• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Capaian Realisasi

Dalam dokumen DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA (Halaman 86-143)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.2 Analisis Pencapaian Kinerja

3.2.1 Analisis Capaian Realisasi

Dana yang dialokasikan dalam rangka mencapai sasaran strategis Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015, seperti yang tercantum pada dokumen Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura, untuk pagu awal sebesar Rp1.129.094.900.000,- dan setelah terdapat penambahan APBN-P menjadi sebesar Rp1.149.426.746.000,- dan pagu akhir menjadi Rp1.145.426.000.000,-. Berdasarkan input dana APBN tersebut telah dilaksanakan 1 (satu) program melalui 6 (enam) kegiatan utama dalam rangka mencapai sasaran strategis pembangunan hortikultura tahun 2015. Adapun capaian strategis tersebut diindikasikan sebagai berikut:

A. Analisis Capaian Produksi Tahun 2015

Pada sub bab ini akan disajikan analisis capaian realisasi produksi tahun 2015 dibandingkan dengan target produksi termasuk dengan tahun sebelumnya. Dengan begitu dapat diketahui kecenderungan produksi komoditas tersebut, dan faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi keberhasilan dan atau kegagalan produksi.

Secara umum capaian produksi hortikultura telah dapat mencapai dan atau melebihi target. Keberhasilan capaian yang cukup baik ini disebabkan adanya dukungan keberhasilan pengembangan kawasan hortikultura mulai dari tahun sebelumnya yang sudah berproduksi, pengelolaan lahan/kebun yang semakin baik oleh petani,

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

61 dukungan dana tugas pembantuan dan dekonsentrasi dalam upaya perbaikan kawasan, adanya registrasi kebun, alih teknologi melalui GAP, GHP dan SL-PHT, gerakan pengendalian OPT dan peningkatan kelembagaan petani semakin baik. Disamping itu, dukungan ketersediaan benih bermutu dan dukungan penanganan pengelolaan OPT Hortikultura secara terpadu juga menjadi faktor penentu dalam peningkatan pencapaian produksi.

Adapun, analisis capaian realisasi produksi hortikultura dibandingkan dengan target produksi sesuai PK Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2015-2019 dan produksi tahun sebelumnya secara rinci per komoditas adalah sebagai berikut:

1. Produksi Aneka Cabai

Nilai capaian produksi cabai tahun 2015 telah melebihi target dengan nilai sebesar 1.965.382 ton atau 107,20% dari target produksi 1.833.419 ton. Jika dibandingkan dengan produksi tahun 2014 sebesar 1.875.075 ton maka produksi aneka cabai pada tahun 2015 meningkat sebesar 4,82%.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

62

Gambar 15. Capaian Realisasi Produksi Aneka Cabai Tahun 2015

terhadap Target Produksi dan Capaian Produksi Tahun 2014

Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran pelaku usaha cabai dalam mendukung program Direktorat Jenderal Hortikultura dalam perluasan kawasan dan adanya kegiatan klaster cabai dari Bank Indonesia. Selain itu, penggunaan benih unggul bersertifikat, pendampingan GAP/SOP secara intensif, serta penurunan luas serangan OPT turut mendongkrak produksi cabai tahun 2015.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

63

Gambar 16. Lokasi Pengembangan Kawasan Cabai Rawit di

Kab. Tasikmalaya

Gambar 17. Kunjungan Kerja dan Panen Cabai Merah oleh

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

64

Sentra pengembangan cabai merah terdapat di 17 provinsi dan 63 kabupaten/kota, sedangkan sentra pengembangan cabai rawit terdapat di 16 provinsi dan 64 kabupaten/kota (Lampiran 9).

Guna menjaga kestabilan pasokan yang merata sepanjang tahun dan gejolak harga cabai di pasaran, maka Direktorat Jenderal Hortikultura akan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam rangka pengaturan pola produksi terutama pada daerah sentra produksi.

