• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1. Matrik Program Pengembangan Kelembagaan Koperasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 1. Matrik Program Pengembangan Kelembagaan Koperasi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

NO. URAIAN INDIKATOR KELUARAN INDIKATOR HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

KOORDINASI KETERANGAN 1. Setiap tingkatan pemerintahan (Pusat, Propinsi, Kab/Kota) memiliki data administrasi Badan Hukum koperasi yang mutakhir. 1. Kepmen dan Juklak 2. Sosialisasi peraturan 100% Kab/kota 3. Monitoring dan Evaluasi 100% Kab Kota 4. Fasilitasi 50% Kab/Kota 1. 100% Pusat 2. 100% Propinsi 3. 80% Kab/Kota Memiliki data administrasi Badan Hukum koperasi yang mutakhir 1. Menyiapkan peraturan, sarana dan pelaksana penataan data administrasi badan hukum koperasi 1. Kepmen 2. Surat Edaran, 3. Juklak 4. Juknis 1. Rapat koordinasi penyusunan peraturan 2 Sosialisasi peraturan 3. Pengadaan Komputer dan Sistem pendataan administrasi Badan Hukum Koperasi 4. Peningkatan kapasitas pelaksana penataan administrasi Badan Hukum koperasi - BPS, Depdagri, Dinas Koperasi Prop/Kab/ Kota 2. Inventarisasi dokumen pendukung administrasi badan hukum koperasi.

Surat Edaran 1. Pengumpulan

dokumen dan pemutakhiran data Badan Hukum Koperasi 2. Monitoring dan evaluasi 3. Pencetakan hasil pemutakhiran data - Dinas Koperasi Prop/Kab/ Kota 3. Mengadakan kerjasama /koordinasi dengan BPS, Depdagri, Depkeh dan HAM, Dinas Koperasi Prop/Kab/Kota 1. MOU/Naskah Kerja sama 2. Surat Edaran 1. Rapat koordinasi penyusunan kerjasama 2. Supervisi pelaksanaan MOU - BPS, Depdagri, Depkeh dan HAM, Dinas Koperasi Prop/Kab/ Kota 2. Setiap proses pengesahan pendirian, perubahan AD 1. Kepmen dan Juklak 2. Sosialisasi 100% Kab/Kota 1. 100% Pusat 2. 100% Propinsi 3. 80% Kab/Kota 1. Membuat standarisasi akta-akta koperasi 1. Kepmen 2. Juklak Juknis dan

Surat Edaran

1. Penyusunan standarisasi akta koperasi 2. Sosialisasi

- Depkeh dan HAM, Notaris dan Dinas Koperasi Prop/Kab/ Kota

(2)

KELUARAN DAMPAK 2. Meningkatkan kapasitas Pejabat Pembuat akta Koperasi 1. Kepmen 2. Juklak Juknis dan

Surat Edaran

1. Pembekalan tentang pengetahuan perkoperasian bagi Pejabat pembuat akta koperasi - Departemen Kehakiman - Ikatan Notaris Indonesia 3. Membuat standarisasi formulir pengesahan pendirian, perubahan AD dan pembubaran Badan Hukum koperasi 1. Kepmen 2. Juklak Juknis dan

Surat Edaran 1. Penyusunan standarisasi formulir pengesahan pendirian, perubahan AD dan pembubaran Badan Hukum koperasi - Dinas Koperasi Prop/Kab/ Kota dan Ikatan Notaris Indonesia 4. Meningkatkan kapasitas petugas pengesahan pendirian, perubahan Anggaran Dasar dan pembubaran Badan Hukum koperasi 1. Kepmen 2. Juklak Juknis dan

Surat Edaran

1. Pembekalan tentang sistem dan prosedur pengesahan pendirian, perubahan AD dan pembubaran Badan Hukum koperasi bagi petugas pelaksana - Dinas Koperasi Prop/Kab/ Kota dan pembubaran Badan Hukum koperasi sesuai dengan ketentuan 3. Koordinasi dengan pihak terkait 4. Monev 100% Kab/Kota 5. Fasilitasi PPAK untuk 20% Notaris 6. Fasilitasi 80% Kab Kota Melakukan proses pengesahan pendirian, perubahan AD dan pembubaran BH koperasi sesuai dengan ketentuan 5. Melakukan pemantauan proses pengesahan pendirian, perubahan Anggaran Dasar dan pembubaran Badan Hukum koperasi 1. Kepmen 2. Juklak Juknis dan

