• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) sangat menyarankan agar ibu hamil

melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan kehamilan pertama kali hingga usia kehamilan 28 minggu, setiap 2 minggu sekali dari saat kehamilan 28-36 minggu, dan setiap satu minggu sekali dari usia kehamilan 36 minggu hingga waktunya melahirkan untuk deteksi dini komplikasi pada ibu hamil (Hutahaean, 2013;h.86). Manfaat deteksi dini dapat mencegah komplikasi lebih lanjut atau meminimalkan risiko terjadinya komplikasi pada kehamilan, bersalin hingga nifas, diharapkan dengan memberikan asuhan antenatal yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam save

motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan

perinatal (Kusmiati, 2009;h.6).

Deteksi dini pada ibu hamil diharapkan bisa dapat menurunkan jumlah kasus kematian ibu. sebab keberhasilan kesehatan ibu dan bayi, dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll di setiap 100.000 kelahiran hidup. AKB merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab

(2)

2

kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah (Kepmenkes RI, 2015).

Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. AKI kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Kepmenkes RI, 2015).

Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 sebanyak 619 kasus, mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu tahun 2014 yang mencapai 711 kasus. Dengan demikian AKI Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 126,55/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 menjadi 111,16/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Kabupaten/kota dengan kasus kematian ibu tertinggi adalah Brebes yaitu 52 kasus, Kabupaten/kota dengan kasus kematian ibu terendah adalah Temanggung yaitu 3 kasus. Sebesar 60,90% kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada waktu hamil sebesar 26,33%, dan pada waktu persalinan sebesar 12,76%. Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 10/1.000 kelahiran hidup. Terjadi penurunan tetapi tidak signifikan dibandingkan AKB tahun 2014 yaitu 10,08/1.000 kelahiran hidup. Kabupaten/kota dengan AKB terrendah adalah Jepara yaitu 6,35/1.000 kelahiran

(3)

3

hidup, Kabupaten/kota dengan AKB tertinggi adalah Grobogan yaitu 17,38/1.000 kelahiran hidup (Dinkes Jawa Tengah, 2015).

Berdasarkan profil kesehatan Kabupaten Banyumas diperoleh informasi bahwa jumlah kematian ibu hamil adalah sebanyak 27 orang, dengan rincian 8 orang saat menjalani kehamilan, 8 orang pada saat menjalani persalinan dan 11 orang pada saat nifas. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Banyumas tahun 2015 sebesar 101/100.000 kelahiran hidup, hal ini mengalami penurunan bila dibandingkan pada tahun 2014 sebesar 114,73/100.000 kelahiran hidup. Target AKI dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 sebesar 306/100.000 kelahiran hidup, dengan target RPJMN Kabupaten Banyumas telah tercapai, tetapi bila dibanding target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 65/100.000 kelahiran hidup, AKI tahun 2015 belum tercapai (DKK Banyumas, 2015).

Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Banyumas tahun 2015 sebesar 4/1.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) tahun 2015-2019, target di Kabupaten Banyumas telah tercapai (RPJMN sebesar 24/1.000 kelahiran hidup). Bila dibanding tahun 2014 AKB di Kabupaten Banyumas menurun, ditahun 2014 sebesar 9,04/1.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam Millenium Development Goal’s (MDGs) ke-4 tahun 2015 yaitu 23/1.000 kelahiran hidup, maka untuk Kabupaten Banyumas sudah mencapai target. Bedasarkan data dari profil kesehatan Banyumas tahun 2016 diperoleh cakupan kematian ibu di Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas dalam lingkup Puskesmas 1 Kembaran pada tahun 2016

(4)

4

terdapat jumlah kelahiran bayi yang lahir hidup sebanyak 117 Jiwa, angka kematian tidak ada (DKK Banyumas, 2015).

Dalam menurunkan AKI dan AKB Pemerintah Kabupaten Banyumas telah mengupayakan berbagai strategi operasional antara lain Program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival) ANC terintegrasi, Optimalisasi SDM bidan, Optimalisasi buku KIA dan P4K, K1, K4, dengan stiker dan deteksi resiko tinggi, pemantapan Puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK, MONEF paska latih, persalinan dengan 2 bidan, pelaksanaan SOP kunjungan nifas, peningkatan program KB serta Reward dan Punishmen (DKK Banyumas, 2015).

Dalam upaya strategi operasional Pemerintah Kabupaten Banyumas keberadaan bidan sangat diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin dengan pelayanan komprehensif atau continue. Pelayanan kesehatan terutama kebidanan berada di mana-mana dan kapan saja selama proses reproduksi manusia (Estiwidani, 2008;h.1). Untuk itu pada kesempatan ini penulis tertarik menyusun Karya Tulis Ilmiah secara komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan perencanaan keluarga berencana pada Ny.I usia 24 tahun di Desa Bantarwuni wilayah kerja Puskesmas 1 Kembaran agar penulis mampu melakukan asuhan sesuai standar kebidanan dan mampu mendeteksi secara dini komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus Ny.I.

