PROGRAM PENGUATAN
EKOSISTEM KEWIRAUSAHAAN
PERGURUAN TINGGI
PENYELENGGARA
PENDIDIKAN VOKASI
(PTPPV)
PEDOMAN PELAKSANAAN
© Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Republik Indonesia Jl. Jenderal Sudirman, Senayan,
mitrasdudi.ptvp@kemdikbud.go.id ptvp.mitrasdudi.kemdikbud.go.id
PEDOMAN PELAKSANAAN
PROGRAM PENGUATAN EKOSISTEM KEWIRAUSAHAAN
PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA PENDIDIKAN VOKASI (PTPPV)
2021
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera,
Kewirausahaan dapat dijadikan sebagai salah satu penyokong perekonomian pada sebuah negara, khususnya negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Dalam mengupayakan pertumbuhan ekonomi Indonesia, peranan wirausaha bersama dengan unit usaha atau UMKM yang dikelolanya sangat strategis dan potensial untuk mendukung ekonomi nasional.
Pendidikan vokasi memiliki kontribusi melahirkan sumber daya manusia kompeten baik dalam bekerja atau pun berwirausaha. Dengan demikian, perguruan tinggi vokasi seyogyanya membekali mahasiswa dengan soft skills, terutama
entrepreneurial skills yang mumpuni, serta mampu
memecahkan masalah yang belum diketahui solusinya di dalam dunia nyata (complex problem
solving). Selain itu, cakap dalam hal koordinasi,
negosiasi, persuasi, mentoring, kepekaan dalam memberikan bantuan, hingga emotional dan social
intelligence. Dengan kemampuan komplit inilah
mental wirausaha dapat ditanamkan sedari dini. Mempertimbangkan bahwa Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) harus mengejar ketertinggalan dengan dunia industri dan perkembangan global masa depan, PTPPV wajib membekali lulusannya dengan minimal 21st century skills (terutama 4 C) sebagai
dasar entrepreneurial competence, dan secara umum
digital literacy, human literacy, dan technology literacy
sebagai bekal berwirausaha. Sementara kebutuhan UMKM yang menurut Kementerian Koperasi
dan UKM yang akan memasuki atau ingin naik kelas ke “digital world” seharusnya menjadi core
competence calon lulusan PTPPV. Dengan begitu,
lulusan PTPPV tidak gagap dalam menerjemahkan kewirausahaan sehingga mampu memberikan manfaat kepada masyarakat. Hal ini harus didukung dengan pemahaman tentang dasar dan filosofi social entrepreneur maupun technopreneur di bidang masing-masing hingga pada kemampuan ordo berfikir tingkat tinggi secara sistemik. Basis pengembangan entrepreneur di masa depan pada umumnya adalah kemampuan (knowledge, skills dan attitudes) dan penerapan teknologi digital (AI, IoT, Data, IM dan VM) untuk meningkatkaan nilai tambah SDA, sosial, lingkungan, dan budaya.
Buku pedoman Pelaksanaan Program Penguatan Ekosistem Keewirausahaan ini memuat tentang latar belakang pelaksanaan program, persyaratan dan proses pemilihan, komponen penilaian, format proposal, besaran dan komponen biaya program, serta administrasi dan jadwal pelaksanaan program. Diharapkan pedoman ini dapat menjadi acuan bagi satuan pendidikan vokasi dalam menyusun usulan program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Tim dan semua pihak yang telah berperan dan berpartisipasi dalam penyusunan Buku Pedoman ini.
