• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan inisiatif..., Raden Agus Sampurna, FT UI, 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Usulan inisiatif..., Raden Agus Sampurna, FT UI, 2009"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Minyak atsiri merupakan senyawa mudah menguap yang tidak larut dalam air yang berasal dari tanaman aromatik yang dibutuhkan dalam berbagai industri seperti dalam industri parfum, kosmetika, industri farmasi/ obat-obatan, industri makanan dan minuman. Menurut Rizal, Molide dan Jadzuli, Muhammad (2006:13)1 Indonesia memiliki 40 jenis dari 80 jenis tanaman aromatik penghasil minyak atsiri yang diperdagangkan dunia. Di antaranya adalah nilam, serai wangi, cengkih, jahe, pala, lada, kayu manis, cendana, melati, akar wangi, kenanga, kayu putih, kemuskus dan lain-lain. Dengan berbekal keberagaman kekayaan hayati yang dimiliki, Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara produsen penting dalam bisnis minyak atsiri dunia

Perkembangan industri pengolahan minyak atsiri di Indonesia berjalan agak lambat. Hambatan utama adalah kurang mampu bersaingnya produk yang dihasilkan industri minyak atsiri khususnya yang dilakukan oleh usaha mikro, kecil dan menengah pengolahan minyak atsri. Salah satu hambatan tersebut adalah mutu produk yang rendah yang terlihat dari banyaknya produk yang belum mencapai standar produk. Menurut Yuhono dan Suhirman, Shinta (2006:80)2 penyebab tingkat pencapaian rendemen produksi minyak atsiri yang dihasilkan oleh usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih sangat rendah, disebabkan oleh rangkaian proses penanganan usaha yang kurang profesional mulai dari sistem penanganan, waktu pemanenan, perlakuan pasca panen dan penangan bahan baku sampai proses pengolahan. Hal ini terjadi karena kurang dikuasainya pengetahuan akan standar pengolahan dan standarisasi produk dan teknologi proses. Selain itu pengetahuan

1 Rizal, Molide dan Djazuli, Muhammad. (2006). Strategi pengembangan minyak atsiri Indonesia.

Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Vol 28 no 5), Hal 13.

(2)

akan kemasan dan pemasaran oleh pelaku industri minyak atsiri juga merupakan hal yang penting dalam meningkatkan nilai tambah bagi pelaku industri minyak atsiri.

Secara umum, banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk menyediakan solusi untuk menangani hambatan tersebut. Salah satunya adalah dengan memberikan insentif untuk kegiatan riset maupun kajian tentang industri minyak atsiri yang melibatkan badan penelitian dan pengembangan dan perguruan tinggi. Sayangnya hasil riset tersebut kurang berhasil ditransfer kepada pelaku industri, sehingga hasil penelitian tidak terpakai dan tidak tercipta nilai tambah oleh pelaku industri industri. Salah satu penyebab kegagalan transfer pengetahuan tersebut adalah posisi pengetahuan (hasil riset dan ahli) yang tersebar dan tidak terpetakan serta belum adanya infrastruktur atau sistem yang memudahkan akses akan hasil riset/ kajian serta adanya sarana komunikasi dan konsultasi antara ahli/peneliti dengan pelaku industri. Salah satu solusi masalah transfer pengetahuan melalui hasil riset/kajian tersebut adalah dengan menerapkan manajemen pengetahuan yang melibatkan lembaga penelitian dan pengembangan dengan usaha mikro, kecil dan menengah pengolahan minyak atsiri. Untuk dapat menerapkan manajemen pengetahuan tersebut diperlukan langkah-langkah : pemetaan hasil riset/ kajian, analisa kompetensi yang perlu ditingkatkan usaha mikro, kecil dan menengah pengolahan minyak atsiri, serta pemilihan inisiatif manajemen pengetahuan yang tepat.

(3)

1.2 Diagram keterkaitan masalah

Gambar 1.1. Diagram Keterkaitan Masalah Penelitian

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan diagram keterkaitan masalah di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam tesis ini adalah perlu adanya pemetaan pengetahuan dan gap pengetahuan pada UMKM pengolahan minyak atsiri untuk memperoleh : Inisiatif manajemen pengetahuan yang memungkinkan akses transfer pengetahuan

(4)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain adalah diperolehnya inisiatif manajemen pengetahuan yang memungkinkan akses transfer pengetahuan eksternal melalui proses pemetaan pengetahuan dan gap pengetahuan

1.5 Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan adanya keterbatasan waktu dan sumber dana peneliti, maka peneliti membatasi masalah hanya pada :

1. Definisi UMKM mengacu pada undang-undang nomor 20 tahun 2008 2. Pelaku UMKM yang dilibatkan dalam penelitian ini khususnya adalah

sebanyak lima belas pelaku UMKM pengolahan minyak atsiri yang memiliki hasil uji produk untuk tiga jenis komoditas miyak atsiri

3. Pemilihan jenis komoditas minyak atsiri mengacu pada segi potensi pasar dan harga jual menurut data dewan asosiasi atsiri Indonesia (April 2009) yaitu akar wangi, pala dan nilam

4. Fokus pengetahuan yang akan dibahas dalam tesis ini adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mencapai standar mutu pada masing-masing jenis minyak atsiri

