KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
TAHUN 2016
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
TAHUN ANGGARAN 2015
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
TAHUN ANGGARAN 2015
Laporan Kinerja
Laporan Kinerja
Laporan Kinerja
Laporan Kinerja
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
TAHUN ANGGARAN 2015
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
TAHUN ANGGARAN 2015
i Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
Penyusunan laporan kinerja sebagai impelementasi dari Perpres 29 tahun 2014 dan PermenPAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh semua Kementerian/Lembaga Pemerintahan. Oleh karena itu Direktorat Jenderal Hortikultura sebagai pelaksana pembangunan hortikultura dengan alokasi APBN di tahun 2015, berkewajiban membuat laporan akuntabilitas yang mengacu pada Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP) yang tersusun atas beberapa komponen antara lain; Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Evaluasi Kinerja. Rencana strategis (Renstra) merupakan acuan dalam penyusunan Indikator Kinerja Sasaran Program (IKSP), selanjutnya IKSP menjadi dasar dalam perumusan Perjanjian Kinerja (PK) yang dijabarkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT).
Indikator Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015 sebagai berikut; 1) Produksi hortikultura: aneka cabai 1.833.419 ton, bawang merah 1.125.247 ton, aneka jeruk 1.640.377 ton, produksi buah lainnya 17.988.469 ton, sayuran lainnya 10.887.768 ton, florikultura: bunga dan daun potong lainnya 703.030.721 tangkai, tanaman hias pot dan lansekap 35.337.327 pohon, bunga tabur 24.344.203 kg, dan tanaman obat 563.702 ton; 2) Pengamanan produksi dari serangan OPT minimal 95%, dan 3) Ketersediaan benih bermutu; benih tanaman buah sebesar 4%, benih tanaman florikultura sebesar 3%, benih sayur sebesar 3% dan benih tanaman obat sebesar 2%.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
ii
Dalam mendukung upaya pencapaian sasaran dan penetapan kinerja tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura pada Tahun 2015 melaksanakan satu program, yaitu Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Hortikultura Ramah Lingkungan. Program tersebut diimplementasikan dalam 6 (enam) kegiatan utama antara lain; 1) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Produk Buah Ramah Lingkungan, 2) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Produk Florikultura Ramah Lingkungan, 3) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Produk Sayuran dan Tanaman Obat Ramah Lingkungan, 4) Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura, 5) Pengembangan Sistem Perlindungan Hortikultura Ramah Lingkungan, dan 6) Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Direktorat Jenderal Hortikultura.
Pagu awal yang dialokasikan pada Direktorat Jenderal Hortikultura sesuai penetapan kinerja (PK) sebesar Rp1.129.094.900.000,- dan selanjutnya menjadi Rp1.149.426.746.000,- karena adanya penambahan APBN-P untuk kegiatan pengembangan cabai dan bawang merah di musim kemarau, hingga akhirnya pada bulan Desember 2015 terdapat pengurangan sebesar 4 milyar untuk alokasi kenaikan tunjangan kinerja yang dialihkan kepada Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian sehingga pagu akhir menjadi Rp1.145.426.746.000,-. Realisasi keuangan berdasarkan laporan pemantauan keuangan spanint per tanggal 20 Januari 2016 baik pusat maupun daerah sebesar Rp988.684.724.542,- atau 86,32%.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, capaian kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura pada tahun 2015 secara umum telah berhasil mencapai bahkan melebihi target yang ditetapkan, hanya capaian produksi sayuran lainnya yang belum optimal. Berikut adalah capaian kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura secara
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
iii rinci: 1) Capaian produksi hortikultura: a) aneka cabai mencapai 107,20%, b) bawang merah mencapai 111,42%, c) aneka jeruk mencapai 120,12%, d) produksi hortikultura lainnya yaitu: (1) buah lainnya mencapai 101,75%, (2) sayuran lainnya mencapai 82,10%, (3) florikultura: produksi bunga dan daun potong lainnya mencapai 111,21%, produksi tanaman hias pot dan lansekap mencapai 124,12%, dan produksi bunga tabur mencapai 159,27%; d) produksi tanaman obat mencapai 109,17%; 2) Capaian pengamanan produksi terhadap serangan OPT berhasil melebihi target yaitu sebesar 98,75% dari target capaian minimal 95%, dan 3) Capaian peningkatan ketersediaan benih bermutu hortikultura berhasil tercapai, dengan rincian benih tanaman buah mencapai 105%, benih florikultura mencapai 120%, benih tanaman sayuran mencapai 156%, benih tanaman obat sebesar 122,5%.
Keberhasilan capaian kinerja produksi hortikultura pada Tahun 2015 ini antara lain disebabkan oleh adanya dukungan pelaksanaan kegiatan utama yaitu Peningkatan Produksi dan Produktvitas Buah, Florikultura, Sayuran dan Tanaman Obat Ramah Lingkungan secara langsung berdampak pada perluasan pengembangan kawasan/sentra produksi komoditas hortikultura dan atau pemantapan pengembangan kawasan hortikultura yang telah ada. Secara nyata kegiatan tersebut diatas berdampak pada peningkatan produktivitas dan penurunan losses/kehilangan hasil produksi hortikultura. Sehingga terdapat peningkatan produksi hortikultura di kantong-kantong produksi di Indonesia. Lebih lanjut, dukungan kegiatan sistem perbenihan hortikultura berkontribusi pada pencapaian kinerja ketersediaan benih hortikultura dan produksi hortikultura. Melalui penyediaan benih hortikultura maka penggunaan akan benih hortikultura bermutu/bersertifikat dari varietas unggul sangat berpengaruh
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
iv
dan atau berkontribusi sangat signifikan terhadap produtivitas, mutu produk dan nilai ekonomi suatu komoditas. Disamping itu, berbagai serangan OPT dan gangguan akibat anomali iklim/bencana alam yang mengakibatkan kerugian hasil yang cukup besar, dapat diminimalisir melalui pengelolaan perlindungan tanaman yang baik, sehingga pencapaian target produksi tidak terganggu. Keberhasilan ini merupakan dampak dari pelaksanaan rangkaian kegiatan sistem perlindungan hortikultura ramah lingkungan. Maka dari itu, peran sistem perlindungan hortikultura secara signifikan berpengaruh pada capaian pengamanan produksi hortikultura dari serangan OPT. Di samping itu, keberhasilan pembangunan hortikultura sebagaimana halnya subsektor lainnya dalam sektor pertanian banyak ditentukan pula oleh peran institusi lain diluar Direktorat Jenderal Hortikultura. Melalui kerjasama yang harmonis, sinergis, dan terintegrasi antara Direktorat Jenderal Hortikultura, Eselon satu lingkup Kementerian Pertanian, serta instansi pemerintah lain, pihak swasta dan pemangku kepentingan lainnya maka pembangunan hortikultura pada tahun 2015 dapat memberikan kontribusi yang positif pada peningkatan produksi hortikultura, pembangunan ekonomi nasional dan memperbaiki kesejahteraan petani hortikultura pada khususnya.