Terima kasih,
Wabillahi Taufiq Walhidayah, Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek Republik Indonesia
Kata Pengantar - 4
Daftar Isi - 5
I. Pendahuluan - 7
II. Persyaratan dan Proses Seleksi - 19
III. Besaran dan Komponen Biaya - 25
IV. Format Proposal dan Jadwal Pelaksanaan - 29
V. Penutup - 35
VI. Persyaratan Proposal - 27
Lampiran 1: Contoh Format Halaman Judul/Cover/Sampul Depan - 38 Lampiran 2: Contoh Halaman Identitas dan Pengesahan - 39
Lampiran 3: Contoh Surat Komitmen Pimpinan PTPPV - 40 Lampiran 3: Contoh Surat Pernyataan Mitra DUDI - 41
B
adan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia telah merilis angka Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) tahun 2020. Menurut pencatatan BPS tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020 mengalami kontraksi minus 2,07 persen secara year on year. Kontraksi ini terjadi akibat pelemahan di berbagai sektor ekonomi sebagai dampak dari pandemi Covid-19.Pelemahan ini memberi dampak pada sektor usaha, termasuk kelompok Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Para pelaku UMKM yang juga digawangi oleh wirausaha muda pun turut mengalami kesulitan. Survei yang dilakukan UNDP tahun 2020 menyebutkan dari sejumlah 756 responden, tercatat sejumlah 21 persen mengaku bisnisnya berhenti total dan, sejumlah 81 persen mengalami penurunan pendapatan. Meskipun demikian ditinjau dari sisi kontribusinya, pelaku wirausaha tersebut telah membuktikan perannya dalam penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan data tahun 2018, kelompok usaha ini mampu menyerap
tenaga kerja sebanyak 116.978.631 orang. Sedangkan pada level UMKM, Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2018 merilis data bahwa UMKM menyumbang sebesar 60,34 persen dari total PDB nasional dan 58,18 persen total investasi. BPS juga mencatat jumlah UMKM tahun 2019 sebanyak 65.465.497, jumlah tersebut menunjukan peningkatan dari tahun 2018 sebesar 1,97 persen.
Peranan UMKM dalam perekonomian nasional ini perlu didukung oleh peningkatan kapasitas dan kapabilitas UMKM itu sendiri. Salah satu yang perlu dilakukan adalah mendorong UMKM naik kelas, upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan masuk pada ekosistem digital. Perkembangan ekonomi digital di Indonesia pun terus menunjukkan tren positif seiring dengan jumlah pengguna internet yang meningkat. Fenomena digitalisasi yang tak bisa dihindarkan ini menjadi pintu masuk bagi pelaku UMKM untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dalam rangka melakukan scaling-up dan menaikan kelasnya mulai dari proses produksi hingga pemasaran.
Hasil analisis Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan jika 10 persen UMKM mampu mengalami naik kelas, maka hal tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 7 persen, bahkan mencapai 9,3 persen.
Tumbuhnya usaha-usaha, baik di level mikro hingga menengah tersebut tak lepas dari generasi muda yang memilih untuk menggeluti wirausaha. Namun dilihat dari sisi rasio, jumlah wirausaha di Indonesia masih tertinggal dari sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara. Per November 2020, tingkat rasio kewirausahaan di Tanah Air baru mencapai sekitar 3,47 persen. Angka ini pun masih relatif rendah bila dibandingkan dengan Singapura yang mencapai 8,76 persen, Thailand 4,26 persen serta Malaysia 4,74 persen. Padahal suatu negara dapat disebut maju apabila rasio wirausahanya berkisar 10 sampai 14 persen.
Kewirausahaan diharapkan mampu menjadi salah satu solusi mengatasi persoalan tenaga kerja di Indonesia. Khususnya isu ketenagakerjaan, sangat berkaitan erat dengan persoalan demografi, diantara adalah pengangguran. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pengangguran terdidik di Indonesia pada Agustus tahun 2020, tercatat 6,27 juta jiwa atau 64,24% dari seluruh jumlah pengganggur. Angka tersebut melonjak drastis hingga 34,16% dibandingkan Agustus tahun 2019. Pengangguran lulusan perguruan tinggi tingkat diploma meningkat sebesar 8,5%, sedangkan sarjana meningkat tajam sebesar 25%. Angka tersebut perlu menjadi perhatian karena berpotensi meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia.
Strategi untuk mengatasi keterbatasan dan peningkatan daya serap tenaga kerja, termasuk menopang struktur ekonomi yang makin menantang berbasis pada industry, membutuhkan tenaga kerja dan sumber daya manusia (SDM) yang terampil. Sumber daya tersebut harus mempunyai tingkat keterampilan dan keahlian khusus, selaras dengan perkembangaan kemajuan teknologi dan tuntutan yang lebih tinggi disertai dengan kemampuan khusus dan spesifik. Peningkatan kualitas, terutama terkait dengan keterampilan ini membutuhkan pendidikan berbasis vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja kompeten yang selaras dengan perkembangan industri.
