• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

5.1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang dilihat dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, jenis pekerjaan dan pendapatan dari masing- masing responden. Dalam penelitian ini reponden berjumlah 61 dari lingkungan kampus IPB Dramaga. Di bawah ini akan dijelaskan persentase responden berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan dan pendapatan dari keseluruhan responden. Jenis kelamin dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan. Pekerjaan digolongkan yaitu karyawan, mahasiswa S1, mahasiswa S2, dan mahasiswa S3. Pendapatan dikategorikan menjadi empat, yaitu kurang dari Rp 500.000,00 antara Rp 500.000,00 – Rp 1.500.000,00 lalu Rp 1.500.000,00 – Rp 3.000.000,00 dan lebih dari Rp 3.000.000,00.

Di bawah ini akan dipaparkan mengenai persentase dan jumlah dari responden HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga. Hal ini dimaksudkan agar lebih tertata mengenai jenis kelamin, pekerjaan dan pendapatan yang menjadi konsumen HONEY Madoe. Pertama akan di bahas adalah persentase jumlah dan jenis kelamin, lalu yang kedua akan dibahas adalah mengenai jumlah dan persentase pekerjaan yang terdiri dari mahasiswa S1, S2, S3 maupun karyawan Institut Pertanian Bogor di Dramaga. Lalu yang terakhir adalah jumlah dan persentase berdasarkan pendapatan responden HONEY Madoe

5.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ini dibagi menjadi dua, yakni laki-laki dan perempuan. Pembagian karakteristik laki-laki dan perempuan ini dilakukan untuk melihat seberapa banyak jumlah dan persentase antara laki-Laki dan perempuan yang membeli dan mengkonsumsi HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga. Selain itu, dengan adanya jumlah dan persentase responden berdasarkan jenis kelamin ini dapat dilihat penyebab dominasi pembelian dan konsumsi oleh responden HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga. Pada Gambar 7 terdapat pie chart persentase responden

(2)

HONEY Madoe berdasarkan jenis kelamin yang terbagi atas laki-laki dan perempuan.

Gambar 7. Persentase Responden HONEY Madoe Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari 61 responden dari penelitian ini terdapat 42 responden berjenis kelamin perempuan dan 19 responden berjenis kelamin laki-laki. Dari jumlah responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 42 orang memiliki persentase sebesar 69 persen sedangkan persentase jumlah responden laki-laki sebesar 31 persen.

Selain itu responden perempuan memiliki persentase yang dominan di lingkungan kampus IPB Dramaga. Namun, tidak hanya responden berjenis kelamin perempuan saja yang membeli dan mengkonsumsi HONEY Madoe untuk kebutuhan diri sendiri dan keluarganya, responden berjenis kelamin laki-laki juga membeli dan mengkonsumsi HONEY Madoe untuk diri sendiri maupun untuk keluarganya di rumah. Jadi responden HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Draga sebanyak 61 orang yang terdiri atas 42 responden berjenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar 69 persen dan sebanyak 19 responden berjenis kelamin laki-laki dengan persentase sebesar 31 persen dalam pembelian dan konsumsi HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga.

Hal ini terjadi karena jumlah civitas akademika maupun karyawan di lingkungan kampus IPB Dramaga yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingan jumlah laki-laki. Selain itu, karena memang lebih mudah menemukan responden perempuan yang memenuhi persyaratan yang diperlukan

31%

69%

(3)

untuk penelitian ini (pernah membeli dan mengkonsumsi HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga) dibandingkan dengan responden laki-laki.

5.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ini dibagi menjadi empat, yaitu mahasiswa S1, mahasiswa S2, mahasiswa S3 dan karyawan di lingkungan kampus IPB Dramaga. Pembagian karakteristik pekerjaan ini dilakukan untuk melihat seberapa banyak jumlah dan persentase antara mahasiswa S1, mahasiswa S2, mahasiswa S3 dan karyawan yang membeli dan mengkonsumsi HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga.

