• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikuen Stratigrafi - Kusumadinata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sikuen Stratigrafi - Kusumadinata"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

““ SIKUEN STRSIKUEN STRATIGRAPI” ATIGRAPI” SUATU PESUATU PERGESRGESERAN PARADIGMA DALAM ILERAN PARADIGMA DALAM ILMU GEMU GEOLOGIOLOGI Oleh R.P

Oleh R.P.Koesoema.Koesoemadinata dinata (modifi(modifikasi)kasi) (dalam berita IAGI No 15 April, 1997 hal

(dalam berita IAGI No 15 April, 1997 hal 6-10, rubik Geocitra dan makalah utama PIT 6-10, rubik Geocitra dan makalah utama PIT IAGI ke 25)IAGI ke 25)

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Dalam lebih dari dua dekade terakhir ini telah terjadi dua revolusi ilmiah dalam ilmu geologi, yaitu munculnya Dalam lebih dari dua dekade terakhir ini telah terjadi dua revolusi ilmiah dalam ilmu geologi, yaitu munculnya teori

teori Global Plate Tectonics Global Plate Tectonics dandan Sequence Stratigraphy Sequence Stratigraphy . Thomas Kuhn (1970) dalam bukunya. Thomas Kuhn (1970) dalam bukunya The Structure of The Structure of  Scientific Revolutions 

Scientific Revolutions menyatakan bahwa suatu revolusi ilmiah terjadi karena munculnya suatu set paradigma barumenyatakan bahwa suatu revolusi ilmiah terjadi karena munculnya suatu set paradigma baru atau munculnya

atau munculnya suatu set paradigma suatu set paradigma akan menyebabkan akan menyebabkan suatu revolusi ilmiah. suatu revolusi ilmiah. Thomas Kuhn Thomas Kuhn adalah orangadalah orang pertama yang memberikan pengertian baru terhadap istilah paradigma, yang arti harafiahnya adalah contoh, atau pertama yang memberikan pengertian baru terhadap istilah paradigma, yang arti harafiahnya adalah contoh, atau sesuatu yang dijadikan contoh. Paradigma adalah suatu set dari prinsip-prinsip, konsep, rumus-rumus maupun sesuatu yang dijadikan contoh. Paradigma adalah suatu set dari prinsip-prinsip, konsep, rumus-rumus maupun prosedur dalam suatu ilmu yang diyakini kebenarannya oleh masarakat ilmiah secara meluas, sehingga dijadikan prosedur dalam suatu ilmu yang diyakini kebenarannya oleh masarakat ilmiah secara meluas, sehingga dijadikan suatu standar prosedur untuk memecahkan masalah-masalah ilmiah, sehingga dapat dijadikan contoh, yg diajarkan suatu standar prosedur untuk memecahkan masalah-masalah ilmiah, sehingga dapat dijadikan contoh, yg diajarkan oleh dan kepada para anggota masarakat ilmiah itu. (Kuhn, 1974)

oleh dan kepada para anggota masarakat ilmiah itu. (Kuhn, 1974)

Paradigma yang baru tidak perlu merupakan suatu revolusi ilmiah yang besar, tetapi dapat pula terjadi dalam Paradigma yang baru tidak perlu merupakan suatu revolusi ilmiah yang besar, tetapi dapat pula terjadi dalam suatu cabang ilmu yang tidak begitu kentara oleh masarakat luas. Dalam pengertian yang lebih luas lagi dikatakan suatu cabang ilmu yang tidak begitu kentara oleh masarakat luas. Dalam pengertian yang lebih luas lagi dikatakan paradigma merupakan pandangan dunia (

paradigma merupakan pandangan dunia (welt-anschaung welt-anschaung ), terhadap gejala-gejala ilmiah yang dipelajarinya.), terhadap gejala-gejala ilmiah yang dipelajarinya.

Dalam sikuen stratigrapi, ternyata prinsip-prinsip dan konsep maupun prosedur yang tercetus didalamnya Dalam sikuen stratigrapi, ternyata prinsip-prinsip dan konsep maupun prosedur yang tercetus didalamnya telah merubah

telah merubah tentang prinsip, tentang prinsip, konsep, pengertian konsep, pengertian dan definisi dan definisi maupun prosedurnya maupun prosedurnya dalam ilmu dalam ilmu stratigrafistratigrafi tradisional.

tradisional.

SEJARAH PERKEMBANGAN SEQUENCE STRATIGRAPHY SEJARAH PERKEMBANGAN SEQUENCE STRATIGRAPHY

(cuplikan makalah di Proceedings ke 25 PIT

(cuplikan makalah di Proceedings ke 25 PIT IAGI, R.P. Koesoemadinata hal 542-563)IAGI, R.P. Koesoemadinata hal 542-563) Beberapa konsep

Beberapa konsepsequence stratigraphy sequence stratigraphy boleh dikatakan telah mulai muncul :boleh dikatakan telah mulai muncul :

Χ

Χ Menjelang abad ke-19. Konsep perubahan muka laut eustatic al pertama kali dikemukakan DarwinMenjelang abad ke-19. Konsep perubahan muka laut eustatic al pertama kali dikemukakan Darwin

Χ Χ

, untuk , untuk menerangkan terjadinya atol, dengan mengatakan bahwa muka laut itu dimasa yang lampau (terutama zaman menerangkan terjadinya atol, dengan mengatakan bahwa muka laut itu dimasa yang lampau (terutama zaman glasial di Pleistosin) pernah turun secara global.

glasial di Pleistosin) pernah turun secara global. Blackwelder 

Blackwelder 

-- bahwabahwaunconformity unconformity tidak bersifat regional apalagi global,tidak bersifat regional apalagi global, (1910) memberikan pengertian yang mendalam mengenai

(1910) memberikan pengertian yang mendalam mengenaiunconformity unconformity al:al:

-- bahwabahwa unconformity unconformity  pada hakekatnya dapat menghilang ke suatu tempat menjadi suatu hubunganpada hakekatnya dapat menghilang ke suatu tempat menjadi suatu hubungan

conformable 

conformable . Sebagaimana kita ketahui bahwa,. Sebagaimana kita ketahui bahwa, unconformity unconformity  menjadi dasar pembagianmenjadi dasar pembagian sequence sequence  stratigraphy 

stratigraphy ..

Χ

Χ BarrelBarrel

Χ

Χ Istilah sequence sebagai suatu satuan stratigrafi yang dibatasi olehIstilah sequence sebagai suatu satuan stratigrafi yang dibatasi olehunconformity unconformity  diusulkan olehdiusulkan oleh (1917) memberikan konsep

(1917) memberikan konsepbase level of erosion base level of erosion yang ditentukan oleh garis pantai, dan perubahan garisyang ditentukan oleh garis pantai, dan perubahan garis pantai akan pula merubah

pantai akan pula merubah base level of erosion base level of erosion  ini yang akan mengendalikan terjadinya erosi (degradasi) danini yang akan mengendalikan terjadinya erosi (degradasi) dan sedimentasi (agradasi) di darat, sehingga turun-naiknya muka air laut pun akan mempengaruhi sedimentasi di sedimentasi (agradasi) di darat, sehingga turun-naiknya muka air laut pun akan mempengaruhi sedimentasi di daratan, suatu konsep yang penting bagi sekuen-stratigrafi.

daratan, suatu konsep yang penting bagi sekuen-stratigrafi.

Sloss dkk Sloss dkk (1949), dan inilah kemudian menjadi dasar dari prinsip

(2)

Χ Χ RichRich

Pengendapan pada

Pengendapan padaclinoform clinoform yi: permukaan yang miring, telah mengakibatkan konsep terjadinya akumulasi lateralyi: permukaan yang miring, telah mengakibatkan konsep terjadinya akumulasi lateral dari sedimen, menjadi sangat dasar, dalam konsep

dari sedimen, menjadi sangat dasar, dalam konsepsequence stratigraphy sequence stratigraphy ..

(1951) memberikan pengertian yang lebih baik mengenai permukaan pengendapan (

(1951) memberikan pengertian yang lebih baik mengenai permukaan pengendapan (depositional surface depositional surface ),), yang dia bagi sebagai

yang dia bagi sebagaiclinoform, un-daform clinoform, un-daform dandanfondoform fondoform ..

Χ

Χ Wheeler Wheeler 

Χ

Χ Pada tahun 1961Pada tahun 1961

(1958) menunjukan adanya sifat

(1958) menunjukan adanya sifat cyclicity cyclicity pada urutan lapisan sedimen, antara lain adanya konseppada urutan lapisan sedimen, antara lain adanya konsep

cyclothems 

cyclothems , khususnya untuk lapangan yg mengandung endapan batubara. Konsep cyclothem sebetulnya telah, khususnya untuk lapangan yg mengandung endapan batubara. Konsep cyclothem sebetulnya telah lama muncul.

lama muncul.

Schenk Schenk

Gambar 1a. Pa

Gambar 1a. Pandangan Stratigndangan Stratigrsafi Tradisional: tentang akumulasirsafi Tradisional: tentang akumulasi sedimen. Pinggiran paparan (shelf edge) mrpkn pusat dr peng

sedimen. Pinggiran paparan (shelf edge) mrpkn pusat dr pengendapanendapan

Gambar 1b. Pandangan Stratigrsafi sikuen: tentang akumulasi sedimen Gambar 1b. Pandangan Stratigrsafi sikuen: tentang akumulasi sedimen dimana pusat pengendapan lap sedimen adalah suatu bentuk cekungan dimana pusat pengendapan lap sedimen adalah suatu bentuk cekungan

mengemukakan dalam makalahnya

mengemukakan dalam makalahnyaGuiding Principels of Stratigraphy Guiding Principels of Stratigraphy mengukuhkanmengukuhkan prinsip stratigrafi yang berdasarkan Steno sebagai

prinsip stratigrafi yang berdasarkan Steno sebagai time-honoured principels time-honoured principels , sehingga prinsip Steno ini masih, sehingga prinsip Steno ini masih berlaku walaupun dengan sedikit modifikasi (lihat gambar 1). Sesuai dengan perkembangan metoda seismik, di berlaku walaupun dengan sedikit modifikasi (lihat gambar 1). Sesuai dengan perkembangan metoda seismik, di tahun tujuhpuluhan, yang memberikan pandangan menerus mengenai tatanan perlapisan secara regional, tahun tujuhpuluhan, yang memberikan pandangan menerus mengenai tatanan perlapisan secara regional, dibandingkan dengan data singkapan dan pemboran, telah merubah pandangan terhadap bagaimana lapisan dibandingkan dengan data singkapan dan pemboran, telah merubah pandangan terhadap bagaimana lapisan sedimen berakumulasi.

sedimen berakumulasi.