Adapun, penyebab tidak optimalnya pencapaian output fisik dan keuangan Direktorat Jenderal Hortikultura antara lain adalah: 1) Terdapat berbagai permasalahan manajemen dan pengelolaan kesatkeran misalnya di beberapa daerah seperti terjadi pergantian pengelola kesatkeran KPA/PPK/bendahara/ULP sehingga berbagai kegiatan yang sudah di proses kemudian diralat dan atau bahkan terhenti tidak dapat dilanjutkan seperti yang terjadi di Provinsi Kalimantan Utara, Kab. Berau, dan Kota Batu; 2) Terdapat beberapa SKPD yang mempunyai pagu
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
v hortikultura cukup besar tetapi kekurangan SDM dalam pelaksanaan kegiatannya. Selain itu masih terdapat beberapa permasalahan dan kendala teknis dalam pelaksanaan pembangunan hortikultura di lapangan, antara lain; 1) kegiatan pengembangan kawasan yang menggunakan sistem lelang capaian realisasi fisik masih terkendala beberapa hal misalnya menunggu waktu musim yang tepat, ketidaktersediaan benih, ketidaksesuaian agroklimat di daerah sasaran pengembangan kawasan serta permasalahan lainnya terkait pengelolaan administrasi kesatkeran; 2) pengembangan sistem perlindungan OPT hortikultura pada UPTD BPTPH masih belum didukung sarana laboratorium dan fasilitas klinik PHT yang memadai; 3) penguatan sistem perbenihan hortikultura terutama dalam pembinaan dan penumbuhan penangkar benih hortikultura, pengawasan mutu dan sertifikasi benih, serta penguatan kelembagaan dan fasilitasi pembinaan perbenihan masih belum optimal; 4) kemampuan SDM pengelola Satker belum memadai terutama pada daerah yang mendapatkan alokasi dana cukup besar dan adanya alih tugas tenaga yang belum terlatih, menyebabkan kegiatan pembangunan hortikultura tidak dapat berjalan maksimal bahkan tidak berjalan seperti yang terjadi di Provinsi Kalimantan Utara, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Sampang, Kabupaten Berau, dan Kota Batu; 5) masih adanya pengelola Satker dan atau pelaksana kegiatan yang belum mencermati POK, Pedum dan Juklak secara cermat. Sehingga masih terdapat kegiatan yang tidak megacu pada aturan dan atau ketentuan yang berlaku; 6) kurangnya koordinasi antara petugas/pelaksana kegiatan di daerah dengan petugas/ pelaksana di pusat, sehingga capaian target pelaksanaan kegiatan belum optimal.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
vi
Untuk mengatasi permasalahan dan kendala tersebut beberapa langkah tindak lanjut yang telah dan akan dilakukan adalah sebagai berikut; 1) melakukan penyempurnaan dokumen-dokumen pemantapan kawasan hortikultura, sekaligus pengawalan dan pembinaan pelaksanaan pengembangan kawasan secara fisik di lapangan; 2) melakukan pencermatan pada Pedoman Teknis dan Petunjuk Pelaksanaan kegiatan agar pelaksanaan kegiatan berjalan dengan benar dan sesuai aturan; 3) melakukan identifikasi CP/CL di tahun sebelumnya, sehingga proses lelang dapat dilakukan di awal tahun, dan pelaksanaan kegiatan tanam juga dapat dilakukan pada musim tanam di awal tahun; 4) peningkatan kemampuan kelembagaan petani dan peningkatan kualitas pelaksanaan GAP, GHP dan SL-PHT; 5) meningkatkan koordinasi secara intensif antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten dalam rangka mempercepat pelaksanaan kegiatan strategis; 6) peningkatan kuantitas dan kualitas SDM POPT dan sarana pengamatan serta pengelolaan OPT Hortikultura ramah lingkungan; 7) Meningkatkan pembinaan kepada penangkar benih hortikultura dan pemantapan sistem perbenihan khususnya dalam optimalisasi BBH dan BPSBTH; 8) Optimalisasi kapasitas petugas perencana baik di pusat maupun di daerah, sehingga revisi dan perbaikan POK, DIPA dan lain sebagainya dapat diminimalisir; 9) Peningkatan kompetensi petugas pelaporan, monitoring dan evaluasi serta petugas SAI baik di provinsi maupun kabupaten/kota dalam upaya memperbaiki tingkat pelayanan dan kinerja pelaporan realisasi keuangan maupun fisik kegiatan; 10) Meningkatkan upaya-upaya perbaikan atas saran dan masukan pengawas fungsional. Utamanya dalam perbaikan berbagai dokumen perencanaan dan peningkatan kualitas hasil kegiatan, misalnya melalui optimalisasi SPI dan pengendalian internal.
vii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015 disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban atas mandat negara dalam pengelolaan pembangunan hortikultura yang diukur berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015.
Capaian target pembangunan hortikultura Tahun 2015 terkait dengan program yang dilaksanakan pada tahun tersebut yaitu Peningkatan Produksi dan Produktivitas Hortikultura Ramah Lingkungan sebagian besar telah sesuai dengan yang diharapkan. Atas keberhasilan ini kami sampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada seluruh pemangku kepentingan dan semua pihak yang telah bekerjasama dengan baik, dan semoga ke depan pembangunan hortikultura akan semakin baik dan berkontribusi signifikan dalam pembangunan pertanian. Sementara itu, berbagai masalah dan hambatan yang ditemui pada tahun 2015 ini akan menjadi bahan evaluasi dan perbaikan pelaksanaan program dan kegiatan di masa mendatang.
Kami berharap informasi yang tertuang dalam Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015 ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan rujukan untuk langkah-langkah perbaikan strategi pembangunan hortikultura di tahun-tahun yang
akan datang.
Direktur Jenderal Hortikultura
Dr. Ir. Spudnik Sujono, K, MM Dr Ir Spudnik Sujono K MM
ix Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
Halaman
RINGKASAN EKSEKUTIF ... i
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi ... 4
1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja ... 6
1.4 Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Hortikultura ... 8
1.5 Dukungan Anggaran... 8
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 11 2.1 Perencanaan Kinerja ... 11
2.1.1 Rencana Strategis ... 11
2.1.2 Indikator Kinerja Utama ... 25
2.1.3 Rencana Kinerja Tahunan ... 26
2.2 Perjanjian Kinerja ... 28
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 31
3.1 Capaian Kinerja Organisasi ... 31
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
x
3.1.2 Capaian Pengamanan Produksi
dari Serangan OPT ... 51
3.1.3 Capaian Ketersediaan Benih Hortikultura ... 53
3.1.4 Capaian Kinerja Tahun 2015 dibandingkan dengan Target Jangka Menengah ... 56
3.2 Analisis Pencapaian Kinerja ... 60
3.2.1 Analisis Capaian Realisasi Produksi terhadap Sasaran Strategis 60 3.2.2 Analisis Capaian Pengamanan Poduksi dari Serangan OPT ... 90
3.2.3 Analisis Capaian Ketersediaan Benih Hortikultura ... 107
3.2.4 Analisis Capaian Produksi berdasarkan Data Primer di Lapangan 117 3.3 Analisis Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan Kinerja dan Solusi ... 124
3.4 Analisis Program/Kegiatan yang menunjang Keberhasilan/Kegagalan Pernyataan Kinerja 129 3.5 Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ... 142
3.6 Akuntabilitas Keuangan ... 148
BAB IV PENUTUP ... 159
xi Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
Halaman Tabel 1. Indikator Sasaran Strategis Pembangunan
Hortikultura Tahun 2015 ... 15
Tabel 2. Indikator Kinerja Sasaran Program
(IKSP)Direktorat Jenderal Hortikultura ... 26
Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat
Jenderal Hortikultura Tahun 2015 ... 27
Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal
Hortikultura Tahun 2015 ... 29
Tabel 5. Pengukuran Kinerja Direktorat Jenderal
Hortikultura Tahun 2015 ... 32
Tabel 6. Target dan Realisasi Produksi Komoditas
Hortikultura Tahun 2015 ... 34
Tabel 7. Perkembangan Produksi Komoditas
Hortikultura Tahun 2010-2015 ... 43
Tabel 8. Target dan Realisasi Ketersediaan Benih
Hortikultura ... 53
Tabel 9. Ketersediaan Benih Hortikultura ... 54
Tabel 10 Perkembangan Ketersediaan Benih
Hortikultura Tahun 2012 – 2015 ... 55
Tabel 11 Pencapaian Kinerja Tahun 2015
dibandingkan dengan Target Jangka
Menengah (Tahun 2019) ... 58
Tabel 12. Perkembangan Luas Serangan OPT Dibandingkan Luas Panen Hortikultura
Tahun 2014-2015 ... 91
Tabel 13. Hasil Analisis Residu Pestisida pada
Produk Hortikultura Tahun 2015 ... 99
Tabel 14. Capaian Kinerja Pengembangan
Hortikultura Tahun 2015 berdasarkan Data
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
xii
Tabel 15. Target dan Realisasi Capaian
Pengembangan Kawasan Hortikultura
Tahun 2015 ... 130
Tabel 16. Target dan Realisasi Capaian Registrasi
Kebun/Lahan Usaha Tahun 2015 ... 134
Tabel 17. Target dan Realisasi Capaian Kegiatan
SL-GAP Tahun 2015 ... 135
Tabel 18. Target dan Realisasi Capaian Kegiatan
SL-GHP Tahun 2015 ... 137
Tabel 19. Target dan Realisasi Capaian Kegiatan Fasilitasi Sarana Prasarana Budidaya dan Sarana Prasarana Pascapanen Tahun
2015 ... 138
Tabel 20 Keterkaitan Tujuan Organisasi, Sasaran
Strategis, Capaian Kinerja dan Alokasi
Anggaran Tahun 2015 ... 143
Tabel 21. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Pusat dan Daerah Tahun 2015 Menurut Kewenangan
Instansi ... 149
Tabel 22. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Menurut Jenis
Belanja TA.2015 ... 150
Tabel 23. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Pusat dan Daerah Tahun 2015 Menurut Kegiatan
Utama ... 150
Tabel 24. Serapan Anggaran Direktorat Jenderal
Hortikultura Tahun 2015 per Triwulanan ... 152
xiii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
Halaman Gambar 1. Realisasi Produksi Aneka Cabai, Bawang
Merah dan Sayuran Lainnya Tahun 2015 dibandingkan Target Produksi ...
