• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERPRETASI STRATIGRAFI LAPISAN DASAR LAUT DATA SEISMIK PANTUL SALURAN TUNGGAL PADA DAERAH TANJUNG PENYUSUK PERAIRAN BANGKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INTERPRETASI STRATIGRAFI LAPISAN DASAR LAUT DATA SEISMIK PANTUL SALURAN TUNGGAL PADA DAERAH TANJUNG PENYUSUK PERAIRAN BANGKA."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Muhammad Arief Hidayat, 2013

Interpretasi Stratigrafi Lapisan Dasar Laut Data Seismik Pantul Saluran Tunggal Pada Daerah Tanjung Penyusuk Perairan Bangka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

INTERPRETASI STRATIGRAFI LAPISAN DASAR LAUT DATA SEISMIK PANTUL SALURAN TUNGGAL PADA DAERAH

TANJUNG PENYUSUK PERAIRAN BANGKA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh:

MUHAMMAD ARIEF HIDAYAT 0608674

PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

INTERPRETASI STRATIGRAFI LAPISAN DASAR LAUT

DATA SEISMIK PANTUL SALURAN TUNGGAL PADA

DAERAH TANJUNG PENYUSUK PERAIRAN BANGKA

Oleh

Muhammad Arief Hidayat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Muhammad Arief Hidayat 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Muhammad Arief Hidayat, 2013

Interpretasi Stratigrafi Lapisan Dasar Laut Data Seismik Pantul Saluran Tunggal Pada Daerah Tanjung Penyusuk Perairan Bangka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(4)

INTERPRETASI STRATIGRAFI LAPISAN DASAR LAUT DATA SEISMIK PANTUL SALURAN TUNGGAL PADA DAERAH

TANJUNG PENYUSUK PERAIRAN BANGKA Muhammad Arief Hidayat

NIM . 0608674

Pembimbing I: Nanang Dwi Ardi, S.Si., M.T. Pembimbing II: Ahmad Safii M, M.T. Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI

ABSTRAK

Perairan Kepulauan Bangka Utara, secara regional merupakan daerah jalur timah (tin belt) yang kaya dengan konsentrat timah. Sebagai daerah jalur timah, diperkirakan di daerah ini terdapat lembah (paleo-channel) sebagai daerah sedimentasi pasir asal darat dan laut yang mengandung konsentrat timah. Untuk mengetahui keberadaan sedimen mengandung timah tersebut, perlu dilakukan eksplorasi geologi dan geofisika kelautan dengan menggunakan metode seismik pantul. Pada prinsipnya, seismik pantul menggunakan seperangkat peralatan dengan prinsip gelombang suara yang dilepaskan ke dasar laut lalu kemudian dipantulkan oleh bidang batas batuan dan selanjutnya diterima oleh seperangkat peralatan perekam seismik. Data yang diperoleh dari hasil akuisisi data selanjutnya melalui proses filtering untuk menghilangkan noise. Setelah melewati proses filtering, ketebalan sedimen dan morfologi granit dapat diketahui melalui proses interpretasi melalui pemahaman karakter pantulan seismik pada penampang seismik. Dari hasil interpretasi, diketahui daerah yang berpotensi menjadi acuan titik bor dalam pencarian timah berada di sebelah utara daerah eksporasi dengan ketebalan sedimen berkisar antara 10-24 meter dan kedalaman lembah purba berkisar antara 40 - 45 meter. Hasil eksplorasi pencarian timah menggunakan data seismik refleksi ini dapat menjadi acuan dalam kegiatan studi eksplorasi yang lebih rinci dan peningkatan investasi pertambangan di Perairan Bangka Utara.

