0

3,0

1,0

1,0

1,0

2,0

2,0

5,0

1,0

2,0

(6)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PERBENIHAN BAWANG MERAH Standar Prosedur

Operasional SPO BBM. II Nomor: Agustus 2009 Di buat :

"Pemilihan Lokasi" Halaman

1 – 2 Revisi Ke ………. Tanggal ………….. Di sahkan Oleh : ……… ………...

II. PEMILIHAN LOKASI

A.

Definisi :

Pemilihan lokasi adalah memilih lokasi tanam yang sesuai dengan

persyaratan tumbuh untuk benih bawang merah dan

untuk

mencegah kegagalan proses produksi, serta dapat menghasilkan

benih bawang merah sesuai dengan target yang ditetapkan.

B. Tujuan

Agar diperoleh lahan yang sesuai dengan persyaratan tumbuh untuk memproduksi benih bawang merah.

C. Validasi

Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP NTB serta Pedoman Sertifikasi Benih Bawang Merah dari Direktorat Perbenihan Dan Sarana Produksi Hortikultura Jakarta.

D. Bahan dan alat serta fungsinya

a) pH meter untuk mengukur tingkat derajat keasaman tanah. b) Altimeter untuk mengukur ketinggian lokasi.

c) Data curah hujan untuk mengetahui intensitas jumlah dan hari hujan d) Peta wilayah untuk mengetahui lokasi penangkaran.

e) Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Bawang Merah.

(7)

E. Prosedur Pelaksanaan

a) Mengukur pH tanah dan tidak memilih lahan bekas tanaman bawang merah.

b) Melakukan pemetaan lokasi yang akan di gunakan sebagai areal penangkaran

c) Dan memberi tanda batas areal / lahan di maksud.

d) Setiap kegiatan harus tercatat pada format yang telah di tetapkan. Tabel : 3 Format pemilihan lokasi

Tgl Petak Luas

(Ha) Kondisi Lahan

Riwayat

Penggunaan Lahan Petugas Tinggi tempat : - Ph Tanah : - Suhu : - Batas Lahan : - Sumber Air : F. Sasaran

Di peroleh lokasi / lahan pertanaman yang sesuai dengan persyaratan tumbuh dan sertifikasi benih bawang merah, antara lain :

a) Ketinggian tempat tumbuh 50 – 1.100 m dpl. b) pH tanah 6,0 – 6,5 serta berdrainase baik. c) Suhu berkisar 20 – 32 oC.

d) Lahan tidak ternaungi.

e) Ber irigasi teknis atau tersedia sumber air.

(8)

Gambar 1 : Calon lokasi / areal sertifikasi benih bawang merah. Standar Prosedur Operasional Nomor: SPO BBM. III Di buat : Agustus 2009 "Penentuan Waktu Tanam" Halaman 2 – 2 Revisi Ke ……….. Tanggal …….. Di sahkan Oleh : ………..

III. PENENTUAN WAKTU TANAM

A. Definisi

Penentuan waktu tanam adalah menetapkan waktu tanam yang tepat

bagi penanaman benih sumber /penangkaran

bawang merah.

B. Tujuan

Tujuan penentuan waktu tanam adalah menentukan waktu tanam

yang tepat sehingga benih sumber bawang merah dapat tumbuh baik

diawal pertumbuhannya sampai saat panen.

C. Validasi

Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), serta BPTP NTB dan petunjuk dari Dinas Pertanian setempat.

D. Bahan dan alat serta fungsinya

a) Data curah hujan minimal selama 5 tahun terakhir. b) Data pola tanam yang disepakati sesuai dengan kebutuhan c)

Alat tulis dan blanko isian

E. Prosedur Pelaksanaan

a) Lakukan pengamatan untuk mengetahui kondisi curah hujan

b) Lakukan diskusi untuk menentukan waktu tanam yang disepakati sesuai dengan kebutuhan, umumnya penanaman di lakukan pada akhir Maret s/d pertengahan April, Mei s/d Agustus s/d Desember.

