• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN, KESEHATAN, INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI PROVINSI ACEH : Suatu Analisis Data Panel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN, KESEHATAN, INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI PROVINSI ACEH : Suatu Analisis Data Panel"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN, KESEHATAN, INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

DI PROVINSI ACEH : Suatu Analisis Data Panel Sartiyah1

(sartysabang@unsyiah.ac.id)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pendidikan, kesehatan, investasi dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan data panel 23 daerah kabupaten/kota di Provinsi Aceh periode 2008-2013. Analisis dilakukan dengan Model Fixed Effect untuk mengestimasi ketepatan pengaruh variabel tersebut di atas terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil estimasi model, Harapan Hidup, Investasi dan Tenaga Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Lama pendidikan tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh. Pemerintah daerah Provinsi Aceh diharapkan lebih fokus dalam meningkatkan partisipasi sekolah hingga melebihi 12 tahun. Hal ini harus dilakukan, mengingat keberlanjutan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Provinsi Aceh tergantung pada kualitas sumberdaya manusia.

Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan

Abstract

This study was conducted to examine the effect of education, health, investment and employment to economic growth by using the data panel of 23 districts in Aceh province with the period 2008-2013. The analysis was performed with the Fixed Effect Model to estimate the accuracy of the influence of Reviews These variables on economic growth. The results of the model estimation, Life Expectancy, Investment and Labor positive and significant impact on economic growth. he results of model estimation, Education does not significantly affect the economic growth of the province. Provincial Government of Aceh is expected to be more focus in increasing enrollment to more than 12 years. This should be done, considering the sustainability of economic growth and development in Aceh province depends on the quality of human resources.

Keywords: Economic Growth, Education, Health

.

1 Sartiyah, SE, M.Si adalah Staf Pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia.

(2)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kesehatan dan pendidikan sumberdaya manusia saat ini diperhitungkan sebagai komponen penting bagi pertumbuhan dan pembangunan suatu negara dan wilayah serta menjadi input pada fungsi produksi agregat. Hal tersebut dikarenakan kesehatan dan pendidikan adalah salah satu syarat bagi peningkatan produksi dan produktivitas. Di samping itu pendidikan dan kesehatan juga dapat dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi atau pendapatan suatu negara. Peran gandanya baik sebagai input maupun output menempatkan kesehatan dan pendidikan sebagai komponen vital dalam pembangunan ekonomi (Todaro, 2003). Pengalaman studi di beberapa negara oleh Schultz (1961) menjelaskan bahwa investasi sumber daya manusia akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya itu menjadi lebih produktif dan merupakan salah satu cara untuk keluar dari perbudakan. Meningkatnya sumber daya manusia ini akan menjadikan manusia memiliki lebih banyak pilihan sehingga akan tercipta peningkatan kesejahteraan. Beberapa kegiatan yang menurut Schultz dapat memperbaiki kemampuan sumber daya manusia adalah pendidikan formal memiliki hubungan paling erat dengan peningkatan kemampuan sumber daya manusia.

Psacharopoulus (2002) juga membuktikan bahwa pendidikan dan kesehatan memberi pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Temuannya adalah peningkatan kesehatan, pendidikan dan nutrisi bukan hanya meningkatkan kemampuan diri, akan tetapi juga menjadi unsur penting dalam meningkatkan “modal manusia” di masa depan. Peningkatan pendidikan dan kesehatan secara umum memperbesar produktivitas dan kemampuan untuk meningkatkan pendapatan yang lebih tinggi baik sekarang maupun di masa depan. Bloom (2000, 2003 dan 2004) menjelaskan hasil analisis dengan menggunakan model fungsi produksi dengan memasukkan dua komponen modal manusia yaitu pengalaman kerja dan kesehatan, menemukan bahwa tingkat kesehatan yang baik berpengaruh positif, terukur dan signifikan terhadap produksi agrigat. Selanjutnya harapan hidup menjadi sangat penting perannya dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

(3)

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Aceh, pada tahun 2008 sebesar Rp 34.097.992.47 juta menjadi Rp 38.012.966,7 juta pada tahun 2013, sedangkan akumulasi modal manusia berupa tingkat pendidikan dan kesehatan yang ditunjukkan oleh Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Harapan Hidup (AHH), yang mengalami tren yang meningkat dari tahun 2008 hingga 2013. Secara rinci perkembangan PDRB, RLS, AHH, Investasi, dan Tenaga kerja ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1

Perkembangan PDRB, RLS, AHH, Investasi dan Tenaga kerja Provinsi Aceh, Tahun 2008-2014

Tahun PDRB (Juta Rp) RLS (Tahun) AHH (Tahun) Investasi (Ribu Rp) T Kerja (orang) 2008 34097992.47 8.50 68.5 11603276.02 1621998 2009 32219086.30 8.63 68.6 12358949.10 1732561 2010 33103082.84 8.81 68.7 14131101.19 1776254 2011 34704817.92 8.90 68.8 15932110.18 1852473 2012 36487880.11 8.93 68.9 17807743.90 1798547 2013 38012966.70 9.02 69.4 19846086.70 1824586 2014 32407743.73 9.16* 69.4* 21216022.53* 1931823 Sumber : BPS Provinsi Aceh 2014