Selan itu, dengan adanya jumlah dan persentase responden berdasarkan pekerjaan ini dapat dilihat penyebab dominasi pembelian dan konsumsi oleh responden HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga. Pada Gambar 8, terdapat pie chart persentase responden HONEY Madoe berdasarkan pekerjaan yang terbagi atas mahasiswa S1, mahasiswa S2, mahasiswa S3 dan karyawan di lingkungan kampus IPB Dramaga.

Gambar 8. Persentase Responden HONEY Madoe Berdasarkan Pekerjaan

Responden dari penelitian efektivitas komunikasi pemasaran HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga terdiri dari mahasiswa S1, S2, S3 dan karyawan Institut Pertanian Bogor. Jumlah responden secara keseluruhan sebesar 61 responden di lingkungan kampus IPB dramaga yang terdiri dari mahasiswa S1 sejumlah 6 orang, mahasiswa S2 sebanyak 12 orang, mahasiswa S3 sebanyak 9 orang sedangkan karyawan Institut Pertanian Bogor yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 34 orang.

10%

20%

15% 56%

(4)

Persentase responden dari mahasiswa S1 yang berjumlah 6 orang adalah sebesar 10 persen, responden dari mahasiswa S2 yang berjumlah 12 orang adalah sebesar 20 persen, responden dari mahasiswa S3 yang berjumlah 9 orang adalah sebesar 15 persen dan karyawan di Institut Pertanian Bogor di Dramaga yang berjumlah 34 orang adalah sebesar 56 persen. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa responden dari penelitian ini paling besar berasal dari karyawan yaitu sebanyak 56 persen, sedangkan yang paling sedikit adalah berasal dari mahasiswa S1 sebesar 10 persen.

Hal ini dapat disebabkan karena karyawan di Institut Pertanian Bogor merupakan responden yang telah berkeluarga dan memiliki kebutuhan untuk menjaga kesehatan keluarganya dengan cara mengkonsumsi HONEY Madoe dan sudah memiliki penghasilan tetap. Sedangkan responden dari mahasiswa S1 masih belum mempunyai penghasilan sendiri dan responden HONEY Madoe dari mahasiswa S1 dalam mengkonsumsi HONEY Madoe termasuk dalam kebutuhan pelengkap (tersier). Mahasiswa S2 dan Mahasiswa S3 memiliki jumlah dan persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa S1, hal ini dikarenakan mahasiswa S2 dan mahasiswa S3 sudah memiliki pendapatan sendiri dan mengkonsumsi HONEY Madoe merupakan kebutuhan yang harus dijalankan karena untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan sebagai pengganti suplemen atau vitamin yang dapat dibeli di apotik-apotik.

Responden dalam penelitian ini sebanyak 61 orang yang terdiri dai mahasiswa S1, mahasiswa S2, mahasiswa S3 dan karyawan Institut Pertanian Bogor memiliki jumlah dan persentase berdasarkan pekerjaan paling terbanyak adalah karyawan Institut Pertanian Bogor yang berjumlah 34 orang dengan persentase 56 persen dan yang memiliki jumlah dan persentase terkecil adalah dari mahasiswa S1 dengan jumlah 6 orang responden yang memiliki persentase besar 10 persen.

(5)

5.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Karakteristik responden berdasarkan pendapatan ini dibagi menjadi empat, yaitu kurang dari Rp 500.000,00; Rp 500.000,00 - Rp1.500.000,00; Rp 1.500.000,00- Rp 3.000.000,00 dan lebih dari Rp 3.000.000,00. Pembagian karakteristik pendapatan ini dilakukan untuk melihat seberapa banyak jumlah pendapatan dan persentase pembelian dan konsumsi HONEY Madoe dari responden HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga.

Selain itu, dengan adanya jumlah dan persentase responden berdasarkan pendapatan ini dapat dilihat seberapa besar kemampuan responden dalam pembelian HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga. Pada gambar 9, terdapat pie chart persentase responden HONEY Madoe berdasarkan pendapatan yang terbagi atas kurang dari Rp 500.000,00; Rp 500.000,00-Rp1.500.000,00, Rp 1.500.000,00-Rp 3.000.000,00 dan lebih dari Rp 3.000.000,00.

