• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 12 No. 2, Agustus 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 12 No. 2, Agustus 2017"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

70

PENGARUH PENDAMPINGAN TEKNIK MENYUSUI TERHADAP

PERUBAHAN PANDANGAN BUDAYA DAN KEPERCAYAAN IBU

DALAM PEMBERIAN ASI DI RUANG PERINATALOGI RSUD

CIBABAT - CIMAHI TAHUN 2017

Chatarina Suryaningsih1, Hemi Fitriani2, Cici Cahyani Budiarti3

Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi

ABSTRAK

Cakupan ASI di Indonesia dari tahun 2013-2015 belum mencapai target yang ditentukan sebesar 80%. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah sosial budaya yang kurang baik dalam pemberian ASI. Informasi dengan cara pendampingan adalah suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pandangan budaya dan kepercayaan dalam pemberian ASI. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Pengaruh Pendampingan Teknik Menyusui Terhadap Perubahan Pandangan Budaya dan Kepercayaan Ibu Dalam Pemberian ASI. Metodologi penelitian yang digunakan adalah Pre Eksperimen dengan rancangan one group pretest-posttest design. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sebanyak 13 pernyataan. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling sesuai kriteriainklusi dan eksklusi.Jumlah sampel sebanyak 17 responden. Uji statistik yang digunakan adalah uji t dependen. Hasil penelitian didapatkan rerata Pandangan Budaya dan Kepercayaan sebelum dilakukan pendampingan adalah 22,88 sedangkan nilai rerata sesudah dilakukan pendampingan adalah 28,00. Peningkatan nilai rerata sebesar 5,118. Hasil analisis uji statistik menunjukkan terdapat pengaruh pendampingan teknik menyusui terhadap perubahan pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI (p value=0,0001 < α=0,05). Berdasarkan hasil penelitian diharapkan adanya kesinambungan dalam menjalankan program pendampingan oleh tenaga kesehatan kepada ibu tentang cara menyusui.

Kata kunci : Pre eksperimen, pendampingan menyusui, pandangan budaya dan kepercayaan ibu post partum.

(2)

71

ABSTRACT

The scope of the ASI in Indonesia than in 2013-2015 have not reached the prescribed target of 80%. One of the factors that influence social culture that is less good in breast feeding. Information by way of mentoring is an effort to improve the knowledge of the mother culture of views and beliefs in breast feeding. The purpose of this research is to know the influence of breastfeeding assistance against the Accompaniment change view of Culture and belief In breast feeding Mothers. Research methodology used was Pre draft experiments with one group pretest – posttest design. Instrument in this study using questionnaire as many as 13 statement. Sampling using the technique of consecutive sampling according to criteria of inclusion and exclusion. The number of samples as many as 17 respondents. Statistical tests used are the dependent t-test. The research results obtained average view of the Culture and beliefs of the before done mentoring is the mean values 22.88 whereas mentoring is done after 28.00. The increase in the average value of 5.118. The results of the analysis of the statistical tests show there is influence of breastfeeding technique accompaniment to changes the view of culture and belief in a mother breast feeding (p value = 0.0001 < α = 0.05). Based on the research results expected the existence of continuity in running the program mentoring by health workers to moms about breastfeeding method.

Keywords: Pre experimentation, mentoring bearstfeeding, cultural views and beliefs in post partum mother.

(3)

72 PENDAHULUAN

Bayi Baru Lahir (BBL) adalah janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup diluar kandungan. Makanan utama untuk BBL adalah Air Susu Ibu (ASI) yang mengandung imun yang alami untuk menjaga daya tahan tubuh bayi (Indrayani & Djami, 2016). ASI sudah menjadi salah satu program dari World Health Organization (WHO) bagi anak sejak dilahirkan sampai bayi mampu mencerna asupan lain setelah usia enam bulan. Zat-zat yang terkandung dalam ASI dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, dan untuk kekebalan tubuh bayi terhadap beberapa penyakit serta mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya (Sunartyo, 2009 dalam Rahmawati, 2009).