(9)

Tabel 4. Format penentuan waktu tanam

Tgl Petak Luas

(Ha) Waktu penanaman MK/MH Petugas

F. Sasaran

Menentukan waktu tanam yang tepat sesuai dengan kondisi lapangan sehingga pertumbuhan optimal.

(10)

Standar Prosedur Operasional Nomor: SPO BBM. IV Di buat : Agustus 2009 "Permohonan Sertifikasi Benih" Halaman 3-2 Revisi Ke ………… Tanggal ………….. Di sahkan Oleh : ………..

IV. PERMOHONAN SERTIFIKASI BENIH

A. Definisi

Mengajukan permohonan sertifikasi benih ke Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk produk yang akan dihasilkan.

B. Tujuan

Mengikuti proses sertifikasi benih bagi produk yang akan di hasilkan sehingga mutu benihnya berkualitas dan tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan serta perundangan yang berlaku.

C. Validasi

a) Undang-undang No 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. b) Pedoman Sertifikasi Benih Tanaman Bawang Merah tahun 2004. c) Permentan No. 39 Tahun 2006, tentang Produksi Benih.

d) SK Dirjen Hortikultura No 31-A Tahun 2007 tentang Sertifikasi Benih. D. Bahan dan alat serta fungsinya

a) Blanko permohonan sertifikasi benih bawang merah. b) Peta lokasi penangkaran.

c) Label / keterangan dari benih sumber yang di gunakan. d)

Alat tulis.

E. Prosedur Pelaksanaan

a) Lakukan pengisian blanko permohonan sertifikasi benih sesuai dengan realita di lapangan serta di lengkapi dengan peta lokasi dan label atau keterangan dari benih sumbernya.

(11)

b) Kirimkan blanko permohonan sertifikasi benih tersebut beserta kelengkapannya ke BPSBTPH setempat.

c) Ajukan permohonan tersebut 2 – 3 minggu sebelum tanam.

d) Lakukan pencatatan seperlunya pada format yang telah di tentukan. F. Sasaran

Mengikuti prosedur dan proses sertifikasi benih sehingga mutu benih yang dihasilkan berkualitas sesuai standar yang ditetapkan serta tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan serta perundangan yang berlaku. Tabel 5. Format contoh blangko permohonan sertifikasi benih.

Kepada Yth.

Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

Propinsi ……… Di ……….

Nomor : Paraf :

PERMOHONAN SERTIFIKASI / PELABELAN BENIH BAWANG MERAH*) Nama dan Alamat Pemohon Alamat Lokasi Penangkaran Nama : Blok :

Kampung : Kampung : Desa : Desa : Kecamatan : Kecamatan : Kabupaten : Kabupaten :

Rotasi Tanaman / Sejarah Lapangan

Satu musim sebelumnya : Dua musim sebelumnya : Tiga musim sebelumnya :

Benih yang akan dihasilkan

Varietas : Kelas Benih : Tanggal Tanam : Luas Areal : Benih Sumber Asal / sumber : Varietas : Kelas benih : No. Lot : Tonase Benih : Jumlah wadah : ...,... 2009 Pemohon, ...

(12)

Tembusan : Kepada Yth. :

1. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten ... 2. Penanggung Jawab Pengawas Benih Kabupaten ...

Standar Prosedur Operasional Nomor: SPO BBM. V Di buat : Agustus 2009 "Penyiapan Lahan" Halaman 4- Revisi Ke …... Tanggal ……… Di sahkan Oleh : ……….. V. PENYIAPAN LAHAN

Sub Kegiatan : Pengolahan Tanah / Lahan

A. Definisi

Mengolah / membuka lahan tanam dan membersihkan hal-hal yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

B. Tujuan

Agar di peroleh lahan yang siap di tanami dan terbebas dari gangguan fisik (batu-batuan, kayu) maupun biologis (gulma atau sisa-sisa tanaman) yang sesuai dengan standar pertumbuhan tanaman bawang merah.

