Pemodelan Sistem Pembangkit Listrik Hibrida Berbasis Energi Angin dan Matahari
(Modeling of Hybrid Electricity Generator System Bases on Wind and Solar Energy)F
REDDYK
URNIAWAN,
R
AHMATA
DIPRASETYAA
LH
ASIBIA
BSTRACTA simulation system using optimization tool, HOMER, for a hybrid solar-wind-battery system in grid-connected renewable electricity generation is presented. The system is intended to reinforce remote weak distribution grids. The power injection of the hybrid generation system to the grid is defined by a power prediction method. The battery smoothes the power output and absorbs the prediction errors. As a reference, a hybrid solar–wind–battery system is selected. The impact of the integration of photovoltaic and wind turbine generation is studied. As an example for the meteorological conditions, wind data from the BMG and solar irradiation mean values for Yogyakarta are applied. The solar panel capacity, wind turbine capacity and battery sizes are obtained by HOMER. HOMER determined the most optimum configuration of a system to supply a certain remote electrical load. Integration of solar–wind generation can be used to supply the electricity demand by the application of battery bank system. It also concluded that the battery system is very important for the renewable energy source of solar and wind because it has high variability performance during the service time. In addition, it cannot directly be used to supply electrical energy to the load.
Keywords: hybrid system, solar-wind system, HOMER
P
ENDAHULUANEnergi dan air bersih merupakan dua komoditas
dasar yang dibutuhkan dalam setiap aktivitas
manusia untuk menghasilkan kehidupan yang
berkelanjutan dan berkualitas. Energi dapat
dikatakan
sebagai
bahan
bakar
untuk
pertumbuhan, sebuah kebutuhan penting yang
digunakan untuk pembangunan ekonomi dan
sosial. Kebutuhan energi diperkirakan akan
mengalami peningkatan dengan stabil hingga
tahun 2030 berdasarkan berbagai macam
skenario perkiraan. Peningkatan kebutuhan
energi primer global diperkirakan mencapai
1,7% per tahun dari tahun 2000 sampai dengan
2030, dengan nilai tahunannya mencapai 15,3
109 ton of oil equivalent (TOE), sedangkan
peningkatan
kebutuhan
minyak
global
diperkirakan mencapai 1,6% per tahun dari 75
10
6barrel per hari sampai 120 10
6barrel per
hari (Sen, 2008).
Sumber energi terbarukan diharapkan memiliki
peran aktif dalam skenario diversifikasi energi
di masa yang akan datang karena sumber energi
ini bersifat ramah terhadap lingkungan dan
memiliki cadangan yang tidak pernah habis.
Sebagai
contoh
energi
matahari,
yang
merupakan akar dari semua bahan bakar fosil
dan sumber energi terbarukan lainnya, dapat
digunakan sebagai sumber energi alternatif dan
ketersediaannya juga sangat memadai. Selain
itu, energi angin merupakan sumber energi
alternatif
yang
sangat
potensial
untuk
dikembangkan.
Meskipun
demikian,
pengembangan kedua sumber energi alternatif
ini sangat dipengaruhi oleh keadaan geografis.
Sumber energi terbarukan memiliki potensi
menghasilkan daya listrik untuk masyarakat.
Proses
pengembangan
teknologi
untuk
memanfaatkan
sumber-sumber
energi
terbarukan dalam skala kecil yang murah dan
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat masih
terus dikembangkan (Fresis dan Infield, 2008)
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
secara geografis memiliki potensi energi
matahari dan angin yang cukup potensial untuk
dikembangkan (Anonim, 2009). Karena letak
DIY di dekat garis katulistiwa, energi matahari
dapat diperoleh hampir sepanjang tahun dengan
tingkat radiasi yang memadai untuk digunakan
sebagai sumber energi alternatif. Energi angin
di wilayah Provinsi DIY dapat diperoleh di
sepanjang pesisir pantai selatan. Energi angin
ini cukup potensial untuk dikembangkan. Dua
potensi energi terbarukan tersebut dapat
digunakan sebagai dasar pentingnya dilakukan
ekplorasi untuk mendukung aktivitas ekonomi
dan sosial di Provinsi DIY. Selain itu,
pengembangan
energi
terbarukan
dapat
digunakan untuk mengurangi ketergantungan
terhadap energi listrik yang berasal dari
pembangkit listrik dengan bahan bakar fosil,
seperti minyak disel dan minyak bakar.
