• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU Ilmu Nahwu Untuk Pemula

N/A
N/A
Thao Vu

Academic year: 2023

Membagikan "BUKU Ilmu Nahwu Untuk Pemula"

Copied!
365
0
0

Teks penuh

Anda bisa mempelajari kitab ini secara tatap muka di kursus bahasa Arab terbesar yang tersebar di puluhan kota. Standar pembahasan, referensi, dan cakupan materi keilmuan Nahwu dalam buku ini mengacu pada buku ini.

PENGANTAR ILMU NAHWU

Pengantar Ilmu Nahwu

ٱ ِميِحَّرلٱ َّرلٱ

بَ َﺿﺮ

ﺪْﻳَزاًﺮْﻜَﺑ

Ilmu nahwu ialah ilmu yang mesti dikuasai untuk memahami peraturan pembentukan ayat dalam bahasa Arab. Dalam bahasa Arab yang jelas." (Ash Syu'araa: 195) Allah subhanahu wa ta'ala juga berfirman:. ialah) Semua Al-Quran dalam bahasa Arab tanpa sebarang bias (di dalamnya) agar mereka berlaku adil" (Az Zumar: 28).

ﻓﻲ

ﻮ ْﺤَّﺠاىَﺪَﺘْﻫا

ﻟﻰِإ

ﻛﻞ

مْﻮُﻠُﻌﻟا

Mengenal Unsur Penyusun Kalimat

Seperti halnya bahasa Arab, mempunyai banyak istilah yang kurang lebih sama dengan bahasa Indonesia. Namun dalam bahasa Arab, semua kata yang ada dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu fi'il (kata kerja), isim (kata benda, kata sifat2) dan huruf (kata sambung, kata sambung3).

ﺔَﺳَرْﺪَﻤﻟا َ

Mengenal Fi’il

Fi'il dalam bahasa Indonesia biasa dikenal dengan kata kerja seperti َﺐَﺘَﻛ telah menulis) dan َﻢِﻠَﻋ (telah mengetahui). Fi'il madhi adalah kata kerja lampau yang berarti Anda melakukan sesuatu.

ﺲِﻠْ َﻳﺠ

ﺐِﺴْ َﻳﺤ

Namun karena mempunyai arti yang berkaitan dengan waktu (telah dan sekarang), maka kata sifat ini juga fi'il.

ﻨﻰْﻌَﻣ

ﻓﻲﺎَﻬِﺴْﻔَﻏ

ﻗاَو ْﺖَﻧَ َﺘﺮ

Fi’il Berdasarkan Kebutuhan Terhadap Obyek (Fi’il Lazim dan Fi’il Muta’addiy) dan Fi’il Muta’addiy)

ﻼﻟا ُﻞْﻌِﻔﻟا

Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata kerja yang memerlukan benda (transitif) dan kata kerja yang tidak memerlukan benda (intransitif).

ﺮﻟا ُﺖْﺒَﺘَﻛ

ﺔَﻟﺎَﺳ

Penjurian berdasarkan aktif dan pasif fi'il dibagi menjadi: Penjurian berdasarkan aktif dan pasif fi'il dibagi menjadi :. Adapun fi'il biasa (intransitif) tidak dapat diubah ke bentuk majhul karena tidak mempunyai obyek.

بِ ُﺿﺮ

Mengenal Isim

ﻟﺒ

نِ َﺘﺮْﻘَﻳ

بﺎَﺘِﻜﻟا

ﺮُﻘﻟا

تْ ِﺳﺮ

ﺪِﺠ ْﺴَﻤﻟا َﻦِﻣ

ﻟﻰإ ِﺖْﻴَﻛا

Isim Mutsanna ( َّﻨﻰَﺜُﻤ ﻟا )

Jadi jamak dalam bahasa Arab tidak lebih dari satu, tetapi lebih dari dua.

نﺎ َﺘَﻤِﻠ ْﺴُﻣ

نﺎَﻤِﻠ ْﺴُﻣ ,

ﻴﻦَﺘَﻤِﻠ ْﺴُﻣ

نﺎ َﺑﺎَﺘِﻛ ,

ﻴﻦَﻤَﻠَﻗ

ﻴﻦَﻧﺎَﺘِﻛ ,

Jamak ( ُﻊْﻤَﻟﺠا )

Nama asal benda mati ialah jamak taksir, tetapi bagi nama benda yang mengandungi huruf ta mabuthah (muannats), boleh ditukar kepada jamak muannats salim. Pada asalnya, kata nama yang mudzakkar akan menjadi jamak mudzakkar salim, Namun, terdapat beberapa kata nama mudzakkar yang jamaknya adalah jamak akusatif.

Rumus Mutsanna

ﻴﻦَﻧﺎَﺘ ِﻛ

Dalam bahasa Arab terdapat pembagian kata menurut jenisnya, seperti kata untuk laki-laki (laki-laki) dan kata untuk perempuan (perempuan), baik untuk orang maupun benda. Secara terminologi, isim mudzakkar adalah istilah atau terminologi kata-kata yang masuk dalam kategori maskulin.

ﺪَ ْﺣﻤ أ ٌﺪْﻳَز،

Semua nama orang untuk laki-laki dan nama benda yang tidak mengandung huruf ta mbuthah (ة) termasuk isim mudzakkar. Selain kata yang mengandung huruf ta mabathah, ada juga kata yang tidak mengandung ta mabathah, melainkan muannas, seperti nama bagian tubuh yang berpasangan seperti ٌ ْمِنَن (mata), ٌنُذُأ (telinga) dan ٌعدَ ( tangan).

