• Tidak ada hasil yang ditemukan

View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMITE AUDIT, DEWAN KOMISARIS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP

MANAJEMEN LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Disusun Oleh :

IRA HENY NINGRUM SARI B 200 130 089

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

Yang bertandatangan di bawah ini telah membaca Naskah Publikasi dengan judul: PENGARUH KOMITE AUDIT, DEWAN KOMISARIS, UKURAN

PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun oleh:

IRA HENY NINGRUM SARI B 200 130 089

Telah diperiksa dan disetujui oleh: Dosen Pembimbing

Drs. Yuli Tri Cahyono, SH, M.M, Ak

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini telah membaca Naskah Publikasi dengan judul: PENGARUH KOMITE AUDIT, DEWAN KOMISARIS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2013-2015)

Yang ditulis oleh:

IRA HENY NINGRUM SARI B 200 130 089

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Sabtu, 4 Oktober 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan penguji:

1. Drs. Yuli Tri Cahyono, SH, M.M, Ak ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Andy Dwi Bayu Bawono, SE., M.Si., Ph.D ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. Zulfikar, SE., M.Si ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 4 Oktober 2017 Penulis

Ira Heny Ningrum Sari B 200 130 089

(5)

PENGARUH KOMITE AUDIT, DEWAN KOMISARIS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)

ABSTRAK

Manajemen laba merupakan suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan-pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh komite audit, dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan melakukan uji hipotesis. Sampel penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2013-2015 yang berjumlah 100 perusahaan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan komite audit, ukuran perusahaan, dan leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Kata kunci : komite audit, dewan komisaris, ukuran perusahaan, leverage, manajemen

laba

ABSTRACT

Earnings management is an ability to manipulate available options and make the right choices to achieve expected profit levels. The purpose of this research is to examine and analyze the influence of audit committee, board of commissioner, company size, and leverage to the earnings management listed on Indonesian Stock Exchange. This research uses quantitative research by conducting hypothesis test. The sample of this research is manufacturing company listed on Indonesian Stock Exchange in the year of 2013-2015 which amounts to 100 companies. The analysis instrument used in this research is multiple linear regression analysis. The results of this study show that the boards of commissioners affect the profit management, while the audit committee, company size, and leverage do not have any effect to the earnings management.

Keywords: audit committee, board of commissioner, company size, leverage, earnings

management.

1. PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang akurat mengenai kondisi dan kinerja suatu perusahaan bagi pihak eksternal maupun internal. Salah satu elemen penting dalam laporan keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba.

Menurut Suwardjono (2012:464), laba adalah kenaikan aset dalam suatu periode akibat kegiatan produksi yang dapat dibagi atau didistribusikan kepada kreditur,

(6)

pemerintah, serta pemegang saham tanpa mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang saham semula. Manajemen cenderung mengelola laba secara oportunis dan melakukan manipulasi laporan keuangan agar menunjukkan laba yang memuaskan meskipun tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Manipulasi tersebut yang dikatakan sebagai manajemen laba.

Menurut Belkaoui (2006:74), manajemen laba sebagai suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan-pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba yang diharapkan.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit menyatakan komite audit adalah badan atau komite yang dibentuk dan bertanggungjawab kepada dewan komisaris untuk membantu dewan komisaris dalam memantau dan memastikan efektifitas sistem pengendalian internal dan pelaksanaan tugas auditor internal dan auditor eksternal.

Dewan komisaris diartikan sebagai organ perusahaan yang bertugas dan bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan good corporate governance (tata kelola perusahaan yang baik).

Menurut penelitian Sutikno, et al (2014) ukuran perusahaan merupakan karakteristik perusahaan dalam kaitannya dengan struktur perusahaan. Ukuran perusahaan dapat menggambarkan besar/kecilnya perusahaan yang ditunjukkan oleh total aset, penjualan, serta kapitalisasi pasar.