Berdasarkan data radiasi sinar matahari dan
energi angin di wilayah pantai Yogyakarta,
model sistem pembangkit listrik hibrida
dirancang
untuk
mensimulasikan
dan
menentukan sistem yang paling optimal untuk
menyediakan energi listrik untuk beban listrik
pada daerah tertentu. Tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Merancang model sistem pembangkit listrik
grid-connected untuk memanfaatkan radiasi
matahari dan energi angin,
2. Menganalisis karakteristik daya keluaran
yang dihasilkan oleh sistem berdasarkan
data potensi radiasi matahari dan energi
angin terhadap beban listrik pada interval
waktu yang sama.
Model yang telah dirancang, akan digunakan
untuk mensimulasikan sistem hibrida ini dalam
rentang waktu satu tahun dengan data keluaran
berupa daya yang dihasilkan oleh
masing-masing komponen sistem dan beban listrik yang
disuplai. Data yang dihasilkan adalah data
perubahan daya keluaran sistem dan beban
listrik setiap jamnya dalam rentang waktu satu
tahun tersebut.
Dengan adanya model sistem interkoneksi dan
menganalisis
karakteristik
potensi
energi
matahari dan angin melalui model, diharapkan
dapat digunakan sebagai acuan pengembangan
dan pengeksplorasian sumber-sumber energi
terbarukan. Sistem interkoneksi ini diharapkan
dapat digunakan pada sektor rumah tangga,
industri rumah tangga atau industri skala kecil
sampai
menengah.
Dengan
demikian
ketergantungan terhadap penyediaan energi
konvensional dapat dikurangi tanpa harus
menurunkan aktivitas produksi.
M
ETODEP
ENELITIANPenelitian diawali dengan pengumpulan data
yang berupa data rata-rata kecepatan angin
setiap bulannya dalam satu tahun. Data ini
diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Bagian
Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi DIY
dalam Laporan Rencana Umum Energi Daerah
(RUED) 2007-2025 (Anonim, 2009). Selain
data tersebut, pengukuran secara langsung
dilakukan dalam waktu dua hari untuk melihat
karakteristik angin setiap jamnya di pesisir
pantai selatan Yogyakarta. Data-data ini dapat
dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. T
maxdan T
mindi dalam Tabel 2 berturut-turut merupakan
waktu terlama dan tercepat anemometer untuk
mencapai nilai 100 poin untuk pengukuran
setiap jamnya.
TABEL 1. Potensi energi angin di Provinsi DIY No. Bulan Arah Angin rata-rata (derajat) Kecepatan angin rata-rata (m/s) 1 Januari 240 5,14 2 Februari 240 4,63 3 Maret 120 4,63 4 April 120 4,63 5 Mei 240 4,12 6 Juni 240 4,63 7 Juli 220 4,63 8 Agustus 240 5,14 9 September 240 5,14 10 Oktober 240 5,14 11 November 240 5,14 12 Desember 240 5,14 SUMBER: Anonim (2009)
Data potensi energi yang berasal dari radiasi
matahari di Provinsi DIY juga diperoleh dari
Anonim (2009). Besarnya potensi radiasi
matahari rata-rata di wilayah Yogyakarta adalah
4,8 kWh/m
2/hari. Rata-rata radiasi matahari
setiap
bulannya
yang
dihitung
dengan
menggunakan metode clearness index dapat
dilihat pada Tabel 3. Clearness index
merupakan sebuah bilangan tanpa dimensi yang
memiliki nilai dari 0 sampai dengan 1.
