13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengembangan a. Pengertian Pengembangan
Pengembangan merupakan suatu proses memvalidasi atau mengembangkan serta memberikan inovasi terhadap suatu produk pendidikan . Pengembangan berfokus dalam bidang desain atau rancangan untuk deain bahan ajar maupun media yang memiliki proses , secara umum ialah pertumbuhan atau perubahan (evolusi) yang memiliki proses atau tahap. (Setyosari 2012: 218 ) di dalam dunia pendidikan dan pembelajaran harus memiliki kreatifitas yang tinggi dalam menciptakan dan juga mengembangkan produk yang akan di gunakan saat proses belajar mengajar oleh guru. Menurut (Nana sukmadinata , 2016 :164 ), dapat dikenal dengan istilah Research & Development(R&D ) merupakan suatu strategi atau metode yang sangat membantu untuk memperbaiki praktik. Research &
Development(R&D ) memiliki siklus atau langkah-langkah di dalam
mengembangkan alat atau suatu produk menjadi lebih inovatif dan merancang kembali produk baru menjadi lebih menarik atau
dahulu di lapangan kemudian yang terakhir melakukan revisi dari hasil uji coba lapang. Menurut Seels & Richey (1994) Peniliti pengembangan memiliki kajian yang sisematik untuk merancang dan juga mengembangkan (mengevaluasi ) proses dan juga hasil pembelajaran yang sesuai dengan kriteria dan kefektifan di dalam melangsungkan proses belajar dan mengajar secara internal . (Setyosari 2012).
b. Tujuan Pengembangan
Peniliti akan mengembangkan media pembelajaran yang bernama BYBOM. Tujuan peneliti sendiri mengembngakan media BYBOM agar membantu siswa kelas II SD lebih aktif dan memiliki ketertarikan kepada pembelajaran tematik pada materi Matematika. Peneliti berharap dengan adanya pengembangan ini dapat membuat siswa menjadikan pembelajaran lebih efisien dan aktif , dan dapat meningkatkan kemampuan dalam berhitung dan memahami konsep dasar matematika.
2. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Menurut (Rusman , 2012 : 250 ) Pembelajaran tematik merupakan sistem pembelajaran yang dapat menjadikan siswa baik secara individual ataupun secara kelompok , menggali iformasi, aktif dalam mencari pengetahuan, menggali, mengeksplorasi, serta dapat memberikan banyak pengalaman secara luas, mampu menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara autentik, holistik dan berkesinambungan .
Secara umum pembelajaran mengandung dua makna adanya yaitu kegiatan belajar dan mengajar , dimana pihak yang mengajar merupakan seorang guru dan pihak yang belajar merupakan seorang siswa yang beroriontasi pada kegiatan belajar mengajar dalam rangka pengembangan sikap, keterampilan siswa dan juga pengetahuan sebagai sasaran dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses berbagai kegiatan proses pembelajaran akan mencakup berbagai komponen diantara lain media, fasilitas pembelajaran dan kurikulum. Pada tahun 2013 lalu pemerintah membuat rancangan terbaru dan menerapkan kurikulum 2013 yang di gunakan untuk memperbaiki sistem pendidikan yang ada di Indonesia.
Kurikulum 2013 yang menetapkan pembelajaran tematik, Menurut (Trinto, 2015 : 147 ) Model pembelajaran terpadu sebagai konsep yang sering di persamakan dengan integrated teaching and learning , integrated
curiculum approach, acoherent cuririculu approach.
(Depdiknas , 2006 : 5 ) Pembelajaran tematik adalah satu model terpadu yang saling mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam berbagai tema , sehingga dapat membuat siswa mendapatkan banyak pengalaman bermkana pada setiap pembelajaran. .
Dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran tematik merupakan suatu jenis model pembelajaran yang mengintregasikan / menggabungkan antara pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lainnya dengan menggunakan sistem tema.
