• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III SISTEM VIDEO VIRTUAL STUDIO. Di dalam dunia pertelevisian atau broadcasting proses pengambilan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III SISTEM VIDEO VIRTUAL STUDIO. Di dalam dunia pertelevisian atau broadcasting proses pengambilan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

32 3.1 STUDIO VIRTUAL

Di dalam dunia pertelevisian atau broadcasting proses pengambilan gambar tidak terlepas dari adanya sebuah studio, karena dari studio itulah adegan atau real gambar diambil untuk diolah, namun untuk sebuah studio virtual tidak sama dengan studio pada umumnya, didalam studio virtual yang ada hanyalah sebuah background dengan warna khusus, pada studio virtual menggunakan warna biru dengan komposisi sel yang tertata, dimana setiap pattern yang berwarna biru menjadi pedoman sudut-sudut virtual.

Background biru yang dipakai di studio virtual adalah dengan ukuran 6 x 2.6 m, dengan sisi kanan dan kiri serta lantai yang berwarna biru semua, faktor yang penting juga dalam pengambilan gambar di studio virtual adalah penataan cahaya dari lampu studio yang harus rata pada background biru, tidak boleh ada yang over cahaya pada salah satu sisinya karena ini akan menyebabkan hasil virtual kurang sempurna, untuk standar studio menggunakan cahaya sebesar 3200K. dengan menggunakan jenis lampu balcar. Berikut gambar background studio virtual.

(2)

Gambar 3.1 background studio virtual

Pada saat live dengan studio virtual standard normalnya di studio terdapat 3 kamera, untuk studio ini menggunakan kamera phillips jenis ldk 100 dengan posisi kamera adalah kamera 1 terletak pada sisi paling kiri, kamera 2 terletak pada sisi paling kanan serta kamera 3 terletak center atau pada posisi paling tengah, sekaligus sebagai pedoman bagi dua kamera lainya. Di kamera 3 inilah terdapat sensor untuk pembacaan pan, tilt, zoom, dan focus camera.

3.2 CONTROL ROOM

Control room merupakan tempat control atau kendali dari segala sesuatu yang dilakukan dalam studio, karena itu di dalam control room studio terdapat berbagai macam peralatan pengontrol baik video, audio maupun komunikasi, Karena dalam pembahasan ini adalah tentang video maka hanya peralatan video yang akan dijelaskan. Dimana ada beberapa peralatan video pada control room

(3)

studio yang saling berhubungan satu dengan lainnya di antaranya adalah sebagai berikut :

3.2.1 Control Camera Unit (CCU)

Control camera unit berfungsi sebagai pengontrol kamera sekaligus mengatur iris, black level, white level, RGB, gain, shutter kamera, pengaturan warna serta berbagai macam setting kamera, pada remote ccu kamera phillips yang dipakai di dalam studio virtual ada 3 buah. dimana setiap remote mengendalikan satu kamera di studio, karena di studio ada 3 kamera yang digunakan maka di control room pun ada 3 remote ccu.

Pada proses virtual nanti remote ccu sangat berperan penting karena iris dan black level yang akan di remote dari tiga remote harus bisa sama agar pembacaan terhadap background pattern biru di studio juga sama. Proses yang dilakukan pada remote ccu untuk kamera diantaranya adalah proses black balance, Proses black balance adalah proses untuk kalibrasi warna black pada kamera dimana iris ccu dikondisikan paling minimal dengan nilai 0,1 – 0,3 Volt jika diukur pada videotek vtm 200 sebagai alat pengukurnya.

Proses berikutnya adalah proses white balance, pada proses ini adalah kalibrasi warna putih pada kamera yaitu dengan cara menaikkan iris ccu hingga di videotek mendapat nilai 1 Vpp yang merupakan standard nilai untuk warna putih. Berikut gambar diagram dari remote ccu.

(4)

R e m o te C c u

Gambar 3.2 Control camera unit diagram

Pada gambar 3.2. diatas pengukuran langsung dari output base station dari kamera yang dikendalikan oleh remote ccu, untuk proses white balance diperlukan obyek warna putih atau bisa dengan kertas putih / stereoform warna putih, setelah kamera fullshoot pada obyek warna putih baru dilakukan proses kalibrasi pada remote ccu, yaitu dengan menaikkan iris ccu pada level 1 vpp kemudian pada remote ccu ditekan tombol white, di vidiotek akan terjadi proses naik turun tegangan hingga tercapai nilai 1 vpp. Bila tercapai nilai tersebut maka proses kalibrasi atau white balance telah berhasil dilakukan.

