• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN. menggunakan metode jaringan saraf Kohonen Self Organizing Maps (SOM).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN. menggunakan metode jaringan saraf Kohonen Self Organizing Maps (SOM)."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diberikan beberapa penjelasan mengenai

pengelompokkan kecamatan berdasarkan indikator pemerataan pendidikan dengan

menggunakan metode jaringan saraf Kohonen Self Organizing Maps (SOM).

4.1 Proses Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu 27 kecamatan

dengan 5 indikator pemerataan pendidikan diantaranya Angka Partisipasi Kasar

(APK) tingkat SMP/sederajat dan tingkat SMA/sederajat, Angka Partisipasi

Murni (APM) tingkat SD/sederajat, dan Angka Melanjutkan (AM) tingkat

SD/sederajat dan tingkat SMP/sederajat yang diperoleh dari Dinas Pendidikan

Kabupaten Lamongan tahun 2009. Data digunakan untuk melakukan pelatihan

dan pengujian menggunakan metode Kohonen SOM. Data tersebut dapat dilihat

pada Lampiran 2.

4.2 Prosedur Jaringan Saraf Tiruan Kohonen SOM

Pada metode Kohonen SOM terdapat 2 tahap yaitu pelatihan (training)

dan pengujian (testing) data. Pelatihan bertujuan untuk memperoleh bobot optimal

yang nantinya akan digunakan sebagai inisialisasi bobot pada tahap kedua yaitu

pengujian.

(2)

Jaringan saraf tiruan yang meliputi proses pelatihan dan pengujian data

dengan metode Kohonen SOM secara umum akan dijelaskan pada bagian berikut.

a. Prosedur Pelatihan Data Menggunakan Metode Kohonen SOM

Pada proses pelatihan dilakukan update bobot hingga dicapai bobot

optimal. Update bobot dilakukan dengan mengubah parameter awal yaitu laju

pembelajaran (

), penurunan laju pembelajaran (

), iterasi maksimum (maxepoh),

serta jumlah kelompok (K). Prosedur pelatihan dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Prosedur Pelatihan Data Menggunakan Metode Kohonen SOM

{

Input set training (); Inisialisasi bobot (); Input parameter ();

for epoh = 1 to maxepoh

for data = 1 to jmlh_data

for kelompok = 1 to jmlh_kel

Pencarian jarak minimum antara bobot dengan data ();

Pembaharuan bobot();

If (stopping condition);

Epoh = maxepoh

End if

Penurunan laju pembelajaran();

Next data Next epoh

}

(3)

b. Prosedur Pengujian Data Menggunakan Metode Kohonen SOM

Proses pengujian digunakan untuk menentukan apakah pengelompokan

yang diperoleh dari proses pelatihan sudah optimum atau belum. Pengelompokan

dikatakan optimum jika pada tahap pengujian telah memiliki nilai Indeks Dunn

maksimum. Prosedur pengujian dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Prosedur Pengujian Data Menggunakan Metode Kohonen SOM

input set testing;

inisialisasi bobot dari training data; input parameter;

pencarian jarak minimum antara bobot dengan data; IndeksDunn;

kelompok terbaik;

Gambar 4.2 Prosedur Pengujian

4.2.1 Prosedur Input Pelatihan

Berdasarkan prosedur pelatihan diatas dapat dijelaskan bahwa dilakukan

inputan yang digunakan dan proses yang akan dijalankan. Inputan yang digunakan

adalah sebagai berikut : jmlh_kec adalah jumlah kecamatan yang ada di kabupaten

Lamongan, jmlh_ind adalah jumlah indikator pemerataan pendidikan, jmlh_kel

adalah jumlah kelompok, laju pembelajaran dan penurunan laju pembelajaran

merupakan inisialisasi parameter untuk meng-update bobot selama pelatihan dan

maxepoh adalah iterasi maksimum. Selanjutnya dilakukan proses terhadap inputan

(4)

Prosedur Input Pelatihan

{

jmlh_kec=jumlah kecamatan; //jumlah kecamatan

jmlh_ind=jumlah indikator; //jumlah indikator

=alpha //alpha

a=dec alpha //penurunan alpha

maxepoh=iterasi maksimum; //batas iterasi

for i=1 to jmlh_ind

for p=1 to jmlh_kec

X(p,i); //input

next p next i

}

Gambar 4.3 Prosedur Input Pelatihan

4.2.2 Inisialisasi Bobot

Pada prosedur ini akan ditentukan nilai dari masing-masing bobot W[i][j] .