35
Gambar 2. Capaian Realisasi Produksi Aneka Jeruk
dan Buah lainnya Tahun 2015
dibandingkan Target ... 36
Gambar 3. Capaian Realisasi Produksi Bunga dan
Daun Potong lainnya Tahun 2015
dibandingkan Target ... 37
Gambar 4. Capaian Realisasi Produksi Tanaman
Hias Pot dan Lansekap Tahun 2015
dibandingkan Target ... 38
Gambar 5. Capaian Realisasi Produksi Bunga Tabur
Tahun 2015 dibandingkan Target ... 39
Gambar 6. Perkembangan Produksi dan Luas Panen
Aneka Cabai Tahun 2010-2015 ... 41
Gambar 7. Perkembangan Produksi dan Luas Panen
Bawang Merah Tahun 2010-2015 ... 42
Gambar 8. Perkembangan Produksi dan Luas Panen
Sayuran Lainnya Tahun 2010-2015 ... 44
Gambar 9. Perkembangan Produksi dan Luas Panen
Aneka Jeruk Tahun 2010-2015 ... 44
Gambar 10. Perkembangan Produksi dan Luas Panen
Buah Lainnya Tahun 2010-2015 ... 46
Gambar 11. Perkembangan Produksi dan Luas Panen
Bunga dan Daun Potong Lainnya Tahun
2010-2015 ... 48
Gambar 12. Perkembangan Produksi dan Luas Panen Tanaman Hias Pot dan Lansekap Tahun
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
xiv
Gambar 13. Perkembangan Produksi dan Luas Panen
Bunga Tabur Tahun 2010-2015 ... 49
Gambar 14. Perkembangan Produksi dan Luas Panen
Tanaman Obat Tahun 2010-2015 ... 50
Gambar 15. Capaian Realisasi Produksi Aneka Cabai Tahun 2015 terhadap Target Produksi dan
Capaian Produksi Tahun 2014 ... 62
Gambar 16. Lokasi Pengembangan Kawasan Cabai
Rawit di Kab. Tasikmalaya ... 63
Gambar 17. Kunjungan Kerja dan Panen Cabai Merah
oleh Direktur Jenderal Hortikultura ... 63
Gambar 18. Capaian Realisasi Produksi Bawang Merah Tahun 2015 terhadap Target Produksi dan Capaian Produksi Tahun
2014 ... 64
Gambar 19. Kegiatan Panen Raya dan Pengecekan Ketersediaan Pasokan Bawang Merah yang dilakukan oleh Menteri Pertanian dan Dirjen Hortikultura (Kab. Nganjuk, Bima,
Majalengka dan Cirebon) ... 65
Gambar 20. Capaian Realisasi Produksi Aneka Jeruk Tahun 2015 terhadap Target Produksi dan
Capaian Produksi Tahun 2014 ... 66
Gambar 21. Kunjungan Direktur Jenderal Hortikultura pada Kebun Jeruk dekopon tanpa biji di
Kec. Ciwidey, Kab. Bandung ... 68
Gambar 22. Pengembangan Kawasan Sayuran
Lainnya ... 71
Gambar 23. Mentan dan Dirjen Hortikultura Melepas Ekspor Pisang ke Tiongkok dan Amerika
Serikat ... 74
Gambar 24. Kunjungan Dirjen Hortikultura ke Kebun
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
xv Gambar 25. Kunjungan Kerja Menteri Pertanian pada
Pertanaman Salak di Kab. Magelang dalam rangka Pengiriman Ekspor Salak ke China dan Penandatanganan Prasasti
Bangsal Pascapanen ... 78
Gambar 26. Panen Melon di Kab. Lombok Timur dan
Kab. Grobogan ... 79
Gambar 27. Kelompok Komoditas Bunga dan Daun
Potong ... 83
Gambar 28. Kunjungan Menteri pertanian ke Gapoktan
Alamanda, Kab. Sukabumi ... 84
Gambar 29. Kelompok Komoditas Tanaman Pot dan
Lansekap ... 86
Gambar 30. Pengembangan Bunga Tabur (melati) di
Kab. Pekalongan, Bangkalan dan Tegal .... 88
Gambar 31. Grafik Proporsi Luas Serangan OPT Hortikultura terhadap Luas Panen Tahun
2015 ... 93
Gambar 32. Biakan Murni Agens Hayati ... 96
Gambar 33. Model Gerakan Pengendalian OPT pada
Tanaman Cabai ... 97
Gambar 34. Model Penerapan Teknologi Adaptasi dan Mitigasi DPI Menggunakan Irigasi Tetes
Sederhana pada Tanaman Cabai ... 102
Gambar 35. Lokasi Penerapan PHT pada Komoditas
Bawang Merah di Provinsi D.I Yogyakarta 104
Gambar 36. Kegiatan Perbanyakan Agens Hayati di
LAH Maros, Prov. Sulawesi Selatan ... 106
Gambar 37. Ketersediaan Benih Hortikultura Tahun
2014-2015 ... 108
Gambar 38. Benih Kentang dan Pertanaman Kentang
di Dataran Tinggi ... 110
Gambar 39. Kegiatan Jambore Varietas Bawang Merah Tahun 2015 di Kab. Pidie, Prov.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
xvi
Gambar 40. Perkembangan Pendanaan/Alokasi Anggaran Ditjen Hortikultura Tahun 2012-2015 dan Beberapa Tahun mendatang ...
145
Gambar 41. Capaian Kinerja Produksi Hortikultura Tahun 2015 dan Beberapa Tahun
sebelumnya ... 146
Gambar 42. Proporsi Anggaran Direktorat Jenderal Hortikultura menurut Kegiatan Utama Tahun 2015 ...
151
Gambar 43. Serapan Anggaran Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015 per-triwulanan ....
xvii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal
Hortikultura
Lampiran 2. Komposisi Pegawai Direktorat Jenderal
Hortikultura Tahun 2015 Berdasarkan Golongan dan Tingkat Pendidikan
Lampiran 3. Sasaran Kerja Pegawai Eselon I dan II lingkup
Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015
Lampiran 4. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal
Hortikultura
Lampiran 5. Pernyataan Penetapan Kinerja Direktorat
Jenderal Hortikultura
Lampiran 6. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal
Hortikultura Tahun 2015
Lampiran 7. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal
Hortikultura Tahun 2015 (Revisi)
Lampiran 8. Data Perkembangan Produksi Hortikultura
Tahun 2015 dan Beberapa Tahun Sebelumnya
Lampiran 9. Pengembangan Kawasan Aneka Cabai Tahun
2015
Lampiran 10. Pengembangan Kawasan Bawang Merah
Tahun 2015
Lampiran 11. Pengembangan Kawasan Aneka Jeruk
Lampiran 12. Pengembangan Kawasan Kentang Tahun
2015
Lampiran 13. Pengembangan Kawasan Wortel Tahun 2015
Lampiran 14. Pengembangan Kawasan Sayuran Lainnya
Tahun 2015
Lampiran 15. Pengembangan Kawasan Tanaman Obat
BAB I
1 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
BAB I
1.1. Latar Belakang
Pembangunan Hortikultura Tahun 2015 merupakan bagian dari Perencanaan Strategis tahun 2015 - 2019 yang telah menyelaraskan dengan adanya reformasi perencanaan dan penganggaran, dimana setiap Eselon I hanya memiliki 1 (satu) program. Pelaksanaan kegiatan tahun 2015 ini merupakan awal dari perencanaan Tahun 2015-2019. Direktorat Jenderal Hortikultura pada tahun 2015 telah diamanahkan untuk melaksanakan pembangunan hortikultura di Indonesia melalui Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Hortikultura Ramah Lingkungan, mencakup pengembangan komoditi buah, florikultura, sayuran dan tanaman obat beserta pengembangan sistem perbenihan, sistem perlindungan hortikultura, dan
dukungan manajemen teknis.
