• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Personality Development, Elizabeth B. Hurlock) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(Personality Development, Elizabeth B. Hurlock) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

CHAPTER FOUR

Molding The Personality Pattern

(Personality Development, Elizabeth B. Hurlock)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Pengembangan Kepribadian

Dari Bapak Dr. H. A. Juntika Nurihsan, M. Pd.

Oleh

Nunung Nursyamsiah

NIM: 0808693

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN UMUM S-3

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

CHAPTER FOUR

Molding The Personality Pattern

I. Judul: Molding The Personality Pattern II. Isi Pokok Chapter:

Studi tentang perkembangan pembentukan pola-pola kepribadian tidak bisa lepas dari perkembangan baik mulai dari sebelum dilahirkan atau sesudah dilahirkan. Pada dasarnya orang meyakini bahwa pembentukan pola kepribabdian mulai terbentuk saat seseorang baru dilahirkan, namun terdapat bukti lain bahwa lingkunan memiliki pengaruh yang kuat serta dapat mempengaruhi terjadinya pembentukan pola kepribadian . Perkembangan potensi bawaan sebelum dan sesudah seseorang dilahirkan sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Pada akhirnya perkembangan tersebut akan mempengaruhi pula pola kepribadian

1. Environmental Influences

Lingkungan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan pola kepribadian. Hal ini didasari oleh hasil penelitian tentang perkembangan potensi bawaan baik sebelum ataupun sesudah kelahiran. Penelitian inipun berhubungan dengan model yang digunakan dalampembentukan pola kepribadian, serta penelitian mengenai kesempatan belajar dan motivasi yang ternyata dapat mempengaruhi pembentukan pola kepribadian.

Penelitian telah membuktikan adanya suatu masa perkembangan yang tidak menguntungkan terhadap perkembangan pola kepribadian pada masa prenatal karena hal tersebut terjadi pada saat-saat yang sangat menentukan

(3)

dalam periode prenatal tersebut. Kondisi yang tidak menguntungkan yang paling sering terjadi dan paling membahayakan di antaranya adalah pada ibu yang kurang nutrisi, memiliki gangguan kelenjar endokrin, infeksi, kondisi yang membahayakan jiwa ibu, serta cedera yang terjadi di dalam proses kelahiran.

Demikian pula kondisi yang tidak menguntungkan yang terdapat dalam lingkungan setelah seseorang dilahirkan juga memiliki dampak yang kuat dan membahayakan kepribadian seseorang jika hal tersebut terjadi pada saat yang sangat menentukan masa perkembangan pola kepribadian.

Gambaran yang sangat jelas mengenai dampak dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan dapat ditemukan dalam penelitian mengenai kelahiran majemuk dan kelahiran prematur. Kesemua ini merupakan cara pertama yang dapat mempengaruhi pembentukan pola kepribadian diri seseorang.

Hal lain yang bisa mempengaruhi perkembangan pola kepribadian adalah lingkungan tempat dia tinggal dan hidup dalam kelompok sosial budaya. Hal ini terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu dengan menyediakan peluang bagi seseorang untuk mempelajari pola-pola perilaku yang sesuai dengan kebudayaan, dan mencegah pola-pola perilaku yang menyimpang dari kebudayaan. Hal ini secara tidak langsung dapat dilakukan dengan membuat sebuah model yang bergengsi dan diminati kaum remaja untuk ditiru. Setiap kelompk budaya mempunyai pola dasar kepribadian sendiri yang berlandaskan kepada karakteristik yang diperlukan

(4)

agar dapat bertahan hidup di dalam lingkungan kelompoknya. Setiap kelompok memiliki keunikan tersendiri dalam hal tertentu dan memiliki pola dasar kepribadian secara tersendiri pula.