Bobot W[i][j]

adalah bobot antara indikator ke-i dan kelompok ke-j yang diambil

dari nilai random [0,1]. Prosedur inisialisasi bobot dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Prosedur inisialisasi bobot ()

{ for(i=1;i<=jmlh_ind;i++) for(j=1;j<=jmlh_kel;j++) W[i][j]=bil_random(); next j next i }

(5)

4.2.3 Pencarian Jarak Minimum

Pada proses pencarian jarak minimum, setiap bobot W[i][j] dikurangi unit

X

[p][i]. Dengan menggunakan rumus

D(p,j) =

dicari jarak

antara bobot dengan data input, setelah itu mencari jarak minimum dari jarak

tersebut. Keseluruhan proses pencarian jarak minimum tersebut dapat dilihat pada

Gambar 4.5.

Prosedur pencarian jarak minimum()

{ for(p=1;p<=jmlh_kec;p++) for(j=1;j<=jmlh_kel;j++) for(i=1;i<=jmlh_ind;i++) D(p,j) = (W[i][j]-X[p][i])^2; J=D(p,j) If (jarak minimum); J=minimum End if next i next j next p }

Gambar 4.5 Prosedur Pencarian Jarak Minimum

4.2.4 Pembaharuan (Update) Bobot

Proses update bobot merupakan lanjutan dari proses pencarian jarak

minimum. Setelah menemukan jarak minimum, selanjutnya meng-update bobot

lama menjadi bobot baru dengan menggunakan rumus

w

iJ

(new) = w

iJ

(old) +

α[x

pi

– w

iJ

(old)].

Prosedur pembaharuan (update) bobot dapat dilihat pada

Gambar 4.6.

(6)

Prosedur Pembaharuan (update) bobot { for(i=1;i<=to jmlh_ind;i++) for(j=1;j<=jmlh_kel;j++) for(p=1;p<=jmlh_kec;p++) W_new[i][j]=W[i][j]+Alpha(X[p][i]-W[i][j]); W[i][j]=W_new[i][j]; next j next i }

Gambar 4.6 Prosedur Update Bobot

4.2.5 Prosedur Indeks Dunn

Pada prosedur nilai Indeks Dunn akan dihitung perbandingan antara jarak

dua obyek beda kelompok dengan jarak maksimum dua obyek dalam satu

kelompok dengan rumus IDN =

setelah itu dicari

kelompok yang memiliki nilai Indeks Dunn maksimum sehingga diperoleh jumlah

kelompok optimum. Prosedur Indeks Dunn dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Proses Indeks Dunn

{

dpj=jarak antar kelompok

dj=jarak maksimum dalam kelompok jml_kel=jumlah kelompok for j=1 to jml_kel for p=1 to jml_kel IDN=min(dpj/dj) next p next j }

(7)

4.3 Program Kohonen SOM

Berdasarkan algoritma yang telah dibahas di atas, akan dibuat program

pegelompokan wilayah kecamatan dengan menggunakan jaringan saraf tiruan

metode Kohonen SOM, dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic

6.0. Program ini dibuat untuk mempermudah perhitungan dalam memperoleh nilai

bobot-bobot pada pelatihan data, yang nantinya akan digunakan sebagai

inisialisasi bobot pada pengujian data.

Program dalam skripsi ini menggunakan beberapa form, diantaranya :

MenuUtama, FormUtama, FormProses27, FormInputIndikator, FormHelp.

Form-form tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.

4.4 Implementasi Program Kohonen SOM

Di bawah ini diberikan contoh pelatihan jaringan saraf sederhana pada

pengelompokan wilayah kecamatan dengan menggunakan metode Kohonen

SOM.

Prosedur pelatihan yang digunakan sebanyak 27 kecamatan dengan 5

indikator pemerataan pendidikan. Laju pembelajaran )

(

yang digunakan adalah

0,1 dengan jumlah kelompok (K) adalah 3. Sebelum pelatihan, stopping condition

harus ditentukan terlebih dahulu. Pada penelitian ini menggunakan stopping

(8)

Bobot diinisialisaikan dengan bilangan random [0,1]. Bobot awal dan

akhir dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.

Tabel 4.1 : Bobot awal bilangan random [0,1]

1

2

3

1

0,514

0,396

0,603

2

0,671

0,065

0,759

3

0,163

0,803

0,933

4

0,483

0,297

0,954

5

0,079

0,869

0,569

Tabel 4.2 : Bobot akhir pada proses pelatihan

1

2

3

1

0,928

0,903

1,311

2

0,97

0,898

1,702

3

0,691

0,319

1,113

4

0,862

1,113

1,059

5

0,472

1,406

0,904

Setelah dilakukan proses pembelajaran, maka akan dilakukan pengujian.