(5)

Muhammad Arief Hidayat, 2013

Interpretasi Stratigrafi Lapisan Dasar Laut Data Seismik Pantul Saluran Tunggal Pada Daerah Tanjung Penyusuk Perairan Bangka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah... 2

1.4 Tujuan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... `4

2.1 Prinsip Dasar Metode Seismik ... 4

2.2 Metode Seismik Pantul Single Chanel ... 5

2.3 Akuisisi Data ... 7

2.3.1 Pemasangan Instrumen Pengumpul Data ... 8

2.3.2 Pengamatan Data seismik ... 9

2.3.2 Pengumpulan Data seismik ... 9

(6)

vi

2.4.1 Analisis Fasies Seismik ... 10

2.5 Tinjauan Regional Perairan Bangka... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19

3.1 Metode Penelitian... 19

3.2 Tempat penelitian ... 19

3.3 Alat ... 19

3.4 Prosedur Penelitian... 20

3.4.1 Akuisisi Data ... 20

3.4.2 Pemasangan Instrumen Pengumpul Data ... 20

3.4.3 Pengamatan Data Seismik ... 23

3.4.4 Pengumpulan Data Seismik ... 25

3.4.5 Filtering ... 26

3.4.6 Interretasi Data ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... `28

4.1 Akisisi Data Seismik ... 28

4.1.1 Pemasangan Alat ... 28

4.1.2 Pengamatan Data ... 28

4.1.3 Pengumpulan Data ... 29

4.2 Pengumpulan Data Digital ... 30

4.2.1 Pengubahan domain waktu manjadi domain Frekuensi ... 30

(7)

vii

Muhammad Arief Hidayat, 2013

Interpretasi Stratigrafi Lapisan Dasar Laut Data Seismik Pantul Saluran Tunggal Pada Daerah Tanjung Penyusuk Perairan Bangka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.2.3 Pengubaan domain frekuensi menjadi domain waktu ... 34

4.2.4 Hasil Band Pass Filter ... 36

4.3 Interpretasi Rekaman Seismik ... 40

4.3.1 Interpretasi Fasie Seismik ... 40

4.3.2 Penentuan Batimetri ... 41

4.3.3 Penentuan Batas Batuan Dasar... 42

4.3.4 Penentuan Ketebalan sedimen (Isopach) ... 43

4.4 Pemetaan Hasil Interpretasi Seismik ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN ... 52

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Skema pengambilan Data seismik Single Chanel……….. 7

2.2 Skema pemasangan Alat Akuisisi Data………. 8

2.3 General reflector pattern (Barryhill,1986)……….. 11

2.4 Peta Sabuk Timah Dunia Regional Asia Tenggara………. 16

2.5 Peta distribusi sungai-sungai purba (paleo-channel) di perairan Bangka sebagai daerah aliran sedimen mengandung konsentra timah ………… 17

3.1 Skema pemasangan alat akuisisi data……….. 21

3.2 Foto pengamatan data saat pengambilan data seismik pada lintasan cpsuk 2……… 23

3.3 Foto pengamatan perjalanan perahu……… 25

3.4 Diagram alur filtering data……….. 27

4.1 Potongan data gambar hasil akuisisi data pada lintasan cpsuk 2……… 29

4.2 Grafik data lintasan cpsuk2 trace 100………. 31

4.3 Grafik data lintasan cpsuk2 trace 100 dalam domain frekuensi………. 32

4.4 Gambar rentang band pass filter pada grafik dalam domain Frekuensi………. 33

4.5 Grafik hasil band pass filter dalam domain frekuensi………. 34

4.6 Grafik data lintasan cpsuk2 trace 100 dalam domain waktu setelah band pass filter……… 45 4.7 Gambar penampang seismik melalui mathlab lintasan cpsuk 2 trace 1-100

sebelum dan sesudah filtering………

(9)

ix

Muhammad Arief Hidayat, 2013

Interpretasi Stratigrafi Lapisan Dasar Laut Data Seismik Pantul Saluran Tunggal Pada Daerah Tanjung Penyusuk Perairan Bangka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.8 Gambar penampang seismik melalui mathlab lintasan cpsuk 2 trace 1-100

sebelum dan sesudah filtering setelah pengeditan dengan

coreldraw……… 37

4.9 Gambar penampang lintasan seismik cpsuk1 sebelum (atas) dan sesudah

dilakukan band pass filter (bawah)……… 39

4.10 Gambar interpretasi fasies seismik (onlap,erosional truncation, chaotic,

pola konfigurasi berlapis dan multiple)………... 40

4.11

Gambar batas batimetri pada potongan gambar lintasan cpsuk2……….

