• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmu Nahwu Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ilmu Nahwu Dasar"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 1

Ilmu Nahwu Dasar

Cara Mudah Memahami Ilmu Nahwu

Penyusun

Erryk Kusbandhono, M.Pd

Penata Layout dan Aksara Tim Pustaka Hanan Kredit Foto Sampul

Ayman Style

Diterbitkan dalam Versi Digital oleh Pustaka Hanan www.pustakahanan.com Publikasi Pustaka E-Book www.pustaka-ebook.com ©2013 Lisensi Dokumen

E-book ini dapat disebarkan secara bebas untuk tujuan non-komersial (non-profit) dan tidak untuk diperjualbelikan, dengan syarat tidak menghapus atau merubah

(3)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 2 ILMU NAHWU DASAR

Cara Mudah Memahami Ilmu Nahwu

Penyusun: Erryk Kusbandhono, M.Pd © 2012 Erryk Kusbandhono

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Cetakan VII, 2012

Versi Cetak Diterbitkan oleh: Pustaka Al-Kayyis

Jl. Raya Candi III No 16 B Kelurahan Karangbesuki Kecamatan Sukun - Malang

Telp. 0857 557 3 22 44

Email: [email protected] FB: Erryk Kusbandhono

(4)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 3

Pengantar Penyusun

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu

Segala Puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Qur’an dengan berbahasa Arab. Bahasa paling fashih, paling sempurna dan paling mulia di sisi Allah karena Al-Qur’an berbahasa Arab dan Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam dilahirkan di Mekkah dan berbahasa Arab.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah-limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam beserta keluarganya, para sahabatnya, para pengikutnya dan orang-orang yang mencintai beliau.

Pengajaran dan pendidikan atau dalam bahasa Arabnya disebut Ta’lim dan Tarbiyah sangat sukar dicapai tanpa sarana dan prasarana yang memadai.

Bersama ini, kami abdikan pada dunia pendidikan dan pengajaran di PKPBA (Program Khusus Pengembangan Bahasa Arab) UIN (Universitas Islam Negeri) Maulana Malik Ibrahim Malang khususnya, dan umumnya bagi siapa saja baik sebagai pendidik maupun anak didik yang ingin memperdalam bahasa Arab.

Buku “Ilmu Nahwu Dasar; Cara Mudah Memahami Ilmu Nahwu” ini adalah hasil dari pengalaman mengajar saya di PKPBA UIN Maliki Malang selama bertahun-tahun, sehingga terbersit dalam hati untuk

(5)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 4 membuat buku nahwu yang mudah dan memudahkan mahasiswa saya.

Buku ini juga sangat cocok dan dianjurkan bagi para pelajar (MTs, MA, SMU Islam) atau bahkan para mahasiswa yang ingin sekali belajar bahasa Arab dengan mudah tapi tidak mempunyai dasar bahasa Arab sebelumnya. Kenapa demikian? Karena buku ini ditulis dengan bahasa Indonesia yang tak lain adalah untuk memudahkan pembaca dalam masa pembelajaran.

Semoga buku ini ada guna dan manfaatnya bagi dunia pendidikan, para guru, anak didik dan siapa saja yang ingin memperdalam bahasa Arab. Adapun saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan buku ini sangat kami harapkan kepada para pembaca sekalian.

Penulis mohon maaf apabila dalam buku ini ada salah ketik, salah penjelasan dan lain-lain, hal ini merupakan kekurangan dan kekhilafan dari kami.

Wassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu

Malang, 24 Agustus 2013 Erryk Kosbandhono, M.Pd

(6)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 5

Daftar isi

Pengantar Penyusun 3

Daftar Isi 5

Sekilas tentang Ilmi Nahwu 10

حَعبَكِلإْا ُُِؿٔا 12 َُبَهْفزِؿِلإَا 14 ُذِؼٌَٖٕا 16 ٔحَغٔىٌٖٕا ُُِؿٔاَو ٔخَفِغِؼٌَّْا ُُِؿٔا 18 ُغَجَشٌْاَو ُأَضَزِجٌَُّْا 19 ُعِوُغِجٌَّْاَو ٗعبَجٌَْا 20 ْٔبَىٌَّْا ُفِغَظ 21 ِغٖسَؤٌُّْا ُأَضَزِجَُِو َِِٖضَمٌُّْا ُغَجَس 22 َضِٕٔػ َو ََِلا 24

Hubungan kata ْخَفٔه dengan ِغَجَس ْأَضَزِجُِ 25

ُخَفبًَِلإَا 26

غٌٌُِّٖٔا ُُِؿٔا 28

(7)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 6

Hubungan antara َؾٌَُِ dengan ِغَجَس ْأَضَزِجُِ 31

ْخٍُِٖٔؼٔفٌْا ُخٍَُِّج َو ْخُِّٖؿلإا ُخٍَُِّج 32 Hubungan antara ْخٍُِٖٔؼٔفٌْا ُخٍَُِّج َو ْخُِّٖؿلإا ُخٍَُِّج 33 ًُِؼٔفٌَْا 34 ًًِٔبَِ ًْٔؼٔف فَِِغِوَر 39 ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف فَِِغِوَر 40 يَلاِػِلإَا 41 ٍٔ٘بٌٖٕا ًُِؼٔف 42 ْخَُِْٕضٖزٌا ًُِؼٔفَو ِغَِّجٌْا ًُِؼٔف 43 ْخَُِْٕضٖزٌا ُُِؿٔاو ِغَِّجٌْا ُُِؿٔا 45 Macam-macam ْءبَر 47 َْبِٖؼٌا ُفِغَظ 47 Hubungan ْْبََِػ ِفَغَظ dengan ْْبَىَِ ِفَغَظ 48 ْخٌَِا ُُِؿٔا 48 ْغٔزَزِـُِ ًٌٔػبَف َو ْػِعبَث ًٌٔػبَف 49 Macam-macam ََِلا 50 ٌَُِ و بٌَّٖ 51 ٌَِٓ dan َْْأ 52 ُةَاغِػِلإا 53

(8)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 7 عَضِوٌَّْا ُُِؿٔا 54 ًٔػَبفٌْا ُُِؿٔا 55 َْبَو dan saudara-saudaranya 57 صٖغَجٌُّْا ٍِٔصَلاُّضٌا ًُِؼٔف 58 ضَِِؼٌَّْا ٍِٔصَلاُّضٌا ًُِؼٔف 60 ٌٚضَؼَزٌُّْا ًُِؼٔف َو َِِػَّلاٌا ًُِؼٔف 65 ٔخَوَعبَلٌُّْا ًُِؼٔف 65 ًِٔصَلاُّضٌا ِغَُِغ ِِٓٔ ًِٔػبَفٌْا ُُِؿٔا 66 يِىُؼْفٌَّْا ُُِؿٔا 67 بَهُراَىَسَأ َو َِّْإ 68 ِغُِٔغِوٖزٌا ُُِؿٔا 69 اَطِإ – ِىٌَ – ِْْإ 69 ٔصَضَؼٌْا ُُِؿٔا 74 Macam-macam ًٌُّو 79 Macam-macam ِغََّج ِْىُٔ 81 ًٌُِِْٔفٖزٌا ُيبَؼْفَأ 82 ُيبَذٌَْا 82 ِءاَضٌٕٚا ُءبََ 83 ُءبَْٕضٔزِؿِلإَا 84

(9)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 8 ٔخَجِـٌٕٚا ُءبََ 85 ُتٗجَؼٖزٌَا 85 َُِؼِٔ َو َؾْئِث 86 ُؼُُِِِّٖزٌَا 86 فِغَوٌُِّْٕا ُغَُِغ ُٔؿٔا 87 َٖٓظ dan saudara-saudaranya 89 ِيِىُهِىٌَّْا ُُِؿٔا 90 يِىُؼْفَِ 91 ِعِىُوْمٌَّْا ُُِؿٔا َو ِمِىُمٌَِّْٕا ُُِؿٔا 92 ٔخََبَلِىٌْا ُِْىُٔ 93 َلا ُةبَث 93 ُضُِٔوِىٖزٌَا 94 ُفَطَؼٌَْا 95 ُيَضَجٌَْا 97 عَضِوَِ 98 خَِٖعَضِوَِ َْْأ 99 ًٖزَد 99 ِضَل 101 َُِـَمٌْا ُفِوُغُد 101

(10)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 9

ٍََُِؼٌْا ُُِؿٔا 102

Perbedaan يِىُؼْفَِ َو يِىُؼْفٌَّْا ُُِؿٔا 102

Biodata Penulis 103

(11)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 10

Sekilas Tentang Ilmu Nahwu

Nahwu adalah ilmu yang wajib dikuasai bagi mereka yang ingin memahami bahasa Arab, dan bahasa Arab adalah syarat mutlak bagi mereka yang ingin memahami agama Islam. Pada awalnya, bahasa Arab 'asli' tidak mengenal adanya harakat (fathah, kasroh,

dhommah) maupun titik dan ini tentunya sangat menyulitkan.

Kalangan bangsa Arab sendiri pada saat itu (zaman awal rasulullah) jarang yang bisa baca tulis, hanya saja ajaibnya, kebakuan susunan ketatabahasaan dan gramatika mereka tetap terjaga.

Geliat kesusastraan yang melahirkan banyak syair-syair justru menjadi alat bukti (baca:dalil) atas kevalidan satu pola kebahasaan yang dibahas para nuhah (pakar Nahwu) di kemudian hari. Kemudian dalam perkembangannya, bahasa Arab diberi titik sehingga bisa dibedakan secara visual antara huruf ب / ba (satu titik) dan huruf ت ta (dua titik). Namun buat sebagian kalangan tetap saja itu masih sulit untuk 'membunyikan' huruf-huruf itu apakah dibaca ba, bi, atau bu. Di sinilah pentingnya ilmu ini, yakni Ilmu Nahwu. Pencetus Ilmu Nahwu tak lain adalah pemuda Islam yang sangat cerdas yaitu Ali Bin Abi Tholib ra, yang menganalisa gramatika dalam Al-Qur’an.

Apa itu Ilmu Nahwu?

Secara literatur, ilmu nahwu didefinisikan sebagai “Ilmu yang

mempelajari prinsip-prinsip untuk mengenali kata-perkata bahasa Arab dari sisi i'rab (perubahan harakat) dan bina'-nya (susunan kata),” Kitab Jami’ud Duruus, Syaikh Musthafa. Namun

(12)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 11 sederhananya adalah, dengan ilmu nahwu kita bisa mengenal bagaimana membunyikan bagian akhir dari satu kata dalam satu struktur kalimat.

Contoh:

تيبلا ليمج

Albaitu jamiilun

Mengapa huruf ta’ pada kata albaitu dibaca dengan dhommah (tu), bukannya kasroh (ti), atau fathah (ta)? Karena secara struktur kata, albaitu berperan sebagai mubtada, yang mengawali satu kalimat, sehingga ia harus dibaca dhommah.