Χ

ΧHal ini dikemukakan oleh Weimer Hal ini dikemukakan oleh Weimer 

Χ

ΧPada tahun ‘77 munculah apa yg disebutPada tahun ‘77 munculah apa yg disebut

(‘72, ‘75) yang menunjukan bahwa prinsip-prinsip stratrigrafi yang didasari pada (‘72, ‘75) yang menunjukan bahwa prinsip-prinsip stratrigrafi yang didasari pada Hukum Steno secara implisit menyatakan bahwa lapisan sedimen pada umumnya berakumulasi secara vertikal, Hukum Steno secara implisit menyatakan bahwa lapisan sedimen pada umumnya berakumulasi secara vertikal, sedangkan dalam kenyataannya lapisan sedimen pada umumnya berakumulasi lateral secara akresi, walupun sedangkan dalam kenyataannya lapisan sedimen pada umumnya berakumulasi lateral secara akresi, walupun komponen vertikal masih ada, tetapi dalam skala yang jauh lebih kecil. Weimer (‘71, ‘75) menunjukan bahwa pada komponen vertikal masih ada, tetapi dalam skala yang jauh lebih kecil. Weimer (‘71, ‘75) menunjukan bahwa pada umumnya sedimen berakumulasi secara lateral dengan akresi pada pinggiran paparan, sehingga akumulasi vertikal umumnya sedimen berakumulasi secara lateral dengan akresi pada pinggiran paparan, sehingga akumulasi vertikal harus dimodifikasi dengan akumulasi lateral, dan akumulasi vertikal hanya merupakan komponen saja. Hal ini harus dimodifikasi dengan akumulasi lateral, dan akumulasi vertikal hanya merupakan komponen saja. Hal ini bertentangan langsung dengan prinsip-prinsip stratigrafi lama, paling tidak prinsip-prinsip Steno harus dimodifikasi. bertentangan langsung dengan prinsip-prinsip stratigrafi lama, paling tidak prinsip-prinsip Steno harus dimodifikasi.

seismic stratigraphy 

seismic stratigraphy yang dikembangkan oleh pusat penelitian Exxon, ygyang dikembangkan oleh pusat penelitian Exxon, yg didasarkan atas data seismik di Pantai Atlantic, yg dipelopori oleh Vail dkk (1977) yang merupakan murid-murid didasarkan atas data seismik di Pantai Atlantic, yg dipelopori oleh Vail dkk (1977) yang merupakan murid-murid Sloss. Konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang telah dikemukakan di atas ini kemudian menjadi dasar dari ilmu Sloss. Konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang telah dikemukakan di atas ini kemudian menjadi dasar dari ilmu stratigrafi yang baru. Dengan mengaplikasi prinsip-prinsip dan konsep stratigrafdi yang baru pada singkapan dan log stratigrafi yang baru. Dengan mengaplikasi prinsip-prinsip dan konsep stratigrafdi yang baru pada singkapan dan log

(3)

PANDANGAN dan

PANDANGAN dan KONSEP DASAR SIKUEN STRATIGRAPIKONSEP DASAR SIKUEN STRATIGRAPI

Berdasarkan pengamatan regional dari penampang seismik di pinggiran paparan Samudera Atlantik, maka Berdasarkan pengamatan regional dari penampang seismik di pinggiran paparan Samudera Atlantik, maka di-dapat suatu pandangan mengenai akumulasi lapisan sedimen yang tebal (

dapat suatu pandangan mengenai akumulasi lapisan sedimen yang tebal (deposenter deposenter ) adalah sbb:) adalah sbb:

toplapping toplapping

d  d o o 

a  a p p p p i i n n g g  onlapping onlapping a aggr r aaddaat t iioonn R  R  r  r o o 

d  d 

o  o     r   r   o   opp

  g    g    r   r   a   a   d   d   a   a     t

    t    i    i   o   o

   n

   n

b  b 

s  s t t e e 

g  g 

Gambar 2a. Konsep pengakhiran dan pola lapisan pd teori sikuen stratigrafi

Gambar 2a. Konsep pengakhiran dan pola lapisan pd teori sikuen stratigrafi Alluvial Alluvial plain plain SShhe le lff/ c/ cooa sa stta l a l p la ip la in n SSllo po pe e BBaas is inn OFFLAP BREAK OFFLAP BREAK C   C  I  I   N   N   F   F  R  R   M   M   B Baa y ylliinnee

nali pengendapan dalam keadaan horisontal nali pengendapan dalam keadaan horisontal

Gambar 2b. Sekuen stratigrafi mengajarkan bhw lap pd u

Gambar 2b. Sekuen stratigrafi mengajarkan bhw lap pd umumnya di en-mumnya di en-dapkan pd permukaa

dapkan pd permukaan mirin miring (clinoform), walaupun juga masih menge-ng (clinoform), walaupun juga masih

menge-1.

1. Pinggiran paparan (Pinggiran paparan (shelf edge shelf edge ) merupakan pusat dari pengendapan lapisan sedimen (gambar 2a & 2b). Hal ini) merupakan pusat dari pengendapan lapisan sedimen (gambar 2a & 2b). Hal ini  jelas merubah pandangan sebelumnya bahwa pusat pengendapan lap sedimen adalah sebuah cekungan  jelas merubah pandangan sebelumnya bahwa pusat pengendapan lap sedimen adalah sebuah cekungan 2.

2. Pinggiran paparan merupakan kunci untuk pemahaman hubungan stratrigrafiPinggiran paparan merupakan kunci untuk pemahaman hubungan stratrigrafi 3.

3.  Akumulasi lateral & pergesaran dalam siklus pengendapan. Akumulasi lateral & pergesaran dalam siklus pengendapan. 4.

4. Perubahan muka.air.laut eustatik sebagai pengendali utama perulangan lapisan sedimen.Perubahan muka.air.laut eustatik sebagai pengendali utama perulangan lapisan sedimen.

Walaupun prinsip ini diketemukan di pinggiran Paparan Atlantik Pantai Amerika Timur, namun Walaupun prinsip ini diketemukan di pinggiran Paparan Atlantik Pantai Amerika Timur, namun prinsip-prinsip ini dapat diterapkan pada semua akumulasi sedimen dimana saja di dunia. Hal ini tidak mengherankan, krn prinsip ini dapat diterapkan pada semua akumulasi sedimen dimana saja di dunia. Hal ini tidak mengherankan, krn mayoritas cekungangan-cekungan sedimen berada disekitar 

mayoritas cekungangan-cekungan sedimen berada disekitar passive margin passive margin , sebagaimana halnya Paparan Amerika, sebagaimana halnya Paparan Amerika bagian timur. Namun demikian prinsip-prinsip diyakini pula berlaku untuk tepian benua

bagian timur. Namun demikian prinsip-prinsip diyakini pula berlaku untuk tepian benuaactive margins active margins , seperti di, seperti di Indonesia dan cekungan–cekungan Circum-Pasific, walaupun, mungkin akan lebih komplek, mengingat adanya dua Indonesia dan cekungan–cekungan Circum-Pasific, walaupun, mungkin akan lebih komplek, mengingat adanya dua sumber sedimen dalam cekungan busur kepulauan.

sumber sedimen dalam cekungan busur kepulauan.

Model Pengendapan: Model Pengendapan:

Pada model pengendapan tradisional Pada model pengendapan tradisional

 Adanya transgresi, dan

 Adanya transgresi, dan regresi terjadi pregresi terjadi pada pinggiran cekungan, ada pinggiran cekungan, dan dan terjadi perubahan fasies terjadi perubahan fasies dari darat sampai dari darat sampai keke laut, di tengah cekungan. Transgresi, dan regresi ini hanya mempengaruhi fasies sekitar pantai.

laut, di tengah cekungan. Transgresi, dan regresi ini hanya mempengaruhi fasies sekitar pantai.

, akumulasi sedimentasi terjadi dalam cekungan, dimana pinggiran cekungan , akumulasi sedimentasi terjadi dalam cekungan, dimana pinggiran cekungan merupakan suatu tempat pembajian lapisan, dan lapisan akan menumpuk secara vertikal di tengah cekungan.

merupakan suatu tempat pembajian lapisan, dan lapisan akan menumpuk secara vertikal di tengah cekungan.

Pada model pengendapan sikuen stratigrafi, akumulasi sedimentasi terjadi di pinggiran paparan (

Pada model pengendapan sikuen stratigrafi, akumulasi sedimentasi terjadi di pinggiran paparan (shelf shelf ) atau daerah) atau daerah pantai. Adanya

(4)

pengendapan dan pergeseran fasies, bukan saja di daerah pinggiran paparan tetapi juga hingga paparan dan jauh di pengendapan dan pergeseran fasies, bukan saja di daerah pinggiran paparan tetapi juga hingga paparan dan jauh di daratan maupun di laut dalam, bersifat daur yang berulang-ulang.

daratan maupun di laut dalam, bersifat daur yang berulang-ulang.