Gambar batas batuan dasar (bedrock) pada potongan lintasan

cpsuk 2………..

Gambar penentuan ketebalan isopach pada potongan lintasan

cpsuk 2………...

Gambar ketebalan sedimen (isopach)………..

Gambar kedalaman batuan dasar……….

Gambar alur sungai purba hasil interpretasi seismik………...

Gambar 3 dimensi alur sungai purba……….………...

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Peralatan Seismik ... 52

Lampiran 1 A Peralatan Seismik yang Digunakan ... 52

Lampiran 2 Data Seismik ... 57

Lampiran 2 A Data Lintasan Cpsuk2 trace 100 ... 57

Lampiran 2 B Data Lintasan Cpsuk2 trace 100 setelah FFT dengan Origin ... 62

Lampiran 2 C Data Lintasan Cpsuk2 Trace 100 setelah band pass filter ... 85

Lampiran 2 D Data Lintasan Cpsuk2 Trace 100 setelah band pass filter setelah IFFT ... 108

Lampiran 2 E Data Input ke Matlab Lintasan Cpsuk2 Trace 1-10 sebelum band pass filter ... 114

Lampiran 2 F Data Lintasan Cpsuk2 Trace 1-10 sesudah band pass filter .. 141

Lampiran 3 Skrip Program ... 164

Lampiran 3 A Skrip Pada mathlab ... 164

Lampiran 4 Hasil Interpetasi Seismik ... 165

Lampiran 4 A Hasil Interpretasi seismik lintasan cross ... 165

Lampiran 4 B Hasil Interpretasi seismik lintasan straight ... 168

Lampiran 5 Hasil Data Surfer ... 170

Lampiran 5 A Data ketebalan (isopach) ... 170

(11)

1

Muhammad Arief Hidayat, 2013

Interpretasi Stratigrafi Lapisan Dasar Laut Data Seismik Pantul Saluran Tunggal Pada Daerah Tanjung Penyusuk Perairan Bangka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini eksplorasi sumber daya alam khususnya pertambangan

berkembang sangat pesat beriringan dengan pemenuhan kebutuhan hidup

manusia yang semakin banyak. Indonesia merupakan negara kepulauan

yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Potensi

sumber daya alam tersebut jika dimanfaatkan secara maksimal dapat

meningkatkan kesejahteraan negara Indonesia.

Salah satu wilayah yang dapat dimanfaatkan sumber daya alamnya

adalah daerah perairan pulau Bangka, Bangka Belitung. Cobing (Usman,

2010: 2) mengumukakan bahwa “Geologically, the Ujung Penyusuk

offshore, is part of SE Asia granite known as a tin belt enriched in tin

concentrates”. Pendapat tersebut dapat diartikan wilayah perairan di

Propinsi Bangka Belitung memiliki cadangan timah yang merupakan jalur

granit bagian Asia Tenggara dan juga dikenal dengan istilah World’s tin

belt (sabuk timah dunia).

Dalam upaya memaksimalkan hasil pencarian sumber daya alam di

wilayah perairan diperlukan suatu eksplorasi penelitian terlebih dahulu

tentang pemetaan sebaran potensi sumber daya alam tersebut. Salah satu

metode eksplorasi geofisika yang sering digunakan untuk mengetahui

struktur geologi bawah permukaan laut adalah metode seismik pantul

(12)

2

saluran tunggal. Metode seismik pantul saluran tunggal (Single Chanel)

merupakan salah satu metode dalam geofisika yang kerap digunakan untuk

mengetahui struktur bawah permukaan. Metode ini dapat menggambarkan

struktur bawah permukaan secara lengkap. Hal inilah yang menyebabkan

para peneliti geofisika menggunakan metode ini dalam eksplorasi

geofisika. Metode seismik pantul saluran tunggal digunakan untuk

mengetahui batas-batas formasi geologi yang ada di bawah dasar

permukaan laut.