اَﺬٰﻫ ٌبﺎَﺘِﻛ

Oleh karena itu, penting untuk belajar bahasa Arab di bawah bimbingan guru yang memahami hal-hal tersebut.

اَﺬٰﻫ ُبﺎَﺘِﻛ

ﺑَﺮ َﻌﻟا

Dhamir termasuk ma'rifah kerana apabila kita menggunakan dhamir, maka orang yang menjadi bahan pembicaraan telah ditentukan. Isim Isyarah adalah kata penunjuk yang kita kenal dalam bahasa Indonesia sebagai ini dan itu.

نا َ َّﺜﻟا ,

ﻦ ْﻳَ َّﺜﻟا /

ﻼﻟا /

ﺎَﻬُﻧﺎَﺘِﻛ

ﻪُﺑﺎَﺘِﻛ

ﺎَﻤُﻬُﻧﺎَﺘِﻛ

ﻦُﻬُﻧﺎَﺘِﻛ

ﻢُﻬُﻧﺎَﺘِﻛ

ﻚُﺑﺎَﺘِﻛ

ﺎَﻤُﻜُﺑﺎَﺘِﻛ

ﻦُﻜُﺑﺎَﺘِﻛ

ﻢُﻜُﺑﺎَﺘِﻛ

  • Isim Ditinjau dari Keberterimaan Tanwin (Isim Munsharif dan Isim Ghairu Munsharif) dan Isim Ghairu Munsharif)
  • Seluruh nama wanita
  • Seluruh nama laki-laki yang diakhiri ta marbuthah
  • Seluruh nama yang berasal dari non Arab yang hurufnya lebih dari 3 huruf
  • Seluruh nama yang berakhiran alif dan nun
  • Seluruh nama yang mengikuti wazan fi’il
  • Seluruh kata yang mengikuti wazan ُﻞَﻌْﻓَأ
  • Semua kata yang diakhiri alif ta’nits maqsurah dan mamdudah Alif ta’nits adalah alif yang menjadi ciri muannats dari suatu kata

Semua nama yang digunakan untuk anak laki-laki dan diakhiri dengan ta mabathah seperti ُةَ َﺴﺮْﻴَﻣ , ُﺔَﻣﺎَﺳُأ , ُﺔَﻳِوﺎَﻌُﻣ. Khusus untuk nama non Arab yang terdiri dari 3 huruf termasuk kandungan munsharif seperti ٌحْﻮُﻧ dan ٌطْﻮُﻟ.

ءﺎَﻗِﺪ ْﺻ َ

Berubah (Mu’rab)

Mu'rab adalah sekelompok kata yang dapat berubah keadaan akhirnya dengan adanya perbedaan posisi kata tersebut.

Berubah Harakat

ءﺎَﺟ

Berubah Huruf

  • Tetap (Mabniy)
  • Mengenal Huruf Huruf ( ُHuruf (ُ

Ketika ketiga jenis kata ini menempati posisi berbeda dalam sebuah kalimat, huruflah yang berubah. Stoples surat adalah huruf yang menyebabkan isi setelahnya berada dalam keadaan toples/khafadh.

ﺪَﺣ َ ﻷا

ﻢْﺤَّﻠﻟا

ﷲاَو

ﷲﺎِﺑ ،

ﷲﺎَﺗ

صَعۡلٱَو

RUMUS MENGHAFAL HURUF JAR

تﺎَﺒْﻳِرْﺪَّﻛﺤا

KALIMAT INTI – JUMLAH FI’LIYYAH

Jumlah Fi’liyyah

Karena kebutuhan akan benda, maka fi’il dibedakan menjadi fi’il biasa (intransitif: tidak membutuhkan benda) dan fi’il muta’addiy (transitif: membutuhkan benda), sehingga pola bilangan fi’ Lijeti juga memiliki dua bentuk :.

Pola Kalimat Fi’il Lazim

Pola Kalimat Fi’il Muta’addiy

  • Pola Kalimat Fi’il Lazim

مﺎَﻗ ٌﺪْﻳَز

  • Fi’il harus sesuai jenisnya dengan fa’il
  • Fi’il harus dalam bentuk mufrad
  • Fa’il harus dalam keadaan rafa’ (marfu’)
    • Fi’il Madhi & Fi’il Mudhari .1 Mufrad .1 Mufrad
  • FARA: FA’il harus RAfa’
  • MANIS: fi’il dan fa’il itu harus saMA jeNIS

Ketika Ahmad (mudzakkar) duduk, fi'ilnya juga harus mudzakkar dan ketika Fatimah (muannats) duduk, fi'ilnya juga beradaptasi. Baik pada kalimat yang fa’ilnya mufrad, mutsanna maupun jamak, fi’il yang digunakan tetap fi’il untuk mufrad.