* prediksi

Tabel 1 menunjukkan RLS tersebut tahun 2008 sebesar 8,50 meningkat menjadi 9,02 pada tahun 2013, AHH sebesar 68,50 tahun 2008 meningkat menjadi 69,40 pada tahun 2013, kualitas modal manusia ini sangat penting dalam perekonomian, di mana dengan semakin tinggi kualitas modal manusia, maka semakin meningkatkan produktivitas produksi agrigat dalam perekonomian. Jumlah investasi pada tahun 2008 sebesar Rp 11.603.276,02 ribu menjadi Rp 19.846.086,7 ribu pada tahun 2013. Selanjutnya Tenaga kerja yang bekerja pada tahun 2008 sebanyak 1.621.998 orang meningkat menjadi 1.824.586 orang pada tahun 2013.

Akumulasi modal manusia mengalami peningkatan pada tahun 2013 dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut ditunjukkan oleh Rata-rata Lama Sekolah (RLS) mencapai 9,02 tahun, dan Angka Harapan Hidup mencapai hampir 70 tahun. Semua ukuran tersebut mengalami tren yang meningkat dari tahun ke tahun. Kualitas manusia dalam perekonomian diukur dengan pendidikan dan

(4)

kesehatan dari penduduk produktif yaitu tenaga kerja yang bekerja dalam perekonomian. Tingkat pendidikan dan kesehatan di Provinsi Aceh setelah era konflik dan tsunami mengalami peningkatan, karena didukung oleh kebijakan pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan melalui anggaran pendidikan dan kesehatan yang terus meningkat.

Pembangunan ekonomi Provinsi Aceh digambarkan di atas di mana modal manusia, investasi dan tenaga kerja mengalami peningkatan, namun PDRB mengalami fluktuasi dengan pertumbuhannya dari tahun 2008 hingga 2013 yaitu 5,24 persen pada tahun 2008 dan masih negatif pada tahun 2009 yaitu sebesar -5,5, namun pada tahu 2010 hingga 2013 meningkat masing-masing sebesar 2,74 persen, 5,09 persen dan 5,20 persen (BPS dan BAPPEDA Aceh, 2014). Berdasarkan fakta ini, perlu dikaji dan dianalisis keterkaitan antara kualitas modal manusia investasi dan jumlah tenaga kerja yang bekerja terhadap produksi agrigat di Provinsi Aceh.

Bosworth, Collins dan Virmani (2007) dalam studinya menemukan bahwa, peningkatan tingkat pendidikan dan kesehatan mempunyai hubungan dan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini sesuai dengan konsep Millennium Development Goals (MDGs) terkait erat dengan tujuan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi, dan penurunan kemiskinan, dihubungkan dengan peningkatan Gross Domestic Product (GDP) suatu negara. MDGs di bidang pendidikan dan kesehatan penduduk sangat penting bagi peningkatan GDP, pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan suatu negara. Selama ini pada umumnya tidak semua tujuan tersebut menjadi kenyataan, dikarenakan setiap negara atau wilayah mempunyai peluang, hambatan dan permasalahan yang berbeda satu dengan lainnya.

Salah satu masalah nasional yang juga dihadapi oleh Provinsi Aceh adalah masalah ekonomi dan kependudukan yaitu modal manusia, investasi dan ketenagakerjaan, yang langsung atau tidak langsung terkait pada pencapaian pertumbuhan ekonomi daerah. Masalah tersebut sangat mendasar dalam upaya peningkatan kinerja perekonomian di Provinsi Aceh, terutama tingkat produksi agrigat yang hendak dicapai. Di satu sisi berbagai kebijakan dan upaya daerah untuk meningkatkan kualitas modal manusia yaitu pendidikan dan kesehatan

(5)

masyarakat, investasi dan penciptaan kesempatan kerja terus dilakukan, namun pertumbuhan ekonomi masih saja mengalami fluktuasi dan mengalami perlambatan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan mengambil judul: “Pengaruh Pendidikan, Kesehatan, Investasi dan Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Aceh : Suatu Analisis Data Panel”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan PDRB, kualitas pendidikan dan kesehatan, investasi dan penduduk bekerja di Provinsi Aceh?

2. Bagaimana pengaruh dan korelasi kualitas pendidikan dan kesehatan, investasi dan penduduk bekerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh?

1.3. Tujuan

Penelitian ini bertujuan mengkaji dan menganalisis pengaruh lama pendidikan yaitu rata-rata lama sekolah, tingkat harapan hidup, jumlah investasi dan jumlah tenaga kerja terhadap PDRB di Provinsi Aceh dari tahun 2008 hingga 2013.

1.4. Kegunaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi semua pihak yang berkepetingan tentang gambaran pengaruh pendidikan, kesehatan, investasi dan tenaga kerja dalam proses kinerja perekonomian di Provinsi Aceh.

1.5. Studi Kepustakaan

Output dan jasa suatu perekonomian berupa GDP bergantung pada jumlah input atau faktor-faktor produksi dan kemampuan untuk mengubah input menjadi output. Faktor-faktor tersebut merupakan sumber-sumber pertumbuhan yang berupa sumberdaya alam yaitu lahan, modal, modal manusia dan perkembangan teknologi. Jhingan (2003) menjabarkan bahwa secara umum faktor penentu pertumbuhan ekonomi dibedakan menjadi faktor ekonomi dan non ekonomi.

