Penjaminan Kualitas Pengembangan Perangkat
Lunak pada Aplikasi School Social Network
(SSN) Berdasarkan Standar IEEE 730-2002
Ika Nurkasanah[1], Ir. Ahmad Holil Noor Ali, M.Kom[2]., Hanim Maria Astuti, S.Kom, M.Sc[3] Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
Email : [email protected][1], [email protected][2], [email protected][3]
Abstraksi— School Social Network (SSN) merupakan
aplikasi jejaring sosial yang dibuat untuk Yayasan Pendidikan Al Azhar Surabaya dan berperan penting sebagai media sosial yang memfasilitasi komunikasi antara guru, siswa, dan pihak manajemen sekolah. Selama proses pengembangannya, kontrol terhadap penjaminan kualitas belum dilakukan dengan baik karena beberapa masalah, yaitu 1) eksekusi pengembangan SSN yang tidak mengadaptasi metodologi best practice sehingga berakibat negatif pada waktu, biaya, ruang lingkup, serta kualitas pengembangan aplikasi; 2) infrastruktur penjaminan kualitas yang tidak tersedia dengan lengkap sehingga menyebabkan terjadinya penyimpangan kebutuhan akan kualitas yang disepakati di awal, kesalahan saat validasi & verifikasi, serta sulitnya pengembangan serta pemeliharaan SSN ke depannya. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya penjaminan kualitas yang nantinya dilaksanakan untuk memastikan bahwa kualitas perangkat lunak yang diharapkan pada SSN terpenuhi, khususnya yang berkaitan dengan aspek fungsionalitas, non fungsional, dan manajerial. Metode pengerjaan tugas akhir ini adalah studi literatur mengenai standar penjaminan kualittas perangkat lunak, serta studi lapangan untuk menentukan metodologi best practice proses pengembangan aplikasi SSN yang sedang berjalan melalui wawancara dengan pihak terkait. Setelah itu dilakukan penyesuaian standar penjaminan kualitas dengan metodologi best practice yang sesuai untuk pengembangan aplikasi SSN. Dengan metode tersebut, keluaran yang diharapkan adalah dokumen penjaminan kualitas sesuai standar IEEE 730-2002 yang mampu menjadi acuan pengembangan aplikasi SSN pada versi selanjutnya.
Kata Kunci-- metodologi best practice pengembangan perangkat lunak, penjaminan kualitas perangkat lunak, standar penjaminan kualitas perangkat lunak.
I. PENDAHULUAN
chool Social Network (SSN) merupakan salah satu
aplikasi jejaring sosial yang dibuat untuk Yayasan Pendidikan Al-Azhar sebagai media yang memfasilitasi komunikasi antara guru, siswa, dan pihak manajemen sekolah. SSN tersebut dikembangkan dalam dua versi, yaitu mobile application dan web application. Aplikasi tersebut penting bagi Yayasan Pendidikan Al-Azhar sebagai klien, karena diharapkan mampu
menghindarkan siswamya dari pengaruh negatif jejaring sosial lain yang kurang terkontrol untuk anak – anak setingkat TK (Taman Kanak-kanak), SD (Sekolah Dasar), dan SMP (Sekolah Menengah Pertama)..
Saat ini eksekusi pembangunan aplikasi SLIMS+ memasuki fase uji coba. Namun sejak tahap perencanaan sampai dengan eksekusi pengembangan aplikasi yang saat ini sudah mencapai fase uji coba tersebut, kontrol terhadap penjaminan kualitas belum dilakukan dengan baik. Hal tersebut karena tim pengembang tidak mengadaptasi metodologi best practice pengembangan aplikasi dan standar penjaminan kualitas yang sesuai.
Pertama terkait dengan metodologi pembuatan aplikasi. Kontrol penjaminan kualitas pada proses eksekusi pengembangan SSN tidak mengadaptasi metodologi best
practice yang disesuaikan dengan kebutuhan perimbangan
(waktu, biaya, kualitas, dan ruang lingkup) pengembangan aplikasi tersebut. Akibatnya penyelesaian / penyampaian aplikasi ke pelanggan menjadi terlambat karena kesalahan tidak dapat terdeteksi sejak awal sehingga diperlukan waktu lebih banyak untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Akibat lainnya adalah pelebaran ruang lingkup pengembangan perangkat lunak melebar sehingga menyebabkan lebih bayak waktu dan biaya yang harus dikeluarkan.