Prinsip Steno Prinsip Steno

Hukum Superposisi menyatakan: lapisan yang berada di bawah, berumur lebih tua dari lapisan lapisan yg Hukum Superposisi menyatakan: lapisan yang berada di bawah, berumur lebih tua dari lapisan lapisan yg berada di atasnya. Prinsip ini tidak berubah, tetapi mempertajam pengertian lapisan dan bidang perlapisan sebagai berada di atasnya. Prinsip ini tidak berubah, tetapi mempertajam pengertian lapisan dan bidang perlapisan sebagai bidang antarmuka pengendapan (

bidang antarmuka pengendapan (depositional interface depositional interface ) sebagai bidang kesamaan waktu () sebagai bidang kesamaan waktu (isochronous time surface isochronous time surface ))

Konsep Perlapisan Konsep Perlapisan

Dalam stratigrafi tradiosional pengertian lapisan tidak terlalu ditekankan, bahkan definisinyapun tidak ada, Dalam stratigrafi tradiosional pengertian lapisan tidak terlalu ditekankan, bahkan definisinyapun tidak ada, kecuali pada Hukum Superposisi, dimana secara implisit dinyatakan bahwa permukaan lapisan atau batas lapisan kecuali pada Hukum Superposisi, dimana secara implisit dinyatakan bahwa permukaan lapisan atau batas lapisan adalah pembatas waktu (lapisan yang di atasnya selalu lebih muda dari lapisan di bawahnya) atau sebagai adalah pembatas waktu (lapisan yang di atasnya selalu lebih muda dari lapisan di bawahnya) atau sebagai permukaan kesamaan waktu (Hukum ke 1 dari Prinsip Steno)

permukaan kesamaan waktu (Hukum ke 1 dari Prinsip Steno)

Sikuen stratigrafi, menyatakan bahwa lapisan sebagai sedimen yang serupa, disebarkan oleh medium Sikuen stratigrafi, menyatakan bahwa lapisan sebagai sedimen yang serupa, disebarkan oleh medium (air/angin) dalam keadaan serupa pula. Lebih tegas dinyatakan bahwa permukaan antar lapisan yang disebut juga (air/angin) dalam keadaan serupa pula. Lebih tegas dinyatakan bahwa permukaan antar lapisan yang disebut juga sebagai

sebagai depositional interface depositional interface secara praktis merupakan bidang kesaman waktu dan bidang ini terjadi karenasecara praktis merupakan bidang kesaman waktu dan bidang ini terjadi karena berhentinya keadaan penyebaran sedimen yang serupa karena:

berhentinya keadaan penyebaran sedimen yang serupa karena: 1.

1. Berubah jenis sedimen yang di endapkanBerubah jenis sedimen yang di endapkan 2.

2. Tidak adanya pengendapan (Tidak adanya pengendapan (non-depositional non-depositional )) 3.

3.  Adanya erosi Adanya erosi

Dengan demikian bidang permukaan lapisan (

Dengan demikian bidang permukaan lapisan (stratal surface stratal surface ) mewakili suatu rumpang waktu minimal () mewakili suatu rumpang waktu minimal (minimum minimum  time gap 

time gap ) atau suatu hiatus kecil, sehingga untuk keperluan praktis dapat dianggap sebagai permukaan waktu) atau suatu hiatus kecil, sehingga untuk keperluan praktis dapat dianggap sebagai permukaan waktu ((isochronous time surface isochronous time surface ). Dalam hal ini horison seismik dianggap pula sbg bid permukaan lapisan atau bidang). Dalam hal ini horison seismik dianggap pula sbg bid permukaan lapisan atau bidang kesamaan waktu.

kesamaan waktu.

Dalam stratigrafi tradisional sering lapisan itu dikacaukan dng pengertian satuan litologi. Dalam pengetian Dalam stratigrafi tradisional sering lapisan itu dikacaukan dng pengertian satuan litologi. Dalam pengetian sikuen stratigrafi lapisan dapat saja secara berangsur berubah.

sikuen stratigrafi lapisan dapat saja secara berangsur berubah.

Hukum l

Hukum lateateral continuitral continuity y dandanlateral terminatioan lateral terminatioan 

Hukum ini secara tradisional menyatakan bahwa lapisan menerus secara lateral sampai lapisan itu membaji ke Hukum ini secara tradisional menyatakan bahwa lapisan menerus secara lateral sampai lapisan itu membaji ke pinggiran cekungan, atau juga kena pemancungan.

pinggiran cekungan, atau juga kena pemancungan.

Konsep Pengakhiran Lapisan Konsep Pengakhiran Lapisan

Konsep Pengakhiran Lapisan. (

Konsep Pengakhiran Lapisan. (prinsiple of stratal temination prinsiple of stratal temination ) ini sudah tidak sesuai dengan Hk Steno yang) ini sudah tidak sesuai dengan Hk Steno yang kedua yi: prinsip kesinambuangan lapisan secara lateral (

kedua yi: prinsip kesinambuangan lapisan secara lateral (Law of Lateral Conitnuity of strata Law of Lateral Conitnuity of strata ) yang menyatakan) yang menyatakan bahwa lapisan bersinambungan secara lateral sampai berakhir pada tepi cekungan. (gambar 3)

bahwa lapisan bersinambungan secara lateral sampai berakhir pada tepi cekungan. (gambar 3)

Sikuen stratigrafi mengajarkan bahwa lapisan berakhir pada arah darat maupun ke arah laut (cekungan). Dengan Sikuen stratigrafi mengajarkan bahwa lapisan berakhir pada arah darat maupun ke arah laut (cekungan). Dengan demikian muncul istilah mengenai berakhirnya lapisan sbb:

(5)

1.

1. Pengakhiran lapisan terhadap bagian bawah lapisan (Pengakhiran lapisan terhadap bagian bawah lapisan (termination base/ base lapping termination base/ base lapping ) al:) al: onlaping, downlap- onlaping, downlap-  ping, backstepping 

ping, backstepping  2.

2. Pengakhiran lapisan terhadap bagian atas lapisan (Pengakhiran lapisan terhadap bagian atas lapisan (termination to ward top/ toplapping termination to ward top/ toplapping ) al:) al:toplapping/ oflapping toplapping/ oflapping ,, dan

dantruncation truncation 

Dengan demikian sikuen stratigrafi menekankan ada penghentian lapisan secara lateral merupakan suatu Dengan demikian sikuen stratigrafi menekankan ada penghentian lapisan secara lateral merupakan suatu prinsip (

prinsip (lateral termination of strata lateral termination of strata ) dari prinsip kesinambungan lateral dari lapisan. Hukum ke-2 dr Prinsip Steno ini) dari prinsip kesinambungan lateral dari lapisan. Hukum ke-2 dr Prinsip Steno ini berlaku secara lokal, hal mana dimasa lampau pengamatan terbatas pada singkapan dan pemboran yang kemudian berlaku secara lokal, hal mana dimasa lampau pengamatan terbatas pada singkapan dan pemboran yang kemudian diproyeksikan secara regional.

diproyeksikan secara regional.

Progradation (HST) Progradation (HST) Retrogradation (TST) Retrogradation (TST) Progradation (LSTW) Progradation (LSTW) downlapping downlapping onlapping onlapping

Max.Marine Flooding Surface

Max.Marine Flooding Surface

 Agradation (HST)  Agradation (HST)

Gambar.3Prinsip akumulasi lateral juga memberikan berbagai, Gambar.3Prinsip akumulasi lateral juga memberikan berbagai, Pola penumpukan perlapisan spt: 1. Progradasi (pola sigmoid, Pola penumpukan perlapisan spt: 1. Progradasi (pola sigmoid, tabular), pola ini memberikan pergeseran kedua arah (o.l & d.l) tabular), pola ini memberikan pergeseran kedua arah (o.l & d.l) 2. Retrogradasi, memberikan penumpukan searah yi ke darat 2. Retrogradasi, memberikan penumpukan searah yi ke daratataupun satu arah yi arah laut (spt truncation atau t.l dan d.l)ataupun satu arah yi arah laut (spt truncation atau t.l dan d.l) spt o.l & backstepping & 3. Agradasi (penumpukan vertikal) spt o.l & backstepping & 3. Agradasi (penumpukan vertikal)

Arah akumulasi sedimen 

Arah akumulasi sedimen  backstepping

backstepping

Onlapping

Onlapping

Transgressive

TransgressiveSurface of Surface of erosioerosionn

Secara tradisionil sedimen di endapkan dalam keadaan aselinya secara horisontal, atau tidak sejajar dengan lap Secara tradisionil sedimen di endapkan dalam keadaan aselinya secara horisontal, atau tidak sejajar dengan lap (atau dasar cekungan) yang ada di bawahnya. Belakangan juga diakui adanya kemiringan asli, subpararel dalam hal (atau dasar cekungan) yang ada di bawahnya. Belakangan juga diakui adanya kemiringan asli, subpararel dalam hal terjadinya

terjadinyaonlapping onlapping ..

Hukum Original Horizontality Vs Clinoform Hukum Original Horizontality Vs Clinoform

Dalam sikuen stratigrafi adanya pengendapan yang miring pada

Dalam sikuen stratigrafi adanya pengendapan yang miring padaclinoform clinoform (walaupun hanya beberapa derajat(walaupun hanya beberapa derajat saja) selain yang horisontal merupakan prinsip dasar, karena keadaan ini mengendalikan sedimentasi dan urutan saja) selain yang horisontal merupakan prinsip dasar, karena keadaan ini mengendalikan sedimentasi dan urutan stratigrafi pada umumnya. Prinsip pengendapan pada

stratigrafi pada umumnya. Prinsip pengendapan padaclinoform clinoform jelas tidak sesuai lagi dengan hukum ke-3 Stenojelas tidak sesuai lagi dengan hukum ke-3 Steno yang menyatakan bahwa endapan sedimen di endapkan pada keadaan aslinya dalam keadaan mendatar atau yang menyatakan bahwa endapan sedimen di endapkan pada keadaan aslinya dalam keadaan mendatar atau horisontal (

horisontal (original Horizontality of strata original Horizontality of strata ). Sikuen stratigrafi mengajarkan bahwa lapisan pada umumnya diendapkan). Sikuen stratigrafi mengajarkan bahwa lapisan pada umumnya diendapkan pada permukaan miring atau disebut

pada permukaan miring atau disebutclinoform clinoform , walaupun masih mengenali pengendapan dalam keadaan , walaupun masih mengenali pengendapan dalam keadaan horisontal.horisontal.

Dalam stratigrafi tradisional lapisan sedimen menumpuk atau berakumulasi secara vertikal, walupun diakui Dalam stratigrafi tradisional lapisan sedimen menumpuk atau berakumulasi secara vertikal, walupun diakui adanya pergeseran fasies secara

adanya pergeseran fasies secara lateral sepanjang lapisan lateral sepanjang lapisan dan adanya dan adanya onlapping.onlapping. Hukum

(6)

Dalam

Dalam sequence stratigraphy sequence stratigraphy secara prinsip lapisan sedimen berakumulasi bukan saja secara vertikal akansecara prinsip lapisan sedimen berakumulasi bukan saja secara vertikal akan tetapi akumulai secara lateral merupakan proses yang dominan.

tetapi akumulai secara lateral merupakan proses yang dominan.Sequnece stratigraphy Sequnece stratigraphy secara prinsip mengenalsecara prinsip mengenal akumulasi secara

akumulasi secara agradasi (vertikal), retrogradasi (vertagradasi (vertikal), retrogradasi (vertikal & lateral) dan progradasi ikal & lateral) dan progradasi (lateral).(lateral).