(5)

5

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Mampu melakukan suhan kebidanan komprehensif pada kehamilan trimester II dan trimester III, persalinan, bayi baru lahir dan perencanaan keluarga berencana (KB) Ny.I usia 24 tahun sesuai dengan standar asuhan kebidanan. 2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan pada ibu selama kehamilan trimester II dan trimester III.

b. Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada persalinan mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan Ny.I selama bersalin.

c. Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada bayi baru lahir (BBL) mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan BBL Ny.I.

d. Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada masa nifas mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan Ny.I selama masa nifas.

e. Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada perencanaan keluarga berencana (KB) mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan

(6)

6

atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan

f. Mampu mengetahui kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan. C. Pembatasan Kasus

1. Sasaran

Sasaran dari studi kasus ini adalah pada Ny.I mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas hingga perencanaan keluarga berencana. 2. Tempat pengambilan kasus

Tempat pengambilan studi kasus ini berada di Desa Bantarwuni, wilayah kerja Puskesmas 1 Kembaran, Kabupaten Banyumas.

3. Waktu

a. Waktu penyusunan proposal dilakukan dari bulan Januari 2017 sampai Februari 2017.

b. Pengambilan kasus dilakukan dari bulan Januari 2017

c. Waktu penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) diakukan dari bulan Mei 2017 sampai Juli 2017.

D. Metode Pengumpulan Data 1. Pengumpulan data primer

a. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung responden yang diteliti, sehingga metode ini memberikan hasil secara langsung (Aziz, 2014;h.98).

(7)

7

b. Observasi atau pengamatan

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden untuk mencari perubahan atau hal-hal yang diteliti (Aziz, 2014;h.98).

c. Pelayanan kebidanan komprehensif adalah suatu asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin nifas sampai pada bayi baru lahir (Varney, 2007;h.531).

2. Pengumpulan data dasar a. Studi pustaka

Penulis menggunakan buku yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana (Aziz, 2014;h.98). b. Media eletronika

Dengan membuka situs/website yang ada kaitannya dengan studi kasus yang dilakukan (Aziz, 2014;h.98).

E. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, tujuan penulisan, pembatasan kasus, manfaat penulisan, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teori

Bab ini berisi tentang tinjauan teori yang berisi asuhan komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir (BBL), nifas, dan perencanaan keluarga berencana (KB) yang meliputi: pengertian,

(8)

8

tanda gejala, klasifikasi, faktor yang mempengaruhi dan komplikasi yang terjadi.

BAB III Tinjauan Kasus

Bab ini berisi tentang asuhan komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir (BBL), nifas dan keluarga berencana (KB) pada pasien/klien.

BAB IV Pembahasan

Bab ini berisi tentang menjelaskan masalah atau kesenjangan antara teori dan kasus yang penulis temukan dilapangan tentang asuhan komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir (BBL), nifas, dan keluarga berencana (KB).

BAB V Penutup

Berisi tentang kesimpulan dan sasaran. Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan asuhan komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir (BBL), nifas dan keluarga berencana (KB). Sedangkan saran merupakan pemecahan masalah dan tanggapan dari kesimpulan.

Daftar Pustaka

Berupa daftar jurnal, buku dan hasil penelitian yang digunakan. Lampiran

Referensi

Dokumen terkait

Alat input yang populer digunakan untuk memasukkan input langsung ke alat proses sekarang ini adalah Visual Display Terminal (VDT) atau dikenal juga dengan nama Visual Display

Setelah selesai, Windows Server 2003 Setup akan me-restart komputer dan.

Tesis yang berjudul: “ PRODUKSI DAN PENERIMAAN PESAN KB PRIA (Studi Kasus Produksi dan Penerimaan Pesan KB Vasektomi di Kecamatan Muara Jaya Kabupaten Ogan Komering Ulu

• The law of demand states that, other things equal, the quantity demanded of a good falls when the price of the good rises.0. The Demand Curve: The Relationship between Price

15 Jadi, dalam penelitian ini metode observasi yang digunakan adalah observasi dengan

ANNASYA SALMARIFA DANIAPUSTI, D1215009, PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK, UNIVERSITAS SEBELAS MARET, 2017, KOMUNIKASI VERBAL DAN

Risiko yang muncul dari internet banking adalah jika layanan internet banking tidak dapat diakses oleh nasabah sehingga akan mempengaruhi transaksi perbankan dan

[r]