Kedua, terkait dengan standar penjaminan kualitas yang mengatur infrastruktur penjaminan kualitas (templates, prosedur, ceklis, kebijakan, dan lain sebagainya). Karena standar penjaminan kualitas tidak diadaptasi, akibatnya infrastruktur untuk menjamin kualitas pengembangan SSN juga belum disediakan dengan lengkap. Tidak adanya infrastruktur tersebut berakibat negatif pada proses pengembangan aplikasi, antara lain 1) penyimpangan terhadap kebutuhan kualitas yang disepakati di awal karena tidak adanya prosedur atau instruksi yang seragam untuk setiap aktivitas pengembangan; 2) tidak adanya ceklis menyebabkan susahnya mendeteksi kesalahan pada aplikasi lebih awal, sehingga dapat menyebabkan banyaknya kesalahan pada saat verifikasi dan validasi ke klien; 3) tidak adanya acuan yang dapat digunakan baik oleh klien maupun pihak pengembang jika ingin mengembangkan/memelihara SSN.
Untuk mengatasi masalah – masalah di atas, artikel ini akan membahas upaya penjaminan kualitas pengembangan perangkat lunak yang komprehensif melalui dokumen penjaminan kualitas yang sesuai dengan standar IEEE 730-2002. Diharapkan hasil studi ini dapat membantu tim pengembang dan juga Yayasan Pendidikan Al Azhar untuk melakukan kontrol terhadap proses pengembangan aplikasi SSN sehingga dapat menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas. Selain itu hasil studi pada artikel ini juga dapat digunakan sebagai referensi panduan penjaminan kualitas oleh tim pengembang perangkat lunak lainnya.
Adapun struktur dari artikel ini adalah sebagai berikut : Bab I berisi latar belakang permasalahan dalam studi. Bab II berisi dasar teori yang mendukung penulisan studi, yaitu mengenai penjaminan kualitas, metodologi best practice pengembangan perangkat lunak, serta standar penjaminan kualitas perangkat lunak. Bab III berisi penjelasan proses pembuatan dokumen penjaminan perangkat lunak. Bab V berisi kesimpulan yang didapatkan selama studi dilakukan.
II. DASARTEORI
A. Penjaminan Kualitas Perangkat Lunak
Menurut IEEE [2], definisi penjaminan kualitas perangkat lunak adalah sebagai berikut :
1. Pola aktivitas yang terencana dan sistematis untuk menyediakan produk perangkat lunak yang memenuhi kebutuhan teknis.
2. Serangkaian aktivitas yang direncanakan untuk mengevaluasi proses dimana perangkat lunak dibangun atau dikembangkan.
Untuk melakukan penjaminan kualitas perangkat lunak, perlu diperhatikan komponen – komponen di dalamnya. Dalam bukunya, Galin [1] mendeskripsikan komponen – komponen sistem penjaminan kualitas perangkat lunak dalam sebuah Software Quality
Assurance (SQA) Architecture (Gambar 1)
Dari Gambar 1 tersebut, dapat diketahui bahwa standar, infrastruktur, merupakan penunjang metodologi pengembangan perangkat lunak yang disebut sebagai siklus hidup perangkat lunak.
B. Metodologi Best Practice Perangkat Lunak
Untuk mengatasi masalah dalam pengembangan perangkat lunak di dunia industri, tim pengembang harus memiliki strategi tertentu terkait proses – proses yang harus dilakukan untuk membangun suatu perangkat lunak yang berkualitas. Strategi tersebut sering disebut sebagai model / metodologi perangkat lunak.
Terdapat 2 klasifikasi metodologi pengembangan perangkat lunak, yaitu tradisional dan Agile. M.A Awad [3] dalam laporannya menjelaskan beberapa perbedaan antara 2 klasifikasi tersebut. Metodologi tradisional berfokus pada penggalian dan kelengkapan kebutuhan yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum tahap selanjutnya yaitu desain arsitektural dan pengembangan level tinggi.