Hal lain yang dapat mempengaruhi pembentukan pola kepribadian yaitu bisa muncul dari peluang dan motivasi belajar. Belajar dapat terjadi dengan arahan yang berasal dari luar, seperti dalamcara mendidik anak, atau terjadi dengan arahan yang berasalh dari dalam, seperti yang terjadi dalam proses identifikasi. Proses identifikasi dapat terjadi pada setiap anak. Identifikasi pertama yang dilakukan anak adalah melalui kedua orang tua terutama ibu karena ibu memiliki kedekatan dan emosi yang kuat dibanding dengan ayah. Pada proses selanjutnya identifikasi dapat berubah sesuai perubahan usia, terutama pada anak laki-laki yang biasanya mengidentifikasi sikap, perasaan, perilaku, dan lainnya dari ayah, namun pada anak perempuan hal itu terus terjadi dan berlangsung dari ibu.

Sampai sekarang ini masih muncul pertanyaan mengenai faktor manakah yang dominan dalam pembentukan dan perkembangan pola kepribadian, apakah faktor keturunan atau faktor lingkungan. Pertanyaan ini masih belum terjawab karena keduanya memiliki kaitan erat dalam membentuk pola kepribadian. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa dalam beberapa hal mengenai pola kepribadian, keturunan memiliki peranan yang lebih penting, namun dalam kasus yang lain bisa terjadi sebaliknya, justru faktor lingkungan yang lebih berperan.

Pembentukan pola kepribadian dimulai sejak dini yakni pada masa awal yang merupakan saat paling menentukan.

(5)

Jika seseorang telah memiliki dasar yang kuat, maka apapun yang terjadi di lingkungannya tidak akan begitu berpengaruh terhadap kehidupannya.

Keluarga, sekolah, teman sepermainan, media masa, agama, dan pekerjaan seseorang merupakan faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepada pembentukan pola kepribadian. Namun perlu diketahui bahwa faktor lingkungan akan dapat mempengaruhi pola pembentukan kepribadian dengan kadar yang berbeda kepada setiap individu tergantung kepada kelompok usia dan masing-masing individu.

Beberapa media seperti media masa, buku, radio, televisi, koran, majalah, komik dan sebangsanya bisa mempengaruhi pola kepribadian seorang anak, karena hal ini merupakan lingkungan yang juga berada di sekitar anak dimana mereka berada yang tentunya sulit untuk menghindar.

Dalam proses pembentukan pola kepribadian terdapat dua tipe belajar yang ikut berperan. Tipe belajar yang pertama adalah belajar dengan arahan yang berasal dari luar seperti halnya mendidik anak. Adapun tipe belajar yang kedua adalah belajar dengan arahan yang berasal dari dalam atau dikenal dengan istilah identifikasi.

Ada tiga jenis metode yang dapat digunakan dalam mendidik anak, yaitu otoriter (authoritarian), demokratis (democratic), dan permisif (permissive). Metode apa saja yang akan digunakan orang tua dan guru tergantung kepada nilai, pendidikan, latar belakang sosial ekonomi, pemahaman pengguna metode, kepribadian guru, orang tua dan anak, serta sikap yang ditunjukan oleh pengguna metode sesuai dengan peran yang dimilikinya.

(6)

Studi menunjukkan bahwa pemilihan metode yang digunakan dalam mendidika nak akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan pola kepribadian seseorang. Misalnya, cara mendidik yang demokratis akan menimbulkan efek yang lebih baik jika dibandingkan dengan cara mendidik yang otoriter atau permisif. Untuk menghasilkan pola kepribadian yang sehat, selain harus memperhatikan pemilihan metode yang akan digunakan, perlu juga memperhatikan bagaimana cara mendidik serta sikap para pendidik yang harus tetap konsisten dan adil.