Leverage merupakan pengukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangan, baik kewajiban keuangan jangka panjang maupun jangka pendek. Menurut Fahmi (2012:127), rasio leverage adalah pengukuran seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Jao dan Pagalung (2011), dan Agustia (2013). Penelitian ini menggunakan variabel independen, yaitu: komite audit, dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan leverage. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “PENGARUH KOMITE AUDIT, DEWAN KOMISARIS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE

(7)

TERHADAP MANAJEMEN LABA. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 hingga 2015).”

2. METODE PENELITIAN 2.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan periode pengamatan dari tahun 2013 hingga 2015. Perusahaan manufaktur dipilih dengan tujuan untuk menghilangkan bias yang disebabkan oleh perbandingan industri. Pengambilan keputusan dalam sampel ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Sampel penelitian ini diambil dari perusahaan yang terdaftar di BEI dengan periode pengamatan dari tahun 2013 hingga 2015. Adapun kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan yang secara konsisten terdaftar di BEI periode tahun 2013 hingga 2015. b. Perusahaan yang memenuhi kelengkapan data yang dibutuhkan untuk penelitian

selama periode tahun 2013 hingga 2015.

c. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan (annual report) dalam mata uang rupiah secara berturut-turut selama periode tahun 2013 hingga 2015. 2.2 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Adapun data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id dan

ICMD) yang telah terpilih sebagai sampel penelitian. Data lainnya diperoleh dari buku,

literatur, dan jurnal yang memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. 2.3 Definisi Oprasional Variabel

2.3.1 Variabel Dependen

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah manajemen laba. Manajemen laba diukur melalui Discretionary Accruals (DA) yang dihitung dengan cara menselisihkan Total Accruals (TA) dan Nondiscretionary Accruals (NDA). Adapun penghitungan TA adalah menggunakan metode Modifed Jones dengan rumus:

(8)

Dari persamaan TA tersebut, kemudian diestimasi dengan metode Ordinary Least

Square (OLS). Estimasi didapat dari regresi OLS tersebut dan digunakan

untuk menghitung NDA sebagai berikut:

NDAit ( /TAi,t-1) + ( REVit it)/TAt-1 + (PPEit /TAt-1 Setelah itu menghitung nilai DA dengan rumus berikut:

DAit = TACCit NDAit Keterangan:

TACCit = Laba bersih perusahaan i pada akhir tahun t, dikurangi operating cash

flow atau arus kas operasi perusahaan i pada periode t TAi,t-1 = Total aset perusahaan i pada tahun akhir tahun t-1

REVit = Perubahan dalam pendapatan operasi perusahaan i pada akhir tahun t, dibagi total aset perusahaan i pada akhir tahun t

RECit = Perubahan dalam piutang bersih perusahaan i pada tahun t, dibagi total aset perusahaan i pada akhir tahun t

PPEit = Nilai aktiva tetap (gross) perusahaan i pada tahun t, dibagi total aset perusahaan i pada akhir tahun t

NDAit = Non akrual kelolaan perusahaan i pada periode t

DAit = Akrual kelolaan perusahaan i pada periode t

= Error term

2.3.2 Variabel Independen 1) Komite audit.

Keberadaan komite audit sekurang-kurangnya terdiri dari tiga anggota, seorang di antaranya adalah komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite, sedangkan yang lain adalah pihak ekstern yang independen dan minimal salah seorang memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan (Reviani dan Sudantoko, 2012). Adapun komite audit dihitung dengan menggunakan rumus:

(9)

2) Dewan komisaris.

Menurut penelitian Sari dan Asyik (2013) dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Dewan komisaris diukur dengan rumus:

DK = total anggota dewan komisaris perusahaan 3) Ukuran perusahaan.

Menurut penelitian Sutikno (2014) ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan, ditunjukan oleh natural logaritma dari total aset perusahaan. Adapun ukuran perusahaan dihitung dengan menggunakan rumus:

UK = (Ln total assets) 4) Leverage.