Sesuai dengan sifat dan karakteristiknya, pendidikan vokasi dengan model pendidikan yang unik memiliki potensi menghasilkan SDM kompeten dalam membangun rintisan usaha atau berwirausaha. Meski pada kenyataannya,
hingga saat ini pendidikan tinggi vokasi masih belum optimal dalam mencetak SDM unggul yang diharapkan langsung berkemampuan menjadi seorang wirausahawan (entrepreneur). Terdapat kecenderungan, lulusan perguruan tinggi vokasi tidak langsung memasuki sektor usaha baik informal maupun formal sebagai calon wirausahawan, tetapi pada umumnya terlebih dahulu memasuki sektor formal sebagai pekerja. Orientasi pendidikan vokasi yang mengarahkan lulusan untuk siap kerja dapat menjadi argumen lebih sebagai pencari kerja dibanding sebagai penghasil kerja atau sebagai wirausahawan. Pilihan ini tentu bukan hal yang salah karena pendidikan vokasi menghasilkan lulusan terampil yang siap kerja. Di sisi lain, kemampuan berwirausaha merupakan bagian dari soft skills yang harus diberikan kepada setiap mahasiswa vokasi.
Pada umumnya sebagai indikator keberhasilan pendidikan vokasi diukur dari lulusan yang dapat diterima di dunia kerja, dan belum menggunakan indikator tingkat keberhasilan lulusan sebagai wirausaha atau minimal sangat berpotensi untuk menjadi wirausaha. Indikator tersebut dapat dijadikan sebagai tolok ukur efektivitas dan indeks keberhasilan pendidikan vokasi dalam menghasilkan lulusan siap kerja dan berkemampuan sebagai wirausahawan. Berdasarkan sifat dan karakteristik kewirausahaan, tingkat keberhasilan dari program ini terhadap
fresh graduate diukur dapat menggunakan indikator
perbandingan jumlah lulusan dengan jumlah yang berhasil menjadi wirausahawan pada rentang waktu (beberapa tahun) pasca kelulusan.
Strategi untuk melahirkan wirausahawan dilakukan dengan mengembangkan soft skills lulusan yang sesuai dengan perkembangan ekonomi yang dinamis. Sebagai calon wirausaha lulusan PTPPV diharapkan memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order of thinking skills) agar dapat menjadi individu yang menjadi pendengar aktif (active listening), berfikir secara logis (logical
thinking), mempunyai kemampuan mengendalikan
diri (self monitoring), serta mampu mengelola orang dalam tim termasuk kemampuan melaksanakan suatu proses produksi (skill process). Unsur skill kewirausahaan ini menampel secara terstruktur, sistematis, dan terintegrasi dengan setiap proses pembelajaran. Menjadikan kewirausahaan tidak serta merta diajarkan melalui mata kuliah belaka, tetapi juga dengan menerapkan pola mentoring untuk menumbuhkan mentalitas tangguh wirausaha.
Pembangunan ekosistem kewirausahaan di perguruan tinggi vokasi sangat diharapkan dan
diarahkan pula untuk turut menjadi perhatian pihak dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Industri tersebut secara individu maupun melalui kelompok industri antara lain tergabung dalam wadah Kamar Dagang Indonesia (Kadin). Ekosistem ini yang dibangun perlu didukung oleh berbagai unsur, termasuk dukungan pembiayaan, kebijakan, seperti akses permodalan, coaching, mentalitas wirausaha, infrastruktur, sistem pendidikan dan pelatihan, dukungan lembaga pendidikan tinggi, pasar, serta penunjang lainnya. Sebuah ekosistem yang baik akan mampu menaikan produktivitas dan level wirausaha.
Guna mewujudkan hal tersebut, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia berkomitmen mewujudkan penguatan ekosistem kewirausahaan yang berbasis pada kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industry, khususnya UMKM. Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan di Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) menjadi salah satu terobosan dan upaya menciptakan iklim kewirausahaan sehingga pada saat lulus, alumni vokasi siap untuk membuka lapangan kerja atau menjadi entrepreneur.
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;
3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan; 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan;
6. Peraturan Pemerintah 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kewirausahaan Dan Kepeloporan Pemuda, Serta Penyediaan Prasarana Dan Sarana Kepemudaan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susunan
Organisasi, Personalia, dan Mekanisme Kerja Lembaga Permodalan Kewirausahawan Pemuda;
9. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2013 tentang Inkubator Wirausaha;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2013 Tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara;
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/PMK.02/2013 Tentang Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 119/PMK.02/2020 Tentang Standar Biaya Masukan Tahun 2021;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayan Tahun 2020 - 2024;
16. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No. 234 Tahun 2020 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Pendidikan Bidang Soft
Skills.
