• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK PENYISIPAN INFORMASI PADA FITUR POLIGON PETA VEKTOR MENGGUNAKAN REVERSIBLE WATERMARKING KRIESMAYADI INDERA LAKSANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNIK PENYISIPAN INFORMASI PADA FITUR POLIGON PETA VEKTOR MENGGUNAKAN REVERSIBLE WATERMARKING KRIESMAYADI INDERA LAKSANA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK PENYISIPAN INFORMASI PADA FITUR POLIGON

PETA VEKTOR MENGGUNAKAN REVERSIBLE

WATERMARKING

KRIESMAYADI INDERA LAKSANA

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Teknik Penyisipan Informasi pada Fitur Poligon Peta Vektor Menggunakan Reversible Watermarking adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014 Kriesmayadi Indera Laksana NIM G64104041

(4)

ABSTRAK

KRIESMAYADI INDERA LAKSANA. Teknik Penyisipan Informasi pada Fitur Poligon Peta Vektor Menggunakan Reversible Watermarking. Dibimbing oleh SHELVIE NIDYA NEYMAN.

Peta digital vektor memiliki presisi yang tinggi. Penerapan watermarking pada peta digital biasanya menimbulkan adanya distorsi. Penelitian ini menggunakan teknik reversible watermarking untuk mengatasi hal tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menerapkan teknik reversible watermarking untuk menyisipkan informasi ke dalam peta digital dengan kemampuan mengembalikan koordinat peta seperti sebelum proses penyisipan. Dalam penelitian ini, berkas yang digunakan sebagai media penyisipan adalah data koordinat peta digital 2D berbentuk shapefile dan watermark yang digunakan berupa gambar. Proses reversible watermarking dilakukan pada peta vektor dengan fitur poligon dan setiap proses penyisipan hanya dilakukan pada satu fitur poligon. Fitur poligon yang dapat disisipi mempunyai syarat jumlah verteks lebih besar dari bit watermark. Pada penelitian ini, watermark diperoleh dari fungsi hash MD5 sehingga panjang bit watermark tetap sebesar 128. Hasil penelitian ini dapat menyisipkan informasi pada peta dan dapat menunjukkan bahwa titik koordinat yang telah disisipkan informasi dapat kembali ke koordinat awal. Kualitas peta hasil penyisipan memiliki distorsi yang rendah yang ditunjukkan dengan nilai RMSE yang sangat kecil.

Kata kunci: koordinat, peta digital, reversible watermarking, Root Mean Square Error (RMSE)

ABSTRACT

KRIESMAYADI INDERA LAKSANA. Technique of Information Insertion on Vector Map Polygon Feature Using Reversible Watermarking. Supervised by SHELVIE NIDYA NEYMAN.

Digital vector maps have high precision. Unfortunatelly, watermarking in digital maps usually cause distortion. This study uses a reversible watermarking technique to overcome this issue. The purpose of this study is to apply a reversible watermarking technique to insert some information into digital maps with the ability to restore the map coordinates prior to insertion. In this study, the file used as the insertion media is a 2D digital map coordinate data in shapefiles and images is used as a the watermark. Reversible watermarking process is done on a vector map with polygon features and each insertion process is only performed on a polygon feature. Features that can be inserted should have larger number of vertices than the number of watermark bits. In this study, the watermark is obtained from the MD5 hash function so that the watermark is fixed at 128 bits. The study shows that information can be inserted to the map and that the coordinates can be restored to the initial coordinates. The quality of the map after the insertion shows a low distortion as reflected by the very small RMSE value. Keywords: coordinate, digital map, reversible watermarking, Root Mean Square Error (RMSE)

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komputer

pada

Departemen Ilmu Komputer

TEKNIK PENYISIPAN INFORMASI PADA FITUR POLIGON

PETA VEKTOR MENGGUNAKAN REVERSIBLE

WATERMARKING

KRIESMAYADI INDERA LAKSANA

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

(6)

Penguji :

1. Endang Purnama Giri, S.Kom., M.Kom 2. Karlisa Priandana, ST., M.Eng

(7)

Judul Skripsi : Teknik Penyisipan Informasi pada Fitur Poligon Peta Vektor Menggunakan Reversible Watermarking

Nama : Kriesmayadi Indera Laksana

NIM : G64104041

Disetujui oleh

Shelvie Nidya Neyman, SKom, MSi Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Buono, MSi, MKom Ketua Departemen Ilmu Komputer

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah dengan judul Teknik Penyisipan Informasi pada Fitur Poligon Peta Vektor Menggunakan Reversible Watermarking ini berhasil diselesaikan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1 Ibu Shelvie Nidya Neyman, S.Kom, M.Si selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran dan masukan kepada penulis.