Mengapa huruf ‘lam’ pada kata jamiil dibaca lun, bukannya la, li atau lu? Karena kata jamiil di atas berperan sebagai khobar yang mengharuskan ia berharakat dhommatain (2 dhommah) sehingga menjadi lun bukan lu, li atau la.

Maka dengan ilmu nahwu, kita bisa memahami bagaimana membunyikan bagian akhir dari satu kata dalam bahasa Arab.

(13)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 12

ٔحَعبَكِلإْا ُُِؿٔا

(Kata Penunjuk)

1. اَظَ٘ dan ٖٔٔظَ٘ dinamakan kata penunjuk dekat yang artinya: ini.

a. اَظَ٘ dipakai untuk orang laki-laki atau kata yang tidak ada ْأَر

ْخَطِىُثِغَِ (ح) nya. Dalam bahasa Arab disebut ِغَّوَظُِ .

Contoh: ْضَّٖذُِ اَظَ٘ = Ini Muhammad, ْةبَزٔو اَظَ٘ = Ini buku

b. ٖٔٔظَ٘ dipakai untuk perempuan, atau kata yang ada ْخَطِىُثِغَِ ْأَر (ح)

nya. Dalam bahasa Arab disebut ْشَٖٔؤُِ .

Contoh: ُخَّٔطبَف ٖٔٔظَ٘ = Ini Fathimah, ٌخَظَفِذَِ ٖٔٔظَ٘ = Ini tas

2. َهٌَٔط dan َهٍْٔر dinamakan kata benda penunjuk jauh yang artinya:

itu.

a. َهٌَٔط dipakai untuk kata benda yang tidak ada ْخَطِىُثِغَِ ْأَر (ح) nya.

Contoh: ْضَّٖذُِ َهٌَٔط = Itu Muhammad, ٍََُْل َهٌَٔط = Itu bolpoin

b. َهٍْٔر dipakai untuk orang perempuan atau kata benda yang

ada ْخَطِىُثِغَِ ْأَر (ح) nya.

3. َناَط dipakai khusus untuk kata benda penunjuk jauh orang

laki-laki.

(14)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 13

4. Setiap kata yang berakhiran ْخَطِىُثِغَِ ْأَر (ح) itu menunjukkan

perempuan atau disebut juga ْشَٖٔؤُِ . Akan tetapi, ada juga kata

benda yang tidak ada ْخَطِىُثِغَِ ْأَر (ح) nya tapi tetap dihukumi

perempuan. Contoh:

ْىِعَأ = Bumi, ُتَََِٕػ = Zainab, ََُُِغَِ = Maryam, ْعبَٔ = Api, ْغْئِث = Sumur

5. Ada juga kata yang berakhiran ْخَطِىُثِغَِ ْأَر (ح) akan tetapi tetap

dihukumi laki-laki.

Contoh: ْخَذٍَْط = Tholhah, ْحَغَـَُِِ = Maisaroh (budak laki-laki

Khodijah yang menemani Muhammad ketika berdagang ke negeri Syam)

6. Salah satu cara agar kita mengenali suatu kata dikatakan ِغَّوَظُِ

dan ْشَٖٔؤُِ adalah:

a. Bila benda itu berlubang, bundar atau anggota badan yang

jumlahnya berpasang-pasangan, maka dihukumi ْشَٖٔؤُِ .

Contohnya: ْغْئِث ،ٌُْطُأ ،ْضََ ،ْىِعَأ ،ْعبَغ

b. Bila anggota badan itu tidak mempunyai pasangan, maka

dihukumi ِغَّوَظُِ .

(15)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 14

َُبَهْفزِؿِلإَا

(Kata Tanya)

1. َُبَهْفزِؿٔا adalah kata tanya.

2. Setiap kata tanya ( َُبَهْفزِؿٔا ) dalam bahasa Arab biasanya selalu

berada di muka kalimat.

3. Di antara َُبَهْفزِؿٔا itu ialah:

؟ اَظ٘ بَِ = Apa ini ?

؟ َناَط َِِٓ = Siapa itu ?

؟ ُتَْ٘ظَر ًَزَِ = Kapan engkau pergi ? ؟ ُضَِّدَأ َََِٓأ = Di mana Ahmad ?

؟ َهٌُبَد َفَُِو = Bagaimana keadaanmu ? ؟ ُخَهٔوبَفٌْا ٌَٗأ = Buah apa itu ?

؟ ُخَّٔطبَف ٔذَِٔأ ًَْ٘ = Apakah engkau Fathimah ? ؟ ُخَّٔطبَف ٔذَِٔأَأ = Apakah engkau Fathimah ? ؟ ًخَػبَؿ َُِو = Jam berapa ?

؟ َهُؿِىٍُُف َُِو = Berapa uangmu ?

(16)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 15

4. Kalau yang ditanyakan oleh kata tanya َُِو terdiri dari satu kata,

maka harus dibaca ِتَؤَ pada huruf akhirnya.

Contoh: ؟ ًخَػبَؿ َُِو = Jam berapa ?

5. Kalau yang ditanyakan oleh kata tanya َُِو terdiri dari dua kata,

maka harus dibaca ِغَفَع pada huruf pertamanya.

Contoh: ؟ ِْْا ُخَػبَؿ َُِو = Jam berapa sekarang ?

(17)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 16

ُذِؼٌَٖٕا

(Kata Sifat)

1. ِذَؼَٔ ialah kata sifat. ِذَؼَٔ juga boleh disebut ْخَفٔه .

2. دِىُؼَِِٕ ialah kata yang disifati. دِىُؼَِِٕ juga boleh disebut فِىُهِىَِ .

3. ِةاَغػٔا (perubahan harakat) nya ِذَؼَٔ harus mengikuti ِةاَغػٔا nya

yang di دِىُؼَِِٕ nya.

a. Kalau ِةاَغػٔا nya دِىُؼَِِٕ itu ِغَفَع maka ِةاَغػٔا nya ِذَؼَٔ harus غَفَع

juga.

Contoh: ٌخٍََُِّٔج ٌحَأَغِِٔا = Seorang perempuan yang cantik

فِىُهِىَِ ْخَفٔه

ِغَفَع ِغَفَع

b. Kalau ِةاَغػٔا nya دِىُؼَِِٕ itu ِتَؤَ maka ِةاَغػٔا nya ِذَؼَٔ harus ِتَؤَ

juga

Contoh: ًخٍََُِّٔج ًحَأَغِِٔا = Seorang perempuan yang cantik

ْخَفٔه فِىُهِىَِ

(18)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 17

c. Kalau ِةاَغػٔا nya دِىُؼَِِٕ itu ِغِج maka ِةاَغػٔا nya ِذَؼَٔ harus ِغِج

juga.

Contoh: ٕخٍََُِّٔج ٕحَأَغِِٔا = Seorang perempuan yang cantik

ْخَفٔه فِىُهِىَِ ِغِج ِغِج

4. Jenis ِذَؼَٔ harus mengikuti jenis دِىُؼَِِٕ nya

a. Kalau دِىُؼَِِٕ nya ِغَّوَظُِ maka ِذَؼَٔ nya harus غَّوَظُِ juga.

Contoh: ًٌَُِّٔج ًٌُجَع = Seorang laki-laki yang tampan.

ْخَفٔه فِىُهِىَِ ِغَّوَظُِ ِغَّوَظُِ

b. Kalau دِىُؼَِِٕ nya ِغَّوَظُِ maka ِذَؼَٔ nya harus غَّوَظُِ juga

Contoh: ٌخٍََُِّٔج ٌحَأَغِِٔا = Seorang perempuan yang cantik

ْخَفٔه فِىُهِىَِ

ْشَٖٔؤُِ ْشَٖٔؤُِ

(19)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 18

ٔحَغٔىٌٖٕا ُُِؿٔاَو ٔخَفِغِؼٌَّْا ُُِؿٔا

(Kata Khusus dan Kata Umum)

1. Setiap kata yang ada ْيَا nya, menunjukkan kata yang sudah

khusus (tertentu). Hal ini dalam bahasa Arab disebut ْخَفِغِؼَِ ُِٔؿٔا .

Contoh:

ًُُجٖغٌَا = Orang laki-laki (itu)

ُحَأِغٌََّْا = Orang perempuan (itu)

2. Setiap kata yang tidak ada ْيَا nya, menunjukkan kata umum. Hal

ini dalam bahasa Arab disebut ْحَغٔىَٔ ُِٔؿٔا .

Contoh:

ًٌُجَع = Orang laki-laki, ٌحَأِغَِ = Orang perempuan

3. ْخَفِغِؼَِ ُِٔؿٔا harus diberi ْيَا dan tidak boleh dibaca َِِٓىَِٕر .

(20)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 19

ُغَجَشٌْاَو ُأَضَزِجٌَُّْا

(Kalimat Berita)

1. ْأَضَزِجُِ dan ِغَجَس disebut kalimat berita.

ْأَضَزِجُِ ialah kata yang diterangkan, dan ِغَجَس ialah kata yang menerangkan.

2. ْأَضَزِجُِ dan ِغَجَس sama-sama dibaca ِغَفَع pada huruf akhirnya.

3. ْأَضَزِجُِ harus terdiri dari ْخَفِغِؼَِ ُِٔؿٔا , karena kata yang akan

diberitakan itu harus tertentu, sebab itu harus diberi ْيَا.

4. ِغَجَس harus terdiri dari ْحَغٔىَٔ ُِٔؿٔا , karena berita itu adalah kata

umum. Oleh sebab itu harus dibaca tanwin pada huruf akhirnya.

5. ِغَجَس harus sesuai dengan ْأَضَزِجُِ nya.

a. Kalau ْأَضَزِجُِ nya ِغَّوَظُِ , maka ِغَجَس nya harus غَّوَظُِ juga.

b. Kalau ْأَضَزِجُِ nya ْشَٖٔؤُِ , maka ِغَجَس nya harus ْشَٖٔؤُِ juga.

Contoh:

ًٌَُِّٔج ًُُجٖغٌَا = Laki-laki itu tampan. ٌخٍََُِّٔج ُحَأِغٌََّْا = Perempuan itu

cantik. ِغَجَس أَضَزِجُِ ِغَجَس أَضَزِجُِ ْشَٖٔؤُِ ْشَٖٔؤُِ ِغَّوَظُِ ِغَّوَظُِ ْحَغٔىَٔ ْخَفِغِؼَِ ْحَغٔىَٔ ْخَفِغِؼَِ

(21)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 20

ُعِوُغِجٌَّْاَو ٗعبَجٌَْا

1. ٙعبَج ialah huruf ِغِج yaitu huruf yang mengejerkan. Dan عِوُغِجَِ

ialah kata yang dijerkan.

2. Setiap kata yang didahului oleh salah satu huruf ٙعبَج harus

dibaca ِغِج pada huruf akhirnya.

