• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar berjangka (futures market) merupakan bagian dari pasar derivatif yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pasar berjangka (futures market) merupakan bagian dari pasar derivatif yang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar berjangka (futures market) merupakan bagian dari pasar derivatif yang digunakan oleh berbagai pihak untuk mengelola resiko. Di Indonesia pasar ini sudah lama dirasakan kebutuhannya, tetapi realisasinya sangat lambat. Berbagai kendala seperti sedikitnya yang berminat jadi promotor, kesan bahwa perdagangan berjangka sama dengan judi dan sebagainya, belum lagi masalah persaingan dan perselisihan antara pemerintah dengan pialang tidak resmi. Krisis ekonomi dan keuangan mereposisikan urgensi akan bursa berjangka di Indonesia yang sudah sangat telat dibanding negara lain yang telah memulai perdagangan sejak abad yang lalu. Akibat kendala diatas maka sosialisasi akan perlunya pasar berjangka menjadi terabaikan.1

Bursa berjangka di Indonesia sangat potensial untuk memperdagangkan kontrak-kontrak komoditi yang banyak di hasilkan Indonesia seperti berjangka kayu lapis, minyak mentah (jenis minas), termasuk juga kontrak keuangan seperti Indeks Saham dan Obligasi sangat potensial untuk diperdagangkan. Selain itu terbuka juga potensial bagi kontrak berjangka lada, cokelat, dan Rupiah/Dolar sebaiknya dikaji lebih dalam karena kekuatan pasar Indonesia tidak cukup signifikan untuk membentuk harga yang wajar.2

1

DR. Hanafi Sofyan, Perdagangan Berjangka dan Ekonomi Indonesia ( Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2000 ) hal. vii

2 Ibid

(2)

Prospek perdagangan berjangka di Indonesia cukup menjanjikan karena selain produsen beberapa komoditi pertanian, pertambangan, Indonesia juga membutuhkan komoditi energi dan finansial dari luar negeri. Hingga saat ini diperkirakan sudah 2500 orang lebih yang telah bertransaksi dalam perdagangan berjangka dan beberapa yang bekerja sebagai tenaga analis, marketing pada perusahaan perdagangan berjangka. Berdasarkan data tersebut sebetulnya sudah cukup tersedia tenaga kerja dan pemain, tetapi mereka belum terbiasa dengan mekanisme transaksi lewat bursa. Selama ini transaksi diamanatkan melalui perusahaan yang beroperasi sebagai

commission house tersebut. Akhir-akhir ini juga bermunculan agen pemasaran

kontrak berjangka komoditi di bursa berjangka melalui Pialang Berjangka.3

Pialang berjangka menawarkan banyak kesempatan bagi investor dengan modal dan adanya risiko. Spekulator berjangka sama halnya dengan mereka yang berinvestasi pada saham, obligasi, dan properti yaitu mencari keuntungan dengan mengambil risiko tentunya dengan ekspektasi mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga.4

Kegunaan utama pasar berjangka sama seperti seabad yang lalu yaitu menyediakan mekanisme yang efisien dan efektif untuk manajement risiko harga bagi produsen dan konsumen komoditi dengan melindungi risikonya yang diambil alih oleh spekulan . Jelas tanpa adanya spekulan pasar akan kurang bergairah, dan bursa akan hidup jika banyak locals, yaitu pedagang berjangka yang mengambil risiko dari produsen dan pengguna komoditi dengan maksud mendapatkan keuntungan yang

3

DR. Hanafi sofyan, Op. cit., hal. xi 4

(3)

berarti. Dengan menganalisa pasar dengan cermat, spekulator menginvestasikan modalnya atas risiko yang ada untuk mendapatkan keuntungan dari fluktuasi harga.5

Kontrak berjangka komoditi adalah suatu komitmen tetap untuk menyerahkan atau menerima sejumlah komoditi tertentu dengan kualitas yang telah ditetapkan sepanjang masa sebelum jatuh tempo dan dengan harga dibentuk melalui lelang terbuka terus menerus di bursa berjangka.6

Dalam bertransaksi pada perusahaan pialang berjangka seluruh kegiatan dan sebagian dari fungsi perusahaan tersebut dilakukan oleh seorang wakil pialang. Wakil pialang merupakan orang perorangan yang berdasarkan kesepakatan dengan Pialang Berjangka, melaksanakan sebagian fungsi pialang berjangka. Untuk itu dalam melakukan transaksi kontrak berjangka pada perusahaan pialang berjangka diperlukan peran serta wakil pialang berjangka tersebut.7