(6)

Faktor penentu ekonomi terdiri dari sumber alam, akumulasi modal atau investasi, organisasi, kemajuan teknologi, serta pembagian kerja dan skala produksi, Sedangkan faktor penentu non ekonomi yaitu faktor sosial, faktor manusia, faktor politik dan administrasi. Peningkatan seperti sumberdaya alam, modal manusia, investasi, organisasi, teknologi, pembagian kerja dan skala produksi berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi. Deliarnov (1995) menambahkan bahwa, pengaruh investasi atau akumulasi modal output nasional adalah positif artinya jika investasi meningkat, maka output nasional juga akan mengalami peningkatan. Sukirno (2006) juga menjelaskan bahwa aktivitas investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, output nasional dan kemakmuran rakyat.

Hubungan investasi, dan tenaga kerja dengan output nasional digeneralisasikan dalam fungsi produksi agregat menurut Mankiw et al dalam Stiglitz (2001) adalah : Y = F(A, K, H, L). Fungsi di atas dijabarkan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :

di mana : α > 0, β > 0 dan α + β < 1.

H adalah stok modal manusia, L adalah jumlah pekerja. Keahlian tenaga kerja disediakan dari 1 unit L dan beberapa jumlah H di mana H adalah sumberdaya manusia, akumulasi dari pendidikan dan pelatihan. Diasumsikan konstan dan kemajuan teknologi eksogen (A). Secara bersama-sama persamaan di atas mengimplikasikan bahwa constant return to scale terhadap K, H dan L, dan dalam bentuk logaritma menjadi :

Menurut Romer, model pertumbuhan endogen (endogeneous growth model) menjelaskan bahwa pertumbuhan pendapatan per kapita dalam perekonomian adalah: g – n = β / [1- α + β], dimana g adalah tingkat pertumbuhan output, n tingkat pertumbuhan populasi, β adalah perubahan tehnologi, dan α adalah elastisitas output terhadap modal baik modal manusia maupun modal kapital.

(7)

Hubungan input lama sekolah dan harapan hidup (H), investasi (K) dan tenaga kerja (L) secara grafik dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sumber: (Mankiw, 2007) dimodifikasi.

Gambar 1

Produksi Dengan Investasi, Modal Manusia dan Tenaga Kerja

Gambar di atas memggambarkan hubungan antara input produksi dengan produksi yang dihasilkan. Dimulai dari fungsi produksi pertama yaitu Y0

menggunakan input misalkan H0 menghasilkan produksi pada Y0 dengan

keseimbangan pada A. Dengan meningkatnya input maka fungsi produksi akan bergeser menjadi Y1 dan penggunaan faktor produksi memungkinkan untuk

meningkat, namun dapat juga tidak berubah sebesar H0. Hal ini terjadi pada faktor

modal manusia. Jika akumulasi modal manusia mengalami peningkatan, maka input akan berubah menjadi H1 dan produksi akan bertambah lebih besar menjadi

Y1, bukan pada Y*. Hal ini disebabkan oleh kemampuan tenaga kerja dalam

bekerja dan mengisi kesempatan kerja lebih banyak ketika skala produksi meningkat. Dalam mencari jawaban dari berbagai faktor yang berbeda dialami oleh berbagai negara pertumbuhan ekonomi para ahli ekonomi mengembangkan teori pertumbuhan endogen dengan mengembangkan Teori Solow. Romer (1990) lebih lanjut menjelaskan hubungan antara modal fisik dan akumulasi modal manusia dengan produksi dan produktivitas.

Y1= F (K1,H1,AL1) Y0= F (K0,H0,AL0) Y Input H H0 H1 Y1 Y0 Y* C A B

(8)

1.6. Penelitian Sebelumnya

Secara umum faktor penentu pertumbuhan ekonomi dibedakan menjadi faktor ekonomi dan non ekonomi. Faktor penentu ekonomi terdiri dari sumber alam, akumulasi modal atau investasi, organisasi, kemajuan teknologi, serta pembagian kerja dan skala produksi, Sedangkan faktor penentu non ekonomi berupa yaitu faktor sosial, faktor manusia, faktor politik dan administrasi. Peningkatan seperti sumberdaya alam, modal manusia, investasi, organisasi, teknologi, pembagian kerja dan skala produksi berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi (Jhingan : 2003). Deliarnov (1995) menambahkan bahwa, pengaruh investasi atau akumulasi modal output nasional adalah positif artinya jika investasi meningkat, maka output nasional juga akan mengalami peningkatan. Sukirno (2006), juga menekankan bahwa aktivitas investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, output nasional dan kemakmuran rakyat.