3. Di antara huruf ٙعبَج itu ialah:

َليِإ – ِِٓٔ – ٍِٔف – ًٍََػ – َِٓػ – ـِث ـَو Contoh:

ِعِضَجٌْبَو = seperti bulan purnama

ٔذَُِجٌْا ٌٍََإ = ke rumah ِتَزْىٌَّْا ًٍََػ = di atas bangku

ٔخَؿَعِضٌَّْا َِٓٔ = dari sekolah ًِِوَفٌْا َِٓػ = dari kelas

ٔخَفِغُغٌْا ٍِٔف = di dalam kamar ٔحَعبَُٖـٌبِث = dengan mobil

4. ُعِوُغِجٌَّْاَو ٗعبَجٌَْا terkadang bisa menjadi ِغَجَس .

Contoh: ِتَزْىٌَّْا ًٍََػ ٍََُُمٌَْا عِوُغِجَِ ِعبَج أَضَزِجُِ ِغَجَس

(22)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 21

ْٔبَىٌَّْا ُفِغَظ

(Keterangan Tempat)

1. ْْبَىَِ ِفَغَظ ialah kata yang menunjukkan keterangan tempat.

2. Di antara yang termasuk ْْبَىَِ ِفَغَظ ialah:

َقِىَف – ََبََِأ – َءاَعَو – َتِٔبَج – َيِىَد -َ ع-َاىِج َ ضِٕٔػ -َذِذَر Contoh:

ِؽْأٖغٌا َقِىَف = di atas kepala ٔحَعَاصِلإا َتِٔبَج = di samping kantor ٔضِجِـٌَّْا ََبََِأ = di depan masjid ِىِعَلأا َذِذَر = di bawah bumi ِتَؼٌٍَّْْا َيِىَد = di sekitar lapangan ٔخََٔاؼٔشٌْا َعَاىِج = di dekat lemari ِزَجْطٌَّْا َءَاعَو = di belakang dapur ِةبَزٔىٌْا َضِٕٔػ = di sisi buku

(23)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 22

ِغٖسَؤٌُّْا ُأَضَزِجَُِو َِِٖضَمٌُّْا ُغَجَس

1. َِٖضَمُِ ِغَجَس artinya kata yang menerangkan didahulukan.

2. ِغٖسَؤُِ ْأَضَزِجُِ artinya kata yang diterangkan diakhirkan.

3. ْْبَىَِ ِفَغَظ atau huruf ِعبَج kalau disebut di muka kalimat berita,

غَجَس nya didahulukan atau disebut َِٖضَمُِ ِغَجَس , dan ْْأَضَزِجُِ nya harus

diakhirkan atau disebut ِغٖسَؤُِ ْأَضَزِجُِ .

4. Perhatikan perbedaan kalimat berikut! Contoh:

a. ٔذَُِجٌْا ََبََِأ ُحَغَجٖلٌَا = Pohon itu di depan rumah.

أَضَزِجُِ ِغَجَس ْحَغٔىَٔ ْخَفِغِؼَِ ٔذَُِجٌْا ََبََِأ ٌحَغَجَك

= Di depan rumah itu ada pohon.

َِٖضَمُِ ِغَجَس ٖرَؤُِ ْأَضَزِجُِ ِع

ْحَغٔىَٔ ْخَفِغِؼَِ

b. ِطِعٗضٌا ٍِٔف ٍََُُمٌَْا = Pena itu ada di lemari.

أَضَزِجُِ ِغَجَس

(24)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 23

ٍََُْل طِعٗضٌا ٍٔف = Di dalam laci itu ada pena.

َِٖضَمُِ ِغَجَس ِغٖسَؤُِ ْأَضَزِجُِ ْحَغٔىَٔ خَفِغِؼَِ عِوُغِجَِ ِعبَج 5. Setiap ِغٖسَؤُِ ْأَضَزِجُِ harus ْحَغٔىَٔ .

6. Perhatikan kalimat tersebut di atas:

ٌحَغَجَك ٔذَُِجٌْا ََبََِأ = Di depan rumah itu ada pohon.

ٍََُْل ِطِعٗضٌا ٍٔف = Di dalam laci itu ada pena.

Kata pohon dan pena ( ٍََُْل َو ٌحَغَجَك ) di sini adalah bersifat umum,

(25)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 24

ضِٕٔػ َو ََِلا

َ

(Kata Milik)

1. َضِٕٔػ dan ََِلا itu artinya kepunyaan atau mempunyai. Kata ini juga

disebut kata milik.

2. َضِٕٔػ dan ََِلا harus dirangkaikan dengan kata lain. Dan kata yang

disebutkan setelah َضِٕٔػ dan ََِلا harus dibaca ِعبَج .

3. Kata benda yang dipunyai harus dibaca ِغَفَع

Contoh: ٌخَُٔفبَط ِةَلأا َضِٕٔػ = Ayah mempunyai kopyah

ٌخَُٔفبَط ِةَلأٌٔ = Ayah mempunyai kopyah

ِةَلأا َضِٕٔػ ُخَُٔفبَّطٌَا = Kopyah itu milik ayah

ِةَلأٌ ُخَُٔفبَّطٌَا = Kopyah itu milik ayah

4. َضِٕٔػ dan ََِلا kalau disebut di muka kalimat harus menjadi َِٖضَمُِ ِغَجَس .

5. Perhatikan perbedaan kalimat ini: a. ٌخَُٔفبَط ِةَلأا َضِٕٔػ ; ٌخَُٔفبَط ِةَلأٌ َِٖضَمُِ ِغَجَس ٖرَؤُِ ْأَضَزِجُِ ِع َِٖضَمُِ ِغَجَس ٖرَؤُِ ْأَضَزِجُِ ِع b. ِةَلأا َضِٕٔػ ُخَُٔفبَّطٌَا ; ِةَلأٌ ُخَُٔفبَّطٌَا ِغَجَس أَضَزِجُِ ِغَجَس أَضَزِجُِ

(26)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 25 Hubungan Kata

ْخَفٔه

dengan

ِغَجَس ْأَضَزِجُِ

1. Kata ْخَفٔه boleh menyifati أَضَزِجُِ dan boleh juga menyifati ِغَجَس

2. Perhatikan kalimat di bawah ini! Contoh:

َُعَاػِلإا ُضَِٔضَجٌْا

ِةَلأٌ = Sarung yang baru itu kepunyaan ayah

ِغَجَس ْخَفٔه أَضَزِجُِ ِةلأٌ ْعَاػِإ

ْضَِٔضَج = Ayah mempunyai sarung baru

ْخَفٔه ْأَضَزِجُِ ِغَجَس

ٍَِٕغٌْاِرَلأ ُحَضَِٔضَجٌْا ُحَعبُٖٖـٌَا = Mobil yang baru itu kepunyaan saudara

yang kaya ْخَفٔه ِغَجَس ْخَفٔه أَضَزِجُِ

ِرَلأ ٍَِٕغٌْا ٌحَعبَُٖؿ

ٌحَضَِٔضَج = Saudara yang kaya itu mempunyai mobil baru

(27)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 26

خَفبًَِلإَا

ُ

(Kata Pelengkap)

1. ْخَفبًَِإ ialah kata pelengkap.

2. ْخَفبًَِإ terdiri dari:

a. ِفبٌَُِ yaitu kata yang dilengkapi, biasanya tidak boleh dibaca

َِِٓىَِٕر atau tidak boleh diberi ْيَا .

b. ٌَُِِِٗإ ِفبٌَُِ yaitu kata yang melengkapi; biasanya dibaca ِعبَج dan

diberi ْيَا .

3. Perhatikan contoh dibawah ini!

ْخَفبًَِإ ْخَفبًَِإ ِفبٌَُِ -ٌَُِِٗإ ِفبٌَُِ Artinya ٌَُِِٗإ ِفبٌَُِ-ِفبٌَُِ Artinya ِزَِِعبٖزٌا ُةبَزٔو ٔضَِٔضَذٌْا ُُٔربَس Buku Sejarah Cincin Besi ِزِجَّطٌا ُخٌَآ ِغَِِغَذٌْا ُؽبَجٌٔ Alat Memasak Baju Sutera

4. ْخَفبًَِإ disebut juga kata majemuk yaitu dua kata yang

pengertiannya menjadi satu. Kata yang pertama menjadi ِفبٌَُِ

(28)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 27

5. Adapun pada ٌَُِِِٗإ ِفبٌَُِ boleh tidak diberi ْيَا .

Contoh: ٍزَِِعبَر ُةبَزٔو , ٕضَِٔضَد ُُٔربَس , ٍزِجَط ُخٌَآ , ٍغَِِغَد ُؽبَجٌٔ

6. Antara ِفبٌَُِ dan ٌَُِِِٗإ ِفبٌَُِ pada ْخَفبًَِإ mengandung arti ِِٓٔ atau

ٌَُِ (dari atau kepunyaan).

7. ْخَفبًَِإ boleh terdiri dari beberapa ٌَُِِِٗإ ِفبٌَُِ . dan semua ٌَُِِِٗإ ِفبٌَُِ itu

harus dibaca ٙعبَج , adapun ِفبٌَُِ nya harus dibaca menurut

jabatannya.

Contoh: ٍَُِِّٓٔٔـٌُّْا ٔصَلاِجٌْا ٔخَِٖغُهُّجٌْا ِؾُِٔئَع ُعَىُه

ٌَُِِٗإ ِفبٌَُِ ٌَُِِٗإ ِفبٌَُِ ٌَُِِٗإ ِفبٌَُِ ٌَُِِٗإ ِفبٌَُِ ِفبٌَُِ

8. Antara ِفبٌَُِ dan ٌَُِِِٗإ ِفبٌَُِ tidak perlu sama; ِصَغْفُِ dan غََّج nya,

ْشَٖٔؤُِ dan ِغَّوَظُِ nya. Contoh:

ِخِجبٌٖٕا ُحَصبَهَك = Tanda lulus, ِغَِِىِوٖزٌا ُدلاآ = Mesin fotocopy ِفبٌَُِ ٌَُِِٗإ ِفبٌَُِ ِفبٌَُِ ٌَُِِٗإ ِفبٌَُِ ْشَٖٔؤُِ ِغَّوَظُِ ِغَّوَظُِ ْشَٖٔؤُِ ِصَغْفُِ ِصَغْفُِ ِصَغْفُِ ِغََّج

(29)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 28

غٌٌُِّٖٔا ُُِؿٔا

(Kata Ganti)

1. غٌٌُِّٖٔا ُُِؿٔا ialah kata ganti.

2. Semua kata ganti kedudukannya selalu menjadi أَضَزِجُِ .

3. غٌٌُِّٖٔا ُُِؿٔا ada dua macam:

a. ًْٔوَفُِِٕ yaitu kata ganti yang dapat berdiri sendiri.