2 Ibu Karlisa Priandana, ST., M.Eng selaku dosen penguji.

3 Bapak Endang Purnama Giri, S.Kom., M.Kom selaku dosen penguji.

4 Kedua Orang Tua serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan, perhatian, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

5 Anne Oktasari yang tanpa lelah memberikan dorongan dan doa untuk penyelesaian penelitian ini.

6 Teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian masalah dan pemberian solusi, Yudhy Haryanto Wijaya dan R. Ahmad Somadi terima kasih atas kerjasamanya.

7 Teman-teman Alih Jenis Ilkom angkatan 5, atas kerja samanya selama perkuliahan.

8 Semua pihak yang telah memberikan bantuan selama pengerjaan penelitian ini dan tidak dapat penulis tuliskan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2014 Kriesmayadi Indera Laksana

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

METODE PENELITIAN 2

Tahap Penyisipan Watermark 4

Tahap Ekstraksi 5

Analisis Hasil Penelitian 7

Lingkungan Pengembangan Sistem 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Hasil Penelitian 8

Analisis Kualitas Hasil 10

Analisis kinerja 12

SIMPULAN DAN SARAN 13

Simpulan 13

Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

(10)

DAFTAR TABEL

1 Perbandingan koordinat awal dengan koordinat setelah penyisipan 11 2 Besaran distorsi yang terjadi pada masing-masing verteks 12 3 Nilai kemiripan dari koordinat awal dengan koordinat hasil ekstraksi 13

DAFTAR GAMBAR

1 Tahap penyisipan watermark 3

2 Tahap ekstraksi 3

3 Peta vektor poligon untuk kelurahan kota Bogor 9

4 Atribut Tabel Kelurahan 9

5 Peta hasil penyisipan (Insert : Perbedaan peta awal dan peta hasil) 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Tampilan utama tahap penyisipan watermarking 15

2 Tampilan proses penyisipan watermark 15

3 Tampilan utama tahap ekstraksi 16

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemanfaatan teknologi terhadap peta vektor digital telah banyak diterapkan oleh berbagai organisasi. Peta vektor digital merupakan informasi mengenai stuktur dan kondisi geografis suatu daerah yang disimpan dalam bentuk vektor (Hanifah et al. 2013). Data peta vektor biasanya terdiri atas data spasial, attribution data, dan beberapa data tambahan yang digunakan sebagai indeks atau deskripsi tambahan (Niu et al. 2006). Peta digital vektor memiliki presisi yang tinggi dan dapat diolah secara otomatis. Peta digital mudah untuk disimpan dan mudah untuk dipublikasikan, tetapi peta digital juga mudah untuk dirusak. Hal ini dapat menimbulkan konsekuensi berupa kerusakan atau pergeseran pada peta sehingga mengubah jarak sesungguhnya. Pada peta navigasi, kerusakan sangat tidak diharapkan karena dapat digunakan sebagai bukti hukum untuk menentukan tanggung jawab dalam kecelakaan (Zheng dan You. 2009).

Watermarking digital adalah tindakan menyembunyikan informasi dalam data multimedia (gambar, audio atau video), untuk tujuan perlindungan konten atau autentikasi. Pada watermarking digital, informasi rahasia (biasanya dalam bentuk bit), watermark tertanam ke dalam data multimedia (Naskar 2010).

Penerapan watermarking pada peta digital biasanya menimbulkan distorsi karena pergeseran 1:100000 mm di peta sama saja dengan 100000 mm pada kondisi sebenarnya. Suatu teknik untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan teknik reversible watermarking karena distorsi dapat dihapus setelah watermark diekstraksi (Wang et al. 2007). Teknik reversible watermarking juga disebut sebagai invertible atau lossless watermarking dan dibuat untuk diterapkan terutama dalam skenario keaslian gambar digital yang diberikan dan konten asli yang tegas diperlukan di sisi decoding (Caldelli et al. 2010). Menurut Yaqub dan Al-Jaber (2006), reversible watermarking adalah salah satu jenis fragile watermarking. Fragile watermarking adalah suatu teknik yang sensitif terhadap setiap pemalsuan yang disengaja atau tidak disengaja dari konten watermark. Teknik fragile watermarking adalah subyek dari banyak aplikasi seperti konten autentikasi.