C. Validasi

Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP NTB serta serta Pedoman Sertifikasi Benih Bawang Merah dari Direktorat Perbenihan Dan Sarana Produksi Hortikultura Jakarta. D. Bahan dan alat serta fungsinya

a) Sabit untuk memotong dan membersihkan sisa tanaman sebelumnya yang dapat menghalangi saat pengolahan tanah / lahan.

b) Bajak dan garu untuk membuka / mengolah tanah / lahan E. Prosedur Pelaksanaan

(13)

a) Bersihkan lahan dari bebatuan, gulma, sisa tanaman sebelumnya yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dengan menggunakan sabit dan cangkul. Bebatuan dikumpulkan dan dibuang pada tempat tertentu yang aman di luar areal tanam, sisa tanaman dibuang dan dibakar.

b) Tanah diolah sedalam 20-30 cm dengan menggunakan bajak dan kemudian digaru, kegiatan ini dilakukan minimal 2 (dua) kali hingga tanah menjadi gembur.

c) Pengolahan lahan di lakukan 15 – 20 hari sebelum tanam.

d) Tanah di lab/disiram sampai agak becek untuk mempermudah melakukan penanaman.

e) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di gunakan. F. Sasaran

Tersedianya lahan untuk pertanaman yang bebas dari bebatuan, gulma dan sisa tanaman sebelumnya, yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Standar Prosedur Operasional Nomor: SPO BBM. V Di buat : Agustus 2009 "Penyiapan Lahan" Halaman 4- Revisi Ke …... Tanggal ……… Di sahkan Oleh : ………..

Sub Kegiatan : Pembuatan Bedengan, Pemberian Pupuk Organik dan Dolomit

A. Definisi

Membuat dan membentuk bedengan untuk media pertanaman yang sebelumnya telah di olah dengan bajak dan garu serta di beri pupuk organik dan kapur dolomit.

B. Tujuan

Agar di peroleh lahan pertanaman yang baik dan gembur sesuai dengan syarat untuk pertumbuhan tanaman.

(14)

C. Validasi

Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), serta BPTP NTB dan petunjuk dari Dinas Pertanian setempat.

D. Bahan dan alat serta fungsinya

a) Pupuk Organik (pupuk kandang, bokasi atau kompos) dan dolomit. b) Bajak dan garu konvensional atau traktor untuk mengolah tanah. c) Cangkul untuk membuat bedengan.

d) Meteran untuk menentukan ukuran calon bedengan dan parit. e) Garpu, cangkul dan sekop untuk membuat parit drainage. f) Tali dan ajir untuk meluruskan bedengan.

g) Alat tulis dan blanko isian.

E. Prosedur Pelaksanaan

a) Bedengan di buat dengan ukuran lebar 150 – 200 cm sedangkan panjangnya menyesuaikan lahan, untuk meluruskan bedengan gunakan tali dan ajir.

b) Parit di buat dengan ukuran lebar 40 – 50 cm.

c) Taburkan pupuk organik sebanyak 10 – 15 ton / Ha, dan kapur dolomit sesuai kebutuhan di atas bedengan yang telah terbentuk. d) Pemberian kapur dolomit di rekomendasikan hanya untuk lahan

yang mempunyai pH di bawah 6.

e) Bedengan yang telah terbentuk tersebut, selanjutnya bagian atasnya di olah dan di haluskan lagi dengan cangkul sedalam 10-15 cm hingga pupuk organik dan kapur dolomit tercampur dan struktur tanah menjadi lebih gembur.

f) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tentukan. F. Sasaran

Tersedianya bedengan sebagai media tanam sesuai syarat tumbuh yang di kehendaki hingga tanaman dapat tumbuh optimal.

(15)

Gambar 2 : Pengolahan tanah / lahan dan pembuatan bedengan

Standar Prosedur Operasional Nomor: SPO BBM. V Di buat : Agustus 2009 "Penyiapan Lahan" Halaman 4- Revisi Ke …... Tanggal ……… Di sahkan Oleh : ………..

Sub Kegiatan : Pembuatan Lubang Tanam dan Jarak Tanam

A. Definisi

Membuat lubang tanam dan jarak tanam dengan cara di tugal atau di larik sesuai besarnya benih dan jarak tanam yang di rekomendasi. B. Tujuan

Agar di peroleh lubang tanam yang seragam dengan jarak tanam yang sesuai rekomendasi dan pertumbuhan tanaman.

