• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berkaitan dengan ini, Al Ghalayaini (2008 : 3) juga mengatakan sebagai berikut :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Berkaitan dengan ini, Al Ghalayaini (2008 : 3) juga mengatakan sebagai berikut :"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif antara manusia, dari berbagai macam situasi bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan pembicara kepada pendengar atau pendengar kepada pembaca. (Sugihastuti, 2000:8).

Kemampuan menguasai dan menggunakan bahasa merupakan ciri yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan bahasa, manusia dapat berfikir dan mengkomunikasikan pikirannya. Manusia berinteraksi dengan sesamanya juga dengan menggunakan bahasa. Ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan keberadaban pun pada dasarnya dipelajari dan diwariskan dari generasi ke generasi dengan menggunakan bahasa (Asrori, 2004 :4).

Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana komunikasi vital dalam hidup ini. Bahasa pada dasarnya merupakan sesuatu yang khas yang dimiliki manusia (Aminuddin, 1985 : 20)

Berkaitan dengan ini, Al – Ghalayaini (2008 : 3) juga mengatakan sebagai berikut :

ﻢﻫﺪﺻﺎﻘﻣﻦﻋﻡﻮﻗﻞﻛﺎﻬﺑﺮﺒﻌﻳﻇﺎﻔﻟﺍﺔﻐﻟﻟﺍ /Al-lugatu alfāun yu’abbiru bihā kullu qaumin ‘an maqāṣidihim/

“Bahasa adalah kata lafal yang digunakan oleh setiap orang kaum dalam menyampaikan maksud kehendak mereka.”

Kemampuan berbahasa merupakan karunia dari Allah SWT. Kita tidak dapat membayangkan bagaiman keadaan manusia bila tidak ada bahasa yang berperan sebagai alat komunikasi. Kebudayaan dan peradaban tentunya tidak akan dapat berkembang dengan baik bila tidak ada bahasa. (Pratama, 2009:1).

(2)

Bahasa Arab merupakan bahasa kitab suci (Al-qur’an) yang merupakan tuntunan umat Islam sedunia, hal ini dinyatakan dalam Al-qur’an pada surat Țaha ayat 113:

ﺎﻴﺑﺮﻋ ﺎﻧﺃﺮﻗ ﻩﺎﻨﻟﺰﻧﺃ ﻚﻟﺍﺬﻛﻭ ...

/wakażālika anzalnāhu qur’ānan ‘arabiyyan/ ” Demikianlah telah kami turunkan Al-qur’an itu berbahasa Arab’’.

Sama seperti bahasa lainnya, bahasa Arab dapat dikaji dalam berbagai cabang ilmu bahasa. Dari beberapa cabang ilmu itu, bidang ilmu an- naḥwu / ﻮﺤﻨﻟﺍ / atau sintaksis dan aṣ – ṣarfu / ﻑﺮﺼﻟﺍ / atau morfologi merupakan bidang ilmu yang sangat memegang peranan penting dalam kajian bahasa Arab.

Sintaksis atau yang disebut pula sintaks, sintagmen (syntagmene) atau sintagmemik (syntagmemic) adalah salah satu cabang linguistik yang mengacu pada kajian atau studi mengenai penyusunan dan susunan kata dalam frase, klausa, atau kalimat, demikian pula bagaimana kedudukan dan peringkat hubungan antara kata dalam struktur terkait (Ridwan,1997: 31).

Sintaksis dalam bahasa Arab disebut ﻮﺤﻨﻟﺍ /al-naḥwu/. Al-Hasyimi (t.t : 6) mengatakan sebagai berikut :

