• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI TERNAK AYAM PEDAGING DI KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI TERNAK AYAM PEDAGING DI KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEUNTUNGAN USAHATANI TERNAK AYAM PEDAGING DI KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO

Titis Krismadita, Sutarto, Arip Wijianto

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax.(0271) 637457

E-mail: titiskrismadita@gmail.com. Telp. 08562581363

Abstract: This research is aims to know the cost, revenue, profit, influence factors and the factors that most influence the broiler poultry farm profits in Pengasih District Kulon Progo Regency. The basic method of this essay is descriptive and analytical use of survey techniques. The determination of the samples is conduted by multistage cluster random sampling method. Data analysis methods used analysis of cost, revenue, profit and multiple linear regression analysis using SPSS. Based on the results obtained the equation persamaan Ln Y = 6,776 - 0,490 ln X1 + 0,028 ln X2 - 0,377 ln X3 - 2,495 ln X4 - 0,751 ln X5 + 0,339 ln X6 + 0,507 ln X7 - 0,859 ln X8. The model has a R2 value of 84,9%. From the results of the t-test using 95% confidence level is known that the factors that affect the profit is labor costs, feed costs, drug costs, the selling price and mortality, whereas no effect factor is the experience of a business, the cost of DOC and heating costs. The factors that most affect the profits of farming broiler chickens in Pengasih District Kulon Progo Regency is the selling price.

Keywords : Farming, Profit, Broiler, Selling Price, Mortality

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, pengaruh faktor-faktor serta faktor yang paling berpengaruh terhadap keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan teknik survei. Penentuan sampel dilakukan dengan metode multistage cluster random sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis biaya, penerimaan, keuntungan dan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh persamaan persamaan Ln Y = 6,776 - 0,490 ln X1 + 0,028 ln X2 - 0,377 ln X3 - 2,495 ln X4 - 0,751 ln X5 + 0,339 ln X6 + 0,507 ln X7 - 0,859 ln X8. Model mempunyai nilai R

2

sebesar 84,9%. Hasil uji t menggunakan tingkat kepercayaan 95% diketahui bahwa faktor yang berpengaruh terhadap keuntungan adalah tenaga kerja, pakan, obat-obatan, harga jual dan mortalitas, sedangkan faktor yang tidak berpengaruh adalah pengalaman usaha, bibit dan pemanas. Faktor yang paling berpengaruh terhadap keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo adalah harga jual.

Kata Kunci : Usahatani, Keuntungan, Ayam Pedaging, Harga Jual, Mortalitas

(2)

PENDAHULUAN

Sektor pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Salah satu subsektor pertanian yang memiliki peran yang cukup penting dalam pembangunan

perekonomian Indonesia adalah

subsektor peternakan. Peternakan terdiri atas ternak besar seperti ternak sapi perah, sapi potong, kambing, domba dan babi, ternak kecil seperti ternak kelinci serta ternak unggas seperti ternak itik, ayam petelur, ayam pedaging, ayam buras, dan burung puyuh.

Subsektor peternakan di

Kabupaten Kulon Progo berperan

dalam menopang perekonomian

daerah khususnya peternakan unggas

ayam yang diharapkan mampu

memenuhi kebutuhan pangan

masyarakat khususnya bagi

masyarakat Kulon Progo. Terutama konsumsi kebutuhan protein dalam

rangka meningkatkan kualitas hidup melalui pemenuhan makanan yang seimbang. Hal tersebut sesuai dengan

yang diutarakan oleh Al-Masad

(2010) yaitu daging unggas

menyediakan protein dari segi

kualitas dan kuantitas yang dapat mengurangi masalah pasokan protein hewani dalam waktu singkat jika dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya.

Berdasarkan data Dinas

Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa kondisi ayam pedaging memiliki laju pertumbuhan populasi per tahun yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa minat peternak untuk mengusahakan ternak ayam pedaging tinggi. Hal tersebut dikarenakan ternak ayam pedaging memberikan keuntungan yang tinggi bagi peternak ayam pedaging di Kabupaten Kulon Progo. Tabel 1. Kondisi Peternakan Ayam di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2008-2012

No.

