• Tidak ada hasil yang ditemukan

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi )

Abstrak

Penelitian ini dilakukan di pasar Bringharjo dan Giwangan dengan objek buruh gendong perempuan. Makalah ini menjelaskan tentang beban kerja dengan pendekatan ergonomi dengan mengukur aspek, yaitu gizi, kelelahan, beban kerja, denyut nadi, sikap kerja dengan resiko material handling. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan status gizi, tingkat beban kerja sikap kerja, menjadi landasan untuk rekomendasi atau saran guna mengeliminer cidera kerja sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan buruh. Hasil penelitian menunjukkan gizi dari buruh masih termasuk buruk sebesar 30%, berdasarkan denyut nadi pekerjaan tersebut 70% adalah berat, berdasarkan CVL diperlukan adanya perbaikan sebesar 100% dan berdasarkan material handling perlu dilakukan perbaikan. Ini perlu adanya perbaikan segera karena sikap kerja tidak alamiah karena terlalu menunduk dan tangan terplintir, beban yang diangkat terlalu berat. Perbaikan yang diusulkan adalah untuk mengurangi resiko kerja, memberikan aman dan kenyamanan serta efisien pada saat bekerja.

Kata kunci : Denyut nadi, IMT, CVL Kelelahan A. Pendahuluan

Pasar Bringharjo dan Giwangan yang ada di Yogyakarta menjadi pusat jual beli berbagai kebutuhan pokok. Barang–barang seperti buah–buahan, sayur–sayuran seperti melon, wortel, pisang, kentang, kol, timun, beras, bawang dan sebagainya dari kota asalnya diturunkan di pasar dan didistribusikan ke berbagai tempat di dalam pasar di lantai 1, lantai 2 dan lantai 3 atau ke pasar lainnya. Buruh untuk mengangkat barang–barang tersebut kebanyakan adalah perempuan dengan cara menggendong. Para buruh perempuan hanya bermodalkan punggung, pinggang, bahu yang kuat dengan alat bantu keranjang seadanya dan sehelai kain gendong dan tenaga yang kuat untuk mengangkat/memindahkan barang– barang ke lantai atas dengan jumlah yang berat. Jika dilakukan berulang–ulang secara terus menerus akan mengalami gangguan muskuloskeletal / penegangan otot, nyeri punggung, nyeri leher, nyeri pergelangan tangan siku dan kaki dan sikap kerja tidak alamiah akan dapat menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Untuk itu perlu mengukur tingkat kelelahan buruh gendong dengan pendekatan ergonomi guna merancang sistem kerja.

Menurut Tarwaka, pengaruh sarana kerja, posisi kerja dan lingkungan kerja terhadap beban kerja dan lingkungan yang timbul akibat pekerjaan dan dapat menentukan langkah–langkah perbaikan kondisi kerja tersebut dalam upaya mengurangi beban kerja bagi pekerja. Sehingga pekerja dapat bekerja secara nyaman, aman sehat efisien dan produktif. Dengan memahami kondisi sistem kerja yang ergonomis, buruh akan mengetahui sistem kerja yang ergonomis. Pendekatan ergonomi dalam penelitian ini mengukur : 1) Perhitungan kebutuhan gizi buruh gendong berdasarkan tinggi dan berat badan dengan

menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index

2) Pengukuran denyut nadi untuk menentukan beban kerja berdasarkan cardiovasculair load (CVL)

(2)

gendong yang ergonomis. Pendekatan ergonomi dimulai dari proses identifikasi masalah yang terdiri dari 3 aspek, yaitu : sikap kerja melalui dokumentasi foto, gizi atau nutrisi, denyut nadi.

Tujuan dari penelitian adalah mengukur tingkat kelelahan buruh gendong. Manfaat penelitian untuk guna upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja dan menurunkan beban kerja fisik sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan buruh.

B. Metodologi

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian C. Hasil dan Pembahasan

1) Hasil Dokementasi Foto Mengidentifi kasi masalah dan FGD Mengukur 3aspek dgn pendekatan ergonomi Mengukur tinggi & berat Mengukur denyut nadi Dokumen - tasi foto Klasifikasi Index Massa Tubuh Kategori beban kerja Penilaian sikap kerja Analisis Kelelahan Kerja Usulan Rancangan Sistem

(3)

Gambar 2. Sikap kerja saat mengangkat beban 2) Hasil Pengukuran Status Gizi

Tabel 1. Hasil Kategori Index Massa Tubuh (IMT)

No Indeks Masa Tubuh kg/m2 Klasifikasi Jumlah Persentase 1. <17,00 kg/m2 Sangat kurus 5 16,67% 2. 17,01- 18,5 kg/m2 Kurus 1 3,33%

18,51 –25.00 Normal 21 70

3. 25,01 –27.00 kg/m2 Gemuk 3 10% 4. >27,00 kg/m2 Sangat gemuk -

(4)

-3) Hasil Pengukuran Denyut Nadi

Tabel 2. Hasil Klasifikasi Jenis Pekerjaan Berdasarkan Denyut Nadi No Denyut nadi per menit Klasifikasi Jumlah Presentase

1. 70 - 80 Ringan 0 0%

2. 80 - 100 Sedang 0 0%

3. 100 - 125 Berat 11 36,67%

4. 125 - 150 Sangat Berat 17 56,66% 5. > 150 Luar Biasa Berat 2 6,67%

Hasil pengukuran denyut nadi menunjukkan pekerjaan buruh gendong tersebut termasuk pekerjaan yang sangat berat 93,33% dan luar biasa berat 6,67%

4) Hasil Perhitungan Beban Kerja Berdasarkan CVL

Tabel 3. Hasil Klasifikasi Beban Kerja Berdasarkan CVL Range Klasifikasi Jumlah pekerja < 30%