Penelitian terdahulu yang mendukung kajian analisis pengaruh modal manusia, pendidikan dan kesehatan investasi dan jumlah tenaga kerja berdampak kepada pertumbuhan ekonomi dapat diperoleh di banyak negara. Dalam bidang pertanian, Birdsall (1993) menggunakan data Malaysia, Ghana dan Peru menemukan bahwa di setiap tahun seorang petani yang belajar sekolah ekstra pada setiap tahunnya dalam meningkatkan outputnya 2 hingga 5 persen. Bils dan Klenow (2000), Self dan Grabowski (2004) menemukan pendidikan berkorelasi positif dengan tingkat pertumbuhan per kapita Produk Domestik Bruto di seluruh negara. Hasil temuan empiris pendidikan berbeda di tingkat lintas negara adalah karena adanya berpengaruh outlier dan kesalahan pengukuran model. Selanjutnya dengan menggunakan data time series, Haldar (2009) telah mengamati bahwa di antara tiga model pertumbuhan yaitu modal fisik, modal manusia dan pertumbuhan yang dipicu ekspor, menunjukkan bahwa akumulasi modal manusia yang dipimpin model pertumbuhan yang lebih relevan dengan perekonomian India. Selain berdampak langsung terhadap produktivitas, pendidikan juga berdampak kepada kegiatan inovasi dan peningkatan teknologi yang digunakan dalam produksi.

(9)

Pengalaman terdahulu menjelaskan hubungan antara kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi terjadi dari kesehatan untuk pertumbuhan dan terdapat perkembangan literatur tentang ini. Alleyne (2009) mengidentifikasi empat tahapan evolusi dalam literatur tentang hubungan antara kesehatan dan pertumbuhan ekonomi. Pertama melibatkan periode ketika hubungan itu dirasakan adanyal efek penyakit terhadap produktivitas tenaga kerja, terutama pada individu, sehingga membuat fokus kebijakan yang akan berkonsentrasi pada pengurangan penyakit. Kedua adalah pendekatan retrospektif sejarah, yang menggambar hubungan antara status kesehatan dan kemajuan ekonomi dari waktu ke waktu di negara atau daerah. Ketiga yang muncul pada 1990-an melibatkan pendekatan modal manusia dimana kesehatan dijaga sebagai aset produktif berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, sebagaimana dilakukan pada pendidikan.

Pada awal 2000-an, fokus bergeser ke hubungan antara makroekonomi dan kesehatan. Hal tersebut dapat diidentifikasi sebagai sebab akibat dan menjadi resep kebijakan untuk meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan ekonomi. Hubungan kesehatan dan pertumbuhan ekonomi tersebut dijelaskan oleh Strauss dan Thomas (1998) dalam studinya bahwa peningkatan nutrisi dan kesehatan penting perannya dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan masyarakat di suatu negara. Schultz (2000), dalam studinya terhadap data Ghana, Brasil, dan Vietnam menemukan korelasi antara kesehatan dengan perolehan pendapatan tenaga kerja. Mankiw (2007) menambahkan ada hubungan yang erat antara penduduk bekerja dengan pertumbuhan ekonomi, semakin besar jumlah penduduk bekerja maka semakin besar sumbangannya terhadap jumlah produksi dalam perekonomian. Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan meningkat disebabkan penduduk bekerja menjadi faktor pendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat.

Jamison et al. (2004), menggunakan data dari lebih dari 50 negara berkembang dan negara maju, menyimpulkan bahwa peningkatan kesehatan menyumbang sekitar sepersepuluh dari pertumbuhan ekonomi pada periode 1965-1990. Negara-negara dengan tingkat awalnya yang tinggi untuk bertahan hidup dewasa biasanya mencapai kontribusi yang lebih sederhana untuk tingkat pertumbuhan mereka dari perbaikan kesehatan daripada negara-negara dengan

(10)

tingkat kelangsungan hidup dewasa pada awalnya lebih rendah. Jamison, menemukan bahwa sumber-sumber pertumbuhan pendapatan didominasi oleh peningkatan modal fisik (67 persen dari total pertumbuhan), dan perbaikan pendidikan (14 persen) dan peningkatan kesehatan (11persen) merupakan pangsa penting.

Secara mikro Fukui dan Iwamoto (2003) meneliti usia kerja (30-54 tahun) di Jepang laki-laki dengan menggunakan data dari survei komprehensif tahun 1989, 1992 dan 1995, memperkirakan bahwa sekitar satu persen dari total pendapatan yang hilang terjadi karena kesehatan yang buruk. Penulis lain juga menemukan indikator yang subjektif seperti pembatasan kerja atau negara kesehatan diri dinilai menampilkan hubungan yang lebih jelas dengan pendapatan dan partisipasi angkatan kerja dari yang lebih objektif. Temuan tersebut dilakukan oleh Andren dan Palmer (2001) meneliti tenaga kerja berusia 16-64 tahun dan menemukan bahwa orang yang sehat di tahun berjalan, tapi yang memiliki penyakit jangka panjang dalam lima tahun sebelumnya memiliki pendapatan yang lebih rendah di tahun-tahun berikutnya dibandingkan orang tanpa penyakit jangka panjang. Hasil penelitian lain oleh Jamison et al. (2004), menggunakan data dari lebih dari 50 negara berkembang dan negara maju, menyimpulkan bahwa peningkatan kesehatan (yang diukur dengan tingkat kelangsungan hidup dewasa) menyumbang sekitar sepersepuluh dari pertumbuhan ekonomi pada periode 1965-1990. Negara-negara dengan tingkat awal ekonominya tinggi untuk bertahan hidup biasanya memberi kontribusi yang lebih rendah untuk tingkat pertumbuhan, yaitu dari perbaikan kesehatan dari negara-negara dengan tingkat kelangsungan hidup yang awalnya lebih rendah. Sumber-sumber pertumbuhan pendapatan adalah peningkatan modal fisik mendominasi, namun perbaikan pendidikan dan kesehatan menjadi pangsa yang juga penting.