Dalam proses identifikasi, kaum muda akan memilih model atau figur yang ia kagumi dan hormati, serta mencoba untuk meniru sikap dan perilaku model atau figur tersebut. Identifikasi merupakan metode pembentukan kepribadian yang kurang begitu universal jika dibandingkan dengan metode melatih anak (child training), hal ini dikarenakan adanya kondisi tertentu baik di dalam lingkungan individu atau di dalam dirinya sendiri yang dapat menyebabkan identifikasi menjadi sulit, bahkan tidak mungkin untuk dilaksanakan. Dalam proses identifikasi ini model menjadi sangat dominan sebagai bahan untuk diidentifikasi, seperti terlihat dari tulisan Hurlock berikut:

Seorang anak muda diperlakukan dengan penuh kasih sayang oleh seseorang sehingga dia mencoba untuk meniru atau meneladaninya

Anak muda memiliki pemahaman empati tentang seseorang yang terpilih sebagai model

Model yang membahagiakan harapan dan kebutuhan anak muda

(7)

Seorang anak muda bisa dikenal dengan model atau mengetahui nama baiknya

Seorang anak muda merasa bahagia dengan model untuk waktu yang lama

Sikap seseorang yang signifikan mengarahkan pada model yang dicintainya

Peran model harus dipahami dan bisa membangkitkan respon positif dari anak muda

Model dihormati secara wajar

Seorang anak memiliki kecenderungan untuk mempertahankan diri terhadap ketergantungan kepada orang lain

Model memiliki sikap yang baik untuk mengarahkan anak muda

Sumber identifikasi dapat dipilih mengikuti pola yang dapat diprediksi, yakni dimulai dari lingkungan keluarga melalui orang tua dan beralih kepada orang dewasa lainnya yang berada di luar lingkungan keluarga, rekan sejawat yang lebih tua, atau tokoh-tokoh pahlawan di masa kanak-kanak. Sumber identifikasi yang akan dipilih oleh seseorang tergantung kepada kemampuan model atau figur dalam memenuhi kebutuhan seorang anak, interpensi dari orang-orang yang berpengaruh, kepuasan yang diperoleh seorang anak dari hasil identifikasi terhadap figur, serta perubahan nilai yang terjadi.

Identifikasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan pola kepribadian seringkali lebih efektif jika dibandingkan dengan metode melatih anak (child

training), hal ini dikarenakan kesetiaan emosional seseorang

(8)

kuat untuk mempelajari sikap, nilai, serta pola perilaku figur yang ia kagumi tersebut. Motivasi seperti itu jarang sekali dapat dimunculkan dalam metode melatih anak (child training), terutama dalam cara mendidik yang otoriter.

Metode yang sangat otoriter atau terlalu permisif dalam mendidik anak akan mengakibatkan efek yang membahayakan kepribadian begitu pula halnya dengan identifikasi terhadap model yang tidak sesuai dengankebudayaan khususnya terhadap model yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan seseorang.

Studi tentang pentingnya metode mendidik anak dan identifikasi sebagai teknik dalam pembentukan pola kepribadian membuktikan bahwa meskipun identifikasi seringkali lebih efektif jika dibandingkan dengan metode melatih anak (child training), namun kombinasi dari keduanya akan lebih baik lagi terutama dalam cara mendidik yang bersifat demokratis. Ketika seorang ank menginjak dewasa dan ketika pendidikan anak secara berangsur-angsur terjadi di lingkungan keluarga dan sekolah, maka identifiaksi akan menjadi lebih penting.

Perlunya identifikasi terhadap pernan permainan dalam membentuk pola kepribadian antara lain seperti berikut ini:

1. Bila anak hidup di tengah-tengah kritikan, maka ia akan selalu seringkali menyalahkan.

2. Bila anak hidup ditengah permusuhan, maka ia akan belajar melawan.

3. Bila anak hidup dengan penuh rasa takut, maka ia akan belajar dipenuhi rasa khawatir atau perasaan bersalah.

4. Bila anak hidup dengan kasih sayang, maka ia akan belajar untuk merasakan sayang terhadap dirinya sendiri.

5. Bila anak hidup dan dibesarkan dalam kecemburuan, maka dia akan belajar untuk selalu merasa bersalah.

(9)