Di remote ccu ini pula bisa menampilkan test internal bars sebagai referensi level dari luminansi maupun crhoma, sebagai pedoman level standard dari warna.

3.2.2 Mixer Video

Di dalam control room studio juga terdapat mixer video yang berfungsi mengolah berbagai macam jenis input video yang masuk untuk digabung maupun diedit sehingga menghasilkan berbagai gambar variasi, mixer video dengan jenis phillips dd 10 di control room studio ini mempunyai range input 1 – 16 dengan

(5)

tambahan 2 input DSK (down stream key), serta mempunyai beberapa output pula. Output dari mixer video phillips dd 10 diantaranya adalah :

- Program output : 4 buah - Preview Program : 1 buah. - Clean Feed : 1 buah

- Aux : 3 buah

adapun bentuk fisiknya bisa dilihat dalam lampiran.

Mixer video merupakan pengendali utama video, yang nantinya hasil outputnya akan digunakan atau didistribusikan secara live/taping kepada pemirsa tv semua.

Pada proses virtual studio, hasil output 3 kamera akan di hubungkan dengan orad kemudian dari output orad baru dikirimkan ke mixer video phillips dan oleh mixer video akan dikendalikan melalui tombol Aux 1, Sedangkan virtual video akan dilewatkan pada tombol key bus input 8, sedangkan background video graphisnya ada di input program 9 dan foreground video graphisnya ada di input program 10. sementara untuk menampilkan hasil video virtualnya adalah dengan memposisikan background dan key bus aktif secara bersama dalam mixer video philips dd 10. dari sinilah akan dihasilkan video virtual yang nantinya outputnya akan diukur dengan videotek vtm 200 dan pembanding kualitasnya adalah input – input sebelum masuk mixernya. Berikut gambar diagram dari mixer video phillips dd10

(6)

Gambar 3.3 Diagram alur mixer video

Pada output dari mixer video tersebut yang dipakai adalah output program yang merupakan output video virtual dan dihubungkan dengan Videotek Vtm 200 untuk pengukuran kualitas videonya. Dimana format video yang dihasilkan akan diukur level luminansi, crhoma dan sinkronisasinya.

3.2.3 Monitor Display

Hal yang penting dalam control room yaitu adanya Monitor display yang digunakan untuk mengetahui gambar atau video input apa saja yang masuk ke dalam mixer video diatas, juga untuk mengetahui kualitas video input maupun video output yang dihasilkan. Monitor display yang digunakan adalah fujitsu 42 Inch. Input vga digabung dengan sistem kaleido untuk sistem pembagian layarnya menjadi beberapa bagian, dengan sistem kaleido ini maka akan sangat efisien dalam penempatan gambar pada monitor displaynya. Sistem kaleido yang beroperasi dibawah sistem windows NT ini masih menggunakan slot input video analog sedangkan kaleido adalah sistem pembagi video input untuk bisa ditampilkan dalam satu frame sekaligus, disini menggunakan PC Miranda dan

(7)

untuk menampilkannya ke monitor display fujitsu menggunakan koneksi output kabel VGA Adapun gambar monitor display control room studio adalah seperti berikut :

Gambar 3.4 Monitor Display control room studio

Pada gambar diatas ada 15 video yang bisa ditampilkan sekaligus dalam satu display yaitu clockwise, On air video, videotek vtm 200 monitor, CG (character Generator), Aux, Camera 1 sampai 3, Preview program, master program, feed 1 dan 2 dan vtr 1 dan 2. display monitor tersebut hanya sebagai monitoring input maupun output dari mixer video sedangkan untuk kualitas video yang dihasilkan pada display akan bergantung pada monitor displaynya. Dengan menggunakan satu plasma monitor yang bisa menampilkan banyak sekali video maka effisiensi tempat di control room bisa dimaksimalkan.