Selain pendidikan dan kesehatan, tenaga kerja dan investasi juga mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. sebagaimana Sarwono (2016), dalam studinya di Wilayah Pantura Barat Provinsi Jawa Tengah menjelaskan bahwa selain faktor modal manusia berupa Indeks Pembangunan Manusia, tenaga kerja dan investasi juga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, masing-masing sebesar 0,199316 persen,

(11)

0,165086 persen, dan 0,0013066 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Wahyuni (2014) melakukan analisis data panel terhadap kabupaten/kota di Provinsi Bali, menyimpulkan bahwa investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Bali. pengeluaran pemerintah, investasi dan pertumbuhan ekonomi juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesenjangan pendapatan kabupaten/kota di Provinsi Bali.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk data panel yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh. Adapun jenis-jenis data variabel yang diamati adalah data Rata-Rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup, Investasi dan Jumlah Tenaga Kerja di Provinsi Aceh. Data kabupaten kota tersebut merupakan komponen cross section dalam pemilihan lokasi studi dan time series yang digunakan dari tahun 2004 hingga 2013. Objek penelitian adalah seluruh daerah kabupaten kota yaitu sebanyak 23 daerah kabupaten kota di Provinsi Aceh.

Untuk menjawab tujuan penelitian ini digunakan Model Regresi Linear Berganda yang menjelaskan hubungan variabel dari pembangunan manusia yaitu Rata-Rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup, Investasi dan Tenaga Kerja dengan PDRB. Untuk mengetahui dampak perubahan setiap variabel penjelas tersebut terhadap PDRB. Fungsi persamaan dalam penelitian ini sebagai berikut :

(1)

Di mana PDRB adalah Produk Domestik Regional Bruto (output), α adalah Total Factor Productivity (TFP); RLS adalah Rata-rata Lama Sekolah; AHH adalah Angka Harapan Hidup; INVEST adalah jumlah investasi; dan TK adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja. Koefisien β1, β2, β3 dan β4 adalah koefisien elastisitas dari masing-masing variabel yaitu RLS, AHH, INVEST dan TK, μ adalah error term. Koefisien estimasi diharapkan adalah : α, β1 β2 β3 β3> 0.

Persamaan di atas dikonversi dalam bentuk logaritma persamaan data panel sebagai berikut :

(12)

(2)

keterangan:

βoi : konstanta dan intersep kabupaten kota i

βi : slope atau koefisien dari variabel RLS, AHH, INVEST dan TKERJA

PDRBit : Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

(ADHK) tahun 2000 kabupaten kota i tahun t;

RLSit : Rata-rata Lama Sekolah penduduk di kabupaten kKota i tahun t

AHHit : Angka Harapan Hidup penduduk di kabupaten kota i tahun t;

INVESTit : Investasi berupa PMTB (Penanaman Modal Total Bruto) di kabupaten

kota i tahun t,

TKERJAit : Jumlah tenaga kerja bekerja di kabupaten kota i tahun t

µit : error term

i : 1,2,...,23 (23 daerah kabupaten kota di Provinsi Aceh) t : 1,2,..., 6 (jumlah tahun, yaitu dari tahun 2008 – 2013)

Model residual data panel yang digunakan dalam analisis ini adalah Common Effect Model, dan Fixed Effect Model. Common Effect Model mengasumsikan bahwa setiap unit individu memiliki intersep dan slope yang sama (tidak ada perbedaan pada dimensi kerat waktu). Sedangkan Fixed Effect Model mengasumsikan intersep antar kelompok individu berbeda, slope dianggap sama dan menganalisis perbedaan intersep antara individu namun sama antar waktu. Hal ini terlihat dari subcript i pada βoi . Perbedaan intersep tersebut

menggunakan dummy variabel sebagai berikut :

(3)

Pengujian model analisis hanya dilakukan dengan Uji Chow atau Likelihood Test Ratio dilakukan untuk memilih model yang tepat bagi analisis diantara Common Effect Model dan Fixed Effect Model. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 dan H0 ditolak, dan Fixed Effect Model lebih tepat digunakan,

(13)

Common Effect Model yang digunakan dalam analisis estimasi model. Penulis tidak menggunakan Random Effect Model pada penelitian ini, disebabkan dengan harapan dengan dua model sebelumnya akan diperoleh hasil analisis yang tepat. Selanjutnya dilakukan uji secara serempak (Uji F), Uji kesesuaian model (R2), dan uji secara parsial (Uji t), (Juanda dan Junaidi, 2012).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil estimasi regres data panel digunakan dengan Model Common Effect dan Model Fived Effect. Adapun hasil estimasi dengan Model Common Effect ditunjukkan oleh Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2