Contoh: ٌظٍُِّْٔٔر َبَٔأ غَجَس أَضَزِجُِ

b. ًْٔوٖزُِ yaitu kata ganti yang tidak dapat berdiri sendiri. Kata

ganti ini harus dirangkaikan dengan kata lain. Misal: بَ٘ - ُٖ - ٔن - َن - ٌِ

Contoh: بَهُثبَزٔو - ُُٗثبَزٔو - ٔهُثبَزٔو - َهُثبَزٔو - ٍِِثبَزٔو

4. ُٖ ِغًَُِّٔ apabila jatuh setelah huruf ِْىُىُؿ ْأََ atau setelah harakat

ْْحَغِـَو , harus dibaca ِغِج Contoh: ُِٔٗٔف - ٌَُِِٔٗإ - ٔٗٔزَؿَعِضَِ ِفي

(30)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 29

5. Setiap kata yang ada ِغًَُِّٔ nya tidak boleh diberi ْيَا

Contoh: ٔٗٔزَؿَعِضٌَّْا ِفي

6. ْخَُِْٕضَر ِغًَُِّٔ ُِٔؿٔا yaitu kata ganti untuk dua orang.

a. ًْٔوَفُِِٕ . Contoh: ْٔبٍَِّٔـُِ بَُّزَِٔأ - ْٔبٍَِّٔـُِ بَُّ٘ b. ًْٔوٖزُِ . Contoh: بَُّهُثبَزٔو - بَُّىُثبَزٔو

7. ِغًَُِّٔ ُِٔؿٔا yaitu kata ganti untuk orang banyak.

a. ًْٔوَفُِِٕ .

Contoh: ْدبٍَِّٔـُِ ُٖٓ٘ - َِْىٍُِّٔـُِ ُُِ٘ - َِْىٍُِّٔـُِ ُُِزَِٔأ - َِْىٍُِّٔـُِ ُِٓذَٔ b. ًْٔوٖزُِ .

Contoh: ُٖٓهُثبَزٔو - ُُِهُثبَزٔو - ُٖٓىُثبَزٔو - ُُِىُثبَزٔو - بَُٕثبَزٔو

8. Kalau kata ganti بَُّ٘ - ُٖٓ٘ - ُُِ٘ jatuh setelah ِْىُىُؿ ْأََ atau

setelah harakat ْْحَغِـَو , harus dibaca ِغِج .

(31)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 30

ِذَـٌَُِ َو َؾٌَُِ

1. َؾٌَُِ dan ِذَـٌَُِ artinya tidak atau bukan.

2. َؾٌَُِ dipakai untuk ِغَّوَظُِ dan ِذَـٌَُِ untuk ْشَٖٔؤُِ .

3. َؾٌَُِ kalau berhubungan dengan kata benda lain, harus sesuai

dengan غَّوَظُِ dan ْشَٖٔؤُِ nya.

4. َؾٌَُِ kalau berhubungan dengan kata miliknya, kata yang dipunyai

harus dibaca ِغَفَع .

5. Perhatikan contoh di bawah ini!

a. ٌحَغَظِِٕٔ ٌٍِٔ = Saya punya kacamata.

ِغَفَع ٔهٍُِْ ََِلا

ٍٔرَغَظِِٕٔ ُحَغَظٌَِّْٕٔا = Kacamata itu, kacamataku

ِغًَُِّٔ ُِٔؿٔا ْخَفِغِؼَِ ُِٔؿٔا

ٌحَغَظِِٕٔ ٌٍِٔ َؾٌَُِ = Saya tidak punya kacamata

حَغٔىَٔ ُِٔؿٔا ٔهٍُِْ ََِلا َؾٌَُِ ُحَغَظٌَِّْٕٔا ِذَـٌَُِ ٍٔرَغَظِِٕٔ

= Kacamata itu, bukan kacamataku

(32)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 31 Hubungan antara

َؾٌَُِ

dengan

ِغَجَس ْأَضَزِجُِ

1. َؾٌَُِ apabila berhubungan dengan ِغَجَس ْأَضَزِجُِ , harakatnya ِغَجَس ْأَضَزِجُِ

harus berubah; yaitu: ْأَضَزِجُِ nya harus غَفَع dan غَجَس nya harus ِتَؤَ .

2. Perhatikan kalimat di bawah ini!

a. ٌخَِٖىٍَُِ ُحَغَظٌَِّْٕٔا = Kacamata itu berwarna

ًخَِٖىٍَُِ ُحَغَظٌِّْٕٔا ٔذَـٌَُِ = Tidaklah kacamata itu berwarna ًخَِٖىٍَُِ ِذَـٌَُِ ُحَغَظٌَِّْٕٔا = Kacamata itu tidak berwarna

b. ٌخَِٖىٍَُِ ٍََُُمٌَْا = Ballpoin itu tidak berwarna

ًبٖٔىٍَُِ ٍََُُمٌْا َؾٌَُِ = Tidaklah ballpoin itu berwarna

(33)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 32

ْخٍُِٖٔؼٔفٌْا ُخٍَُِّج َو ْخُِّٖؿلإا ُخٍَُِّج

1. ْخٍََّٔو dalam bahasa Indonesia disebut kata. Sedangkan ْخٍَُِّج dalam

bahasa Indonesia disebut kalimat. ََِلاَو atau ْخَصَصبَذُِ dalam bahasa

Indonesia disebut pembicaraan. Dan ْيِىَل dalam bahasa

Indonesia disebut perkataan. Adapun ِعاَىٔد dalam bahasa

Indonesia disebut dialog.

2. ْخٍََّٔو dalam bahasa Indonesia ada tiga macam:

a. ُِٔؿٔا ْخٍََّٔو atau kata benda; yaitu kata yang menunjukkan nama

barang, nama jenis atau sifat, dan nama makhluk hidup.

Contoh: ٍٙٔؿِغُو = Kursi, ُغَفِهَا = Kuning, ُضَِّدَأ = Ahmad

3. ًْٔؼٔف ْخٍََّٔو atau kata kerja; yaitu kata yang menunjukkan arti

pekerjaan.

Contoh: َتََ٘ط - ُتَْ٘ظََ - ِتَْ٘طٔا

4. ِفِوُغُد ْخٍََّٔو atau kata sambung; yaitu kata yang tidak punya

pengertian yang sempurna kecuali dirangkaikan dengan kata lain.

(34)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 33

5. ْخٍَُِّج dalam bahasa Arab ada dua:

a. ْخُِّٖٔؿٔا ْخٍَُِّج atau kalimat berita; yaitu kalimat yang awalannya

ُِٔؿٔا dan terdiri dari ِغَجَس أَضَزِجُِ .

Contoh: ًِِوَفٌْا ٍِٔف ُطبَزِؿُلأَا = Guru itu di kelas

b. ْخٍُِٖٔؼٔف ْخٍَُِّج atau kalimat kerja; yaitu kalimat yang walannya ًْٔؼٔف

dan terdiri dari: يِىُؼْفَِ ًْٔػبَف ًْٔؼٔف .

Contoh: َؽِعٖضٌا ُظٍُِّْٔٚزٌا ُأَغْمََ = Murid membaca pelajaran

ًْٔؼٔف يِىُؼْفَِ ًْٔػبَف

Hubungan antara

ْخٍُِٖٔؼٔفٌْا ُخٍَُِّج َو ْخُِّٖؿلإا ُخٍَُِّج

1. ًْٔؼٔف dalam ْخٍُِٖٔؼٔف ْخٍَُِّج harus selalu disebut di permulaan kalimat dan

harus ِصَغْفُِ dan ًْٔػبَف nya harus dibaca ِغَفَع , ada pun يِىُؼْفَِ harus

dibaca ِتَؤَ .

2. ًْٔؼٔف dalam ْخٍُِٖٔؼٔف ْخٍَُِّج harus sesuai dengan ًْٔػبَف nya, antara ِغَّوَظُِ

dan ْشَٖٔؤُِ nya.

3. ًْٔؼٔف dalam ْخُِّٖٔؿٔا ْخٍَُِّج harus sesuai dengan أَضَزِجُِ nya, antara

(35)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 34

ًُِؼٔفٌَْا

1. ًْٔؼٔف dalam bahasa Arab ada tiga macam:

a. ًًٔبَِ ًْٔؼٔف yaitu kata kerja yang menunjukkan waktu sudah

dikerjakan (waktu lampau).

b. ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف yaitu kata kerja yang menunjukkan waktu sedang

dikerjakan

c. ِغََِأ ًْٔؼٔف yaitu kata perintah.

2. Cara membentuk ًْٔؼٔف

a. ًًٔبَِ ًْٔؼٔف yaitu dengan menambah akhiran pada ًْٔؼٔف yang

disesuaikan dengan ًْٔػبَف nya atau pelakunya. Perhatikan tabel

berikut ini: ًًٔبَِ ًْٔؼٔف Akhiran Pelakunya ًْٔػبَف ًََؼَف َلاَؼَف اِىٍَُؼَف ِذٍََؼَف - ا اِو ِد Dia (laki-laki)

Mereka berdua (laki-laki) Mereka (laki-laki) Dia (perempuan) َىُ٘ بَُّ٘ ُُِ٘ ٍَٔ٘

(36)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 35 بَزٍََؼَف ٍََْٓؼَف َذٍَْؼَف بَُّزٍَْؼَف ُُِزٍَْؼَف ٔذٍَْؼَف بَُّزٍَْؼَف ُٖٓزٍَْؼَف ُذٍَْؼَف بٍََْٕؼَف بَر َْ َد بَُّر ُُِر ٔد بَُّر ُٖٓر ُد بَٔ

Mereka berdua (perempuan) Mereka (perempuan)

Engkau (laki-laki)

Engkau berdua (laki-laki) Engkau semua (laki-laki) Engkau (perempuan)

Engkau berdua (perempuan) Engkau semua (perempuan) Aku Kita بَُّ٘ ُٖٓ٘ َذَِٔأ بَُّزَِٔأ ُُِزَِٔأ ٔذَِٔأ بَُّزَِٔأ ُٖٓزَِٔأ بََٔأ ُِٓذَٔ (sudah) mengerjakan

b. Cara membentuk عِعبٌَُِ ًْٔؼٔف yaitu dengan menambah awalan pada

(37)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 36 ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف Awalan Pelakunya ًْٔػبَف ًَُؼْفََ َْٔلاَؼْفََ َِْىٍَُؼْفََ ًَُؼْفَر َْٔلاَؼْفََ ٍََْٓؼْفََ ًَُؼْفَر َْٔلاَؼْفَر َِْىٍَُؼْفَر ٍََُِٓٔؼْفَر َْٔلاَؼْفَر ٍََْٓؼْفَر ًَُؼْفَأ ًَُؼْفَٔ ٌَ ـَ َ. ... ْٔا ـََ ... َِْو َد ـَ َ. ... ْٔا ـََ .... َْ َد ـَر .... ْٔا ـَر .... َِْو ـَر .... ََِٓ ـَر .... ْٔا ـَر .... َْ َأ َْ Dia (laki-laki)