Prinsip akumulasi lateral juga tidak sesuai lagi dengan prinsip Steno yang secara implisit menekankan bahwa Prinsip akumulasi lateral juga tidak sesuai lagi dengan prinsip Steno yang secara implisit menekankan bahwa lapisan sedimen menumpuk secara vertikal, yang diturunkan

lapisan sedimen menumpuk secara vertikal, yang diturunkanprinsip original horizontality.prinsip original horizontality... Sequnce stratigraphy Sequnce stratigraphy 

mendasarkan pada kenyataan bahwa akumulasi sedimen terutama terjadi di pinggiran paparan atau tepian daerah mendasarkan pada kenyataan bahwa akumulasi sedimen terutama terjadi di pinggiran paparan atau tepian daerah pantai, dimana akumulasi terjadi secara lateral. Konsep ini masih juga mengenal terjadinya akumulasi secara vertikal pantai, dimana akumulasi terjadi secara lateral. Konsep ini masih juga mengenal terjadinya akumulasi secara vertikal dalam keadaan tertentu misal karena adanya

dalam keadaan tertentu misal karena adanya subsidence subsidence dandan compation compation . Dengan demikian sikuen stratigrafi. Dengan demikian sikuen stratigrafi sebetulnya berprinsip bahwa penumpukan sedimen mempunyai komponen lateral dan vertikal, dimana komponen sebetulnya berprinsip bahwa penumpukan sedimen mempunyai komponen lateral dan vertikal, dimana komponen horisontal lebih bersifat dominan. Karena dua komponen akumulasi ini maka prinsip akumulasi lateral juga horisontal lebih bersifat dominan. Karena dua komponen akumulasi ini maka prinsip akumulasi lateral juga memberi-kan berbagai jenis pola penumpumemberi-kan perlapisan

kan berbagai jenis pola penumpukan perlapisan spt:spt: 1.

1. Penumpukan progradasi (pola sigmoid, tabuler), yang memberikan pergeseran kedua arah (Penumpukan progradasi (pola sigmoid, tabuler), yang memberikan pergeseran kedua arah (onlaping onlaping dandan

downlaping 

downlaping ) ataupun satu arah (arah laut) () ataupun satu arah (arah laut) (truncation truncation atauatautoplapping toplapping dandandownlapping downlapping )) 2.

2. Penumpukan retrogradasi dimana memberikan penumpukan searah (ke darat,Penumpukan retrogradasi dimana memberikan penumpukan searah (ke darat,onlapping,onlapping,dandanbackstepping backstepping )) 3.

3. Penumpukan agradasi (penumpukan vertikal)Penumpukan agradasi (penumpukan vertikal)

KONSEP KETIDAKSELARASAN DAN

KONSEP KETIDAKSELARASAN DAN STRATAL STRATAL DISCONDISCONTINUITYTINUITY.. Konsep ketidakselarasan/

Konsep ketidakselarasan/ unconformity unconformity pertama dicetuskan oleh James Hutton (1785), dalam gagasannyapertama dicetuskan oleh James Hutton (1785), dalam gagasannya mengenai adanya daur geologi (

mengenai adanya daur geologi (gelogical cycles gelogical cycles ). Ketidakselarasan adalah bukti adanya ketidaklanjutan secara). Ketidakselarasan adalah bukti adanya ketidaklanjutan secara vertikal dari sedimentasi, yang disebabkan oleh adanya gejala tektonik (spt: perlipatan, kemudiann disusul oleh vertikal dari sedimentasi, yang disebabkan oleh adanya gejala tektonik (spt: perlipatan, kemudiann disusul oleh pengangkatan /orogenesa) atau gejala tektonik pengangkatan dan kemiringan ataupun semata-mata pengangkatan pengangkatan /orogenesa) atau gejala tektonik pengangkatan dan kemiringan ataupun semata-mata pengangkatan saja/ epirogenesa.)

saja/ epirogenesa.) Istilah

Istilahunconformity unconformity kemudian berkembang menjadi berbagai jenis, spt:kemudian berkembang menjadi berbagai jenis, spt:disconformity, agular unconformity, non- disconformity, agular unconformity, non-  conformity 

conformity dsb. Dalam sikuen stratigrafi, ketidakselarasan merupakan salah satu dari ketidaklanjutan lapisan (dsb. Dalam sikuen stratigrafi, ketidakselarasan merupakan salah satu dari ketidaklanjutan lapisan (stratal stratal  disconformity 

disconformity ), dimana turun naiknya m.a.l relatif merupakan unsur penting. Disini ditekankan keberadaan ketidak), dimana turun naiknya m.a.l relatif merupakan unsur penting. Disini ditekankan keberadaan ketidak menerusan secara vertikal dalam perlapisan atau

menerusan secara vertikal dalam perlapisan atau stratal discontinuity stratal discontinuity . Dalam hal ini. Dalam hal ini stratal discontinuity stratal discontinuity 

mengandung pengertian adanya

mengandung pengertian adanyahiatushiatus atau waktu atau waktu yg tidak yg tidak terekam terekam denga cukup panjang. denga cukup panjang. Bentuk-bentukBentuk-bentukstratal stratal  discontinuity 

discontinuity itu adalah dapat bentuk-bentuk:itu adalah dapat bentuk-bentuk: 1.

1. permukaan non-erosi (permukaan non-erosi (non-erosional surfaces non-erosional surfaces ). dan). dan 2.

2. Permukaan tererosiPermukaan tererosi

Bentuk-bentuk permukaan non-erosi yang berupa stratal discontinuity itu tidak dikenal dalam stratigrafi Bentuk-bentuk permukaan non-erosi yang berupa stratal discontinuity itu tidak dikenal dalam stratigrafi tradisional. Bentuk non-erosi itu antara lain:

tradisional. Bentuk non-erosi itu antara lain: 1.

1. Permukaan tanpa pengendapan (Permukaan tanpa pengendapan (surface non-depositional surface non-depositional ), dimana sedimen lewat permukaan tanpa adanya), dimana sedimen lewat permukaan tanpa adanya pengendapan atau pengerosian yang berarti, yang disebut sebagai sedimen

pengendapan atau pengerosian yang berarti, yang disebut sebagai sedimenby passing by passing , (, (depostional hiatus depostional hiatus .).) 2.

2. Permukaan berakhirnya lapisan (Permukaan berakhirnya lapisan (surface of stratal termination surface of stratal termination ), jadi berhubungan dengan), jadi berhubungan dengan prinsiple of stratal prinsiple of stratal  termination 

(7)

Dalam sikuen stratigrafi perlu diketahui juga bahwa keadaan tanpa pengendapan (

Dalam sikuen stratigrafi perlu diketahui juga bahwa keadaan tanpa pengendapan (surface of non-depositi surface of non-depositi ) hal) hal ini merupakan suatu bidang stratigrafi yang penting dan prinsipiil yang disebut SB tipe 2, disebut juga sebagai tipe 2 ini merupakan suatu bidang stratigrafi yang penting dan prinsipiil yang disebut SB tipe 2, disebut juga sebagai tipe 2 unconformity.

unconformity.

Permukaan erosi mencakup ketidakselarasan dalam arti klasik (

Permukaan erosi mencakup ketidakselarasan dalam arti klasik (classical unconformity classical unconformity ) dan berhubungan) dan berhubungan dengan

dengansubaerial exposure subaerial exposure dan proses transgresi. Namun selain itu mencakup juga bidang permukaan erosi bawahdan proses transgresi. Namun selain itu mencakup juga bidang permukaan erosi bawah laut (

laut (surface of sub-marne erosion surface of sub-marne erosion ), suatu konsep yang juga tidak ada dalam stratigrafi tradisional. Dalam hal), suatu konsep yang juga tidak ada dalam stratigrafi tradisional. Dalam hal ketidakselarsan klasik (

ketidakselarsan klasik (surface of erosion with subaerial exposure surface of erosion with subaerial exposure ), dikenal juga ketidak selarasan berupa:), dikenal juga ketidak selarasan berupa: a.

a. Diskordansi dengan pemancungan (Diskordansi dengan pemancungan (discordance with truncation discordance with truncation ) yang dalam istilah stratigrafi tradisional dikenal) yang dalam istilah stratigrafi tradisional dikenal sebaaig

sebaaigangular unconformity angular unconformity .. b.

b. Konkordansi dengan pengikisan lembah (Konkordansi dengan pengikisan lembah (concordance with incised valleys concordance with incised valleys ) yang dalam istilah stratigrafi) yang dalam istilah stratigrafi tradisional dikenal sebagai

tradisional dikenal sebagaidisconformity disconformity ..

Perlu dijelaskan bahwa dalam Bahasa Indonesia istilah diskordansi (diambil dari bhs Belanda

Perlu dijelaskan bahwa dalam Bahasa Indonesia istilah diskordansi (diambil dari bhs Belandadiscordantie discordantie ,, antara lain

antara lain hoek-discordantie hoek-discordantie == angular unconformity angular unconformity ) dan) dan unconfornmity unconfornmity (Bahasa Inggris) diterjemahkan sebagai(Bahasa Inggris) diterjemahkan sebagai ketidakselarasan. Dalam kontek ini

ketidakselarasan. Dalam kontek ini discordance discordance dandan concordance concordance diartikan sebagai hubungan antar lapisan, dandiartikan sebagai hubungan antar lapisan, dan tidak perlu dalam hubungan unconformity yang mengandung arti adanya hiatus. Salah satu konsep baru adalah tidak perlu dalam hubungan unconformity yang mengandung arti adanya hiatus. Salah satu konsep baru adalah bahwa unconformity dapat berlanjut secara lateral menjadi permukaan yang selaras (

bahwa unconformity dapat berlanjut secara lateral menjadi permukaan yang selaras (equivalent conformable equivalent conformable  surface 

surface ) dimana tidak terdapat) dimana tidak terdapatstratal discontinuity stratal discontinuity ..