(8)

3.2.4 Virtual Computer

Satu hal yang juga berperan penting dalam proses virtual adalah komputer virtual, dimana ada dua unit komputer yang saling berhubungan yaitu komputer graphis yang berfungsi sebagai penampil graphis baik secara background maupun foreground dengan menggunakan aplikasi software cyberset NT dimana graphis yang dipakai merupakan hasil dari pembuatan design set pada 3D studiomax sedangkan jenis komputer yang digunakan adalah SGI 540(silicon graphic interface), sedangkan satunya lagi adalah komputer pengolah data camera virtual Yaitu komputer dengan jenis SGI O2 yang berfungsi sebagai pengolah data dari Orad kamera dan menggabungkannya dengan hasil dari komputer graphis. Berikut diagram dari gambar kedua komputer tersebut.

Gambar 3.5 Diagram komputer virtual

Pada gambar 3.5 tersebut yang sebelah bawah adalah komputer SGI 540 yang digunakan untuk membuat design gambar maupun animasi ataupun pembuatan berbagai hal yang berhubungan dengan set dan property design, komputer ini memakai Os Windows NT Professional, untuk pembuatan designnya dengan software 3D studiomax, adobe photoshop maupun corel draw, dan

(9)

sebagai tempat eksekusi programnya adalah software Cyberset NT. Sebelah kanan atas adalah komputer SGI O2, komputer ini sebagai komputer pengolah data pattern biru dari kamera di studio untuk mengkodekan jarak antar 3 kamera, kemudian ketinggian masing masing kamera dan jarak kamera ke obyek studio, dimana hasilnya akan dimasukkan sebagai foreground gambar kamera dari komputer graphis menggantikan background sel warna biru yang ada pada studio.

DVP 50 adalah bertugas mengatur perpindahan antar kamera agar sama dengan yang dieksekusi oleh mixer video, ini adalah bagian penting dalam teknologi virtual studio karena kedua alat ini saling berhubungan dalam mensinergikan gambar graphis dan gambar kamera, DVP 50 atau digital video processor 50 merupakan teknologi awal dari virtual, alat ini yang metransformasikan dari kamera satu ke kamera lain untuk diikuti gambar background yang sesuai dengan graphis yang dibuat, sedangkan vdi 10 orad atau video digital insertion adalah video dari setiap kamera yang sudah siap dimix dengan video digital graphis untuk ditampilkan bersama sama.

3.2.5 Videotek VTM 200

Videotek Vtm 200 merupakan standar pengukuran video yang digunakan pada dunia broadcasting, input video bisa berupa analog video maupun digital video, untuk control room studio 2 menggunakan alat tersebut. Ada 4 input yaitu dari Ch A, B, C, D. Melalui videotex VTM 200 ini maka bisa diketahui level crohma, dan warna dasar serta warna adiftif dari sebuah video. Kemudian juga bisa diketahui sinyal synchronisasi, maupun sinyal pembawa warnanya.

(10)

Sebenarnya di alat ini juga dilengkapi pengukuran level audio baik audio digital maupun analog. Berikut gambar videotek vtm 200

Gambar 3.6 Videotek VTM 200

3.3 Proses Virtual Studio

Proses virtual melalui beberapa tahapan, yang paling awal dipersiapkan adalah studio yang akan dijadikan sebagai obyek untuk pengambilan gambar nantinya oleh kamera, kebersihan lantai studio adalah hal mutlak yang harus dilakukan karena manakala ada kotoran yang menempel pada lantai biru studio bisa dipastikan gambar lantai yang akan dihasilkan nanti juga akan kotor.

Hal hal yang perlu dilakukan pertama kali di studio adalah 1. Menjaga kebersihan lantai dan background biru studio.

2. Menyalakan Lampu balcar studio dan cahaya yang dihasilkan harus merata pada studio virtualnya yang berwarna biru.

3. Memposisikan kamera yang benar yaitu kamera 3 sebagai central harus benar-benar mengarah ke depan tepat ditengah tengah pattern biru virtual sedangkan kamera 1 di sebelah kiri kamera 3 dan kamera 2 berada di sebelah kanan kamera 3. posisi ketiga kamera harus sejajar dan tingginya pun sama.

(11)

4. Memastikan Sensor pada lensa kamera 3 terpasang begitu pula pada posisi tengah tripod kamera 3, kabel reference pun telah terkoneksi dengan blackbox camera 3.