Mereka berdua (laki-laki) Mereka (laki-laki)

Dia (perempuan)

Mereka berdua (perempuan) Mereka (perempuan)

Engkau (laki-laki)

Engkau berdua (laki-laki) Engkau semua (laki-laki) Engkau (perempuan)

Engkau berdua (perempuan) Engkau semua (perempuan) Aku Kita َىُ٘ بَُّ٘ ُُِ٘ ٍَٔ٘ بَُّ٘ ُٖٓ٘ َذَِٔأ بَُّزَِٔأ ُُِزَِٔأ ٔذَِٔأ بَُّزَِٔأ ُٖٓزَِٔأ بََٔأ ُِٓذَٔ (sedang) mengerjakan

(38)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 37

c. Cara membentuk ِغََِأ ًْٔؼٔف yaitu:

- Harus terdiri dari عِعبٌَُِ ًْٔؼٔف

- Huruf awalannya dihilangkan ( ُفْظَد )

- Huruf akhirnya dimatikan ( ََِؼَج )

- Kalau huruf pertamanya mati, harus diberi awalan ْحَؼَِّ٘

Cara memberi harakat pada ْحَؼَِّ٘ yaitu:

- Kalau pada ًْٔؼٔف َُِِٓػ nya (huruf yang di tengah) itu berharakat

ْخًَّٖ maka ْحَؼَِّْ٘ tersebut harus diberi harakat ْخًَّٖ

- Kalau pada ًْٔؼٔف َُِِٓػ nya (huruf yang di tengah) itu berharakat

ْخَذِزَف atau ْحَغِـَو maka ْحَؼَِّ٘ tersebut harus diberi harakat ْحَغِـَو Perhatikan tabel berikut ini!

tambahan ْحَؼَِّ٘ ًلاٖوَأ ًاغٔسآ ِفِوُغُد dimatikan ًلاٖوَأ ِفِوُغُد dihilangkan ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف ِغُؤُِا tolonglah! ِخَزْفٔا bukalah! ِةِغًِٔا pukullah! ِغُؤِ ِخَزْف ِةِغًِ ُغُؤِ ُخَزْف ُةِغًِ ُغُوََِٕ ُخَزْفََ ُةِغٌََِ

(39)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 38

- Huruf awalan ْحَؼَِّ٘ pada ِغََِأ ًْٔؼٔف dinamakan ًَْهَو ْحَؼَِّ٘. Apabila

ًَْهَو ْحَؼَِّ٘ itu didahului oleh kata atau huruf lain, ًَْهَو ْحَؼَِّ٘ tersebut tidak dibaca.

Contoh: ِةِغًِبَف - ِخَزْفاَو - غُؤِاَو

- Contoh perubahan-perubahan ِغََِأ ًْٔؼٔف sesuai dengan

pelakunya ِغََِأ ًْٔؼٔف Tambahan Pelakunya ًْٔػبَف ِتَْ٘طٔا بَجَْ٘طٔا اِىُجَْ٘طٔا ٍِِجَْ٘طٔا بَجَْ٘طٔا َِٓجَْ٘طٔا ا ا .... َبـ ا .... اِو ا .... ٌِ ا .... َبـ ا .... َْ Engkau (laki-laki)

Engkau berdua (laki-laki) Engkau semua (laki-laki) Engkau (perempuan)

Engkau berdua (perempuan) Engkau semua (perempuan)

َذَِٔأ بَُّزَِٔأ ُُِزَِٔأ ٔذَِٔأ بَُّزَِٔأ ُٖٓزَِٔأ

(40)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 39

ًًِٔبَِ ًْٔؼٔف فَِِغِوَر

ًًٔبَِ ًْٔؼٔف Akhiran Pelakunya ًْٔػبَف َتََ٘ط بَجََ٘ط اِىُجََ٘ط ِذَجََ٘ط بَزَجََ٘ط َِٓجََ٘ط َذِجََ٘ط بَُّزِجََ٘ط ُُِزِجََ٘ط ٔذِجََ٘ط بَُّزِجََ٘ط ُٖٓزِجََ٘ط ُذِجََ٘ط بَِٕجََ٘ط - ا اِو ِد بَر َْ َد بَُّر ُُِر ٔد بَُّر ُٖٓر ُد بَٔ Dia (laki-laki)

Mereka berdua (laki-laki) Mereka (laki-laki)

Dia (perempuan)

Mereka berdua (perempuan) Mereka (perempuan)

Engkau (laki-laki)

Engkau berdua (laki-laki) Engkau semua (laki-laki) Engkau (perempuan)

Engkau berdua (perempuan) Engkau semua (perempuan) Aku Kita َىُ٘ بَُّ٘ ُُِ٘ ٍَٔ٘ بَُّ٘ ُٖٓ٘ َذَِٔأ بَُّزَِٔأ ُُِزَِٔأ ٔذَِٔأ بَُّزَِٔأ ُٖٓزَِٔأ بََٔأ ُِٓذَٔ (sudah) pergi

(41)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 40

ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف فَِِغِوَر

ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف Awalan Pelakunya ًْٔػبَف ُتَْ٘ظََ ْٔبَجَْ٘ظََ َِْىُجَْ٘ظََ ُتَْ٘ظَر ْٔبَجَْ٘ظََ َِٓجَْ٘ظََ ُتَْ٘ظَر ْٔبَجَْ٘ظَر َِْىُجَْ٘ظَر َُِِٓجَْ٘ظَر ْٔبَجَْ٘ظَر َِٓجَْ٘ظَر ُتَْ٘طَأ ُتَْ٘ظَٔ ٌَ ـَ َ. ... ْٔا ـََ ... َِْو َد ـَ َ. ... ْٔا ـََ .... َْ َد ـَر .... ْٔا ـَر .... َِْو ـَر .... ََِٓ ـَر .... ْٔا ـَر .... َْ َأ َْ Dia (laki-laki)

Mereka berdua (laki-laki) Mereka (laki-laki)

Dia (perempuan)

Mereka berdua (perempuan) Mereka (perempuan)

Engkau (laki-laki)

Engkau berdua (laki-laki) Engkau semua (laki-laki) Engkau (perempuan)

Engkau berdua (perempuan) Engkau semua (perempuan) Aku Kita َىُ٘ بَُّ٘ ُُِ٘ ٍَٔ٘ بَُّ٘ ُٖٓ٘ َذَِٔأ بَُّزَِٔأ ُُِزَِٔأ ٔذَِٔأ بَُّزَِٔأ ُٖٓزَِٔأ بََٔأ ُِٓذَٔ (sedang) pergi

(42)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 41

يَلاِػِلإَا

1. ْيَلاِػِإ ialah uraian tentang kata.

2. ْخٍَّٔػ فِوُغُد yaitu; ُوَاو - ِفٌَٔا - ْأََ

3. خُِٔذَه ِفِوُغُد yaitu huruf selain ْخٍَّٔػ فِوُغُد .

4. ًًٔبَِ ًْٔؼٔف apabila dirangkaikan dengan ًْٔوٖزُِ غًَُِّٔ yang hidup, huruf

akhirnya harus dibaca ِْىُىُؿ . Contoh: ٔذِجٔوَع ، َذِجٔوَع ، ُذِجٔوَع - َتٔوَع

5. Apabila خُِٔذَه ِفِوُغُد dan ْخٍَّٔػ فِوُغُد berkumpul dan sama-sama

mati, maka ْخٍَّٔػ فِوُغُد nya harus dihilangkan.

Contoh: ًُْل = ْيِىُل - ُذٍُْل = ُذٌِْىُل : ُيِىُمََ – َيبَل = (telah) berkata ِغََِأ ًْٔؼٔف ًًٔبَِ ًْٔؼٔف ََبَل – َُِىُمََ : ُذِِِىُل = ُذُِّل - َِِىُل = ُُِل = (telah) berdiri ِغََِأ ًْٔؼٔف ًًٔبَِ ًْٔؼٔف َةبَجَا – ُتُِِجَُ : ُذِثبَجَا = ُذِجَجَا - ِتُِِجَا = ِتِجَا = (telah) jawab ِغََِأ ًْٔؼٔف ًًٔبَِ ًْٔؼٔف َءبَج – ُئُِِجََ : ُذْئُِِج = ُذْئِج – ْئُِِج = ْئِج = (telah) datang ِغََِأ ًْٔؼٔف ًًٔبَِ ًْٔؼٔف

6. Dua huruf yang sama dan sejajar, harus dirangkaikan menjadi satu.

Contoh: ًُُوآ = ًُُوْأَأ : ًُُوْأََ - ًََوَا ِعِعبٌَُِ ًَْؼٔف

(43)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 42

ٍٔ٘بٌٖٕا ًُِؼٔف

1. ٍٔ٘بََٔ ًْٔؼٔف yaitu kata larangan.

2. Cara membentuk ٍٔ٘بََٔ ًْٔؼٔف yaitu:

a. Harus terdiri dari ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف

b. Huruf ْخَػَعبٌَُِ nya ditukar dengan ْأَر

c. Huruf akhirnya dibaca ِْىُىُؿ

d. Kemudian diberi awalan ََِلا

3. Perhatikan kata-kata dibawah ini:

Artinya ََِلا ًلاَٖوَأ ِْىُىُؿ ًاغٔسآ ْأَر ًلاٖوَأ ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف

Jangan kau mengajar Jangan kau tolong Jangan kau buka

ٍَُِِّؼُر َلا ِغُوَِٕر َلا ِخَزْفَر َلا ٍَُِِّؼُر ِغُوَِٕر ِخَزْفَر ٍَُُِّؼُر ُغُوَِٕر ُخَزْفَر ٍَُُِّؼَُ ُغُوََِٕ ُخَزْفََ

4. kalau yang diperintah adalah perempuan, maka diberi akhiran ٌِ. Misalnya; ٍِٔذَزْفَر َلا

5. Cara men ََِؼَج kan عِعبٌَُِ ًْٔؼٔف yang berakhiran huruf ْخٍَّٔػ , maka

(44)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 43 Misalnya; ًَلِشََ َقِشَر َلا , ًٍَِّوَُ ًَِّوُر َلا

6. Cara memberi harakat jika ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف nya ada empat huruf:

Artinya ٍٔ٘بَٔ ًْٔؼٔف ِغََِأ ًْٔؼٔف عِعبٌَُِ ًْٔؼٔف ًًبَِ ًْٔؼٔف

Jangan (kau) tunggu Jangan (kau) belajar Jangan (kau) ikut

ِغٔظَزَِٕر َلا ٍََُِّؼَزَر َلا ِغَجِزَر َلا ِغٔظَزِٔٔا ٍََُِّؼَر ِغَجِرٔا ُغٔظَزََِٕ ٍََُُّؼَزََ ُغَجِزََ َغَظَزِٔٔا ٍَََُّؼَر َغَجَر