2. Produksi Bawang Merah

Nilai capaian produksi bawang merah tahun 2015 mampu melampaui target yang ditetapkan yaitu mencapai 1.253.775 ton atau 111,42% dari target yang ditetapkan sebesar 1.125.247 ton.

Gambar 18. Capaian Realisasi Produksi Bawang merah Tahun 2015

terhadap Target Produksi dan Capaian Produksi Tahun 2014

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

65 Komoditas Bawang merah pada tahun 2015 mengalami peningkatan produksi yang cukup baik yaitu sebesar 1,60% dibandingkan produksi tahun 2014 sebesar 1.233.984 ton. Keberhasilan capaian target bawang merah dikarenakan adanya dukungan dari pelaku usaha bawang merah dalam mensukseskan program pengembangan kawasan bawang merah, meningkatnya penggunaan benih bermutu dan bersertifikat, pendampingan GAP/SOP secara intensif, serta penurunan luas serangan OPT.

Gambar 19. Kegiatan Panen Raya dan Pengecekan Ketersediaan

Pasokan Bawang Merah yang dilakukan oleh Menteri Pertanian dan Dirjen Hortikultura (Kab. Nganjuk, Bima, Majalengka dan Cirebon)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

66

Sentra pengembangan bawang merah pada tahun 2015 terdapat di 14 provinsi dan 66 kabupaten/kota (Lampiran 10). Disamping itu, Direktorat Jenderal Hortikultura terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam melakukan pengaturan jadwal tanam terutama pada daerah sentra produksi guna menjaga kestabilan pasokan bawang merah sepanjang tahun.

3. Produksi Aneka Jeruk

Produksi aneka Jeruk tahun 2015 sebesar 1.970.429 ton telah melebihi target yang ditetapkan sebesar 1.640.377 ton, atau capaiannya sebesar 120,12%. Produksi di tahun 2015 ini mengalami peningkatan sebesar 2,28% dibandingkan pencapaian produksi di tahun 2014 sebesar 1.926.544 ton.

Gambar 20. Capaian Realisasi Produksi Aneka Jeruk Tahun 2015

terhadap Target Produksi dan Capaian Produksi Tahun 2014

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

67 Hal ini dikarenakan dukungan pemerintah terhadap pengembangan jeruk sejak tahun 2008 di beberapa lokasi secara luas terutama di wilayah Provinsi Sumatera Barat (Kab. Agam, Limapuluh Kota, Solok Selatan), Jawa Barat (Kab. Garut dan Bandung), Jawa Tengah (Kab. Purbalingga), Jawa Timur (Kab. Malang, Tuban, dan Banyuwangi), Sumatera Utara (Kab. Karo, dan Simalungun), Kalimantan Timur (Paser, Nunukan, Berau, Bulungan, Kutai Timur) Kalimantan Selatan (Barito Kuala dan Tapin), Bali (Bangli), Sulawesi Selatan (Kab. Bantaeng dan Mamuju Utara), dan NTT (Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara). Lokasi pengembangan kawasan jeruk sejak tahun sebelumnya disajikan pada Lampiran 11.

Dukungan ketersediaan benih jeruk bermutu dengan beberapa jenis varietas yaitu; Keprok Batu 55, Keprok Tejakula, Borneo Prima, Gunung Omeh, Siam Madu, Siam Banjar dan lain-lain membuat kawasan jeruk semakin meluas pada daerah tersebut. Selain itu fasilitasi sarana budidaya dan pascapanen yang diberikan oleh pemerintah kepada petani mampu meningkatkan produksi dan perbaikan mutu sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

68

Gambar 21. Kunjungan Dirjen Hortikultura pada Kebun Jeruk

dekopon tanpa biji di Kecamatan Ciwidey Kab. Bandung

4. Produksi Hortikultura lainnya a. Produksi Sayuran lainnya

Capaian produksi sayuran lainnya pada tahun 2015 sebesar 8.938.390 ton atau 82,10% dari target sebesar 10.887.768 ton. Capaian produksi sayuran lainnya ini merupakan capaian produksi dari 22 jenis sayuran selain aneka cabai dan bawang merah yaitu meliputi kentang, bawang putih, bawang daun, kol/kubis, kembang kol, petsai/sawi, wortel, lobak, kacang merah, kacang panjang, paprika, jamur, tomat, terung, buncis, ketimun, labu siam, kangkung, bayam, melinjo, petai dan jengkol.