ﺪَ ْﺣﻤَأ َمﺎَﻗ

ﺲَﻠَﺟ ُﻞُﺟَّﺮﻟا

ﺐِﻟﺎ َّﻄﻟا َﺐَﻫَذ

مﺎَﻧ

ﺐْﻴِﺒ َّﻄﻟا

ﻛﺤا َجَﺮَﺧ

ﺮِﺟﺎ

ﻧﺤ

Mutsanna

نﺎَﻤِﻠ ْﺴُﻤﻟا

نﺎَﻤِﻠ ْﺴُﻤﻟا َمﺎَﻗ

ن ﻼُﺟَّﺮﻟا َ

نﺎَﺒْﻴِﺒ َّﻄﻟا

نﺎ َﺿِّﺮَﻤُﻤ

Jamak Salim

Sama halnya dengan mutsanna, berdasarkan aturan jumlah fi’liyyah yang fa’ilnya jamak tetap menggunakan fi’il dalam bentuk mufrad.

ﻠﻰ َﺻ

نْﻮُﻤِﻠْﺴُﻤﻟا

تﺎَﻤِﻠْﺴُﻤﻟا

نْﻮُﻨِﻣْﺆُﻤﻟا َمﺎ

ﺖَﻣﺎ َﺻ

تﺎَﻨِﻣْﺆُﻤﻟا

مﺎَﻗ

ر َﺪُﻤﻟا

ﺖَﻣﺎَﻗ

تﺎَﺳ

نْﻮُﺳِﺪْﻨَﻬُﻤ ﻟا

تﺎَﺳِﺪْﻨَﻬُﻤ ﻟا

Jamak Taksir

Jika fa'ilnya jamak taksir lighairil 'aqil, maka fi'ilnya harus dalam keadaan mufrad muannats. Jika bentuk jamak dari fa’il adalah takhir lil ‘aqil, maka fi’il disesuaikan dengan jenis fa’ilnya.

Jamak Taksir Lighairil ‘Aqil

عﺎَﺿ

Jamak Taksir Lil ‘Aqil

Berbeda dengan taksir lighairil 'aqil yang jamak yang semuanya dihukum dengan muannat, maka yang jamak Taksir Lil 'Aqil ada yang dihukum dengan mudzakkar dan ada pula yang dihukum dengan muannat, tergantung apakah kata tersebut digunakan untuk laki-laki atau perempuan.

ﺐِﻟﺎ َﻃ

ءﺎَﻣِإ -

Lihat tabel berikut untuk memahami jumlah fi'liyyah dengan beberapa perkiraan fa'il baik mudzakkar maupun muannat.

ﻷا

Fi’il Amar

Fi'il amar sedikit berbeda dengan fi'il madhi dan fi'il mudhari' karena fa'il (mata pelajaran) melekat pada fi'il. Karena fa’il dilekatkan pada fi’il amar, maka digunakanlah enam buah tasrif fi’il amar sesuai dengan jumlah pelaku yang diminta melakukan sesuatu.

أ ۡمُكنِم

Dan apabila terdengar bunyi yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari manusia lari dari saudaranya ('Abasa: 33-34). ia adalah) hari (ketika) manusia berdiri di hadapan Tuhan Semesta Alam. Dan pada hari itu neraka Jahannam ditunjukkan; dan pada hari itu manusia ingat, tetapi tidak berguna untuk mengingatnya (Al Fajr: 23).

ناَعۡمَ ۡ

Dan apabila hamba Allah (Muhammad) berdiri untuk menyembahnya (beribadat), hampir-hampir jin itu mendesak mendesaknya (Al Jinn: 19). Dan ini: Orang yang kurang cerdik daripada kita selalu bercakap (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah (Al Jinn: 4).

نۡجِّسلٱ ُهَعَم

ناَيَت َف

مۡوَي ۥُهُليِوۡ

نﺎَﻀَﻣَر َءﺎَﺟ

ﺮﻳِدﺎَﻘَﻤْﻟا ِﻪِﺑ

ﺄَﻤ َّﻈﻟا َﺐَﻫَذ

ﺮْﺟَ ْﻷا َﺖَﺒَﻋ

ﺑا َءﺎَﺷ ْنِإ

ﺦْﻴَّﺸﻟا َمﺎَﻗ 1

م َﻼﻗَﻷا ْﺖَﻋﺎَﺿ 10

Pola Kalimat Fi’il Muta’addiy

Oleh karena itu, jika kita membuat kalimat dengan fi'il muta'addiy maka kita harus menyebutkan objeknya yang dalam bahasa Arab disebut maf'ul bih. أَﺮ ﻗ َ adalah predikat atau kata kerja lampau (fi'il madhi), Zaid adalah subjek (fa'il) dan Al-Qur'an adalah objek (maf'ul bih).

نآ

Maf’ul bih harus dalam keadaan nashab (manshub)

Berbeda dengan fa’il dan fi’il yang saling berkaitan, maf’ul bih sama sekali tidak berkaitan dengan syarat fi’il dan fa’il karena disesuaikan dengan tujuan pembicaraan.

ﻴﻦَﻧﺎَﺘِﻜ ﻟا

Fi’il Madhi & Mudhari’

  • Mufrad
  • Mutsanna
  • Jamak Salim

Jumlah fi’iliyah pada fi’il muta’addiy harus terdiri dari fi’il, fa’il dan maf’ul bih. Tidak ada pembahasan khusus mengenai fi'il muta'addiy yaitu maf'ul bihnya mutsanna, hanya saja bentuk yang digunakan adalah "ayni" bukan.