Dukungan dana pembangunan hortikultura bersumber dari APBN yang dialokasikan melalui Kementerian Pertanian. Selanjutnya, Direktorat Jenderal Hortikultura memiliki kebijakan mengalokasikan anggaran tersebut menjadi dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan. Dukungan dana dekonsentrasi dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan pendukung berupa pengembangan sistem perbenihan, pengembangan sistem perlindungan dan dukungan manajemen. Sedangkan dana tugas
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
2
pembantuan dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan teknis budidaya dan pascapanen yang dilakukan oleh daerah (provinsi/kabupaten/kota), serta kegiatan dukungan manajemen.
Pembangunan hortikultura selama ini telah berjalan cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan produksi hortikultura khususnya pada komoditas unggulan yang menjadi fokus Direktorat Jenderal Hortikultura (Aneka Cabai, Bawang merah, Jeruk), maupun pada komoditas hortikultura lainnya. Dengan demikian kebutuhan domestik akan produk hortikultura dapat terpenuhi, menyebabkan harga komoditas relatif stabil dan inflasi terkendali. Di samping itu, volume impor beberapa produk hortikultura menurun dan volume ekspor meningkat.
Sejalan dengan dinamika pembangunan, maka pembangunan hortikultura tidak terlepas dari permasalahan dan tantangan kedepan. Permasalahan yang dihadapi antara lain payung hukum hortikultura belum sepenuhnya menjadi acuan penetapan kegiatan hortikultura, pembinaan teknis belum optimal, kapasitas SDM belum memadai, kelembagaan hortikultura masih lemah, serta penerapan inovasi teknologi belum optimal. Oleh karena itu, kedepan beberapa tantangan yang harus dihadapi untuk memperbaiki kinerja pembangunan hortikultura antara lain; 1) peningkatan daya saing meliputi produktivitas dan mutu hasil, efisiensi proses produksi, penerapan prinsip ramah lingkungan, harga dan ketersediaan pasokan, 2) penyediaan lahan baru, pembangunan infrastuktur, sistem irigasi, 3) pengelolaan rantai dingin yang efisien dan efektif dari lahan produksi ke bandara atau pusat pemasaran, 4)
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
3 mendorong kebijakan investasi, 5) pencapaian MDGs yang mencakup pengentasan kemiskinan, pengangguran dan kelaparan serta kelestarian lingkungan, 6) Pengembangan ekspor.
Lebih lanjut, beberapa isu strategis yang patut menjadi fokus perhatian bagi pembangunan hortikultura antara lain; 1) pengendalian inflasi, 2) peningkatan kemampuan subtitusi impor, 3) pembangunan hortikultura ramah lingkungan, 4) pemanfaatan hasil kreativitas, inovatif dan kearifan lokal, 5) peningkatan kecintaan dan apresiasi terhadap produksi hortikultura nusantara, dan 6) kemitraan usaha hortikultura yang tangguh.
Dengan demikian, dalam rangka melanjutkan program dan kebijakan yang sudah ada serta meningkatkan kinerja pembangunan hortikultura maka Direktorat Jenderal Hortikultura melakukan penekanan yang signifikan pada peningkatan produksi melalui budidaya hortikultura ramah lingkungan sebagai upaya mempersiapkan produk hortikultura Indonesia yang bermutu, aman konsumsi dan berdaya saing di pasar domestik dan internasional.
Sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan program/kegiatan pembangunan hortikultura, setiap tahunnya Direktorat Jenderal Hortikultura menyusun laporan kinerja yang mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
4
1.2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Dalam melaksanakan pembangunan hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura memiliki tugas dan fungsi yang mengacu pada dasar hukum berikut; 1) Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian, 2) Permentan Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, 3) Permentan Nomor 61/Permentan/ OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.
Berdasarkan Permentan 2015 tersebut, tugas Direktorat
Jenderal Hortikultura yaitu: “Menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi aneka cabai, bawang merah, aneka jeruk dan tanaman hortikultura lainnya”. Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Bab VII, Pasal 382 Direktorat Jenderal Hortikultura menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan di bidang penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi aneka cabai, bawang merah, aneka jeruk, dan tanaman hortikultura lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan hortikultura;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan
perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi aneka cabai, bawang merah, aneka jeruk, dan tanaman
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
5 hortikultura lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan hortikultura;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi aneka cabai, bawang merah, aneka jeruk, dan tanaman hortikultura lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan hortikultura;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi aneka cabai, bawang merah, aneka jeruk, dan tanaman hortikultura lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan hortikultura;
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi aneka cabai, bawang merah, aneka jeruk, dan tanaman hortikultura lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan hortikultura;
6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Hortikultura; dan
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
6
1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura
Pada pertengahan tahun 2015 tepatnya tanggal 3 Agustus telah diterbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Namun, mengacu pada pasal 1254 pada Permentan tersebut dinyatakan bahwa semua peraturan pelaksanaan dari Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan Menteri ini.
Oleh karena itu, susunan organisasi dan tata laksana unit kerja Direktorat Jenderal Hortikultura selanjutnya dijabarkan melalui unit-unit kerja Eselon II pada tahun 2015 masih mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian yang terdahulu Nomor 61/Permentan/ OT.140/10/2010 mengingat kegiatan pengembangan hortikultura masih dilaksanakan dengan struktur organisasi sesuai Permentan 61/2010 tersebut. Adapun, susunan organisasi dan tata laksana unit kerja Eselon II tersebut terdiri dari:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Hortikultura;
2. Direktorat Perbenihan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
7 prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan hortikultura;
3. Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya dan pascapanen tanaman buah;
4. Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya dan pascapanen tanaman sayuran dan tanaman obat;
5. Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya dan pascapanen tanaman florikultura;
6. Direktorat Perlindungan Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan hortikultura.
Secara rinci struktur organisasi Direktorat Jenderal Hortikultura disajikan pada Lampiran 1.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
8
1.4. Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Hortikultura
Jumlah Sumberdaya manusia (SDM) yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Hortikultura dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan Pengembangan Hortikultura Tahun 2015 adalah sebanyak 377 orang, dengan golongan I sebanyak 5 orang, golongan II sebanyak 65 orang, golongan III sebanyak 255 orang dan golongan IV sebanyak 52 orang.
Komposisi pegawai berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sejumlah 203 orang, dan perempuan sebanyak 174 orang. Sedangkan, rekapitulasi SDM berdasarkan tingkat pendidikan yaitu; Doktor (S3) sebanyak 4 orang, Master/Pasca Sarjana (S2) sebanyak 84 orang, Sarjana (S1) sebanyak 166 orang, Diploma (D3) sebanyak 10 orang, SLTA sebanyak 94 orang, SLTP sebanyak 10 orang, dan SD sebanyak 9 orang.
Potensi SDM yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Hortikultura ini tersebar secara merata pada masing-masing Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura berdasarkan kebutuhan instansi. Rincian komposisi pegawai Direktorat Jenderal Hortikultura berdasarkan golongan dan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Lampiran 2.
