• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEDUA PERTAMA. Memahami pengertian risiko fraud. Memahami bagaimana mengidentifikasi dan upaya menyikapi risiko fraud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEDUA PERTAMA. Memahami pengertian risiko fraud. Memahami bagaimana mengidentifikasi dan upaya menyikapi risiko fraud"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PERT

AMA

Memahami

pengertian risiko

fraud

KEDUA

Memahami

bagaimana

mengidentifikasi

dan upaya

menyikapi risiko

fraud

(3)

Lord Acton 1887 :

Kekuasaan cenderung korup dan

kekuasaan yang absolut

mengakibatkan korupsi yang absolut juga.

(Power tends to corrupt and

(4)

• Dukungan Manajemen

• Dukungan Litigasi

• Pemberi Keterangan Ahli

Peran Saat

Ini

• Akuntansi Kebangkrutan

• Evaluasi Pengendalian

Intern

Peran Akan

Datang

(5)

 Akuntan Forensik melakukan penelaahan kemungkinan dan kejadian penyimpangan.

Peran ini dapat dilakukan dengan cara :

Bekerja sendiri

Penugasan ini bisa berkaitan dengan hanya akuntansi, administrasi, atau permasalahan penyimpangan operasional;

Bekerja sama dengan personil disiplin lain.

Penugasan reviu atas penyimpangan tertentu yang melibatkan beberapa personil dari berbagai disiplin terlibat dalam riviu.

(6)

 Akuntan forensik dapat bekerja untuk penuntutan dan pembelaan baik dalam kasus perdata maupun pidana.  Dalam Penuntutan:

Akuntan forensik berperan dalam upaya membuktikan kejadian penyimpangan.

Dalam Pembelaan:

Akuntan forensik berperan untuk mengembangkan skenario perlawanan atas penuntutan

(7)

Keterangan Ahli

Akuntan forensik dapat memberikan pendapat

profesi dalam area atau disiplin tertentu baik dalam penuntutan maupun pembelaan.

Akuntansi Kebangkrutan

Akuntan forensik berperan dalam mengungkapkan kemungkinan penyimpangan, kecerobohan, atau mis manajemen.

(8)

Akuntan forensik melakukan “supplemental review” atas sistem pengendalian intern dengan tujuan:

 Menilai apakah sistem pengendalian intern, dalam

kenyataannya (bukan teorinya) memperhitungkan risiko dalam berbagai lingkungan hingga tingkatan yang akseptabel;

 Menilai apakah risiko yang akseptabel selaras

(9)

Perbuatan-perbuatan yang melawan hukum  dilakukan dengan sengaja

 untuk tujuan tertentu (manipulasi atau memberikan

laporan yang keliru terhadap pihak lain)

 dilakukan oleh orang-orang dari dalam ataupun dari

luar organisasi

 untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun

kelompok yang secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain.

(10)

• Adanya perbuatan-perbuatan yang melawan hukum.

1

• Dilakukan orang-orang dalam/luar organisasi

2

• Untuk mendapatkan keuntungan pribadi maupun kelompok

3

• Secara langsung maupun tidak langsung merugikan pihak lain

(11)

 UU Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang Undang Nomor 20Tahun 2001, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

 7 Klasifikasi Fraud- 30 jenis TPK 1. Kerugian keuangan Negara; 2. Suap menyuap;

3. Penggelapan dalam jabatan 4. Pemerasan;

5. Perbuatan curang;

6. Benturan kepentingan dalam pengadaan; 7. Gratifikasi;

(12)

Risiko adalah sesuatu yang kurang menyenangkan/

membahayakan sebagai akibat dari perbuatan atau tindakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Risiko Fraud dimaksudkan sebagai fraud (sesuatu

yang kurang menyenangkan, setidaknya dari sisi akibat yang ditimbulkan) yang mungkin terjadi sebagai akibat dari sesuatu perbuatan atau

(13)

3 Aspek Penyebab FRAUD

Aspek Institusi /AdministrasiAspek Manusia

Aspek Sosial Kemasyarakatan

Penyebab FRAUDNiat (intent)MotifKesempatan (opportunity)Penyembunyain (concealment)Pembenaran (rationalization)

(14)

Niat adalah karakteristik yang membedakan korupsi dari

kesalahan dan kelalaian dalam proses akuntansi dan pelaporan pada suatu organisasi.