Hasil Estimasi Model Common Effect

Variabel Koeffisien Std. Error t-Statistic Prob. Rata-rata Lama Sekolah 0.870360 0.325613 2.672993 0.0085 Angka Harapan Hidup -0.117774 0.201112 -0.585613 0.5591 Investasi 0.692391 0.043074 16.07460 0.0000 T Kerja 0.319219 0.048778 6.544336 0.0000 R-squared 0.837700 Mean dependent var 6.006065 Adjusted R-squared 0.834066 S.D. dependent var 0.381941 S.E. of regression 0.155583 Akaike info criterion -0.854713 Sum squared resid 3.243629 Schwarz criterion -0.769865 Log likelihood 62.97519 Hannan-Quinn criter. -0.820233 Durbin-Watson stat 0.175032

Sumber : Hasil olah data dengan Eviews

Hasil estimasi persamaan regresi Common Effect Model di atas menunjukkan tidak ada nilai kostanta. Koefisien dari Rata-rata Lama Sekolah, Investasi dan jumlah Tenaga Kerja mempunyai koefisien positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh. Angka Harapan Hidup negatif, namun tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Model ini tidak menggunakan variabel Dummy untuk menjelaskan perbedaan di antara individu daerah dan waktu, artinya seluruh daerah mempunyai pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa analisis dengan Model Common Effect ini tidak dapat menjelaskan perbedaan efek individual antara objek daerah yang dianalisis.

(14)

Nilai statistik R2 pada Model Common Effect sebesar 0,834066 menunjukkan bahwa Rata-rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup, Investasi dan jumlah tenaga kerja mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sebesar 83,41 persen, sedang variabel di luar model mempengaruhi pertumbuhan sebesar 16,59 persen. Selanjutnya nilai statistik Durbin-Watson sebesar 0,175032 menunjukkan tidak terjadi multikolinieritas antar variabel yang dianalisis.

Regresi data panel dengan Model Fixed Effect menunjukkan ciri khas di mana terdapat perbedaan pada Dummy intersept setiap daerah yang menjadi objek penelitian. Hasil estimasi regresinya ditunjukkan oleh Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3

Hasil Estimasi Model Fixed Effect

---

Variabel Koefisien Std. Error t-Statistic Prob.

Konstanta -5.317769 2.369313 -2.244435 0.0268 Rata-rata Lama Sekolah 0.122473 0.262880 0.465890 0.6422 Angka Harapan Hidup 5.707677 1.365767 4.179099 0.0001 Investasi 0.149858 0.023414 6.400372 0.0000 T Kerja -0.025356 0.031441 -0.806487 0.4217 --

R-squared 0.997481 Mean dependent var 6.006065 Adjusted R-squared 0.996891 S.D. dependent var 0.381941 S.E. of regression 0.021298 Akaike info criterion -4.686840 Sum squared resid 0.050349 Schwarz criterion -4.114116 Log likelihood 350.3920 Hannan-Quinn criter. -4.454099 F-statistic 1690.330 Durbin-Watson stat 0.646557 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Hasil olah data dengan Eviews

Hasil estimasi persamaan regresi Model Fixed Effect di atas menunjukkan bahwa konstanta bernilai negatif. Hal ini berarti secara nyata terjadi perbedaan konstanta antar daerah kabupaten kota, setelah diperhitungkan dengan nilai Dummy intersept terhadap masing-masing daerah seperti ditunjukkan pada Tabel 4. Selanjutnya Angka Harapan Hidup dan Investasi positif dan signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dengan tingkat signifikan. Hal ini berarti jika terjadi peningkatan dalam Angka Harapan Hidup dan Investasi, maka akan menyebabkan peningkatan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar koefisiennya masing-masing, demikian sebaliknya jika terjadi penurunan dalam Angka

(15)

Harapan Hidup dan Investasi, maka akan menyebabkan penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pendidikan berupa Rata-rata Lama Sekolah dan Tenaga Kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi.

Nilai statistik R2 Model Fixed Effect sebesar 0,99689. Angka tersebut menunjukkan bahwa Rata-rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup, Investasi dan jumlah Tenaga Kerja mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sebesar 99,69 persen, sedang variabel di luar model mempengaruhi pertumbuhan sebesar 1,31 persen. R2 pada Model Fixed Effect ini lebih besar dari pada R2 pada Model Common Effect sebesar 83,41 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Model Fixed Effect lebih baik dari pada Model Common Effect. Selanjutnya nilai statistik Durbin-Watson sebesar 0.646557 menunjukkan tidak terjadi multikolinieritas antar variabel yang dianalisis.

Nilai konstanta sebesar -5,317769 dan nilai Dummy intersept akan menjelaskan adanya perubahan terhadap variabel bebas yang mempengaruhi pertumbuhan diantara daerah kabupaten kota di Provinsi Aceh. Sebagai contoh Kota Sabang nilai Dummy intersept sebesar -0,654458 sehingga intersep Kota Sabang secara individual menjadi sebesar -5.972227 dari (-0,654458 5,317769), dan untuk Kabupten Aceh Utara intersepnya sebesar sebesar 4,780391 atau sebesar - 4,780391 atau (0,537378 5,317769). Lebih lengkap dan rinci Dummy Intersept yang berbeda setiap daerah kabupaten kota di Provinsi Aceh hasil estimasi ditunjukkan pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4