Pembelajaran tematik ini sangat mengacu pada siswa dan menyatukan pelajaran dengan kondisi nyata lingkungan sekitar dengan siswa , agar terciptaya interaksi secara langsung. (Rusman, 2011) dalam jurnal ( Fitri Indriani ) guru harus memperhatikan karakteristik pembelajaran tematik diantaranya :
a. Proses pembelajaran kebanyakan berpusat pada siswa, siswa sebagai subyek belajar, sedangkan guru berperan lebih banyak menjadi fasilitator
b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa saat kegiatan proses belajar mengajar , pembelajaran tematik dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung kepada lingkungan (direct experiences) siswa di hadapkan dengan suatu yang nyata (konkret ) agar siswa dapat memahami langsung hal-hal abstrak yang ada di dalam materi
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu kentara yakni fokus oada arahan ke tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan nyata
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran hal ini bertujuan agar siswa mampu memahami konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran secara utuh untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang di hadapi dalam kehidupan sehari-hari
e. Bersifat fleksibel yakni guru dapat lebih mudah menyampaikan materi karena tematik dapat mengaitkan bahan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajara lainnya.
f. Menggunakan prinsip atau model belajar sambil bermain dan menyenangkan
3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Matematika merupakan ilmu tentang pola keteraturan dan juga struktur yang teroganisasi , mulai dari unsur yang tak di definisikan , ke unsur yang telah di definisikan , ke aksioma atau postula , dan akhirnya ke dalil , siswa sekolah dasar memiliki umur berkisar 6 tahun sampai 13 tahun pada fase ini mereka berada pada fase operasional konkret (Heruman , 2013 : 1 ) . Pemahaman konsep bilangan merupakan konsep awal yang harus di pahami dan mengerti oleh siswa sekolah dasar, karena konsep ini menjadi titik tolak ukur untuk memahami semua jenis bilangan dalam matematika. Konsep bilangan yang di gunakan siswa untuk belajar tentu harus menggunakan media yang bervariasi , media yang dapat di sentuh oleh siswa atau bisa dikatakan sesuatu yang konkret (Yurniwati , 2019 : 65 ).
Matematika adalah bahasa simbolis yang memiliki fungsi praktis untuk mengekspresikan antara hubungan-hubungan kuantitaif dan keruangan, dan sedangkan fungsi teoritisnya digunakan untuk berfikir (Sundayana , 2016 ) .
Dalam pembelajaran matematika pada setiap konsep abstrak yang baru di pahami atau baru di jumpai oleh siswa perlu segera adanya penguata agar siswa
dapat mengingat dan menyimpan ingatan tersebut lebih lama , apabila di beri kokan pengetahuan menggunakan bahan ajar atau media pembelajaran yang bersifat konkret (Heruman, 2013 : 2).
Matematika memiliki ciri utama yaitu penalaran secara deduktif yang artinya tidak mengabaikan proses cara penalaran induktif, dan matematika juga dapat dikatakan sebagai obyek kajian yang bersifat abstrak, di dalam pembelajaran matematika siswa di tumtut untuk ikut berperan aktif untuk mengkontruksi pengetahuan ilmu matematika.
Pembelajaran matematika tentu sangat berperan penting dalam dunia pendidikan dan sangat wajib di terapkan di sekolah dasar , agar siswa memahami dan mengerti hakikat konsep-konsep dasar matematika seperti contohnya hakikat bilangan , hakikat operasi bilangan , hakikat pengukuran dan geometri (Runtukhan T, 2014 :45) agar logika dan fikiran siswa dapat berkembang dengan baik.
Penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran matematika digunakan sebagai bekal siswa unuk dapat berfikir logis, sisematis, kritis, analisis, dan juga kreatif, dengan cara memberikan pembelajaran matematika di sekolah dasar , hal ini bertujuan untuk konsep dasar bilangan , operasi bilangan , pengukuran geometri.
4. Perkalian dan sifat-sifat Perkalian
Menurut (Yuriwati, 2019 : 90) Perkalian merupakan pemahaman bilangan sekurang-kurangnya sampai 100 , nilai tempat dan mampu melakukan operasi
penjumlahan secara beulang-ulang . secara umum Perkalian merupakan salah satu topik penting dalam pembelajaran matematika, karena sering di jumpai di kehidupan sehari-hari. Dalam perkalian di bagi menjadi dua hal , yaitu perkalian dasar dan perkalian lanjut. Perkalian dasar merupakan perkalian dalam dua bilangan satu angka sedangkan perkalian lanjut merupakan perkalian yang melibatkan dua angka.