Data riset pemberian ASI di Indonesia secara nasional pada bayi kurang dari enam bulan adalah sebesar 55,7%, belum mencapai target program pemberian ASI yang sudah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI (Depkes) sebesar 80%. Jawa barat merupakan salah satu provinsi dari tiga terendah dalam pencapaian pemberian ASI yaitu sebesar 35,3% (Kemenkes, 2015). Laporan Profil Demografis Jawa Barat Tahun 2012 mengenai jumlah bayi yang berada di kota Cimahi adalah 12.184 orang, dari jumlah tersebut bayi yang mendapatkan ASI hanya 1.842 orang (15,1%).

Penyebab rendahnya pemberian ASI dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung program peningkatan penggunaan ASI, gencarnya promosi susu formula, rasa percaya diri ibu yang masih kurang, rendahnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI bagi bayi dan dirinya (Roesli, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Purnami (2008) faktor penyebab kegagalan pemberian ASI adalah faktor ibu yang meliputi sosial budaya, yaitu pengetahuan yang kurang tentang

ASI dapat berpengaruh terhadap kegagalan pemberian ASI eksklusif karena adanya kebiasaan dan kepercayaan keluarga atau lingkungan seperti memberikan makanan pengganti ASI berupa susu formula, bubur, pisang, dan makanan padat lainnya sebelum bayi berusia 6 bulan.

Budaya yang berdampak negatif itu harus diperbaiki. Upaya dalam memperbaiki dan merubah pandangan budaya dan kepercayaan ibu agar berhasil dalam menyusui, dapat dipengaruhi oleh dukungan sosial dari orang-orang yang berinteraksi dengan ibu seperti anggota dalam kelompok kemasyarakatan, dukungan pasangan hidup, orang tua, dan petugas tenaga kesehatan (Astutik, 2014).

Tenaga kesehatan yaitu orang yang sangat strategis untuk merubah pandangan budaya karena melakukan perawatan kepada calon ibu, ibu yang baru melahirkan serta ibu yang mulai menyusui (sidi, 2010). Perawat merupakan petugas kesehatan yang berperan penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan melakukan pendampingan pada ibu ketika ibu sedang menyusui bayinya, agar ibu dapat melakukan tehnik menyusui yang benar (Similac, 2011 Dalam Suryaningsih, 2012).

Pendampingan tekhnik menyusui penting diajarkan kepada ibu untuk mencegah kesulitan pemberian ASI dan dapat menghasilkan perubahan pandangan ibu terhadap budaya dan kepercayaannya dalam menyusui. Righard dan Alade (1992) mempelajari adanya dampak positif dari tehnik menyusui yang benar terhadap lama menyusui pada kelompok ibu yang perlekaatannya dibantu oleh tenaga kesehatan saat di Rumah Sakit (Astuti dkk, 2015).

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Apakah Ada Pengaruh Pendampingan Tehnik Menyusui Terhadap Perubahan Pandangan Budaya

(4)

73 Dan Kepercayaan Ibu Dalam Pemberian

ASI Di Ruang Perinatalogi RSUD Cibabat Tahun 2017.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan quasi-experimental design dengan pre and post test nonequivalent control group design untuk membandingkan tindakan yang dilakukan sebelum dan sesudah eksperimen, dan menggunakan jenis rancangan penelitian one group pretest-postest design dimana peneliti memberikan perlakuan pada kelompok studi tetapi sebelumnya dites dahulu (pretest) selanjutnya setelah perlakuan kelompok studi dites kembali (posttest).

Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang melahirkan (post partum) normal ataupun section, yang datang untuk menyusui bayinya (bayi bugar) di Ruang Perinatologi RSUD Cibabat.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara teknik Consecutive Sampling yaitu semua subyek yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi, yaitu 17 responden.

Kriteria inklusi

1) Ibu yang menyusui bayinya dengan kondisi bayi hidup dan normal. 2) Ibu post partum pada hari pertama dan

hari ke dua rawat.

3) Ibu yang melahirkan secara normal dan melahirkan secara SC dengan kondisi sadar penuh dan stabil. 4) Ibu yang dapat berkomunikasi baik,

dapat membaca serta menulis

5) Bersedia menjadi responden dengan menandatangani informed consent (surat persetujuan menjadi responden).

Kriteria eksklusi

1) Ibu yang melahirkan dengan mengalami komplikasi (perdarahan, preeklamsi).