Leverage timbul karena perusahaan dalam operasinya menggunakan aktiva dan

sumber dana yang menimbulkan beban tetap bagi perusahaan. Leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan antara total hutang terhadap total aktiva. Rasio total hutang terhadap total aktiva disebut rasio hutang (debt ratio) (Sudana, 2011:157). Adapun leverage dihitung dengan menggunakan rumus:

2.4 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan melakukan uji parsial t dan uji simultan F untuk pengujian hipotesis, namun terlebih dilakukan uji asumsi klasik dengan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, dan koefisien determinasi (R2) untuk memastikan kelayakan model yang akan diteliti.

Untuk menguji hipotesis, maka digunakan persamaan regresi berganda berikut:

ML = + β1.KA + β2.DK + β3.UK + β4.LEV + Ԑ

Keterangan: ML = Manajemen Laba = konstanta β1 β4 = Koefisien Regresi KA = Komite Audit DK = Dewan Komisaris

(10)

UK = Ukuran Perusahaan

LEV = Leverage

Ԑ = Error term

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur untuk dijadikan sampel yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan secara konsisten selama 3 tahun berturut-turut yaitu 2013 – 2015. Deskripsi data dalam penelitian ini berdasarkan atas pertimbangan tertentu, alasan penggunaan metode purposive sampling didasari atas pertimbangan agar sampel data yang dipilih memenuhi kriteria untuk diuji. Setelah dilakukan seleksi pemilihan sampel sesuai kriteria yang telah ditentukan, maka diperoleh 39 perusahaan setiap tahunnya yang memenuhi kriteria sampel, sehingga sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 perusahaan. Kriteria-kriteria yang ditetapkan untuk pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

TABEL IV.1

DAFTAR PEMILIHAN SAMPEL

No. Kriteria Jumlah

1. Perusahaan yang secara konsisten terdaftar di BEI selama periode tahun 2013-2015

130 2. Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data

selama periode tahun 2013-2015

(73) 3. Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan

keuangan dalam mata uang rupiah selama periode tahun 2013-2015

(18)

Jumlah sampel perusahaan 39

Total sampel penelitian 39 x 3 tahun 117

Total outlier (17)

Total sampel penelitian 100

Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI yang diolah penulis, 2017.

3.1 Statistik Deskriptif.

Analisis dilakukan dengan membandingkan nilai minimum, nilai maksimum, serta rata-rata sampel. Hasil analisis statistik deskriptif dalam variabel penelitian ini dapat dilihat pada Tabel IV. 3.

(11)

TABEL IV.3

STATISTIK DESKRIPTIF

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

MNJ 100 -9,05 7,99 -200539,6359 2,08011 KA 100 0,50 0,75 0,6692 0,03234 DK 100 2,00 8,00 4,0600 1,45519 UK 100 14,48 29,37 23,0103 4,59185 LEV 100 0,04 220,00 4,8984 28,90574 Valid N (listwise) 100

Sumber: Data sekunder diolah penulis, 2017.

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah sampel (N) adalah 100 perusahaan. Manajemen laba (ML) mempunyai nilai minimum sebesar -9,05, nilai maksimum sebesar 7,99, nilai rata-rata (mean) sebesar -200539,6359, serta memiliki nilai standar deviasi sebesar 2,08011. Komite audit (KA) mempunyai nilai minimum sebesar 0,50, nilai maksimum sebesar 0,75, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,6692, serta memiliki nilai standar deviasi sebesar 0,03234. Dewan komisaris (DK) mempunyai nilai minimum sebesar 2,00, nilai maksimum sebesar 8,00, nilai rata-rata (mean) sebesar 4,0600, serta memiliki nilai standar deviasi sebesar 1,45519. Ukuran perusahaan (UK) mempunyai nilai minimum sebesar 14,48, nilai maksimum sebesar 29,37, nilai rata-rata

(mean) sebesar 23,0103, serta memiliki nilai standar deviasi sebesar 4,59185. Leverage (LEV) mempunyai nilai minimum sebesar 0,04, nilai maksimum sebesar 220,00, nilai

rata-rata (mean) sebesar 4,8984, serta memiliki nilai standar deviasi sebesar 28,90574.