Definisi perkalian yaitu penjumlahan yang di lakukan secara berulang-ulang dari bilangan yang sama pada setiap bilangan sukunya. Contohnya apabila a dan b merupakan contoh suatu bilangan , maka a × b = b+b+b .... +b atau contoh lain ab merupakan penjumlahan berulang yang memiliki a suku dan tiap-tiap suku adalah b, mempunyai a suku dan tiap –tiap suku adalah b.
Dalam jurnal pendidikan (Restianti ) menyatakan perkalian bersifat untuk setiap a,b,c berlaku diantaranya :
1. Sifat komutatif (pertukaran)
Salah satu contoh pertukaran , ambil dua bilangan cacah sembarang misal 2 dan 5 , apakah 2 ×5 = 2 × 5 ? bila kita hitung 2 × 5 = 10 dan juga 5 ×
2 = 10 . dengan demikian 2 × 5 = 5× 2 . apabila hasil perkalian antara dua bilangan cacah tersebut sama dengan hasil perkalian dua bilangan setelah di tukar letak atau tempatnya, maka perkalian tersebut merupakan salah satu contoh perkalian komunikatif (pertukaran ). Demikian sifat komunikatif bisa juga di tinjau dengan penjumlahan berulang , misalnya :
6 × 3 = 3 × 6 6 × 3 = 6 + 6 + 6
3 × 6 = 3 + 3+ 3+ 3 + 3+ 3
Karena jika di hitung maka hasilnya akan sama , maka 6 × 3 = 3 × 6, jadi sifat komutatif perkalian a × b = b× a
2. Sifat Asosiatif ( Pengelompokan )
Apabila ( 2 × 3 ) × 4 = 2 × (3 × 4) ? bila dua bilangan pertama atau dua bilangan terakhir di kali kan terlebih dahulu , dan hasil nya tetap dan tidak akan berubah (sama ) , maka dikatakan bahwa bilangan cacah tersebut bersifa asosiatif (pengelompokan ) .contoh 4 × 2 × 1 dapat juga digunakan menggunakan kelompok berbeda , yaitu : 4 × 2 × 1 = (4 × 2 ) × 1 = 8 × 1 = 8 atau 4 × 2 × 1 = 4 × (2 × 1 ) = 8 × 1 = 8.
Dapat disimpulkan bahwa ( 4 × 2 ) × 1 = 4 × ( 2 × 1) contoh diatas tampak memenuhi kriteria sifat asosiatif dari perkalian.
3. Sifat Distributif
Jika setiap bilangan cacah a, b dan c berlaku sifat a × b (b + c) = ( a × b) + (a × c ) , maka hal tersebut dikatakan bahwa himpunan cacah perkalian terhadap suatu penjumlahan memenuhi sifat distributive ( penyebaran ). ontohnya :
3 × ( 7 + 2 ) = ( 3× 7) + ( 3 × 2) 3 × ( 7 + 2 ) = ( 3× 7) + ( 3 × 2) = 3.7 + 3.2
3 × 9 = 10 + 6 27 = 16 4. Sifat Tertutup
Sifat tertutup dalam perkalian bilangan cacah ialah , jika ada dua bilangan cacah ataupun lebih pada perkalian , maka hasil bilangan cacah tersebut ( tidak keluar dari konteks bilangan cacah ) contohnya 4 × 5 = 20 , 2 × 7 = 14 dan lain , 20 dan 14 merupakan anggota bilangan cacah.
5. Bilangan identitas
Jika bilangan cacah di kalikan dengan angka satu maka hasil dari bilangan tersebut ialah bilangan itu sendiri.
Contoh : 1 × 29 = 29 29 × 1 = 29
Dari contoh diatas, maka dapat disimpulkan , bahwa satu merupakan unsur satuan (Identitas) operasi dalam perkalian.