Penelitian yang terkait yaitu penelitian yang dilakukan oleh Wang dan Men (2011) tentang teknik reversible watermarking. Teknik ini dilakukan dengan melakukan penyisipan terhadap peta vektor menggunakan fitur polyline dan poligon. Penelitian tersebut berhasil mengembalikan nilai koordinat peta ke kondisi semula sebelum terjadi penyisipan informasi.

Penelitian ini mencoba mengimplementasikan dan menguji kinerja dari teknik reversible watermarking berdasarkan Wang dan Men (2011). Dalam reversible watermarking, watermark akan ditanamkan pada koordinat peta setelah data diekstrak, kemudian koordinat tersebut dapat dikembalikan lagi ke bentuk awalnya. Oleh karena itu, skema ini dapat memulihkan konten koordinat peta awal. Pada tahap pertama dilakukan proses penyisipan terhadap koordinat peta digital 2-D. Selanjutnya, dilakukan proses ekstraksi untuk mengembalikan koordinat ke bentuk awalnya serta melakukan perbandingan nilai watermark antara watermark awal dengan watermark hasil ekstraksi bit.

(12)

2

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan teknik reversible watermarking yang dirujuk dari Wang dan Men (2011) untuk menyisipkan informasi ke dalam peta digital dengan kemampuan mengembalikan koordinat peta seperti sebelum proses penyisipan.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemahaman mengenai teknik alternatif untuk digunakan dalam proses penyisipan informasi ke dalam peta vektor dengan fitur poligon.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merujuk kepada penelitian Wang dan Men (2011) tentang penerapan teknik reversible watermarking pada peta digital. Berkas yang digunakan adalah data koordinat peta digital 2-D berbentuk shapefile dengan fitur poligon dan gambar berekstensi .jpg atau .jpeg sebagai data watermark.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini mengimplementasikan teknik reversible watermarking sebagai proses penyisipan informasi dalam peta digital 2-D. Skema penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Penyisipan watermark memiliki 5 tahapan, yaitu pembacaan koordinat peta awal, pembangkitan watermark, penyisipan watermark, pembentukan peta hasil watermarking, dan koordinat peta hasil watermarking. Pada Gambar 1 peta awal adalah peta sebelum proses penyisipan dan peta hasil adalah peta yang sudah mengandung watermark.

Ekstraksi memiliki 5 tahapan, yaitu pembacaan koordinat peta hasil watermarking, pembangkitan watermark, ekstraksi bit watermark, perbandingan nilai dari bit watermark yang diekstraksi dengan bit watermark awal, dan pengembalian koordinat peta awal. Jika watermark hasil ekstraksi sama dengan nilai watermark asli, dapat disimpulkan bahwa peta tidak mengalami perubahan. Jika watermark hasil ekstraksi tidak sama, dapat dipastikan peta mengalami perubahan dan tidak dapat dikembalikan ke kondisi semula.

(13)

3

Gambar 1 Tahap penyisipan watermark

Gambar 2 Tahap ekstraksi Ya Tidak Mulai Pembacaan koordinat peta hasil Ekstraksi bit watermark (𝑤′) Pembangkitan watermark (𝑤) 𝑤′ = 𝑤 ?

Pengembalian koordinat peta awal

Selesai

Informasi Peta hasil

Mulai

Peta awal Informasi

Penyisipan watermark Pembacaan koordinat peta Pembangkitan watermark Pembentukan peta hasil (.shp) Koordinat peta hasil

(14)

4

Tahap Penyisipan Watermark Pembacaan Koordinat Peta

Data koordinat yang digunakan pada tahap penyisipan watermark adalah data dari peta kelurahan di kota Bogor. Dalam peta kelurahan tersebut terdapat 19 fitur poligon. Penyisipan dilakukan pada salah satu fitur poligon.

Pembangkitan Watermark

Watermark pada tahap penyisipan watermark dihasilkan dari algoritme MD5. Algoritme MD5 adalah salah satu aplikasi dari fungsi hash satu arah yang didesain oleh Ronald Rivest. Hash adalah proses perubahan suatu data menjadi data lain dengan panjang tertentu. Algoritme ini dapat digunakan untuk aplikasi keamanan dan juga untuk melakukan pengujian integritas sebuah file. Algoritme ini mengambil pesan yang mempunyai panjang tetap 128 bit. Algoritme MD5 menerima input berupa data atau gambar dengan ukuran yang bebas dan akan menghasilkan output heksadesimal sepanjang 32 karakter atau 128 bit (Sofwan et al.2006). Proses ini dilakukan pada tahap penyisipan watermark dan tahap ekstraksi.