Gambar 9. Persentase Responden HONEY Madoe Berdasarkan Pendapatan

Karakteristik responden dari penelitian ini dilihat juga dari pendapatan masing-masing responden yang terdiri dari kurang dari Rp 500.000,00; antara Rp 500.000,00–Rp 1.500.000,00; Rp 1.500.000,00–Rp 3.000.000,00 dan lebih dari Rp 3.000.000,00. Sebanyak 6 orang memiliki pendapatan antara Rp 500.000,00– Rp 1.500.000,00. Sebanyak 48 responden memiliki pendapatan antara Rp 1.500.000,00–Rp 3.000.000,00 dan sebanyak 7 orang memiliki pendapatan sebesar lebih dari Rp 3.000.000,00. Persentase jumlah responden yang memiliki pendapatan sebanyak Rp 500.000,00–Rp 1.500.000,00 sebesar 10 persen, dan

0% 10%

79% 11%

< Rp 500.000,00 Rp 500.000,00- Rp 1.500.000,00 Rp 1.500.000,00 - Rp 3.000.000,00 > Rp 3.000.000,00

(6)

persentase jumlah responden yang memiliki pendapatan antara Rp 1.500.000,00– Rp 3.000.000,00 sebesar 79 persen dan jumlah persentase dari responden yang memiliki pendapatan > Rp 3.000,000,00 sebesar 11 persen. Konsumen HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga memiliki pendapatan paling banyak antara Rp 1.500.000,00–Rp 3.000.000,00 sebanyak 48 responden. Konsumen HONEY Madoe memilih untuk mengkonsumsi HONEY Madoe karena bagi konsumen yang menjadi responden dari produk HONEY Madoe ini adalah kebutuhan sekunder yang sangat diusahakan karena untuk menjaga stamina dan agar tidak mudah terserang penyakit. Hal ini dilakukan responden untuk mengurangi rasa ketergantungan responden untuk mengkonsumsi obat-obatan dan vitamin yang banyak mengandung senyawa kimia.

Menurut responden HONEY Madoe dalam konteks harga, HONEY Madoe termasuk golongan standar karena dengan harga yang telah ditetapkan tersebut berbanding lurus dengan kualitas yang didapat oleh konsumen. Dengan memiliki banyak kelebihan diantara produk-produk HONEY Madoe lainnya, HONEY Madoe memiliki kualitas yang sudah terjamin kualitasnya dan tidak akan melakukan kecurangan-kecurangan lainnya.

Hal ini dikarenakan, HONEY Madoe pada kemasannya telah tertulis nama perusahaan dan menggunakan lambang dari IPB agar masyarakat lebih percaya dengan produk yang dihasilkan oleh Institut Pertanian Bogor. Responden (pembeli dan konsumen) HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga adalah dengan pendapatan sebesar Rp 1.500.000,00–Rp 3.000.000,00 sebanyak 79 persen dan tidak ada yang memiliki pendapatan kurang dari Rp 500.000,00.

5.1.4. Pendapat Responden Mengenai Produk Honey Madoe

Produk HONEY Madoe di pasaran khususnya memberikan kesan tersendiri bagi konsumennya, diantaranya adalah mengenai desain kemasan, Desain kemasan pada produk HONEY Madoe dibagi menjadi tiga aspek yang dapat dinilai konsumen, yaitu bentuk kemasan, warna, gambar dan ukuran.

Selain itu unsur-unsur identitas produk HONEY Madoe yang kedua adalah mengenai rasa HONEY Madoe, dimana terdapat tiga aspek yaitu warna, rasa, aroma dan kekentalan. Lalu unsur-unsur identitas produk HONEY Madoe yang

(7)

terakhir adalah konten. Konten memiliki beberapa aspek yang dapat dinilai oleh konsumen, yaitu tanggal kadaluarsa, komposisi, harga, standarisasi kesehatan, nama perusahaan dan yang terakhir adalah cara pemakaian. Di bawah ini dijelaskan mengenai unsur-unsur identitas produk HONEY Madoe secara lengkap.