Clearness index menyatakan sebagian radiasi
matahari yang sampai ke permukaan bumi dari
keseluruhan radiasi matahari di atas atmosfir
bumi. Formulasi tentang clearness index
dinyakatan dengan (Hansen et al., 2000):
TABEL 2.Data hasil pengukuran kecepatan angin di Pantai Depok
No
Waktu pengamatan
(WIB)
Tanggal 6 Juni 2009 Tanggal 7 Juni 2009
tmax tmin
T
(rerata T) Vangin (m/s) tmax tmin
T
(rerata T) Vangin (m/s) 1 00.00 72,35 68,27 70,31 1,42 62,12 57,98 60,05 1,67 2 01.00 73,12 65,31 69,22 1,44 62,89 58,66 60,78 1,65 3 02.00 92,30 87,01 89,66 1,12 84,07 75,84 79,96 1,25 4 03.00 112,61 98,14 105,38 0,95 70,64 66,72 68,68 1,46 5 04.00 63,57 43,11 53,34 1,87 53,34 42,11 47,73 2,10 6 05.00 75,14 68,37 71,76 1,39 64,91 54,68 59,80 1,67 7 06.00 55,04 40,31 47,68 2,10 44,23 34,00 39,12 2,56 8 07.00 53,72 35,19 44,46 2,25 43,49 33,26 38,38 2,61 9 08.00 42,11 31,03 36,57 2,73 43,11 33,03 38,07 2,63 10 09.00 40,91 36,19 38,55 2,59 40,31 23,41 31,86 3,14 11 10.00 38,70 26,53 32,62 3,07 32,46 25,34 28,90 3,46 12 11.00 39,27 18,42 28,85 3,47 39,72 17,23 28,48 3,51 13 12.00 28,51 14,16 21,34 4,69 25,71 12,97 19,34 5,17 14 13.00 18,20 14,84 16,52 6,05 19,23 13,65 16,44 6,08 15 14.00 16,60 13,20 14,90 6,71 15,20 12,01 13,61 7,35 16 15.00 12,01 9,98 11,00 9,10 12,82 12,10 12,46 8,03 17 16.00 18,32 16,24 17,28 5,79 15,05 13,24 14,15 7,07 18 17.00 16,43 13,12 14,78 6,77 18,33 11,93 15,13 6,61 19 18.00 25,22 19,19 22,21 4,50 18,00 15,12 16,56 6,04 20 19.00 25,39 20,13 22,76 4,39 23,34 18,94 21,14 4,73 21 20.00 23,19 20,10 21,65 4,62 27,31 18,91 23,11 4,33 22 21.00 26,00 20,30 23,15 4,32 25,48 19,11 22,30 4,49 23 22.00 32,19 27,15 29,67 3,37 30,25 25,96 28,11 3,56 24 23.00 28,47 24,20 26,34 3,80 28,17 23,01 25,59 3,91TABEL 3.Data rata-rata radiasi matahari bulanan Bulan Clearness Index
Radiasi Harian (kWh/m2/hari) Januari 0,40 4,28 Februari 0,41 4,47 Maret 0,44 4,59 April 0,48 4,72 Mei 0,53 4,73 Juni 0,54 4,55 Juli 0,56 4,80 Agustus 0,56 5,25 September 0,55 5,54 Oktober 0,51 5,39 November 0,44 4,71 Desember 0,43 4,57 SUMBER: Anonim (2009) ave o ave T
H
H
K
,
(1)dengan K
Tmerupakan clearness index, H
avemerupakan rata-rata radiasi matahari yang
mencapai permukaan bumi (kWh/m
2/hari) dan
Ho,ave
adalah rata-rata radiasi matahari di atas
atmosfir bumi (kWh/m
2/hari).
Secara keseluruhan, sistem dalam model
HOMER dapat dilihat pada Gambar 1.
Dalam sistem pada Gambar 1, grid adalah
jaringan listrik PLN. Primary load adalah
beban listrik yang akan disuplai oleh sistem.
PV adalah solar panel yang digunakan untuk
mengkonversi data radiasi sinar matahari
menjadi energi listrik yang bersama dengan
turbin angin (generik 1 kW) yang digunakan
untuk mengkonversi energi angin menjadi
energi listrik digunakan untuk mensuplai
beban listrik. Sebelum digunakan untuk
mensuplai beban listrik, energi listrik yang
berasal dari PV dan turbin angin terlebih
dahulu disimpan di dalam battery bank dalam
bentuk
daya
DC.
Selanjutnya
dengan
menggunakan konverter daya DC dari battery
bank tersebut dialirkan ke beban sesuai dengan
kebutuhan beban pada saat tertentu.
Dalam model ini, sistem pembangkit listrik
hibrida digunakan untuk menyediakan daya
listrik untuk daerah pantai (remote area).
Untuk daerah penelitian yang terletak di pesisir
pantai selatan, Yogyakarta, peralatan listrik
yang digunakan di rumah-rumah tersebut pada
umumnya masih relatif sederhana. Lampu
penerangan (TL), TV 14’, radio/cassette
player dan seterika merupakan peralatan
elektronik yang sering dijumpai di
rumah-rumah di daerah tersebut. Hasil survai rata-rata
penggunanaan peralatan tersebut dapat dilihat
pada Tabel 4.