Dummy Intersept Daerah terhadap Konstanta Hasil

Analisis dari Kabupaten Kota

Kabupaten/Kota

Dummy

Intersept Kabupaten/Kota

Dummy Intersept Sabang -0.654458 Aceh Barat Daya 0.011262 Aceh Jaya -0.499658 Aceh Tengah 0.030274 Subulussalam -0.398656 Aceh Tamiang 0.150994 Simeulue -0.257917 Aceh Selatan 0.187705 Gayo Lues -0.249453 Aceh Selatan 0.188180

Singkil -0.127527 Bireuen 0.217300

Langsa -0.119410 Aceh Besar 0.247869

Pidie Jaya -0.114696 Aceh Timur 0.337856 Aceh Tenggara -0.096895 Banda Aceh 0.355598 Aceh Barat Daya -0.096850 Lhokseumawe 0.444764 Bener Meriah -0.054029 Aceh Utara 0.537378

nagan Raya -0.039630

(16)

Tabel 4 di atas menunjukkan nilai Dummy Intersept setiap daerah diurut dari nilai yang terendah hingga tertinggi. Nilai terendah terjadi pada Kota Sabang sebesar -0,654458 dan tertinggi terjadi di Kabupaten Aceh Utara. Nilai dummy intersept ini akan mempengaruhi variabel bebas terhadap pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

Untuk menentukan model yang terbaik dalam penelitian ini ditentukan nilai output Chow Test. Hasil output dimaksud ditunjukkan pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5

Output Eviews Chow Test Terhadap Model Fixed Effect

dengan Model Common Effect

Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 319.897273 (22,111) 0.0000 Cross-section Chi-square 574.792245 22 0.0000

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. Konstanta 0.499652 2.505208 0.199445 0.8422 Rata-rata Lama Sekolah 0.901991 0.363238 2.483199 0.0143 Angka Harapan Hidup -0.422301 1.540154 -0.274194 0.7844 Investasi 0.698135 0.051942 13.44069 0.0000 T Kerja 0.318744 0.049011 6.503457 0.0000 R-squared 0.837748 Mean dependent var 6.006065 Adjusted R-squared 0.832869 S.D. dependent var 0.381941 S.E. of regression 0.156144 Akaike info criterion -0.840519 Sum squared resid 3.242659 Schwarz criterion -0.734459 Log likelihood 62.995830 Hannan-Quinn criter. -0.797419 F-statistic 171.678600 Durbin-Watson stat 0.177136 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Hasil olah data dengan Eviews

Pengujian menggunakan Chow Test/Likelihood Ratio Test, yaitu : H0 : Model mengikuti common effect

H1 : Model mengikuti fixed effect

Hasil output eviews menunjukkan F Test dan Chi-square signifikan (p-value 0,0000 dan 0,0000 lebih kecil dari 5 persen), sehingga H0 ditolak, oleh

karena itu Model Fixed Effect lebih baik dibandingkan Model Common Effect digunakan untuk menganalisis model dalam penelitian ini. Hal ini sebelumnya

(17)

juga didukung oleh nilai R2 pada Model Fixed Effect lebih besar dibandingkan dengan R2 pada Model Common Effect.

IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Analisis model pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh menemukan bahwa Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Hidup dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, namun Rata-rata Lama Sekolah lebih rendah pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan Angka Harapan. Hal ini berarti kontribusi dari pendidikan masih tertinggal dibandingkan dengan kontribusi kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan Tenaga Kerja tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh.

3. Berdasarkan nilai Dummy Intersept pada Model Fixed Effect, dapat disimpulkan bahwa jika terjadi perubahan semua variabel bebas dalam penelitian ini baik antar daerah maupun antar waktu, maka pertumbuhan ekonomi daerah yang bersangkutan akan mendapat pengaruh secara individu sebesar (Dummy Intersept+Konstanta). Hal ini berarti pengaruh variabel bebas terhadap pertumbuhan ekonomi antara daerah satu dengan daerah yang lain akan berbeda.

Saran

Dari hasil penemuan penelitian ini, disarankan kepada penentu dan pengambil kebijakan untuk memberikan perhatian yang khusus terhadap pendidikan untuk meningkatkan wajih belajar dan lama bersekolah bagi penduduk usia sekolah. Selanjutnya meningkatkan daya saing daerah untuk meningkatkan investasi dalam mempengaruhi kinerja perekonomian di Provinsi Aceh yang saat ini masih relatif rendah pertumbuhannya. Perbaikan dan peningkatan sarana prasarana pendidikan diharapkan akan terjadi peningkatan pertumbuhan rata-rata lama sekolah, harapan hidup, tenaga kerja dan investasi di

(18)

Provinsi Aceh. Jika tingkat pendidikan dan kesehatan yang semakin tinggi di masa depan memungkinkan kontribusi tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Di samping pendidikan dan kesehatan dapat meningkatkan pengaruh tambahan tidak hanya meningkatkan daya kerja tenaga kerja yang bersangkutan terhadap produksi, namun jika terjadi peningkatan investasi, maka dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Andren, D. and Palmer, E. (2001), The effect of sickness on earnings, Working Papers in Economics No 45, Departmentof Economics, Gothenburg University (http://www.handels.gu.se:81/epc/archive/00002222/01 /gunwpe0045 .pdf).