Secara garis besar metode seismik pantul terdiri dari tiga bagian

utama, yaitu akuisisi data seismik, pemrosesan data, dan interpretasi data.

Kecepatan perambatan gelombang seismik dapat mendeskripsi struktur

geologi di bawah permukaan bumi dan informasi tentang sifat fisik lapisan

bumi . Metode seismik pantul saluran tunggal menghasilkan rekaman yang

secara langsung dapat menggambarkan kondisi bawah permukaan dan

digunakan untuk memprediksikan sebaran potensi sumber daya alam.

Berdasaran latar belakang yang telah diungkapkan, penelitian ini

menjelaskan interpretasi stratigrafi lapisan dasar laut data seismik pantul

saluran tunggal pada daerah Tanjung Penyusuk perairan Bangka yang

bermanfaat untuk mengetahui daerah - daerah yang berpotensi menjadi

(13)

3

Muhammad Arief Hidayat, 2013

Interpretasi Stratigrafi Lapisan Dasar Laut Data Seismik Pantul Saluran Tunggal Pada Daerah Tanjung Penyusuk Perairan Bangka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang dirumuskan melalui penelitian ini adalah

bagaimana stratigrafi lapisan dasar laut data seismik pantul saluran tunggal

pada daerah Tanjung Penyusuk perairan Bangka.

1.3 Batasan Masalah

Untuk menfokuskan pembahasan, perlu dilakukan pembatasan

terhadap masalah yang akan dibahas, yaitu:

1. Intepretasi dilakukan secara visual.

2. Input data yang digunakan merupakan data Seg-Y.

3. Data yang diinterpretasikan adalah hasil akuisisi data yang bertempat

di perairan Tanjung Penyusuk, Provinsi Bangka Belitung.

4. Hanya dilakukan filtering pada tahapan Prosesing data.

1.4 Tujuan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisis stratigrafi

lapisan dasar bawah laut sebagai acuan penentuan titik bor dalam

eksploitasi timah.

1.5 Manfaat

Dari penelitian ini diharapkan diperoleh manfaat diantaranya:

1. Diketahuinya daerah-daerah yang berpotensi menjadi titik bor dalam

eksploitasi timah.

2. Dapat digunakan sebagai pembelajaran dalam kegiatan eksplorasi

yang menggunaan metode seismik pantul saluran tunggal (single

(14)
(15)

19

Muhammad Arief Hidayat, 2013

Interpretasi Stratigrafi Lapisan Dasar Laut Data Seismik Pantul Saluran Tunggal Pada Daerah Tanjung Penyusuk Perairan Bangka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

analisitik dari data hasil rekaman seismik refleksi saluran tunggal.

Adapun metode penelitian tersebut meliputi akuisisi data, memproses

data, dan interpretasi data seismik.

3.2. Tempat penelitian

Lokasi akuisisi data dengan metode seismik pantul saluran tunggal

ini bertempat di perairan Tanjung Penyusuk, Belinyu, Bangka.

3.3. Alat

Dalam akuisisi data, penelitian ini menggunakan metode seismik

pantul saluran tunggal. Peralatan yang digunakan dalam akuisisi data

(16)

20

9. Global Positioning System (GPS)

10.Band Pass Filter

3.4. Prosedur penelitian 3.4.1. Akuisisi Data

Pada akuisisi data seismik pentul saluran tunggal, tahap awal

yang dilakukan adalah memastikan instrumen pengumpul data

yang digunakan telah terpasang dengan benar. Tahapan selanjutnya

dalam akuisisi data seismik pantul saluran tunggal dengan sparker

sebagai sumber gelombang adalah pengumpulan data serta

pengamatan data sebagai validasi data yang teramati lalu pastikan

data yang terkumpul sesuai dengan parameter yang tepat.