Pencapaian total produksi sayuran lainnya pada tahun 2015 belum dapat memenuhi target produksi

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

69 yang ditetapkan. Meskipun, jika dibandingkan dengan capaian produksi tahun 2014 sebesar 8.809.512 ton, terdapat peningkatan sebesar 1,46%. Belum optimalnya pencapaian target produksi sayuran lainnya disebabkan oleh adanya dampak iklim El-Nino.

Berdasarkan angka produksi prognosa tahun 2015, beberapa penyumbang terbesar atas pencapaian target produksi sayuran lainnya adalah komoditas kol/ kubis, kentang, tomat, petsai atau sawi, bawang daun, terung dan wortel.

Komoditas kol/kubis, petsai atau sawi, bawang daun, merupakan kelompok sayuran daun yang mempunyai hasil produksi cukup baik di tahun 2015 yaitu masing-masing sebesar 1.456.834 ton, 603.691 ton dan 585.664 ton. Masing-masing komoditas tersebut memberikan kontribusi terhadap capaian target produksi sayuran lainnya sebesar 16,29%, 6,75% dan 6,55%. Kentang merupakan

salah satu komoditas yang permintaannya selalu tinggi sehingga kentang menjadi salah satu sayuran yang harus dijamin ketersediaannya. Dalam beberapa tahun kebelakang, trend produksi komoditas kentang

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

70

sangat positif yaitu meningkat dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 3% per tahunnya.

Produksi kentang pada tahun 2015 mencapai 1.358.739 ton atau berkontribusi sebesar 15,20% terhadap capaian target produksi sayuran lainnya. Sentra pengembangan kentang terdapat di 17 kabupaten (Lampiran 12). Daerah-daerah tersebut merupakan daerah pemasok yang terus dikelola, digarap dan mendapatkan alokasi anggaran pemerintah baik APBN maupun APBD sebagai upaya menjamin ketersediaan produk di pasaran sepanjang tahun.

Produksi Tomat pada tahun 2015 mencapai 960.416 ton, atau berkontribusi pada capaian target produksi sebesar 10,74%. Pengembangan sentra tomat hampir merata di seluruh tanah air, dan tahun aggaran 2015 tidak mendapatkan alokasi anggaran dari APBN disebabkan komoditi tersebut sudah mandiri.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

71

Gambar 22. Pengembangan Kawasan Sayuran Lainnya

Komoditas sayuran lainnya yaitu wortel dan terung merupakan komoditas dengan hasil produksi yang cukup baik di tahun 2015 yaitu sebesar 496.690 ton dan 557.214 ton. Capaian produksi komoditas tersebut diatas memberikan kontribusi pada capaian terget produksi sayuran lainnya untuk wortel sebesar 5,55% dan terung 6,23%. Capaian yang cukup baik ini dikarenakan adanya peningkatan pengembangan sentra wortel di 20 Kabupaten/Kota (Lampiran 13).

Secara umum, produksi kelompok sayuran lainnya belum memberikan sumbangan positif untuk mencapai target yang ditetapkan. Belum tercapainya target produksi sayuran lainnya disebabkan skala usaha untuk komoditas

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

72

sayuran tersebut tidak terlalu luas dan umumnya penanaman dilakukan dengan sistem tumpang sari dan dirotasi dengan tanaman sayuran lainnya. Selain itu, pengembangan kawasan pada tahun 2015 lebih difokuskan kepada pengembangan aneka cabai dan bawang merah. Rincian pengembangan kawasan sayuran daun, sayuran dataran rendah dan bawang putih disajikan pada Lampiran 14.

b. Produksi Buah lainnya

Produksi buah lainnya pada tahun 2015 sebesar 18.303.077 ton telah melebihi target yang ditetapkan yaitu 17.988.469 ton atau mencapai 101,75%. Produksi buah lainnya pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 2,31% dibandingkan produksi tahun 2014 sebesar 17.879.433 ton.