TABEL 4.Data penggunaan peralatan listrik
Jenis Peralatan Kuantitas Daya (W) Penggunaan maksimum per hari (jam) Lampu Penerangan (TL) 4-5 10 4 TV 14” 1 150 4 Radio/Cassette Player 1 5 5 Seterika 1 150 2
Survai waktu penggunaan peralatan listrik
dalam satu hari pada rumah tangga di sekitar
Pantai Depok Provinsi DIY juga dilakukan.
Sebagai contoh, lampu penerangan yang
digunakan sebagai penerangan jalan digunakan
dari matahari terbenam sampai matahari akan
terbit, sedangkan lampu penerangan di dalam
rumah dinyalakan saat matahari terbenam
sampai antara pukul 21.00 sampai 22.00 wib.
Pola
penggunaan
peralatan
listrik
ini
digunakan sebagai acuan untuk menghasilkan
kapasitas energi listrik yang digunakan setiap
jamnya dalam satu hari serta besar energi
listrik per harinya. Pola penggunaan energi
listrik untuk 100 rumah tangga di sekitar
Pantai Depok ditunjukkan pada Tabel 5.
TABEL 5.Beban listrik harian rumah tangga
Jam Beban Listrik (kW) 00:00 - 01:00 2,056 01:00 - 02:00 1,956 02:00 - 03:00 1,833 03:00 - 04:00 1,823 04:00 - 05:00 1,850 05:00 - 06:00 2,270 06:00 - 07:00 2,843 07:00 - 08:00 3,762 08:00 - 09:00 4,058 09:00 - 10:00 4,041 10:00 - 11:00 3,984 11:00 - 12:00 4,142 12:00 - 13:00 4,015 13:00 - 14:00 4,102 14:00 - 15:00 3,984 15:00 - 16:00 4,189 16:00 - 17:00 4,957 17:00 - 18:00 5,710 18:00 - 19:00 6,669 19:00 - 20:00 5,529 20:00 - 21:00 3,767 21:00 - 22:00 2,890 22:00 - 23:00 2,419 23:00 - 00:00 2,151
Selanjutnya data tentang potensi energi dalam
bentuk kecepatan angin dan radiasi matahari
yang telah diperoleh, digunakan sebagai
masukan untuk menjalankan simulasi dengan
menggunakan model HOMER. Pengukuran
kecepatan angin selama dua hari, yaitu pada
tanggal 6 dan 7 Juni 2009 (seperti pada Tabel
2) perlu dilakukan untuk digunakan sebagai
masukan HOMER, yaitu bagi menentukan
diurnal pattern (perubahan kecepatan angin
terhadap
waktu)
dan
waktu
terjadinya
kecepatan angin maksimum. Hal yang sama
tidak dilakukan untuk potensi energi radiasi
matahari.
Dalam
hal
ini,
HOMER
mendapatkan informasi perubahan radiasi
matahari terhadap waktu dan waktu terjadinya
radiasi matahari maksimum dari informasi
tentang latitude dan longitude suatu daerah.
H
ASILS
IMULASIBeban Listrik
HOMER dapat mengakomodasi perubahan
profil beban listrik untuk setiap bulannya.
Namun demikian, profil beban listrik untuk
daerah tropis dapat dianggap sama untuk setiap
bulannya. Hal ini disebabkan tidak adanya
perbedaan iklim yang sangat berbeda dalam
periode satu tahun. Dengan demikian, profil
beban listrik seperti pada Tabel 5 digunakan
untuk mensimulasikan beban listrik sepanjang
tahun. Beban listrik yang digunakan di dalam
sistem yang akan dimodelkan diasumsikan
memiliki random variability harian sebesar
20%. Hasil simulasi penggunaan beban listrik
dapat dilihat pada Tabel 6 dan Gambar 2.
TABEL 6.Sistem beban listrik Sistem Beban Listrik
Average (kWh/d) 85,00
Average (kW) 3,54
Peak (kW) 11,50
Load factor 0,308
Berdasarkan hasil simulasi seperti pada
Gambar 2 yang dirangkum di dalam Tabel 6,
rata-rata energi listrik yang digunakan adalah
85,00 kWh/hari. Rata-rata beban listrik adalah
3,54 kW dan beban puncak yang mungkin
terjadi adalah 11,5 kW dalam satu tahun.
Dengan
demikian,
faktor
beban,
yang
merupakan perbandingan antara rata-rata
beban listrik dan beban puncak adalah 0,308.
Kecepatan Angin
Dari data hasil pengukuran kecepatan angin di
Tabel 2, kecepatan angin maksimum adalah
sebesar 9,09 m/s yang terjadi pukul 15.00 wib.