ْخَُِْٕضٖزٌا ًُِؼٔفَو ِغَِّجٌْا ًُِؼٔف

1. ْخَُِْٕضَر ًْٔؼٔف yaitu kata kerja untuk dua orang.

a. ًًٔبَِ ًْٔؼٔف

- Untuk orang ketiga harus berakhiran ِفٌَٔا , Contoh: بَرَغَؤَ َاغَؤَ

- Untuk orang kedua harus berakhiran بَُّر , Contoh: بَُّرِغَؤَ

b. عِعبٌَُِ ًْٔؼٔف baik untuk orang ketiga atau orang kedua, harus

berakhiran ْٔا

Contoh:

(45)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 44

2. ِغََّج ًْٔؼٔف yaitu kata kerja untuk orang banyak.

a. ًًٔبَِ ًْٔؼٔف

- Untuk orang ketiga laki-laki harus berakhiran اِو ,

Contoh: اِوُغَؤَ

- Untuk orang ketiga perempuan harus berakhiran َْ ,

Contoh: َِْغَؤَ

- Untuk orang kedua laki-laki; harus berakhiran ُُِر ,

Contoh: ُُِرِغَؤَ

- Untuk orang kedua perempuan, harus berakhiran ُٖٓر ,

Contoh: ُٖٓرِغَؤَ

b. ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف

- Untuk orang laki-laki harus berakhiran َِْو baik orang ketiga

maupun kedua. Contoh:

َِْوُغُوََِٕ (untuk orang ketiga), dan َِْوُغُوَِٕر (untuk orang kedua laki-laki).

- Untuk orang perempuan harus berakhiran َْ baik orang

ketiga maupun orang kedua. Contoh:

َِْغُوََِٕ (untuk orang ketiga perempuan), dan َِْغُوَِٕر (untuk orang kedua perempuan)

(46)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 45

ْخَُِْٕضٖزٌا ُُِؿٔاو ِغَِّجٌْا ُُِؿٔا

1. ْخَُِْٕضَر ُِٔؿٔا ialah kata yang menunjukkan nama dua benda; yaitu:

a. Dibaca ْغَفَع dengan menambah akhiran ْٔا .

Contoh: َْٔاغَزْفَص = dua buku tulis, ْٔبَرَعِىٗجَؿ = dua papan tulis.

b. Kalau posisinya sebagai ِتَؤَ atau ِغِج maka akhirannya َِِٓ .

Contoh: ََِِٓغَزْفَص

2. ِغََّج ُِٔؿٔا ialah kata benda yang menunjukkan arti banyak.

a. ٌُِٔبَؿ ِغَّوَظُِ ِغََّج yaitu kata jamak laki-laki yang beraturan. Yaitu:

1. Dibaca ِغَفَع ; dengan menambah akhiran َِْو .

Contoh: َِْىٍُِّٔـُِ , َِْىُِِٕٔؤُِ

2. Dibaca ِغِج atau ِتَؤَ ; dengan menambah ََِٓ .

Contoh: ٍَُِِّٓٔٔـُِ , َُِِِِٕٓٔؤُِ

b. ٌُِٔبَؿ ْشَٖٔؤُِ ِغََّج yaitu kata jamak perempuan beraturan.

1. Dibaca ِغَفَع dengan menambah دا .

Contoh: ْدَبٍِّٔـُِ , ْدبَِِٕٔؤُِ

2. Dibaca ِتَؤَ atau ِغِج dengan menambah huruf kasrah.

(47)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 46

c. ْخَُِْٕضَر ُِٔؿٔا apabila di ِفبٌَُِ kan (disandarkan) kepada kata lain,

maka ْخَُِْٕضَر ِْىُٔ nya itu harus dihilangkan.

1. Dibaca ِغَفَع .

Contoh: ْبَِٕثٔا ٍِٔزِسُا بَِٕثٔا = Kedua putra saudariku

ٌَُِِٗإ فبٌَُِ فبٌَُِ

ْٔبَزِِٕث ٍِٔسَأ بَزِِٕث = Kedua putri saudaraku

ٌَُِِٗإ فبٌَُِ فبٌَُِ

2. Dibaca ِتَؤَ atau ِغِج .

Contoh: َُِِِٕٓثٔا ٍِٔزِسُأ ٍَِٕثٔا = Kedua putra saudariku

ٌَُِِٗإ فبٌَُِ فبٌَُِ

َُِِٓزِِٕث ٍِٔسَأ ٍَِزِِٕث = Kedua putri saudaraku

ٌَُِِٗإ فبٌَُِ فبٌَُِ

3. غُِِـْىَر ِغََّج yaitu kata jamak yang tidak beraturan.

(48)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 47 Macam-macam

ْءبَر

1. ْْخَطِىُثِغَِ ءبَر atau dikenal dengan ْءبَر bundar yaitu yang menjadi

alamat ْشَٖٔؤُِ pada ُِٔؿٔا

Contoh: ٌخٍَِّٔـُِ , ٌخَِِٕٔؤُِ

2. ْخَٕٔوبَـٌا شُِِْٔأَزٌا ْءبَر yaitu ءبَر yang menjadi alamat perempuan pada ًْٔؼٔف

ًًٔبَِ

Contoh: ِذَؼَجَع ،ِذَجََ٘ط

3. ْخَطِىُـِجَِ ْءبَر yaitu ْءبَر yang dapat masuk kepada ًْٔؼٔف dan kepada ُِٔؿٔا

Contoh: ْدبٍَِّٔـُِ ،َذِجََ٘ط

َْبِٖؼٌا ُفِغَظ

1. ْْبََِػ ِفَغَظ ialah kata yang menunjukkan keterangan waktu. Kata ini

selalu dibaca ِتَؤَ

2. Di antara kata yang termasuk ْْبََِػ ِفَغَظ yaitu:

بًضَِٔضَد ،َخَدِعبَجٌَْا ،بًفِٔآ ،َخٌٍٍَََُِّا ،ََِْا ،اّعبَهَٔ ،ًَِجَل ،ًءبَـَِ ،َضِؼَث ،اّضَغ ،ََِىٌََُْا ،بّدبَجَه

3. Kata setelah ْْبََِػ ِفَغَظ harus dibaca ِغِج

(49)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 48 Hubungan

ْْبََِػ ِفَغَظ

dengan

ْْبَىَِ ِفَغَظ

1. ْْبََِػ ِفَغَظ dan ْْبَىَِ ِفَغَظ boleh juga disebut ْْبََِػ ُِٔؿٔا dan ْْبَىَِ ُِٔؿٔا

2. ْبََِػ ُِٔؿٔا dan ْْبَىَِ ُِٔؿٔا yang berasal dari ًْٔؼٔف harus mengikuti

wazan ًٌَؼْفَِ

Contoh:

َُْؼْطَِ – َُُؼْطََ – ََُؼَط = waktu makan/tempat makan = kantin, restoran

ْزَجْطَِ – ُزَجْطََ – َزَجَط = waktu memasak/tempat memasak = dapur

ْخٌَِا ُُِؿٔا

1. ْخٌَآ ُِٔؿٔا yaitu kata yang menunjukkan nama alat. ْخٌَآ ُِٔؿٔا yang

berasal dari ًْٔؼٔف harus mengikuti wazan: ًٌَؼْفَِ atau ًٌَؼْفِٔ .

Contoh: ًٌَّظِٔ – ًُّٔظََ – ًََّظ = tempat bernaung (payung)

َفَغَغ – ُفِغِغََ –

ْفَغِغِٔ = alat menciduk air (gayung)

2. ْخٌَآ ُِٔؿٔا itu biasanya sering di ْشَٖٔؤُِ kan (diberi akhiran ح )

(50)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 49

ْغٔزَزِـُِ ًٌٔػبَف َو ْػِعبَث ًٌٔػبَف

1. ِفِعبَث ًْٔػبَف ialah ًْٔػبَف nya (pelakunya) tampak kelihatan; baik berupa

غًَُِّٔ ُِٔؿٔا maupun ِغٔ٘بَظ ُِٔؿٔا . Contoh:

a. َؽِعٖضٌا ُضَّٖذُِ َتَزَو = Muhammad menulis pelajaran

b. َؽِعٖضٌا ُخَّٔطبَف ِذَجَزَو = Fathimah menulis pelajaran

c. ْخَؼِٔبَجٌْا ًٌَِإ ُتَْ٘طَأ بََٔأ = Saya berangkat ke kampus

2. ِغٔزَزِـُِ ًْٔػبَف ialah ًْٔػبَف nya (pelakunya) disimpan tidak disebut; tapi

diganti dengan awalan atau akhiran pada ًْٔؼٔف nya.

Contoh:

a. ٔخَؼِٔبَجٌْا ًٌَِإ ُتَْ٘طَأ = Saya pergi ke kampus

b. ٔضِجِـٌَّْا ٍِٔف ٍٍَِّؤُ = Kami sholat di masjid

(51)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 50 Macam-Macam

ََِلا

1. ََِلا yang masuk kepada ِغََِلأا ًْٔؼٔف ; yaitu untuk perintah. Hal ini

harus dibaca ََِؼَج

Contoh:

ِغُظٌَُِٕٔ = hendaklah dia melihat. ََِلا seperti ini dinamakan ِغََِأ ََِلا

2. ََِلا yang masuk kepada ٍِٔ٘بَٔ ًْٔؼٔف ; yaitu dipergunakan untuk

larangan. Hal ini harus dibaca ََِؼَج

Contoh:

ِغُظَِٕر َلا = jangan (kau) melihat. ََِلا seperti ini dinamakan ٍِٔ٘بَٔ ََِلا

3. ََِلا yang masuk kepada ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف ; yaitu dipergunakan untuk

menyangkal. Hal ini harus dibaca ِغَفَع

Contoh :

ُغُظَِٕر َلا = kamu tidak melihat. ََِلا seperti ini dinamakan ٍِٔفبَٔ ََِلا

4. ََِلا yang masuk kepada ًْٔؼٔف ; yaitu dipergunakan untuk

keterangan. Hal ini harus dibaca ِتَؤَ

Contoh:

(52)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 51

5. ََِلا yang masuk kepada ُِٔؿٔا ; yaitu dipergunakan untuk

keterangan. Hal ini harus dibaca ِغِج

Contoh:

ِغْظٌٍٖٕٔ = untuk melihat. ََِلا seperti ini dinamakan ءاَضٔزِثِلإا ََِلا

6. ََِلا yang masuk kepada nama orang; yaitu dipergunakan untuk

kepunyaan. Hal ini harus dibaca ِغِج

Contoh:

ٕضَّٖذٌُّٔ = kepunyaan Muhammad. ََِلا seperti ini dinamakan ءاَضٔزِثِلإا ََِلا

ٌَُِ و بٌَّٖ

1. بٌَّٖ dan ٌَُِ adalah huruf jazm. Yaitu untuk men-jazm-kan ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف

yang artinya belum.