Sedangkan metodologi Agile yang mulai dikenal tahun 2001 saat ini telah banyak digunakan. Agile menjanjikan adaptasinya terhadap kolaborasi, perubahan, proses, tools, kontrak, dan perencanaan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan klasifikasi metodologi pengembangan perangkat lunak adalah [2] : jumlah tim, tingkat perubahan, tujuan, intensitas komunikasi dan hubungan dengan pelanggan dan peran khusus.
Gambar 1 Arsitektur Penjaminan Kualitas Perangkat Lunak
Sumber : Daniel Galin, Software Quality Assurance From
Theory to Implementation. London: Pearson Addison
Wesley, 2004
Beberapa contoh jenis – jenis metodologi pengembangan perangkat lunak yang masuk dalam klasifikasi metodologi tradisional dan Agile adalah sebagai berikut [3] :
B.1. Waterfall Model
Termasuk model tradisional, yang setiap fase nya terdiri dari aktivitas –aktivitas tertentu yang harus selesai dikerjakan sebelum melangkah ke fase berikutnya. Adapun fase – fase dalam model
waterfall adalah seperti pada 4.1:
1. Define : pada fase ini dilakukan penggalian
kebutuhan terkait apa saja yang harus dilakukan oleh sistem dan perangkat lunak itu sendiri.
2. Desain : pada fase desain ini ditentukan bagaimana kebutuhan yang telah digali dedesain untuk selanjutnya dikonversikan ke dalam koding..
3. Koding : desain yang dilakukan pada fase sebelumnya dikonversikan ke dalam kode – kode untuk membangun perangkat lunak. Hal tersebut dilakukan pada tahap koding.
4. Uji Coba : di fase ini dilakukan validasi terhadap koding yang dibuat untuk memastikan tidak ada error, serta verifikasi kepada klien untuk memastikan apakah perangkat lunak sudah memenuhi kebutuhan yang disepakati di fase define.
Bagan 1 Fase pada Waterfall Model
5. Implementasi : merupakan fase terakhir dalam waterfall. Di sini dilakukan training dan heavy
documentation.
B.2. Extreme Programming(XP) Model
XP termasuk dalam klasifikasi metodoligi
Agile yang dibangun untuk mengatasi permasalahan lamanya waktu pengembangan pada metodologi tradisional.
XP dibagi ke dalam 6 fase, yaitu Explorasi, Perencanaan, Iterasi untuk rilis, Produksi,
Maintenance, dan Penutupan [4]. Fase tersebut
dapat dilihat pada Gambar 3.
1. Exploration Phase (Fase eksplorasi). Klien menuliskan stori yang diharapkan dari perangkat lunak. Setiap stori menggambarkan fitur yang akan ditambahkan dalam perangkat lunak.
2. Planning Phase (Fase perencanaan). Stori / fitur yang sudah diidentifikasi selanjutnya diprioritasisasi pada fase perencanaan ini. Di fase ini juga dilakukan estimasi usaha dan jadwal untuk setiap pengerjaan fitur.
3. Iteration to Release Phase (Iterasi untuk rilis). Iterasi dilakukan dengan membangun sistem dengan arsitektur tertentu dengan integrasi secara terus menerus dan uji coba kode. 4. Productionizing (Produksi). Ide / tugas yang
tertunda yang ditemukan pada fase ini didokumentasikan untuk implementasi pada
update release pada fase maintenance. 5. Maintenance
6. Penutupan. Fase ketika stori dari klien sudah terpenuhi dan tidak ada lagi stori lainnya, semua dokumentasi sistem sudah ditulis dengan baik dan tidak ada perubahan arsitektur, desain, atau kode.
C. Standar Penjaminan Kualitas Perangkat Lunak
Standar penjaminan kualitas perangkat lunak utama yang dijadikan acuan dalam penyusunan dokumen penjaminan kualitas pengembangan aplikasi SSN adalah IEEE 730-2002. Tugas – tugas penjaminan kualitas yang diatur dalam standar ini adalah sebagai berikut [6] : Evaluasi analisis kebutuhan sistem dan perangkat lunak, evaluasi proses desain sistem dan perangkat lunak, sertifikasi media, evaluasi implementasi unit, integrasi, dan uji coba perangkat lunak.