a. Desain Kemasan

Dalam desain kemasan ini terdapat tiga aspek yang dapat dinilai konsumen terkait dengan kepuasan konsumen terhadap identitas produk yang pertama ini. Bentuk kemasan merupakan salah satu dari tiga aspek dalam unsur-unsur identitas produk HONEY Madoe. Menurut responden dari penelitian ini, sebanyak 32 orang menyatakan bahwa bentuk kemasan HONEY Madoe termasuk memuaskan dan sebanyak 29 responden menyatakan bahwa kemasan HONEY Madoe di berbagai ukuran termasuk sangat memuaskan. Hal ini dikarenakan bentuk kemasan yang unik yaitu dari botol sampai sachet yang paling ekonomis, tersedia juga bentuk kemasan yang paling besar dengan memakai botol yang di bungkus lagi dengan menggunakan kertas seperti bentuk sarang lebah.

Dengan warna kemasan kuning, menunjukkan bahwa produk ini sudah terlihat adalah madu. Sebanyak 34 responden menyatakan puas dengan warna dari produk HONEY Madoe dan sebanyak 27 responden menyatakan warna kemasan HONEY Madoe sangat memuaskan karena memiliki warna kemasan yang unik dan khas dari warna lebah.

Aspek selanjutnya adalah aspek ukuran kemasan. Sebanyak 28 orang menyatakan bahwa ukuran dari HONEY Madoe sangat memuaskan, dan sebanyak 33 orang menyatakan bahwa ukuran HONEY memuaskan. Hal ini dikarenakan ukuran kemasan HONEY Madoe terdiri dari beberapa ukuran dari yang sachet sampai botol besar 500 ml, sehingga konsumen dapat memilih produk HONEY Madoe sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

b. Rasa HONEY Madoe

Pada unsur-unsur identitas produk HONEY Madoe terdapat unsur rasa yang sangat penting untuk dinilai oleh responden. Terdapat empat aspek dari unsur ini yaitu warna dari HONEY Madoe, rasa dari HONEY Madoe, aroma, dan kekentalan. HONEY Madoe memiliki empat sumber bunga, yaitu madu dengan

(8)

sumber bunga kapuk, rambutan, kelangkeng dan karet. Dari setiap varian tersebut memiliki warna, rasa, aroma dan kekentalan yang berbeda beda. Dalam unsur identitas rasa produk HONEY Madoe dibagi menjadi empat bagian, setiap bagian memiliki penjelasan dari berbagai varian dari HONEY Madoe.

HONEY Madoe varian kapuk. Sebanyak 22 responden menyukai HONEY Madoe dengan varian kapuk. Menurut responden ini rasa dari varian kapuk ini sangat memuaskan. Hal ini dikarenakan sesuai dengan selera responden dan tidak terlalu manis seperti varian varian yang lain.

HONEY Madoe varian karet. Sebanyak 18 responden menyukai varian karet. Dari 18 responden yang menyukai varian karet, sebanyak 15 responden menyatakan sangat memuaskan dan sebanyak tiga responden menyatakan memuaskan. Hal ini dikarenakan responden yang menjawab memuaskan menyatakan bahwa varian ini memiliki rasa yang sedikit lebih manis dibandingkan dengan varian kapuk dan varian kapuk dirasakan sangat pas dengan selera 15 responden. Sebanyak tiga responden menyatakan varian karet ini termasuk dalam kategori memuaskan. Hal ini dikarekan tiga responden ini tidak merasakan perbedaan yang signifikan dari varian karet dengan varian kapuk.

Honey Madoe Varian Kelengkeng. Sebanyak sembilan responden menyukai varian ini. Angka ini menunjukkan varian kelengkeng lebih sedikit peminatnya dibandingkan dengan varian lain. Dari sembilan orang responden ini menyatakan sangat menyukai HONEY Madoe dengan varian ini. Hal ini dikarenakan responden ini sangat menyukai rasa manis, dan beberapa orang manyatakan bahwa selama tidak mengandung pemanis buatan maka tidak memiliki bahaya berpenyakit. Jadi Sembilan responden ini tetap setia dengan keputusannya untuk tetap mengkonsumsi HONEY Madoe dengan varian kelengkeng.