ﻴﻦِﻤِﻠ ْﺴُﻤﻟا

ﺔَﻤِﻃﺎَﻓ

تﺎَﻤِﻠ ْﺴُﻤﻟا

ةَذﺎَﺘْﺳُﻷا

تﺎ َﻈِﻓﺎ َﻟﺤا

ﻴﻦِﺳِّرَﺪ ُﻤﻟا

ﻤﻟ ا

تﺎَﺳِّرَﺪ

ﺐِﻟﺎ َّﻄﻟا

ر َﺪُﻤﻟا َ ْﻴﻦِﺳ

ﺔَ ِﻛﺎ َّﻄﻟا

ىَد َ ﺎﻧ

ﺮَﻤُﻤﻟا

ﻴﻦِﺿ

تَدَﺎﻧ

ﺔَﺒْﻴِﺒ َّﻄﻟا

تﺎ َﺿ

ﻴﻦِﺳِﺪْﻨَﻬُﻤﻟا

تﺎَﺳِﺪْﻨَﻬُﻤﻟا أَر

ﺎَﻨْﺑَ َﺿﺮ

ﻴﻦِﻗِرﺎَّﺴ ﻟا

تﺎ َ ﻗِرﺎ َّﺴﻟا

Jamak Taksir

ﺢَﺘﻓ

ﻞِﻣﺎَﻌﻟا

باَﻮْﺑَﻷا

ﺬِﻓاَﻮَّﺠا

عﺎَﺑ

ﺮِﺟﺎَّﻛﺤا

مْﻮُﺤُّﻠﻟا

سﺎَﺒ

ﻦْﻧِﻻا أَر

ﺐِﻛاَﻮَﻜﻟا

نﺎَﻤْﺜُﻗ

ﺐُﺘُﻜﻟا

Untuk mendapatkan variasi kalimat yang lebih lengkap, pada contoh kalimat di bawah ini sengaja kami kelompokkan kolom kanan untuk bentuk fa'il dan maf'ul bihnya mufrad sedangkan kolom kanan untuk bentuk maf'ul bih takir jamak. Fa'il diubah menjadi jamak, baik jamak takir maupun jamak mudzakkar salim untuk menunjukkan bahwa ada kata yang bila jamak menjadi jamak takir dan ada juga kata yang jika jamak menjadi jamak mudzakkar salim.

ةَﺬِﺗﺎَﺳَﻷا

بَّﻼ ُّﻄﻟا

ﻟاﻷا ُﺐِﻟﺎ َّﻄ

ذﺎَﺘْﺳ

ب َّﻼ ُّﻄﻟا

ﻢِﻟﺎَﻌﻟا ُﻢِﻠ ْﺴُﻤﻟا

ءﺎَﻤَﻠُﻌﻟا

خْﻮُﻴُّﺸﻟا

ﺼﻟا

رﺎَﻐ

عﺎ َﻃَأ

سﺎَّﺠا

ءاَﺮَﻣُﻷا

ﻞَﺗﺎَﻗ

نْوُﺪِﻫﺎَﺠُﻤﻟا

رﺎَّﻔُﻜﻟا

ﻋﻰَد

نْﻮُ ِﻟﺤﺎ َّﺼﻟا

ءاَﺪَﻬ ُّﺸﻟا

ﺮَﻤُﻤﻟا َﺪَﻋﺎَﺳ

ﺐْﻴِﺒ َّﻄﻟا ُض

ﻦْﻧِﻻا ُﺖْﺒَﺒ ْﺣأ

Tak berbeda dengan bentuk jamak taksir lil 'aqil mudzekkar, bentuk jamak Taksir lil 'aqil muannats juga wajib mempunyai makna fathah ketika berada pada posisi maf'ul bih.

مَﻼْﺳِﻹا

ﻨﻟا

ءﺎ َﺴ

بﺎ َﺸﻟا

ءاَرْﺬَﻌﻟا

بﺎَﺒ َّﺸﻟاىَراَﺬَﻌﻟا

ﺔ ﻷا

ﻞِﻣاَرَﻷا

ءﺎَﻣِﻹا ُﷲا

Fi’il Amar

Ini kerana maf'ul bih adalah wajib dalam keadaan nashab dan fathah adalah tanda asal usul nashab.

ﻛﺨا ِﻒ

ﻠﻟا

ﻛﺨا ﻛِا

Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang sebelum kamu, dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang datang sesudah kamu. Dan orang-orang yang berdosa melihat neraka, lalu mereka menyangka mereka akan terjerumus ke dalamnya, dan mereka tidak mendapat tempat untuk berpaling daripadanya.

ﺚْﻳِﺪَﺤﻟاَو ِنآ

Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang nyata; dan tiada yang mendurhakainya melainkan orang-orang yang fasik. Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sesungguhnya aku akan sesat jika aku melakukannya dan aku tidak akan termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk".

KALIMAT INTI – JUMLAH ISMIYYAH

Dari kalimat tersebut diketahui bahwa nama “dia” yang dibicarakan dalam kalimat tersebut disebut Zaid.