6. Bila anak hidup dalam penuh dengan dorongan semangat, maka ia akan belajar untuk percaya diri.

7. Jika anak hidup dalam penuh toleransi, maka dia akan belajar untuk selalu bersabar.

8. Jika anak hidup dalam pujian, maka dia akan belajar menghargai orang lain.

9. Bila anak hidup dalam penerimaan atas apa yang diberikan (qonaah), maka dia akan belajar untuk mencintai.

10. Jika anak hidup dalam persetujuan, maka dia akan belajar untuk memahami dirinya sendiri.

11. Jika anak hidup dalam pengakuan, maka dia akan belajar untuk memiliki tujuan.

12. Jika anak hidup dengan penuh keadilan, maka dia akan belajar menghargai keadilan.

13. Jika anak hidup dalam kejujuran, maka dia akan belajar kehebatan dari sebuah kebenaran.

14. Bila anak hidup dengan perlindungan, maka dia akan belajar setia pada dirinya sendiri dan pada orang lain.

15. Jika anak hidup dalam persahabatan, maka dia akan belajar bahwa dunia merupakan tempat yang baik untuk hidup.

Kesimpulan dari bab 4 ini adalah sebagai berikut:

1. Walaupun banyak orang berpendapat bahwa perkembangan kepribadian terjadi dimulai saat seseorang baru saja dilahirkan, namun bukti lain mengatakan bahwa kondisi lingkungan prenatal (prenatal condition) memiliki pengaruh yang kuat serta dapat menyebabkan terjadinya pembentukan kepribadian yang sempurna dalam hubungannya dengan kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam bentuk potensi bawaan (hereditary potential), Perkembangan potensi bawaan

(10)

sebelum dan sesudah kelahiran seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Pada gilirannya perkembangan tersebut akan mempengaruhi pola kepribadian.

2. Bukti lain menunjukkan bahwa lingkungan memiliki peranan dalam pembentukan pola kepribadian, hal ini didasarkan atas sebuah penelitian tentang proses kematangan (Studies of

maturation) mengenai potensi bawaan sebelum dan sesudah

kelahiran. Penelitian mengenai model yang digunakan dalam pembentukan pola kepribadian dan penelitian mengenai kesempatan belajar (learning opportunities) dan motivasi. 3. Penelitian tentang proses kematangan (studies of maturation)

menunjukkan bahwa kondisi yang tidak menguntungkan yang terdapat dalam lingkungan prenatal dapat membahayakan perkembangan kepribadian di kemudian hari jika hal tersebut terjadi pada masa yang sangat menentukan dalam periode prenatal. Kondisi yang tidak menguntungkan sering terjadi pada ibu yang kekurangan nutrisi, yang memiliki gangguan kelenjar endoktrin, infeksi, kondisi yang membahayakan jiwa ibu, serta cedera yang terjadi di dalam proses kelahiran.

4. Kondisi yang merugikan pada saat seseorang setelah dilahirkan (postnatal environment) memiliki dampak kuat dan membahayakan kepribadian seseorang jika hal tersebut terjadi pada saat yang sangat menentukan dalam masa perkembangan pola kepribadian. Gambaran yang sangat jelas mengenai dampak kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan dapat ditemukan dalam penelitian mengenai kelahiran majemuk dan kelahiran prematur (studies of multiple

births and prematurity).

5. Cara kedua, lingkungan yang dapat mempengaruhi pola kepribadian adalah dengan menyediakan model yang dapat

(11)

ditiru oleh seseorang. Hal ini dapat dilakukan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Secara langsung yakni dengan menyediakan peluang bagi seseorang untuk mempelajari pola perilaku yang sesuai dengan kebudayaan, dan mencegah pembelajaran pola perilaku yang menyimpang dari kebudayaan. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan sebuah model yang bergengsi dan diminati kaum remaja untuk ditiru. Setiap kelompok budaya memiliki pola dasar kepribadian sendiri yang berlandaskan pada karakteristik yang diperlukan agar dapat bertahan hidup di dalam lingkungan kelompoknya.