Surat Edaran

1. Penyusunan sistem pemantauan secara elektronik dan manual proses pengesahan pendirian, perubahan Anggaran Dasar dan pembubaran Badan Hukum koperasi 2. Pelaksanaan pemantauan proses pengesahan pendirian, perubahan Anggaran Dasar dan - Dinas Koperasi Prop/Kab/ Kota

(3)

pembubaran Badan Hukum koperasi 6. Mengadakan

koordinasi dengan Depkeh dan HAM, Pemda

Prop/Kab/Kota/ dan Ikatan Profesi Notaris

1. Kepmen 2. Juklak Juknis dan

Surat Edaran 1. Koordinasi dalam rangka proses pengesahan pendirian, perubahan Anggaran Dasar dan pembubaran Badan Hukum koperasi

- Depkeh dan HAM, Pemda Prop/Kab/ Kota dan Ikatan Profesi Notaris 3. Menaikkan jumlah koperasi berkualitas dari segi kelembagaan dari 30.000 unit menjadi 70.000 unit. 1. 100% Pusat 2. 100% Propinsi 3. 75% Kab/Kota mengerti manfaat koperasi 4. 70.000 unit koperasi yang berkualitas dari segi kelembagaan 1. Meningkatkan kesadaran anggota tentang hak dan kewajiban berkoperasi

1. Kepmen 2. Juklak Juknis dan

Surat Edaran

1. Penyusunan petunjuk cara berkoperasi yang baik dan benar 2. Sosialisasi pengertian

dan manfaat koperasi kepada anggota - Dinas Koperasi Prop/Kab/ Kota 2. Menata organisasi dan manajemen koperasi sesuai dengan kepentingan anggota dan usahanya 1. Kepmen 2. Juklak Juknis dan

Surat Edaran 1. Penyusunan petunjuk mekanisme pengambilan keputusan (RAT, Pengurus, Pengawas). 2. Penyederhanaan

sistem dan prosedur kerja dalam koperasi 3. Sosialisasi petunjuk

mekanisme pengambilan keputusan dan penyederhanaan sistem dan prosedur kerja dalam koperasi

- Dinas Koperasi Prop/Kab/ Kota Dekopin/wil/Da

(4)

KELUARAN DAMPAK 4. Penyusunan petunjuk pembenahan organisasi dan manajemen koperasi 5. Pelaksanaan bantuan perkuatan manajemen koperasi 6. Pelaksanaan bantuan perkuatan legalitas dan perijinan 7. Penerapan Standar Operasional Manajemen (SOM) koperasi 3. Menerapkan Standarisasi Akuntansi dan Audit Koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku 1. Kepmen 2. Juklak Juknis dan

Surat Edaran

1. Penyusunan sistem aplikasi akuntansi, Sistem Pengendalian Intern (SPI) dan audit koperasi 2. Pembekalan dan penetapan Auditor koperasi yang bersertifikasi dari Kementerian Koperasi 3. Sosialisasi sistem

aplikasi akuntansi dan audit koperasi 4. Pendampingan

penerapan

standarisasi akuntansi dan audit Koperasi

- Dinas Koperasi Prop/Kab/ Kota, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

(5)

4. 5. Supervisi penerapan Akuntansi dan Audit 6. Studi Banding dalam

rangka best practices penerapan akuntansi dan audit 7. Monitoring dan evaluasi 4. Melaksanakan koordinasi dengan Pemda Prop/Kab/Kota/ Dekopin/Wil/Da, Ikatan Akuntan Indonesia, dalam rangka meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi 1. Kepmen 2. Juklak Juknis dan