C. SASARAN PROGRAM
Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) di bawah binaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang memenuhi persyaratan.
Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV adalah salah satu program pada Direktorat Kemitraan dan Penyelarasaan Dunia Usaha Dunia Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek. Program ini bersifat kompetisi bagi perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi, didasarkan atas kemampuan dalam membangun ekosistem kewirausahaan disampaikan dalam bentuk proposal singkat.
Ruang lingkup pelaksanaan Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV berdasarkan pada bidang prioritas di bidang teknologi tepat guna, rekayasa, dan jasa, antara lain meliputi:
a. Pertanian, teknologi pertanian, perikanan, perkebunan, dan bidang lainnya;
b. Manufaktur, konstruksi, dan teknologi informasi;
c. Industri barang konsumsi, antara lain makanan, minuman, farmasi, peralatan rumah tangga, tekstil;
d. Industri jasa, antara lain termasuk bidang kesehatan, pariwisata, dan jasa lainnya.
Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV dilaksanakan melalui kegiatan, antara lain meliputi:
a. Peningkatan kemampuan kewirausahaan mahasiswa yang terintegrasi dengan proses pembelajaran;
b. Inisiasi kemitraan dengan industri dan/atau lembaga permodalan untuk peningkatan aktivitas kewirausahaan di PTPPV;
c. Pengembangan sasana latih (bootcamp) atau magang kewirausahaan bersama mitra DUDI, seperti bentuk coaching
clinic.
GAMBAR 1.
KOMPONEN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
Pengembangan kemampuan kewirausahaan mahasiswa di PTPPV dilaksanakan secara terintegrasi melalui tiga komponen, yaitu: a) peluang dan kreativitas, b) sikap dan kompetensi, c) motivasi dan kemampuan diri. Secara sistematis disajikan pada Gambar 1.
E. TUJUAN
Program ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan Umum:
Membangun ekosistem kewirausahaan di PTPPV untuk menghasilkan lulusan pendidikan tinggi vokasi yang kreatif, inovatif, mandiri, dan adaptif terhadap perubahan lingkungan eksternal yang dinamis.
Tujuan Khusus:
1. Mengembangkan aktivitas yang dapat menumbuhkan kemampuan mahasiswa dan menstimulasi minat mahasiswa dalam berwirausaha yang terintegrasi dalam proses pembelajaran di PTPPV;
2. Mengembangkan program kewirausahaan dengan dasar kemitraan bersama mitra DUDI dan/atau lembaga permodalan;
3. Menghasilkan mahasiswa PTPPV yang memiliki kemampuan kewirausahaan.
F. MANFAAT
Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi PTPPV: memiliki acuan sebagai dasar penyusunan proses pembelajaran berbasis kewirausahaan;
2. Bagi mahasiswa: mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang praktik berwirausaha;
3. Bagi Kemendikbudristek: mendapatkan model dalam pengembangan sistem pendidikan dan struktur kurikulum berbasis kewirausahaan di PTPPV sebagai bahan penyusunan kebijakan untuk program-program penyelarasan kurikulum berikutnya;
4. Bagi Mitra DUDI dan Lembaga Permodalan: menghasilkan model kewirausahaan yang dikembangkan bersama melalui program kemitraan PTPPV dan DUDI, dan menghasilkan calon intrapreneur bagi industri mitra
G. OUTPUT
Target output dari pelaksanaan program ini adalah:
1. Pedoman pembelajaran berbasis kewirausahaan yang mampu memberikan kesempatan dan suasana dalam menunjang kompetensi berwirausaha yang sesuai untuk PTPPV;
2. Model kewirausahaan berbasis kemitraan;
3. Perjanjian Kerja Sama (PKS)/MoA tentang kewirausahaan dengan mitra DUDI dan/atau lembaga permodalan.
H. OUTCOME
1. Meningkatnya ekosistem kewirausahaan di PTPPV; 2. Meningkatnya jumlah lulusan PTPPV yang menjadi
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI akan
menyediakan bantuan dana untuk 20 (dua puluh) PTPPV.
Adapun aktivitas yang harus dilakukan oleh setiap PTPPV
pengampu program adalah sebagai berikut:
PERSYARATAN
DAN PROSES
A. PERSYARATAN PERGURUAN TINGGI
PENYELENGGARA PENDIDIKAN VOKASI
Persyaratan dan proses pemilihan penerima program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV ditetapkan sebagai berikut.
1. Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (Politeknik, Sekolah Vokasi/Program Pendidikan Vokasi, Akademi Komunitas) negeri dan swasta di bawah binaan Kemendikbudristek;
2. Memiliki rekam jejak kerja sama dengan DUDI pada proses pendidikannya, misalnya pengembangan kurikulum dan magang industri melalui pendekatan link & match/dual system dan/atau teaching industry system yang dibuktikan dengan MoA yang dilampirkan;
B. PROSES SELEKSI
Proses seleksi dilakukan oleh tim reviewer Direktorat Mitras DUDI melalui alur pengusulan sebagaimana dijelaskan dalam Gambar 2, dengan tahapan sebagai berikut:
1. Perguruan tinggi pengusul melakukan pendaftaran akun melalui laman http://ptvp.mitrasdudi.kemdikbud.go.id;
2. PTPPV menyusun proposal Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV (sesuai dengan Bab IV. Format Proposal dan Jadwal Pelaksanaan) dan disampaikan dalam bentuk dokumen elektronik melalui laman http://ptvp.mitrasdudi. kemdikbud.go.id;
3. Seleksi tahap pertama adalah evaluasi administratif dan substantif berbasis desk evaluation yang dilakukan oleh tim
reviewer yang ditunjuk oleh Direktorat Mitras DUDI;
4. Seleksi tahap kedua adalah evaluasi substantif rencana implementasi Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV dengan metode presentasi secara daring yang diikuti oleh pengusul yang lolos seleksi tahap pertama;
5. Pleno reviewer (rekomendasi calon penerima program);
6. Penetapan penerima program oleh Direktur Kemitraan dan Penyelarsan DUDI;
7. Dua puluh (20) penerima program akan diberikan informasi terkait teknis penandatanganan kontrak, pencairan dana, dan pelaksanaan program.
GAMBAR 2.
C. KRITERIA SELEKSI
Komponen penilaian usulan penerima Program
Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV adalah
sebagai berikut: a) penilaian desk evaluasi; dan b)
presentasi. Penilaian desk evaluasi dititikberatkan pada
jenis dan nilai tambah dari program yang diusulkan.
Sedangkan penilaian presentasi dititikberatkan pada
potensi kelayakan implementasi program.
BESARAN
DAN
KOMPONEN
BIAYA
A. BESARAN DANA PELAKSANAAN PROGRAM
Besaran dana yang dapat diusulkan disesuaikan dengan kebutuhan penguatan ekosistem kewirausahaan yang akan dilaksanakan. Pagu anggaran maksimaladalah sebesar Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) untuk setiap calon PTPPV pengampu program. Dana ini dialokasikan bagi 20 (dua puluh) PTPPV yang akan terpilih menerima program.
Besaran nilai bantuan Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV untuk masing-masing pengusul ditetapkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Pemanfaatan anggaran tidak boleh dilakukan untuk kegiatan yang sama dari sumber pendanaan yang berbeda (double funding).
B. KOMPONEN BIAYA
Komponen biaya yang diajukan harus dapat dibuktikan keterkaitannya dengan program yang diusulkan dan disertai dengan argumentasi yang kuat tentang bagaimana pemanfaatan dana tersebut digunakan. Besaran setiap komponen biaya kegiatan yang dilaksanakan mengacu pada Standar Biaya Masukan sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.02/2020 Tentang Standar Biaya Masukan Tahun 2021.
FORMAT
PROPOSAL
DAN JADWAL
A. FORMAT PROPOSAL
Tata cara pemasukan usulan dapat diunduh di http://ptvp.mitrasdudi.
kemdikbud.go.id. Proposal program ditulis dengan ukuran A4
menggunakan margin normal, jenis font Times New Roman ukuran 12pt, 1 spasi dengan format sampul depan seperti pada Lampiran A. Proposal dapat disulkan dalam bentuk dokumen elektronik dan disampaikan oleh Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) melalui
http://ptvp.mitrasdudi.kemdikbud.go.id paling lambat tanggal 21 Juli
2021.
Adapun usulan Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV penerima disusun dengan mengikuti struktur dan format berikut:
1. Halaman Judul/Cover
Memuat informasi tentang nama institusi seperti contoh pada
Lampiran 1.