Penyisipan Watermark

Berikut adalah skema yang dikembangkan oleh Wang dan Men (2011). Dengan menggunakan skema berbasis koordinat, pada tahap penyisipan, koordinat bilangan bulat dihitung terlebih dahulu. Koordinat bilangan bulat dan koordinat bilangan desimal , dapat dihitung dengan Persamaan (1).

= {

( ) = ⌊( ) ⌋

( ) = ( ) ( ) (1) Keterangan :

: titik verteks atau koordinat peta awal

x : nilai koordinat awal : nilai koordinat awal

: jumlah digit dari nilai bilangan desimal pada koordinat

a : jumlah digit maksimum dari nilai bilangan desimal pada koordinat

Kemudian, peta vektor dibagi menjadi berbagai pasang titik, yang masing-masing berisi simpul saling berdekatan. Proses penyisipan watermark dan proses ekstraksi antara koordinat dan sama. Sebagai contoh penyisipan dilakukan untuk koordinat , asumsikan ada dua verteks atau koordinat yang berdekatan antara dan . Penyisipan watermark dilakukan ke satu bit bilangan bulat di koordinat . Kemudian, dicari perbedaan selisih nilai bilangan bulat dan rata-rata nilai bilangan bulat menggunakan Persamaan (2).

= {

=

= ⌊ ⌋ (2)

Keterangan :

: nilai koordinat bilangan bulat dari : nilai koordinat bilangan bulat dari

(15)

5 Kemudian, dilakukan perhitungan untuk memperluas nilai dengan Persamaan (3).

= (3)

Keterangan :

: selisih nilai bilangan bulat setelah penyisipan watermark : nilai bit watermark

Selanjutnya, dilakukan perhitungan untuk penyisipan pada koordinat bilangan bulat dan dengan Persamaan (4).

= {

= ( ⌊ ⌋)

= ( ⌊ ⌋) (4) Keterangan :

: nilai koordinat bilangan bulat dari yang sudah disisipkan watermark

: nilai koordinat bilangan bulat dari yang sudah disisipkan watermark

Sehingga, untuk dapat memperoleh koordinat yang telah mengandung watermark digunakan Persamaan (5).

= {

= ( )

= ( ) (5)

Keterangan :

: nilai koordinat yang sudah mengandung watermark : nilai koordinat yang sudah mengandung watermark

Pembentukan Peta Hasil

Setelah seluruh tahapan proses penyisipan watermark dilakukan, didapatkan nilai koordinat dan koordinat yang baru. Nilai koordinat tersebut mengubah nilai yang sebelumnya. Data peta kelurahan kota Bogor disimpan dalam bentuk shapefile. Peta hasil penyisipan watermark ini yang akan dijadikan data input pada tahap ekstraksi.

Tahap Ekstraksi Pembacaan Koordinat Peta

Data koordinat yang digunakan pada tahap ekstraksi adalah data dari peta kelurahan di kota Bogor yang sebelumnya sudah melalui tahap penyisipan watermark. Dalam peta kelurahan tersebut terdapat 19 fitur polygon. Ekstraksi dilakukan pada salah satu fitur poligon yang digunakan pada tahap penyisipan watermark.

Pembangkitan watermark

Watermark pada tahap ekstraksi dihasilkan dari algoritme MD5. Watermark pada tahap ini menghasilkan nilai yang sama dengan yang dihasilkan pada tahap

(16)

6

penyisipan watermark. Nilai tersebut akan digunakan pada tahapan selanjutnya dari tahap ekstraksi.

Ekstraksi bit watermark

Pada tahap ini, nilai bit watermark akan dipisahkan dari nilai koordinat yang disisipinya. Dengan menghitung Less Significant Bit (LSB) dari nilai koordinat maka akan diperoleh bit watermark yang digunakan pada tahap penyisipan watermark. Hasil tahap ini akan digunakan pada tahapan selanjutnya dari tahap ekstraksi.