ﺾﻌﺑ ﻊﻣ ﺎﻬﻀﻌﺑ ﺐﻴﻛﺮﺘﺑ ﺖﻠﺼﺣ ﻰﺘﻟﺍ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺕﺎﻤﻠﻜﻟﺍ ﺮﺧﺍﻭﺃ ﻝﺍﻮﺣﺃ ﺎﻬﺑ ﻑﺮﻌﻳ ﺪﻋﺍﻮﻗ ﻮﻫ ﻮﺤﻨﻟﺍ ﺎﻤﻬﻌﺒﺘﻳ ﺎﻣﻭ ءﺎﻨﺑﻭ ﺏﺍﺮﻋﺇ ﻦﻣ / An-naḥwu huwa qawā’idu yu’rafu bihā awālu awākhiri al-kalimāti al -‘arabiyyati al-latī ḥuṣilat bitarkībi ba’ihā ma’a ba’in min i’rābin wa

bināin wamā yatbi’uhumā/.” ilmu nahwu ialah kaidah-kaidah untuk mengetahui bentuk akhir kata dalam bahasa Arab, setelah satu bagian tersusun dalam tarkib dengan susunan yang lainnya, dari i’rāb dan bina' dan yang mengikuti keduanya ”.

Secara garis besar ilmu naḥwu membahas tentang kedudukan dan perubahan keadaan setiap akhir kata atau yang disebut ﺏﺍﺮﻋﺇ/ i’rāb /.

Adapun i’rāb, dalam hal ini Al-Ghalayaini (2005: 15) mengatakan bahwa : ﻹﺎﻓ ﺏﺍﺮ ﺎﻣﻭﺰﺠﻣ ﻭﺃ ﺍﺭﻭﺮﺠﻣ ﻭﺃ ﺎﺑﻮﺼﻨﻣ ﻭﺃ ﺎﻋﻮﻓﺮﻣ ﺎﻫﺮﺧﺃ ﻥﻮﻜﻴﻓ ﺕﺎﻤﻠﻜﻟﺍ ﺮﺧﺍ ﻰﻓ ﻞﻣﺎﻌﻟﺍ ﻪﺛﺪﺤﻳ ﺮﺛﺍ

(3)

/Fā al-i’rābu : aṡarun yuḥdiṡuhu al-‘āmilu fī ākhiri al-kalimāti fa yakūnu

akhiruhā marfu’an au manūban au majrūran au majzūman asba mā

yaqtaḍīhi żālika al-‘āmilu/. “maka i’rāb adalah keadaan yang dipengaruhi oleh ‘amil (faktor-faktor yang mendahului sebuah kata) dalam akhir kata sehingga kata tersebut menjadi harkat marfu’, mansub, majrur, majzum” sesuai dengan bagaimana keadaan ‘amilnya.

Tidak setiap akhir baris kata berubah-ubah, ada kata dalam Bahasa Arab yang keadaan baris akhirnya tetap, meskipun terdapat dalam letak yang berbeda-beda. Kata seperti ini disebut mabni ( fuad ni’mah : 10 ).

Dalam bahasa Arab kita ketahui bahwa i’rāb ada empat macam :

ﻊﻓﺭ /rafa’/ ditandai dengan baris ﺔﻤﻀﻟﺍ /aḍ-ḍommatu/ ﺐﺼﻧ /naṣab/ ditandai dengan ﺔﺤﺘﻔﻟﺍ /al-faḥtatu/ ﺮﺟ /jar/ ditandai dengan ﺓﺮﺴﻜﻟﺍ /al-kasratu/ ﻡﺰﺟ /jazam/ ditandai dengan ﻥﻮﻜﺴﻟﺍ /as-sukūnu/ (Ghulayaini, 2008 : 14).

Dalam ilmu aṣ – ṣarfu / ﻑﺮﺼﻟﺍ/ kata dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu ism / ﻢﺳﺇ /, fiil/ ﻞﻌﻓ / dan ḥarf / ﻑﺮﺣ /.