3.2 Uji Asumsi Klasik. 3.2.1 Uji Normalitas

Tabel IV.4

HASIL UJI NORMALITAS

Variabel Kolmogorov

– Smirrov

p-value Keterangan

Unstandardized Residual

1,218 0,103 Sebaran data normal Sumber: Data sekunder diolah penulis, 2017.

Dari Tabel IV.4 menunjukkan bahwa nilai signifikansi 1,218 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi untuk model dalam penelitian ini

(12)

memiliki sebaran data yang normal, sehingga model penelitian dinyatakan telah memenuhi asumsi normalitas.

3.2.2 Uji Multikolinearitas

Tabel IV.5

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS Variabel Tolerance

value VIF Keterangan

KA 0,869 1,151 Tidak terjadi multikolineritas DK 0,785 1,273 Tidak terjadi multikolineritas UK 0,766 1,306 Tidak terjadi multikolineritas LEV 0,801 1,249 Tidak terjadi multikolineritas Sumber: Data sekunder diolah penulis, 2017.

Dari Tabel IV.5 menunjukkan bahwa pengujian multikolinearitas tidak terjadi adanya multikolinearitas, karena nilai VIF semua variabel kurang dari 10, sedangkan

tolerance value di atas 0,10.

3.2.3 Uji Heterokedastisitas

Tabel IV.6

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Variabel p-value Keterangan

KA 0,617 Tidak terjadi heteroskedastisitas

DK 0,103 Tidak terjadi heteroskedastisitas

UK 0,560 Tidak terjadi heteroskedastisitas

LEV 0,718 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Sumber: Data sekunder diolah penulis, 2017.

Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa variabel bebas komite audit, dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan leverage menunjukkan nilai p-value lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel komite audit, dewan komisaris, ukuran perusahaan dan leverage bebas dari masalah heteroskedastisitas.

3.2.4 Uji Autokorelasi

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dengan pengujian Durbin-Watson (DW) dapat dilihat pada Tabel IV. 7.

Tabel IV.7

HASIL UJI AUTOKORELASI Nilai DW hitung Kriteria Keputusan

1,771 -2 s/d 2 Tidak ada autokorelasi

(13)

Berdasarkan Tabel IV.7 pada signifikansi 0,05, dengan jumlah sampel 100 dan jumlah variabel independen 4 (k = 4 ), maka tabel Durbin-Watson (DW) memberikan nilai du = 1,747 dan dl = 1,550. Pada Tabel IV.7 terlihat bahwa hasil uji autokorelasi pada bagian model summary diperoleh angka Durbin-Watson sebesar 1,771 yang terletak di antara –2 dan +2, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

Dari hasil analisis uji asumsi klasik menunjukkan bahwa data penelitian ini memenuhi asumsi uji normalitas, tidak terjadi multikolineritas, tidak terjadi heteroskedastisitas, dan tidak ada autokorelasi, sehingga data dalam penelitian ini memenuhi syarat untuk melakukan uji hipotesis dengan menggunakan regresi linier berganda.

3.3 Uji Hipotesis.

3.3.1 Regresi Linier Berganda

Tabel IV.8

HASIL ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

Variabel Koefisien Thitung Sig.

(Constant) 5,510 1,206 0,231

KA -7,396 -1,114 0,268

DK -3,494 -2,253 0,027

UK 3802278,183 0,764 0,447

LEV -395218,041 -0,511 0,611

Sumber: Data sekunder diolah penuils. 2017

Dari Tabel IV.8 yang merupakan hasil analisis regresi linier berganda dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

ML = 5,510 - 7,396 KA - 3,494 DK + 3802278,183 UK - 395218,041 LEV + Ԑ Keterangan: ML = Manajemen Laba α = Konstanta KA = Komite Audit DK = Dewan Komisaris UK = Ukuran Perusahaan LEV = Leverage Ԑ = Residual

(14)

Berdasarkan persamaan regresi tersebut, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Besarnya nilai konstanta 5,510. Hal ini menunjukkan bahwa variabel komite audit, dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan leverage diasumsikan konstan atau sama dengan 0, maka besarnya variabel manajemen laba yang diukur adalah 5,510.