30 s.d. < 60% 60 s.d < 80% 80 s.d < 100% >100

Tidak terjadi kelelahan Diperlukan perbaikan Kerja dalam waktu singkat Diperlukan tindakan segera Tidak diperbolehkan beraktivitas

0 5 10

9 6

Hasil perhitungan beban kerja berdasarkan CVL menunjukkan buruh gendong harus memperhatikan waktu istirahat dan perlu ada perbaikan sebesar 80% dan tidak boleh beraktivitas sebesar 20%

5) Penilaian Resiko Manual Handling

Tabel 4. Penilaian Resiko Manual Handling

No Parameter Stress Fisik Rating Indikator 1 Waktu (time) : T  Mengangkat > 5 detik  Menindahkan > 5 meter  Total jarak 1- < 4 km Time rating : 4 2 Beban (load) :M

 Mengangkat 15 - < 25 Load Rating : 7 3 Sikap tubuh :P

 Membungkuk cukup jauh

Posture Rating : 4 4 Kondisi Kerja:W

 Beban tidak stabil

Rating kondisi kerja : 2

Penilaian akhir : O = T x (M + P + W) = 4 x ( 7 + 4 + 2) = 52

Penilaian akhir adalah 52 dan lebih besar dari > 50 maka penilaian resiko berdasarkan indikator kunci LMM ( Leitmerk Mal Methode), dengan penjelasan beban kerja, frekuensi dan efek adalah situasi beban kerja tinggi, pembebanan fisik berlebih sering terjadi sarana preventif adalah harus dilakukan perubahan dan perbaikkan segera,

(5)

D. Luaran Penelitian

Berdasarkan hasil pembahasan di atas perlu adanya perbaikan sistem kerja sekarang dengan memberi usulan rancangan sistem kerja dengan cara :

1) Memberikan penyuluhan secara berkala dengan memperhatikan efek dari :  Tidak diterapkannya ergonomi

 Sikap tubuh yang tidak alamiah (kepala tubuh, kepala yang terlalu merunduk)  Pengerahan tenaga yang berlebihan

 Anggota badan yang memuntir

2) Memperbaiki sarana dan prasarana alat untuk mengangkat barang–barang (beban) untuk buruh gendong perempuan yang ergonomis

3) Untuk luaran penelitian no 2) diharapkan mendapatkan bantuan dari Bappeda di tahun berikutnya.

E. Kesimpulan

Pendekatan ergonomi adalah menyelesaikan dan memperbaiki kinerja dari buruh gendong perempuan di pasar secara parsial ke arah perbaikan beberapa aspek kinerja buruh gendong. Pengukuran klasifikasi beban kerja, resiko kerja diprioritaskan untuk melakukan perbaikan sistem kerja sesuai dengan sarana prasarana yang dibutuhkan oleh buruh gendong perempuan. Hasil penelitian menunjukkan gizi dari buruh adalah buruk, berdasarkan denyut nadi pekerjaan tersebut perlu dilakukan perbaikan dengan segera dan berdasarkan resiko material handing adalah pekerjaan yang penuh dengan resiko cidera. Untuk itu perlu perbaikan kerja menggangkat pada buruh gendong perempuan guna mengeliminer resiko cidera kerja guna meningkatkan produktivitas.

Daftar Pustaka

Grandjean, E, 1993, Fitting The Task to The Man, A Textbook of Occupational Ergonomics, New York Taylor & Francis

Mc Cormick, E. J. And Sanders, M. S., 1992, Human Faktor In Engineering and Design, 7 ed. Me Graw Hill, Inc, Singapore

Mustafa Pulat, Babur & David C. Alexander, 1991, Industrial Ergonomics (Case Study). Mc Graw-Hill. Inc

Pulat, B.M., 1996. Fundamental Of Industrial Ergonomics, Waveland, Guna Widya, Surabaya

Pheasant S,1991, Ergonomics Work and Health, London Macmillan Press

Risma Simanjuntak, 2011, Penilaian Resiko Material Handling dengan metode Indikator Kunci dan Penentuan Klasifikasi beban Kerja dengan Cardiovasculair Load, Seminar Nasional Industrial Services, 11 Mei 2011

Suma’mur, P.K, 1982, Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja, Yayasan Swabhawa Karya, Jakarta

Tarwaka, Solichul H.A. Bakri, Lilik S., 2004, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, UNIBA Press, Surakarta.

Tarwaka, 2010, Ergonomi Industri Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja, Harapan Press, Surakarta

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian C. Hasil dan Pembahasan
Gambar 2. Sikap kerja saat mengangkat beban 2) Hasil Pengukuran Status Gizi
Tabel 2. Hasil Klasifikasi Jenis Pekerjaan Berdasarkan Denyut Nadi No Denyut nadi per menit Klasifikasi Jumlah Presentase

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan gejala prolapsus uteri pada buruh gendong wanita di Pasar Legi Surakarta.. Kata Kunci : Beban

yang berjudul ” Hubungan Beban Kerja Dengan Kejadian Postural Kifosis Pada Buruh Gendong Di Pasar Gede Solo ”.. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir dan

Untuk mengetahui adanya hubungan antara beban kerja dengan kejadian postural kifosis pada pekerja buruh gendong di Pasar Gede Solo Jawa Tengah. Manfaat

Setelah peneliti melakukan penelitian lapangan pada objek yang telah dipilih oleh peneliti yaitu buruh perempuan pabrik rokok di Kabupaten Kudus, maka dapat

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis beban kerja dengan kejadian postural kifosis (postur membungkuk) pada pekerja buruh gendong wanita di Los Tengah Pasar Johar