Gambar 2 Fase pada Extreme Programming
Sumber : M. A. Awad, "A Comparison between Agile and
Traditional Software Development Methodologies," 2005
Standar IEEE 730-2002 hanya menjelaskan poin – poin tugas penjaminan kualitas, namun untuk keluaran dokumen yang dibutuhkan, standar tersebut memerlukan standar lainnya yang terkait,antara lain [6]: IEEE Std. 829-1998 System & Software Test
Documentation sebagai keluaran fase uji coba [8] dan
ISO IEC 12207 / IEEE 12207-2008 sebagai keluaran fase penggalian kebutuhan, yaitu dokumen spesifikasi kebutuhan sistem dan perangkat lunak [9].
III. PEMBUATAN DOKUMEN PENJAMINAN KUALITAS PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK
Dokumen penjaminan kualitas pengembangan aplikasi SSN dibuat dengan konsep seperti yang terlihat pada Bagan 2
Bagan 2 Konsep Pembuatan Dokumen Penjaminan Kualitas untuk Aplikasi SSN Define Desain Koding Uji Coba Implementasi Proses pengembangan SSN eksisting Metodologi best practice pengembang-an aplikasi Standar penjaminan kualitas Penyesuaian antara proses pengembangan SSN eksisting dengan proses pada metodologi best practice dan tugas –
tugas pada standar penjaminan.
Dokumen penjaminan kualitas pengembangan SSN
A. Penentuan metodologi best practice pengembangan SSN
Seperti yang telah dijelaskan dalam pendahuluan, SSN belum mengadaptasi metodologi best practice yang merupakan kunci utama penjaminan kualitas perangkat lunak. Sehingga sebelum membuat dokumen penjaminan kualitas, perlu ditentukan metodologi yang sesuai untuk pengembangan SSN yang saat ini berjalan. Penentuan tersebut dilakukan berdasarkan hasil wawancara kepada tim pengembang, perwakilan klien dan sponsor SSN.
Penentuan diawali dengan klasifikasi metodolologi yang sesuai dengan proses pengembangan SSN yang telah berjalan. Berdasarkan perbandingan faktor pemilihan klasifikasi metodologi yang ditulis oleh M.A.Awad [3] dengan karakteristik eksisting pengembangan SSN disimpulkan bahwa pengembangan SSN cenderung masuk dalam klasifikasi metodologi
Agile karena lebih banyaknya kesesuaian antara
karakteristik Agile dengan kondisi eksisting pengembangan SSN.
Langkah berikutnya adalah menentukan jenis metodologi Agile yang sesuai dengan proses eksisting pengembangan aplikasi SSN. Melalui perbandingan praktik penjaminan kualitas, pembagian dan tanggung jawab, serta proses pengembangan pada seluruh jenis metodologi best
practice yang masuk dalam klasifikasi Agile
dengan proses pengembangan SSN yang sedang berjalan [3], diperoleh kesimpulan bahwa pengembangan SSN cenderung menggunakan XP.
B. Penyesuaian metodologi dan standar penjaminan kualitas perangkat lunak.
Setelah ditentukan bahwa XP merupakan metodologi
best practice yang sesuai untuk SSN, selanjutnya
adalah menyesuaikan IEEE 730-2002 dengan metodologi XP. Hal tersebut dilakukan karena standar IEEE 730-2002 hanya menjelaskan poin tugas dan aktivitas untuk semua metodologi pengembangan, namun karena pengembangan SSN mengadaptasi metodologi XP, maka tugas dan aktivitas penjaminan kualitas tersebut harus disesuaikan dengan proses – proses dan praktik penjaminan kualitas pada metodologi XP.
Setiap aktivitas membutuhkan dokumen masukan dan keluaran. Karena IEEE 730-2002 tidak menyediakan dokumen tersebut, maka dibutuhkan standar lain yang masih terkait dengan IEEE 730-2002 dan sesuai sebagai acuan untuk dokumen masukan dan keluaran. Adapun standar terkait yang digunakan adalah IEEE Std. 829-1998 (System & Software Test
Documentation) dan ISO IEC 12207-2008/IEEE
12207-2008 (System & Software Test Requirement
Specification) .