Contoh: ِفِغِػَأ ٌَُِ atau ُفِغِػَأ بٌَّٖ = (saya) belum tahu.

2. ًَْزِؼُِ ًْٔؼٔف yaitu ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف yang berakhiran huruf ْخٍَّٔػ. Kalau di ََِؼَج kan,

maka huruf ْخٍَّٔػ nya harus dihilangkan.

Contoh: َقِشََ ٌَُِ ًَلِشََ

3. ْخَـَِّشٌْا ُيبَؼْفَأ yaitu ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف yang berakhiran ِْىُٔ. Kalau di ََِؼَج kan

atau di ِتَؤَ kan, maka huruf ِْىُٔ nya harus dihilangkan.

(53)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 52

ٌَِٓ

dan

َْْأ

1. ٌَِٓ dan َْْأ adalah huruf ِتَؤَ, me تؤ kan ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف .

2. ٌَِٓ artinya tidak akan ……..

Contoh: َغُؤَِأ ٌَِٓ = Saya tidak akan menolong.

3. َْْأ kadang-kadang berarti untuk atau bahwa, dan kadang-kadang

tidak berarti. Contoh:

ًٍََِّهُأ َْْأ َُِىُلَأ = Saya berdiri untuk sholat.

للها َّلاِإ ٌَِٗإ َلا َْْأ ُضَهِكَأ = Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.

َأًَٖىَرَأ َْْأ ُضَِِعُأ = Saya hendak berwudhu.

4. Cara menggunakan َْْأ apabila ada dua ًْٔؼٔف berkumpul dalam satu

kalimat, maka di antara kedua ًْٔؼٔف itu harus dipisah dengan َْْأ ;

dan ًْٔؼٔف yang kedua di ِتَؤَ kan.

Contoh: َةَغِكَأ َْْأ ٗتٔدُأ = Saya suka minum.

(54)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 53

ُةَاغِػِلإا

1. ِةاَغِػِإ ialah uraian kalimat, yaitu menerangkan tentang

jabatan-jabatan kalimat serta perubahan-perubahan harakatnya pada

akhir kalimat. Contoh: َنَبسَأ ُضَِّدَأ َغُوََِٕ ٌَِٓ = Ahmad tidak akan

menolong saudaramu.

- ٌَِٓ adalah huruf ِتَؤَ

- ُغُوََِٕ adalah ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف dibaca ِتَؤَ karena dinashobkan oleh ٌَِٓ.

Alamat ِتَؤَ nya adalah ْخَذِزَف sebab terdiri dari ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف yang

shohih akhirnya.

- ُضَِّدَأ adalah ًْٔػبَف, dibaca ِغَفَع, alamat ِغَفَع nya adalah ْخًَّٖ

sebab terdiri dari ِصَغْفُِ ُِٔؿٔا

- َنبَسَأ adalah يِىُؼْفَِ ; dibaca ِتَؤَ ; alamat ِتَؤَ nya adalah ِفٌَٔا ,

sebab terdiri dari خَـَِّلخْا ُءبَِّؿَأ

2. خَـَِّشٌْا ُءبَِّؿَأ ialah ُِٔؿٔا yang lima, yaitu: ِوُط ،َُْف ،َُْد ،ْرَأ ،ْةَأ

3. خَـَِّشٌْا ُءبَِّؿَأ harus dirangkaikan dengan kata lain.

4. Adapun ِةاَغِػٔا nya adalah sebagai berikut:

a. Dibaca ِغَفَع harus berakhiran ُواَو .

Contoh: ٍيبَِ ِوُط ،َنِىَُّف ،َنِىَُّد ،َنِىُسَأ ،َنِىُثَأ

b. Dibaca ِتَؤَ harus berakhiran ِفٌَٔا .

Contoh: ٍيبَِ اَط ،َنبََّف ،َنبََّد ،َنبَسَأ ،َنبَثَأ

c. Dibaca ِغِج harus diberikan akhiran ْأََ .

(55)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 54

عَضِوٌَّْا ُُِؿٔا

1. ِعَضِوَِ ُِٔؿٔا ialah kata yang menunjukkan arti pekerjaan yang tidak

mengandung waktu terjadinya pekerjaan itu, dan tidak

mengandung unsur-unsur ًْٔؼٔف .

2. adapun artinya ِعَضِوَِ adalah kata asal. Dalam فَِِغِوَر , ِعَضِوَِ ُِٔؿٔا itu

jatuh pada nomor tiga setelah ًًِٔبَِ ًْٔؼٔف dan ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف .

3. Perhatikan kata-kata di bawah ini:

ًحَءاَغٔل = bacaan, ًبثبَـٔد = hitung

ًخَثبَزٔو = tulisan ًبِّؿَع = gambar

Kata-kata tersebut menunjukkan arti pekerjaan; tapi bukanlah kata kerja, karena kata itu tidak mengandung waktu terjadinya

pekerjaan itu, dan tidak ada tanda-tandanya ًْٔؼٔف . Kata-kata itu

disebut ِعَضِوَِ ُِٔؿٔا .

4. Sebagian di antara tanda-tandanya ًْٔؼٔف yaitu:

- Berawalan ْخَػَعبٌَُِ فِوُغُد

- Berakhiran ْأَر dan ِْىُٔ

- Berawalan ِضَل dan ُِٓٔؿ

- Tidak boleh diberi ِفٌَٔا

- Tidak boleh dibaca ِغِج dan َِِٓىَِٕر

(56)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 55

- Tidak boleh didahului oleh َِّْإ

5. Sebagian di antara tanda-tandanya ُِٔؿٔا yaitu:

- Ada ْيَا nya, boleh dibaca ِغِج dan َِِٓىَِٕر

- Tidak boleh dibaca ََِؼَج

- Tidak boleh kemasukan tanda-tandanya ًْٔؼٔف

- Tidak boleh didahului oleh بٌَّٖ ،ٌَُِ ،ٌَِٓ ،َْْأ

- Tidak mempunyai َْْػَو kecuali; ُِٔؿٔا ،يِىُؼْفَِ ُِٔؿٔا ،ًْٔػبَف ُِٔؿٔا ،ِعَضِوَِ ُِٔؿٔا

ْْبََِػ

ًْٔػَبفٌْا ُُِؿٔا

1. ًْٔػبَف ُِٔؿٔا ialah kata yang menunjukkan arti orang yang

mengerjakan suatu pekerjaan. Dan ًْٔػبَف ُِٔؿٔا itu boleh juga

disebut pelaku.

2. ًْٔػبَف ُِٔؿٔا yang ًْٔؼٔف nya terdiri dari tiga huruf ( ِصٖغَجُِ ًِٔصَلاُص ًْٔؼٔف ), maka

ًْٔػبَف ُِٔؿٔا itu harus mengikuti َْْػَو ًٌٔػَبف

Contoh: ْغٔهَبٔ = orang yang menolong

ْؾٌَٔبج = orang yang duduk

(57)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 56

3. ًْٔػبَف ُِٔؿٔا apabila terjadi ِغَجَس dalam kedudukan suatu kalimat, maka

ًْٔػبَف ُِٔؿٔا itu harus sesuai dengan ْأَضَزِجُِ nya dalam ِصَغْفُِ dan ِغََّج

nya, serta ِغَّوَظُِ dan ْشَٖٔؤُِ nya.

أضزجِ -ّّس ّّس - أضزجِ ّّس - أضزجِ ّّس - أضزجِ ْٔبَـٌٔبَج بَُّزَِٔأ ْٔبَزَـٌٔبَج بَُّزَِٔأ ْٔبَـٌٔبَج بَُّ٘ ْٔبَزَـٌٔبَج بَُّ٘ ْؾٌٔبَج َىُ٘ ٌخَـٌٔبَج ٍَٔ٘ َِْىُـٌٔبَج ُُِ٘ ْدَبـٌٔبَج ُٖٓ٘ َِْىُـٌٔبَج ُِٓذَٔ َِْىُـٌٔبَج ُُِزَِٔأ ْدَبـٌٔبَج ُٖٓزَِٔأ ْؾٌٔبَج بََٔأ ْؾٌٔبَج َذَِٔأ ٌخَـٌٔبَج ٔذَِٔأ

4. Perhatikan فَِِغِوَر dibawah ini!

Artinya ًْٔػبَف ُِٔؿٔا ِعَضِوَِ ُِٔؿٔا ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف ًًِٔبَِ ًْٔؼٔف Duduk Berdiri Membaca Menulis Pergi Pulang Menggambar ْؾٌٔبَج ُْٔئبَل ْئِعبَل ْتٔربَو ْتٔ٘اَط ْغِجاَع ُْٔؿاَع بّؿِىٍُُج بِّبَُٔل ًحَءاَغٔل ًخَثبَزٔو بّثبََ٘ط بّؼِجَع بِّّؿَع ُؾٍِٔجََ َُِىُمََ ُأَغْمََ ُتُزْىََ ُتَْ٘ظََ ُغِجِغََ ُُُؿِغََ َؾٍََج ََبَل َأَغَل َتَزَو َتََ٘ط َغَجَع ََُؿَع

(58)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 57

َْبَو

dan Saudara-saudaranya

1. َْبَو adalah ًِْٔبَػ ; yaitu beramal me ِغَفَع kan ُِٔؿٔا ( ْأَضَزِجُِ ) dan me ِتَؤَ

kan ِغَجَس . dalam bahasa Arabnya : َغَجَلخْا ُتٔوَِٕرَو َُِؿٔلاْا ُغَفِغَر

2. Sebagian di antara saudaranya َْبَو adalah:

- َْبَو ( Ada ), َؾٌَُِ ( tidak ada ), َخَجِهَأ (menjadi), ًََّظ ( selalu), َعبَه

( jadi ), َياَػبَِ ( senantiasa), ََاَصبَِ (selama).