Verifikasi Isi Watermark

Pada tahap ini, nilai bit watermark yang digunakan pada proses penyisipan akan dibandingkan dengan nilai bit watermark yang dihasilkan pada tahap ekstraksi. Apabila nilai yang dihasilkan sama, tahapan selanjutnya untuk mendapatkan nilai koordinat awal bisa dikerjakan. Apabila hasil yang dihasilkan tidak sama, kemungkinan ada kesalahan pada perubahan nilai koordinat yang dihasilkan pada proses penyisipan.

Pengembalian Koordinat Peta

Tahap pengembalian koordinat peta diawali dengan ekstraksi bit yang telah mengandung watermark ( ′ ′) dan mengembalikan bit tersebut ke awalnya ( ). Proses ekstraksi antara koordinat dan sama. Untuk mendapatkan koordinat awal, tahap pertama masih sama dengan yang dilakukan pada proses penyisipan yaitu dengan menghitung koordinat bilangan bulat ( ′ ′) dan koordinat bilangan desimal ( ′ ) mengggunakan Persamaan (6).

= {

( ′ ) = ⌊( )

( ′ ) = ( ) ( ) (6)

Keterangan :

: titik verteks atau koordinat yang sudah mengandung watermark : nilai koordinat yang sudah mengandung watermark

: nilai koordinat yang sudah mengandung watermark

Kemudian, perbedaan selisih nilai bilangan bulat dan rata-rata nilai bilangan bulat dicari dengan Persamaan (7).

= {

=

= ⌊ (7)

Keterangan :

: nilai koordinat bilangan bulat yang sudah mengandung

watermark dari

: nilai koordinat bilangan bulat yang sudah mengandung

watermark dari

Kemudian, bit yang sudah mengandung watermark diekstraksi dengan menggunakan Persamaan (8).

(17)

7 Selanjutnya, dilakukan perhitungan terhadap nilai awal dengan menggunakan Persamaan (9).

= ⌊ ⌋ (9)

Keterangan :

: nilai selisih bilangan bulat awal

Kemudian, nilai awal koordinat bilangan bulat dikembalikan dengan Persamaan (10).

= {

= ( ′ ⌋)

= ( ′ ⌋) (10)

Keterangan :

: nilai awal koordinat bilangan bulat dari : nilai awal koordinat bilangan bulat dari

Dan akhirnya, nilai koordinat x yang awal dapat dikembalikan dengan Persamaan (11).

= {

= ( ′)

= ( ′) (11)

Keterangan :

: nilai awal dari koordinat : nilai awal dari koordinat

Analisis Hasil Penelitian

Setelah proses penyisipan dan ekstraksi dilakukan, untuk mengetahui kualitas dari teknik ini dilakukan analisis hasil penelitian melalui perhitungan root mean square error (RMSE) dan normalization correlation (NC). RMSE merupakan akar dari jumlah kuadrat antara selisih koordinat peta awal dengan koordinat hasil penyisipan yang sudah mengandung watermark. Nilai RMSE diperlukan untuk mengetahui seberapa besar distorsi yang terjadi tehadap perhitungan koordinat pada peta vektor tersebut. Nilai RMSE yang mendekati nol, menunjukkan bahwa teknik perhitungan reversible lebih baik (Niu et al.2006). Nilai RMSE dapat dihitung dengan Persamaan (12).

= √∑

( )

( ) (12)

Keterangan :

: verteks atau koordinat dan dari peta awal

(18)

8

Sedangkan NC merupakan suatu teknik yang berguna untuk menganalisis kesamaan antara koordinat awal dengan koordinat hasil ekstraksi. Nilai dari teknik ini berkisar antara 0 sampai dengan 1. Semakin tinggi nilai NC yang dihasilkan pada teknik ini menunjukkan bahwa hasil reversible watermarking memiliki tingkat kemiripan yang sama atau tidak jauh berbeda dengan awalnya. Perhitungan NC menggunakan Persamaan (13) dengan adalah bit watermark awal dan ′ adalah bit hasil watermark yang diekstrak (Ramesh dan Shanmugam 2011).

= ∑

| ′|

√ √ ′ ′ (13)

Lingkungan Pengembangan Sistem

Pada penelitian ini, perangkat yang digunakan adalah sebagai berikut:

 Perangkat lunak: Windows 7 Professional, Quantum GIS, Visual Studio 2010

 Perangkat keras: CPU Intel Core i3 2,10 GHz dan 4GB RAM

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah peta vektor 2D yang berbentuk shapefile dengan fitur poligon. Data watermark adalah sebuah gambar berekstensi .jpg yang nilai hash-nya dicari dengan menggunakan algoritme MD5. Gambar yang digunakan pada penelitian ini memiliki ukuran 400x601 piksel. Nilai hash yang didapatkan yaitu 932625cac9419081a92c4d6af3b5da44. Nilai ini diubah ke dalam bentuk biner sepanjang 128 bit untuk disisipkan ke dalam 1 verteks atau koordinat ( ) dari peta masing-masing 1 bit.