5. Tinjauan dari Kemampuan dan Berhitung
a. Pengertian kemampuan
Kemampuan (ability) merupakan pengetahuan dan juga keterampilan (knowledge dan skill) , Menurut (Arief S. Sadiman (2010 : 2) belajar merupakan suatu proses yang dilakukan semua orang dan berlangsung seumur hidup , sampai manusia di lahirkan hingga akhir hay at, salah satu perubahan yang dapat di lipu dalam proses belajar ialah pengeahuan , sikap dan juga keterampilan. kemampuan dalam arti yang umum dibatasi sebagai
sikap dan juga prilaku yang rasional untuk dapat mencapai tujuan yang memenuhi syarat untuk mencapai suatu kondisi yang diharapkan. Dengan demikian suatu kemampuan merupakan suatu pendidikan yang berbeda dan juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
b. Pengertian berhitung
Matematika adalah pembelajaran yang di tunjukan untuk mendorong dan menumbuhkan siswa agar memiliki kemampuan untuk berfikir cermat , kritis, obyektif, logis, dan analisis. Oleh sebab itu siswa di wajibkan untuk memiliki kemampuan berhitung yang baik. Menurut ( Tombokhan , 2014 : 84 ) Sorang anak mengembangkan pemahamannya tetang sebuah bilangan jauh sebelum mereka mengenal kata berhitung dan mulai berhitung , Misalnya mereka mampu menjawab berbagai pertanyaan sebagai berikut : berapa umur mu ? , kamu memliki berapa saudara ? , kamu anak ke berapa ? nomor rumah mu berapa ? . Pengalaman awal tantang bilangan seperti inilah yang akan mengantar anak-anak pada simbol bilangan. Sebelum anak mengenal tentang bilangan , anak harus dibentuk terlebih dahulu dengan diberikan pengalaman-pengalaman tenang pra bilangan dan pra berhitung .
Kemampuan berhitung merupakan suatu kesanggupan yang ada pada diri seseorang dalam melakukan perhitungan dengan benar dan baik. diantara nya ialah mampu menyelesaikan proses menghitung bilangan tentang penjumlahan , pengurangan , perkalian dan juga pembagian.
6. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Pengertian Media Pembelajaran adalah alat bantu untuk menyalurkan dan menyampaikan pesan secara terencana dari sumbernya sehingga dapat membantu terciptanya suasana lingkungan yang kondusif sehingga penerima dapat menerima pesan pembelajaran secefisien dan juga efektif. Media pembelajaran berasal dari bahasa latin yaitu medius yang memiliki makna harifah atau pengantar, perantara.
Menurut (Ari, 2014 : 47) mengatakan bahwa media pembelajaran merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan ajar) yang merangsang pikiran dan dapat menarik minat, perhatian para siswa. Media dalam konteks pembelajaran di devinisikn sebagai alat bantu yang sangat berperan penting sebagai bahasa guru baik verbal maupun non-verbal. Kata verbal berarti segala komunikasi yang terjadi menggunakan satu kata atau lebih, sedangkan kata non verbal merupakan segala penyampaian suatu materi tanpa menggunakan kata-kata tetapi digunakan secara bertatap muka, benda ataupun sarana lainnya (Yudhi, 2010 : 9 ). Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh (Arsyad, 2014: 3 ), Media memiliki makna jikalau di pahami secara garis besar media ialah manusia , menyampaikan dan menyalurkan materi secara efektif dan menciptakan lingkungan menjadi lebih kondusif sehingga dapat membuat siswa dapat menyerap sikap ,
pengetahuan dan juga keterampilan dalam artian buku, teks dan peran guru serta lingkungan sekolah ialah media. Menurut Critos yang di kutip oleh (Daryanto , 2016 : 4-5 ) media di artikan sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan yang dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi. Dalam berbagai pendapat para ahli yang telah tertulis di atas , dapat di simpulkan bahwa media merupakan benda atau segala komponen yang di gunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima untuk bertujuan agar penerima tertarik dengan materi yang akan di sampaikan sehingga dapat membangkitkan pikiran, perhatian minat dalam melakukan proses belajar mengajar di lingkungan.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran yang baik dan tepat dapat memudahkan siswa dalam memahami materi dan juga dapat menarik perhatian siswa , serta dapat membantu meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam diri siswa (Sohibun & Ade , 2017). Oleh karena itu , media memiliki peranan penting dan sangat diperlukan dalam proses kegiatan pembelajaran.