 Pelaku berniat melakukan korupsi untuk keuntungan dirinya atau orang lain dan merugikan pihak lain.

Motif adalah suatu hal memaksa seseorang melakukan fraud atau terikat melakukan perbuatan yang melanggar aturan.

 Motif melakukan fraud dikelompokkan menjadi motif

internal dan motif eksternal. Motif tersebut dapat riil atau persepsi.

(15)

Contoh motif internal :

− Seorang pegawai merasa diberi kompensasi yang terlalu rendah;

− Seorang bawahan menjadi subjek penyalahgunaan atasannya; − Seorang pegawai merasa diperlakukan tidak adil ;

Contoh motif eksternal :

− Masalah penyalahgunaan;

− Tekanan keuangan yang berlebihan; − Masalah perjudian;

(16)

 Kesempatan riil merupakan suatu kondisi yang

dapat mengubah motif menjadi tindakan.

 Kesempatan umumnya tergantung pada kualitas

pengendalian intern suatu organisasi.

 Kelemahan dalam rancangan pengendalian keuangan.

 Kelemahan dalam penerapan pengendalian keuangan

 Potensi untuk mengesampingkan pengendalian keuangan

(17)

Proses menyembunyikan kecurangan akan

meninggalkan jejak kertas/dokumen yang,

jika diinvestigasi secara tepat, dapat menuju

kepada terungkapnya kecurangan.

Karena fakta bahwa penyembunyian adalah

hal yang dibutuhkan (oleh pelaku) dan karena

meninggalkan jejak, maka kadang lebih

praktis untuk mendeteksi kecurangan

daripada berupaya untuk mencegahnya.

(18)

Pembenaran merupakan unsur yang

membenarkan seseorang yang

berniat melakukan fraud.

Pembenaran juga memperpanjang

kelangsungan fraud yang belum

terdeteksi.

(19)

corruption

Pressure

Opportunity Rationalization

Donald R. Cressey, others people money, A study in the social

(20)

(1) A perceived pressure;

Fraud dilakukan untuk keuntungan individu, organisasi, atau keduanya.

Pressure dapat dikelompokkan ke dalam : keuangan, vices,

berhubungan dengan pekerjaan, dan lainnya.

(2) A perceived opportunity;

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan

kesempatan bagi individu untuk melakukan fraud dalam organisasi.

(21)

(3) Some way to rationalize the fraud as acceptable

Berikut beberapa pembenaran yang digunakan pelaku: - Organisasi berhutang kepada saya;

- Saya hanya meminjam uang itu – saya akan mengembalikannya;

- Tidak ada orang yang saya rugikan; - Itu untuk maksud yang baik;

- Saya memberikan lebih dari itu;

- Kita akan segera memperbaiki pembukuan/laporan setelah menyelesaikan masalah keuangan ini;

(22)

4 Aspek pengelolaan Risiko

Assessment

Identifikasi risiko potensial terjadi fraud dari dalam dan luar organisasi;

Reduction

Menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk mencegah dan mendeteksi fraud;

Transfer

Penggunaan penjaminan atau sarana lain untuk memindahkan risiko berkaitan dengan kejadian fraud;

Acceptance

Tingkat kerentanan fraud yang akan diterima/ditanggung oleh organisasi.

(23)

 merupakan proses pemahaman dari sifat kejadian-kejadian mendatang yang merepresentasikan ancaman, yang

selanjutnya membuat rencana untuk menyelesaikan

(meng-counter).

 merupakan proses yang terus-menerus meningkat dalam dunia usaha dan proses tersebut cocok ”fit” dengan good

governance.

Siklus Pengelolaan risiko yaitu proses identifikasi,

pengkajian atas pengaruh, dan prioritasi tindakan untuk mengendalikan dan menguranginya.