Koefisien korelasi kecepatan angin terhadap
waktu adalah sebesar 0,66 yang berarti bahwa
hubungan antara kecepatan angin dan waktu
terjadinya kecepatan angin memiliki korelasi
yang cukup. Kecepatan angin maksimum,
waktu terjadinya kecepatan angin maksimum,
dan koefisien korelasi merupakan
parameter-paramter yang digunakan sebagai masukan
untuk model HOMER. Hasil simulasi potensi
kecepatan angin dapat dilihat pada Gambar 3
dan Gambar 4.
GAMBAR 2.Profil Beban Listrik Bulanan Dalam Satu Tahun
GAMBAR 4. Profil kecepatan angin per jam untuk tiap bulan dalam satu tahun
Dari Gambar 3 terlihat bahwa kecepatan angin
yang sering terjadi adalah berkisar antara 3-4
m/s, sedangkan kecepatan angin sebesar 5 m/s,
yang merupakan syarat minimum turbin angin
untuk dapat mulai berputar, masih sangat
mungkin terjadi. Hal ini juga terlihat dalam
Gambar 4 bahwa kecepatan angin sebesar 5
m/s atau lebih masih sering terjadi selain pada
bulan April, Mei dan Juni.
Pola kecepatan angin yang diperlihatkan di
dalam Gambar 4 untuk setiap jamnya memiliki
pola
yang
hampir sama
dengan hasil
pengukuran kecepatan angin di Tabel 2.
Kecepatan angin semakin tinggi dimulai dari
dini hari dan terus meningkat sampai sore hari
dan akan menurun lagi pada waktu menuju
tengah malam.
Radiasi Matahari
HOMER melakukan simulasi potensi radiasi
matahari dengan cara yang berbeda dengan
simulasi kecepatan angin. Di dalam simulasi
potensi radiasi matahari, HOMER memerlukan
informasi tentang latitute dan longitude dari
suatu daerah. Informasi latitude dan longitude
ini digunakan untuk menghasilkan pola radiasi
per hari berdasarkan data rata-rata bulanan
pada Tabel 3. Latitude dan longitude daerah
penelitian adalah 7º48’ dan 110º22’ yang
merupakan lokasi disekitar pantai Depok,
Provinsi DIY. Berdasarkan informasi ini,
HOMER menghasilkan pola radiasi matahari
seperti pada Gambar 5 dan Gambar 6.
GAMBAR 6.Profil radiasi matahari per jam untuk tiap bulan dalam satu tahun
Gambar 5 memperlihatkan radiasi matahari
sebesar 0,0 kW/m
2, memiliki frekuensi yang
sangat besar jika dibandingkan dengan
nilai-nilai radiasi matahari lainnya. Hal ini
dijelaskan dalam Gambar 6 yang memberikan
gambaran bahwa radiasi matahari hanya ada di
siang hari. Besar radiasi matahari mulai ada
pada pukul 06.00 wib dan akan terus
meningkat sampai pukul 12.00 wib dan
selanjutnya akan turun lagi sampai pukul 18.00
wib.
Sistem Optimal
Hasil simulasi sistem yang optimal dengan
komponen sistem seperti pada Gambar 1 dapat
dilihat pada Tabel 7.
TABEL 7.Kapasitas sistem optimal Komponen
Sistem
Kapasitas
Panel PV 20 kW
Turbin Angin 25 Generic 1kW
Battery 200 Battery bank 200 Ah 12 V Inverter 20 kW
Tabel 7 menunjukkan bahwa sistem hibrida
wind-solar akan dapat optimal melayani beban
listrik dengan menggunakan photovoltaic (PV)
array sebesar 20 kW dan turbin angin 1 kW
dengan jumlah 25 buah sebagai pembangkit
energi listrik dalam bentuk daya listrik arus
searah (DC). Selain itu, untuk meningkatkan
kontinuitas pelayanan listrik sistem juga
memerlukan 200 buah battery sebagai media
penyimpan dengan spesisfikasi 200 Ah (2,4
kWh) dengan tegangan 12 Volt DC.
Energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin
dan PV array disimpan dalam battery dan
selanjutnya digunakan untuk melayani beban
listrik
arus
bolak-balik
(AC).
Untuk
menjalankan fungsi ini, sistem hibrida ini
memerlukan inverter sebesar 20 kW untuk
mengkonversi energi listrik DC menjadi energi
listrik AC.
Produksi daya listrik, energi listrik, dan
konsumsi energi listrik diperlihatkan dalam
Gambar 7, Tabel 8, Tabel 9 dan Tabel 10.