- Perhatikan contoh-contoh berikut ini!

a. ْغًٔبَد ٍُُِٔـٌَُّْا = Seorang Islam itu hadir

ًاغًٔبَد ٍُُِٔـٌُّْا َْبَو = Adalah seorang Islam itu hadir

b. ٌحَغًٔبَد ُخٍَِّٔـٌَُّْا = Seorang (pr) Islam itu hadir

ًحَغًٔبَد ُخٍَِّٔـٌُّْا ٔذَٔبَو = Adalah seorang (pr) Islam itu hadir

c. ْغُِِجَو ُضٌََىٌَْا = Anak itu besar

ًاغُِِجَو ُضٌََىٌْا َخَجِهَأ = Anak itu jadi besar

d. ْغٔ٘بَِ ُظٍُِّْٔٚزٌَا = Murid itu panda

ًاغٔ٘بَِ ُظٍُِّْٔٚزٌا َعبَه = Murid itu menjadi pandai

e. ٌحَظٍُِّْٔٔر ُحَضٌََىٌَْا = Anak itu siswa

ًحَظٍُِّْٔٔر ُحَضٌََىٌْا ٔذَـٌَُِ = anak perempuan itu bukanlah murid

f. ْغُِٔغَه ُضٌََىٌَْا = Anak itu kecil

(59)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 58

g. ٌظٍُِّْٔٔر بََٔأ = Saya murid

ًاظٍُِّْٔٔر ُذٌَْػبَِ = Saya masih murid

h. ٌطبَزِؿُأ َذَِٔأ = Kamu guru

اطبَزِؿُأ َذُِِصبَِ = Selamanya kamu guru

- Kadang-kadanf ُؿا nya ْبو itu dibuang;

Contoh: ٌُْٔبَػ َذَِٔأ بٌّّٔبَػ َذَِٔأ ُِٓو بٌّّٔبَػ ُِٓو

Jadilah kamu orang yang pandai

صٖغَجٌُّْا ٍِٔصَلاُّضٌا ًُِؼٔف

1. ِصٖغَجُِ ًِٔصَلاُص ًْٔؼٔف yaitu ًْٔؼٔف yang terdiri dari tiga huruf, dan tidak

mendapat tambahan baik awalan atau sisipan maupun akhiran.

2. ِصٖغَجُِ ًِٔصَلاُص ًْٔؼٔف itu mempunyai enam َْْػَو yang disyairkan sebagai

berikut: ًٍَُّ ُخِزَف ٍغِـَو ُخِزَف ْٔبَزَذِزَف ًََؼَف – ًُُؼْفََ ًُٔؼْفََ – ًََؼَف ًَُؼْفََ - ًََؼَف ٍخِزَف ُغِـَو ًٍَُّ ًَُٗ ْٔبَرَغِـَو ًَٔؼَف – ًَُؼْفََ ًُُؼْفََ – ًَُؼَف ًُٔؼْفََ – ًَٔؼَف

(60)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 59

3. Adapun sebagian فَِِغِوَر nya adalah sebagai berikut:

ًْٔػبَف ُِٔؿٔا ِعَضِوَِ ُِٔؿٔا ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف ًًِٔبَِ ًْٔؼٔف َْْػَو غهبٔ تربو اغؤ خثبزو ُغُوََِٕ ُتُزْىََ َغَؤَ َتَزَو ًٌٔػبَف – ًلاِؼَف – ًُُؼْفََ – ًََؼَف ْةِعبًَ ْضٔػاَو بّثِغًَ ًحَضٔػ ُةِغٌََِ ُضٔؼََ َةَغًَ َضَػَو ًٌٔػبَف – ًلاِؼَف – ًُٔؼْفََ – ًََؼَف ْخٔربَف ْغًٔاَو بّذِزَف بّؼًَِو ُخَزْفََ ُغٌَََ َخَزَف َغًََو ًٌٔػبَف – ًلاِؼَف – ًَُؼْفََ – ًََؼَف ٌُْٔبَػ ٍفبَس بٍّّْٔػ ًخَُِلَس ٍَُُِؼََ ٍَلِشََ ٍََُٔػ ٍَٔلَس ًٌٔػبَف – ًلاِؼٔف – ًَُؼْفََ – ًَٔؼَف َْٓـَد ْعبَجُك بِّٕـُد ًخَػبَجَك ُُٓـِذََ ُغُجِلََ َُٓـَد َغُجَك ًٌَؼَف – ًلاِؼُف – ًُُؼْفََ – ًَُؼَف ْتٔؿبَد ُْٔػبَٔ بّٔبَجِـُد ًخَِّؼِٔ ُتِـِذََ ُُٔؼََِٕ َتِـَد َُٔؼَٔ ًٌٔػبَف – بَّٔلاِؼُف – ًٔؼْفََ – ًَٔؼَف

(61)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 60

ضَِِؼٌَّْا ٍِٔصَلاُّضٌا ًُِؼٔف

1. ضَِِؼَِ ًِٔصَلاُص ًْٔؼٔف yaitu ًْٔؼٔف yang terdiri dari tiga huruf mendapat

tambahan baik awalan atau sisipan maupun akhiran.

2. Sebagian di antara فَِِغِوَر nya ضَؼِ ًِٔصَلاُص ًْٔؼٔف ialah:

ًِٔصَلاُص ًْٔؼٔف yang mendapat tambahan satu huruf yaitu:

1. Dengan mendapat sisipan ضَِٔضِلَر pada ًْٔؼٔف َُِٓػ

ِعَضِوَِ ُِٔؿٔا ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف ًًِٔبَِ ًْٔؼٔف Artinya ًلأُِؼْفَر ًُٚؼَفَُ ًَٖؼَف اَّغَِِىَِٕر اّغَِِغْىَر ُعٚىََُٕ ُعٚغَىَُ َعٖىَٔ َعٖغَو Menyinari Mengulangi

2. Dengan tambahan ِفٌَٔا setelah ًْٔؼٔف ْأَف

عضوِ ُؿا ععبٌِ ًؼف ًًبِ ًؼف Artinya ًخٍََػبَفُِ ًُٔػبَفَُ ًََػبَف ًحَضَػاَىُِ ًخَظَفبَذُِ ُضٔػاَىَُ ُظٔفبَذَُ َضَػاَو َظَفبَد Saling berjanji Saling menjaga

(62)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 61

3. Dengan tambahan awalan ْحَؼَِّ٘

عضوِ ُؿا ععبٌِ ًؼف ًًبِ ًؼف Artinya ًلابَؼْفٔا ًُٔؼْفَُ ًََؼْفَأ بَِّلاِؿٔا ًلابَسِصٔا ٍُُِٔـَُ ًُٔسِضَُ ٍََُِؿَا ًََسِصَا Masuk Islam Memasukkan

ًِٔصَلاُص ًْٔؼٔف yang mendapat tambahan dua huruf yaitu:

1. Dengan tambahan awalan ْأَر dan sisipan ِفٌَٔا setelah ًْٔؼٔف ْأَف

ِعَضِوَِ ُِٔؿٔا ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف ًًِٔبَِ ًْٔؼٔف Artinya ًلاُػبَفَر ًَُػبَفَزََ ًََػبَفَر اّضُػبَجَر بًُّعبََّر ُضَػبَجَزََ ُضَػبَجَزََ َضَػبَجَر َىَعبََّر Saling menjauhi Pura-pura sakit

(63)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 62

2. Dengan tambahan awalan ْأَر dan ضَِٔضِلَر pada ًْٔؼٔف َُِٓػ

ِعَضِوَِ ُِٔؿٔا ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف ًًِٔبَِ ًْٔؼٔف Artinya ًلاٗؼَفَر ًُٖؼَفَزََ ًَٖؼَفَر اّغٗـَىَر بَُّٕٗجَر ُغٖـَىَزََ َُُٖٓجَزََ َغٖـَىَر ََُٖٓجَر Jadi pecah Jadi jelas

3. Dengan tambahan awalan ْحَؼَِّ٘ dan sisipan ْأَر setelah ًْٔؼٔف ْأَف

ِعَضِوَِ ُِٔؿٔا ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف ًًِٔبَِ ًْٔؼٔف Artinya ًلابَؼٔزْفٔا ًُٔؼَزْفََ ًََؼَزْفٔا بّػبَّٔزِجٔا اّعبَُٔزِسٔا ُغَّٔزِجََ ُعبَزِشََ َغََّزِجٔا َعبَزِسٔا Berkumpul Memilih

4. Dengan tambahan awalan ْحَؼَِّ٘ dan ِْىُٔ

ِعَضِوَِ ُِٔؿٔا ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف ًًِٔبَِ ًْٔؼٔف Artinya ًلابَؼِٔفِٔٔا ًُٔؼَفََِٕ ًََؼَفِٔٔا بًلَلأطِٔٔا اّعبَظٔزِٔٔا ُكٍَٔطََِٕ ُغٔظَزََِٕ ََكٍََطِٔٔا َغَظَزِٔٔا Pergi Menunggu

(64)

Erryk Kusbandhono, M.Pd 63

5. Dengan tambahan awalan ْحَؼَِّ٘ dan akhiran ضَِٔضِلَر

ِعَضِوَِ ُِٔؿٔا ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف ًًِٔبَِ ًْٔؼٔف Artinya ًلاَلأؼْفٔا ًَُّؼْفََ ًََّؼْفٔا اّعاَغِّٔدٔا اّعاَغٌِٔدْا ٗغَِّذََ ٗغٌَِذََ ٖغَِّدٔا ٖغٌَِدٔا Jadi merah Jadi hijau

ًِٔصَلاُص ًْٔؼٔف yang mendapat tambahan tiga huruf yaitu:

1. Dengan tambahan awalan ْحَؼَِّ٘ ،ُِٓٔؿ dan ْأَر

ِعَضِوَِ ُِٔؿٔا ِعِعبٌَُِ ًْٔؼٔف ًًِٔبَِ ًْٔؼٔف Artinya ًلابَؼْفٔزِؿٔا ًُٔؼْفَزِـََ ًََؼْفَزِؿٔا اّعبَفِغٔزِؿٔا بًظبَمَُِزِؿٔا ُغٔفِغَزِـََ ُظٔمَُِزِـََ َغَفِغَزِؿٔا َظَمَُِزِؿٔا Minta ampun Bangun

Referensi

Dokumen terkait

yakni SD, namun yang lebih memprihatinkan adalah sekolah MI dan MTS nya, kelompok saya memilih MI dan MTs sebagai pengabdian dari kami semua, hari- hari kami mengajar di MI dan

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggali informasi dari penelitian – penelitian sebelumnya dan informasi dari buku – buku sebagai bahan perbandingan, dalam

Dalam stratigrafi tradiosional pengertian lapisan tidak terlalu ditekankan, bahkan definisinyapun tidak ada, Dalam stratigrafi tradiosional pengertian lapisan tidak

Untuk menghasilkan data statistik, pengguna aplikasi ini, yaitu pegawai bagian sirkulasi Perpustakaan IPB, nantinya cukup mengisi form dengan parameter

cm, langkah terakhir untuk mencari keliling adalah dengan ukuran yang telah ditentukan ke dalam rumus keliling ebut jelas tampak pada jawan siswa (kode RQ) pada

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab Perusahaan Listrik Negara atas kompensasi yang berhak diterima konsumen akibat

Salah satu kelainan peradangan yang paling serius dari system musculoskeletal adalah osteomielitis hematogen akut, infeksi bakteri melalui darah yang berkembang secara cepat

Pengetesan sistem dilakukan agar diketahui apakah program telah bebas dari kesalahan-kesalahan yang timbul dalam penulisan program pengolahan data pegawai adalah