2) Ibu yang menyusui dengan puting susu datar atau terbenam (mengalami gangguan pada puting dan payudara). 3) Ibu yang tidak bisa membaca dan

menulis.

4) Ibu yang tidak bersedia menandatangani informed consent.

Instrumen dalam penelitian ini berupa kuisioner yang disusun oleh peneliti berdasarkan modifikasi antara teori dan konsep dari Suryaningsih (2012), terkait dengan pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI yang akan diberikan kepada responden sebelum dan sesudah dilakukan pendampingan teknik menyusui. Skala pengukurannya menggunakan skala likert, skala ini dapat mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang gejala atau fenomena yang ada di masyarakat (Riyanto, 2012). Dalam kuesioner ini terbagi dua pernyataan, untuk pernyataan Positif diantaranya Sangat Setuju (skor 3), Setuju (skor 2), Tidak Setuju (skor 1), dan Sangat Tidak Setuju (skor 0). Sedangkan pertanyaan Negatif yaitu Sangat Setuju (skor 0), Setuju (skor 1), Tidak Setuju (2), Sangat Tidak Setuju (3).

Teknik pengumpulan data yang dilakukan diantaranya:

a. Hari pertama

1) Responden dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan.

2) Melakukan pendekatan dengan calon responden, kemudian memberikan surat permohonan menjadi responden dan memberikan penjelasan tentang tujuan dilakukan penelitian serta manfaat hasil penelitian.

(5)

74 3) Apabila responden bersedia maka

responden diberikan surat persetujuan (informed konsen) untuk ditandatangani.

4) Responden tidak dikumpulkan khusus dalam ruangan, melainkan diberi intervensi (pendampingan) secara perorangan diruang menyusui Perinatologi setelah ibu menyusui bayinya dan dilakukan sesuai waktu yang sudah disepakati oleh peneliti dan responden. 5) Responden diberikan penjelasan

cara pengisian kuesioner pandangan budaya dan kepercayaan tentang pemberian ASI, apabila responden kurang jelas dipersilahkan untuk bertanya. 6) Kuesioner tentang pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI diberikan kepada responden.

7) Responden diberikan waktu 15 menit pretest kuesioner pandangan budaya dan kepercayaan ibu tentang pemberian ASI.

8) Mengecek lembar kuesioner yang sudah diisi oleh responden.

9) Responden akan dilakukan pendampingan teknik menyusui dengan langkah:

a) Penjelasan selama ± 5 menit berdasar pada leaflet teknik menyusui

b) Mendemontrasikan posisi dan perlekatan ± 15 menit dengan menggunakan phantom bayi dan phantom payudara.

c) Pendampingan menyusui. b. Hari kedua

1) Peneliti akan mereview untuk melakukan pendampingan kembali cara teknik menyusui pada ibu dengan memberikan evaluasi dan pujian terhadap ibu.

2) Responden dilakukan posttest dengan memberikan lembar kuesioner pandangan budaya dan kepercayaan tentang pemberian ASI.

3) Mengecek kembali kuesioner yang diberikan apakah sudah diisi semua atau belum.

HASIL

Penelitian ini telah dilakukan diruang Perinatologi RSUD Cibabat pada tanggal 16 Mei sampai dengan 26 Mei 2016. Pengolahan data pada tanggal 29 Mei 2016. Penelitian dilakukan terhadap 17 ibu postpartum yang datang untuk menyusui ke ruang Perinatologi.

a. Analisis Univariat

Tabel 4.1. Rerata Pandangan Budaya dan Kepercayaan Dalam Pemberian ASI sebelum dilakukan Pendampingan Di Ruang Perinatologi RSUD Cibabat.

Variabel Mean SD

Min-Max 95%CI Pandangan sebelum pendampingan 22,88 1,996 19-28 21,86-23,91

1. Berdasarkan tabel 4.1 Rata-rata pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI sebelum diberikan pendampingan 22,88 dengan standar deviasi 1,996 yang menunjukkan bahwa pandangan budaya dan kepercayaan ibu sebelum dilakukan pendampingan adalah kurang baik. Pada pre test ini diketahui bahwa hasil nilai pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI terendah adalah 19 dan hasil nilai tertinggi adalah 28.