Dari pembahasan di atas jelaslah bahwa telah terjadi pergeseran dalam pengertian ataupun definisi Dari pembahasan di atas jelaslah bahwa telah terjadi pergeseran dalam pengertian ataupun definisi unconformity, malah mencakup konsep

unconformity, malah mencakup konsep stratal discontinuity stratal discontinuity lainnya yg tidak pernah ada dalam prinsip stratigrafilainnya yg tidak pernah ada dalam prinsip stratigrafi tradisional.

tradisional.

PENDAURAN LAPISAN (CYCLICITY OF STRATA) DAN SISTIM KLASIFIKASI STRATIGRAFI PENDAURAN LAPISAN (CYCLICITY OF STRATA) DAN SISTIM KLASIFIKASI STRATIGRAFI..

 Adanya daur stratigrafi,

 Adanya daur stratigrafi, sebenarnya telah lama sebenarnya telah lama dikenal dan terutama Wheeler dikenal dan terutama Wheeler (1958) secara khusus m(1958) secara khusus membahasembahas mengenai adanya

mengenai adanya cyclotheme cyclotheme . Namun stratigrafi sikuen secara explisit menyatakan bahwa semua urutan sedimen. Namun stratigrafi sikuen secara explisit menyatakan bahwa semua urutan sedimen dapat dianalisis sebagai bersiklus. Walaupun juga diakui adanya siklus yang terjadi sendiri (

dapat dianalisis sebagai bersiklus. Walaupun juga diakui adanya siklus yang terjadi sendiri (autocyclus autocyclus ) seperti) seperti dalam perpindahan

dalam perpindahan delta lobe delta lobe , namun kebanyakan cycles dpt diterangkan oleh turun-naiknya muka air laut yg, namun kebanyakan cycles dpt diterangkan oleh turun-naiknya muka air laut yg eustatik dan global. Diakui pula adanya proses yg bersifat berulang (

eustatik dan global. Diakui pula adanya proses yg bersifat berulang (repetitive repetitive ) yg disebabkan tektonik, dan yg) yg disebabkan tektonik, dan yg bersifat

bersifat episodic episodic (sewaktu-waktu). Dalam hal kejadian berdaur maupun berulang, stratigrafi sikuen mengenal(sewaktu-waktu). Dalam hal kejadian berdaur maupun berulang, stratigrafi sikuen mengenal berbagai tingkatan atau order yang masing-masing mempunyai jangka waktu panjang maupun pendek. Dalam hal berbagai tingkatan atau order yang masing-masing mempunyai jangka waktu panjang maupun pendek. Dalam hal daur maka pada tingkatan lapisanpun atau yang disebut

daur maka pada tingkatan lapisanpun atau yang disebutparasequence parasequence , terdapat daur berfrekuensi tinggi (order 4, terdapat daur berfrekuensi tinggi (order 4 atau lebih), maupun berfrekuensi rendah (order 3 sampai ke 1), dan frekuensi ini dinyatakan dalam puluhan ribu atau lebih), maupun berfrekuensi rendah (order 3 sampai ke 1), dan frekuensi ini dinyatakan dalam puluhan ribu -ratusan juta tahun. Frekuensi tinggi tersuperimposisikan pada daur frekuensi rendah sehingga merupakan suatu ratusan juta tahun. Frekuensi tinggi tersuperimposisikan pada daur frekuensi rendah sehingga merupakan suatu bentuk kurva yg komplek (

bentuk kurva yg komplek (convolution convolution ). Salah satu daur yang penting dalam stratigrafi sikuen disebut). Salah satu daur yang penting dalam stratigrafi sikuen disebut sequence sequence ,, dimana batas-batasnya merupakan unconformity yg merupakan sedimentasi dalam 1 cyclus turun naiknya muka dimana batas-batasnya merupakan unconformity yg merupakan sedimentasi dalam 1 cyclus turun naiknya muka laut. Bagian-bagian dari daur itu disebut

laut. Bagian-bagian dari daur itu disebutsystem tracts system tracts yang terbagi dalamyang terbagi dalamlowstand (LST), trangressive(TST)lowstand (LST), trangressive(TST) dandan

higstand system tracts (HST) higstand system tracts (HST).. Satu system tract terdiri

Satu system tract terdiri a set parasequence a set parasequence , yg merupakan satu, yg merupakan satu genetically related units genetically related units yang ditafsirkan pulayang ditafsirkan pula sebagai daur kecil, yang dibatasi apa yang disebut

(8)

dikenal dalam setiap urutan stratigrafi, dan merupakan daur order ke 4 s/d ke 6, sedangkan penyebabnya ditafsirkan dikenal dalam setiap urutan stratigrafi, dan merupakan daur order ke 4 s/d ke 6, sedangkan penyebabnya ditafsirkan perubahan iklim dan muka laut secara kecil-kecilan yang dikaitkan dengan gejala astronomis yang berdaur seperti perubahan iklim dan muka laut secara kecil-kecilan yang dikaitkan dengan gejala astronomis yang berdaur seperti

axial oblixity 

axial oblixity dandanorbit eccentricity orbit eccentricity dan disebutdan disebutMilankovich cycles Milankovich cycles ..

Namun demikian stratigrafi sikuen memperhatikan pula adanya gejala geologi lainnya yang mempengaruhi Namun demikian stratigrafi sikuen memperhatikan pula adanya gejala geologi lainnya yang mempengaruhi urutan yg bersifat

urutan yg bersifatcyclic cyclic , seperti gejala tektonik (, seperti gejala tektonik (orogenesa orogenesa ) yang bersifat perulangan () yang bersifat perulangan (repetitive repetitive ) dan gejala proses) dan gejala proses sedimentasi yang bersifat

sedimentasi yang bersifatepisodic episodic . Jelas stratigrafi sikuen telah memberikan pengertian mengenai klasifikasi baru yg. Jelas stratigrafi sikuen telah memberikan pengertian mengenai klasifikasi baru yg lain sama sekali dengan apa yang kita kenal dalam stratigrafi tradisionil seperti satuan lithostratigrafi (formasi, lain sama sekali dengan apa yang kita kenal dalam stratigrafi tradisionil seperti satuan lithostratigrafi (formasi, anggota, kelompok), dan

anggota, kelompok), dan kronostratigrafi kronostratigrafi (stage, epoch dsb), dimana (stage, epoch dsb), dimana kelihatannya tidak ada kelihatannya tidak ada hubungannya samahubungannya sama sekali antar satuan stratigrafi tersebut, karena konsep atau cara kita mengamati gejala stratigrafinya sudah lain sama sekali antar satuan stratigrafi tersebut, karena konsep atau cara kita mengamati gejala stratigrafinya sudah lain sama sekali, dengan menggunakan kriteria yang lain.

sekali, dengan menggunakan kriteria yang lain.

PENDEKATAN

PENDEKATAN: (Descriptive vs Deterministic): (Descriptive vs Deterministic)

Stra

Stratigrafi tigrafi TraTradisionidisionill: Deskriptif : Deskriptif 

Stratigrafi ini berlandaskan atas deskripsi dari lapisan-lapisan yang diamati, (didasarkan kriteria yang dapat Stratigrafi ini berlandaskan atas deskripsi dari lapisan-lapisan yang diamati, (didasarkan kriteria yang dapat diamati), dan interpretasi terbatas dari padanya. Kriteria itu bisa bersifat litologi dan/ atau fosil (paleontologi, diamati), dan interpretasi terbatas dari padanya. Kriteria itu bisa bersifat litologi dan/ atau fosil (paleontologi, biostratigrafi), sehingga adanya satuan lithostratigraphy, satuan chronostratigraphy dan geochronology. Malah dalam biostratigrafi), sehingga adanya satuan lithostratigraphy, satuan chronostratigraphy dan geochronology. Malah dalam Sandi Stratigraphy International terakhir (1984) terdapat profillifsas satuan stratigrafi yang bersifat desktriptif, dan Sandi Stratigraphy International terakhir (1984) terdapat profillifsas satuan stratigrafi yang bersifat desktriptif, dan beberapa satuan interpretasinya. Satuan interpretatif ini yang bersifat satuan waktu, merupakan usaha globalisasi beberapa satuan interpretasinya. Satuan interpretatif ini yang bersifat satuan waktu, merupakan usaha globalisasi satuan seperti berbagai jenis satuan k

satuan seperti berbagai jenis satuan kronostratigrafi. Satuan litologi tetap berronostratigrafi. Satuan litologi tetap bersifat lokal dan tidak sifat lokal dan tidak terkait terkait secarasecara global.

global.

Se

Sequnce Stratiqunce Stratigraphygraphy: Deterministik: Deterministik

Terikat oleh hukum-hukum dari daur turun/ naiknya muka laut. Stratigrai sikuen, walupun pada mulanya bersifat Terikat oleh hukum-hukum dari daur turun/ naiknya muka laut. Stratigrai sikuen, walupun pada mulanya bersifat deskriptip seperti halnya dalam stratigrafi tradisional, tetapi telah berkembang menjadi ilmu yang sangat deskriptip seperti halnya dalam stratigrafi tradisional, tetapi telah berkembang menjadi ilmu yang sangat deterministik, malahan bersifat prediktif. Satuan stratigrafi & sedimentasi ditentukan oleh aturan-aturan yang dapat deterministik, malahan bersifat prediktif. Satuan stratigrafi & sedimentasi ditentukan oleh aturan-aturan yang dapat diturunkan dari hukum turun-naiknya muka air laut yang bersifat global. Dengan menambahkah input laju pasokan diturunkan dari hukum turun-naiknya muka air laut yang bersifat global. Dengan menambahkah input laju pasokan sedimen, laju penurunan tektonik, maka satuan-satuan stratigrafinya (

sedimen, laju penurunan tektonik, maka satuan-satuan stratigrafinya (sytem tract/ facies sytem tract/ facies ) dapat diprediksi. Dalam) dapat diprediksi. Dalam stratigrafi sikuen faktor geologi yang mengendalikan urutan stratigrafi, pola penumpukan lapisan (

stratigrafi sikuen faktor geologi yang mengendalikan urutan stratigrafi, pola penumpukan lapisan (stratal stactking stratal stactking  pattern 

pattern ) dan facies dikendalikan hanya oleh 3 faktor:) dan facies dikendalikan hanya oleh 3 faktor: 1.

1. Laju perubahan m.a.l eustatik (Laju perubahan m.a.l eustatik (eustatic sealevel changes eustatic sealevel changes )) 2.