Buah lainnya yang mendapat dukungan anggaran pembangunan APBN antara lain durian, mangga, manggis, pisang, jambu kristal, alpukat, nenas, melon, pepaya, salak, sawo, nangka, srikaya, apel, buah naga dan markisa.

Untuk kelompok buah semusim (melon, pepaya, nenas, pisang, buah naga, jambu kristal, salak, buah naga, dan markisa) akan mulai berproduksi pada tahun 2016 dan 2017, sedangkan buah tahunan (jeruk, mangga, sawo, nangka, srikaya, apel dan alpukat) akan berproduksi setelah tahun 2018. Hal ini menyebabkan data produksi buah tersebut tidak bisa disajikan sebagai laporan kinerja tahun 2015.

73 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

Produksi buah lainnya merupakan kontribusi dari produksi buah yang telah masuk masa usia produktif yang telah ditanam beberapa tahun yang lalu terutama untuk komoditas durian, mangga, manggis dan salak. Kontribusi peningkatan produksi dari beberapa buah adalah sebagai berikut:

1) Pisang

Capaian produksi pisang tahun 2015 cukup baik yaitu sebesar 6.969.199 ton, dan berperan sebagai penyumbang terbesar atas capaian target produksi buah lainnya yaitu sebesar 38,12%. Peningkatan produksi tersebut disebabkan oleh pengembangan kawasan pisang yang didanai oleh APBN di 10 (sepuluh) kabupaten/kota yaitu Kabupaten Cianjur, Kendal, Lumajang, Ogan

Komering Ulu, Lampung Barat, Seruyan, Lombok Barat, Ende, Teluk Wondama, dan Biak Numfor.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

74

Gambar 23. Mentan dan Dirjen Hortikultura Melepas Ekspor

Pisang ke Tiongkok dan Amerika Serikat.

2) Mangga

Pada tahun 2015 produksi mangga sebesar 2.479.956 ton, angka produksi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan produksi tahun 2014 sebesar 2.431.330 ton dengan kenaikan sebesar 2,00%. Produksi mangga memberikan kontrubusi terhadap capaian terget produksi sebesar 13,56%. Capaian produksi mangga telah cukup baik yang ditandai dengan banyaknya pasokan

mangga ke pasar dan kios buah pada hampir semua kota di Indonesia.

Kawasan mangga yang menyumbang peningkatan produksi adalah Provinsi

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

75 Banten (Kota Cilegon), Jawa Tengah (Kab. Sragen, Karanganyar, Pekalongan), Jawa Timur (Kab. Ngawi). Dukungan iklim yang baik dan bimbingan terkait budidaya dan pascapanen membuat produksi mangga petani meningkat dengan mutu yang lebih baik pula. Hal ini mampu memberikan pasokan mangga cukup banyak untuk pasar dalam negeri.

3) Nanas

Produksi nanas di tahun 2015 mencapai 1.893.243 ton dengan besar kontribusi mencapai 10,34 %. Produksi nanas tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 3,15% dibandingkan produksi tahun 2014 sebesar 1.835.483 ton. Keberhasilan dalam peningkatan produksi nanas ini disebabkan adanya pengembangan

nanas tahun sebelumnya yang terdapat di Kab. Kediri, Tolikara, Pemalang dan Blitar dengan luasan masing-masing 20 ha.

Namun kontribusi produksi yang cukup signifikan merupakan hasil dari pengembangan nanas oleh PT. Great Giant Pineaple di Kabupaten Lampung Timur.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

76

4) Durian

Produksi durian mencapai 876.300 ton pada tahun 2015, sedangkan pada tahun 2014 produksi hanya sebesar 859.118 ton. Hal ini menunjukan adanya peningkatan produksi durian sebesar 2,00%.