1.5. Dukungan Anggaran
Pagu awal yang diterima oleh Direktorat Jenderal Hortikultura pada tahun 2015 adalah sebesar Rp1.129.094.900.000,-. Namun, seiring dengan
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
9 pelaksanaan kegiatan, terjadi penambahan dan pengurangan anggaran pada tahun 2015 antara lain: 1) perubahan anggaran melalui penambahan alokasi APBN-P untuk pengembangan komoditas cabai merah, cabai rawit merah dan bawang merah senilai Rp20.331.846.000,- sehingga pagu setelah APBN-P menjadi Rp1.149.426.746.000,-; 2) pengurangan senilai 4 milyar rupiah pada bulan Desember 2015 dikarenakan adanya peralihan anggaran ke Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian untuk alokasi kenaikan tunjangan kinerja selanjutnya menjadi Rp1.145.426.746.000,-.
Sebagian besar anggaran yang diterima oleh Direktorat Jenderal Hortikultura dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan di daerah dalam bentuk dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan pada 186 satker.
BAB II
PERENCANAAN DAN
PERJANJIAN KINERJA
11 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
BAB II
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tersusun atas beberapa komponen yang merupakan satu kesatuan. Komponen-komponen tersebut antara lain; Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Evaluasi Kinerja. Komponen Perencanaan Kinerja meliputi; a) Indikator Kinerja Sasaran Program (IKSP), b) Rencana Strategis (Renstra), c) Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan
Perjanjian Kinerja (PK).
Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan telah disusun Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang digunakan sebagai alat untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran. Penilaian kinerja pegawai berdasarkan SKP dimulai sejak Tahun 2014. Pelaksanaan tugas Eselon I dan II lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura sesuai dengan Tupoksi dapat dilihat berdasarkan SKP seperti pada Lampiran 3.
2.1 Perencanaan Kinerja
2.1.1 Rencana Strategis (Renstra)
Rencana Strategis (Renstra) dirancang sebagai acuan untuk menyusun kebijakan, strategi, program dan kegiatan pembangunan hortikultura. Dokumen Renstra tersebut berisi visi, misi, dan tujuan Direktorat Jenderal
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
12
Hortikultura yang untuk selanjutnya dijabarkan dalam kegiatan Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura. Sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Hortikultura sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/ OT.140/10/2010; serta Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 dan dengan berpedoman kepada Peraturan Presiden Nomor: 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015–2019 serta Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 19/Permentan/HK.140/4/2015 tentang Rencana Strategi Kementerian Pertanian Tahun 2015–2019, untuk kemudian disusun Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015–2019. Namun demikian, saat pelaksanaan Renstra di awal periode ini telah terdapat kesepakatan akan dilakukan revisi pada Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015-2019. Proses revisi Renstra pada tahun 2015 masih dalam proses penyesuaian, dan belum disahkan oleh Pimpinan.
Adapun Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015-2019, berisikan sebagai berikut:
A. Visi dan Misi
Dengan memperhatikan prioritas pembangunan nasional dan dinamika lingkungan strategis, maka
visi Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015 -
2019 adalah: “Mewujudkan Industri Hortikultura
Ramah Lingkungan yang Kuat dan Mandiri untuk Kesejahteraan Petani”.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
13 Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan tersebut Direktorat Jenderal Hortikultura mengemban misi yang harus dilaksanakan:
1. Melakukan percepatan pengembangan kawasan hortikultura yang ramah lingkungan;
2. Meningkatkan penerapan teknik budidaya dan pasca panen yang baik dengan pendekatan ramah lingkungan;
3. Menguatkan Sistem dan Industri Perbenihan Hortikultura;
4. Menguatkan Sistem Perlindungan Hortikultura, serta mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim;
5. Mengembangkan pelaku usaha dan kelembagaan hortikultura yang professional;
6. Menerapkan tata kelola pengembangan hortikultura yang bersih, dan transparan dan professional;
7. Mendukung pengembangan bio–industri hortikultura berkelanjutan;
8. Mendorong kerjasama dan kemitraan usaha serta perdagangan komoditas hortikultura yang transparan, jujur dan berkeadilan.
B. Tujuan dan Sasaran Strategis
Tujuan Pembangunan Hortikultura Tahun 2015–2019
adalah:
1. Meningkatkan produksi hortikultura yang aman konsumsi, bermutu dan diproduksi secara ramah lingkungan;
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
14
2. Meningkatkan ketersediaan produk hortikultura untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, industri dan ekspor; 3. Mempertahankan mutu dan menekan kehilangan
produk hortikultura;
4. Meningkatkan produksi dan ketersediaan benih bermutu;
5. Menekan kehilangan hasil hortikultura akibat dari serangan OPT dan dampak perubahan lingkungan, serta kehilangan hasil pascapanen.
Kementerian Pertanian selama lima tahun kedepan (Tahun 2015-2019) telah mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1) Peningkatan Ketahanan Pangan; 2) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Ekspor dan Subtitusi Impor; 3) Penyediaan dan Peningkatan Bahan Baku Bioindustri dan Bioenergi; 4) Peningkatan Kesejahteraan Petani.
Mengacu pada sasaran utama Kementerian Pertanian, maka sasaran umum yang akan dicapai Direktorat Jenderal Hortikultura pada periode 2015-2019 adalah Peningkatan produksi dan mutu hortikultura serta perbaikan sistem usaha hortikultura yang diproduksi secara ramah lingkungan dalam rangka mendukung peningkatan industri hortikultura, diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing, ekspor dan subtitusi impor; Peningkatan kesejahteraan petani, pemenuhan kebutuhan dalam negeri, serta pengendalian laju inflasi nasional yang disebabkan oleh cabai, bawang merah dan jeruk.
Oleh karena itu, pengembangan hortikultura nasional difokuskan pada 3 (tiga) komoditi utama yaitu aneka cabai,
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
15 bawang merah dan jeruk. Dengan sasaran terpenuhinya sebagian besar konsumsi cabai, bawang merah dan aneka produk hortikultura di dalam negeri.
Sasaran Strategis Tahun 2015-2019 dalam rangka
mewujudkan sasaran pengembangan hortikultura adalah “Terpenuhinya kebutuhan sebagian besar konsumsi
cabai, bawang merah, jeruk dan aneka produk hortikultura lainnya dalam negeri dan ekspor secara ramah lingkungan”. Adapun, indikator dari sasaran
strategis dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Indikator Sasaran Strategis Pembangunan Hortikultura
Tahun 2015
No Indikator Strategis
Komoditas Buah
(Ton ) (tangkai/phn/kg) Florikultura Sayur (Ton)
Tan. Obat (Ton) 1 Produksi hortikultura 1. Aneka Jeruk: 1.640.377 2. Buah lainnya : 17.988.469
1. Bunga dan daun potong lainnya : 703.030.721 tangkai 2. Tanaman Hias Pot dan Lansekap : 35.337.327 pohon 3. Bunga Tabur : 24.344.203 kg 1. Aneka Cabai : 1.883.419 2. Bawang merah : 1.125.247 3. Sayuran lainnya : 10.887.768 563.702 2 Ketersediaan benih bermutu (%) 4 3 3 2 3 Pengamanan Produksi dari serangan OPT *) (%)
Min 95% Min 95% Min 95% Min 95%
Sumber: Ditjen Hortikultura, 2015 Keterangan: minimal sebesar 95%
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
16
C. Strategi, Arah Kebijakan dan Program
Strategi yang dikembangkan dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan hortikultura 2015-2019 secara rinci sebagai berikut:
1. Pengembangan Usaha Budidaya dan Pascapanen Hortikultura:
a. Pengaturan pola produksi dan rancang bangun pengembangan komoditas sebagai upaya stabilisasi harga;
b. Penyediaan benih hortikultura bermutu;
c. Ketersediaan rantai pasok benih bermutu sampai ke petani;
d. Peningkatan ketersediaan kawasan hortikultura termasuk di wilayah perkotaan (Urban Farming); e. Fasilitasi sarana budidaya Hortikultura;
f. Fasilitasi pascapanen Hortikultura.