Honey Madoe varian Rambutan. Sebanyak 12 orang menyatakan HONEY Madoe dengan varian rambutan termasuk dalam kategori sangat memuaskan. Responden varian rambutan menyatakan bahwa varian ini tidak terlalu manis sekali sehingga sesuai dengan selera responden yang menyukai varian ini.

(9)

Secara keseluruhan, responden HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga menyukai banyaknya varian rasa yang beraneka rasa manis yang mempunyai ciri khas masing masing. Karena setiap orang memiliki selera yang berbeda terhadap suatu rasa. Selain itu seluruh responden HONEY Madoe dengan banyaknya varian yang dimiliki oleh HONEY Madoe dan setiap responden memiliki minatnya masing masing terhadap varian yang disukai, hal ini membuat responden merasa puas dengan varian yang dimiliki dan cita rasa madu yang kuat.

Aspek selanjutnya adalah aspek aroma dari HONEY Madoe. Sebanyak 50 responden termasuk dalam kategori memuaskan, dan menyatakan bahwa aroma dari HONEY Madoe mempunyai ciri khas masing-masing dan tidak mempunyai perbedaan yang significan, sehingga hal ini tidak terlalu menjadi perhatian responden. Sebanyak 11 responden menyatakan bahwa aroma dari masing masing varian memiliki perbedaan yang signifikan.

Aspek yang terakhir adalah aspek kekentalan. Sebanyak 49 responden menyatakan bahwa kekentalan dari HONEY Madoe sangat memuaskan. hal ini dikarenakan sangat sesuai tidak terlalu cair dan tidak terlalu kental sehingga tidak eneg waktu dikonsumsi. Sebanyak 12 orang menyatakan kekentalan HONEY Madoe ini memuaskan. Beberapa responden menyatakan bahwa kekentalan HONEY Madoe tergolong cair, namun masih terasa rasa dari madu tersebut. c. Konten

Pada unsur-unsur identitas produk HONEY Madoe terdapat konten konten yang dapat dinilai oleh responden, diantaranya yaitu tanggal kadaluarsa, komposisi, harga, standarisasi kesehatan, nama perusahaan dan cara pemakaian produk HONEY Madoe. Konten dalam suatu produk sangat diperlukan dalam penjelasan suatu produk. Konten yang pertama adalah tanggal kadaluarsa. Sebanyak 61 responden menyatakan sangat memuaskan pada aspek ini. Hal ini dikarenakan tanggal kadaluarsa sangat diperlukan dalam penjelasan suatu produk. Pada keseluruhan kemasan HONEY Madoe maupun varian telah tertulis tanggal kadaluarsa sebagai acuan produk tersebut masih dapat dikonsumsi sampai pada tanggal yang sudah tertera dalam kemasan.

Pada aspek yang kedua yaitu komposisi, sebanyak 61 responden menyatakan bahwa komposisi yang tertera sangat memuaskan. Hal ini

(10)

dikarenakan tulisan komposisi sangat penting untuk ditulis. Pada produk HONEY Madoe diberbagai varian dan di berbagai kemasan tertulis komposisi produk untuk meyakinkan konsumen bahwa HONEY Madoe ini tidak mengandung bahan pengawet maupun bahan pemanis buatan lainnya. Aspek selanjutnya adalah nama perusahaan dan cara pemakaian. Sebanyak 61 responden menjawab sangat memuaskan, karena tertulis dengan jelas nama perusahaan dan cara pemakaian.

Menurut hasil wawancara dengan responden, hal yang perlu ditambahkan dalam produk HONEY Madoe adalah label harga. Hal ini dilakukan agar para konsumen mengetahui harga dari HONEY Madoe. Selain itu, hal yang perlu ditambahkan dalam produk HONEY Madoe adalah nilai gizi. Hal ini dikarenakan agar konsumen mengetahui gizi apa saja yang berada dalam kandungan madu. Selain itu, perlu ditambahkan standarisasi kesehatan dan manfaat madu yang belum di tulis dalam produk HONEY Madoe.