Surat Edaran 1. Rapat koordinasi 2. Supervisi 3. Monitoring dan Evaluasi - Pemda Prop/Kab/ Kota/ Dekopin/Wil/Da, Ikatan Akuntan Indonesia 1. Memprakarsai terbentuknya Lembaga Penyelesaian Perselisihan Koperasi 1. Kepmen, Juklak Juknis dan Surat Edaran 1. Penyusunan sistem Penyelesaian Perselisihan Koperasi 2. Pembentukan Lembaga Penyelesaian Perselisihan Koperasi 3 Koordinasi, pendampingan, supervisi, monitoring dan evaluasi - Pemda Prop/Kab/ Kota/ Dekopin/ Wil/Da dan LSM 4. Setiap tingkatan pemerintahan (pusat, propinsi, kabupaten/kot a) memiliki sistem perlindungan hukum bagi anggota koperasi yang dirugikan oleh koperasinya. 1. Kepmen dan Juklak 2. Koordinasi 100% kab/kota 3. Fasilitasi 80% Kab/Kota 4. Pemantauan, pengawasan dan evaluasi 100% Kab/Kota 1. 100% Pusat 2. 100% Propinsi 3. 80% Kab/Kota memiliki sistem perlindungan hukum bagi anggota koperasi 2. Meningkatkan penyelenggaraan bantuan hukum pada koperasi dan anggota koperasi

1. Kepmen, Juklak Juknis dan Surat Edaran

1. Menyusun sistem penyelenggaraan bantuan hukum pada koperasi dan anggota koperasi - Pemda Prop/Kab/ Kota/ Dekopin/ Wil/Da dan Asosiasi Pengacara

(6)

KELUARAN DAMPAK 2. Pemberdayaan penyelenggara bantuan hukum 3. Supervisi 4. Monitoring dan Evaluasi 1. Menerapkan dan melaksanakan Kepmen No.129/2002 tentang Pedoman Klasifikasi bagi Koperasi 1. Kepmen 2. Juklak Juknis dan

Surat Edaran 1. Sosialisasi pedoman klasifikasi koperasi 2. Pembekalan petugas klasifikasi koperasi 3. Pelaksanaan penilaian klasifikasi bagi 70.000 koperasi 4. Penyediaan sarana pelaksanaan klasifikasi koperasi - Pemda Prop/Kab/ Kota/ Dekopin/ Wil/Da 2. Memantau Pelaksanaan Klasifikasi Koperasi

1. Juklak dan Surat Edaran 1. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan klasifikasi koperasi - Pemda Prop/Kab/ Kota/ Dekopin/ Wil/Da 5. Setiap koperasi yang aktif berklasifikasi sesuai ketentuan. 1. Kepmen 2. Sosialisasi 100% Kab/Kota 3. Koordinasi 100% Kab/Kota 4. Monitoring dan evaluasi 100% Kab/Kota 5. Fasilitasi 50% Kab/Kota 1. 100% Pusat 2. 80 % Propinsi 3. 70 % Kab/Kota memiliki koperasi yang aktif berklasifikasi sesuai ketentuan 4. 70.000 koperasi telah terklasifikasi 3. Mengadakan Kerjasama dengan BPS dan Lembaga Akreditasi 1. Kepmen 2. Juklak Juknis dan

Surat Edaran 1. Koordinasi 2. Supervisi 3. Pendampingan - BPS dan Lembaga Akreditasi 6. Hasil klasifikasi diakui oleh dunia usaha. 1. Kepmen 2. Sosialisasi 100% Kab/kota 3. Fasilitasi 60% Kab/Kota 1. 100% pusat 2. 80% Propinsi 3. 60% Kab/Kota yang telah diklasifikasi diakui oleh dunia usaha 1. Meningkatkan Citra Koperasi yang telah diklasifikasi 1. Kepmen 2. Juklak Juknis dan

Surat Edaran 1. Penyusunan pedoman peningkatan citra koperasi 2. Peningkatan akses informasi terhadap dunia usaha - Pemda Prop/Kab/ Kota/ Dekopin/ Wil/Da dan Media massa (TV,Surat kabar, radio), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

(7)

4. Koordinasi 100% Kab/Kota 5. Monitoring dan evaluasi 100% Kab/Kota 3. Penyusunan pedoman sistem perpajakan koperasi 4. Pelaksanaan audit oleh auditor eksternal bersertifikasi dari Kementerian Koperasi 5. Studi banding

pemantapan jati diri koperasi 2. Memotivasi dunia usaha untuk mengakui hasil klasifikasi koperasi 1. Kepmen