Besarnya nilai koefisien variabel komite audit sebesar -7,396. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pengawasan komite audit perusahaan, maka akan menurunkan manajemen laba. Sebaliknya semakin rendah tingkat pengawasan komite audit perusahaan, maka akan meningkatkan manajemen laba.

Besarnya nilai koefisien variabel dewan komisaris sebesar -3,494. Hal ini berarti semakin banyak jumlah dewan komisaris perusahaan, maka akan menurunkan manajemen laba. Sebaliknya semakin sedikit jumlah dewan komisaris perusahaan, maka akan meningkatkan manajemen laba.

Besarnya nilai koefisien variabel ukuran perusahaan sebesar 3802278,183. Hal ini berarti semakin besar ukuran perusahaan, maka akan meningkatkan manajemen laba. Sebaliknya semakin kecil ukuran perusahaan, maka akan menurunkan manajemen laba.

Besarnya nilai koefisien variabel leverage sebesar -395218,041. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat leverage perusahaan, maka akan semakin meningkatkan manajemen laba. Sebaliknya semakin rendah tingkat leverage perusahaan, maka akan menurunkan manajemen laba.

3.3.2 Uji F (Uji Ketetapan Model)

Tabel IV.9 HASIL UJI F

Fhitung Ftabel p-value Keterangan

3,276 2,76 0,015 Ho diterima

Sumber: Data sekunder diolah, 2017

Dari Tabel IV.9 dapat diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 3,276 (3,276 > Ftabel

2,76) dan p-value = 0,015 (< = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel komite audit, dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan leverage berpengaruh secara bersama-sama terhadap manajemen laba. Hal ini juga menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan sudah tepat (fit of goodness).

(15)

3.3.3 Uji t

Tabel IV.10 HASIL UJI ttest

Variabel thitung ttabel Sig. Keterangan

KA -1,114 2,000 0,268 H1 ditolak

DK -2,253 2,000 0,027 H2 diterima

UK 0,764 2,000 0,447 H3 ditolak

LEV -0,511 2,000 0,611 H4 ditolak

Sumber: Data sekunder diolah penulis, 2017.

Berdasarkan Tabel IV.10 hasil perhitungan untuk masing-masing variabel dapat diuraikan pengaruh tiap-tiap variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel IV.10 diketahui bahwa komite audit mempunyai thitung sebesar -1,114 lebih kecil dari ttabel sebesar 2,000

dan diperoleh nilai signifikansi (sig t) sebesar 0,268 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (0,268 > 0,05). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa komite audit tidak berpengaruh (secara statistik signifikan) terhadap manajemen laba, dengan demikian H1

ditolak.

Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel IV.10 diketahui bahwa dewan komisaris mempunyai thitung sebesar -2,253 lebih kecil dari ttabel sebesar

2,000 dan diperoleh nilai signifikansi (sig t) sebesar 0,027 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (0,027 < 0,05). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dewan komisaris berpengaruh negatif (secara statistik signifikan) terhadap manajemen laba, dengan demikian H2 diterima.

Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel IV.10 diketahui bahwa ukuran perusahaan mempunyai thitung sebesar 0,764 lebih kecil dari ttabel sebesar

2,000 dan diperoleh nilai signifikansi (sig t) sebesar 0,447 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (0,447 > 0,05). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh (secara statistik signifikan) terhadap manajemen laba, dengan demikian H3 ditolak.

Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel IV.10 diketahui bahwa leverage mempunyai thitung sebesar -0,511 lebih kecil dari ttabel sebesar 2,000 dan

(16)

(0,611 > 0,05). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa leverage tidak berpengaruh (secara statistik signifikan) terhadap manajemen laba, dengan demikian H4 ditolak.

3.3.4 Uji R2

Tabel IV.11

HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2)

Model R R2 Adjusted R2 Std. Error of the Estimate

1 0,348a

0,121 0,084 1,99060

Sumber: Data sekunder diolah penulis, 2017.