(6)

75 Tabel 4.2 Rerata Pandangan Budaya

dan Kepercayaan Dalam Pemberian ASI sesudah dilakukan Pendampingan Di Ruang Perinatologi RSUD Cibabat.

Variabel Mean SD Min-Max 95% CI Pandangan sesudah pendampingan 28,00 2,09 2 25-32 26,92-29,08

2. Berdasarkan Tabel 4.2 Rata-rata pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI setelah diberikan pendampingan 28,00 dengan standar deviasi 2,092 yang menunjukkan bahwa pandangan budaya dan kepercayaan ibu setelah dilakukan pendampingan adalah baik. Pada post test ini diketahui bahwa hasil nilai pandangan budaya dan kepercayaan ibu terendah adalah 25 dan hasil nilai tertinggi adalah 32. b. Analisis Bivariat

Tabel 4.3 Rerata Pandangan Budaya dan Kepercayaan Ibu Dalam Pemberian ASI Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendampingan Teknik Menyusui di Ruang Perinatologi RSUD Cibabat Cimahi

Variabel n Mean SD SE P Value Sebelum pendampi ngan menyusui 17 22,88 1,996 0,48 4 0,000 Sesudah pendampi ngan menyusui 17 28,00 2,092 0,50 7

Berdasarkan tabel 4.3 Rata – rata pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI sebelum dilakukan pendampingan adalah 22,88 dengan standar deviasi 1,996 dan setelah diberikan pendampingan 28,00 dengan standar deviasi 2,092. Hal ini menunjukan adanya perubahan pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI. Uji t berpasangan dilaporkan pada tabel 4.1 dan 4.2 nilai mean antara sebelum dan sesudah diberikan pendampingan yaitu -5,118. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,000 (0,0001). Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI sebelum dan sesudah diberikan pendampingan.

PEMBAHASAN

1. Gambaran Nilai Rerata Pandangan Budaya dan Kepercayaan Ibu Dalam Pemberian ASI Sebelum Diberikan Pendampingan.

Hasil analisis pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI sebelum diberikan pendampingan menunjukan bahwa rata-rata nilai pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI adalah 22,88 (95%CL: 21,86-23,91) yang berarti bahwa pandangan budaya dan kepercayaan ibu sebelum dilakukan pendampingan adalah kurang baik, dengan skor terkecil 19 dan terbesar 28. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryaningsih (2012), tentang demontrasi dan pendampingan menyusui terhadap motivasi dan kemampuan dalam pemberian ASI yang didalamnya terdapat karakteristik ibu yang diukur yaitu pandangan budaya dan

(7)

76 kepercayaan ibu menyusui, dengan hasil

menunjukan bahwa hampir sebagian ibu dari responden dalam penelitian sebelum dilakukan demontrasi dan pendampingan memiliki pandangan budaya dan kepercayaan yang kurang baik dalam menyusui.

Lingkungan menjadi faktor penentu kesiapan dan kesediaan ibu dalam pemberian ASI pada bayinya. Tatanan budaya cukup berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan ibu untuk menyusui atau tidak. Seperti pengalaman dalam keluarga ibu tentang menyusui, pengetahuan ibu dan keluarganya tentang manfaat ASI, dan sikap tenaga kesehatan yang membantu ibu (Sidi dkk, 2010).

Responden pada penelitian ini mayoritas berasal dari suku sunda, dimana budaya dan kepercayaan suku ini masih cukup kental dalam menyusui. Terbukti dari kuesioner pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI, rata – rata ibu menjawab setuju dan sangat setuju pada item pernyataan air susu yang keluar pertama kali sesudah ibu melahirkan dan berwarna kekuningan (susu jolong) harus dibuang terlebih dahulu, setiap ibu bangun tidur dan setelah berpergian dari luar semburan pertama ASI harus dibuang dulu karena dianggap basi, dan beberapa responden menjawab tidak setuju pada item pernyataan selama pemberian ASI bayi tidak boleh diberikan makanan dan minuman selain ASI. Pengalaman ibu dalam menyusui bayinya tidak mempengaruhi baik atau tidaknya suatu budaya dan kepercayaan dalam pemberian ASI.