Proses penyisipan akan dilakukan pada salah satu fitur poligon dengan syarat jumlah verteks atau koordinat yang ada didalamnya tidak kurang dari 128. Bentuk peta vektor yang akan dilakukan penyisipan dapat dilihat pada Gambar 3 yaitu data kelurahan yang terdapat di kota Bogor. Fitur poligon yang akan disisipkan watermark adalah fitur kelurahan Tanah Baru. Atribut-atribut yang terdapat pada peta kelurahan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.

(19)

9

Gambar 3 Peta vektor poligon untuk kelurahan kota Bogor

Gambar 4 Atribut Tabel Kelurahan

Setelah dilakukan proses penyisipan, bentuk peta vektor mengalami perubahan seperti terlihat pada Gambar 5.

(20)

10

Gambar 5 Peta hasil penyisipan (Insert : Perbedaan peta awal dan peta hasil) Perubahan yang terjadi terhadap peta secara kasat mata tidak terlihat jelas. Hal ini terjadi karena penyisipan hanya dilakukan terhadap 128 verteks atau titik koordinat ( ) pertama dari fitur poligon. Akan tetapi, apabila peta tersebut diperbesar dari skala 1:7500000000 menjadi skala 1:200000000, akan terlihat bahwa terjadi pergeseran antara fitur peta awal dengan peta setelah penyisipan. Warna yang berbeda dengan warna dasar pada Gambar 5 di atas menunjukkan bahwa perubahan titik koordinat yang terjadi setelah proses penyisipan watermarking.

Analisis Kualitas Hasil

Setelah proses penyisipan watermark dilakukan, didapatkan koordinat baru dari fitur kelurahan Tanah Baru. Perubahan koordinat yang baru dapat dilihat pada Tabel 1. Pada penelitian ini nilai yang digunakan adalah enam. Nilai tersebut dipilih karena merupakan nilai yang paling optimal, dan algoritme berfungsi tanpa perlu kinerja komputasi yang lebih kompleks.

(21)

11 Tabel 1 Perbandingan koordinat awal dengan koordinat setelah penyisipan

701688,4999 99647 9274364,999999 570 701703,9374 99647 9274376,99999857 0 701657,6250 00003 9274341,000000 400 701642,1875 00003 9274329,00000040 0 701639,1874 98875 9274327,000000 880 701656,0937 47875 9274335,50000288 0 701605,3750 00389 9274309,999998 640 701588,4687 51389 9274301,49999764 0 701597,7500 01356 9274303,999998 850 701605,6875 01356 9274314,49999785 0 701581,8750 01197 9274282,999999 570 701573,9375 01197 9274272,49999957 0 701574,8749 98618 9274266,000000 160 701574,8437 48618 9274273,50000116 0 701574,9374 99673 9274243,000000 670 701573,9374 99673 9274227,00000067 0 701575,1249 99847 9274244,000001 290 701566,1249 99847 9274266,00000129 0 701593,062501302 9274200,999999190 701602,062501302 9274178,999999190 … … … … … 701725,062499242 9272203,000000610 701714,062499242 9272205,000000610

Tabel 1 menunjukkan adanya perubahan nilai antara koordinat awal dengan koordinat hasil penyisipan. Perubahan yang terjadi tidak melebihi nilai skala ratusan. Pengukuran terhadap kualitas dari peta menggunakan RMSE. Pengukuran ini dilakukan dengan menghitung besaran nilai distorsi antara koordinat awal dengan koordinat hasil penyisipan. Besaran nilai distorsi yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai RMSE yang dihasilkan sebesar 0.00000113194984802269. Dengan nilai yang mendekati nol, dapat disimpulkan bahwa distorsi yang terjadi pada teknik ini dapat diterima atau secara visual tidak dapat dilihat perbedaan antara peta sebelum penyisipan dengan peta setelah penyisipan sehingga peta hasil penyisipan masih terjamin kualitasnya.