3.4.2. Pemasangan Instrument Pengumpul Data

Tahap awal akuisisi data ini sangatlah penting. Hal ini

dikarenakan seluruh hasil pengumpulan data sangat bergantung

dengan alat-alat yang digunakan. Kesalahan pemasangan alat serta

tidak berfungsinya salah satu alat akan berakibat gagalnya

pengumpulan data di lapangan. Pastikanlah alat-alat terpasang

sesuai dengan skema yang benar. Pertama-tama generator AC

dengan tegangan 220 V memberi tegangan ke power supply Power

supply ini menghasilkan keluaran 3,8 KV DC dengan arus 0.5 A

yang selanjutnya menjadi masukan untuk Triggred Capacitor Bank

231. Pada prinsipnya Trigger Capacitor Bank 231 berkerja untuk

(17)

21

Muhammad Arief Hidayat, 2013

Interpretasi Stratigrafi Lapisan Dasar Laut Data Seismik Pantul Saluran Tunggal Pada Daerah Tanjung Penyusuk Perairan Bangka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

swicthing maksimumnya 8400 watt second. Di dalam Trigger

Capacitor Bank ini juga terdapat relay yang membutuhkan sumber

tegangan 110 V AC untuk mengaktifkannya. Sedangkan perintah

pengaturnnya dilakukan menurut masukan dari Sonar Wiz.

(18)

22

Keluaran dari Triggred Capacitor Bank berupa pulsa-pulsa

listrik yang berenergi 1000 joule. Untuk akuisisi data di laut

dangkal, hanya dibutuhkan energi 500 joule dengan trigger 533

mili second atau hampir dua pulsa per detik. Selanjutnya pulsa

tersebut menuju sparker yang di tarik di belakang kapal sejauh 6

meter. Posisi sparker ditempatkan tidak segaris dengan putaran

mesin kapal, hal ini untuk mengurangi noise yang akan terekam.

Sparker bekerja sebagaimana fungsinya sebagai sumber gelombang

mekanik yang akan mengirim gelombang ke dasar laut.

Gelombang yang dikirim oleh sparker dipantulkan oleh dasar

laut, lapisan bawah dasar laut dan kembali ke permukaan air laut.

Setelah dipantulkan, gelombang tersebut diterima oleh streamer

hydrophone sebagai sensor gelombang mekanik. Data yang

diperoleh dari streamer hydrophone tersebut selanjutnya dikirim ke

band pass filter yang berfungsi memfilter frekuensi gelombang

guna mengurangi pembacaan noise. Band pass filter pada akuisisi

data ini menggunakan rentang antara 300Hz-3000Hz.

Data gelombang yang telah melewati band pass filter

selanjutnya menuju Sonar Wiz. Data yang masuk ke alat ini

selanjutnya direkam, dari Sonar Wiz ini kita mendapatkan rekaman

(19)

23

Muhammad Arief Hidayat, 2013

Interpretasi Stratigrafi Lapisan Dasar Laut Data Seismik Pantul Saluran Tunggal Pada Daerah Tanjung Penyusuk Perairan Bangka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.4.3. Pengamatan Data Seismik

Pengamatan data seismik dilakukan saat pengumpulan data.

Pengamatan data ini bertujuan untuk memvalidasi data yang

sedang dikumpulkan. Pengamatan ini akan memperlihatkan apakah

instrument yang digunakan bekerja dengan baik atau tidak.

Pengamatan dilakukan juga untuk melihat apakah data yang

dikumpulkan sesuai dengan parameter yang tepat. Berikut ini

merupakan pengamatan potongan hasil pengumpulan data yang

teramati pada akuisisi data seismik pantul saluran tunggal dengan

sparker sebagai sumber gelombang mekanik di Tanjung Penyusuk,

Bangka:

(20)

24

Dari gambar 3.2 diatas, kita dapat mengamati proses

pengumpulan data seismik pantul saluran tunggal. Pengamatan

data seerti yang terlihat pada gambar 3.2 dilakukan melalui media

komputer jinjing. Dari pengamatan ini kita dapat mengetahui

apakah data yang sedang dikumpulkan telah sesuai dengan

parameter-parameter yang tepat atau tidak. Parameter-parameter

yang mejadi acuan yaitu kecepatan perahu, arah pergerakan

perahu, indikator alat bekerja atau terhubung, record len, trigger

interval, sampling frekuensi, posisi letak pangambilan data

dilakukan, serta banyaknya noise yang tertangkap alat saat

pengumpulan data.