Nilai Indeks Dunn pada pengujian dengan jumlah iterasi sebesar 500 dan 1000

dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4.

Tabel 4.3 : Nilai Indeks Dunn dengan kombinasi jumlah kelompok dan laju

pembelajaran (500 iterasi)

Jumlah Kelompok

Learning Rate

Indeks Dunn

2

0,1

0,1683

2

0,5

0,1229

w

j

w

i

w

j

w

i

(9)

Jumlah Kelompok

Learning Rate

Indeks Dunn

3

0,5

0,1229

3

0,9

0,0347

4

0,1

0,0812

4

0,5

0,0005

4

0,9

0,0003

5

0,1

0,1262

5

0,5

0,0005

5

0,9

0,0002

6

0,1

0,0808

6

0,5

0,0006

6

0,9

0,0001

10

0,1

0,0814

10

0,5

0,0005

10

0,9

0,0001

Tabel 4.4 : Nilai Indeks Dunn dengan kombinasi jumlah kelompok dan laju

pembelajaran (1000 iterasi)

Jumlah Kelompok

Learning Rate

Indeks Dunn

2

0,1

0,1728

2

0,5

0,1229

2

0,9

0,0564

3

0,1

0,1554

3

0,5

0,1229

3

0,9

0,0347

4

0,1

0,0808

4

0,5

0,0005

4

0,9

0,0002

5

0,1

0,1262

5

0,5

0,0004

5

0,9

0,0002

6

0,1

0,0812

6

0,5

0,0005

6

0,9

0,0002

10

0,1

0,0037

10

0,5

0,0004

10

0,9

0,0001

(10)

Berdasarkan Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa jumlah

kelompok yang memiliki nilai Indeks Dunn terbesar yaitu pada saat kecamatan

dikelompokkan menjadi 2 kelompok, tetapi karena saat data dikelompokkan

menjadi 2 hanya terbentuk 1 kelompok, maka dicari Indeks Dunn terbesar lainnya

yaitu saat data dikelompokkan menjadi 3, sehingga dipilih jumlah kelompok

optimum yaitu 3 dengan laju pembelajaran 0,1 karena apabila diatas 3 kelompok

nilai Indeks Dunn yang diperoleh semakin menurun. Pada saat data

dikelompokkan menjadi 3 dengan jumlah iterasi 500 dan 1000 diperoleh Indeks

Dunn yaitu sebesar 0,1292 dan 0,1554. Hasil pengujian pengelompokan

kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 : Data hasil pengujian pengelompokan kecamatan

Jumlah

Kelompok

Kelompok

yang

Terbentuk

Data pada

Kelompok

ke-

Kecamatan

500 iterasi

1000 iterasi

2

- Lamongan

- Tikung

- Kembangbahu

- Karanggeneng

- Babat

- Kedungpring

- Ngimbang

- Mantup

- Paciran

- Brondong

- Maduran

- Lamongan

- Kembangbahu

- Karanggeneng

- Babat

- Kedungpring

- Ngimbang

- Mantup

- Paciran

- Brondong

3

- Deket

- Turi

- Karangbinangun

- Glagah

- Kalitengah

- Deket

- Turi

- Tikung

- Karangbinangun

- Glagah

- Sukodadi

- Sekaran

- Kalitengah

- Sukodadi

(11)

Jumlah

Kelompok

Kelompok

yang

Terbentuk

Data pada

Kelompok

ke-

Kecamatan

500 iterasi

1000 iterasi

3

2

3

- Modo

- Bluluk

- Sambeng

- Laren

- Sukorame

- Pucuk

- Solokuro

- Sarirejo

- Sugio

- Modo

- Bluluk

- Sambeng

- Laren

- Sukorame

- Pucuk

- Solokuro

- Sarirejo

- Maduran

Dari tabel pengujian diatas dapat diketahui bahwa hanya terdapat 2

kelompok yang memiliki kemiripan, sehingga saat dilakukan pengelompokan

sebanyak 3 kelompok yang terbentuk hanya 2 kelompok.