Menurut (Suprihatininggrum, 2017: 320 ) sebagai berikut : (1) Digunakan sebagai alat merangsang kesadaran untuk siswa agar rajin belajar sebagai motivasi, (2) Menyerap perhatian siswa dengan menampilkan sesuatu yang menarik , inovatif dan juga kreatif dari media tersebut ialah fungsi atensi (3) Menilai kemampuan siswa dalam melangsungkan kegiatan pembelajaran , menilai respon siswa , ialah fungsi evaluasi (4) Memiliki
fungsi afeksi , media di jadikan sebagai alat untuk menggugah kesadaran emosi dan sikap siswa terhadap materi dalam pembelajaran dan juga dari penyampaian orang lain. (5) Fungsi psikomotorik , meminta siswa mengakomodasi untuk mengerjakan suatu kegiatan secara motorik (6) Dan yang terakhir memiliki fungsi kompensatori yang digunakan untuk mengakomodasikan siswa yang sulit untuk memahami pelajaran yang di sampaikan oleh guru secara verbal maupun secara teks.
Selain memiliki berbagai fungsi , media pembelajaran juga memiliki berbagai manfaat, Suprahatininggrum (2017), Mengatakan, bahwa media pembelajaran memiliki beberapa manfaat antara lain : dapat meningkatkan ketertarikan dam interaktivitas siswa, meningkatkan hasil belajar siswa , memperjelas seluruh kegiatan pembelajaran , dan dapa meningkatkan evisien dalam tenaga dan juga waktu, dapat memunculkan sikap positif terhadap siswa saat melangsungkan kegiatan pembelajaran dan dapat lebih mudah memahami materi yang di berikan oleh guru , proses belajar dapat di lakakukan di mana saja dan kapan saja, dapat membantu mengkongkretkan materi yang abstark agar bertujuan memudahkan siswa lebih memahami materi tersebut, membantu guru untuk mengubah perannya menjadi produktif dan positif, dapat menimaliskan waktu dalam melakukan pembelajaran, membantu mempermudah menyajikan objek pembelajaran berupa pristiwa ataupun benda yang tidak mungkin di bawa ke dalam ruangan kelas , bahaya atau sesuatu yang langka untuk di sajikan di dalam
kelas dan membantu mengatasi keterbatasan kemampuan indra manusia, serta dapat meningkatkan retensi siswa terhadap materi pembelajaran.
Menurut (Aqib, 2017 : 51 ) sedangkan manfaat umum media pembelajaran ialah antara lain :
1. Pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih jelas
2. Menginovasi dan menyeragamkan penyampaian materi pembelajaran 3. Efesiensi tenaga dan juga membantu keterbatasan waktu