Jenis Data Tahun Satuan

2008 2009 2010 2011 2012

1. Ayam Buras

Jumlah populasi 688 695 763 784 782 Ekor/th (ribu)

Jumlah produksi telur 421 346 487 494 502 Kg (ribu)

Jumlah produksi daging 772 486 793 834 848 Kg (ribu)

Laju pertumbuhan

populasi per tahun -0,32 1,02 9,77 2,81 %

2. Ayam Petelur

Jumlah populasi 442 705 655 742 763 Ekor/th (ribu)

Jumlah produksi telur 2.876 4.355 4.618 5.575 5.952 Kg (ribu)

Jumlah produksi daging 243 783 405 441 459 Kg (ribu)

Laju pertumbuhan

populasi per tahun 0,02 59,67 -7,15 13,34 %

3. Ayam Pedaging

Jumlah populasi 1.220 1.221 1.236 1.306 1.253 Ekor/th (ribu)

Jumlah produksi daging 2.013 2.051 2.101 2.194 2.117 Kg (ribu)

Laju pertumbuhan

populasi per tahun -0,78 0,11 1,25 5,30 %

Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo, 2012

(3)

Usaha peternakan ayam pedaging diusahakan secara komersial oleh peternak dengan skala usaha yang bervariasi mulai dari skala kecil sampai dengan skala yang besar, selain itu menurut Cahyono (1995),

ayam pedaging mempunyai

kemampuan tumbuh dan berkembang sangat cepat yaitu pada umur 5-6 minggu ayam sudah dapat dipanen dengan berat rata-rata 1,75 kg.

Kecamatan Pengasih

merupakan daerah dengan jumlah populasi ayam pedaging terbesar dengan jumlah populasi sebesar

271.000 ekor (Dinas Kelautan,

Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo, 2012). Populasi ayam pedaging tersebar di 5 desa yaitu

Desa Sidomulyo, Pengasih,

Karangsari, Sendangsari dan

Margosari. Jumlah populasi ternak ayam pedaging tersebut menunjukkan bahwa ternak ayam pedaging dapat

memberikan keuntungan bagi

peternak, dimana keuntungan

merupakan tujuan dari adanya usaha peternakan ayam pedaging yang diusahakan secara komersial dengan kelebihan ayam dapat dipanen dalam waktu singkat. Oleh karena itu, faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan ayam pedaging perlu

diperhatikan agar dapat

memaksimalkan keuntungan yang diperoleh peternak ayam pedaging. Dengan memperhatikan faktor-faktor

yang mempengaruhi keuntungan,

maka peternak dapat memaksimalkan

keuntungan dari beternak ayam

pedaging. Untuk itu peternak perlu

mengetahui faktor yang paling

berpengaruh terhadap keuntungan.

METODE PENELITIAN

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

analitis, yaitu metode penelitian yang

memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual (Surakhmad, 1994). Sedangkan teknik pelaksanaan penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan

teknik survei, yaitu teknik penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpulan data

(Singarimbun dan Effendi, 1989). Penentuan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan lokasi dengan

jumlah populasi ternak ayam

pedaging terbesar. Kabupaten Kulon Progo dipilih sebagai lokasi penelitian karena ternak ayam pedaging di Kabupaten Kulon Progo memiliki laju pertumbuhan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Kecamatan Pengasih digunakan sebagai lokasi penelitian dipilih berdasarkan jumlah populasi ternak ayam pedaging terbesar di Kabupaten Kulon Progo yaitu sebesar 271.000 ekor.

Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah multistage

cluster random sampling (acak

kelompok banyak tahap) populasi

dibagi terlebih dahulu dalam

kelompok-kelompok yang homogen berdasarkan sumber keragaman yang telah diketahuidan pengelompokan dilakukan melalui beberapa tahap untuk kemudian dari masing-masing kelompok diambil sampel secara acak

sederhana sebanyak menurut

proporsionalnya atau minimal 1 (satu) (Irianto dan Totok, 2011). Pada teknik

(4)

beberapa tahap yaitu pertama dikelompokkan berdasar letak desa, skala usaha, kemudian pemilihan responden dilakukan secara random atau acak yaitu semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi responden yang dilakukan dengan cara undian. Menurut Soekartawi (2006), cara undian pada prinsipnya dilakukan dengan mendaftar semua anggota populasi kemudian dipilih responden sesuai dengan hasil undian.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: Analisis Biaya Usahatani Ternak dengan rumus:

C = TFC+TVC ……….(1)

Keterangan: C adalah total biaya alat-alat luar, TFC adalah total biaya tetap, dan TVC adalah total biaya variabel dengan satuan Rp/periode. Selanjutnya untuk mengetahui total biaya menghasilkan dihitung dengan rumus:

TC = C+Bmi………..(2)

Keterangan: TC adalah total biaya menghasilkan, C adalah total biaya alat-alat luar dan Bmi adalah bunga

modal investasi dengan satuan

Rp/periode.

Analisis penerimaan usahatani ternak ayam pedaging dengan rumus:

TR = Y.P.B………....(3)

Keterangan: TR adalah total

penerimaan usahatani ternak ayam pedaging satuan Rp/periode, Y adalah jumlah ternak ayam pedaging yang hidup satuan ekor, P adalah harga ayam pedaging satuan Rp/kg, B adalah rata-rata berat ayam pedaging setiap periode satuan kg/periode.

Analisis keuntungan usahatani ternak ayam pedaging dengan rumus:

K = TR-TC………..…(4)

Keterangan: K adalah keuntungan usahatani ternak ayam pedaging, TR adalah total penerimaan usahatani ternak ayam pedaging, dan TC adalah total biaya menghasilkan usahatani ternak ayam pedaging) dinyatakan dalam Rp/periode.

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo

dilakukan dengan menggunakan

program SPSS (Statistical Product

and Service Solutions). Dengan model

regresi:

ln Y = ln bo+ b1 ln X1 + b2 ln X2 + b3

ln X3 + b4 ln X4 + b5 ln X5 + b6 ln X6

+ b7 ln X7 + b8 ln X8+ b9 ln X9+

e………..(4)

Keterangan: ln Y adalah log natural

keuntungan usahatani satuan

Rp/periode, ln bo adalah log natural intersep, b1-b7 adalah nilai koefisien dari masing-masing variabel, ln X1 adalah log natural tenaga kerja satuan Rp/periode, ln X2 adalah log natural skala usaha ekor/periode, ln X3 adalah log natural pengalaman usaha satuan tahun, ln X4 adalah log natural bibit/DOC satuan Rp/periode, ln X5 adalah log natural pakan satuan Rp/periode, ln X6 adalah log natural obat-obatan Rp/periode, ln X7 adalah

log natural pemanas satuan

Rp/periode, ln X8 adalah log

natural harga jual satuan Rp/kg, dan

ln X9 adalah log natural mortalitas satuan %.

Pengujian asumsi klasik

dengan melakukan uji normalitas, jika

data normal maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mendekati garis diagonalnya. Uji multikolinearitas, apabila nilai PC< 0,8 maka antar variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas dan jika

(5)

nilai VIF dan TOL < 10, maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas. Selanjutnya uji heteroskedastisitas, apabila tidak terbentuk pola tertentu (menyebar secara acak) pada hasil scatterplot, maka menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji autokorelasi, apabila nilai Durbin Watson diantara

1,65-2,35 maka tidak terjadi

autokorelasi (Suliyanto, 2011).

Pengujian statistik dilakukan untuk mengetahui keabsahan suatu model agar suatu model tidak diragukan lagi (Gujarati, 2010). Pengujian statistic meliputi nilai R2, Uji F dan Uji t dari hasil output. Nilai R2 menyatakan berapa besar proporsi (%) variasi variabel tak bebas bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi, dimana nilai R2 berkisar antara 0-1, semakin mendekati 1 maka semakin besar proporsi variasi variabel tak bebasnya. Uji F untuk mengetahui tingkat pengaruh semua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebasnya. Uji t untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individu berpengaruh

nyata terhadap variabel tidak

bebasnya dengan tingkat kepercayaan dan tingkat signifikansi (α) tertentu, dengan rumus (Suliyanto, 2011).

Analisis faktor paling

berpengaruh terhadap keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di

Kecamatan Pengasih Kabupaten

Kulon Progo menggunakan koefisien

beta. Variabel yang dapat

dibandingkan koefisien beta-nya hanyalah variabel independen yang

mempunyai t-hitung signifikan.