Berdasarkan Tabel IV.11 diperoleh adjusted-R2 sebesar 0,084. Hal ini berarti bahwa 8,4% variasi variabel manajemen laba dapat dijelaskan oleh variabel komite audit, dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan leverage, sedangkan sisanya yaitu 91,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model (variabel) yang diteliti.

3.4 Pembahasan

3.4.1 Pengaruh Komite Audit terhadap Manajemen Laba.

Variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap manajamen laba. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas signifikansi (sig t) variabel komite audit sebesar 0,268 (>0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2014) serta Agustia (2013) yang menyatakan komite audit terbukti tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Hasil ini terjadi karena adanya kemungkinan bahwa pembentukan komite audit dalam perusahaan didasari sebatas untuk memenuhi regulasi dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit yang mensyaratkan perusahaan mempunyai komite audit yang paling sedikit terdiri dari seorang komisaris independen, seorang pihak independen yang memiliki keahlian dibidang keuangan atau akuntansi, dan seorang pihak independen yang memiliki keahlian dibidang hukum, sehingga dalam pelaksanaannya komite audit kurang efektif dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya terhadap pengelolaan perusahaan.

3.4.2 Pengaruh Dewan Komisaris terhadap Manajemen Laba.

Variabel dewan komisaris berpengaruh terhadap manajamen laba. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas signifikansi (sig t) variabel dewan komisaris sebesar 0,027 (<0,05). Hasil ini sejalan dengan penelitian Jao dan Pagalung (2011) dan

(17)

Rahmawati (2013) yang menyatakan dewan komisaris terbukti berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

Hasil ini disebabkan dewan komisaris ditunjuk oleh pemegang saham mayoritas dalam RUPS sehingga dapat mewakili keputusan pemilik. Jadi pada praktiknya kompisisi dewan komisaris pada perusahaan relatif besar. Peranan dewan komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap operasional perusahaan oleh pihak manajemen telah memberikan kontribusi yang efektif terhadap hasil dari proses penyusunan laporan keuangan yang berkualitas atau kemungkinan terhindar dari kecurangan laporan keuangan sehingga dapat membatasi dan menekan manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena menurut Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.I.5 jumlah komisaris independen wajib mewakili sedikitnya 30% dari jumlah komisaris dalam dewan komisaris, dengan makin banyak anggota dewan komisaris independen maka proses pengawasan yang dilakukan dewan ini makin berkualitas dengan makin banyaknya pihak independen dalam perusahaan yang menuntut adanya transparansi dalam pelaporan keuangan perusahaan.

3.4.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba.

Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajamen laba. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas signifikansi (sig t) variabel ukuran perusahaan sebesar 0,447 (> 0,05). Hasil ini sejalan dengan penelitian Reviani dan Sudantoko (2012) yang menyatakan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Hasil ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan belum tentu dapat memperkecil kemungkinan terjadinya manajemen laba, karena perusahaan besar lebih banyak memiliki aset dan memungkinkan banyak aset yang tidak dikelola dengan baik sehingga kemungkinan kesalahan dalam mengungkapkan total aset dalam perusahaan tersebut.

3.4.4 Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba.

Variabel leverage tidak berpengaruh terhadap manajamen laba. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas signifikansi (sig t) variabel leverage sebesar 0,611 (> 0,05). Hasil ini sejalan dengan Jao dan Pagalung (2011) serta Gunawan, et al (2015) yang menyebutkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Hasil ini menunjukkan bahwa jika perusahaan memliki tingkat leverage yang tinggi, maka tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajer akan konstan atau

(18)

tetap. Artinya, tinggi/rendahnya tingkat leverage perusahaan tidak akan mempengaruhi atau memotivasi manajer untuk melakukan manajemen laba. Hal tersebut karena perusahaan berada dalam kondisi yang baik dan mampu untuk membayar hutang yang digunakan guna membiayai aset perusahaan.