Produksi durian menyumbang sebesar 4,79% terhadap keberhasilan capaian terget produksi buah lainnya.

Peningkatan produksi durian ini disebabkan karena kawasan pengembangan durian pada 10 tahun terakhir sudah berbuah sehingga memberikan sharing produksi yang signifikan. Selain itu, capaian produksi durian tahun 2015 didukung oleh hasil produksi dari pengembangan kawasan yang sudah dilakukan sejak tahun 2006 di beberapa lokasi yaitu; Provinsi Aceh (Kab. Aceh Tamiang dan Aceh Barat), Sumatera Utara (Kab. Labuhan Batu Utara, dan Tapanuli Tengah), Riau (Kab. Pelelawan), Kepri (Kab. Lingga adan Bintan); Bengkulu (Kab. Rejang Lebong), Provinsi Sulawesi Selatan (Kab. Luwu, Kota Palopo dan Kab. Luwu Utara) dan Provinsi Sulawesi Tengah (Kab. Parigi Mautong dan Kab.Buol), Kalimantan Barat (Kab. Sanggau).

Selain itu, keberhasilan ini dikarenakan adanya peningkatan produksi buah di beberapa daerah sentra pada triwulan III dan IV di bulan Juni – Oktober akibat dukungan kondisi iklim yang memungkinkan musim panen menjadi lebih panjang, bahkan ada yang berbuah 2 kali seperti di Kabupaten Indragiri

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

77 Hulu, Indragiri Ilir, Rokan, Kepulauan Meranti dan Pekanbaru di Provinsi Riau, dan Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.

Gambar 24. Kunjungan Dirjen Hortikultura ke Kebun Durian di

Gunung Sindur, Kab. Bogor.

5) Salak

Pada tahun 2015 produksi salak sebesar 1.141.332.000 ton, angka produksi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan produksi tahun 2014 sebesar 1.118.950 ton dengan kenaikan sebesar 2,00%.

Capaian produksi salak didukung oleh adanya perluasan kawasan salak pada sentra utama di Kabupaten Magelang dan Kabupaten Sleman setelah proses pemulihan pasca erupsi Gunung Merapi tahun

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

78

2012 seluas lebih dari 500 Ha. Kawasan salak yang menyumbang pada peningkatan produksi antara adalah Provinsi Jawa Tengah (Kab. Magelang dan Banjar Negara), DIY (Kab. Sleman), Jawa Timur (Kab. Lumajang), dan Bali (Kab. Karang Asem).

Gambar 25. Kunjungan Kerja Menteri Pertanian pada

Pertanaman Salak di Kab. Magelang dalam rangka Pengiriman Ekspor Salak ke China dan Penandatanganan Prasasti Bangsal Pascapanen

6) Melon

Pada tahun 2015 produksi melon sebesar 172.772 ton, angka produksi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan produksi tahun 2014 sebesar 150.347 ton dengan kenaikan sebesar 14,92 %. Capaian produksi melon telah cukup baik yang ditandai dengan banyaknya pasokan melon ke pasar dan kios buah pada hampir semua kota di Indonesia.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

79 Kawasan melon yang menyumbang peningkatan produksi tahun 2015 antara lain Provinsi Banten (Kota Cilegon 5 ha), Jawa Tengah (Sragen 15 ha, Karanganyar 15 ha, Pekalongan 12 ha) dan Jawa Timur (Kab. Ngawi 20 ha).

Gambar 26. Panen Melon di Kab. Lombok Timur dan Kab. Grobogan

7) Manggis

Produksi manggis tahun 2015 sebesar 121.784 ton telah melebihi produksi tahun 2014 yaitu 114.755 ton atau pertumbuhan produksi meningkat sebesar 6,13%. Peningkatan produksi ini karena adanya peningkatan

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

80

pengelolaan kebun pada kawasan manggis yang semakin intensif akibat dorongan harga dan permintaan pasar semakin meningkat serta iklim dan cuaca yang mendukung saat pembuahan. Dukungan pemerintah untuk pengembangan manggis telah dilakukan sejak tahun 2005 hingga saat ini.