C. Dokumen penjaminan kualitas aplikasi SSN
Dokumen penjaminan kualitas pengembangan perangkat lunak SSN yang merupakan keluaran dari tugas akhir ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
1. Dokumen utama
Dokumen utama dari penjaminan kualitas pengembangan perangkat lunak adalah dokumen panduan Penjaminan Kualitas Pengembangan Aplikasi School Social Network (PKPA-SSN). Dokumen ini yang menjadi acuan dokumen lainnya yang mendukung. Dokumen utama ini mengadaptasi standar IEEE 730-2002, dimana dalam poin tugas penjaminan kualitasnya disesuaikan dengan metodologi XP.
2. Dokumen pendukung
Untuk menjalankan tugas dan aktivitas penjaminan kualitas yang dijelaskan dalam dokumen utama, diperlukan beberapa dokumen pendukung sebagai masukan dan keluaran. Dokumen pendukung tersebut berupa kebijakan, prosedur, instruksi, checklist, formulir, dan
template.
Berikut ini penjelasan dokumen pendukung yang disediakan untuk menjamin kualitas aplikasi SSN :
Tabel 1 Dokumen Pendukung Penjaminan Kualitas SSN Kategori
dokumen
Deskripsi
Panduan Dokumen ini merupakan dokumen utama yang akan digunakan untuk menjamin kualitas pengembangan aplikasi SSN dan menjadi acuan dokumen pendukung.
Kebijakan Dokumen kebijakan merupakan dokumen yang berisi kebijakan untuk melakukan aktivitas yang dijelaskan di dalam prosedur
Prosedur Prosedur adalah infrastruktur yang berisi langkah – langkah yang seragam untuk menjalankan tiap aktivitas penjaminan kualitas pengembangan perangkat lunak
Instruksi Instruksi merupakan dokumen yang berisi perintah untuk menjalankan langkah pada prosedur dan secara khusus ditujukan pada salah satu elemen pengembangan SSN
Checklist Checklist merupakan dokumen yang digunakan
untuk memastikan apakah aktivitas yang dijelaskan pada prosedur telah terpenuhi Formulir Formulir merupakan alat bantu yang
mendukung tercapainya langkah – langkah aktivitas. Misalnya untuk melakukan diskusi diperlukan bahan – bahan diskusi itu sendiri. Formulir mendeskripsikan bahan – bahan tersebut sehingga memudahkan proses diskusi
Template Contoh – contoh dokumen yang menjadi masukan dari aktivitas penjaminan kualitas perangkat lunak. Dokumen tersebut adalah dokumen yang mengikuti standar penjaminan kualitas seperti yang dijelaskan dalam tabel 4.8 dan juga bagian 4.2.1. Standar IEEE lainnya pada buku tugas akhir ini
D. Evaluasi dokumen penjaminan kualitas aplikasi SSN
Evaluasi dilakukan untuk memeriksa apakah dokumen yang telah dibuat telah memenuhi standar IEEE 730-2002 dan praktik penjaminan kualitas pada metodologi XP. Dokumen yang telah dibuat dikatakan memenuhi standar IEEE 730-2002 dan standar metodologi XP jika seluruh tugas dan aktivitas penjaminan penjaminan yang dijelaskan dalam IEEE 730-2002 (yang juga disesuaikan dengan metodologi XP) telah tersedia dokumen penjaminan kualitasnya, baik dokumen utama atau pendukung.
Tabel 2 dalam lampiran menunjukkan contoh evaluasi dokumen penjaminan kualitas aplikasi
SSN. Cara membaca hasil evaluasi pada Tabel 2 adalah sebagai berikut :
1. Misalkan yang akan dievaluasi adalah fase eksplorasi (pada kolom Proses Pengembangan SSN (dengan XP)).
2. Dalam fase eksplorasi, terdapat 2 tugas penjaminan kualitas, yaitu evaluasi penggalian kebutuhan sistem dan evaluasi penggalian kebutuhan perangkat lunak (pada kolom Tugas Penjaminan Kualitas SSN (berdasarkan hasil penyesuaian IEEE 730-2002 dengan metodologi XP)). Misalkan yang akan dievaluasi adalah pemenuhan tugas evaluasi penggalian kebutuhan sistem.
3. Pada tugas evaluasi penggalian kebutuhan sistem terdapat beberapa aktivitas penjaminan kualitas. Untuk menjalankan semua aktivitas tersebut diperlukan kebijakan, prosedur, atau instruksi. Tugas penjaminan kualitas dikatakan terpenuhi jika pada kolom Dokumen Penjaminan Kualitas Pengembangan SSN sudah terdapat referensi dokumen prosedur, kebijakan, atau instruksi yang terkait.