ﻢِﻠ ْﺴُﻤﻟا

Mubtada dan Khabar harus rafa’

Mubtada harus isim ma’rifah

اَﺬٰﻫ ُبﺎَﺘِﻜﻟا

اَﺬٰﻫ ُبﺎَﺘِﻜﻟا

Mufrad

بﺎَﺘِﻛ

ةَﺬِﻓﺎَﻧ

ﻴﻦَﻗ

ﺔَﺒْﻴِﺒَﻃ َ ِﻫﻲ

ﺮِﻫﺎَﻣ ُﺔَﻣﺎَﺳُأ

ةَﺮِﻫﺎَﻣ

ﺮِﺟﺎَﺗ

ﺔَﻘْﻓِﺪَﻟﺤا

ﺔَﻠْﻴِ َﺟﻤ

رْﺪَﻛا

ﻊِﻟﺎ َﻃ

ﺲْﻤ َّﺸﻟا

ﺔَﻌِﻟﺎ َﻃ

رﺎ َﻄِﻘﻟا

ﻊْﻳِ َﺳﺮ

ةَرﺎَّﻴَّﺴﻟا

ﺔَﻌْﻳِ َﺳﺮ

بﺎَﻛا

ةَﺬِﻓﺎَّﺠا

ﺪِﺠْﺴَﻤﻟا

ﺔَﺳَرْﺪَﻤﻟا

رﺎَﺣ ُ َﺒﻦَّﻠﻟا

ةَﻮْﻬَﻘﻟا

ةَّرﺎَﺣ

Mutsanna

نﺎ َﺘٰﻫ

نﺎ َﺘَﺤَﺴْﻤِﻣ

نﺎَﻤ َ ٰذ ﻠَ

ﻚِﻧﺎَﺗ

نﺎ َﺗَﺬِﻓﺎَﻧ

نﺎَﺒْﻴِﺒ َﻃ ﺎَﻤُﻫ

نﺎ َﺘَﻘْﻓِﺪَﻟﺤا

نﺎ َﺘَﻠْﻴِ َﺟﻤ

ناَرﺎ َﻄِﻘﻟا

نﺎ َﻌْﻳِ َﺳﺮ

نﺎ َﺗَرﺎَّﻴَّﺴﻟا

نﺎ َﺘَﻌْﻳِ َﺳﺮ

نﺎ َﺑﺎَﻛا

نﺎَﺣْﻮ ُﺘْﻔَﻣ

نﺎ َﺗَﺬِﻓﺎَّﺠا

نﺎ َﺘَﺣْﻮُﺘْﻔَﻣ

ناَﺪِﺠ ْﺴَﻤﻟا

ناَﺪْﻴِﻌَﺑ

نﺎ َﺘَﺳَرْﺪَﻤﻟا

نﺎَﺗَﺪْﻴِﻌَﺑ

Jamak Salim

أو

تﺎَﺳِﺪْﻨَﻬُﻣ َﻚ

نْﻮُﻤِﺋﺎ َﺻ ْﻢُﻫ

تﺎَﻤِﺋﺎ َﺻ َّﻦُﻫ

ﻣ َنْوُﺮِﻓ َﻜﺎﻟا

ﻣ ُتاَﺮِﻓ َﻜﺎﻟ ا

تﺎَﻧْﻮُﻌْﻠ

ﻤﻟا

تﺎَﻤ

تاَﺮِﻫﺎَﻣ ُتﺎَﺳ

ءﺎَّﺒِﻃ َ

أ َنْﻮُﻤِﺋﺎَﻘﻟا

Jamak Taksir

تْﻮُﻴُﻛا

ﺔَﻌِﺳاَو

ﺮﻟ ا ُلﺎَﺟ

نْوُﺪِﻬَﺘْ ُﻣﺠ

تﺎَﻴَﺘَﻔﻟا

تاَﺪِﻬَﺘْ ُﻣﺠ

ءﺎَﻣ ِﻹا

ﻚِﻟذ

حْﻮُﺘْﻔَﻣ ُبﺎَﻛا

ﺌﻦَﻤ ْﻄُﻣ ُﺐْﻠَﻘﻟا

دِرﺎَﺑ ُءﺎَﻤﻟا

ءَﻻُﺆﻫ

ﻚﺤْوُأ

ءﺎَﻣِإ َّﻦُﻫ

ﺮِﺟﺎَﺗ َﺖْﻧَأ

ﺗﺠ ْﻢُﺘْﻏَأ

ﻦْ َﻧﺤ

ءﺎ َﺴِﻧ

دَﻻْوَﻷا

ءﺎَﻣِﻹا

رﺎَﻐ ِﺻ

ﻴﺮِﺒَﻛ ُﻞُﺟَّﺮﻟا

ﺮﻟا ُلﺎَﺟ

رﺎَﺒِﻛ

ﻢِﺋﺎ َﺻ ُﺪْﺒَﻌﻟا

دﺎَﺒِﻌﻟا

ءﺎَﻣِﻹا ٌتﺎَﻤِﺋﺎ َﺻ

ﻼ َّﻄﻟا

نﺎ َﺗَّﺮَﻣ ُق

مﺎَﻴ

Mereka adalah orang-orang dahulu; baginya apa yang diusahakannya dan bagi kamu apa yang kamu usahakan (Al Baqarah: 134). Muhammad adalah pesuruh Allah dan orang-orang yang bersamanya bersikap keras terhadap orang-orang kafir tetapi berbaik-baik sesama mereka.

-orang Yahudi berkata, "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat kerana apa yang mereka katakan. Kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita, kerana Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (An Nisa: 34).