2. Pengembangan Pertanian Hayati dan Ramah
Lingkungan (biofarming, green agriculture, zero waste, pertanian konservasi, hemat energi, Low External Input
Sustainable Agriculture-LEISA):
a. Penerapan Good Agricultural Practices (GAP),
Good Handling Practices (GHP) dan Pengendalian
Hama Terpadu (PHT) untuk mewujudkan budidaya hortikultura yang ramah lingkungan dan berkelanjutan;
b. Pengembangan pertanian di wilayah perkotaan
(Urban Farming);
c. Optimalisasi Gerakan Pengendalian OPT Ramah Lingkungan;
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
17 d. Pengembangan sistem pertanian organik;
e. Adaptasi dan Mitigasi Dampak Perubahan Iklim dan Lingkungan serta penurunan emisi gas rumah kaca. 3. Penerapan IPTEK mutakhir dan apresiasi kearifan
lokal:
a. Diseminasi teknologi budidaya dan pascapanen hortikultura unggulan;
b. Penerapan teknik budidaya sesuai dengan kultur dari setiap daerah di seluruh Indonesia;
c. Penerapan kegiatan penanganan pascapanen untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura;
d. Penerapan teknologi pengelolaan OPT yang ramah lingkungan.
4. Peningkatan pengetahuan, keterampilan petani dan kelembagaan petani di bidang produksi, pascapanen, pasar dan permodalan:
a. Pelatihan, magang, kursus, diklat, studi banding dan lain-lain;
b. Penerapan PHT, GAP dan GHP.
5. Penguatan jejaring kerja intra dan antar pelaku
kelembagaan usaha hortikultura:
a. Pemberdayaan kelembagaan petani/ pelaku usaha menuju kemandirian usaha hortikultura;
b. Pemberdayaan asosiasi dan kelompok usaha tani hortikultura sebagai mitra pemerintah;
c. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Hortikultura.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
18
6. Peningkatan investasi dan promosi:
a. Kemudahan dalam memperoleh akses permodalan, pembiayaan dan investasi hortikultura;
b. Pemasyarakatan dan promosi produk hortikultura; c. Fasilitasi regulasi hortikultura secara kondusif dan
melindungi kelompok usaha tani hortikultura di Indonesia.
Kebijakan yang akan dilakukan dalam mencapai visi dan misi pembangunan hortikultura 2015-2019 fokus pada usaha pengembangan kawasan, pengembangan sistem perbenihan dan pengembangan sistem perlindungan, serta tata kelola manajemen. Untuk mencapai hal tersebut maka
arah kebijakan Direktorat Jenderal Hortikultura adalah
sebagai berikut:
1. Pengembangan Kawasan
a. Peningkatan produksi, produktivitas, mutu dan daya saing produk hortikultura secara berkelanjutan melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi;
b. Pemberdayaan kelembagaan petani/pelaku usaha menuju kemandirian usaha hortikultura;
c. Peningkatan ketersediaan produk melalui pengaturan pola produksi dan penanganan pasca panen.
2. Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura
a. Penguatan kelembagaan perbenihan (BPSB,
BBI/BBH, Laboratorium kultur jaringan, penangkar benih);
b. Penumbuhan industri perbenihan dalam rangka penggandaan dan penyediaan/distribusi benih bermutu;
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
19 c. Fasilitasi regulasi perbenihan secara kondusif untuk
kemandirian benih dalam negeri;
d. Penyediaan benih sumber untuk menghasilkan benih bermutu;
e. Pemasyarakatan dan promosi penggunaan benih bermutu.
3. Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikultura
a. Pengelolaan OPT melalui pendekatan konsep PHT;
b. Fasilitasi pelaksanaan perlindungan Tanaman
Hortikultura;
c. Penguatan dan Pengembangan Kelembagaan
Perlindungan (BPTPH, Laboratorium PHP/Agens Hayati/Lab. Pestisida, Klinik PHT dan PPAH);
d. Peningkatan Pengendalian OPT Ramah Lingkungan;
e. Fasilitasi regulasi perlindungan dalam rangka
peningkatan mutu dan daya saing produk hortikultura; f. Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Bencana
Alam.
4. Tata Kelola Manajemen
a. Pengelolaan anggaran berbasis kinerja; b. Peningkatan pengendalian internal;
c. Peningkatan pengelolaan data dan informasi; d. Peningkatan pengelolaan aset;
e. Peningkatan aspek kehumasan; f. Pengelolaan regulasi hortikultura; g. Pengelolaan sumberdaya hortikultura.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
20
Program pengembangan hortikultura Direktorat Jenderal
Hortikultura tahun 2015-2019 adalah: “Peningkatan Produksi
dan Produktivitas Hortikultura Ramah Lingkungan”.
Pencapaian program tersebut diimplementasikan ke dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura. Berikut adalah 6 (enam) kegiatan utama yang dilakukan pada tahun 2015:
1. Peningkatan Produksi dan Produktivitas Produk Buah Ramah Lingkungan;
2. Peningkatan Produksi dan Produktivitas Produk Florikultura Ramah Lingkungan;
3. Peningkatan Produksi dan Produktivitas Produk Sayuran dan Tanaman Obat Ramah Lingkungan;
4. Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura;
5. Pengembangan Sistem Perlindungan Hortikultura Ramah Lingkungan;
6. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal Hortikultura.
Adapun langkah operasional yang akan dilakukan untuk mempertajam pencapaian strategi pembangunan hortikultura tahun 2015-2019 antara lain:
1. Langkah Operasional Pengembangan Kawasan
a. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura secara berkelanjutan melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi
- Peningkatan luas tanam untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat didalam negeri , bahan baku industri dan pasar ekspor
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
21 - Pengembangan 8.646 ha/tahun khusus untuk
mendukung kawasan tanaman sayuran (cabai dan bawang merah)
- Perbaikan infrastruktur kebun/lahan usaha
- Pelaksanaan 718 Sekolah Lapang GAP khusus untuk
mendukung cabai dan bawang merah
- Penerapan GAP/penerapan sistem budidaya organik/ramah lingkungan
- Registrasi 5.000 lahan usaha/kebun
- Fasilitasi 1.000 unit bangsal pasca panen
- Sarana pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat 42.619 unit
- Sarana budidaya Sayuran dan Tanaman Obat 20.393
unit
- Penerapan teknologi inovatif
b. Pemberdayaan kelembagaan petani/pelaku usaha menuju kemandirian usaha hortikultura
- Penguatan kelompok/gapoktan/asosiasi
- Peningkatan kerjasama dan kemitraan usaha
- Penataan kelembagaan pelaku usaha dalam rantai pasok
c. Peningkatan ketersediaan dan daya saing produk melalui pengaturan pola produksi dan penanganan pasca panen
- Koordinasi dan evaluasi pengaturan dan penetapan pola produksi
- Fasilitasi sistem distribusi penyimpanan dan rantai dingin
- Penerapan GHP dan pembinaan pengelolaan bangsal pascapanen
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
22
2. Langkah Operasional Pengembangan Sistem dan Industri Perbenihan Hortikultura
a. Penyediaan benih bermutu melalui: - Penyediaan benih sumber
- Penataan Blok Fondasi (BF) dan Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT)
b. Penguatan Kelembagaan
- Penumbuhan dan pengembangan produsen/ penangkar benih
- Peningkatan kompetensi pengelola dan fasilitas BPSB, BBI, Laboratorium kultur jaringan, produsen benih
c. Penyediaan sarana prasarana perbenihan di balai-balai benih pemerintah/masyarakat
d. Pengawasan peredaran dan penggunaan benih bermutu
3. Langkah Operasional Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman
a. Peningkatan Pengendalian OPT Ramah Lingkungan
- Gerakan pengendalian OPT secara ramah lingkungan
- Fasilitasi model penerapan pengendalian OPT yang ramah lingkungan
- Pengamatan lapang terhadap serangan OPT dan DPI
- pemasyarakatan sistem perlindungan tanaman hortikultura ramah lingkungan
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
23 b. Penguatan dan Pengembangan Laboratorium PHP/Agens
Hayati/Lab. Pestisida
- Sertifikasi/ akreditasi Lab PHP/ Lab agens hayati/ Lab
pestisida
- Peningkatan kompetensi POPT
- Peningkatan teknologi pengendalian OPT ramah lingkungan melalui kaji terap
- Pengusulan sertifikasi produk
c. Penguatan dan Pengembangan Klinik PHT dan PPAH
- Fasilitasi pemberdayaan klinik PHT-PPAH
- Perbanyakan produk bahan pengendali OPT
- Pemasyarakatan pemanfaatan bahan pengendali OPT
d. Mitigasi Dampak Perubahan Iklim dan Penanganan Bencana Alam (Banjir dan Kekeringan)
- Peramalan OPT
- Analisa DPI
4. Langkah Operasional Pengembangan Sistem Manajemen Penggelolaan Usaha Hortikultura
a. Penguatan peran kapasitas lembaga pengelola
- Penguatan peran dan fungsi organisasi pengelola hortikultura di level pusat hingga SKPD di provinsi dan kabupaten
- Pelaksanaan reformasi kelembagaan secara tepat dan berkelanjutan
- Peningkatan kompetensi dan akses pelaku usaha hortikultura terhadap sumber-sumber informasi pasar,
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
24
perbankan, kelembagaan, teknologi serta aspek peningkatan daya saing usaha.