Variabel yang koefisien betanya paling tinggi adalah variabel yang paling kuat pengaruhnya terhadap variabel dependen (Arief, 1993).

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Peternak Sampel

Karakteristik peternak sampel

merupakan gambaran umum

mengenai latar belakang dan keadaan

petani yang berkaitan dengan

usahatani ternak ayam pedaging.

Karakteristik peternak sampel

usahatani ternak ayam pedaging dapat dilihat pada Tabel 2.

Rata-rata umur sampel

peternak ayam pedaging masih

tergolong dalam umur produktif yaitu 14-65 tahun. Hal ini dikarenakan pada

umur yang produktif, peternak

cenderung memiliki tenaga yang lebih tinggi. Umur produktif cenderung memiliki beban tanggungan keluarga sehingga memiliki semangat kerja yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Tabel 2. Karakteristik Peternak Sampel Usahatani Ternak Ayam Pedaging

No. Uraian Keterangan

1. Rata-rata usia peternak (tahun) 41

2. Rata-rata jumlah ternak (ekor) 4.500

3. Rata-rata pendidikan peternak (tahun) 9

4. Rata-rata pengalaman usaha peternak (tahun) 4

5. Rata-rata jumlah anggota keluarga (orang) 4

6. Rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif dalam UT ternak ayam pedaging (orang)

1 Sumber : Analisis Data Primer, 2014

(6)

Peternak berumur produktif akan lebih terampil dalam melakukan kegiatan usahatani ternak ayam

pedaging sehingga mampu

meningkatkan keuntungan

usahataninya. Skala usaha ternak akan berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh peternak. Skala usaha

ternak di Kecamatan Pengasih

termasuk ke dalam skala kecil atau peternakan rakyat yaitu antara 1.000-25.000 ekor. Peternakan rakyat memiliki beberapa karakter yaitu modal terbatas, kontinuitas usaha sepanjang tahun tidak berjalan lancer, kandang dibangun sederhana dan dekat dengan tempat tinggal, serta kepemilikan bersifat perseorangan. Rata-rata tingkat pendidikan sampel peternak ayam pedaging adalah 9 tahun atau tamat SMP.

Tingkat pendidikan peternak berpengaruh terhadap sikap peternak dalam mengambil keputusan terkait kegiatan usahatani yang dilakukannya seperti pemilihan bibit, pakan, obat-obatan, pakan, mitra kerjasama, penggunaan tenaga kerja dan teknik

pemeliharaan. Lama pengalaman

berusahatani ternak ayam pedaging

juga berpengaruh terhadap

pengetahuan yang diperoleh para

peternak dalam mengusahakan

usahatani ternak ayam pedaging. Peternak ayam pedaging sudah cukup lama mengusahakan usahatani ternak ayam pedaging. Hal ini dikarenakan

ternak ayam pedaging dapat

memberikan keuntungan dan resiko

kerugian kecil dengan adanya

kemitraan.

Jumlah anggota keluarga

peternak menjadi indikator seberapa

banyaknya tanggungan keluarga

peternak. Semakin banyak jumlah anggota keluarga peternak maka akan

semakin tinggi tanggungan keluarga peternak dengan kebutuhan hidup keluarga yang lebih tinggi. Keadaan demikian menjadi motivasi peternak dalam mengusahakan usahatani untuk lebih giat dan terampil, sehingga akan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Kegiatan usahatani ternak

ayam pedaging rata-rata

menggunakan tenaga kerja dalam atau tenaga kerja dari keluarga sebanyak 1 orang dan selebihnya dibantu oleh tenaga kerja luar. Hal ini dikarenakan kegiatan usahatani ternak ayam pedaging cukup berat memerlukan fisik yang kuat dan tenaga yang cukup banyak. Selain itu, anggota keluarga peternak cenderung lebih memilih untuk bekerja di sektor lain.

Peternakan ayam pedaging di

Kecamatan Pengasih Kabupaten

Kulon Progo melakukan kerjasama dengan perusahaan mitra. Kemitraan yang terjalin yaitu kemitraan inti plasma, yaitu perusahaan mitra sebagai inti dan peternak sebagai plasma. Adanya kemitraan akan memberikan jaminan serta menekan kerugian peternak apabila terjadi gagal panen dalam beternak.