6. Pengaruh ketiga muncul dari adanya kesempatan dan motivasi belajar. Belajar dapat terjadi dengan adanya pengaruh dari luar seperti dalam mendidika anak, atau bisa juga terjadi karena adanya pengaruh dari dalam seperti dalam proses identifikasi.

7. Terdapat pertanyaan, faktor manakah yang memiliki peranan paling penting dalam membentuk perkembangan kepribadian-apakah keturunan atau lingkungan. Halini membuktikan bahwa dalambeberapa hal mengenai kepribadian, keturunan memiliki peranan yang lebih penting, namun sebaliknya dalam hal lain justru faktor lingkungan yang lebih penting.

8. Sebuah studi menunjukkan bahwa pembentukan kepribadian dimulai sejak dini dan pada masa-masa awal merupakan saat yang paling menentukan. Jika seseorang telah memiliki dasar yang kuat, maka seiring dengan waktu berbagai pengaruh yang datang dari lingkungan akan menjadi tidak begitu penting.

9. Lingkungan yang dapat mempengaruhi pola pembentukan kepribadian adalah keluarga, sekolah, teman sejawat, media

(12)

masa, agama, dan pekerjaan. Namun pengaruh yang paling dominan dalam mempengaruihi pola kepribadian seseorang akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya tergantung pada usia dan masing-masing individu.

10. Terdapat dua tipe belajar yang bisa berpengaruh terhadap pembentukan pola kepribadian. Pertama, belajar dengan arahan yang berasal dari luar seperti halnya mendidik anak. Kedua, belajar dengan arahan yang berasal dari dalam diri atau dikenal dengan istilah identifikasi.

11. Ada tiga cara metode dalam melatih anak, yaitu otoriter

(authoritarian), demokratis (democratic), dan permisif

(permissive). Metode mana yang akan digunakan oleh guru dan orang tua tergantung pada nilai,pendidikan, latarbelakang sosial ekonomi, pemahaman pengguna metode, kepribadian guru orang tua dan anak, serta sikap yang ditunjukan leh pengguna metode sesuai dengan peran yang dimilikinya.

12. Studi lain menunjukkan bahwa dalam pemilihan metode yang digunakan untuk mendidik anak akan sangat dipengaruhi oleh kepribadian seseorang. Cara mendidik yang demokratis akan menimbulkan efek yang lebih baik jika dibandingkan dengan cara mendidik yang otoriter atau pemisif. Untuk menghasilkan pola kepribadian yang sehat, selain memperhatikan pemilihan metode yang akan digunakan, juga perlu diperhatikan agar cara mendidik serta sikap para pendidik harus tetap konsisten dan adil.

13. Dalam proses identifikasi, anak muda akan lebih memilih model yang dikaguminya dan dihormati, serta mencoba untuk meniru sikap dan perilaku model atau pigur tersebut. Identifikasi merupakan cara pembentukan kepribadian yang kurang begitu universal jika dibandingkan dengan cara

(13)

mendidik anak melalui metode (child training), hal ini dikarenakan adanya kondisi tertentu baik di dalam lingkungan maupun di dalam individu itu sendiri yang akhirnya dapat menyebabkan proses identifikasi menjadi sulit.

14. Pemilihan sumber identifiaksi biasanya mengikuti pola yang dapat diprediksi.

15. Identifikasi sebagai faktor yang dapat mempengaruhi pola pembentukan kepribadian seseorang seringkali lebih efektif jika dibandingkan dengan metode mendidik anak (child

training).

16. Metode yang terlalu otoriter atau terlalu permisif dalam mendidik anak dapat mengakibatkan efek yang membahayakan kepribadian.