5. Setelah Menghidupkan kamera maka hal yang pertama dilakukan untuk kamera adalah black balance maupun white balance, proses black balance adalah proses kalibrasi kamera untuk mengetahui level warna hitam sama dengan level tegangan yang distandarisasikan. Untuk mendapatkan kondisi black balance maka Posisi iris kamera diturunkan hingga posisi zero kemudian black level dinaikan sampai tegangan 0,1 V dan kemudian menekan tombol kalibrasi black balance, led indikator black balance akan nyala jika led kemudian mati berarti kondisi black balance tercapai. Berikut hasil black balance dengan waveform tektronik 1731

Gambar 3.7 Hasil black balance

Sedangkan untuk proses white balance yang harus dilakukan adalah kamera mengambil total gambar berwarna putih di studio dengan kondisi cahaya 3200 K, kemudian menaikan level iris kamera pada remote ccu hingga di waveform monitor menunjukkan skala 1 Vp-p, setelah itu menekan tombol kalibrasi white balance pada remote ccu, maka akan terlihat led indicatornya menyala, pada waveform akan terlihat sinyal level

(12)

video yang turun dari 1 Vp-p menjadi 0,7 Vp-p kemudian akan balik lagi ke 1 Vp-p, dan led indicator akan mati, ini berarti proses kalibrasi white balance tercapai dengan benar. Berikut gambar proses white balance.

Gambar 3.8 Hasil white balance

Black balance dan white balance harus dilakukan pada kamera karena untuk menghindari terjadinya perbedaan warna gambar dari pengambilan gambar obyek yang sama, dan sekaligus untuk standarisasi warna.

Setelah proses pada kamera selesai maka langkah berikutnya adalah melakukan proses virtual yaitu dengan langkah langkah tahapan sebagai berikut :

1. Memastikan seluruh peralatan untuk virtual set telah “On” ( Switcher, camera, Lampu, VDI-10, DVP-50 ).

2. Menghidupkan monitor dan O2 Server. Tunggu beberapa menit hingga pada layar tampak beberapa Menu seperti dibawah ini

(13)

- Memilih tanda kemudian menekan klik pada cyberset setup.

Gambar 3.9 Open studio setting

3. Tampilan pada layar akan berubah, dimana terdapat menu open studio file, memilih OK pada menu tersebut berikutnya akan muncul menu studio component seperti dibawah ini.

(14)

Gambar 3.10 Studio component list

4. Memastikan pada bagian menu studio component semua sub direktorinya ada yaitu ada sub direktori Panel, ada sub direktori kamera, ada sub direktori virtual kamera dan ada sub direktori tracking kamera, jika semua direktori itu ada berarti semua komponen udah siap

(15)

5. Tahap selanjutnya adalah kembali pada main menu cyberset setup dan memilih icon Studio Checklist akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 3.11 Studio checklist Menekan klik pada menu studio checklist

- Menekan Klik “Initialize Video” , tunggu sebentar kemudian - Menekan Klik “Intialize DVP”, tunggu sebentar kemudian. - Menekan Klik “Pattern Recognition”

Setelah itu menekan Klik “Done“ pada menu checklist bagian bawah sendiri.

6. Dan untuk mengakhiri studio setup dengan menekan “Done” sekali lagi Langkah selanjutnya adalah membuka program file atau program setting file yang sudah pernah dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(16)

1. Setelah menyelesaikan , menu studio setup, maka toolbars akan kembali pada posisi “Cyberset Setup”. Selanjutnya pada toolbar ini juga untuk memilih menu membuka program file.

2. Memilih Icon dan menekan klik pada mouse.

3. Pada toolbar “Program setting File” ini memilih file “Mq_quick3d@fox.Prg” kemudian menekan klik “OK“, sehingga muncul tampilan seperti berikut :

(17)

4. Selanjutnya mengarahkan cursor ke menu “cyberset setup”, dan memilih

menu atau bendera secara bersamaan klik dengan menekan CTRL.

5. Kemudian akan keluar tampilan toolbars baru “Camera Calibration”, namun sebelum memulai menu tersebut, memposisikan pada Mixer video di studio 2 pada posisi Auxillary 1 pada kamera 3 sebagai menu sensor optical calibration, dan pada kamera 3 di studio 2 pada posisi maksimal zoom out ke pattern warna biru di studio. Berikut gambar toolbars camera calibration. Langkahnya dengan menekan Klik “Next” pada posisi “Fixed Position” dan menekan klik lagi pada “Next”.