4. Prose pembelajaran menjadi lebih interaktif
5. Prose pembelajaran bisa di lakukan dimana saja dan juga kapan saja 6. Dapat meningkatkan kualitas hasil belajar
7. Mampu meningkatkan peran guru ke arah yang lebih produktif dan juga positif
8. Memunculkan sikap positif belajar dalam proses pembelajaran terhadap materi dari proses dan hasil belajar.
Dapat di simpulkan dari beberapa argumen yang telah di ungkapkan oleh para ahli , bahwa fungsi dan manfaat dari media pembelajaran ialah dapat mempermudah dan membantu guru dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran hingga dapat mengarahkan pengalaman belajar pada siswa yang menggerakan pada sumber belajar yang efektif dan juga efesien. Dengan adanya media yang di tampilkan oleh guru akan membuat siswa tertarik dan dapat mengalihkan perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan agar pembelajaran tidak terkesan membosankan.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan media pembelajran
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan media pembelajaran menurut Arsyad (2014), antara lain :
1. Pengembangan media pembelajaran harus bersifat Instruksional, agar siswa dapat memahami dengan cepat apabila di dalam media tersebut menampilkan atau menyajikan sesuatu yang bersifat instruksional. Dengan maksud siswa akan melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan. Siswa akan memilah milih sesuatu yang perlu di lakukan atau tidak , begitu pula dalam melakukan pengembangan yang bisa di artikan sebuah pesan yang hendak si sampaikan kepada penerima (siswa) dari pengirim (guru) harus bersifat instruksional namun tidak memaksa. 2. Pengembangan media pembelajaran harus bersifat menarik agar dapat
memotivasi siswa, agar sesuatu yang di pelajari oleh siswa tidak membosankan atau monoton saja. Maka dari itu adanya pengembangan media pembelajaran.
Dalam melaukan pengembangan media , biasanya harus menampilkan suatu produk yang spektakuler , hal ini bertujuan untuk memotivasi siswa dalam menerima materi yang diberkan oleh guru dan mengetahui lebih banyak hal tentang apa yang akan di pelajari.
3. Pengembangan Media Pembelajaran harus bersifat menginformasikan. Dalam melakukan pengembangan media di harapkan media tersebut dapat digunakan sebagai wadah informasi untuk membantu
menginformasikan suatu hal baru kepada siswa tentang obyek atau kejadian yang belum atau tidak di ketahui sebelumnya melalui sebuah ruang dan waktu yang terbatas.
d. Prinsip Pemilihan Media
Seorang guru tentu tidak bisa asal memilih media pembelajaran untuk
digunakan di dalam proses pembelajaran.
ada beberapa prinsip yang harus di perhatikan dalam memilih media diantaranya :
1. Media yang di gunakan harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini dilakukan karena tidak semua materi cocok dengan media yang akan di gunakan.
2. Media harus berdasarkan konsep yang jelas, dan benar-benar harus menjadi bagian intergal di dalam proses pembelajaran , bukan hanya sebagai hiburan dan selingan saja.
3. Pemilihan media harus di sesuaikan dengan karakter siswa 4. Pemilihan media harus di sesuaikan dengan kemampuan guru
dan gaya belajar siswa
5. Pemilihan media harus di sesuaikan dengan kondisi lingkungan , waktu dn fasilitas yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.
e. Syarat Media yang Baik
Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pembuatan media agar dapat digunakan secara tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu 1. Memiliki bentuk dan konsep yang tahan lama
2. Memiliki daya tarik bentuk dan warna yang menarik 3. Mudah di kelola dan sederhana
4. Memiliki ukuran yang sesuai (seimbang) 5. Dapat menyajikan konsep matematika 6. Sesuai dengan konsep yang akan di capai
7. Dapat menunjukan dan menyampaikan konsep matematika dengan jelas 8. Media digunakan sebagai alat dasar konkret bagi tumbuhnya konsep
abstrak
9. Memberikan motivasi dan megaktifkan siswa
f. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Pada rancangan nya , media pembeajaran yang di gunakan dalam proses pembelajaran memiliki dua jenis yakni mulai dari media yang sederhana (dapat memanfaatkan lingkungan dan berinteraksi dengan lingkungan) hingga media yang canggih dan juga kompleks , di jelaskan sebagai berikut.
1. Media yang dirancang (by design), merpakan media dan sumber belajar yang diranang khusus sebagai komponen sistem pembelajaran untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
2. Media yang dimanfaatkan (by utilazation) merupakan media atau sumber belajar yang sengaja di desain untuk keperluan pembelajaran dan keberadaan nya dapat ditemukan, diterapkan dan di manfaatkan dimana saja untuk keperluan pembelajaran.
3. Menurut (Setyosari. 2012) berdasarkan jenis yang di perlukan dan juga di perhatikan dalam media pembelajaran ialah kemampuan, kemauan , dan juga ketersedian alat untuk membuat media pembelajaran.