Tabel 3. Rata-Rata Biaya Usahatani

No. Jenis Biaya Rp/Periode

1. Biaya Sarana Produksi a. Bibit 24.912.500 a. Pakan 61.540.800 b. Obat-Obatan 2.853.300 c. Sekam 920.000 d. Pemanas 1.317.900

e. Listrik dan Air 715.000

2. Biaya TK Dalam 1.358.300

3. Biaya TK Luar 2.444.200

4. Biaya Lain-Lain 1.400.000

Biaya Alat-Alat Luar 97.462.000

1. Biaya Depresiasi 1.420.360 1.420.360

2. Bunga Modal

Sendiri 826.550

Biaya Menghasilkan 99.708.910

(7)

Biaya Usahatani

Biaya usahatani yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya alat-alat luar dan biaya menghasilkan. Biaya alat-alat luar terdiri dari biaya sarana produksi dan biaya tenaga

kerja luar. Sarana produksi

merupakan input yang dibutuhkan untuk menghasilkan produksi dalam suatu usahatani atau biasa disebut faktor-faktor produksi.

Biaya yang digunakan dalam usahatani ternak ayam pedaging di

Kecamatan Pengasih Kabupaten

Kulon Progo yaitu biaya alat-alat luar dan biaya menghasilkan. Biaya alat-alat luar terdiri dari biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja luar dan biaya alat-alat lain. Biaya sarana produksi yang dikeluarkan oleh peternak ayam pedaging terdiri dari biaya bibit, pakan, obat-obatan, sekam, pemanas, listrik dan air. Bibit, pakan dan obat-obatan yang diperoleh dari mitra dengan rata-rata biaya bibit Rp 24.912.500,00/periode,

biaya pakan Rp

61.540.800,00/periode dan biaya obat-obatan Rp 2.853.300,00/periode. Sedangkan untuk rata-rata biaya saprodi yang berupa sekam Rp 920.000,00/periode, biaya pemanas Rp 1.317.900,00/periode serta biaya listrik dan air Rp 715.000,00/periode. Rata-rata biaya tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja luar dan

tenaga kerja dalam Rp

3.802.500,00/periode. Rata-rata biaya lain-lain yang dikeluarkan peternak Rp 1.400.000,00. Rata-rata biaya alat-alat luar yang dikeluarkan untuk usahatani ternak ayam pedaging Rp 97.462.000/periode dengan perincian biaya yang paling besar dikeluarkan

adalah biaya pakan yaitu Rp

61.540.800,00/periode. Rata-rata

biaya depresiasi Rp

1.420.360,00/periode. Dengan

demikian rata-rata biaya

menghasilkan yang dikeluarkan oleh peternak Rp 99.708.910,00/periode.

Produksi, Harga dan Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani ternak ayam terdiri dari hasil penjualan ternak, kotoran ternak dan penjualan karung pakan. Rata-rata produksi, harga dan penerimaan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-Rata Produksi, Harga dan Penerimaan Usahatani

No. Uraian Keterangan

1. ∑ Ayam Hidup

(Ekor)

4.300

2 Harga Jual Ayam

(Rp/Kg) 16.150 3. Berat Rata-Rata Ayam (Kg) 1,62 Penerimaan Utama (Rp) 112.500.900

4. Kotoran dan Karung

Pakan (Rp/Karung)

1.528.100

Penerimaan Tambahan (Rp) 1.528.100

Penerimaan Total (Rp) 114.029.000

Sumber : Analisis Data Primer, 2014 Rata-rata produksi atau jumlah

ayam hidup sebesar 4.300

ekor/periode, rata-rata harga jual

ayam sebesar Rp 16.150,00/kg

dengan berat rata-rata ayam 1,62 kg/periode. Dengan demikian rata-rata penerimaan utama yang diterima oleh para peternak ayam pedaging sebesar Rp 112.500.900,00/periode. Penerimaan tambahan pada usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo berasal dari 2 jenis penerimaan tambahan yaitu penjualan kotoran ayam dan penjualan karung pakan. Rata-rata penerimaan tambahan hasil

penjualan kotoran ayam dan

(8)

karung pakan sebesar Rp 1.528.100,00/periode. Jadi, rata-rata penerimaan total pada usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo sebesar Rp 114.029.000,00.