4. PENUTUP 4.1 Simpulan

Setelah mengetahui permasalahan, meneliti, dan membahas hasil penelitian tentang pengaruh komite audit, dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar Bursa Efek Indonesia, maka peneliti mengambil simpulan terkait dengan apa yang sudah dilakukan. Adapun simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1) Variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung (-1,114) yang lebih kecil dari ttabel (2,000) dengan nilai

signifikansi yang lebih besar (0,268) dari taraf signifikansi (0,05), sehingga hipotesis H1 dalam penelitian ini ditolak.

2) Variabel dewan komisaris berpengaruh terhadap manajamen laba. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung (-2,253) lebih kecil dari ttabel (2,000) dengan nilai

signifikansi yang lebih kecil (0,027) dari taraf signifikansi (0,05), sehingga hipotesis H2 dalam penelitian ini diterima.

3) Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajamen laba. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung (0,764) lebih kecil dari ttabel (2,000) dengan diperoleh

nilai signifikansi yang lebih besar (0,447) dari taraf signifikansi (0,05), sehingga hipotesis H3 dalam penelitian ini ditolak.

4) Variabel leverage tidak berpengaruh terhadap manajamen laba. Hal ini ditunjukkan thitung (-0,511) lebih kecil dari ttabel (2,000) dengan diperoleh nilai signifikansi yang

lebih besar (0,611) taraf signifikansi (0,05), sehingga hipotesis H4 dalam penelitian

ini ditolak.

4.2 Keterbatasan

Penelitian yang dilakukan ini mempunyai keterbatasan, sehingga perlu diperhatikan bagi peneliti-peneliti selanjutnya. Adapun keterbatasan penelitian yang ada adalah sebagai berikut:

(19)

1) Periode pengamatan yang dilakukan relatif pendek hanya selama 3 tahun yaitu tahun 2013 hingga 2015, sehingga belum mampu memberikan gambaran hasil yang dapat digeneralisasikan.

2) Sampel penelitian yang digunakan hanya sebatas perusahaan manufaktur saja, sehingga eksternal validitas sampel rendah.

3) Penelitian ini terbatas pada variabel yang digunakan yaitu hanya komite audit, dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan leverage dalam mempengaruhi manajemen laba, sehingga faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi manajemen laba tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.3 Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan tersebut, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1) Bagi peneliti selanjutnya agar menambah tahun pengamatan yang hanya tiga tahun saja menjadi tahun pengamatan yang lebih panjang, sehingga akan semakin besar kesempatan untuk memberikan gambaran hasil penelitian yang dapat digeneralisasikan.

2) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia agar jumlah sampel yang digunakan mendekati gambaran hasil kondisi perusahaan yang sebenarnya.

3) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menguji beberapa variabel lainnya yang diduga memiliki pengaruh terhadap manajemen laba mengingat nilai Adjusted R2 dalam penelitian ini kecil yaitu sebesar 8,4%, seperti kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan direksi, profitabilitas, dan lain-lain.

REFERENSI

Agustia, Dian, 2013. Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow,

dan Leverage Terhadap Manajemen Laba. Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas

Airlangga Surabaya. ISSN 1411-0288, Volume: 15, No. 1, 27-42.

Bapepam-LK Nomor IX.I.5. Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Laporan

Keuangan Nomor IX.I.5. (Online).

http://komiteaudit.org/home/index.php/regulasi/179-peraruran-bapepam-lk-no-ix-i-5/. Diakses pada 22 November 2016.

(20)

Fahmi, Irham, 2013. Rahasia Saham dan Obligasi: Strategi Meraih Keuntungan Tak

Terbatas Dalam Bermain Saham dan Obligasi. Bandung: Alfabeta.

Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunawan, I.K., Darmawan, N.A., Purnawati, G.A, 2015. Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Universitas Pendidikan Ganesha. E-Journal Jurusan Akuntansi Program S1. Volume 03, No.01.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Jao, Robert dan Pagalung, Gagaring, 2011. Corporate Governance, Ukuran

Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Perushaan Manufaktur Indonesia. Universitas Hasanuddin. Jurnal Akuntansi dan Auditing. Volume: 8

No. 1, 1-94.