Pengamatan arah perahu serta posisi perahu juga dilakukan

melalui komputer jinjing terpisah. Pengamatan ini dilakukan untuk

kepentingan navigasi, yaitu untuk mengetahui apakah perahu

bergerak sesuai dengan lintasan yang telah ditentukan saat

perencanaan atau tidak sesuai lintasan. Selain arah dan posisi

perahu, pengamatan ini juga memperlihatkan kecepatan perahu.

Dengan demikian navigator dapat mengendalikan kecepatan

perahu dengan benar juga. Walaupun komputer jinjing untuk

navigasi ini terpisah dengan komputer jinjing pengumpulan data,

akan tetapi keduanya terhubung dengan alat navigasi yang sama,

(21)

25

Muhammad Arief Hidayat, 2013

Interpretasi Stratigrafi Lapisan Dasar Laut Data Seismik Pantul Saluran Tunggal Pada Daerah Tanjung Penyusuk Perairan Bangka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3. Foto pengamatan perjalanan perahu

Gambar 3.3. memperlihatkan posisi perahu serta lintasan

yang akan dilaluinya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah

navigasi serta validitas data yang dikumpulkan. Pengamatan

navigasi perahu ini biasanya dilakukan di tempat nahkoda berada,

hal ini dikarenakan pergerakan perahu harus mengikuti lintasan

yang telah direncanakan. Pembuatan lintasan pengumpulan data

serta pengamatan navigasi saat pengumpulan data yang terlihat

pada gambar 3.3. menggunakan program Hydropro Navigation.

3.4.4. Pengumpulan Data Seismik

Pengumpulan data seismik biasanya dalam bentuk lembaran

catatan alat perekam seismik, akan tetapi saat ini akuisisi data

seismik sering menggunakan perangkat elektronik yang mampu

merekam dalam format digital. Data digital banyak digunakan saat

perahu

(22)

26

ini karena memudahkan dalam memproses serta menganalisis data

selanjutnya. Data seismik yang dikumpulkan biasanya dalam

format SEG-Y yang merupakan format standar yang biasa

digunakan dalam industri seismik.

3.4.5. Filtering

Filtering merupakan bagian dari memproses data. Pada

umumnya filtering data menggunakan metode band pass filter.

Band pass filter digunakan untuk membuang signal gelombang

akustik yang tidak dicari tetapi terekam oleh alat. Siynal

gelombang akustik yang tidak dicari atau diinginkan ini disebut

noise. Pada normalnya band pass filter menggunakan dua kontrol

bebas, satu untuk memotong frekuensi rendah (Low cut-off

frequency) dan yang satunya lagi memotong frekuensi tinggi (High

cut-off frequency).

Secara garis besar proses filtering meliputi tahapan-

tahapan berikut:

1. Data diubah dari domain waktu ke domain frekuensi dengan

menggunakan fast fourier transform (fft)

2. Membuang atau memotong data frekuensi rendah (Low cut-off

frequency) dan memotong data frekuensi tinggi (High cut-off

frequency).

3. Data kembali di ubah dari domain frekuensi ke domain waktu

(23)

27

Muhammad Arief Hidayat, 2013

Interpretasi Stratigrafi Lapisan Dasar Laut Data Seismik Pantul Saluran Tunggal Pada Daerah Tanjung Penyusuk Perairan Bangka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Gambar 3.4. Diagram alur filtering data

3.4.6. Interpretasi Data

Interpretasi data seismik pada penelitian ini dilakukan

dengan cara menginterpretasi data secara visual sesuai dengan

literatur yang ada. Interpretasi lapisan sedimen yang mengandung

konsentrat timah digambaran terdapat pada daerah dekat dengan

batuan dasar (bedrock) yang membentuk lembah sebagai

akumulasi daerah dengan berat jenis tinggi serta litologinya

merupakan sedimen fluvial berbutir kasar atau disebut sedimen

kuarter. Data yang diinterpretasi adalah data yang sudah dipeoleh

dari hasil akuisisi data di lapangan.