(16)

Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), serta BPTP NTB dan Dinas Pertanian setempat.

D. Bahan dan Alat a. Tugal dari kayu.

b. Tali yang berukuran (Bima : Ai Tala). c. Alat tulis dan blanko isian.

E. Prosedur Pelaksanaan

a. Bedengan di airi (Bima : di owa) secukupnya sambil meratakan permukaan bedengan.

b. Kedalaman lubang tanam 2 cm dengan jarak tanam sesuai rekomendasi 10 cm x 15 cm, 15 x 18 cm, 15 x 15 cm, 15 x 20 cm.

c. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tentukan. F. Sasaran

Adanya kesesuaian antara lubang tanam dengan ukuran umbi dan jarak tanam dengan pertumbuhan tanaman.

(17)

Gambar 3. Pemberian air pada Bedengan IV – 6 Standar Prosedur Operasional Nomor: SPO BBM. VI Di buat : Agustus 2009 "Penyiapan Benih Sumber" Halaman 1 – 2 Revisi Ke… Tanggal …. Di sahkan Oleh : ……….. VI. PENYIAPAN BENIH SUMBER

A. Definisi

Menyiapkan benih sumber bermutu varietas Ketamonca yang bersertifikat dan berlabel sesuai dengan klas benih yang akan di hasilkan.

B. Tujuan

Menjamin benih yang ditanam berkualitas ( memiliki keseragaman, kekuatan tumbuh, dan sehat ) dan menghasilkan benih dengan klasifikasi sesuai dengan yang telah ditetapkan.

(18)

C. Validasi

Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP NTB serta serta Pedoman Sertifikasi Benih Bawang Merah dari Direktorat Perbenihan Dan Sarana Produksi Hortikultura Jakarta.

D. Bahan dan alat serta fungsinya

a) Benih bermutu yang bersertifikat dan berlabel dari varietas unggul b) Pikulan untuk membawa benih.

c) Keranjang / kantong jala untuk menampung benih. d) Pisau untuk memotong ujung umbi.

e) Alat tulis dan blanko isian E. Prosedur Pelaksanaan

a) Pilih varietas bawang merah unggul nasional yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian.

b) Memilih dan menentukan benih dari varietas dimaksud yang bersertifikat dan berlabel dengan kelas benih yang lebih tinggi dari yang akan diproduksi.

c) Benih yang dimaksud telah siap tanam (berumur 2 – 3 bulan dari panen).

d) Bersihkan benih dari kulit ari yang kering dan potong ujung umbi maksimal ¼ bagian dari umbi, Bila menggunakan benih berumur 2-3 bulan dipotong 2/4 bagian umbi dan bila menggunakan benih yang berumur kurang dari 2 bulan (masa penyimpanan benih belum mencapai 2 bulan).

e) Benih yang telah dipotong diangin – anginkan diatas para – para atau diatas lantai yang dialasi lastik selama 2 -3 hari estela itu baru dilakukan penanaman.

f) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang telah ditentukan.

Tabel 6. Contoh Form Catatan Kegiatan Penyediaan Benih Sumber

(19)

Alamat Lahan : ………..

F. Sasaran

Benih sumber bawang merah yang akan di tanam sesuai dengan peraturan perbenihan yang berlaku dan juga sesuai dengan permintaan pasar.

Gambar 4.

Benih bawang merah siap tanam.

V – 2 Tanggal Kelas Benih Jumlah

(Kg)

Petugas

(20)

Standar Prosedur Operasional Nomor: SPO BBM. VII Di buat : Agustus 2009 "Permohonan Pemeriksaan

Lap. Pendahuluan" Halaman

1 – 2 Revisi Ke …………. Tanggal ……… Di sahkan Oleh : ………..

VII. PERMOHONAN PEMERIKSAAN LAPANGAN

PENDAHULUAN

A. Definisi

Mengajukan permohonan pemeriksaan lapangan pendahuluan kepada Balai Pengawasan Dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura untuk produk yang di tangkarkan.

B. Tujuan

Mengikuti tahapan sertifikasi benih bagi produk yang akan di hasilkan sehingga mutu benihnya berkualitas dan tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan serta perundangan yang berlaku.