2. Laju penurunan/ tektonik (Laju penurunan/ tektonik (tectonic subsidence tectonic subsidence ) dan,) dan, 3.

3. Laju Pemasokan sediment (Laju Pemasokan sediment (sediment supply sediment supply ))

Ketiga faktor di atas itu menentukan perubahan muka laut relatif dan apa yg disebut

Ketiga faktor di atas itu menentukan perubahan muka laut relatif dan apa yg disebutsediment accomodation sediment accomodation ,, suatu konsep baru yg menyangkut kedalaman laut (

suatu konsep baru yg menyangkut kedalaman laut (bathymetry bathymetry ) Satuan statigrafinya spt:) Satuan statigrafinya spt: sequence, system tracts,sequence, system tracts, parasequences 

parasequences dpt dikaitkan langsung dengan turun naik muka laut relatif. Hal ini langsung dikaitkan dengandpt dikaitkan langsung dengan turun naik muka laut relatif. Hal ini langsung dikaitkan dengan perubahan muka laut eustatik yang bersifat

perubahan muka laut eustatik yang bersifat cyclic cyclic , dengan memperhitungkan laju pasokan sedimen dan laju, dengan memperhitungkan laju pasokan sedimen dan laju penurunan tektonik.

(9)

Dengan mengetahui persamaan sinusoid dari perubahan muka laut eustatik untuk zaman tertentu, dan Dengan mengetahui persamaan sinusoid dari perubahan muka laut eustatik untuk zaman tertentu, dan memasukan 2 nilai laju tsb, maka pada suatu titik dalam suatu cek sedimen dapat diprediksi urutan stratigrafi sikuen, memasukan 2 nilai laju tsb, maka pada suatu titik dalam suatu cek sedimen dapat diprediksi urutan stratigrafi sikuen, termasuk sistim tracks yang akan terbentuk, pola penumpukan lapisan, serta ketebalan, sehigga dimungkinkan suatu termasuk sistim tracks yang akan terbentuk, pola penumpukan lapisan, serta ketebalan, sehigga dimungkinkan suatu simulasi sedimentasi komputer, dimana out-putnya berupa suatu penampang stratigrafi.

simulasi sedimentasi komputer, dimana out-putnya berupa suatu penampang stratigrafi.

Endapan darat adalah sangat ditentukan oleh perubahan muka laut relatif, hal ini yang akan merubah

Endapan darat adalah sangat ditentukan oleh perubahan muka laut relatif, hal ini yang akan merubahbase-of base-of  level of erosion 

level of erosion , dan ini menentukan adanya erosi atau pengendapan di dataran aluvial., dan ini menentukan adanya erosi atau pengendapan di dataran aluvial. Pengendapan laut dalam

Pengendapan laut dalam yang diluar pengaruh turun naiknya m.a.l akan ditentukan yang diluar pengaruh turun naiknya m.a.l akan ditentukan secara tidak langsung olehsecara tidak langsung oleh turun-naiknya m.a.l, yi perubahan yg hampir tdk teramati dalam gejala kimia-fisika dan biologi dr ling pengendapan. turun-naiknya m.a.l, yi perubahan yg hampir tdk teramati dalam gejala kimia-fisika dan biologi dr ling pengendapan. Dengan demikian jelaslah bhw strat sikuen sifatnya sdh sangat deterministik, bahkan prediktif.

Dengan demikian jelaslah bhw strat sikuen sifatnya sdh sangat deterministik, bahkan prediktif.

Integrasi antara stratigrafi waktu dan batuan Integrasi antara stratigrafi waktu dan batuan

Dalam stratigrafi sikuen tidak ada lagi pemisahan an-tara sat stratigrafi waktu, dan batuan. Sat bat terikat oleh Dalam stratigrafi sikuen tidak ada lagi pemisahan an-tara sat stratigrafi waktu, dan batuan. Sat bat terikat oleh batas-batas waktu, krn sat bat yg bersifat fasies didefini- sikan berdsrkan kriteria yg terikat waktu, yg dihubungkan dg batas-batas waktu, krn sat bat yg bersifat fasies didefini- sikan berdsrkan kriteria yg terikat waktu, yg dihubungkan dg fase dr daur turun-naiknya m.a.l yg bersifat sinusoid.

fase dr daur turun-naiknya m.a.l yg bersifat sinusoid.

Sifat global Sifat global..

Mengingat bhw sat stratigrafi dikendalikan oleh kurva turun-naiknya m.a.l yg dinyatakan bersifat global, maka Mengingat bhw sat stratigrafi dikendalikan oleh kurva turun-naiknya m.a.l yg dinyatakan bersifat global, maka sat stratigrafinyapun (yg disebut sequence) bersifat global. Bahkan untuk sat bawahannya spt sistim track, sat stratigrafinyapun (yg disebut sequence) bersifat global. Bahkan untuk sat bawahannya spt sistim track, parase-quence, yg dibatasi oleh MFS dinyatakan bersifat global, yg dihubungkan dg daur Milankovic yg berperiode puluhan quence, yg dibatasi oleh MFS dinyatakan bersifat global, yg dihubungkan dg daur Milankovic yg berperiode puluhan - ratusan ribu tahun per siklus.

- ratusan ribu tahun per siklus.

METO

METODA & DA & TEKNIKTEKNIK Praktek dalam seque

Praktek dalam sequence stratince stratigraphygraphy..

Strat sikuen memberikan dampak pd metoda peng-amatan singkapan, metoda korelasi, maupun dlm Strat sikuen memberikan dampak pd metoda peng-amatan singkapan, metoda korelasi, maupun dlm interpre-tasi. Pengamatan singk tdk lagi semata-mata deskriptif, na-mun sdh diarahkan pd pengenalan hal-hal spt: MFS, SB, tasi. Pengamatan singk tdk lagi semata-mata deskriptif, na-mun sdh diarahkan pd pengenalan hal-hal spt: MFS, SB,

trangressive surface, condensed sections 

trangressive surface, condensed sections dsb, yg suliit diamati kecuali dg menggunakan kriteria tertentu. Hal ygdsb, yg suliit diamati kecuali dg menggunakan kriteria tertentu. Hal yg sama juga thdp pengamatan

sama juga thdp pengamatan yg diarahkan untuk mengenal jenis SB, yg diarahkan untuk mengenal jenis SB, sistim track, parasikuen, berdsrkan deduksistim track, parasikuen, berdsrkan deduksisi dng menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Dalam hal metoda korelasipun strat sikuen menggunakan prosedur yg dng menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Dalam hal metoda korelasipun strat sikuen menggunakan prosedur yg lain, yg lebih bersifat deterministik dng memperhatikan

lain, yg lebih bersifat deterministik dng memperhatikanbounding surface, disconformity, unconformity bounding surface, disconformity, unconformity , serta, serta stratal stratal  patern,

patern,adanyaadanyaonlaping, down laping, backsteping onlaping, down laping, backsteping dsb.dsb.

Me

Metoda toda korelasikorelasi

Dalam melakukan korelasi terjadi praktek yang lain. Pada stratigrafi tradisionil, korelasi dilakukan antar  Dalam melakukan korelasi terjadi praktek yang lain. Pada stratigrafi tradisionil, korelasi dilakukan antar  lapisan (formasi). Juga pada subsurface, dilakukan korelasi dengan meneruskan bidang perlapisan/ bidang lapisan (formasi). Juga pada subsurface, dilakukan korelasi dengan meneruskan bidang perlapisan/ bidang kesamaan waktu, dan horizon korelasi.

kesamaan waktu, dan horizon korelasi.

Pada stratigrafi sikuen, korelasi dilakukan dengan melacak SB dimana bid ketidak-selarasan dpt dilanjutkan pd bid Pada stratigrafi sikuen, korelasi dilakukan dengan melacak SB dimana bid ketidak-selarasan dpt dilanjutkan pd bid antar-lapisan yg selaras, MFS, Condens section, dan dlm melaksanakan korelasi detail pd parasequence dilakukan antar-lapisan yg selaras, MFS, Condens section, dan dlm melaksanakan korelasi detail pd parasequence dilakukan

(10)

pd MFS, dg memperhatikan pola penumpukan spt agradasi, prograda si, dan retrogradasi) dimana terjadi stratal pd MFS, dg memperhatikan pola penumpukan spt agradasi, prograda si, dan retrogradasi) dimana terjadi stratal termination.

termination.

Dasar Klasifikasi Stratigrafi Dasar Klasifikasi Stratigrafi

Pd strat tradisionil yg dijadikan dsr pengelompokan sat bat adalah kriteria litologi dlm hal sat litostratigrafi atau Pd strat tradisionil yg dijadikan dsr pengelompokan sat bat adalah kriteria litologi dlm hal sat litostratigrafi atau penyebaran asosiasi fosil dlm hal biostratigrafi. Yg bela-kangan ini ditafsir sbg kronostrat dan menjadi dasar penyebaran asosiasi fosil dlm hal biostratigrafi. Yg bela-kangan ini ditafsir sbg kronostrat dan menjadi dasar geo-kronologi.

kronologi.

Dlm strat sikuen dsr pembagian sat strat adalah pe-ngenalan adanya permukaan antar lap yg bersifat Dlm strat sikuen dsr pembagian sat strat adalah pe-ngenalan adanya permukaan antar lap yg bersifat uncon-formity serta korelasinya, permukaan yg memisahkan ber-bagai sistim track yg tidak berdsrkan kriteria litologi saja ttp formity serta korelasinya, permukaan yg memisahkan ber-bagai sistim track yg tidak berdsrkan kriteria litologi saja ttp hrs memperhatikan kriteria biostratigrafi maupun kriteria korelasi serta sif

hrs memperhatikan kriteria biostratigrafi maupun kriteria korelasi serta sifat dr bid permukaannya sendiri.at dr bid permukaannya sendiri.

Posisi suatu sat stratigrafi dpt saja berdampingan dgn sat lainnya atau bergeser scr geografinya dan tdk perlu Posisi suatu sat stratigrafi dpt saja berdampingan dgn sat lainnya atau bergeser scr geografinya dan tdk perlu berada di atas atau di bawahnya.

berada di atas atau di bawahnya.