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa kecamatan yang terdapat

dalam kelompok 2 memiliki rata-rata nilai APK, APM dan AM seperti pada Tabel

4.6 berikut :

Tabel 4.6 : Rata – rata nilai indikator kelompok 2

500 iterasi

1000 iterasi

Nama

Kecamatan

Rata - rata

Kecamatan

Nama

Rata - rata

Lamongan

1,24788

Lamongan

1,24788

Tikung

0,90172

Kembangbahu

1,13434

Kembangbahu

1,13434

Karanggeneng

1,19568

Karanggeneng

1,19568

Babat

1,06162

Babat

1,06162

Kedungpring

1,1804

Kedungpring

1,1804

Ngimbang

1,29904

(12)

500 iterasi

1000 iterasi

Nama

Kecamatan

Rata - rata

Kecamatan

Nama

Rata - rata

Mantup

1,17018

Paciran

1,58908

Paciran

1,58908

Brondong

1,05712

Brondong

1,05712

Mantup

1,17018

Maduran

0,92284

Paciran

1,58908

Rata – rata nilai indikator untuk kelompok 3 dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7 : Rata – rata nilai indikator kelompok 3

500 iterasi

1000 iterasi

Nama

Kecamatan

Rata - rata

Kecamatan

Nama

Rata - rata

Deket

0,8009

Deket

0,8009

Turi

0,8258

Turi

0,8258

Karangbinangun

0,59264

Karangbinangun

0,59264

Glagah

0,71968

Glagah

0,71968

Kalitengah

0,93266

Tikung

0,90172

Sukodadi

0,8373

Kalitengah

0,93266

Sekaran

0,8093

Sukodadi

0,8373

Sarirejo

0,7613

Sekaran

0,8093

Sugio

0,69548

Sarirejo

0,7613

Modo

0,86962

Sugio

0,69548

Bluluk

0,77234

Modo

0,86962

Sambeng

0,7148

Bluluk

0,77234

Laren

0,94166

Sambeng

0,7148

Sukorame

0,77156

Laren

0,94166

(13)

500 iterasi

1000 iterasi

Nama

Kecamatan

Rata - rata

Kecamatan

Nama

Rata - rata

Pucuk

0,6604

Sukorame

0,77156

Solokuro

1,00124

Pucuk

0,6604

Maduran

0,92284

Solokuro

1,00124

Berdasarkan tabel pengelompokan di atas dapat diketahui bahwa jumlah

iterasi mempengaruhi hasil pengelompokan kecamatan. Pada saat kecamatan

dikelompokkan menjadi 3 kelompok dengan iterasi sebesar 1000 diperoleh

kelompok kecamatan dengan tingkat pemerataan pendidikan yang lebih merata

dibanding dengan iterasi sebesar 500, sehingga pada penelitian ini diambil

pengelompokan sebanyak 3 kelompok dengan jumlah iterasi yaitu 1000 yang

menghasilkan nilai Indeks Dunn sebesar 0,1554.

Dari pengelompokan tersebut dapat diketahui bahwa kecamatan yang

berada pada kelompok 2 memiliki rata – rata tingkat pemerataan pendidikan yang

lebih tinggi dibanding dengan kelompok 3, sehingga terdapat beberapa kecamatan

di kelompok 3 yang perlu mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah

kabupaten Lamongan terutama kecamatan Karangbinangun, Sugio dan Pucuk

agar dapat dicapai tingkat pendidikan yang merata di seluruh kecamatan.

Gambar

Gambar 4.1 Prosedur Pelatihan
Gambar 4.2 Prosedur Pengujian
Gambar 4.3 Prosedur Input Pelatihan
Gambar 4.5 Prosedur Pencarian Jarak Minimum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kombinasi filtrat umbi gadung, daun sirsak, dan herba anting-anting berpengaruh terhadap mortalitas larva ordo Lepidoptera,

P Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ilmu Hubungan Internasional LOLOS 154 Ratih Nur Aini, S.Kom.I P Agama Islam Komunikasi dan Penyiaran Islam LOLOS 155 Rissanti Fatimah Yusnarso

Pengujian Hidden Markov Model dengan Menambahan Teknik Laplace Smoothing Penambahan teknik Laplace Smoothing, hal ini ditujukan agar data uji yang tidak ditemukan pada latih

X 2 terhadap Y.... Surat Izin Penelitian ... Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari SMK Negeri 1 Kalasan ... Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari SMK Negeri

Pinjaman Dalam Negeri (PDN) adalah setiap pinjaman oleh Pemerintah yang diperoleh dari pemberi pinjaman dalam negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu,

35 tahun 2014 tentang perlindungan anak dan larangan penggunaan kekerasan pada anak (RI, 2014), namun pada realitanya, data menunjukkan masih banyak anak

a) Pengertian pelaku usaha dalam Pasal 1 angka 5 UU No 5. Tahun 1999 menggunakan pendekatan fungsional yang menekankan pada kegiatan ekonominya daripada pendekatan subjek

Islam Malahayati dan Hasil Survey Kepuasan Pasien, kinerja rumah sakit belum cukup optimal, sehingga berdasarkan fakta-fakta dilapangan dan hasil penelitian-penelitian