Keuntungan Usahatani

Keuntungan merupakan laba yang diperoleh dalam melakukan usaha. Rata-rata keuntungan usahatani ternak

ayam pedaging di Kecamatan

Pengasih Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-Rata Keuntungan

Usahatani

No. Uraian Rp/Periode

1. Penerimaan 114.029.000

2. Biaya Menghasilkan 99.708.910

Keuntungan (Rp/Periode) 14.320.090

Sumber : Analisis Data Primer, 2014

Rata-rata keuntungan

usahatani ternak ayam pedaging sebesar Rp 14.668.390,00/periode. Menurut Purnomo dan Adi (2012), pelaksanaan usaha ternak oleh setiap

peternak selalu mengharapkan

keberhasilan dalam usahanya. Salah

satu parameter yang dapat

dipergunakan untuk mengukur

keberhasilan suatu usaha adalah tingkat keuntungan yang diperoleh dengan cara pemanfaatan faktor-faktor produksi secara efisien, kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada setiap usaha adalah syarat mutlak untuk memperoleh

keuntungan. Sedangkan menurut

Arief (2008), faktor-faktor yang akan mempengaruhi tingkat keuntungan usaha ternak ayam pedaging adalah kontinuitas ketersediaan input yaitu DOC dan pakan serta kestabilan harga-harga input tersebut. Faktor-faktor produksi dalam usaha ternak ayam pedaging antara lain bibit (DOC), pakan, tenaga kerja,

obat-obatan, vaksin dan pemanas. Selain faktor-faktor produksi tersebut, keuntungan juga dipengaruhi oleh harga jual ayam per kg, mortalitas, rata-rata berat ayam saat panen.

Faktor-Faktor Mempengaruhi Keuntungan Usahatani

Analisis ini digunakan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh dari masing-masing faktor terhadap keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo meliputi tenaga kerja (X1), pengalaman usaha

(X2), bibit (X3), pakan (X4),

obat-obatan (X5), pemanas (X6), harga jual

(X7) dan mortalitas (X8). Model

regresinya sebagai berikut :

Ln Y = 6,776 – 0,490 ln X1 + 0,028

ln X2 – 0,377 ln X3 - 2,495 ln X4 –

0,751 ln X5 + 0,339 ln X6 + 0,507 ln

X7 - 0,859 ln X8.

Pengujian Asumsi Klasik

Uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat hasil pada Histogram

Standardized Regression Residual

dan Normal Probability Plot

(Suliyanto, 2011). Berdasarkan

Histogram Standarized Regression Residual diketahui bahwa kurva

membentuk seperti lonceng

(bell-shaped curve) dan berdasarkan

Normal Probability Plot diketahui

bahwa sebagian besar data mendekati nilai rata-ratanya atau mendekati garis diagonal, sehingga pada model ini dinyatakan berdistribusi normal.

Multikolinearitas merupakan kondisi dimana terdapat korelasi linear antara variabel-variabel bebas

yang digunakan dalam model.

Pengujian dilakukan dengan diuji menggunakan nilai matrik Pearson

Correlation (PC), nilai TOL

(9)

Factor (VIF). Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan

SPSS pada matrik Pearson

Correlation (PC) didapat nilai PC

tertinggi < 0,8 yaitu, 0,789. Nilai TOL dan VIF menunjukkan bahwa nilai VIF tertinggi sebesar 9,867 dan nilai terendah sebesar 2,155 yang berarti 9,867 < 10. Dengan demikian model dinyatakan bebas dari gejala multikolinearitas.

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang (cross

section). Berdasarkan hasil analisis uji

Durbin Watson diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,736. Nilai tersebut berada diantara 1,65 < 1,736 < 2,35.

Dengan demikian, model yang

digunakan tidak terjadi autokorelasi karena nilai tersebut berada di antara 1,65 < DW < 2,35.

Uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari

residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Berdasarkan hasil output SPSS melalui metode grafik yaitu diagram scatterplot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

titik-titik yang ada dalam diagram

scatterplot menyebar dan tidak

membentuk suatu pola tertentu. Hal tersebut berarti dalam model tidak terjadi heterokedastisitas.

Pengujian Statistik

Nilai R Square (R2) sebesar 0,849.

Nilai R2 yang mendekati 1

menunjukan persamaan regresi

tersebut tepat untuk digunakan (goodness of fit). Artinya, bahwa

seluruh variabel bebas yang

digunakan dalam penelitian yaitu, tenaga kerja, pengalaman usaha, bibit, pakan, obat-obatan, pemanas, harga jual dan tingkat kematian secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi perubahan yang terjadi pada

variabel tidak bebasnya yaitu

keuntungan ternak ayam pedaging sebesar 84,9%, sedangkan sisanya sebesar 15,1% dijelaskan variabel-variabel lain di luar model yang digunakan dalam penelitian misalnya skala usaha, biaya peralatan, dan luas kandang.

Nilai probabilitas signifikansi dengan uji F sebesar 0,000a. Nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian, yaitu tenaga kerja, pengalaman usaha, bibit, pakan, obat-obatan, pemanas, harga jual dan mortalitas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap

variabel tidak bebasnya yaitu

keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih pada tingkat kepercayaan 95%.

Uji t digunakan untuk

mengetahui masing-masing pengaruh variabel bebas meliputi tenaga kerja (X1), pengalaman usaha (X2), bibit

(X3), pakan (X4), obat-obatan (X5),

pemanas (X6), harga jual (X7) dan

mortalitas (X8) terhadap variabel

tidak bebas yaitu keuntungan (Y) usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih. Penggunaan uji t dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi masing-masing variabel bebas pada tabel coefficient hasil analisis SPSS. Hasil penghitungan uji t dapat dilihat pada Tabel 6.

(10)

Tabel 6. Analisis Pengaruh Masing-Masing Variabel Bebas Terhadap Keuntungan Usahatani

Variabel Koefisien Regresi Sig.

Tenaga Kerja (X1) Pengalaman Usaha (X2) Bibit (X3) Pakan (X4) Obat-obatan (X5) Pemanas (X6) Harga Jual (X7) Mortalitas (X8) -0,490 0,028 -0,377 -2,495 -0,751 0,339 0,507 -0,859 0,046** 0,826ns 0,566ns 0,005*** 0,014** 0,195ns 0,000*** 0,007*** Sumber : Analisis Data Primer, 2014

Keterangan :

*** : Berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99% ** : Berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95 % ns : Tidak berpengaruh atau tidak signifikan

Variabel bebas yang

mempunyai nilai probabilitas

signifikansi kurang dari α 0,05 maka secara individu berpengaruh nyata

pada tingkat kepercayaan 95%

terhadap keuntungan usahatani

ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Variabel bebas yang berpengaruh secara individu terhadap keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di

Kecamatan Pengasih Kabupaten

Kulon Progo yaitu, tenaga kerja (X1),

pakan (X4), obat-obatan (X5), harga

jual (X7) dan mortalitas (X8).

Variabel-variabel yang lain yaitu pengalaman usaha (X2), biaya bibit

(X3) dan biaya pemanas (X6)

mempunyai nilai signifikansi lebih dari α 0,05 maka dapat diartikan bahwa variabel bebas ini tidak

berpengaruh secara individu.

Variabel bebas harga jual dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 merupakan variabel bebas yang

paling berpengaruh terhadap

keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo.

Faktor Paling Berpengaruh Terhadap Keuntungan Usahatani

Standar koefisien regresi atau beta

coefficient digunakan untuk

mengetahui variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap variabel tak bebas. Perhitungan ini dilakukan untuk variabel-variabel yang secara individual berpengaruh terhadap keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih

Kabupaten Kulon Progo. Hasil

penghitungan standar koefisien regresi dapat dilihat pada Tabel 7.