ﻟﻰِإ ُّﺐَﺣَأَو

ﻴﺮَﺧ

ﻛا ﺎَﻫُﺪِﺟﺎ َﺴَﻣ ِﷲا

ﺎَﻬ ُ ﻗاَﻮْﺳَ

ﻛا ُﺾَﻐْﻧَأَو

نﺎ َﺑﺎَﺘِﻛ اَﺬٰﻫ 3

ﻨﻲ َﻏ ٌﺮِﺟﺎَﺗ 7

KETERANGAN TAMBAHAN DALAM KALIMAT

Keterangan Majrur .1 Jar - Majrur .1 Jar - Majrur

Majrur ialah istilah yang digunakan untuk perkataan yang dalam keadaan tempayan kerana didahului dengan huruf tempayan atau atas sebab-sebab lain yang mewajibkan dalam keadaan tempayan. Oleh itu, banyak perkataan dalam al-Quran adalah kasrah jika didahului dengan huruf besar, seperti yang disebutkan sebagai contoh dalam Bab 1.

ﺔَﺒَﺘ ْ ﻜَﻤﻟا َ

ﻟﻰِإ ُﺖْﺒَﻫَذ

ر َﺪُﻣ ٌﺪِﻣﺎَﺣ

مْﻮ َّﺼﻟا

مِهيِمۡرَت

ساَّنل

ماَقَّم نِم أَو

أ َليِعَٰمۡس

مِهِبوُلُق ِف

لَزنَأَف

مۡلٱِب َنيِدِسۡف

شاَرَفۡلٱَك

مِلْسُمْلا

هِنا َسِل

هَلْثِم لا

ءْرَمْلا

نيِد َ َ

هِليِلَخ

نِمْؤُمْلا

ناَي ْنُ ْل َك

ه ُضْعَبا ًضْعَب

ﻟﻰإ ٌﺪْﻳَز َﺐَﻫَذ

لﺎَّﻤُﻌﻟا

ﻒَﺤْﺘُﻤﻟا ﻟﻰإ َ ُب

ﺔ َ ﻠِﻓﺎَﻟﺤﺎِﺑ

ﺪِﺠ ْﺴَﻤﻟا

Walaupun terdiri dari dua isim, namun kata majemuk mudhaf – mudhaf ilaih bukanlah kalimat sempurna seperti mubtada – khabar. Karena ungkapan mudhaf – mudhaf ilaih biasanya digunakan untuk menjelaskan kepemilikan atau asal muasal isim (mudhaf) yang pertama.

ﺔَﻐ ُّ ﻠﻟا

Isim yang dijelaskan pertama disebut mudhaf dan isim kedua yang dijelaskan disebut mudhaf dewa. Apabila kita hanya mengucapkan “ُبﺎَﺘِﻛ” maka cakupannya masih bersifat umum (nakirah), bisa berupa kitab tentang apa saja atau kitab milik siapa saja.

ﻢَﻳﺎَﺧ

ﺟ ٍﺪْﻳَز ٌبﺎَﺘِﻛ

Isim kedua yang berperan sebagai penjelasan (mudhaf ilaih) harus dalam keadaan sesuai dengan keadaan mu'rabnya. Berbeda dengan mudhaf ilaih yang wajib dalam keadaan tertentu, mudhaf tidak wajib dalam keadaan tertentu karena disesuaikan dengan kebutuhan.

ﺐِﻟﺎ َﻃ ﺎَﻧأ

ﻢ ْ ﻠِﻌﻟا

ءﺎَﺟ ُﺐِﻟﺎ َﻃ

ﺖْﻳَأَر َﺐِﻟﺎ َﻃ

ﺐِﻟﺎ َﻄِﺑ ُت

ﺟﻤ ٍﺪْﻳَز

ﺮُﻘﻟاآ

34; Mereka adalah ahli al-Quran, mereka adalah ahli dan orang istimewa Allah (HR Ibnu Majah).

ﺋ َﺨ ٌبﺎَﺘِﻛ اَﺬٰﻫ

ﺘﻲْﺧ ُ

ﺪِﺠ ْﺴَﻤﻟا َ

Tawaabi’

  • Keterangan Sifat (Na’at)

Untuk memberi kualiti kepada sesuatu, istilah na'at - man'ut atau shifat - maushuf dikenali dalam bahasa Arab. Na'at atau shifat ialah sifat, manakala man'ut atau maushuf ialah perkataan yang diterangkan.

ﻞْﻳِﻮَّﻄﻟا

Na’at dan man’ut harus sama jenis

Jika man'utnya mufrad, maka na'atnya harus mufrad, dan jika man'utnya mustanna atau jamak, maka na'atnya harus mengikuti nomor man'utnya.

Na’at man’ut harus sama dari sisi ma’rifat dan nakirah

ﻛﺎ َّﻄﻟا

تاَﺮِﻫﺎَﻤﻟا

ﻤﻟا ُرﺎَّﺠُّﻛﺤا

ءﺎَﻴِﻨْﻏ َ

اَنِدۡهٱ

اَهيِف

ةَيِماَح اًراَن

ةَيِناَء ٍ ۡيَع

نيِدَمۡلٱ ِف ِة

Perkara yang paling menyusahkan dalam timbangan pada hari kiamat ialah akhlak yang baik (HR Ahmad).

لﺎَﺟِّﺮﻟا

ﺐ َﺘْﻜَﻤﻟا 10

ﻻﺎَﺟِر ُﺖْﻳَأَر

Kata Sambung (‘Athaf dan ma’thuf)

Huruf 'athaf' ialah kata penghubung, ma'thuf ialah istilah yang digunakan untuk kata bersambung manakala ma'thuf 'alaih ialah kata yang digunakan sebagai sandaran untuk menyambung.