b. Penguatan kapasitas sumberdaya aparatur pengelola - Peningkatan pengembangan sikap dan perilaku
aparatur
- Pembinaan etos kerja, moral dan disiplin pegawai
- Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan teknis
- Perbaikan sistem kinerja, prosedur dan budaya kerja pegawai
- Perbaikan sistem rekruitmen, penataan serta penempatan aparatur sesuai kompetensi dan analisa jabatan
- Perbaikan sarana dan lingkungan kerja
- Pengembangan rumpun jabatan fungsional
c. Penerapan manajeman pembangunan berbasis Clean
and Good Governance
- Peningkatan kualitas perencanaan kinerja yang akuntabel
- Peningkatan nilai capaian audit kinerja birokrasi dan audit laporan keuangan
- Pengurangan kerugian negara akibat penyimpangan pengelolaan APBN
- Peningkatan kualitas penataan dan penggelolaan asset BHMN
- Peningkatan pengawasan akuntabilitas pelaksanaan penggunaan APBN
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
25 d. Peningkatan kualitas pelayanan publik
- Penyediaan dan perluasan sarana akses data dan informasi hortikultura
- Percepatan penyelesaian proses perijinan yang melibatkan instansi hortikultura
- Perbaikan kualitas perlengkapan dan dukungan kearsipan hortikultura
- Peningkatan kemitraan dan kerjasama pelaksanaan pengembangan hortikultura di masyarakat.
2.1.2 Indikator Kinerja Sasaran Program (IKSP)
Indikator Kinerja Sasaran Program (IKSP) Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015 telah disusun dan sedang dalam proses pengesahan di lingkup Kementerian Pertanian. Sasaran pada IKU Direktorat Jenderal Hortikultura dinilai melalui pencapaian produksi hortikultura, peningkatan ketersediaan benih bermutu dan penurunan luas serangan OPT. Indikator Kinerja Sasaran Program (IKSP) Direktorat Jenderal Hortikultura disajikan dalam tabel berikut:
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
26
Tabel 2. Indikator Kinerja Sasaran Program (IKSP) Direktorat
Jenderal Hortikultura
No Sasaran Strategis Uraian Sumber Data
1 Terpenuhinya kebutuhan sebagian besar cabai, bawang merah, jeruk dan aneka produk hortikultura lainnya dalam negeri dan ekspor secara ramah lingkungan
1 Produksi Aneka
Cabai Laporan dari Dinas Pertanian Provinsi/ Kabupaten/Kota, BPS, Laporan Ditjen Hortikultura. 2 Produksi Bawang merah 3 Produksi Aneka Jeruk 4 Produksi hortikultura lainnya 5 Pengamanan Produksi dari serangan OPT
Laporan dari Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura 2 Ketersediaan
benih bermutu Laporan dari Ditjen Hortikultura, Dinas Pertanian Provinsi/ Kabupaten/Kota BPSBTPH, BBH. Sumber: Kementerian Pertanian, 2015
2.1.3 Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015 telah disusun, dan sasaran strategis yang akan dicapai pada Tahun 2015 telah sejalan dengan Indikator Kinerja Sasaran Program (IKSP) dan disesuaikan dengan sasaran strategis pada Rencana Strategis 2015-2019 yang telah disepakati di tingkat Kementerian Pertanian. Di dalam RKT telah ditetapkan target outcome yang akan dijadikan ukuran tingkat keberhasilan dan atau kegagalan pencapaiannya. Adapun
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
27 target Rencana Kinerja Tahunan 2015 disajikan pada Tabel 3 sedangkan Formulir Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015 dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal
Hortikultura Tahun 2015
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
1 Terpenuhinya kebutuhan sebagian besar konsumsi cabai, bawang merah, jeruk dan aneka produk hortikultura lainnya dalam negeri dan ekspor secara ramah lingkungan
1. Produksi Aneka Cabai Ton 1.779.304 2. Produksi Bawang
Merah Ton 1.061.716 3. Produksi Aneka Jeruk Ton 1.587.103 4. Produksi hortikultura
lainnya
a. Buah Ton 17.637.922 b. Sayuran Ton 10.673.961 c. Florikultura
- Bunga dan daun potong lainnya
Tangkai 676.016.821 - Tanaman hias pot
dan lansekap
Pohon 13.026.904 - Bunga Tabur Kg 23.591.630 d. Tanaman Obat Ton 542.849 5. Luas serangan OPT
terhadap Luas Panen % Minimal 5 3. Ketersediaan benih
bermutu % 2 - 4
Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, 2014
Target kinerja yang ditetapkan pada RKT memiliki nilai yang berbeda dengan target kinerja yang terdapat pada Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura. Hal ini dikarenakan RKT dibuat setelah pagu indikatif terbit yaitu
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
28
di bulan Maret 2014. Sedangkan PK dibuat pada bulan Maret 2014 setelah pagu definitif terbit. Sejalan dengan dinamika pengembangan hortikultura yang sedang berjalan, maka dilakukan perubahan angka target kinerja yang dicantumkan pada PK Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015.
2.2 Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja merupakan dokumen kesepakatan kerja yang terukur antara pimpinan unit tertinggi beserta jajarannya (pemberi amanah dan penerima amanah). Perjanjian kinerja lebih dikenal dengan PK.
PK Direktorat Jenderal Hortikultura merupakan bagian dari dokumen yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian guna mencapai target sukses Kementerian Pertanian. Adapun Direktorat Jenderal Hortikultura dalam pelaksanaan kegiatannya melakukan revisi PK pada bulan Maret dan Desember 2015 dikarenakan adanya; 1) penambahan alokasi anggaran melalui APBN-P, 2) pengalihan anggaran untuk alokasi kenaikan tunjangan kinerja tahun 2015 sehingga terdapat pengurangan anggaran kegiatan. Selanjutnya, dokumen Pernyataan PK Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015 dengan pagu awal disajikan pada Lampiran 5, Dokumen PK disajikan pada Lampiran 6, dan dokumen PK revisi disajikan pada Lampiran 7.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
29
Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
1 Terpenuhinya kebutuhan sebagian besar konsumsi cabai, bawang merah, jeruk dan aneka produk hortikultura lainnya dalam negeri dan ekspor secara ramah lingkungan 1. Produksi Aneka Cabai Ton 1.833.419 2. Produksi Bawang Merah Ton 1.125.247 3. Produksi Aneka Jeruk Ton 1.640.377 4. Produksi hortikultura lainnya
a. Buah Ton 17.988.469 b. Sayuran Ton 10.887.768 c. Florikultura - Bunga dan daun potong lainnya Tangkai 703.030.721 - Tanaman hias pot dan lansekap Pohon 35.337.327 - Bunga Tabur Kg 24.344.203 d. Tanaman Obat Ton 563.702 5. Pengamanan produksi dari serangan OPT % Minimal 95 3. Ketersediaan benih bermutu a. Benih buah % 4 b. Benih florikultura % 3 c. Benih sayur % 3 d. Benih tanaman obat % 2 Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura, 2015
BAB III
31 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
BAB III
3.1 Capaian Kinerja Organisasi
3.1.1 Capaian Produksi Hortikultura
A. Capaian Realisasi Produksi Tahun 2015 dibandingkan Target
Dalam rangka mengukur realisasi pencapaian kinerja atas kegiatan pembangunan hortikultura yang telah difasilitasi melalui dukungan dana APBN, maka pengukuran dilakukan dengan membandingkan pengukuran target yang telah ditetapkan dengan pencapaian realisasi target tersebut.
