PELESTARIAN NASKAH
DAERAH
Oleh : Jamiat,S.Sos
Pusat Preservasi Bahan Perpustakaan Perpustakaan Nasional RI
DASAR
HUKUM
1990Undang-Undang Nomor 4 tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. 2007 Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 Tentang Perpustakaan. 2012 Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 3 tahun 2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 1 tahun 2012. 2014 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan.
TUJUAN
Melestarikan danmendigitalisasi bahanperpustakaan dengan bahan yang mudah didapatkan
HAMBATAN
1. Tidak boleh
membawa
cairan kimia
saat di bandara.
01
2. Lokasi yang
sulit di jangkau
02
3. Belum tentu
bertemu
dengan pemilik
manuskrif.
03
PELAKSANAAN
TATA KERJA
Melakukan Pelestarian Fisik Bahan Perpustakaan
1. Melakukan Enkapsulasi
Enkapsulasi adalah cara memperkuat bahan perpustakaan dengan menggunakan plastic yang bebas asam. Seluruh permukaan kertas dilapisi dengan plastic dan pinggirannya direkatkan double tape. Biasanya engkapsulasi ini untuk bahan lembaran seperti : ijazah, peta dan sebagainya.
Bahan yang digunakan : Plastik bebas asam Double tips
Gunting/pisau cutter Kain mahjong
2. Lining
Memperkuat bahan perpustakaan yang rusak melalui pelapisan pada satu (bagian belakang kertas/dokumen). Proses ini digunakan pada dokumen berupa gambar atau peta.
Bahan yang digunakan:
a. Lem CMC (Carboxyl Methyl Cellulose)
b. Tissue Jepang RK 27 sebagai bahan pelapis d. Gunting
e. Pisau Cutter f. Kuas
3. Deasidifikasi
Deasidifikasi adalah proses menghilangkan keasaman pada bahan
perpustakaan. Deasidifikasi tidak dapat memperkuat bahan yang sudah
rapuh. Deasidifikasi ada dua jenis, yaitu deasidifikasi basa dan kering. Kegiatan yang dilakukan di daerah adalah deasidifikasi kering. Untuk memperkuat kertas terlebih dahulu diberi bahan penguat (buffer) sebelum disemprotkan.
Perlakuan ini digunakan agar kertas tidak mudah rusak karena basah terkena air semprotan. Kegiatan ini disebut dengan deasidifikasi kering. Deasidifikasi kering dilakukan dengan menyemprokan bahan pustaka menggunakan spray air yang diisi dengan kimia :
- Barium Hidroksida/ Ba (OH)²
- Kalsium, barium, dan magnesium asetat
- Magnesium methoxide
4. Meaning
Meaning adalah proses kegiatan menambal dan menyambung,
maksudnya untuk mengembalikan bentuk dan kekuatan kertas. Ada dua kegiatan dalam proses ini, yaitu secara manual dan melalui mesin leaf
caster. Di daerah leaf casting tidak diperlukan karena ketiadaan mesin leaf caster, jadi kegiatan meaning dilakukan secara manual. Adapun bahan dan peralatan yang dibutuhkan yaitu :
Tissue Jepang RK 27 (27 gram) CMC
Meja berlampu Pensil
5. Mengembalikan warna tulisan pada
bahan perpustakaan lontar.
Untuk mengembalikan warna tulisan pada naskah lontar, maka dibutuhkan kemiri yang dibakar dahulu sebelum dioleksan pada naskah lontar. Warna kehitaman bekas pembakaran kemiri akan melekat pada tulisan atau gambar. Agar tidak menimbulkan jamur pada naskah lontar seteleh diolesi kemiri, perlu dibersihkan lagi dengan alkohol.
6. Melakukan penjilidan
Penjilidan dengan benang (tread binding) Penjilidan dengan Lem (perfect binding)
Penjilidan dengan kawat (wire binding) dalam buku pedoman ini tidak
dibahas dan proses tidak dipakai karena kawat mengandung korosif yang dapat merusak buku. (tidak dipakai)
PELAKSANAAN
TATA KERJA
Melakukan
Pelestarian Informasi
Bahan Perpustakaan
1. Melakukan alih
media dalam bentuk
digital
2. Melakukan alih
media dalam bentuk
mikrofilm
1. Alih media dalam bentuk digital
Peralatan yang dibutukan: 1. Laptop
2. Lampu 3. Tripod 4. Kaca
Alih media dalam bentuk microfilm
Peralatan yang dibutuhkan : 1. Kamera Fortable
2. Kaca keukuran meja kamera
3. Tabung untuk mencuci film secara manual 4. Changing Bag
5. Stop watch/jam 6. Gunting
7. Mikrofilm
Melakukan ritual sebelum dilakukan
pelestarian
Konservasi
Gambar 1 : Melakukan penambalan pada manuskrif
Gambar 2 : Menghilangkan
Penjilidan
Gambar Pelestarian
informasi
Gambar 1 : alih media ke bentuk digital