17. Penelitian akan pentingnya metode mendidik anak dan identifikasi sebagai teknik dalam pembentukan pola kepribadian membuktikan bahwa meskipun identifikasi seringkali lebih efektif jika dibandingkan dengan metode mendidik anak, namun kombinasi dari keduanya akan lebih baik.

III. Pembahasan

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya tiap-tiap kalian dihimpun penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari sebagai nuthfah, lalu menjadi alaqah selama itu pula, lalu menjadi mudhgah selama itu pula, kemudian Dia mengutus malaikat untuk meniupkan ruh padanya, serta diputuskanlah mengenai empat perkara: rezekinya, ajalnya, amalnya, serta bahagia dan celakanya”. HR Ibnu Mas’ud.

Berdasarkan hadits ini Allah mulai memberikan ruh pada bayi yang masih di dalam kandungan ibunya adalah semenjak

(14)

berusia kurang lebih 4 bulan. Pada saat itulah gerak janin dan denyut jantungnya sudah mulai dirasakan oleh ibunya. Untuk itu para ibu hamil yang usia kehamilannya menginjak bulan keempat mulai disibukkan dengan mencari kaset untuk diperdengarkan kepada anaknya. Ada yang kaset mengaji, nyanyian, musik, dll. Dengan harapan bisa membentuk kepribadian anak sesuai dengan yang diinginkan kedua orang tuanya.

Anak lahir ke dunia dalam keadaan lemah sehingga memerlukan pertolongan orang yang akan merawatnya sampai dia dewasa. Pada saat inilah dibutuhkan lingkungan yang mampu membentuk kepribadian anak agar anak bisa tumbuh dan berkembang menjadi anak yang memiliki kepribadian terpuji.

Utsman Najati dalam bukunya Psikologi dalam al quran mengatakan bahwa ada banyak studi fisiologi moderen yang mengungkapkan kepekaan retina mata terhadap cahaya sangat lemah saat baru dilahirkan. Kemudian berkembang sehingga fungsinya mencapai kesempurnaan. Pada hari pertama dilahirkan, si anak belum mampu merespon cahaya yang tajam. Pada hari kedua, secara bertahap si anak akan belajar merespon cahaya yang berbeda-beda. Dari hasil studi ini pun ditemukan bahwa anak belum dapat melihat objek-objek dengan jelas pada fase awal usianya sedangkan ia sudah mampu mendengar suara-suara nyaring.

Memang benar apa yang dikatakan Allah dalam surat an-Nahl:78.

Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia

(15)

memberi kalian pendengaran, penglihatan, dan hati supaya kamu bersyukur”.

Dalam hadits Rasulullah dikatakan bahwa “setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah, kecuali kedua orang tuanya yang akan menjadikan anak itu apakah akan dijadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Hal ini membuktikan betapa sangat berpengaruhnya lingkungan dalam hal ini adalah lingkungan yang paling dekat yaitu keluarga.

Referensi

Dokumen terkait

Jika dibandingkan dengan jenis TV lainnya, LCD TV akan menghasilkan kualitas gambar dan kontras yang kurang baik apabila dilihat dari sudut yang lebih lebar.. Flat screen dan

Penggunaan Media Foto Otentik untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Prancis.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam kegiatan perkenalan, tegur sapa, percakapan sederhana, wawancara, percakapan telepon,

Ilmu ekonomi berperan dalam rasionalisasi pemilihan dan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, terutama yang

Desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan “fine art” .seperti jenis desain lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metode

Mencermati tingginya peningkatan pinjaman untuk keperluan investasi serta juga didukung kontribusi investasi yang cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Kubu Raya yaitu 37,8

Berdasarkan hasil penelitian yang tertulis pada tabel 4.3 diperoleh bahwa rata-rata pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI sebelum

Demikkian pula halnya dengan persetujuan hipotik, hal yang mana mula-mula di atur oleh pasal 1171 : 1 dan 1172 KUH Perdata, di mana ditentukan bahwa perjanjian hipotik harus di