Berdasarkan klarifikasi media pembelajarn dapat di lihat dari bentuk dan juga fisiknya yang dapat di kelompokan sebagai berikut :
a. Media dua dimensi b. Media tiga dimensi c. Media pandang diam d. Media pandang gerak
7. Media BYBOM
Media BYBOM merupakan sebuah media yang terinspirasi dari salah satu
permainan tradisional Indonesia yaitu permainan congklak.
Menurut (Haryani,2014) dalam jurnal ( Indra Lacksana ) permainan congklak merupakan permainan yang telah ada sezak zaman dulu yang di wariskan oleh nenek moyang kita secara turun temurun. Salah satu permainan tradisional yang berasal dari Jawa yang biasa di sebut juga dakon, dhakon , atau dhakonan. Permainan ini pun sangat mudah dimainkan , tinggal mengambil biji
yang ada kemudian masukan ke dalam lubang besar kiri dan kanan pada papan congklak.
Media BYBOM merupakan singkatan dari (Berry Boneka Berhitung
Matematika) peniliti menggunakan nama Berry karena bentuk media ini berupa
beruang yang lucu seperti kartun yang berperan di film animasi anak-anak Masha And Bear, karena anak-anak sangat menyukai kartun/animasi yang berbentuk boneka, hewan yang lucu. Peneliti juga terinspirasi dari media-media pembelajaran yang telah di buat oleh para-para peneliti sebelumnya.Peniliti melakukan inovasi dalam mengembangkan media tersebut agar mudah di pahami oleh siswa sekolah dasar.
Media BYBOM dirancang peniliti untuk membantu suasana kelas menjadi lebih kondusif, aktif dan kreatif , memabantu minat belajar siswa semakin maju, rancangan media BYBOM sendiri bertujuan khusus untuk membantu siswa menghitung materi perkalian yang ada di dalam Tema 2 sub tema 1 materi perkalian . cara penggunaan media BYBOM juga tidak beda jauh dengan permainan congklak , sama sama memiliki isi / biji yang di masukan ke dalam kantong BYBOM.
Berikut langkah-langkah penggunaan media BYBOM : 1. Siswa mengambil kertas yang telah di sediakan oleh guru
2. Setelah mendapatkan kertas, siswa membuka isi dari kertas dan menuliskan angka yang sudah tertulis di dalam kertas
4. Siswa menghitung berapa pun jumlah biji yang telah di masukan dke dalam kantong BYBOM
5. Setelah selesai menghitung, siswa mengambil semua isi di dalam kantong BYBOM dan menghitung semua hasil di kotak hasil yang berada di sebelah kanan tangan BYBOM .
Media BYBOM sendiri di rancang oleh peniliti untuk dapat melatih kemampuan kognitif dan juga kemampuan psikomotorik pada anak usia rendah.
B. Pengembangan Research and Development (R&D)
Penelitian dan pengembangan atau Research and Developement (R&D) merupakan suatu metode atau strategi yang cukup ampuh untuk memperbaiki uji praktik. Suatu proses atau langkah-langkah untuk mengambangkan suatu produk baru untuk menyempurnakan produk yang telah di ciptakan dan di pertanggung jawabkan.
Menurut (Sugiyono, 2017 : 407 ) metode penelitian dan pengembangan yang telah banyak di gunakan untuk menghasilkan produk , menginovasi dan menguji kefektifan produk yang akan di kembangkan.
C. Kajian Penelitian Relevan
Peneliti terdahulu dari skripsi tahun ( 2017) atas nama Nia Rusmania mahasiswa dari Universitas Negri Yogyakarta NIM. 10108244107 dengan penelitian menggunakan metode pengembangan yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian BilanganAsli Dengan Menggunakan Media Gambar Pada SiswaKelas II Sdn Kalicupang Bantul “peniliti terdahulu
menggunakan media gambar untuk membantu siswa gemar menghitung dan meningkatkan kemampuan berhitung nya.
Peniliti terdahulu dari skripsi 2018 atas nama Andi Sucahyo mahasiswa dari
Universitas Santha Darmha Yogyakarta dengan penelitian yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Tentang Operasi Hitung perkalian Melalui Permainan Anak Pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar” Peniliti terdahulu pada tahun 2018 menggunakan media untuk melatih kemampuan berfikir pada anak serta melatih psikomotorik pada anak.