و ٌﺪْﻳَز َمﺎَﻗ

ﺪَ ْﺣﻤ

Hukum yang berlaku bagi 'athaf - ma'thuf HANYA SATU, iaitu hanya wajib dari sisi I'rab. Jika ma'thuf 'alaih itu marfu' maka ma'thuf itu wajib marfu' dan jika ma'thuf 'alaih itu manshub, majrur atau majzum maka ma'thuf itu wajib mengikutinya.

و اٗنا َسِل

ﻟﺠا

هﺎَﻗَو َّ

ﻛﺎِﺑ َﻦِﻣْﺆُﺗَو

لﻮُﺳَر ﺎَﻳ

لﺎَﻗ ِﷲا

ﻫَأأ ٌﺪِﻣﺎَﺣ اﺬ

Keterangan Pengganti (Badal)

لﺎَﻗ ٌﺪَّﻤَ ُﻣﺤ

ﷲا ُلْﻮُﺳَر

ﻷا َءﺎَﺟ

ﺣ ُذ ﺎ ٌﺪِﻣﺎ

ﺮﻟا ُﺖْﻠَﻛَأ

ﻠَﻐﻟا ُلَﺪَﺑ

ساَّلٱ

هَٰلِإ ِساَّلٱ

لَعۡجٱَو

لٱَو

اٗماَث َ

ناَنْيَع ٌ ْيَع

ةَّح ِّصلا

غاَرَفْ لاَو

ماَمِْلا

ضَر ِبا َّطَلا

ا َع َلاَق ُهْنَع

ﺘﻲْﻨِﺑ ْﺖ َﻈِﻔَﺣ

Keterangan Penguat (Taukid)

ﻴﻦَﻌﻟا (diri)

ﻴﺮ ِﺴ

ﺮ ﻛ َّﺴﻟا

ﻢ ِﻟﺎ

ﺎَﻤُﻫﺎَﺘ ْ

ﻛﻠ menjadi ﺎَﻤِﻬ ْﻴَﺘْ ِﻛﻠ

أ ۡمُتنَأٰٓ َه

نوُعَ ۡج

لا ِف َّنِإو َ

دَسَلا َدَسَف

ﻛﻠ

نﻮُﻌَ ْﺟﻤَأ ْﻢُﻬ

ﻟﻰإ

ﻴﺮِﺒَﻜﻟا ِﻒَﺤْﺘُﻤﻟا 1

ةَﻮْﻬَﻘﻟا ﺎَﻤُﻫ َ

ﷲا َءﺎَﻴِﺒﻧ َ

Keterangan Manshub

  • Keterangan Penguat (Mashdar / Maf’ul Muthlaq)

Setelah membahas tentang keterangan wajib majr dan informasi dimana i'rab mengikuti kata berikut, sekarang kita akan membahas informasi wajib menjadi manshub. Oleh karena itu hendaknya kita hafal 2 ucapan majrur wajib saja (Jhar Mejrur & Mudhaf ilaih) dan 4 ucapan i'rabi yang i'rabinya berbeda-beda sesuai dengan kata-kata yang mengikutinya (na'at, athaf, taukid, badal) sedangkan orang lain pasti begitu. wajib dalam keadaan manshub.

Penekanan

Mashdar yang dimaksud di sini adalah istilah mashdar yang kita jumpai dalam pelajaran ilmu sharaf, yaitu urutan ketiga dalam tashrif fi'il. Jika ada kalimat tentang banyaknya fi'liyyah yaitu mashdar dalam keadaan manshub setelah fi'il yaitu wazan, maka ada 3 faidah :.

Penyerupaan

ﻪُﺘْﺑَ َﺿﺮ

Menjelaskan bilangan / frekuensi

Selain teshrif yang sama, meshdar juga berlaku pada kata-kata yang mempunyai arti yang sama meskipun teshrifnya berbeda. Bila menjelaskan i'rab pada kalimat yang mengandung mashdar manshub seperti ini, maka istilah i'rab yang sering digunakan adalah maf'ul muthlak.

اٗنيِبُّم

اٗراَّبُك

ميِه ۡ لٱ

ﻣَﻷا َﻠِﺜ

Perkara-perkara orang mukmin itu menakjubkan, bahkan semua aspek itu baik dan tidak dimiliki oleh orang lain kecuali orang mukmin, apabila kesenangan menimpanya, dia bersyukur dan bersyukur, dan apabila ditimpa musibah, dia bersabar dan bersabar. itu bagus untuk dia.

ﺸﺮﻟا ُبِ ْﻀﺮَﻳ

ةَﺪِﺣاَو 5

رْﺪَﻛا َﻊَﻠ َﻃ

ﻠُﻌﻟا َسْﻮُﻠُﺟ

ﺔَﻌِﺷﺎَﺧ ًة

Keterangan Waktu dan Tempat (Dzharaf Zaman dan Dzharaf Makan) Dzharaf Makan)

ﺘْﻜَﻤﻟا َ

ﻟﻰِإ ُﺐَﻫْذَأ

ءﺎ َﻄ َﺸ

اًﺪَﻏ (besok)

ﷲا ُﺮُﻛْذَأ

ءﺎ َﺴَﻣ

ز َمﺎَﻗ

ﻠ ْﺴُﻤﻟا َّﻠﻰ َﺻ

قْﻮَﻓ (di atas)

ﺋﺎ َّﻄﻟا ُﺖْﻳَأَر

ﺪْﻨِﻋ (di sisi)