2. Halaman Identitas dan Pengesahan
Halaman ini berisi informasi ringkas tentang nama dan alamat lengkap penanggungjawab dan ketua pelaksana program seperti contoh pada Lampiran 2.
3. Komitmen Pimpinan PTPPV
Halaman ini berisi pernyataan dari pimpinan PTPPV yang memuat tentang kesediaan untuk menjalankan berbagai aktivitas yang diusulkan dalam rencana Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV seperti contoh pada pada Lampiran 3
4. Surat Pernyataan Mitra DUDI
Halaman ini berisi pernyataan dari Mitra DUDI yang memuat tentang kesediaan dan komitmen untuk terlibat dalam pelaksanaan Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV seperti contoh pada Lampiran 4.
5. Daftar Isi
6. Ringkasan Eksekutif (1 halaman)
Memuat intisari usulan, khususnya tentang rencana Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV yang disampaikan dalam usulan.
7. Bab 1: Pendahuluan
Bagian ini memuat informasi ringkas tentang rencana strategis pengembangan institusi yang dijadikan landasan dalam penyusunan usulan rencana Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV. Informasi tersebut perlu memuat jangka waktu Renstra, visi misi institusi, strategi utama dan program pengembangan yang telah ditetapkan dalam kaitannya dengan Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV. Informasi terkait akreditasi PT juga perlu dimuat pada bab ini.
8. Bab 2: Rasional dan Konteks
Memuat rasional dan konteks rencana pengembangan berikut indikator kinerja yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV.
9. Bab 3: Kondisi Ekosistem Kewirausahaan PTPPV Saat Ini
Memuat kondisi Ekosistem Kewirausahaan di PTPPV saat ini, kelebihan dan kekurangannya, serta hal-hal yang dapat dikembangkan. Dalam bab ini perlu disampaikan informasi mengenai posisi pelaksana program Kewirausahaan PTPPV dalam struktur organisasi di PTPPV, baseline kondisi pelayanan Kewirausahaan PTPPV (jika ada) dan jaringan kemitraan (collaboration) dengan DUDI dan/atau lembaga permodalan saat ini, serta informasi lainnya yang terkait dengan kondisi dan potensi Kewirausahaan di PTPPV.
10. Bab 4: Rencana Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV
Memuat rencana dan jadwal (timeline) transformasi peran lembaga dalam penguatan ekosistem Kewirausahaan PTPPV yang meliputi: peningkatan kapasitas organisasi dan sumber daya pelaksana program; rencana penguatan dan/atau pengembangan ekosistem Kewirausahaan PTPPV melalui pelaksanaan pembelajaran; dan perluasan jejaring (networking) dengan DUDI dan/atau lembaga permodalan terkait pengembangan ekosistem kewirausahaan.
11. Bab 5: Keberlanjutan Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV
Memuat hasil-hasil yang diharapkan dari Penguatan Ekosistem Kewirausahaan PTPPV, terutama dalam hal keberlanjutan program, kemanfaatan dan kontribusi transformasi peranan lembaga dalam penguatan ekosistem Kewirausahaan PTPPV. Memberikan rekomendasi terhadap peningkatan mutu pembelajaran kewirausahaan berbasis kemitraan dengan DUDI. Penjelasan mengenai rekam jejak kemitraan PTPPV pengusul dengan calon mitra dan/atau stakeholders.
12. Lampiran
Bagian ini memuat berbagai informasi pendukung terkait jenis pelayanan dan keberhasilan program yang ada irisannya dengan kewirausahaan serta data program studi yang telah menerapkan keterlibatan atau berpotensi untuk terlibat pada program kewirusahaan dalam proses pembelajarannya (jika ada).
Catatan: Jumlah halaman proposal dibatasi maksimal 20 halaman, tidak termasuk lampiran.
Buku Pedoman ini merupakan acuan bagi
Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi
(PTPPV) dan Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan
DUDI, Ditjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek
dalam melaksanakan Program Penguatan Ekosistem
Kewirausahaan PTPPV Tahun 2021. Hal-hal yang
belum diatur dalam pedoman ini jika dibutuhkan, akan
disampaikan melalui surat kepada PTPPV.
PROGRAM PENGUATAN EKOSISTEM KEWIRAUSAHAAN PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA PENDIDIKAN VOKASI (PTPPV) PEDOMAN PELAKSANAAN
© Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Republik Indonesia
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, ptvp.mitrasdudi.kemdikbud.go.id