Hal ini ditegaskan oleh Al – Ghalayaini ( 2008 : 5) bahwa :

ﻡﺎﺴﻗﺃﺔﺛﻼﺛﻲﻫﻭﺩﺮﻔﻣﻰﻨﻌﻣﻰﻠﻋﻝﺪﻳﻈﻔﻟ : ﻮﻫ ﺔﻤﻠﻜﻟﺍ

ﻑﺮﺣﻭﻞﻌﻓﻭﻢﺳﺇ

/Al – kalimatu huwa : lafẓun yadullu ‘alā ma’nā mufradin wa hiya alāatun aqsāmin : ismun wa fi’lun wa ḥarfun/ “ kata adalah lafal yang menunjukkan kepada suatu ma’na yang tersendiri, dan kata itu sendiri terdiri dari tiga macam, yaitu : ism, fi’il dan harf”

Ni’mah ( t.t : 13) menegaskan bahwa :

(4)

/Tanqasimu al – kalimatu al –‘arabiyyatu ṡalāṡatun aqsāmin : ismun, fi’lun, wa ḥarfun/” Kata dalam bahasa Arab terbagi tiga, yaitu : ism, fi’il dan ḥarf.

Di dalam bahasa Arab ada satu kata yaitu ﺎﻣ / Mā / yang identitasnya berubah-ubah, kadang-kadang ﺎﻣ / Mā / dapat digolongkan sebagai ism, dan kadang-kadang dapat digolongkan sebagai harf. Kenyataan ini mendorong penulis untuk berusaha memahami lebih jauh melalui sebuah penelitian.

1. Contohnya :

ﺕﺃﺮﻗﺎﻣ / Mā qara’ta / “ Apa yang kamu baca ? ” 2. Contohnya :

ﺪﻟﺎﺧﺮﻓﺎﺳﺎﻣ / Mā sāfara khālidun / “ tidak pergi Kholid”

Penelitian tentang ﺎﻣ / Mā / ini belum di teliti di Fakultas Ilmu Budaya, Jurusan Bahasa Arab, sehingga penulis ingin menelitinya, dan mengkhususkan objek penelitian pada Al – qur’an surah Al – Baqarah. Alasan penulis memilih surah Al-baqarah, karena dalam surah tersebut merupakan salah satu surah yang paling panjang yang terdiri dari 3 juz dan 286 ayat. Dengan demikian dapat dimungkinkan didalamnya terdapat banyak ﺎﻣ /Mā / dibandingkan surah-surah lainnya. Dan ﺎﻣ/Mā / adalah salah satu dari kata dalam bahasa Arab yang mempunyai arti yang berbeda-beda, dan jenis yang berjenis-jenis, serta kedudukan (i’rabnya) yang berbeda-beda pula. Dalam penulisan ini, penulis membahas ﺎﻣ/Mā / khusus dari segi jenis dan fkedudukannya dalam kalimat ( jumlah mufidah ).

Diantara contoh ﺎﻣ / Mā /, yang terdapat dalam surah Al – Baqarah adalah sebagai berikut:

َﻨْﻗَﺯَﺭ ﺎﱠﻤِﻣَﻭ َﺓﻼﱠﺼﻟﺍ َﻥﻮُﻤﻴِﻘُﻳَﻭ ِﺐْﻴَﻐْﻟﺎِﺑ َﻥﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ َﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﴿ َﻥﻮُﻘِﻔﻨُﻳ ْﻢُﻫﺎ

۳

/al-lażina yu’minūna bilghaibi wa yuqīmūna aṣ-ṣalātu wa mim Mā razaqnā

(5)

mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka”.

Kata ﺎﻣ / Mā / pada kata ﺎﱠﻤِﻣ / mim Mā /adalah jenis mā isim maushul yang berkedudukan atau beri’rab sebagai majrur yang di jar-kan oleh harf jar ﻦﻤ / min /.

Sumber rujukan utama yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah ”al-Mu’jam al-Mufashal al-I’rab” yang ditulis oleh Thahir Yusuf al-Khatib”, karena pendapat tersebut penulis jadikan sebagai sumber rujukan utama dalam penulisan ini. Sedangkan pendapat para ahli lainnya, seperti : Dalam bukunya ”Qawa’idu Al-Lughatu Al-‘Arabiyyatu” pengarang Fuad Ni’mah, dalam bukunya ” Jāmi’u Al-Durusi Al-‘Arabiyyati” pengarang Al-Ghalayaini, dan Sayyid Ahmad Al-Hasyimi dalam bukunya ”Al-Qawā’idu Al-Asāsiyatu Al-Lugatu Al-‘Arabiyatu”, penulis jadikan sebagai rujukan pendukung.