Capaian produksi komoditas hortikultura yang dipakai pada Laporan Kinerja ini merupakan angka prognosa produksi hortikultura Tahun 2015. Angka prognosa diperoleh dari angka realisasi yang masuk berdasarkan laporan Rekapitulasi Provinsi Statistik Pertanian Hortikultura (RPSPH) yang dikirimkan oleh Dinas Pertanian provinsi setiap bulan dan estimasi dari laporan yang belum masuk. Angka prognosa tersebut masih akan mengalami perubahan pada waktu penetapan Angka Tetap pada bulan Juni 2016. Sehingga, angka prognosa produksi hortikultura Tahun 2015 tidaklah sepenuhnya merupakan cerminan kinerja dengan alokasi anggaran
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
32
dan dukungan pihak swasta dan dukungan swadaya masyarakat luas. Sedangkan capaian produksi berdasarkan hasil pengembangan hortikultura dukungan dana APBN dan APBN-P Tahun 2015 akan dijelaskan lebih lanjut pada sub bagian lain.
Secara rinci realisasi pencapaian target Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:
Tabel 5. Pengukuran Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura
Tahun 2015
No. Strategis Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi*) %
1. Terpenuhinya kebutuhan sebagian besar konsumsi cabai, bawang merah, jeruk dan aneka produk hortikultura lainnya dalam negeri dan ekspor secara ramah lingkungan 1. Produksi Aneka Cabai (ton) 1.833.419 1.965.382 107,20 2. Produksi Bawang Merah (ton) 1.125.247 1.253.775 111,42 3. Produksi Aneka Jeruk (ton) 1.640.377 1.970.429 120,12 4. Produksi Hortikultura Lainnya a. Buah lainnya (ton) 17.988.469 18.303.077 101,73 b. Sayuran lainnya (ton) 10.887.768 8.938.390 82,10 c. Florikultura - Bunga dan Daun
Potong lainnya (tangkai) 703.030.721 781.820.662 111,21 - Tanaman Hias Pot dan Lansekap (pohon) 35.337.327 43.864.143 124,13 - Bunga Tabur (kg) 24.344.203 38.772.110 159,27 d. Tanaman obat (ton) 563.702 615.369 109,17
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
33
No. Strategis Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi*) %
5. Pengamanan Produksi dari Serangan OPT Min 95% 98,75% 100,00 6. Ketersediaan Benih a. Benih Buah (%) 4 4,20 105,00 b. Benih Florikultura (%) 3 3,60 120,00 c. Benih Sayur (%) 3 4,70 156,67 d. Benih Tanaman Obat (%) 2 2,45 122,50
Sumber: Ditjen Hortikultura, 2015
Keterangan: *) Berdasarkan angka dalam Perjanjian Kinerja (PK) Ditjen Hortikultura Tahun 2015
**) Berdasarkan angka prognosa Tahun 2015 per tanggal 6 Januari 2016 - Angka ketersediaan benih bermutu adalah realisasi Tahun 2015
Realisasi Capaian produksi hortikultura utama Tahun 2015 bila dibandingkan dengan target produksi pada PK Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015 secara umum tercapai untuk semua komoditas. Realisasi produksi berhasil mencapai bahkan melebihi target, berikut adalah capaian tertinggi ke terendah yaitu komoditas florikultura bunga tabur sebesar 159,27%, diikuti oleh produksi tanaman hias pot dan lansekap 124,13%, produksi aneka jeruk 120,12%, produksi bawang merah 111,42%, produksi bunga dan daun potong lainnya 111,21%, produksi tanaman obat 109,17%, produksi aneka cabai 107,20%, produksi buah lainnya 101,75% dan produksi sayuran lainnya 82,10%. Rincian target dan realisasi produksi komoditas hortikultura Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
34
Tabel 6. Target dan Realisasi Produksi Komoditas Hortikultura
Tahun 2015
No. Strategis Sasaran Indikator Kinerja Target*) Realisasi**) %
1. Terpenuhinya kebutuhan sebagian besar konsumsi cabai, bawang merah, jeruk dan aneka produk hortikultura lainnya dalam negeri dan ekspor secara ramah lingkungan 1 . Produksi Aneka Cabai (ton) 1.833.419 1.965.382 107,20 2
. Produksi Bawang Merah (ton) 1.125.247 1.253.775 111,42 3
. Produksi Aneka Jeruk (ton) 1.640.377 1.970.429 120,12 4 . Produksi Hortikultura Lainnya a. Buah (ton) 17.988.469 18.303.077 101,73 b. Sayuran (ton) 10.887.768 8.938.390 82,10 c. Florikultura - Bunga dan Daun Potong lainnya (tangkai) 703.030.721 781.820.662 111,21 - Tanaman Hias Pot dan Lansekap (pohon) 35.337.327 43.864.143 124,13 - Bunga Tabur (kg) 24.344.203 38.772.110 159,27 d. Tanaman obat (ton) 563.702 615.369 109,17
Sumber: Ditjen Hortikultura, 2015
Keterangan: *) Berdasarkan angka dalam Perjanjian Kinerja (PK) Ditjen Hortikultura Tahun 2015
**) Berdasarkan angka prognosa Tahun 2015 per tanggal 6 Januari 2016 - Angka ketersediaan benih bermutu adalah realisasi Tahun 2015
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
35 Capaian atas kinerja produksi komoditas hortikultura dijelaskan sebagai berikut:
Capaian produksi aneka cabai di tahun 2015 jika dibandingkan dengan target sasaran mencapai 107,20%, produksi bawang merah mencapai 111,42%, sedangkan produksi sayuran lainnya mencapai 82,10%. Gambaran capaian realisasi produksi dibandingkan dengan target disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Realisasi Produksi Aneka Cabai, Bawang Merah
dan Sayuran Lainnya Tahun 2015 dibandingkan Target Produksi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
36
Total capaian produksi aneka Jeruk dibandingkan dengan targetnya mencapai 120,12% sedangkan buah lainnya mencapai 101,75%. Capaian produksi aneka jeruk termasuk didalamnya adalah jeruk siam dan jeruk besar. Keberhasilan melebihi target produksi pada komoditas aneka jeruk dan buah lainnya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain hasil pengembangan kawasan pada tahun-tahun sebelumnya yang sudah mulai produktif, semakin baiknya pengelolaan kebun oleh petani sehingga produktivitas mengalami peningkatan.
Gambar 2. Capaian Realisasi Produksi Aneka Jeruk dan Buah lainnya
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
37 Capaian produksi florikultura di tahun 2015 pada umumnya dapat melebihi target yang telah ditetapkan, bahkan melebihi capaian 100%. Keberhasilan pencapaian produksi bunga dan daun potong tahun 2015 yang melebihi target ini disebabkan adanya peningkatan luas areal tanam dan meningkatnya produktivitas karena proses budidaya yang sudah menerapkan standar budidaya yang baik (GAP) serta berkurangnya kehilangan hasil produksi karena menerapkan GHP.
Nilai capaian untuk produksi florikultura yaitu; capaian produksi bunga dan daun potong lainnya tahun 2015 sebesar 781.820.662 tangkai (112,21%). Produksi bunga dan daun potong lainnya setiap tahunnya menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dengan rata-rata pertumbuhan 4-15%.
Gambar 3. Capaian Realisasi Produksi Bunga dan Daun Potong
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015
38
Trend yang sama ditunjukkan pula oleh capaian realisasi produksi tanaman hias pot dan lansekap, dengan persentase mencapai 124,13%. Target dan capaian produksi tanaman pot dan lansekap dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4. Capaian Realisasi Produksi Tanaman Hias Pot dan
Lansekap Tahun 2015 dibandingkan Target
Untuk komoditas florikultura bunga tabur (melati), setiap tahunnya memperlihatkan trend produksi yang meningkat. Keberhasilan atas pelampauan target produksi bunga tabur di tahun 2015 dikarenakan adanya peremajaan pada beberapa daerah sentra, perbaikan sarana prasarana budidaya seperti fasilitas irigasi, fasilitasi sarana prasarana pascapanen dan peningkatan kompetensi petani dalam