5. Penelitian hanya dilakukan dari fase strategis sampai pada fase model 6. Penelitian ini tidak sampai kepada pengukuran cost benefit analysis

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metodologi sebagaimana digambarkan pada gambar 2 dengan uraian sebagai berikut :

1. Identifikasi Permasalahan

Pada tahap ini dilakukan penentuan terhadap identifikasi permasalahan 2. Studi Pustaka

Pada tahap ini mencari dasar teori atas masalah yang telah teridentifikasi melalui studi literatur dan jurnal yang terkait

(5)

3. Perumusan Masalah

Pada tahap ini masalah yang telah teridentifikasi dan dengan dasar teori yang telah didapatkan, penulis melakukan perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: Terciptanya sistem manajemen pengetahuan antara lembaga penelitian dan pengembangan dengan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah pengolahan minyak atsiri

4. Perumusan Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, penelitian dilanjutkan pada tahap perumusan tujuan penelitian ini, yaitu : Terciptanya sistem manajemen pengetahuan antara lembaga penelitian dan pengembangan dengan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah pengolahan minyak atsiri

5. Pengumpulan data melalui pemberian kuesioner dan wawancara dengan pihak terkait, yang ditujukan untuk :

• Melihat kompetensi inti yang dibutuhkan pada masing-masing kategori minyak atsiri tersebut

• Melihat gap pengetahuan (perkompetensi inti) sesuai dengan masing-masing kategori minyak atsiri

• Mengidentifikasi sumber pengetahuan untuk kompetensi inti • Mengidentifikasi peta pengetahuan

6. Verifikasi kesesuaian data

Pada tahap ini dilakukan verifikasi apakah data yang didapatkan telah memunuhi untuk pengolahan data

7. Analisa data

Data yang telah diverifikasi diolah dan dianalisis sehingga bisa dijadikan bahan dalam penyusunan rancangan sistem manajemen pengetahuan 8. Perancangan

Pada tahap ini dilakukan perancangan dan pembuatan rancangan sistem manajemen pengetahuan berdasarkan hasil analisa data yang telah

(6)

9. Kesimpulan

Peneliti mengambil kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dilakukan

(7)

1.7 Sistematika Penelitian

Sistematika yang dipergunakan dalam penulisan penelitian ini mengikuti aturan standar baku penulisan tesis. Penulisan tesis ini dibuat dalam lima bab yang memberikan gambaran sistematis sejak awal penelitian hingga tercapainya tujuan penelitian.

Bab Pendahuluan berisi uraian tentang latar belakang pemilihan topik penelitian tesis ini, diagram keterkaitan masalah untuk melihat akar permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian sebagai solusi masalah yang telah dirumuskan, pembatasan masalah penelitian agar dapat memberikan solusi yang optimal, serta metodologi penelitian yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. Selanjutnya akan diuraikan bagaimana sistematika penulisan laporan yang dibuat.

Bab Tinjauan Pustaka menjelaskan teori tentang manajemen pengetahuan, hubungan interorganisasi, budaya profesi serta gambaran mengenai pihak terkait Seluruh teori dan konsep diperoleh dari studi literatur pada text book yang dijadikan referensi dan jurnal-jurnal internasional yang digunakan untuk mendukung studi penelitian dalam memahami permasalahan.

Bab Pengumpulan dan Pengolahan Data berisi tentang metodologi dalam mengumpulkan dan mengolah data yang diperlukan nantinya akan digunakan sebagai bahan analisa dalam bab berikutnya.

Bab Analisa Data berisi uraian tentang analisa dan intepretasi yang dapat diambil dari hasil pengolahan data sebelumnya. Uraian ini akan memberikan gambaran dalam menyusun peta pengetahuan dan gap pengetahuan untuk mendapatkan inisiatif manajemen pengetahuan

Bab Kesimpulan dan Saran berisi kesimpulan dari hasil perancangan system manajemen pengetahuan sesuai analisa data yang telah dikerjakan, serta saran-saran yang dapat dijadikan sebagai informasi dalam penelitian dan penggunaan selanjutnya.

Gambar

Gambar 1.1.  Diagram Keterkaitan Masalah Penelitian
Gambar 1.2. Diagram Alir Metodologi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pokok dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dalam pembangunan jalan di Nagari Pasir Talang Selatan Kabupaten Solok Selatan tersebut menerapkan

Bagi calon mahasiswa baru yang sudah dinyatakan diterima pada salah satu Fakultas/ Program studi di lingkungan Universitas Widyatama, tetapi bermaksud pindah dari program

• Kegiatan paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang ada, melakukan analisis situasi untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan

Teknik amplifikasi linguistik muncul pada penambahan kata ‘aku’ dalam penerjemahan kalimat ‘kaketemo ii ne’ sedangkan teknik partikularisasi dapat dilihat

Dalam hal ini dapat diketahu bahwa usaha utama pada bank ialah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan selanjutnya menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam

The HEINEKEN company carbon footprint calculation methodology covers all beverages produced by HEINEKEN operating companies: beer, cider and other beverages, bottled, canned and

Turbin francis adalah termasuk turbin jenis ini Gambar 17. Konstruksi turbin terdiri dari dari sudu pengarah dan sudu jalan, dan kedua sudu tersebut, semuanya

AMRINSYAH,