2. Gambaran Nilai Rerata Pandangan Budaya dan Kepercayaan Ibu Dalam Pemberian ASI Sesudah Diberikan Pendampingan.

Hasil analisis perubahan pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI menunjukkan bahwa rata-rata nilai pandangan budaya

dan kepercayaan ibu adalah 28,00 (95% CI: 26,92-29,08) yang berarti bahwa pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI setelah dilakukan pendampingan adalah baik, dengan skor terkecil 25 dan terbesar 32.

Pendampingan merupakan suatu pendidikan kesehatan lanjutan yang bisa dilakukan kepada ibu yang akan menyusui bayinya. Pendidikan kesehatan yang diberikan pada ibu dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu demonstrasi, praktek menggunakan boneka, vidio dengan cara melihat bagaimana menyusui yang benar pada bayi baru lahir, melalui pendampingan atau bimbingan dari petugas kesehtan, penyuluhan, pemberian media leaflet, dan lain – lain (Shealy 2005, dalam Suryaningsih 2012).

Adapun proses pendampingan dilakukan dua kali pertemuan. Pertama-tama ibu datang ke ruang perinatologi untuk menyusui bayinya diruang khusus menyusui, sambil ibu menyusui bayinya peneliti melakukan bina trust dan informed konsen kepada responden, setelah setuju responden diberikan kuesioner pretest. Pada saat mengisi kuesioner pretest responden terlihat bingung apabila menemukan kata-kata asing seperti kolostrum dan lain-lain. Demontrasi dilakukan setelah kuesioner pretest diisi. Peneliti membagikan leaflet tentang teknik menyusui dan melakukan demontrasi selama ±15 menit dengan menggunakan phantom bayi dan payudara, semua ibu yang menjadi responden memperhatikan dengan seksama dari setiap langkah-langkah pelaksanaan demontrasi teknik menyusui. Dalam pertemuan selanjutnya responden hanya dilakukan pendampingan saja tanpa melakukan demonstrasi, saat pendampingan ibu dievaluasi untuk melakukan teknik menyusui yang benar pada bayinya. Saat didampingi ibu diberikan informasi tentang manfaat ASI dan merubah persepsi ibu terhadap pandnagan budaya

(8)

77 dan kepercayaan yang kurang baik

terhadap pemberian ASI.

Ludin (2008) menyatakan bahwa peran petugas kesehatan sangat penting untuk bisa memberikan infomasi, dan meyakinkan bahwa ibu mampu untuk menyusui.

Berdasarkan hasil penelitian pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI mengalami perubahan menjadi baik. Peneliti berasumsi bahwa hal ini dikarenakan rata-rata ibu sudah memiliki persepsi yang baik terhadap pandangan budaya dibuktikan dengan adanya peningkatan skor setelah dilakukan pendampingan dengan metode demontrasi teknik menyusui. Hal ini menunjukkan bahwa pendampingan teknik menyusui efektif untuk dilakukan dalam upaya merubah pandangan kebudayaan dan kepercayaan ibu yang kurang baik dalam pemberian ASI.

3. Pengaruh Pendampingan Terhadap Perubahan Pandangan Budaya dan Kepercayaan Ibu Dalam Pemberian ASI.

Berdasarkan hasil penelitian yang tertulis pada tabel 4.3 diperoleh bahwa rata-rata pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI sebelum diberikan pendampingan 22,88 yang menunjukkan pandangan budaya dan kepercayaan ibu kurang baik, dan rata-rata pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI setelah dilakukan pendampingan adalah 28,00. Hasil uji statistik dengan menggunakan t-dependen menunjukkan antara nilai awal dan nilai akhir perkembangan sosial anak didapatkan nilai p Value = 0,000 < α = 0,05.

Hal ini berarti bahwa hipotesis alternatif (Ha) terbukti yaitu terdapat pengaruh pendampingan teknik menyusui terhadap perubahan pandangan budaya dan kepercayaan ibu

dalam pemberian ASI. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada pandangan budaya dan kepercayaan ibu setelah dilakukan pendampingan. Sejalan dengan hasil penelitian Suryaningsih (2012) dan Similac (2011), bahwa pemberian perlakuan berupa demontrasi dan pendampingan menyusui pada kelompok intervensi dengan karakteristik sebagian besar mempunyai pandangan budaya dan kepercayaan dalam menyusui yang kurang baik, memberikan pengaruh yang baik terhadap peningkatan kemampuan ibu dalam pemberian ASI.