5.1.5. Pendapat Responden Terhadap Kelengkapan Informasi Melalui Media

Berdasarkan bauran promosi yang dilakukan unit usaha HONEY Madoe, terdapat lima bauran promosi yang sesuai dengan kondisi di lingkungan kampus IPB Dramaga. Bauran promosi tersebut adalah bauran promosi HONEY Madoe melalui teman atau rekan, melalui akun jejaring sosial yaitu Facebook, email, SMS, dan bauran promosi melalui telepon.

Beberapa responden menyatakan bahwa informasi produk HONEY Madoe yang diperoleh melalui teman atau rekan termasuk lengkap. Informasi yang didapatkan melalui teman atau rekan di lingkungan kampus IPB Dramaga masih mempunyai beberapa kekurangan. Salah satunya adalah varian rasa dan ukuran dari HONEY Madoe yang tidak semua dapat dijelaskan secara lengkap oleh teman maupun rekan responden HONEY Madoe. Informasi yang diperoleh responden melalui akun jejaring sosial atau facebook dan email oleh responden dirasa tidak lengkap. Hal ini dikarenakan informasi yang disampaikan oleh facebook dan email tersebut hanya sebatas informasi mengenai lokasi penjualan dan varian HONEY Madoe di Fakultas Peternakan di Institut Pertanian Bogor.

(11)

Informasi yang diperoleh responden terkait dengan HONEY Madoe melalui SMS dan Telepon tergolong sudah lengkap, dimana responden dapat bertanya secara langsung meskipun tidak bertatap muka dengan pengurus unit usaha HONEY Madoe. Informasi melalui telepon maupun melalui SMS diperoleh informasi varian dari HONEY Madoe, harga dari masing-masing ukuran, tentang manfaat yang diperoleh dari mengkonsumsi madu.

Dari hasil wawancara dengan konsumen HONEY Madoe di lingkungan kampus IPB Dramaga, responden HONEY Madoe membutuhkan informasi lanjutan mengenai produk yang diproduksi oleh unit usaha HONEY Madoe selain itu juga membutuhkan informasi mengenai pemasaran yang sudah dilakukan HONEY Madoe baik di lingkungan kampus IPB Dramaga maupun di luar kampus IPB Dramaga. Hal ini dikarenakan responden ingin terus mengetahui produk HONEY Madoe yang telah dipasarkan, sehingga memudahkan responden untuk membeli HONEY Madoe di tempat yang telah dititipkan HONEY Madoe.

Gambar

Gambar 7.  Persentase Responden HONEY Madoe Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 8. Persentase Responden HONEY Madoe Berdasarkan Pekerjaan
Gambar 9. Persentase Responden HONEY Madoe Berdasarkan Pendapatan

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini dapat disimpulkan bahwa dengan adanya perlakuan iradiasi sinar-γ terhadap bahan komposit FexC1-x maka sifat listrik bahan

Kemungkinan besar kelompok Muhyata ini masih memegang kuat hasil Muktamar Muhammadiyah ke-32 di Purwokerto, Jawa Tengah tahun 1953 sebagaimana tercatat dalam Himpunan

Penatua Joseph Fielding Smith “Saya berpenda- pat bahwa jika tidak ada pemulihan Injil, dan tidak ada organisasi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, maka tidak

Secara periodik, sistem administrasi PT.(Persero) Bank Rakyat Indonesia Cabang Pembantu Unit Keera harus di teliti atau di periksa oleh pihak yang bebas dari tugas rutin yaitu

Aggarwal BB. Tumour necrosis factor receptor associated signaling molecules and their role in activation of apoptosis. Flavonoid metabolites and susceptibility of rat

Gelombang yang datang lebih banyak berasal dari arah barat laut dan utara, pecah gelombang yang terjadi di sekitar mooring 2 memiliki energi yang kecil dan merupakan daerah yang

Terbatasnya SDM tenaga farmasi Lamanya waktu tunggu pelayanan obat jadi dan waktu tunggu pelayanan obat racikan Belum dilakukannya kuisioner kepuasan penggan terhadap

Hasil pengujian aktivitas antibakteri ekstrak daun teratai terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus yang dilakukan dengan metode difusi sumuran pada gambar 2