Disahkannya dan diberlakukannya UU No.32 Tahun 1997 tentang perdagangan berjangka komoditi maka diharapkan transaksi ini dapat dilakukan secara legal dan perusahaan yang bergerak di sektor ini harus memiliki izin dari Bappepti. Begitu juga Untuk mempermudah transaksi kontrak berjangka di butuhkan peran serta wakil pialang berjangka agar para Nasabah mengetahui dengan jelas mengenai produk yang akan di perdagangkan di perusahaan tersebut, mengatahui tentang perusahaan tersebut dan legal atau tidaknya perusahaan pialang tersebut, mekanisme bertransaksi dan apa saja keuntungan dan kerugian apabila menjadi Nasabah di perusahaan tersebut.

5

The Fei Ming, Day Trading Valuta Asing (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2000 ) hal. 3 6

DR. Hanafi Sofyan, Op.Cit., hal. 179 7

(4)

dengan wakil pialang berjangka yang mempunyai peranan penting pada perusahaan pialang berjangka juga harus memiliki izin dari Bappepti. Di samping itu Peraturan Pelaksanaan (PP) yang dikeluarkan pemerintah sebaiknya menetapkan kontrak apa saja yang boleh diperdagangkan, khususnya yang berkaitan dengan bursa luar negeri.8

2. Bagaimana Pengaturan Hukum Mengenai Kontrak Berjangka ? B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana Pengaturan Hukum Mengenai Perusahaan Pialang Berjangka di Indonesia ?

3. Bagaimana Peranan Wakil Pialang Berjangka dalam Melakukan Transaksi Kontrak Berjangka di PT. Inter Pan Pasifik Futures Medan ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan pembahasan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai perusahaan pialang berjangka dan pengaturannya dalam berbagai peraturan di Indonesia.

b. Untuk mengetahui sistem transaksi kontrak berjangka yang ada pada perusahaan pialang berjangka

c. Untuk mengetahui peranan wakil pialang berjangka dalam melakukan transaksi kontrak berjangka di PT. Inter Pan Pasifik futures Medan.

8

(5)

2. Manfaat Penelitian

Melalui penulisan skripsi ini diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, pembahasan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini tentu saja akan memberikan kontribusi pemahaman, pemikiran dan pandangan baru terhadap Wakil Pialang Berjangka. Di dalam perkembangan selanjutnya akan menjadi masukan bagi para pelaku dunia bisnis dan dapat benar-benar mengetahui pengaturan hukum mengenai wakil pialang berjangka.

Selain itu tulisan ini juga bermanfaat sebagai referensi dan perbandingan untuk memperkaya ilmu pengetahuan dalam lingkup Hukum Ekonomi, khususnya dalam kegiatan usaha di Pasar Modal.

b. Manfaat Praktis

Pembahasan skripsi ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai Pasar Modal khususnya mengenai Wakil Pialang Berjangka.

Selain dari pada itu, penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat yang berupa pengetahuan melalui tulisan bagi perkembangan dan kemajuan Pasar Modal di Indonesia.

D. Keaslian Penulisan

“Peranan Wakil Pialang Berjangka Dalam Melakukan Transaksi Kontrak Berjangka (Study : PT. Inter Pan Pasifik Futures Medan)” yang diangkat menjadi

(6)

judu l skripsi ini belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Jika memang terdapat judul yang hampir sama dengan ini, akan tetapi substantif pembahasannya berbeda. Penulis menyusun melalui referensi buku-buku serta bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan

Perdagangan Berjangka Komoditi, yang selanjutnya disebut Perdagangan Berjangka, adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli komoditi dengan penyerahan kemudian berdasarkan Kontrak Berjangka dan Opsi atas Kontrak Berjangka.9

Kontrak Berjangka adalah suatu bentuk kontrak standar untuk membeli atau menjual Komoditi dalam jumlah, mutu, jenis, tempat, dan waktu penyerahan dikemudian hari yang telah ditetapkan, dan termasuk dalam pengertian Kontrak Berjangka ini Opsi atas Kontrak Berjangka.

Komoditi adalah barang dagangan yang menjadi subjek kontrak berjangka yang diperdagangkan di Bursa Berjangka.