Prosedur pendampingan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa demontrasi dan setiap responden diberikan leaflet. Pendampingan dilakukan dengan menciptakan rasa kebersamaan, kesejajaran, samping menyamping agar ada kedudukan antara keduanya (pendampingan dan yang didampingi). Hal ini membawa implikasi bahwa peran pendampingan sebatas pada memberikan alternatif informasi, saran, dan bantuan konsultatif (BPKB Jawa Timur). Oleh karena itu menjadi sangat penting untuk memberikan informasi yang baik mengenai ASI kepada ibu yang akan memberikan ASI pada bayinya termasuk mengenai pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI.

Cahya, dkk (2008) menyatakan bahwa ibu post partum yang melahirkan akan berada dalam masa transisi yaitu sebelum melahirkan dan sesudah melahirkan dengan mempunyai bayi, ibu umumnya mempunyai informasi yang kurang akan perawatan dan cara

(9)

78 Ibu membutuhkan banyak informasi

untuk menambah pengetahuannya, sehingga ibu dapat dengan lancar memberikan ASI pada bayinya. informasi yang diperoleh ibu berasal dari petugas kesehatan, petugas kesehatan ditempat ibu melahirkan dapat

KESIMPULAN

1. Rata – rata pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI sebelum dilakukan pendampingan teknik menyusui adalah kurang (22,88).

2. Rata – rata pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI sesudah diberikan pendampingan teknik menyusui adalah baik (28,00). 3. Ada pengaruh pendampingan teknik

menyusui terhadap perubahan pandangan budaya dan kepercayaan ibu dalam pemberian ASI dengan p = ,000 (0,0001).

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti ingin memberikan saran kepada beberapa pihak yang terkait yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Rumah Sakit

Diperlukan adanya peningkatan program pendidikan kesehatan lanjutan yaitu pendampingan teknik menyusui yang dilakukan oleh perawat yang memiliki keterampilan untuk melakukan demontrasi dan pendampingan menyusui.

REFERENSI

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, dkk. (2015). Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui. Bandung: Erlangga.

Astutik. (2014). Payudara dan Laktasi. Jakarta: Salemba Medika.

memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang informasi kesehatan yang diperlukan ibu paska melahirkan terutama tentang pemberian ASI, melalui beberapa metode misalnya demontrasi, leaflet, poster, pendampingan menyusui dan penyuluhan.

dan diperlukan adanya penambahan media – media yang mendukung pemberian ASI seperti pemberian leaflet pada ibu yang akan menyusui bayinya, karena masih banyak dari ibu post partum yang belum sepenuhnya tahu dengan informasi yang jelas dan tepat mengenai cara menyusui dan tentang pemberian ASI yang baik.

2. Bagi Ibu Menyusui

Peneliti berharap ibu dapat menerima informasi mengenai pemberian ASI yang baik sehingga dapat merubah pandangan budaya dan kepercayaan ibu menjadi lebih baik dalam pemberian ASI. Ibu lebih memiliki pengetahuan yang baik tentang menyusui, sehingga ibu dapat memberikan ASI pada bayinya hingga usia 6 bulan (ASI Eksklusif).

Centers for Disease Control and Prevention. Strategies to Prevent

Obesity and Other Chronic

Diseases: The CDC Guide to

Strategies to Support

Breastfeeding Mothers and Babies. Atlanta: U.S. Department of Health and Human Services; 2013. Hidayat, A. A. (2014). Metode Penelitian

Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

(10)

79 Himawati, dkk. (2011). Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Tentang

Teknik Menyusui Terhadap

Pengetahuan dan Perilaku Teknik Menyusui Pada Ibu Primipara Di BPS Kulonprogo. Jurnal STIKES Aisyiyah Yogyakarta.

Indrayani, & Djami. (2016). Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Trans Info Media.