Gambar 2 : alih media ke bentuk mikrofilm
PENCAPAIAN HASIL
Pencapaian hasil dalam pelestarian bahan perpustakaan di daerah per tahun
tidak selamanya mulus. Seperti Tabel ini :
Ket. Pulau lingga tidak berhasil karena pemilik naskah sedang berada diluar negeri, sehingga pelestarian dialihkan ke Museum dan Aceh tidak berhasil dikarenakan Umi pemilik manuskrif tidak bersedia dialih media atau digital
sehingga pelestarian dialihkan ke Perpustakaan dan Arsip daerah. Untuk daerah yang mempunyai koleksi diatas 300 eksemplar dilakukan secara berkala. Hasil Digitalisasi diserahkan kembali ke daerah
N O
DAERAH TARGET HASIL
Konservasi
Hasil Mikrofilm/digital 1 Daerah Istimewa Jogjakarta 100 Eks 100 Eks 20 Rol/1500 Judul
2 Cirebon 100 Eks 100 Eks 20 Rol/1500 Judul
3 Solo 100 Eks 100 Eks 20 Rol/1500 Judul
4 Makasar 100 Eks 100 Eks 20 Rol/1500 Judul
5 Bali 100 Eks 100 Eks 20 Rol/1500 Judul
6 Lombok 100 Eks 100 Eks 20 Rol/1500 Judul
7 Bima 100 Eks 100 Eks 20 Rol/1500 Judul
8 Mataram 100 Eks 100 Eks 20 Rol/1500 Judul
9 Hettu (Ambon) 100 Eks 50 Eks 10 Rol/ 500 Judul
10 Pulau Lingga (KEPPRI) 100 Eks 30 Eks 5 Rol/ 500 Judul
11 Penyengat (KEPPRI) 100 Eks 100 Eks 20 Rol/1500 Judul
DATA NASKAH MUSEUM SANG NILA
UTAMA RIAU TAHUN 2016
NO NOMOR
NASKAH JUDUL NASKAH UKURAN POSISI PETUGAS FISIK
1 R/1455/92-93 Pohon perhimpunan perjalanan Raja Ali Kelana 21 x 29,5 cm Ki - Ka Novi Fotokopi : kurang jelas 2 462 Hikayat si Miskin 17,5 x 21 cm Ka - Ki Novi Asli : Baik
3 07/2050/95-96 Silsilah qadariyah dan Naqsabandiyah 16 x 10 cm Ki - Ka Novi Asli : Rapuh, sobek, lepas jilidan 4 R/1177/89-90 Cerita 1001 malam dan satu malam 20 x 25,5 cm Ka - Ki Novi Fotokopi : Bolong
5 R/20/89-90 Hikayat Gul Bakawali 21 x 28,5 cm Ka - Ki Novi Fotokopi : 6 R/156/89-90 Silsilah melayu dan bugis dan sekalian raja-rajanya 19 x 27 cm Ka - Ki Amilia Fotokopi : 7 R/1168/89-90 Syair sinar gemala mustika alam 20 x 27 cm Ka - Ki Amilia Fotokopi : 8 R/1155/89-90 Syair siti sianah sahibat 21,5 x 33 cm Ka - Ki Amilia Fotokopi : 9 R/1180/89-90 Kasyaf al-asrar 21,5 x 30 cm Ka - Ki Amilia Fotokopi : 10 R/09/89-90 Syair chayatul muna 20,5 x 28,5 cm Ka - Ki Amilia Fotokopi : 11 R/1162/89-90 Taram bayang turun temurun sultan maha judin pagar ruyung 20,5 x 28,5 cm Ka - Ki Amilia Fotokopi : 12 R/31/89-90 Syair khadamuddin 21 x 30 cm Ka - Ki Novi Fotokopi : 13 1763 Kitab mukhtashor 11 x 17,5 cm Ka - Ki Novi Fotokopi :
14 1763 Talkhis al-Miftah 17 x 21 cm Ka - Ki Amilia Asli : Rapuh, sobek, lepas jilidan 15 1667 Tafsir Al-Quran Jalalain 22 x 33 cm Ka - Ki Amilia Asli : Rapuh, sobek, lepas jilidan 16 1571 Tafsir Al-Quran 22 x 33 cm Ka - Ki Wahid Asli : Rapuh, sobek, bolong, lepas jilidan 17 07-06.2007 Fiqih A 20 x 26 cm Ka - Ki Novi Asli : Rusak, sobek, bolong
18 07-04.2007 Al-Quran Al-Kahfi 20,5 x 34 cm Ka - Ki Wahid Asli : Rapuh, bolong, rusak 19 07-09.2007 Fiqih B 22 x 34 cm Ka - Ki Wahid Asli : Rapuh, sobek, lepas jilidan 20 1701 Fiqih C 23 x 33 cm Ka - Ki Wahid Asli : Rapuh, sobek, lepas jilidan 21 905 Fiqih D 23 x 33 cm Ka - Ki Wahid Asli : Rapuh, sobek, lepas jilidan
Penyerahan hasil
pelestarian
Gambar 1 : penyerahan hasil di Taman Bacaan Tenku Sinar Medan.
Gambar 2 : penyerahan hasil pelestarian di Keraton Jogja
KESIMPULAN
Apapun bentuk bahan perpustakaan pasti akan mengalami kerusakan dan
kerapuhan akibat dimakan usia atau terjadi bencana alam, Jika bahan perpustakaan tersebut tidak segera dilestarikan, maka bahan perpustakaan tersebut akan punah
Setiap perpustakaan daerah ataupun museum daerah yang memiliki manuskrif
peninggalan sejarah dapat melaporkan ke Perpustakaan Nasional RI untuk dilestarikan, agar dapat bertahan lama, dan dapat dimanfaatkan oleh generasi penerus bangsa
Pelestarian bahan perpustakaan di daerah merupakan kewajiban
Perpustakaan Nasional RI. Sesuai dengan PP No. 24 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Yaitu pasal 17 ayat 1 berbunyi Pelestarian koleksi sebagaimana dimaksud pasal 11 huruf F dilakukan oleh Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Provinsi