Dari contoh peneliti terdahulu dengan peniliti memeliki tujuan yang sama saja untuk meningkatkan minat belajar anak pada pembelajaran Matematika. Agar pada saat materi matematika sedang berlangsung, siswa terlihat kurang minat dan juga bosan. Yang membedakan hanya pada media masing-masing yang dibuat oleh peniliti.
Tabel 2.1 Indikator Pengembangan Media BYBOM
No SK/KD INDIKATOR LANGKAH-LANGKAH
PENGEMBANGAN MEDIA 1 3.4Menjelaskan perkalian dan
pembagian yang melibatkan bilangan cacah dengan hasil kali sampai dengan 100
3.4.1 Memahami materi perkalian dengan mudah
3.4.1 Menuliskan materi perkalian
Pada awal sebelum belajar siswa diajak berdoa kemudia membaca sholawat dan asmaul husna . kemudian guru menjelaskan tenang materi perkalian dan contoh bilangan perkalian yang ada di kehidupan sehar-hari Dengan media Bybom , kemudian guru memberikan teks bacaan Berry Boneka Kesayanganku , selanjutnya siswa bernaynyi bersama sama menggunakan lagu satu di tambah satu
4.4 Menyelesaikan masalah perkalian yang melibatkan bilangan cacah dengan hasil kali sampai dengan 100
4.4.1 Menghitung materi perkalian dengan menggunakan media BYBOM 4.4.2 Menunjukan hasil hitungan yang menggunakan media BYBOM 2 3. 2Menguraikan kosakata dan konsep tentang keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujudnya dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah melalui teks tulis,
1.2.1 Membaca teks bacaan pendek
4.2 Melaporkan penggunaan kosakata bahasa
Indonesia yang tepat atau bahasa daerah hasil pengamatan tentang keragaman benda berdasarkan bentuk dan wujudnya dalam bentuk teks tulis
4.2.1 Menjelaskan isi dari teks bacaan pendek
3 3.2 Mengenal pola irama sederhana melalui lagu anak-anak.
3.2.1 Mengamati ketukan pola lagu dalam lagu anak
4.2 Menampilkan pola irama sederhana melalui lagu anak-anak.
4.2.1 Menyanyikan lagu anak sesuai dengan pola irama sederhana
D. Kerangka Pikir
Media pembelajaran tentu tidak dapat di pisahkan oleh proses belajar dan pembelajaran , karena dengan adanya media dapat membantu memudahkan guru dalam melakukan proses pembelajaran pada peserta didik. Dengan adanya media BYBOM dapat membantu siswa mempermudah dalam proses pembelajaran , Pengembangan media BYBOM untuk pembelajaran tematik tema 2 subtema 1 pada pembelajaran Matematika dengan materi perkalian disusun agar membantu siswa dalam mengaplikasikan materi dengan cara mudah.
1. Suasana pe,belajaran di dalam kelas, belum mendorong siswa untuk terlihat aktif dalam mewujudkan kegiatan learning by doing
2. Siswa kesulitan dalam menghitung perkalian
3. Belum adanya media pembelajaran pada materi perkalian
4. Dibutuhkan media untuk
mempermudah siswa menghitung perkallian
1. Pembelajaran menjadi lebih aktif pada kegiatan learning by doing 2. Meningkatkan motivasi belajar siswa 3. Mempermudah siswa dalam
menghitung perkalian
4. Menjadikan siswa lebih senang dalam pembelajara Matematika
Pengembangan Media BYBOM pada materi perkalian
Potensi Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain
Revisi produk Uji coba produk Revisi desaian
Produk akhir berupa media BYBOM sebagai alat bantu untuk memudahkan siswa dalam berhitung dengan bentuk yang konkret dan menarik, sehingga dapat meningkatkan semangat belajar siswa
Pengumpulan Data Observasi,wawancara, angket, dokumentasi Instrumen Penelian Kualitatif Kuantitatif