Identifikasi Fasies dan Sistim track Identifikasi Fasies dan Sistim track

Sebetulnya antara fasies dan systim track, terdpt perbedaan prinsip, ttp dlm suatu sistim track dpt Sebetulnya antara fasies dan systim track, terdpt perbedaan prinsip, ttp dlm suatu sistim track dpt diiden-tifikasi adanya bbrp fasies atau lebih tepat lagi ling peng-endapan. Dalam satu fasies, mis nya suatu fasies serpih tifikasi adanya bbrp fasies atau lebih tepat lagi ling peng-endapan. Dalam satu fasies, mis nya suatu fasies serpih marine dpt saja terpotong oleh dua sistim track, mis nya bag bawahnya termasuk dlm TST, sedangkan bag atasnya marine dpt saja terpotong oleh dua sistim track, mis nya bag bawahnya termasuk dlm TST, sedangkan bag atasnya masuk HST, sedangkan pd bag distalnya suatu

masuk HST, sedangkan pd bag distalnya suatudeep ma-rine fasies deep ma-rine fasies , bisa mrpkn gabungan antara LST, TST, dan, bisa mrpkn gabungan antara LST, TST, dan HST krn semuanya diendapkan dlm ling yg sama. Sistim track sering dibedakan krn adanya pola pengendapan, spt HST krn semuanya diendapkan dlm ling yg sama. Sistim track sering dibedakan krn adanya pola pengendapan, spt adanya

adanyadown lapping surface, condesed section down lapping surface, condesed section yg scr kriteria litologi maupun paleontologi sulit untuk dibedakan.yg scr kriteria litologi maupun paleontologi sulit untuk dibedakan.

PERBED

PERBEDAAN AAN (KOEXISTE(KOEXISTENSI) ANTARA NSI) ANTARA STRATIGRSTRATIGRAFI TRADISIONAL AFI TRADISIONAL DAN STRATATIGRAFI SIKUEN.DAN STRATATIGRAFI SIKUEN.

Dewasa ini terjadi koeksistensi antara srat tradi-sional dg strat sikuen. Pd geologi permukaan (

Dewasa ini terjadi koeksistensi antara srat tradi-sional dg strat sikuen. Pd geologi permukaan (surface surface  geology 

geology ) penelitian geologi serta juga klasifikasi stratigrafi masih mempergunakan paradigma stratigrafi tradisional.) penelitian geologi serta juga klasifikasi stratigrafi masih mempergunakan paradigma stratigrafi tradisional.  Akan memerlukan

 Akan memerlukan waktu cukup waktu cukup lama lama untuk dpt untuk dpt mengkonfer-sikan pengetahuan mengkonfer-sikan pengetahuan strat tradisional, strat tradisional, spt tespt terdpt pd rdpt pd peta- peta-pe- ta geologi, untuk menjadi strat sikuen mengingat kriteria-nya sangat berlainan, kemungkinan besar penelitian pe- ta geologi, untuk menjadi strat sikuen mengingat kriteria-nya sangat berlainan, kemungkinan besar penelitian strati-grafi berdsrkan surface geologi hrs ditentukan ulang untuk dpt dikonversikan ke strat sikuen. Diindustri minyak strati-grafi berdsrkan surface geologi hrs ditentukan ulang untuk dpt dikonversikan ke strat sikuen. Diindustri minyak dan gas bumi, terutama dg menggunakan data pemboran dan seismik pd umumnya terjadi penyesuaian ant strat dan gas bumi, terutama dg menggunakan data pemboran dan seismik pd umumnya terjadi penyesuaian ant strat tradisio-nal dng strat sikuen. Walupun sebenarnya scr prinsip ke dua ilmu stratigrafi tsb berlainan, ttp dalam tradisio-nal dng strat sikuen. Walupun sebenarnya scr prinsip ke dua ilmu stratigrafi tsb berlainan, ttp dalam prakteknya terjadi penyesuaian antara sat–sat strat tradisional pd sat-sat strat sikuen, dg melakukan modifikasi pd prakteknya terjadi penyesuaian antara sat–sat strat tradisional pd sat-sat strat sikuen, dg melakukan modifikasi pd batas formasi shg sesuai dg batas-batas sikuen dan sistim trak.

batas formasi shg sesuai dg batas-batas sikuen dan sistim trak.

DAMPAK PERGESE

DAMPAK PERGESERAN PARADIGMA PARAN PARADIGMA PADA PENDIDIKAN.DA PENDIDIKAN.

Strat sikuen mempunyai dampak yg luas thd pen-didikan. Untuk mereka yg ingin masuk industri Strat sikuen mempunyai dampak yg luas thd pen-didikan. Untuk mereka yg ingin masuk industri perminyak-an, jelas pendidikperminyak-an, dalam prinsip-prinsip serta konsep dan metoda strat siukuen yg menjadi dasar untuk struktur  an, jelas pendidikan, dalam prinsip-prinsip serta konsep dan metoda strat siukuen yg menjadi dasar untuk struktur  geologi, sejarah geologi, geologi minyak dan gas bumi, dsb hendaknya dipahamai. Dilain fihak yg menjadi masalah geologi, sejarah geologi, geologi minyak dan gas bumi, dsb hendaknya dipahamai. Dilain fihak yg menjadi masalah ada-lah, bhw prinsip-prinsip strat tradisional itu masih dipergu-nakan dlm pemetaan geologi, dan dlm penerapan ilmu ada-lah, bhw prinsip-prinsip strat tradisional itu masih dipergu-nakan dlm pemetaan geologi, dan dlm penerapan ilmu

(11)

singkapan, dan pemetaan hrs dikomplementasikan dg metoda strat sikuen yg tdk mengenal adanya formasi, singkapan, dan pemetaan hrs dikomplementasikan dg metoda strat sikuen yg tdk mengenal adanya formasi, member, dsb, Ma-lah scr prinsipil tdk ada ekuifalensinya, malah prinsipnya saja sdh tidak sesuai lagi.

member, dsb, Ma-lah scr prinsipil tdk ada ekuifalensinya, malah prinsipnya saja sdh tidak sesuai lagi.

Menambahkan prinsip-prinsip strat regional. Pd tingkat strata 1. selain akan menambah beban kurikulum juga Menambahkan prinsip-prinsip strat regional. Pd tingkat strata 1. selain akan menambah beban kurikulum juga akan membingungkan para mahasiswa krn cara pan-dang, konsep yg lain, maupun cara-cara pengamatan akan membingungkan para mahasiswa krn cara pan-dang, konsep yg lain, maupun cara-cara pengamatan sing-kapanpun yg lain. Masalah lain adalah peng indonesian isti-lah-istilah stratigrafi. Sampai sekarang ini kapanpun yg lain. Masalah lain adalah peng indonesian isti-lah-istilah stratigrafi. Sampai sekarang ini kecenderungan-nya adalah untuk menterjemahkan istilah bhs Inggris kedlm istilah istilah bhs Indoneia murni. kecenderungan-nya adalah untuk menterjemahkan istilah bhs Inggris kedlm istilah istilah bhs Indoneia murni.  Apakah

 Apakah sekarang sekarang harus harus diciptakan diciptakan istilah istilah istilah istilah baru baru untuk untuk strat strat sikuen?. sikuen?. Saya Saya lebih lebih cenderung cenderung untuk untuk lebih lebih mengmeng Indonesiakan istilah-istilah bhs Inggris yg telah dipergunakan dalam strat sikuen, dr pd menciptakan istilah-istilah Indonesiakan istilah-istilah bhs Inggris yg telah dipergunakan dalam strat sikuen, dr pd menciptakan istilah-istilah bhs Indonesia yg baru untuk menghindark

bhs Indonesia yg baru untuk menghindarkan salah pengertian konsep. an salah pengertian konsep. Selain itu harus diadakanSelain itu harus diadakanupgrading upgrading bg parabg para dosen yg masih mengikuti pendidikan dlm strat tradisional. Juga para dosen yg sdh berhub dg strat sikuen perlu dosen yg masih mengikuti pendidikan dlm strat tradisional. Juga para dosen yg sdh berhub dg strat sikuen perlu disadarkan akan adanya per-geseran dlm paradigma, dan kesadaran adanya konsep, prinsip, maupun metode yg disadarkan akan adanya per-geseran dlm paradigma, dan kesadaran adanya konsep, prinsip, maupun metode yg lain, perlu ditanamkan untuk tdk membingungkan para mahasis

lain, perlu ditanamkan untuk tdk membingungkan para mahasiswa, krn mungkin terjadi pandangan yg tidak sesuai.wa, krn mungkin terjadi pandangan yg tidak sesuai.

KESIMPULAN KESIMPULAN

Suatu revolusi ilmiah, tlh terjadi dlm 2 dekade ter-akhir ini, dlm ilmu geologi, khususnya dlm

Suatu revolusi ilmiah, tlh terjadi dlm 2 dekade ter-akhir ini, dlm ilmu geologi, khususnya dlmplate tectonic plate tectonic dandan

Sequence Stratigraphy 

Sequence Stratigraphy yg tlh menimbulkan, atau paling tdk pergeseran dlm paradigma. Pergeseran dlm paradigmayg tlh menimbulkan, atau paling tdk pergeseran dlm paradigma. Pergeseran dlm paradigma meliputi prinsip-prinsip yg mendasar, konsep baru maupun cara dalam menyelesaikan problem geologi, khususnya meliputi prinsip-prinsip yg mendasar, konsep baru maupun cara dalam menyelesaikan problem geologi, khususnya

sequence stratigraphy 

sequence stratigraphy . Pergeseran paradigma terjadi krn kemajuan teknologi yg tlh memberikan gambaran yg akurat. Pergeseran paradigma terjadi krn kemajuan teknologi yg tlh memberikan gambaran yg akurat mengenai pola perlapisan bat sedimen yg menerus scr regional, pemahaman yg lebih baik mengenai cara terdpt-nya mengenai pola perlapisan bat sedimen yg menerus scr regional, pemahaman yg lebih baik mengenai cara terdpt-nya lap sedimen, shg menimbulkan pandangan dunia yg lain terhdp akumulasi lap sedimen. Prinsip-prinsip Steno lap sedimen, shg menimbulkan pandangan dunia yg lain terhdp akumulasi lap sedimen. Prinsip-prinsip Steno memerlukan modifikasi, bahkan perubahan sama sekali. Begitu pula konsep ketidakselarasan sdh tdk sesuai lagi. memerlukan modifikasi, bahkan perubahan sama sekali. Begitu pula konsep ketidakselarasan sdh tdk sesuai lagi. Penafsiran stratigrafi tlh bersifat sangat deterministik dan prediktif dng menerima sbg suatu kenyataan sifat