4. Dalam kolom Dokumen Penjaminan Kualitas Pengembangan SSN sudah terdapat referensi dokumen prosedur dan kebijakan yang mengatur evaluasi penggalian kebutuhan sistem, sehingga disimpulkan bahwa tugas penjaminan kualitas tersebut telah terpenuhi.
5. Berikutnya adalah memeriksa pemenuhan aktivitas penjaminan kualitas. Aktivitas dikatakan terpenuhi jika setiap masukan dan keluaran (pada kolom Masukan&Keluaran) aktivitas telah dituliskan referensi dokumennya pada kolom Dokumen Penjaminan Kualitas Pengembangan SSN
6. Misalkan yang akan dievaluasi adalah aktivitas Verifikasi bahwa partisipan yang berhak telah terlibat dalam penentuan kebutuhan sistem (pada kolom Aktivitas Penjaminan Kualitas SSN (berdasarkan hasil penyesuaian IEEE 730-2002 dengan metodologi XP)). Aktivitas tersebut membutuhkan beberapa masukan dan keluaran.
7. Dalam kolom Dokumen Penjaminan Kualitas Pengembangan SSN pada Lampiran E sudah terdapat referensi dokumen formulir, template, dan checklist yang dibutuhkan setiap masukan dan keluaran untuk aktivitas Verifikasi bahwa partisipan yang berhak telah terlibat dalam penentuan kebutuhan sistem, dimana referensi dokumen tersebut mengacu pada standar penjaminan kualitas tertentu (pada kolom Standar Penjaminan Kualitas Terkait). Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas penjaminan kualitas Verifikasi bahwa partisipan yang berhak telah terlibat dalam penentuan kebutuhan sistem telah terpenuhi.
Sedangkan contoh evaluasi pemenuhan praktik penjaminan kualitas XP dalam dokumen penjaminan kualitas pengembangan SSN dapat dilihar pada Tabel 3.
IV. KESIMPULAN
Studi ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Tidak semua praktik penjaminan kualitas pada XP dapat diterapkan dalam pengembangan SSN, hal tersebut karena perlunya penyesuaian dengan proses pengembangan eksisting. Praktik penjaminan kualitas dalam XP yang tidak dapat diterapkan pada pengembangan SSN adalah 40
hours per week karena fokus pengerjaan aplikasi
yang dilakukan oleh tim pengembang bukan waktu per minggu, melainkan berdasarkan batas terakhir penyelesaian fitur aplikasi.
2. Dokumen penjaminan kualitas pengembangan aplikasi SSN telah sesuai dengan standar IEEE 730-2002 karena telah memenuhi semua tugas dan aktivitas penjaminan kualitas yang dijelaskan dalam standar tersebut.
3. IEEE 730-2002 memiliki kekurangan dalam hal penyediaan panduan yang lengkap untuk penyesuaian tugas penjaminan kualitas dengan metodologi best practice pengembangan perangkat lunak. IEEE 730-2002 hanya menyediakan poin dan sedikit penjelasan tugas penjaminan kualitas perangkat lunak, sehingga diperlukan asumsi dan observasi lanjut untuk penyesuaian tersebut, seperti yang dilakukan dalam studi ini, yaitu dengan wawancara langsung dengan tim pengembang SSN.
V. DAFTARPUSTAKA
[1] Daniel Galin, Software Quality Assurance From Theory to
Implementation. London: Pearson Addison Wesley, 2004.
[2] Institute of Electrical and Electronics (IEEE), "Software,"
IEEE Engineering Standards Collection, 1991.
[3] M. A. Awad, "A Comparison between Agile and Traditional Software Development Methodologies," 2005.
[4] Hamid Faridani, "A Guide to Selecting Software Development Methodology," 2011.
[5] Beck K, "Embracing change with Extreme Programming,"
IEEE Computer Vol. 32, 1999.
[6] Institute of Electrical and Electronics (IEEE), "IEEE 730-2002 Standard for Sofware Quality Assurance," Institute of
Electrical and Electronics (IEEE), 2002.
[7] Institute of Electrical and Electronics (IEEE), "IEEE 1016-2009 Standard for Software Design Description," Institute of
Electrical and Electronics (IEEE), 2009.