أﺎَﻨُﻫ ُﻦُﻜْﺳ

مۡوَ ۡلٱ

ناَن ۡثٱ

Wahai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang di antara kamu menghadapi kematian, sedang dia hendak berwasiat, maka (wasiat itu) hendaklah disaksikan oleh dua orang yang soleh di antara kamu, atau dua orang yang berlainan agama daripada kamu, jika kamu bepergian di muka bumi. maka anda berada dalam bahaya. Maka Kami jadikan Al-Qur'an itu sebagai peringatan bagi manusia pada waktu itu, dan bagi orang-orang yang datang kemudian, serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

ميِمَ ۡ

صلٱ َعَم

نيِ ِب

ﺼﻟا ُمْﻮ

نﻮ

ﻪِﺑﺎَﺤ ْﺻ َ

قْﻮَﻓﺎََ

م َﻼ َّﺴﻟﺎِﺑ ُ

ا ﺎَﻤُﻫُ ْﻴﺮَﺧَو

ﻒَﺤْﺘُﻤﻟا

ﻴﻦَﻨْﺛﻹا 1

ح َّﻼَّﻔﻟا َمﺎَﻧ

ةَﺮَﺠ َّﺸﻟا

ﺖْﻴَﻛا

أ ُﺪِﻫﺎ َﺸُﺗ

ﻊَﻨ ْﺼَﻤﻟا َ

بِﺮ ْﻐَﻤﻟا

Keterangan Kondisi (Haal)

Apabila haal pada kalimat di atas ditukar kepada ma'rifat, secara automatik ia menjadi penawar (na'at) bagi Ahmad sehingga kalimatnya menjadi:. Apabila shahibul haal dalam kalimah di atas ditukar kepada nakirah, maka secara automatik ia bertukar kepada na'at:.

اًرْوُ ْﺴﺮَﻣ ً

Haal dan Shahibul haal harus sama dari sisi jenis dan bilangan Haal dan shahibul haal harus sama dari sisi jenis dan bilangan. Bila

Jika shahibul haal nakirah, maka dapat diubah menjadi na'at, apalagi dalam keadaan manshub. Saya melihat seorang laki-laki dalam keadaan bahagia).

أ ٍبا َذَعِب

لُّلٱ َنِم

م َنوُرُظنَي

ﻦَﺑَ ْﺸﺮَﻳ َﻻ

ﻟﺒ َبَﺬَﻛ ْﻦَﻣ

ﺔَﺋِدﺎ

Keterangan Dzat (Tamyiz)

Selain penekanan, tamyiz juga berfungsi ketika kita ingin menjelaskan suatu benda yang dimaksud setelah menyebutkan suatu bilangan atau besaran. Aturan 'Adad dan Ma'dud (Bilangan) Aturan 'adad dan Ma'dud berikut ini berlaku:.

ماَء َنيِ َّلٱَو

شاَن َّنِإ

أٰٓ َي ِهيِب َ

نيِدِجٰ َس

نإ َﺷأ

ﺬﺎًﺑا

ﻘﻟا َم ْﻮ

ﻤﻟا ِﺔ َﻣﺎ َﺼ

نو ُر

ﻻِإ ًﺔَﺋﺎِﻣ ،

تاَرﺎ َّﻴَﺳ 1

ﻻاَﻮْﻣَ

ﻢ َ ﻟﺎَﻌﻟا ِﻓﻲ

مْﻮَﻳ َّ ُﻛﻞ

ﺪِﻣﺎَﺣ َ ُﺒﺮ

Gambar

Tabel Aturan Perubahan Isim
Tabel Jumlah Fi’liyyah Jamak Taksir Lil ‘Aqil Mudzakkar
Tabel Jumlah Fi’liyyah Jamak Taksir Lil ‘Aqil Muannats

Referensi

Dokumen terkait

Kitab al-Sanī al-Maṭālib adalah karya Kiai Nur Iman yang membahas masalah ilmu Nahwu (gramatika bahasa Arab) dengan penjelasan tasawuf.. Kaidah-kaidah

Intinya, dengan belajar ilmu Nahwu kita jadi tahu KEDUDUKAN/KEADAAN sebuah kata dalam kalimat, sehingga kita bisa memberi harokat akhir katanya dengan

Nah, dalam bahasa Arab, jika kita ingin bisa menyusun sebuah kalimat sempurna yang dimengerti oleh orang lain, maka kita harus belajar ilmu Nahwu dan ilmu Shorof terlebih dahulu..

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan ilmu nahwu yaitu ilmu yang membahas tentang kaidah-kaidah tata bahasa arab yang mendasar dan menggunakan metode i’rob,

Belajar agama merupakan kewajiban bagi umat Islam, dan pintu dari itu adalah dengan mempelajari bahasa arab, dan salah satu cabang ilmu bahasa arab adalah Nahwu dan Shorof... Firanda

• Mohon berikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran tata bahasa Arab (ilmu nahwu) di pondok pesantren ini.. • Mohon berikan penjelasan tentang gambaran pembelajaran ilmu nahwu di

Maka dengan ilmu nahwu, kita bisa memahami bagaimana membunyikan bagian akhir dari satu kata dalam bahasa Arab.!. َناَط dipakai khusus untuk kata benda penunjuk jauh

Salah satu metode dan media pembelajaran Bahasa arab yang efektif dan bervariasi yang akan dibahas pada artikel ini dengan metode permainan yang berupa teka-teki silang ilmu nahwu,