(24)

1. Menetapkan pengelola risiko dan sasarannya; 2. Mengidentifikasi area yang berisiko;

3. Memahami dan mengevaluasi skala risiko; 4. Mengembangkan strategi pengelolaan;

5. Menerapkan strategi dan membagi tanggung jawab;

6. Menerapkan dan memonitor implementasi pengendalian yang dianjurkan

(25)

 Pengelola risiko memiliki tugas mereviu risiko fraud yang dihadapi organisasi.

Penilaian risiko fraud :

- pengenalan terhadap risiko dan menilainya, - menetapkan skala prioritas, dan

- mengembangkan strategi

Pengelola Risiko bertanggung jawab: - mereviu sistem dan prosedur,

- mengidentifikasi dan menilai risiko, dan

(26)

 Identifikasi kemungkinan terjadinya:

- mengidentifikasi proses atau kegiatan utama organisasi - pemeringkatan risiko

(27)

Penilaian Dampak

Sangat sulit (complicated) karena sering muncul berbagai outcome

pada periode yang sama

 Gunakan parameter yang jelas dan konsisten

Penilaian Kemungkinan Terjadinya

Penilaian gross basis : menilai kemungkinan kejadian risiko jika

tidak ada proses yang dilakukan oleh organisasi untuk mengurangi risiko.

Penilaian net basis : menilai kemungkinan jika ada proses untuk

mengeliminir kejadian berisiko.

Penilaian target basis : penilaian terhadap kejadian yang

(28)

Analisis Risiko Fraud

Penilaian dilakukan secara mendalam oleh

suatu tim dengan kombinasi pemahaman

yang mendalam atas usaha dan pasar

(business and market) serta pemahaman dan

pengalaman yang mendalam atas

(29)

Pengujian atas kelemahan pengendalian intern memungkinkan auditor menentukan dimana kesempatan fraud timbul.

 Mempertimbangkan jenis penyimpangan yang

dapat terjadi;

Menentukan prosedur pengendalian dan struktur

yang dapat mencegah dan mendeteksi fraud;

 Menentukan apakah pengendalian ada dan diikuti

(30)

Mengenali Tanda-Tanda Lingkungan (Environmental Red Flags)

 Filosofi manajemen yang kurang baik  Posisi keuangan yang kurang baik

 Loyalitas karyawan rendah  Kebingungan tentang Etika

 Penelitian latar belakang yang kurang tepat  Ketiadaan Program bantuan untuk Karyawan

(31)

Mengenali Tanda-Tanda Penyimpangan Individu

 Faktor Keuangan

sebagian besar korupsi dilakukan karena kebutuhan keuangan

 Kebiasaan Personil

kebiasaan buruk personil seperti : Penjudi, alkohol, minuman, keras, dan Narkoba

(32)

Setelah risiko teridentifikasi dan sikap organisasi

telah ditetapkan, strategi dapat dikembangkan dengan muatan berikut :

− Mengabaikan risiko yang kecil;

− Menggeser secara kontraktual (contoh global cash, SGS);

− Menghindari risiko (menghindari kegiatan); − Mengurangi risiko melalui pengendalian dan

prosedur;

(33)

 Strategi yang telah dipilih selanjutnya

dibagi/dialokasikan dan dikomunikasikan kepada penanggungjawab implementasi.

 Agar efektif, perlu dipertimbangkan bahwa setiap

tindakan spesifik diserahkan tanggungjawabnya kepada manajer yang tepat.

Selanjutnya target waktu ditetapkan untuk setiap

tindakan.

 Hal yang penting lainnya adalah mendapatkan

kerjasama/ dukungan melalui saluran formal, seminar, tindakan, serta penyesuaian anggaran kerja

(34)

 Strategi yang dipilih memerlukan penerapan

pengendalian yang baru atau modifikasi pengendalian yang telah ada.

Kegiatan pengendalian yang ada perlu dipantau

untuk dikaji apakah masih selaras dengan tujuan organisasi atau tidak.

 Kelompok manajemen risiko seharusnya

diberdayakan untuk memantau efektivitas tindakan yang diambil dalam setiap area/bidang/program

karena dapat dipengaruhi faktor internal dan eksternal.

(35)

Referensi

Dokumen terkait