Penafsiran stratigrafi tlh bersifat sangat deterministik dan prediktif dng menerima sbg suatu kenyataan sifatcyclitas cyclitas 

dari urutan lapisan serta menjadikan

dari urutan lapisan serta menjadikancyclitas cyclitas dari turun-naiknya m.a.l eustatik sbg penyebab utama pengendali sistimdari turun-naiknya m.a.l eustatik sbg penyebab utama pengendali sistim pola perlapisn bat sedimen. Walaupun sistim klasifi-kasi

pola perlapisn bat sedimen. Walaupun sistim klasifi-kasi Sequence Stratigraphy Sequence Stratigraphy belum diakui keberadaannya dlmbelum diakui keberadaannya dlm Sandi Stratigrafi Internasional 1994, maupun dlm Sandi Stratigrafi Amerika Utara 1983, namun konsep, prinsip Sandi Stratigrafi Internasional 1994, maupun dlm Sandi Stratigrafi Amerika Utara 1983, namun konsep, prinsip maupun metoda

maupun metoda Sequence Stratigraphy Sequence Stratigraphy tlh banyak diapli-kasikan didalam eksplorasi minyak dan gas bumi, dan scr tlh banyak diapli-kasikan didalam eksplorasi minyak dan gas bumi, dan scr  terbatas dlm eksplorasi batu-bara, shg dpt dikatakan sbg standar praktek untuk memecahkan masalah-masalah terbatas dlm eksplorasi batu-bara, shg dpt dikatakan sbg standar praktek untuk memecahkan masalah-masalah stra-tigrafi. Dilain pihak pemetaan geologi permukaan maupun penelitian geologi lainnya masih menggunakan konsep tigrafi. Dilain pihak pemetaan geologi permukaan maupun penelitian geologi lainnya masih menggunakan konsep stratigrafi tradisional, dan hal ini menimbulkan masalah dalam dunia pendidikan geologi.

stratigrafi tradisional, dan hal ini menimbulkan masalah dalam dunia pendidikan geologi.

DAFTAR PUST DAFTAR PUSTAKAKAA

1.

1. Barrel, J., 1917,Barrel, J., 1917,Rythms and the measurements of geologic time Rythms and the measurements of geologic time : Geol .Soc. America Bull, v28, p.745-904: Geol .Soc. America Bull, v28, p.745-904 2.

2. Blackwelder, E.,1909,Blackwelder, E.,1909,The valuation of unconformities The valuation of unconformities : Jour.of Geology, v.17, p.289-300.: Jour.of Geology, v.17, p.289-300. 3.

3. de Boer. P.L. and D.G. Smith.1994.de Boer. P.L. and D.G. Smith.1994.Orbital forcing and cyclic sequences Orbital forcing and cyclic sequences : Internat. Assoc. Sedimentologist Spec.: Internat. Assoc. Sedimentologist Spec. Publication, v.19, p.1-4

Publication, v.19, p.1-4 4.

(12)

5.

5. International Subcommission on Stratigraphic Classification of IUGS International Commission on Stratigraphic,International Subcommission on Stratigraphic Classification of IUGS International Commission on Stratigraphic, 1994,

1994, International stratigraphic guide- A guide to stratigraphic classification, terminology, and procedur International stratigraphic guide- A guide to stratigraphic classification, terminology, and procedur (Amos(Amos Salvador, editor, 2nd ed.): International Union of Geol. Sciences and Geol. Soc. Of America, 214 p.

Salvador, editor, 2nd ed.): International Union of Geol. Sciences and Geol. Soc. Of America, 214 p. 6.

6. Knopf, A., 1948,Knopf, A., 1948,The geosynclinal theory The geosynclinal theory : Geol .Soc. Amer Bull, v59, p.649-670: Geol .Soc. Amer Bull, v59, p.649-670 7.

7. Kuhn, Thomas, 1970,Kuhn, Thomas, 1970,The structure of scientific revolutions The structure of scientific revolutions : Univ.of Chicago Press: Univ.of Chicago Press 8.

8. Kuhn, Thomas, 1974,Kuhn, Thomas, 1974, Second thoughts of paradigms in Frederick Schuppe (ed) The structure of scientific Second thoughts of paradigms in Frederick Schuppe (ed) The structure of scientific :: Univ.of Illinois Press, Urbana.

Univ.of Illinois Press, Urbana. 9.

9. Mitchum,, M.R.,Jr., 1977,Mitchum,, M.R.,Jr., 1977,Seismic stratigraphiy and global changes of sea level Seismic stratigraphiy and global changes of sea level , Part.II: Glossary of Terms used, Part.II: Glossary of Terms used in seismic Stratigraphy, in Payton, C.E., ed., Seismic Stratigraphy-Application to Hydrocarbon Exploration: in seismic Stratigraphy, in Payton, C.E., ed., Seismic Stratigraphy-Application to Hydrocarbon Exploration:  Am.Assoc Petroleum Geologist Memoir #29, p.205-212

 Am.Assoc Petroleum Geologist Memoir #29, p.205-212 10.

10. North American Commission on Stratigraphic Nomenclature, 1983.North American Commission on Stratigraphic Nomenclature, 1983.North American Stratigraphic Code North American Stratigraphic Code : AAPG: AAPG Bull.v.67, p.841-875

Bull.v.67, p.841-875 11.

11. Rich. J.L., 1951,Rich. J.L., 1951,Three critical environments of deposition, and criteria for recognition of rocks deposited in each Three critical environments of deposition, and criteria for recognition of rocks deposited in each  of them 

of them : Geol. Soc. Amer. Bull, v.62, p.1-20: Geol. Soc. Amer. Bull, v.62, p.1-20 12.

12. Schenck, H.G., 1961,Schenck, H.G., 1961,Guiding priciples in stratigraphy Guiding priciples in stratigraphy : Jour. Geol. Soc. India, v.2, p1-10: Jour. Geol. Soc. India, v.2, p1-10 13.

13. Sangree, 1994.Sangree, 1994.Exploration and production applications of sequence stratigraphy Exploration and production applications of sequence stratigraphy : Short Course Notes.: Short Course Notes. 14.

14. Schenck, H.G., and Muller, S.W., 1941,Schenck, H.G., and Muller, S.W., 1941,Stratigraphy terminology Stratigraphy terminology :: Geol. Soc. Amer. Bull v.52, p1419—1426:: Geol. Soc. Amer. Bull v.52, p1419—1426 15.

15. Sloss. L.L., W.C.Krumbein and E.C.Dapples, 1949,Sloss. L.L., W.C.Krumbein and E.C.Dapples, 1949,Integrated facies analysis in C.R. Longwell (ed) Sedimentary Integrated facies analysis in C.R. Longwell (ed) Sedimentary  facies-Geologic history 

facies-Geologic history : G.S.A Memoir 39, p.91-124: G.S.A Memoir 39, p.91-124 16.

16. Sloss. L.L., 1963,Sloss. L.L., 1963,Sequences in cratonic interior of North Sequences in cratonic interior of North America America : GSA, Bull., v.74. p.93-114: GSA, Bull., v.74. p.93-114 17.

17. Sloss. L.L., 1988,Sloss. L.L., 1988,Forty years of sequence stratigraphy Forty years of sequence stratigraphy : G.S.A Bull., v.100. p.1661-1665: G.S.A Bull., v.100. p.1661-1665 18.

18. Vail. P.R., Mitchum, R.M., Jr. And Thompson, S.III, 1977,Vail. P.R., Mitchum, R.M., Jr. And Thompson, S.III, 1977,Seismic stratigraphy and global changes of sealevel,Seismic stratigraphy and global changes of sealevel, Part 3: Relative changes of sealevel from onlap, Payton , C.E., ed., Seismic Stratigraphy-Application to  Part 3: Relative changes of sealevel from onlap, Payton , C.E., ed., Seismic Stratigraphy-Application to  Hydrocarbon Explorat-on 

Hydrocarbon Explorat-on : Am Assoc Petroleum Geologist Memoir#26, p.63-81: Am Assoc Petroleum Geologist Memoir#26, p.63-81 19.

19. Weimer, Robert J., 1972, 1975Weimer, Robert J., 1972, 1975Research for fossil fuel exploration Research for fossil fuel exploration : Short Course Notes.: Short Course Notes. 20.

(13)

Gambar

Gambar 1a. Pa
Gambar 2a. Konsep pengakhiran dan pola lapisan pd teori sikuen stratigrafiGambar 2a. Konsep pengakhiran dan pola lapisan pd teori sikuen stratigrafi

Referensi

Dokumen terkait

- Penggolongan Stratigrafi ialah pengelompokan bersistem batuan menurut berbagai cara, untuk mempermudah pemerian, aturan dan hubungan batuan yang satu terhadap lainnya.

Kesimpulan penting yang didapat dari analisis stratigrafi ini adalah: ruang bawah tanah Sundaland pra-Tersier melintang melintasi daerah cekungan forearc ke pulau

Sikuen 2 dimulai dengan pengendapan TST-2 yang dicirikan oleh pola pengendapan mendalam ke atas dari endapan middle–outer shelf Formasi Woniwogi di atas SB-2, hingga endapan middle

Pada zona ZR1 yang terjadi pada fasa unit sikuen stratigrafi TST ( transgresive system track ) yang menunjukan bahwa pada proses pengendapan TST diiringi dengan

Analisis stratigrafi ini dilakukan dengan berbagai metode antara lain yaitu pengukuran stratigrafi pada lintasan yang telah ditentukan, analisis mikrofosil

Penamaan satuan yang bersifat interpretatif sebaiknya dihindari, satuan tersebut dinyatakan sebagai satuan tidak resmi (contoh: Seismik Stratigrafi, Sikuen Stratigrafi)..

Arti luas dari stratigrafi adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan, dan kejadian (genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu.. kejadian (genesa) macam-macam batuan

Hasil data yang diperoleh digunakan untuk menghitung nilai resistivitas sehingga akan didapatkan estimasi kedalaman lapisan keras dan stratigrafi bawah permukaan di daerah penelitian..