TABEL 8.Produksi energi sistem optimal
Produksi kWh/tahun %
Panel PV 27.917 34
Turbin Angin 53.319 66
Energi listrik dari Grid 0 0
Total 81.237 100
Pada Gambar 7 terlihat bahwa daya listrik
yang dihasilkan oleh sistem turbin angin lebih
besar jika dibandingkan dengan daya listrik
yang dihasilkan oleh sistem PV array untuk
setiap bulannya dalam interval satu tahun.
Pada Tabel 8 terlihat bahwa energi listrik yang
dihasilkan dari sistem optimal dalam satu
tahun adalah sebesar 81.237 kWh dan 66%
dari energi listrik ini dihasilkan oleh sistem
turbin angin dan sisanya sebesar 34%
dihasilkan oleh PV array. Tabel 8 juga
menunjukkan bahwa sistem hibrida yang
optimal tidak memerlukan energi listrik yang
didatangkan dari grid (dalam hal ini adalah
koneksi PLN).
TABEL 9.Alokasi penggunaan energi
Konsumsi kWh/tahun %
Beban Utama AC 31,025 49
Energi listrik dikirim
ke Grid 32,053 51
Total 63,078 100
TABEL 10.Sistem optimal
Jumlah kWh/tahun %
Energi listrik tidak
terpakai 9.029 11,1
Beban listrik yang
tidak terlayani 0 0
Kekurangan Kapasitas 0 0
Tabel 9
memperlihatkan bahwa semua
kebutuhan energi listrik untuk beban listrik
dapat dipenuhi oleh sistem hibrida yang
optimal ini. Pada Tabel 9 juga terlihat bahwa
selain untuk memenuhi kebutuhan energi
listrik yang digunakan oleh beban listrik,
sistem hibrida dapat memberikan energi
lisitrik ke grid.
Sistem hibrida ini juga menghasilkan energi
listrik tidak digunakan, yaitu energi listrik
yang tidak dapat ditampung di dalam sistem
battery bank, sehingga energi listrik ini tidak
dapat digunakan untuk melayani beban listrik
maupun dikirimkan ke grid. Hal ini terlihat
pada Tabel 10. Kelebihan produksi energi
listrik adalah sebesar 9.029 kWh per tahun
atau sebesar 11,11% dari keseluruhan produksi
energi listrik dalam satu tahun. Tabel 10 juga
memperlihatkan bahwa tidak ada beban listrik
yang tidak terpenuhi dan tidak pernah terjadi
kekurangan kapasitas listrik dalam satu tahun.
K
ESIMPULANDari simulasi terhadap model hibrida yang
terdiri dari sistem turbin angin dan PV array
yang dirancang, hasil produksi energi listrik
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
energi listrik bagi beban listrik yang digunakan
di dalam model. Selain itu, hasil simulasi juga
menunjukkan bahwa energi listrik yang
dihasilkan juga dapat disalurkan ke grid
sebagai energi listrik yang dapat dijual ke
penyedia energi listrik konvensional.
Dengan sistem yang dirancang dan beban
listrik yang disimulasikan, energi listrik yang
dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan energi
listrik secara kontinu dalam interval waktu satu
tahun. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya
kekurangan kapasitas listrik dari model hibrida
yang dirancang.
D
AFTARP
USTAKAAnonim (2009). Rencana Umum Energi
Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Bagian Energi dan Sumber
Daya
Mineral.
Yogyakarta:
Dinas
Pekerjaan Umum DIY.
Fresis, Leon & Infield, David (2008).
Renewable Energi in Power System.
West Sussex: John Wiley and Son, Ltd.
Publication.
Hansen, A.D., Sørensen, P., Hansen, L.H. &
Bindner, H. (2000). Models for a
Stand-Alone
PV
System.
Risø-R-1219(EN)/SEC-R-12. Roskilde: Risø
National Laboratory.
Morrison, G.L. & Sudjito (1992). Solar
radiation data for Indonesia. Journal of
Solar Energy, 49(1), 65-76.
Sen, Z. (2008). Solar energy fundamentals and
modeling
technique:
Atmosphere,
environmental, climate, change and
renewable energy. London: Springer.
PENULIS
:
Freddy Kurniawan
Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi
Adisutjipto, Yogyakarta.
Rahmat Adiprasetya Al Hasibi
Jurusan
Teknik
Elektro,
Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Lingkar
Selatan, Yogyakarta.