Beberapa daerah sentra yang mengalami peningkatan produksi secara signifikan antara lain di Provinsi: Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, Ciamis dan Purwakarta), Jawa Timur (Kab. Banyuwangi, Trenggalek), Sumatera Utara (Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah); Sumbar (Kab. Sawah Lunto, Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Solok Selatan, Agam dan Sijunjung); Jambi (Kab. Kerinci), Riau (Kampar, Indragiri Hilir, Peleawan dan Rokan Hulu), NTB (Lombok Barat, Lombok Tengah), dan Bali (Kab. Tabanan, Gianyar), dan Banten (Kab Lebak dan Pandegelang).

c. Produksi Florikultura

1) Bunga dan Daun Potong lainnya

Kelompok komoditas bunga dan daun potong lainnya meliputi anggrek, anthurium bunga, anyelir, gerbera, gladiol, heliconia, krisan, mawar, sedap malam, dracaena, cordyline dan monstera.

Produksi bunga dan daun potong lainnya pada tahun 2015 meningkat 4,70% jika dibandingkan produksi tahun 2014 sebesar 745.037.717 tangkai

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

81 Beberapa komoditas yang berkontribusi cukup signifikan pada capaian target produksi bunga dan daun potong lainnya adalah Krisan, Mawar, Gerbera, Sedap Malam, Anggrek, dan Dracaena. Capaian produksi krisan pada tahun 2015 sebesar 449.456.600 tangkai, memberikan kontribusi yang cukup besar dan signifikan pada pencapaian target produksi bunga dan daun potong yaitu sebesar 57,49%.

Capaian produksi krisan yang sangat baik disebabkan karena adanya peningkatan luas areal tanam pada beberapa sentra utama kawasan krisan. Selain itu terjadi juga peningkatan produktivitas krisan di beberapa daerah sentra, peningkatan permintaan pasar serta meningkatnya daya beli masyarakat yang berdampak pada peningkatan luas tanam krisan.

Mawar merupakan komoditas bunga potong yang menempati posisi kedua sebagai kontributor terbesar atas pencapaian target produksi bunga dan daun potong lainnya. Produksi mawar di tahun 2015 mencapai 182.445.084 ton, berkontribusi sebesar 23,34% terhadap capaian target. Kenaikan ini terjadi karena adanya perubahan trend pasar dalam penggunaan bunga potong yang bergeser ke mawar yang berdampak pada meningkatnya minat petani untuk menanam mawar, sehingga produksi mawar meningkat.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

82

Gerbera merupakan komoditas florikultura yang juga cukup diminati saat ini, terlebih saat

event-event tertentu. Permintaan pasar yang cukup baik,

diikuti dengan peningkatan produksi gerbera di tahun 2015 yaitu mencapai 7.726.347 ton atau berkontribusi sebesar 0,99% terhadap capaian target produksi bunga dan daun potong lainnya. Produksi Sedap malam mencapai 107.931.444 ton, memberikan kontribusi pada capaian target produksi bunga dan daun potong lainnya sebesar 13,81%. Pada tahun 2015 telah difasilitasi pengembangan kawasan sedap malam di beberapa daerah antara lain Kabupaten Tanggamus, Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Magelang dan Kota Mataram.

Capaian produksi Anggrek pada tahun 2015 sebesar 20.302.496 tangkai, memberikan kontribusi sebesar 2,60% atas capaian target produksi bunga dan daun potong lainnya. Tercapainya target produksi disebabkan adanya peningkatan produksi anggrek di beberapa sentra pengembangan anggrek, serta dampak fasilitasi pengembangan kawasan anggrek pada tahun sebelumnya dan tahun 2015 yaitu pada 10 kabupaten/kota yaitu Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Binjai, Kota Medan, Kab. Bungo, Kota Jambi, Kota Bandarlampung, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Palu. Peningkatan produksi Anggrek disebabkan karena membaiknya pasar dalam negeri, khususnya untuk Anggrek Phalaeonopsis.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

83 Hal ini mendorong penambahan investasi pada pelaku usaha menengah dan besar. Sedangkan untuk Anggrek Dendrobium dan lain-lain, permintaan pasarnya cenderung stabil.