Variabel harga jual (X7)

mempunyai angka tertinggi yakni sebesar 2,567 dengan hubungan positif. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas harga jual (X7)

memberikan pengaruh terbesar

terhadap keuntungan usahatani

ternak ayam pedaging. Hubungan positif menunjukkan bahwa variabel bebas harga jual (X7) memberikan

pengaruh terbesar terhadap

keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Hubungan positif variabel bebas harga jual (X7)

(11)

menjelaskan bahwa apabila terjadi kenaikan harga jual (X7) sebesar

1%, maka keuntungan usahatani ternak ayam pedaging juga akan meningkat sebesar 2,567% hal ini berlaku sebaliknya.

Tabel 7. Nilai Standar Koefisien Regresi Variabel yang Mempengaruhi Keuntungan Usahatani Variabel Standar Koefisien Regresi Beta Peringkat Tenaga Kerja (X1) Pakan (X4) Obat-Obatan (X5) Harga Jual (X7) Mortalitas (X8) -0,955 -0,507 -0,855 2,567 -0,376 5 3 4 1 2

Sumber : Analisis Data Primer, 2014

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah (1) Rata-rata biaya yang dikeluarkan peternak ayam pedaging sebesar Rp 99.708.910,00/periode;

rata-rata penerimaan Rp

114.029.000,00/periode dan rata-rata

keuntungan Rp

14.320.090,00/periode. (2) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo meliputi biaya tenaga kerja, biaya pakan, biaya obat-obatan, harga jual dan mortalitas. (3) Faktor yang paling berpengaruh terhadap keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di

Kecamatan Pengasih Kabupaten

Kulon Progo adalah harga jual dengan nilai standar koefisien regresi atau beta coefficient sebesar 2,567.

Saran yang dapat diberikan diantaranya adalah (1) Untuk lebih menjaga agar dalam beternak ayam

pedaging tetap memperoleh

keuntungan, hendaknya peternak ayam pedaging lebih meningkatkan kualitas hasil ternak. Dengan demikian kualitas ayam pedaging yang dihasilkan dapat lebih baik. (2) Untuk menekan tingkat kematian

atau mortalitas ternak ayam

pedaging, terdapat beberapa hal yang harus lebih diperhatikan yaitu

sanitasi kandang, lingkungan,

pemberian pakan (nutrisi), obat-obatan dan vaksin.

DAFTAR PUSTAKA

Arief H 2008. The Analysis Of Broiler Agribusiness In The District Of Tasikmalaya. Tasikmalaya. Journal of Poultry. Vol 4 2008.

Al-Masad M 2010. Factors Affecting Profits of Broiler Industry in

Jordan: A Quantitative

Approach. Journal of

Biological Sciences. Vol V (111-115) 2010.

Cahyono B 1995. Cara

Meningkatkan Budidaya

Ayam Ras Pedaging

(Broiler). Yogyakarta:

Yayasan Pustaka Nusatama. Dinas Kelautan, Perikanan dan

Peternakan 2012. Peternakan

Data Rilis Tahun 2012.

Kulon Progo: Dinas

Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo.

Gujarati DN 2010. Dasar-Dasar

Ekonometrika Jilid I Edisi 5.

Jakarta: Erlangga.

Irianto H dan Totok M 2010. Metoda

Penelitian dan Evaluasi

(12)

Jurusan/Program Studi Agribisnis UNS.

Purnomo SH dan Adi R 2012.

Manajemen Agribisnis Ayam

Broiler Di Indonesia.

Surakarta: UNS Press.

Singarimbun M dan Effendi SI 1989.

Metode Penelitian Survei.

Jakarta: LP3ES.

Soekartawi 2006. Analisis

Usahatani. Jakarta:

Universitas Indonesia Press.

Suliyanto 2011. Ekonometrika

Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:

CV Andi Offset.

Surakhmad 2004. Penelitian Ilmiah,

Dasar, Metode, dan Teknik.

Referensi

Dokumen terkait

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang

Kesehatan, pelengkap makanan, cucu dan suami senang mengkonsumsi buah-buahan terutama yang segar mengandung air seperti jeruk, terkadang juga membeli pisang jika cucu ingin

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Personalisasi reward dalam penelitian ini masih terbatas karena menggunakan Finite State Machine yang perilakunya terbatas, sehingga jika dimainkan berulangkali maka

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap

Merupakan training program efikasi diri yang dibuat secara terstruktur pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialsis untuk meningkatkan