C. Validasi

a) Undang-undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.

b) Pedoman Sertifikasi Benih Tanaman Bawang Merah tahun 2004. c) Permentan No. 39 Tahun 2006, tentang Produksi Benih.

d) SK Dirjen Hortikultura No 31-A Tahun 2007 tentang Sertifikasi Benih. D. Bahan dan alat serta fungsinya

a) Kertas HVS folio kalau bisa yang beridentitas produsen benih. b) Mesin ketik / computer dan printer.

c) Stampel / cap dari produsen benih. d)

Alat tulis.

(21)

E. Prosedur pelaksanaan

a) Buat surat permohonan pemeriksaan lapangan pendahuluan sesuai dengan realita di lapangan dan kirim ke BPSBTPH Setempat.

b) Ajukan permohonan tersebut 1 minggu sebelum tanam.

c) Lakukan pencatatan seperlunya pada format yang telah di tentukan. F. Sasaran

Mengikuti prosedur dan tahapan sertifikasi benih sehingga mutu benih yang di hasilkan dapat berkualitas sesuai standar yang di tetapkan serta tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan serta perundangan yang berlaku.

(22)

Tabel 7. Format contoh blanko permohonan pemeriksaan lap pendahuluan.

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi ………

Nomor Induk : Musim Tanam : HASIL PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

SERTIFIKASI / PELABELAN BAWANG MERAH *)

Unit Penangkaran

Varietas : ……….

Kelas : ………..

Luas : ……… Ha

Rancana Tanggal Tanam : ……….

Blok : Kampung : Desa : Kecamatan : Kabupaten : Produsen / Penangkar Nama : Alamat : Pemeriksaan Tanggal : Hasil Pemeriksaan

Rotasi Tanaman Isolasi Catatan

1. Musim sebelumnya Barat

2. Musim sebelumnya Timur

3. Musim sebelumnya Utara

Selatan

Benih Sumber Pemeriksa :

Asal sumber Pengawas Benih Tanaman

Kelas yang ditanam Varietas No. Lot

Tonase benih ( ………..)

Jumlah Wadah

Kesimpulan : Memenuhi / Tidak Memenuhi *) syarat untuk sertifikasi / pelabelan *)

Dikeluarkan di :

……….. Tanggal :

………

Mengetahui, Pengawas Benih

( ………. ) ( ………. )

(23)

VI – 2 Standar Prosedur Operasional Nomor: SPO BBM. VIII Di buat : Agustus 2009 "Penanaman" Halaman 1 - 2 Revisi Ke ………….. Tanggal ………. Di sahkan Oleh : ……… .. VIII. PENANAMAN A. Definisi

Menanam benih pada lahan dan lubang tanam yang telah di siapkan sesuai dengan rencana tanam yang terdapat dalam permohonan sertifikasi benih. B. Tujuan

Agar tanaman dapat tumbuh optimal dan sesuai dengan rencana tanam yang terdapat dalam permohonan sertifikasi benih.

C. Validasi

Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP NTB serta serta Pedoman Sertifikasi Benih Bawang Merah dari Direktorat Perbenihan Dan Sarana Produksi Hortikultura Jakarta serta petunjuk dari pengawas benih dari tanaman BPSB TPH setempat.

D. Bahan dan alat serta fungsinya

a) Benih bawang merah berlabel yang ujungnya telah di potong. b) Tempat benih (kantong / sak).

c) Alat tulis dan blanko isian. E. Prosedur Pelaksanaan

a) Benih di benamkan ¾ bagian ke dalam lubang tanam. b) Padatkan sisi luar lubang tanam yang telah terisi benih. c) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tetapkan.

(24)

Nama Pemilik : ……….. Alamat Lahan : ………..

Tanggal Petak Luas (Ha) Alat Cara Waktu

Penanaman Petugas

F. Sasaran

Benih bawang merah dapat segera tumbuh dengan optimal sesuai

rencana yang terdapat dalam permohonan sertifikasi benih.