(22)

12

Tabel 2 Besaran distorsi yang terjadi pada masing-masing verteks

Analisis kinerja

Pengukuran terhadap kinerja dari teknik reversible watermarking dengan menggunakan perhitungan NC. Nilai NC yang mendekati nilai 1 menunjukkan bahwa peta yang dihasilkan semakin memiliki tingkat kesamaan dengan peta awal, dan nilai 1 menunjukkan hasil yang identik. Kualitas kinerja dari teknik ini dapat dilihat pada Tabel 3 yang menunjukkan bahwa semua nilai koordinat dari tahap penyisipan telah berhasil dikembalikan ke koordinat awal.

Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai NC pada tiap verteks sebesar 1. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semua koordinat yang telah disisipkan watermark dapat dikembalikan ke koordinat awal sebelum dilakukan penyisipan watermark. ′ ′ 701688,4999 99647 9274364,9999 99570 701703,93 7499647 9274376,9999 98570 0.00000195998471464085 701657,6250 00003 9274341,0000 00400 701642,18 7500003 9274329,0000 00400 0.00000195999555746769 701639,1874 98875 9274327,0000 00880 701656,09 3747875 9274335,5000 02880 0.00000189683599123842 701605,3750 00389 9274309,9999 98640 701588,46 8751389 9274301,4999 97640 0.00000189684560776726 701597,7500 01356 9274303,9999 98850 701605,68 7501356 9274314,4999 97850 0.00000131943903402135 701581,8750 01197 9274282,9999 99570 701573,93 7501197 9274272,4999 99570 0.00000131944399120763 701574,8749 98618 9274266,0000 00160 701574,84 3748618 9274273,5000 01160 0.00000075182294887164 701574,9374 99673 9274243,0000 00670 701573,93 7499673 9274227,0000 00670 0.00000075182397436291 701575,1249 99847 9274244,0000 01290 701566,12 4999847 9274266,0000 01290 0.00000114390546387741 701593,0625 01302 9274200,9999 99190 701602,06 2501302 9274178,9999 99190 0.00000114390684723241 … … … … … 701725,0624 99242 9272203,0000 00610 701714,06 2499242 9272205,0000 00610 0.00000058515619950447 ∑ 0.00000113194984802269

(23)

13 Tabel 3 Nilai kemiripan dari koordinat awal dengan koordinat hasil ekstraksi

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa penyisipan informasi ke dalam peta vektor dengan menggunakan reversible watermarking berhasil dilakukan berdasarkan teknik yang dikembangkan oleh Wang dan Men (2011). Teknik ini mampu mengembalikan nilai koordinat awal dari peta vektor sebelum dilakukan penyisipan watermark dan nilai bit watermark berhasil diekstraksi. Distorsi yang terjadi pada penelitian ini menunjukkan bahwa peta setelah penyisipan secara visual tidak terlihat perbedaannya dengan peta sebelum penyisipan sehingga peta hasil penyisipan masih terjamin kualitasnya.

Saran

Penelitian ini masih memiliki beberapa kekurangan yang dapat diperbaiki dan dikembangkan pada penelitian selanjutnya. Salah saran itu di antaranya dengan melakukan penyisipan terhadap peta vektor dengan fitur kumpulan titik.

′ ′ 701688,4999996 47 9274364,99999 9570 701688,4999996 47 9274364,99999 9570 1 701657,6250000 03 9274341,00000 0400 701657,6250000 03 9274341,00000 0400 1 701639,1874988 75 9274327,00000 0880 701639,1874988 75 9274327,00000 0880 1 701605,3750003 89 9274309,99999 8640 701605,3750003 89 9274309,99999 8640 1 701597,7500013 56 9274303,99999 8850 701597,7500013 56 9274303,99999 8850 1 701581,8750011 97 9274282,99999 9570 701581,8750011 97 9274282,99999 9570 1 701574,8749986 18 9274266,00000 0160 701574,8749986 18 9274266,00000 0160 1 701574,9374996 73 9274243,00000 0670 701574,9374996 73 9274243,00000 0670 1 701575,1249998 47 9274244,00000 1290 701575,1249998 47 9274244,00000 1290 1 701593,0625013 02 9274200,99999 9190 701593,0625013 02 9274200,99999 9190 1 ... … … … … … 701725,0624992 42 9272203,00000 0610 701725,0624992 42 9272203,00000 0610 1

(24)

14

DAFTAR PUSTAKA

Caldelli R, Filippini F, Becarelli R. 2010. Reversible Watermarking Techniques: An Overview and a Classification. EURASIP Journal on Information Security. Vol.2010. doi:10.1155/2010/134546.