Gambar 27. Kelompok komoditas Bunga dan Daun Potong

(dracaena, monstera, cordyline, gerbera, anyelir, krisan, mawar, anggrek, sedap malam, heliconia).

Selanjutnya, komoditas dracaena yang merupakan kelompok komoditas daun potong juga turut meyumbang untuk kesuksesan pencapaian target produksi bunga dan daun potong lainnya dengan kontribusi sebesar 0,51%. Meskipun kontribusi dracaena tidak terlalu signifikan terhadap pencapaian target produksi, namun komoditas ini

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

84

patut dipertimbangkan dalam pengembangan florikultura ke depan. Melihat prospek pasar yang baik atas rangkaian komoditas dracaena, produk ini telah berhasil menembus pasar internasional dengan permintaan tinggi ke Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Jepang, Azarbaijan, Iran, Uni Emirat Arab, Saudi Arabia dan beberapa negara Timur Tengah lainnya.

Gambar 28. Kunjungan Menteri Pertanian ke

Gapoktan Alamanda, Kab. Sukabumi

Tercapainya target produksi bunga dan daun potong lainnya sesuai dengan target yang ditetapkan, disebabkan oleh fasilitasi pengembangan kawasan serta beberapa komoditas tanaman hias menjadi trend setter di masyarakat seperti mawar, gerbera dan lain-lain. Masyarakat banyak memanfaatkan tanaman hias

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

85 bunga dan daun lainnya pada event – event tertentu seperti pesta pernikahan, hari raya keagamaan, thanksgiving, hari ibu, hari valentine, upacara adat dan upacara keagamaan lainnya.

2) Tanaman Pot dan Lansekap

Jenis tanaman yang termasuk tanaman pot dan lansekap sangat banyak, namun yang terdata di BPS meliputi tanaman aglaonema, adenium, euphorbia, phylodendron, pakis, diffenbachia, anthurium daun, caladium, palem, dan ixora/soka. Berdasarkan PK, target produksi tanaman pot dan lansekap pada tahun 2015 sebesar 35.337.327 pohon dapat terealisasi sebesar 43.864.143 pohon atau tercapai 124,13%. Pada tahun 2015 peningkatan produksi pada kelompok komoditas tanaman pot dan lansekap mencapai 3,95% jika dibandingkan dengan produksi tahun 2014 sebesar 42.132.118 pohon.

Komoditas yang memberikan kontribusi cukup tinggi atas keberhasilan capaian target produksi tanaman pot dan lansekap adalah tanaman pakis, phylodendron, dan palem.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

86

Gambar 29. Kelompok Komoditas Tanaman Pot dan Lansekap

Pada tahun 2015, produksi tanaman pakis sebesar 19.534.666 pohon memberikan sumbangan cukup signifikan terhadap capaian target produksi tanaman pot dan lansekap yaitu sebesar 44,53%. Selanjutnya produksi phylodendron mencapai 15.269.503 pohon atau berkontribusi sebesar 34,51% terhadap capaian target produksi. Komoditas lainnya yang juga berperan sangat baik dalam pencapaian target produksi adalah palem dengan capaian produksi sebesar 2.458.584 pohon dan menyumbang sebesar 5,60% atas capaian target produksi.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015

87 Tercapainya produksi tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya penggunaan taman dan lansekap pada real estate, fasilitas umum, hotel, dan perkantoran yang mendorong permintaan dan investasi pelaku usaha produksi tanaman lansekap. Untuk tanaman pot disebabkan oleh semakin membaiknya permintaan tanaman hias pot

plant/hobbies.

3) Tanaman Bunga Tabur

Tanaman bunga tabur dalam hal ini adalah tanaman melati. Dari target produksi bunga tabur tahun 2015

Dalam dokumen DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA (Halaman 86-143)

Dokumen terkait