[8] Institute of Electrical and Electronics (IEEE), "IEEE Std. 829-1998 System & Software Test Documentation,"
Institute of Electrical and Electronics (IEEE), 1998.
[9] Institute of Electrical and Electronics (IEEE), "ISO IEC 12207 / IEEE 12207-2008 Software Quality Management,"
Institute of Electrical and Electronics (IEEE), 2008.
[10] R.S. Pressman, Software Engineering – A Practitioner’s
Approach, European adaptation by D. Ince, 5th edn.
London: McGraw-Hill International, 2000.
[11] "IEEE Standard 730 Software Quality Assurance," 2012. [12] Pekka Abrahamsson, Outi Salo, Jussi Ronkainen, and
Juhani Warsta, Agile Software Development Methods. Finland: VTT Elektronics, 2002.
[13] "Software Quality Assurance," Institute of Electrical and
LAMPIRAN
Tabel 2 Contoh Evaluasi Pemenuhan Standar IEEE 730-2002 dalam Dokumen Penjaminan Kualitas Pengembangan Aplikasi SSN Proses Pengembangan SSN (dengan XP) Tugas Penjaminan Kualitas SSN (berdasarkan hasil penyesuaian IEEE 730-2002 dengan metodologi XP) Aktivitas Penjaminan Kualitas SSN (berdasarkan hasil penyesuaian IEEE 730-2002 dengan metodologi XP)
Masukan &Keluaran Standar Penjaminan Kualitas Terkait Dokumen Penjaminan Kualitas Pengembangan SSN
Fase Eksplorasi Evaluasi Fase Eksplorasi Evaluasi Penggalian Kebutuhan Sistem
Prosedur :
[PR-01 R00] Prosedur Evaluasi Penggalian Kebutuhan Sistem SSN
Kebijakan :
[KE-01 R00] Penggalian Kebutuhan Sistem Verifikasi bahwa partisipan
yang berhak telah terlibat dalam penentuan kebutuhan sistem
Masukan :
Hasil diskusi pembagian peran / tanggung jawab elemen pengembangan SSN
- Formulir :
[FM-02 R00] Diskusi Peran / Tanggung Jawab Elemen Pengembangan SSN Matrix Pertanggungjawaban IEEE Std, 730-2002 Software Quality
Plan
Lampiran A Matrix Pertanggungjawaban
Lampiran A Matrix Pertanggungjawaban dalam dokumen [TE-01 R00] Spesifikasi Kebutuhan Sistem dan Perangkat Lunak School Social Network (SKSPL-SSN-SSN). Keluaran :
System Requirements Analysis Process Audit Checklist
Figure B-3. IEEE Std 730-2002 Checklist :
[CH-01 R00] Checklist Evaluasi Penggalian Kebutuhan Sistem SSN
Tabel 3 Contoh Evaluasi Praktik Penjaminan Kualitas XP dalam Dokumen Penjaminan Kualitas Pengembangan Aplikasi SSN
Praktik Penjaminan Kualitas XP menurut Beck (2009)
Status Deskripsi Penerapan Dokumen Penjaminan Kualitas terkait
Perencanaan (Planning) Diterapkan Praktik perencanaan diterapkan pada fase perencanaan SSN melalui :
1. Ketentuan tugas dan aktivitas penjaminan kualitas fase perencanaan SSN pada dokumen PKPA-SSN bagian 3.2.3.2
[PA-01 R00] Penjaminan Kualitas Pengembangan Aplikasi School Social Network (PKPA-SSN)
2. Kebijakan fase perencanaan SSN [KE-02 R00] Fase Perencanaan SSN
3. Prosedur masukan dan evaluasi fase perencanaan SSN [PR-03 R00] Prosedur Evaluasi Fase Perencanaan SSN
4. Instruksi fase perencanaan SSN (instruksi untuk melakukan dokumentasi prioritas fitur)
[IN-01 R00] Fase Perencanaan SSN 5. Checklist untuk memeriksa keterpenuhan prosedur
perencanaan yang harus dilakukan
[CH-03 R00] Evaluasi Fase Perencanaan SSN 6. Formulir untuk melakukan perencanaan fitur, waktu dan
penanggung jawab.pengerjaanya.