Jensen, M.C. and Meckling, W.H, 1976. Theory Of The Firm: Managerial Behavior,

Agency Costs And Ownership Structure. University of Rochester, U.S.A. Journal

of Financial Economics, 3, 305-360.

Kristiani, K.E., Sulindawati, N.L.G.E., Herawati, N.T, 2014. Pengaruh Mekanisme

Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Universitas Pendidikan

Ganesha. E-Journal Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1).

Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006. Pelaksanaan Good Corporate

Governance bagi Bank Umum. (Online)

http://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/. Diakses pada 5 Desember 2016. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015. Tentang Pembentukan dan

Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. (Online)

www.ojk.go.id/regulasi/peraturan-ojk/POJK-Nomor55.POJK.04.2015/. Diakses pada 4 Oktober 2017.

Rahmawati, H.I, 2013. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap

Manjemen Laba pada perusahaan Perbankan. Universitas Negeri Semarang.

Jurnal Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. ISSN 2252-6765.

Ratnaningsih, S.Y dan Hidayati, Cholis, 2012. Pengaruh Corporate Governance

Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Universitas 17 Agustus 1945. Fakultas Ekonomi. Media

Mahardika Volume: 10 No. 3.

Reviani, Dinni dan Sudantoko, Djoko, 2012. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran

Perusahaan, dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. STIE

(21)

Rice, 2013. Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, Ukuran Dan Nilai

Perusahaan Terhadap Tindakan Manajemen Laba. STIE Mikroskil. Jurnal Wira

Ekonomi Mikroskil Volume 3, Nomor 01.

Sari, S.R, dan Asyik, N.F, 2013. Pengaruh Leverage Dan Mekanisme Good Corporate

Governance Terhadap Manajemen Laba. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Indonesia (STIESIA) Surabaya. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Volume: 2 No.6.

Sudana, I Made, 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Sulistyanto, Sri, 2014. Manajemen Laba Teori dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo. Sutikno, Frendy., Wahidahwati., Asyik, N.F, 2014. Pengaruh Corporate Governance

dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. Jurnal

Ilmu & Riset Akuntansi Volume: 3 No. 10.

Suwardjono, 2012. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Tangkilasan, Hasel Nogi S, 2003. Manajemen Keuangan Bagi Analisis Kredit

Perbankan Mengelola Kredit Berbasis Good Corporate Governance.

Yogyakarta: Balairung & Co.

Van Horne, James C dan Wachowicz JR, Jhon M, 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan di perusahaan telah berhasil membuat rancangan perbaikan dan telah dilakukan implementasi perbaikan untuk 6 jenis cacat yang penting untuk

Pada awalnya Vipro-G memperkenalkan produknya sebagai salah satu minuman kesehatan yang ditujukan hanya untuk para perokok agar dapat menetralisir radikal bebas yang ada di

INTERA KSI MATER NAL BAYI Pemeriksaan dan evaluasi kesejahtera an dan tumbuh kembang janin (antenatal screening) INTERAKSI MATERNAL BAYI Pemeriksaan dan evaluasi

Unsur sensualitas sangat tergambar dari gambar di atas serta pada lirik lagu di atas yaitu pada kalimat “cinta-cinta lakukan dengan cinta bila kamu mau” makna dari

Aplikasi Irama Kenjoan Pada Bass Drum, Floor Tom, Hi-hat, Snare Drum Dan Small Tom Dalam Bentuk Notasi Drumset .... Score Irama Krotokan Dalam Bentuk Notasi Kendang

Langkah awal K- Medoids adalah mencari titik yang paling representatif (medoids) dalam sebuah dataset dengan menghitung jarak dalam kelompok dari semua kemungkinan

Reaktivitas : Tidak ada data tes khusus yang berhubungan dengan reaktivitas tersedia untuk produk ini atau bahan

Universitas/Fakultas/Prodi melakukan upaya untuk meningkatkan animo calon mahasiswa. Tersedia data peningkatan jumlah pendaftar setiap tahun. Rektor menjamin jumlah