(24)
(25)

49

Muhammad Arief Hidayat, 2013

Interpretasi Stratigrafi Lapisan Dasar Laut Data Seismik Pantul Saluran Tunggal Pada Daerah Tanjung Penyusuk Perairan Bangka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu5

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berasarkan hail dari pembahasan dalam upaya menginterpretasikan

stratigrafi lapisan dasar bawah laut sebagai acuan penentuan titik bor dalam

mencari timah, maka diperoleh kesimpulan:

1. Ketebalan sedimen di bagian selatan rata-rata berkisar antara 2 - 9

meter bahkan dibeberapa tempat kurang dari 2 meter, dengan

kedalaman lembah purba berkisar antara 22 - 30 meter di bawah

permukaan air laut. Di bagian utara ketebalan sedimen berkisar antara

10-24 meter dengan kedalaman lembah purba berkisar antara 40 - 45

meter di bawah permukaan air laut.

2. Sungai purba banyak ditemukan pada daerah bagian utara daerah

eksplorasi dan sungai purba diperkirakan menuju ke arah utara.

3. Daerah yang menjadi tempat eksploitasi pengeboran timah berada di

daerah lebih ke Utara pada daerah eksplorasi ini, yaitu pada daerah

sepanjang koordinat 1,450o Lintang Selatan ke arah utara wilayah

penelitian.

5.2. Saran

Saran yang berkaitan dengan interpretasi stratigrafi data seismik

pantul saluran tunggal, yaitu :

(26)

50

1. Berdasarkan peta hasil interpretasi, disarankan agar penelitian

lanjutan dalam upaya pencarian timah dilakukan di sebelah utara

dari daerah eksplorasi ini. Hal ini dikarenakan sungai – sungai purba

terpotong di utara peta hasil interpretasi.

2. Dalam proses filtering disarankan penelitian selanjutnya dilakukan

filtering dengan manual dan dibandingkan dengan filtering

(27)

Muhammad Arief Hidayat, 2013

Interpretasi Stratigrafi Lapisan Dasar Laut Data Seismik Pantul Saluran Tunggal Pada Daerah Tanjung Penyusuk Perairan Bangka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Applied Acoustic Engineering Limited (2005). Fundamental of High Resolution

Seismic Surveying. United Kingdom.

Echols, J. M. (2007). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Evans, C.D.R. (1995). Shallow Seismic Reflection Profiles from The Waters of

East and Southeast Asia : An Interpretation Manual and Atlas. United

Kingdom : British Geological Survey.

Hansen, M. T. (2001-2004), matlab scrip t: plot wiggle / VA / image plot.

[Online]. Tersedia: tmh@gfy.ku.dk / thomas@cultpenguin.com

Kilvington, Russel. (2004). Guidelines of Good Practice for Hydrographic Survey

in New Zealand Port and Harbours. Maritime Safety Authority.

Ringis, Jhon (1986). Seismic Stratigrafi in Very High Resolution Shallow Marine

Seismic Data. Comitee for Co-ordination of joint Prospecting for Mineral

Resources in Asian Offshore Area, ASCOP/CCOP Technical Seketariat.

Usman, Ediar. (2009). A Comparison Of Major Elements Between Marine

Sediments And Igneous Rocks: As A Basic Determination Of The Sediment Source At Ujung Penyusuk Waters, North Bangka, Bangka Belitung Province. Marine Geological Institute of Indonesia. Volume 25

No. 1, June 2010

Gambar

Gambar 2.1 Skema pengambilan Data seismik
Gambar penampang seismik melalui mathlab lintasan cpsuk 2 trace 1-100
Gambar 3.1. Skema pemasangan alat akuisisi data
Gambar 3.2. Foto pengamatan data saat pengambilan data seismik pada lintasan cpsuk 2
+3

Referensi

Dokumen terkait