10

Opsi atas Kontrak Berjangka, yang selanjutnya disebut opsi, adalah suatu kontrak yang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli atau menjual Kontrak

9

Undang-undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi 10

(7)

Berjangka atas Komoditi tertentu pada tingkat harga, jumlah, dan jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan membayar sejumlah premi.11

Pialang Perdagangan Berjangka, yang selanjutnya disebut Pialang Berjangka adalah badan usaha yang melakukan kegiatan jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka atas amanat Nasabah dengan menarik sejumlah uang/atau surat berharga tertentu sebagai margin untuk menjamin transaksi tersebut.12

Margin adalah sejumlah uang atau surat berharga yang harus ditempatkan oleh Nasabah pada Pialang Berjangka, Pialang Berjangka pada Anggota Kliring Berjangka, atau Anggota Kliring Berjangka pada Lembaga Kliring Berjangka untuk menjamin pelaksanaan transaksi Kontrak Berjangka.

Nasabah adalah Pihak yang melakukan transaksi Kontrak Berjangka melalui rekening yang dikelola oleh Pialang Berjangka.

13

Wakil Pialang Berjangka adalah orang perseorangan yang berdasarkan kesepakatan dengan Pialang Berjangka, melaksanakan sebagian fungsi Pialang Berjangka.14

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka metode penelitian yang digunakan antara lain :

F. Metode Penelitian

11

Undang-undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi 12

Undang-undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi 13

Undang-undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi 14

Penjelasan Pasal 31 ayat (3) Undang-undang No.32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi.

(8)

1. Jenis Penelitian

Dalam menyusun skripsi ini, digunakan Metode Penelitiann Hukum Normatif. Penelitian Hukum Normatif adalah penelitian dengan hanya mengolah dan menggunakan data-data sekunder. Sedangkan bersifat deskriptif maksudnya penelitian tersebut kadang kala dilakukan dengan melakukan suatu survey ke lapangan untuk mendapatkan informasi yang dapat mendukung teori yang ada. 2. Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer dapat diperoleh langsung dari lapangan melalui wawancara dengan informan yang berasal dari PT. Inter Pan Pasifik Futures Medan dan pihak-pihak yang terkait dan memenuhi karakteristik untuk mendapat gambaran mengenai masalah yang akan di teliti.

b. Data Sekunder

Data-data sekunder tersebut sebagai berikut :

1. Bahan-bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan Hukum yang mengikat dan terdiri dari :

a. Undang-Undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi

b. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi

(9)

c. Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi No. 57 / Bappepti / KP / 9 / 2005 tentang Izin Wakil Pialang Berjangka

d. Surat Keputusan BAPPEPTI No. 64/BAPPEPTI/Per/1/2009 tentang Ketentuan Teknis Perilaku Pialang Berjangka

e. Keputusan Kepala BAPPEPTI No. 07/Bappepti/KP/X/1999 tentang Perizinan Pialang Berjangka, Penasihat Berjangka, Pengelola Sentra Pengelola Sentra Dana Berjangka, dan Pedagang Berjangka pada Pasal Dana Berjangka, Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka, Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka dan Pedagang Berjangka.

2. Bahan-bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti RUU, hasil-hasil penelitian, atau pendapat pakar hukum.

3. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus (hukum), ensiklopedia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Penelitian Kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau yang disebut dengan data

(10)

sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah berasal dari buku-buku baik koleksi pribadi maupun dari perpustakaan, dokumen-dokumen pemerintah, termasuk peraturan perundang-undangan.

Tahap-tahap pengumpulan data melalui study pustaka adalah sebagai berikut :

a. Melakukan inventarisasi Hukum Positif dan bahan-bahan hukum lainnya yang relevan dengan objek penelitian.

b. Melakukan penelusuran kepustakaan melalui perpustakaan, artikel-artikel, media cetak maupun media elektroni, dokumen-dokumen pemerintah dan peraturan perundang-undangan.

c. Mengelompokkan data-data yang relevan dengan permasalahan.

d. Menganalisa data-data yang relevan tersebut untuk menyelesaikan masalah yang menjadi objek penelitian.