2. Juklak Juknis dan Surat Edaran

1. Kampanye hasil klasifikasi koperasi pada dunia usaha melalui media massa, elektronik dan cetak

- Dekopin/ Wil/Da dan Media massa (TV,Surat kabar, radio) 3. Melaksanakan koordinasi dengan Pemda, Kadin, Lembaga Akreditasi, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), BUMN, Dekopin/Wil/Da, Perbankan dan Asosiasi 1. Kepmen 2. Juklak Juknis dan

Surat Edaran 1. Rapat Koordinasi 2. Supervisi 3. Monitoring dan evaluasi - Pemda, Kadin, Lembaga Akreditasi, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), BUMN, Dekopin/Wil/Da, Perbankan dan Asosiasi 7. Setiap koperasi memiliki kader koperasi. 1. Kepmen 2. Sosialisasi 100% Kab/Kota 3. Fasilitasi 80% bagi terciptanya 70.000 orang kader koperasi 4. Koordinasi 100% Kab/Kota 5. Monitoring dan evaluasi 100% Kab/Kota 1. 100 % pusat 2. 100 % Propinsi 3. 80 % Kab/Kota memiliki kader koperasi 4. 70.000 orang kader koperasi pada koperasi yang diklasifikasi C ke atas 1. Memotivasi Koperasi untuk menciptakan kader koperasi 1. Kepmen 2. Juklak Juknis dan

Surat Edaran 1. Penyusunan standar kader koperasi 2. Pembekalan Fasilitator kader koperasi 3. Penyuluhan kader koperasi

4. Temu Kader dalam rangka meningkatkan kualitas kader koperasi - Dinas Koperasi Prop/Kab/ Kota, Dekopin/ Wil/Da

(8)

KELUARAN

DAMPAK

5. Supervisi bagi kader koperasi 6. Monitoring dan evaluasi 2. Memberdayakan Ikopin dan Dekopin/Wil/Da 1. Kepmen 2. Juklak Juknis dan

Surat Edaran

1. Bantuan perkuatan bagi Ikopin dan Dekopin/Wil/Da dalam rangka Kaderisasi 2. Pendampingan pelaksanaan kader koperasi - Ikopin dan Dekopin/Wil/Da 3. Menyediakan buku pintar tentang Perkoperasian

1. Surat Edaran 1. Pencetakan Pedoman Peningkatan Kapasitas anggota menjadi kader koperasi - Dinas Koperasi Prop/Kab/ Kota, Dekopin/ Wil/Da 4. Mengadakan kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan Praktisi Koperasi untuk menumbuhkan kader koperasi 1. Kepmen 2. Juklak Juknis dan

Surat Edaran 1. Rapat Koordinasi 2. Penyempurnaan Pedoman Peningkatan Kapasitas anggota menjadi kader koperasi - Perguruan Tinggi dan Praktisi Koperasi

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses belajarnya pun keaktifan siswa semakin meningkat, keaktifan siswa terlihat pada fase- fase pendekatan konstruktivisme yaitu pada fase start siswa sudah

Kristalisasi senyawa dalam larutan langsung pada permukaan transfer panas dimana kerak terbentuk memerlukan tiga faktor simultan yaitu konsentrasi lewat jenuh

Dalam kasus penelitian ini, format laporan segmen operasi dalam IFRS 8 menyajikan informasi segmen yang lebih seder- hana dan secara komprehensif dibandingkan

” ilmu nahwu ialah kaidah-kaidah untuk mengetahui bentuk akhir kata dalam bahasa Arab, setelah satu bagian tersusun dalam tarkib dengan susunan yang lainnya, dari i’ rāb dan bina'

Perhitungan kuesioner menunjukkan bahwa ke enam faktor penyebab dari aspek sumber daya yang memiliki efek yang paling berpengaruh dalam pelaksanaan konstruksi

Apabila saudara tidak hadir sesuai jadwal yang telah ditetapkan, maka kami anggap saudara mengundurkan diri dan pelelangan kami lanjutkan untuk proses sesuai ketentuan

Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk atau jasa.ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak

1) Persyaratan yang tidak bertentangan dengan tujuan akad. Misalnya: seseorang mahasiswa membeli sebuah laptop dan mensyaratkan kepada penjual agar menanggung segala cacat