Kemenkes RI. (2014). Laporan Departemen Kesehatan Indonesia. Jakarta.

. (2015). Laporan Departemen Kesehatan Indonesia. Jakarta

Khasanah. (2012). ASI atau Susu Formula Ya?. Yogyakarta: Flash Books Laporan Profil Demografis Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2012

LPPM. (2017). Pedoman Penulisan dan Petunjuk Karya Tulis Ilmiah (KTI), Laporan Tugas Akhir (LTA) dan

SKRIPSI. Cimahi: STIKES

JENDERAL A.YANI.

Mulyani. (2013). ASI Dan Panduan Ibu

Menyusui. Yogyakarta: Nusa

Medika.

Notoatmodjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta

. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Paridz, M. (2016). Pengaruh Pendidikan Keseshatan tentang ASI Eksklusif Terhadap Perubahan Pandangan Budaya Dan Kepercayaan Dalam Menyusui Pada Ibu Post Partum Di Ruang Nifas RSUD Cibabat. STIKES JENDERAL A.YANI.

Prasetyono, DS. (2009). Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press. Ramawati, A. (2009). Perawatan Masa

Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. Rhokliana, dkk. (2011). Hubungan Sosial

Budaya Dengan Pemberian ASI Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Keruak Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Kesehatan Prima Vol.5 No.2.

Rinata, dkk. (2016). Teknik Menyusui Posisi, Perlekatan dan Keefektifan

Menghisap Studi Pada Ibu

Menyusui Di RSUD Sidoarjo. RAKERNAS AIPKEMA.

Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

. (2011). Pengolahan dan

Analisis Data Kesehatan.

Yogyakarta: Nuha Medika

Roesli, & Utami. (2008). Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.

Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta. Salemba Medika.

Saryono, A. S. (2011). Metedologi

Penelitian Kebidanan.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Sidi, dkk. (2010). Bahan Bacaan

Manajemen Laktasi. Jakarta:

Perinasia.

Sunartyo, N. (2009). Panduan Merawat Bayi Dan Balita Agar Tumbuh Sehat Dan Cerdas. Yogyakarta: Diva Press.

(11)

80 Sundawati. (2011). Asuhan Kebidanan

Masa Nifas. Bandung: Refika Aditama.

Suryaningsih, C. (2012). Demontrasi Dan

Pendampingan Menyusui

Terhadap Motivasi Dan

Kemampuan Ibu Dalam

Pemberian ASI. Tesis Universitas Indonesia.

Wahyu, P. (2008). Faktor-faktor Penyebab

Kegagalan ASI Eksklusif di

Kelurahan Kembang Sari

Kecamatan Selong. Politeknik Kesehatan Depkes Mataram.

Wiji, R. (2013). ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.

Yulianah, dkk. (2013). Hubungan Antara

Pengetahuan, Sikap, Dan

Kepercayaan Ibu Dengan

Pemberian ASI Eksklusif Di

Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Cani Kabupaten Bone. Jurnal Universitas Hasanuddin.

Gambar

Tabel 4.3  Rerata Pandangan Budaya  dan  Kepercayaan  Ibu  Dalam  Pemberian  ASI  Sebelum  dan  Sesudah  Diberikan  Pendampingan Teknik Menyusui di Ruang  Perinatologi RSUD Cibabat Cimahi

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Progam Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Media yang dikembangkan bernilai valid dan layak untuk digunakan pada kegiatan pembelajaran dimana penilaian Media Pembelajaran Matematika oleh validator diperoleh

Pada tahap ekstraksi kontur dilakukan analisis objek-objek dengan menggunakan rata-rata nilai keabuan objek dan warna pada tepi objek. Menurut Wang api memiliki panjang

Setelah dilakukan uji regresi logistik, hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas fisik merupakan indikator yang paling tidak signifikan diantara variabel yang

851 Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dirumuskan maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahai pengaruh ukuran perusahaan, operating leverage,

Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani di rumah sakit dalam waktu tiga bulan Sumber Data Register rawat inap, register TB 03 UPK. Standar

Dari hasil uji mekanik yang dilakukan diperoleh bahwa plastik berbahan dasar ubi jelarut hampir mnyerupai PBAT eastman (easter bio 14766) pada komposisi pati jelarut