(25)

Gambar 5 : Penanaman umbi Bawang merah. VII - 2 Standar Prosedur Operasional Nomor: SPO BBM. IX Di buat : Agustus 2009 "Pemeliharaan Tanaman" Halaman 1 – 6 Revisi Ke … Tanggal …. Di sahkan Oleh : ……….. IX. PEMELIHARAAN TANAMAN

Sub kegiatan : Pemupukan tanaman

A. Definisi

Menambahkan unsur hara kedalam tanah. B. Tujuan

Agar unsur hara di dalam tanah tersedia cukup sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman.

C. Validasi

Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP NTB serta Pedoman Sertifikasi Benih Bawang Merah dari Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi Hortikultura Jakarta dan petunjuk Dinas Pertanian setempat.

D. Bahan dan alat serta fungsinya a. ZA 250 kg/ha

(26)

b. UREA 250 kg/ha.

c. SP 36 sebanyak 250 kg/ha. d. KCL sebanyak 200 kg/ha.

e. Ember plastik yang di gunakan untuk tempat mencampur dan mengangkut pupuk selama pelaksanaan pemupukan.

f. Koret / ajir untuk membuat larikan tempat pupuk di antara tanaman.

g. Alat tulis, catatan dan blanko isian.

E. Prosedur Pelaksanaan

a) Pupuk di berikan 2 (dua) kali, yaitu dengan cara di tabur dan di tugal pada larikan di antara tanaman.

b) Buat larikan di antara tanaman.

c) Pemupukan pertama di berikan pada umur 5 – 7 hari setelah tanam dengan cara pupuk SP-36 200 kg di campur sampai rata dengan pupuk ZA 150 kg, Urea 50 kg dan KCL 200 kg, kemudian campuran pupuk tersebut taburkan secara merata.pada larikan yang telah di buat dan tutup dengan tanah.

d) Pemupukan kedua di lakukan dengan cara di tugal /ditabur pada saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanam, menggunakan sisa pupuk yang belum di berikan, yaitu pupuk SP-36 50 kg, ZA 100 kg, Urea 200 kg, kemudian lubang pupuk tutup dengan tanah.

e) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tentukan.

Tabel 9. Catatan Kegiatan Pemeliharaan tanaman

Tanggal Petak Luas (Ha)

Jenis

Kegiatan Cara

Hasil Akhir dan Hal yang Perlu

Diperhatikan

(27)

F. Sasaran

Pupuk dapat diserap oleh tanaman sesuai dengan tingkat kebutuhan pada setiap tahapan pertumbuhannya.

(28)

VII - 2 Standar Prosedur Operasional Nomor: SPO BBM. IX Di buat : Agustus 2009 "Pemeliharaan Tanaman" Halaman 1 – 6 Revisi Ke … Tanggal …. Di sahkan Oleh : ………..

Sub Kegiatan : Pengairan tanaman

A. Definisi

Mengatur pemberian air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. B. Tujuan

Memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

C. Validasi

Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP NTB dan petunjuk dari Dinas Pertanian setempat

D. Bahan dan alat serta fungsinya a) Air irigasi.

b) Cangkul untuk membendung dan membedah air di petakan. c) Alat tulis dan blanko isian.

E. Prosedur Pelaksanaan

a) Tutup saluran pembuangan pada petakan yang akan diairi/digenangi, kemudian buka saluran air yang ke petakan.

b) Ketinggian air pengairan hingga 3/4 guludan, dan upayakan pengairan sampai kapasitas lapang, selanjutnya air di buang melalui parit pembuangan dan di lanjutkan pada petakan berikutnya.

c) Pengairan berikutnya berselang 5 - 7 hari tergantung kondisi lahan. d) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di gunakan

F. Sasaran

(29)

VII - 2 Standar Prosedur Operasional Nomor: SPO BBM. IX Di buat : Agustus 2009 "Pemeliharaan Tanaman" Halaman 1 – 6 Revisi Ke … Tanggal …. Di sahkan Oleh : ………..

Sub Kegiatan : Penyiangan dan PembumbunanTanaman

A. Definisi

Melakukan pembersihan gulma dan membumbun tanaman. B. Tujuan

Agar tanaman dan lahan pertanaman terbebas dari gulma atau tanaman inang sehingga pertumbuhan tanaman dapat optimal.