(18)

Gambar 3.14 Camera calibration toolbars

Tahap terakhir ini akan muncul toolbars camera calibration lagi dengan ada value seperti dibawah ini :

- X : 3.00 - Y : 1.50 - Z : 1.0

(19)

Maksud dari pengisian ini adalah untuk menentukan dimana posisi camera terhadap grid. Dimana x menunjukan posisi kamera antara grid kiri dan grid kanan, y menunjukan jarak / jauhnya kamera dari grid dan z menunjukan ketinggian kamera terhadap tanah.

Setelah itu menekan klik “Next” kemudian akan muncul toolbars camera calibration lagi dan yang terakhir menekan Klik “Finish” pada menu tersebut. Berikut toolbars camera calibration yang terakhir.

(20)

Untuk diketahui pada Virtual set yang kita miliki ini pada kamera 3 terdapat sensors yang mengukur Pan, Tilt, Zoom dan Fokus. Sedangkan 2 kamera lainnya yaitu kamera 1 dan Kamera 2 hanya menggunakan Grid sebagai Refferencenya

Setelah setting O2 server sudah maka langkah berikutnya kita tinggal membuka setting design graphis dari komputer SGI yaitu dengan cara sebagai berikut :

1. Membuka software cyberset NT di desktop file komputer SGI 540,

Gambar 3.16 Menu cyberset NT

2. Akan terlihat 5 menu kotak diatas. Untuk membuka hasil design set virtual dengan memilih menu open file atau

gambar icon player

3. Memilih file pada ”hardisk drive d:” dan mencari menu design yang akan dipanggil misalnya Program News Delik, melalui langkah membuka folder delik dan memilih file final _delik.R3g kemudian menekan klik ”Open”

(21)

Gambar 3.17 Open file delik

4. Maka akan terlihat gambar virtual delik misalnya, untuk bisa lihat di program Mixer Video, langkahnya dengan mengatur posisi pada switcher Tombol Aux pada Posisi kamera 3, Key Bus pada Tombol 8, Program serta preview program pada posisi 9, sedangkan master key dan background pada switcher pada posisi aktif bersama.

Gambar 3.18 Video design virtual delik

5. Untuk mendapat Gambar design dan obyek dari kamera 3 dengan mencari menu set memilih position set dan menekan klik.

(22)

Gambar 3.19 Menu position set

6. Akan terlihat beberapa variabel untuk mengatur posisi gambar virtual yaitu

 X : untuk mengatur posisi gambar virtual bergerak ke kiri atau ke kanan.

 Y : untuk mengatur posisi gambar zoo in ataupun zoom out.  Z : untuk mengatur posisi gambar naik atau turun (up/down).  Rotate : untuk mengatur gambar agar bisa diputar 180 derajat.

7. Kita tinggal mengatur posisi X, Y, Z diatas untuk mencari posisi terbaiknya.

Referensi

Dokumen terkait

Tanaman alfalfa (Medicago sativa) yang diamati selama dua hari saat akhir musim panas dengan pengaruh awan yang menaungi beberapa saat, menunjukkan penambatan CO2

Berdasarkan hasil analisis yang dilaku- kan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ber- basis website dalam pengaturan mesin listrik dapat memenuhi kebutuhan dasar dalam

(Odds Ratio) = 144,000 yang artinya ibu gravida trimester III di Puskesmas Bengkuring Samarinda yang memiliki pengetahuan baik tentang tanda ge- jala persalinan

Dalam Tugas Akhir ini, diimplentasikan watermarking pada berkas MP3 dengan menggunakan teknik watermarking phase coding, yang menyembunyikan data dengan cara menukarkan fase

Berdasarkan hasil analisis SWOT aspek produksi, dapat disusun strategi sebagai pedoman untuk meningkatkan kinerja produksi dari UKM Batik di Kampung Batik Laweyan.

2) Kementerian serta unsur pemerintahan yang membidangi politik dalam negeri mengerahkan seluruh kekuatan politik serta instrumen pemerintahan dalam negeri mulai dari tingkat

Kualitas tidur ibu hamil di Kelurahan Margaluyu Wilayah Kerja Puskesmas Kesemen sebelum dilakukan intervensi dalam tahap kualitas tidur yang buruk, dimana rata-rata

menciptakan seluruh makhluk yang memiliki akal paling cerdas dan sempurna, kemudian setelah itu ditambahkan pula kepada mereka dengan ilmu dan hikmat yang berlipat