2. Penelitian Lapangan (field research), yaitu suatu pengumpulan data dengan cara terjun kelapangan dalam hal ini PT. Inter Pan Pasififk Futures Medan guna memperoleh data yang diperlukan, dan data yang diperoleh itu disebut dengan data primer.dalam penelitian ini dilakukan wawancara (interview). Wawancara (interview) situasi peran antar pribadi bertatap muka (face to face), ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Bapak Benni selaku Wakil Pialang Berjangka di PT. Inter Pan Pasifik Futures Medan yang dirancang untuk

(11)

memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada seorang independen.

4. Analisis Data

Data Primer dan Data Sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian dianalisa secara perspektif dengan menggunakan metode deduktif dan metode induktif. Metode deduktif dilakukan dengan membaca, menafsirkan dan membandingkan, sedangkan metode induktif dilakukan dengan menterjemahkan berbagai sumber yang berhubungan dengan topik dalam skripsi ini, sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.

G. Sistematika Penulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, pembahasannya harus diuraikan secara sistamatis. Untuk mempermudah penulisan skripsi ini diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab perbab yang saling berangkaian satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini antara lain : BAB I : Beisikan pendahuluan yang merupakan bab yang memberikan ilustrasi

guna memberikan informasi yang bersifat umum dan menyeluruh serta sistematis yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah kemudian dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan yang kemudian diakhiri oleh sistematika penulisan.

(12)

BAB II : Berisikan Hal-hal yang mengenai Perusahaan Pialang Berjangka di Indonesia , dimulai dari Pengertian Perusahaan Pialang Berjangka, Dasar Hukum Perusahaan Pialang Berjangka, kemudian dilanjutin dengan Kegiatan Usaha Yang Dilakukan Perusahaan Pialang Berjangka, Hak dan Kewajiban Perusahaan Pialang Berjangka, Pengaturan Mengenai Wakil Pialang Berjangka di Indonesia kemudian mengenai Izin Wakil Pialang Berjangka Yang Diberikan Oleh BAPPEPTI.

BAB III : Merupakan bab yang berisikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Pengaturan Hukum Mengenai Kontrak Berjangka, yang dimulai dengan Pengertian Kontrak Berjanngka, Pengaturan Hukum Kontrak Berjangka di Indonesia, Mekanisme Transaksi Kontrak Berjangka di Indonesia. BAB IV : Merupakan bab yang berisikan pembahasan mengenai Pialang Berjangka

Dalam Melakukan Transaksi Kontrak Berjangka di PT. Inter Pan Pasifik Futures Medan, Gambaran umum PT. Inter Pan Pasifik Futurres Medan, Mekanisme Transaksi Kontrak Berjangka, Peranan Wakil Pialang Berjangka Dalam Melakukan Transaksi Kontrak Berjangka, Hambatan yang Diahadapi Wakil Pialang Berjangka, dan Penyelesaian Hambatan yang Dihadapi Wakil Pialang Berjanngka di PT. Inter Pan Pasifik Futurres Medan.

BAB V : Merupakan bab akhir yang berisi kesimpulan dari semua bab terdahulu yang telah dijelaskan serta saran-saran sebagai suatu solusi atau masukan terhadap masalah yang akan dibahas dan mungkin akan

Referensi

Dokumen terkait

Justeru, pengetahuan dan kemahiran mengguna serta mengintegrasikan TMK di tahap awal pendidikan adalah sangat penting dalam membentuk dan menaik taraf pendidikan dalam kalangan

Para Pihak wajib menerapkan langkah-langkah yang dianggap perlu, termasuk, jika dipandang tepat, perundang-undangan nasional, untuk menjamin bahwa kejahatan-kejahatan yang

1) Pada halaman pembelajaran penulisan aksara Sunda diharapkan menggunakan algoritma untuk mencocokan input pola penulisan aksara Sunda dengan gambar. Algoritma

Pada masa mendatang perlu kiranya dilakukan penelitian lanjutan dengan menggabungkan Teknik DCS dengan algoritma kompresi file sehingga ukuran file hasil proses

[r]

Metode pengembangan yang digunakan pada aplikasi manajemen informasi sedekah ini adalah rekayasa perangkat lunak berorientasi penggunaan ulang.. Adapun langkah-langkah

Tesis ini disusun berdasarkan hasil penelitian penulis yang berjudul “AnalisisPencapaian Kinerja Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) di Kabupaten

Hasil penelitian menunjukkan bahwa putaran poros maksimal yang dihasilkan oleh turbin angin vertikal darrieus tipe-H yang diteliti berada pada sudut pitch 45° dan