C. Validasi

Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP NTB dan petunjuk dari Dinas Pertanian setempat

D. Bahan dan alat serta fungsinya

a) Sabit, untuk membersihkan gulma di sisi luar bedengan.

b) Pencukil gulma dari alat yang dibuat khusus yang menyerupai pisau kecil ( Bima : Subi )

c) Subi /kored untuk.membumbun tanaman.

d) Karung plastik untuk tempat gulma yang telah di cabut. e) Alat tulis, catatan dan blanko isian.

E. Prosedur Pelaksanaan

a) Persiapkan peralatan yang akan di gunakan..

b) Lakukan penyiangan gulma yang tumbuh disekitar tanaman dengan menggunakan sabit/subi (bhs. bima)

c) Bumbun larikan tanaman dengan menggunakan kored/subi (bhs.Bima).

d) Bersihkan sisi luar bedengan dengan menggunakan sabit. e) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tetapkan.

(30)

F. Sasaran

Agar tanaman dan lahan terbebas dari gulma sehingga pertumbuhan tanaman dan umbi dapat terbentuk dan berkembang dengan optimal serta bebas dari tanaman inang.

Gambar 7 : Penyiangan dan pembumbunan tanaman.

VII - 2 Standar Prosedur Operasional Nomor: SPO BBM. IX Di buat : Agustus 2009 "Pemeliharaan Tanaman" Halaman 1 – 6 Revisi Ke … Tanggal …. Di sahkan Oleh : ………..

(31)

A. Definisi

Memperbaiki seluruh bedengan yang rusak dan saluran air pengairan. B. Tujuan

Agar bedengan tetap terjaga dengan baik dan tidak longsor yang dapat merusak tanaman sehingga dapat mengurangi hasil serta air pengairan berjalan lancar.

C. Validasi

Pengalaman produsen benih bawang merah di Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Woha, Monta dan Sape), hasil penelitian dari BPTP NTB dan petunjuk dari Dinas Pertanian setempat

D. Bahan dan alat serta fungsinya

a) Cangkul dan sekop untuk memperbaiki bedengan dan saluran air. b) Alat tulis, catatan dan blanko isian

E. Prosedur pelaksanaan

a) Persiapkan peralatan yang akan di pergunakan.

b) Lakukan pembersihan dan pendalam saluran air dengan menggunakan cangkul.

c) Ambil tanah hasil pembersihan / pendalaman dengan cangkul atau sekop dan tempatkan disisi luar (samping) bedengan.

d) Lakukan pencatatan sebagaimana format yang di tetapkan. F. Sasaran

Agar bedengan tetap terjaga dengan baik dan tidak longsor serta air pengairan dapat berjalan lancar sehingga produksi tetap terjamin.

Referensi

Dokumen terkait

a. Keseimbangan antara standar audit dan inspeksi, kualitas audit mungkin terkait dengan kecukupan pemeriksaan standar audit. Kualitas laporan audit, yang merupakan hal

Kelompok bahan makanan pada bulan April 2009 mengalami perubahan indeks sebesar -3,43 persen atau terjadi penurunan indeks dari 132,13 pada Maret 2009 menjadi 127,60 pada April

Diperoleh signifikansi α 0.000<0.055 dan uji -t diperoleh t (hitung) = 5.305 > 2.201 (t 30;0.05 ) sehingga terjadi peningkatan prestasi belajar fisika siswa antara

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yangtelah melimpahkan segala nikmat-Nya dan Ridho-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan penelitian dengan

3.3.3 Analisis Kestabilan Model Pertumbuhan Rumput Laut Gracillaria dengan Laju Pemanenan Konstan dengan Linierisasi

[r]

Kegiatan guru pada langkah pembelajaran dengan menggunakan metode SAS meliputi: guru menampilkan beberapa gambar yang disertai dengan ber- cerita tentang gambar; guru

Bagian cover meggunakan kertas sampul dan bagian dalam atau isinya menggunakan kertas hvs, penuntun praktikum biologi yang dikembangkan berdasarkan langkah-langkah