1.2. Rumusan Masalah

Agar penyajian suatu karya tulis ilmiah ini tidak menyimpang dari pokok pembahasan yang dikehendaki maka perlu adanya batasan masalah. Maka penulis memberi batasan masalah yaitu :

1. Ada berapa jenis ﺎﻤ / Mā yang ada pada surah Al-Baqarah 2. Bagaimana kedudukan ﺎﻤ / Mā yang ada pada surat Al-Baqarah 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui jenis ﺎﻤ / Mā / yang ada pada surah Al-Baqarah. 2. Untuk mengetahui kedudukan ﺎﻤ / Mā / yang ada pada surat

Al-Baqarah.

(6)

1. Untuk menambah wawasan dan pemahaman penulis tentang bahasa Arab khususnya tentang ﺎﻤ / Mā / yang terdapat dalam Al – Qur’an pada surah Al- Baqarah.

2. Untuk menambah referensi perpustakaan mengenai ﺎﻤ / Mā / dalam Al-Qur’an pada surah al-baqarah di program studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara ini.

3. Untuk menambah minat penulis dan pembaca dalam memahami dan memperdalam kandungan Al- Qur’an. Untuk menambah bahan bacaan bagi teman – teman, terutama mahasiswa – mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang berminat mempelajari bahasa Arab. Dan dapat bermanfaat bagi kita semua, dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan bahasa Arab itu sendiri.

1.4. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan Metode Deskriptif, yaitu menggambarkan memaparkan keadaan objek yang diteliti apa adanya dengan objek penelitian melalui riset kepustakaan ( Library Research).

Adapun langkah – langkah yang dilakukan sebagai berikut :

1. Membaca buku – buku referensi yang berkaitan dengan objek yang diteliti.

2. Membaca berulang – ulang Surah Al – Baqarah, untuk mengumpulkan data – data yang akan diteliti.

3. Mengidentifikasi data, mengklasifikasi data dan selanjutnya menganalisisnya.

4. Menyusunnya secara sistematis dan membuatnya dalam bentuk laporan.

Referensi

Dokumen terkait

Kitab al-Sanī al-Maṭālib adalah karya Kiai Nur Iman yang membahas masalah ilmu Nahwu (gramatika bahasa Arab) dengan penjelasan tasawuf.. Kaidah-kaidah

Karena, memang ilmu nahwu adalah salah satu cabang dari ilmu Bahasa Arab yang membahas tentang bagaimana menyusun kalimat yang sesuai dengan kaidah Bahasa Arab, baik yang berkaitan

Dari penelitian ini ditemukan kaidah menerjemahkan kitab kuning yang berhubungan dengan tata bahasa Arab berdasarkan ilmu nahwu dan shorof; ada empat metode yang digunakan

Karena, memang ilmu nahwu adalah salah satu cabang dari ilmu Bahasa Arab yang membahas tentang bagaimana menyusun kalimat yang sesuai dengan kaidah Bahasa Arab, baik yang berkaitan

Berdasarkan temuan yang terkait dengan kekhasan bahasa Arab Al-Qur’an di atas, disarankan pada para pengajar ilmu nahwu (sintaksis bahasa Arab) untuk tujuan khusus

Penulis bermaksud untuk mengkaji dua cabang dari disiplin ilmu yang ada dalam bahasa Arab yaitu ilmu sarf dan ilmu nahwu, dipandang dari bentuk pola dan i‘rabnya, karena setiap

Karena, memang ilmu nahwu adalah salah satu cabang dari ilmu bahasa Arab yang membahas tentang bagaimana menyusun kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Arab, baik yang

Ada beberapa manfaat dari mempelajari nahwu, di antaranya; dapat memahami dengan benar susunan kata-kata Bahasa Arab yang terdapat pada literatur-literatur hukum Islam al-Qur’an,