Hanifah A, Neyman SN, Sitohang B. 2013. Penggunaan Teknik Reversible Watermarking untuk Verifikasi Integritas Data pada Peta Vektor. Konferensi Nasional Informatika 2013 (KNIF). Bandung: ITB.

Naskar R. 2010. Content Protection through Reversible Watermarking. India: Indian Institute of Technology.

Niu XM, Shao CY, Wang XT. 2006. A Survey of Digital Vector Map Watermarking. International Journal of Innovative Computing, Information and Control. 2(6):1301-1316.

Ramesh SM, Shanmugam A. 2011. Comparison and Analysis of Discrete Cosine Transform based Joint Photographic Experts Group Image Compression using Robust Watermarking Algorithm. American Journal of Applied Sciences. 8(1):63-70.

Sofwan A, Budi A, Susanto T. 2006. Aplikasi Kriptografi dengan Algoritme Message Digest 5 (MD5). Transmisi. 11(1):22-27.

Wang N, Men C. 2011. Reversible fragile watermarking for 2-D vector map authentication with localization. Computer-Aided Design. doi: 10.1016/j.cad.2011.11.001.

Wang XT, Shao CY, Xu XG, Niu XM. 2007. Reversible data-hiding scheme for 2-D vector maps based on difference expansion. IEEE Transactions on Information Forensics and Security. 2(3):11-20. doi: 10.1109/TIFS.2007.902677.

Yaqub MK, Al-Jaber A. 2006. Reversible Watermarking Using Modified Difference Expansion. International Journal of Computing & Information Sciences. 4(3):134-142.

Zheng L, You F. 2009. A Fragile Digital Watermark Used to Verify the Integrity of Vector Map. IEEE Science and Technology Project of Beijing Municipal Education Commission.

(25)

15 Lampiran 1 Tampilan utama tahap penyisipan watermarking

(26)

16

Lampiran 3 Tampilan utama tahap ekstraksi

(27)

17

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Majalengka tanggal 04 November 1989 dari Ibu Enok Yani Sumiyani, S.Pd. dan (Alm) Bapak Didi Sunardi. Penulis merupakan anak tunggal. Pada tahun 2007, penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Majalengka, dan pada tahun yang sama diterima di Program Diploma Institut Pertanian Bogor Program Keahlian Teknik Komputer melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Pada tahun 2010, penulis lulus dari Program Diploma Institut Pertanian Bogor dan melanjutkan pendidikan di Program Alih Jenis Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB.

(28)

Gambar

Gambar 1 Tahap penyisipan watermark
Gambar 4 Atribut Tabel Kelurahan
Gambar 5 Peta hasil penyisipan (Insert : Perbedaan peta awal dan peta hasil)  Perubahan  yang terjadi terhadap peta secara kasat  mata tidak terlihat  jelas
Tabel 1 menunjukkan adanya perubahan nilai antara koordinat awal dengan  koordinat  hasil  penyisipan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Disebut dengan kata “shun’un”, tidak kurang dari 17 derivat, dengan penekanan makna pada pekerjaan yang menghasilkan keluaran (output) yang bersifat fisik. Disebut juga dengan

Jika ketiga ketrampilan tersebut dikuasai guru dijamin siswa tidak akan merasa bosan dalam menjalani proses belajar mengajar di kelas, bila guru kreatif mengekplorasi

Tujuan yang akan diperoleh dari sistem informasi pendataan absensi peserta ini antara lain: Menghemat waktu dalam pengolahan data absensi, memperoleh keakuratan

Tavoitteena on, että varusmiehet hallitsevat palvelusajan lopulla ne tehtävät, jotka kuuluvat heidän sodan ajan sijoitustensa mukaiseen taistelutoimintaan (Sotilas-

Kausilipun ja kilometrikorvauksen mukaan laskettu auto- ja joukkoliikennematkan kokonaiskustannuksen erotus (€) lähimpään kauppakeskukseen tulevassa hinnoittelumallissa...

penanganan kerusakan (pemeliharaan jalan) tidak dilakukan secara dini dan tepat (kerusakan lubang yang terjadi akibat dari kerusakan-kerusakan kecil yang terus menerus

Sama halnya dengan karakter panjang tangkai daun, hasil uji-t karakter diameter kanopi antar pasangan dosis iradiasi tanaman purwoceng generasi M2 (Tabel 8) menunjukkan bahwa pada