Alleyne, George (2009) ‘Health and Economic Growth: Policy Reports and the Making of Policy’. In: Spence, Michael and Maureen Lewis (Eds.) Health and Growth. Washington, DC: The International Bank for Reconstruction and Development /The World Bank.

Bhargava, A. (2001), „Nutrition, health, and economic development: some policy priorities‟, Commission on Macroeconomics and Health Working Paper Series, Paper No WG1:14.

Bils, M. and Klenow, P. J. (2000), Does Schooling Cause Growth?. The American Economic Review. 90(5), pp. 1160-1183.

Birdsall, N., Ross, D., & Sabot, R. (1995). Inequality and growth reconsidered: lessons from East Asia. World Bank Economic Review, 9.

Bloom, David E, David Canning dan Jaypee Sevilla, (2004). The Effect of Health on Economic Growth: A Production Function Approach. Elsevier, World Development Vol. 32, No. 1, pp. 1–13.

Bloom, D., & Canning, D. (2000). The health and wealth of nations. Science, 287, 1207–1209.

Bloom, D., & Canning, D. (2003). The health and poverty of nations: from theory to practice. Journal of Human Development, 4(1), 47–71.

Bosworth, B., Collins, S.M. and Virmani, A. (2007) Sources of Growth in the Indian Economy, NBER Working Papers 12901, National Bureau of Economic Research, Inc.

(19)

BPS dan BAPPEDA (2014). Informasi Pembangunan: Aceh Dari Masa ke Masa Provinsi Aceh.

Fukui, T. and Iwamoto, Y. (2003), An estimation of earning losses due to health deterioration.

Haldar, S.K., (2009), „Economic Growth in India Revisited: An Application of Cointegration and Error Correction Mechanism. South Asia Economic Journal, 10(1), pp.105-126.

Jamison, D., Lau, L. dan Wang, J. (2004), Health’s contribution to economic growth in an environment of partially endogenous technical progress, Disease control priorities project, Working Paper No 10, Bethesda, Maryland: Fogatry International Centre, NIH (www.fic.nih.gov/dcpp). Jhingan, M L. 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Edisi Pertama.

Raja Grafindo Persada. Jakarta

Juanda, Bambang dan Junaidi. 2012. Ekonometrika Deret Waktu :Teori dan Aplikasi. Cetakan Pertama. Penerbit IPB Press, Kampus IPB Taman Kencana Bogor.

Mankiw, N.Gregory. 2007. Makro ekonomi, Harvard University. Eighth Edition. Jakarta: Penerbit Erlangga

Psacharopoulus, George. & Patrinos, Harry Anthony. (2002). Return to Investment in Education, A Furthure Update. Policy Reasearch Working Paper 2881. The World Bank Latin America and The Caribbean Region. Romer,P (1990). Endogenous Tecnological Change. Journal of Political

Economy. S71-S102.

Sarwono, S. (2016). Analysis of Economic Growth Factors in West Pantura Areas of Central Java. JEJAK: Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan, 9(1), 145-158. Schultz, T. Paul. (2000). Productive Benefits of Improving Health: Evidence from

Low-Income Countries, Yale University Mimeo.

Self, S. dan Grabowski, R. (2004), „Does education at all levels cause growth? India, a case study. Economics of Education Review, 23, pp. 47-55.

Strauss, John & Duncan Thomas (1998). Nutrition, and Economic Development Journal of Economic Literature, Vol. 36, No. 2., pp. 766-817.

Sukirno, Sadono (2006). Ekonomi Pembangunan (Proses, Masalah, dan Dasar Kebijaksanaan). Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.

Todaro, Michael P. 2003. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Alih Bahasa: Aminuddin dan Drs.Mursid. Jakarta: Ghalia Indonesia.

(20)

Wahyuni, I Gusti Ayu Putri. Made Sukarsa dan Nyoman Yuliarmi (2014). Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Investasi TerhadapPertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan Pendapatan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 3.8 (2014) :458-47.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif asosiatif, menurut Sugiyono (2014) penelitian ini mencari hubungan atau pengaruh satu atau dua variable terhadap variable

Berdasarkan hasil uji faraday cup sebagai sensor pengukuran profil berkas elektron dari sumber elektron tipe pierce menunjukkan bahwa sensor profil berkas elektron

Implikasi penting penelitian ini adalah dibuktikannya beberapa hasil penelitian terdahulu terkait dengan kepemimpinan, perilaku kerja, dan kinerja karyawan.

Hasil penelitian efek hepatoprotektif serbuk kering teripang emas ( Stichopus variegatus ) dapat disimpulkan bahwa pemberian serbuk kering teripang emas ( Stichopus

Pendapat Ghozali (2013: 98), pengujian statistik T menyatakan sejauh mana pengaruhnya sebuah variabel bebas secara parsial dalam menjelaskan varians dari

Perkembangan Teknologi Ekstrasi Nikel Berdasarkan data referensi dan tabulasi perhitungan pada bagian lampiran 2, terlihat harga total bahan bakar terendah terdapat pada

5 Maka penelitian kualitatif dalam karya sastra lebih memperhatikan pada makna yang terkandung dalam setiap interaksi yang dilakukan seseorang dengan orang lain, bagaimana sikap

Syarifullah Dio.(2014), Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendidikan, dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Provinsi Banten