• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH MELALUI SELEKSI AKADEMIK DAN DIKLAT. Oleh Andi Muliati AM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH MELALUI SELEKSI AKADEMIK DAN DIKLAT. Oleh Andi Muliati AM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH

MELALUI SELEKSI AKADEMIK DAN DIKLAT

Oleh

Andi Muliati AM

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berperan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan, seperti diungkapkan Supriadi (1998) bahwa “Erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, dan menurutnya perilaku nakal peserta didik”. Dengan semakin kompleknya tuntutan tugas kepala sekolah dan tuntutan kinerja, disisi lain perkembangan ilmu pegetahuan, teknologi, seni dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga bergerak maju semakin pesat, sehingga menuntut penguasaan kemampuan secara professional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, terencana, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Sejalan dengan Peraturan menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah dimana salah satu standar yang dimaksud adalah standar manajerial yang kompetensinya adalah bagaimana Kepala Sekolah dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah. Selain itu bagaimana kepala sekolah mampu memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal.

Untuk itu perlu program penyiapan calon kepala sekolah sebagaimana ditekankan dalam Permendiknas nomor 28 tahun 2010 pasal 3 bahwa Penyiapan calon kepala sekolah/madrasah meliputi rekruitmen serta pendidikan dan pelatihan calon

▸ Baca selengkapnya: cara membuat surat rekomendasi dari kepala sekolah

(2)

kepala sekolah. Sekaitan dengan hal tersebut maka, diaharapkan kabupaten/kota melalui dinas pendidikan akan mendapatkan kepala sekolah yang handal, professional, memiliki visi dan misi yang mampu mengakomodasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuju sekolah yang berkualitas.

A. Pengertian Penyiapan Kepala Sekolah/Madrasah

Penyiapan calon kepala sekolah/madrasah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memilih guru-guru berpotensi dan berpengalaman terbaik yang siap menerima tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah. Prosesnya mencakup dua tahapan, yakni (1) rekruitmen (seleksi administrasi & seleki akademik), dan (2) pendidikan dan pelatihan.

B. Tujuan Penyiapan Kepala Sekolah/Madrasah

1. Mendapatkan calon-calon kepala sekolah/madrasah yang memiliki potensi dan pengalaman terbaik di bidang kepemimpinan sehingga yang bersangkutan dapat menjalankan tugas dan fungsi kepala sekolah/madrasah secara efektif.

2. Mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan oleh calon kepala sekolah/madrasah untuk menjalankan tugas kepemimpinan dan manajemen secara efektif dalam meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

3. Memberikan pengalaman belajar yang memadai dan bisa menjadi stimulan terhadap proses pengembangan keprofesian berkelanjutan calon kepala sekolah/madrasah di masa yang akan datang.

C. Sasaran Penyiapan Kepala Sekolah/Madrasah

Sasaran penyiapan kepala sekolah/madrasah adalah guru-guru yang berpotensi untuk mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah. Dalam pelaksanaan penyiapan calon kepala sekolah, kita perlu mengidentifikasi secara sistematis potensi seorang calon kepala sekolah sejak dari tahap rekrutmen. Penerapan sistem rekrutmen yang dapat memilah dan memilih calon kepala sekolah yang sangat berpotensi pada era pendidikan kita saat ini. Demikian juga pendidikan dan pelatihan yang akan diikuti oleh calon kepala sekolah.

(3)

D. Seleksi Akademik calon Kepala Sekolah/Madarasah

Seleksi akademik dilakukan untuk mengungkap potensi kepemimpinan calon kepala sekolah/madrasah melalui rekomendasi dari kepala sekolah dan pengawas sekolahnya, penilaian kinerja guru, penilaian potensi kepemimpinan (PPK), dan penulisan makalah kepemimpinan, sebagai rangkaian program rekruitmen calon kepala sekolah/madrasah.

1. Tujuan Seleksi Akademik adalah:

 Mendapatkan calon kepala sekolah/madrasah yang meiliki rekomendasi professional tentang penguasaan lima kompetensi kepala sekolah/madrasah dan pengembangan keprofesiannya dari kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah;

 Mendapatkan calon kepala sekolah/madrasah yang memiliki potensi kepemimpinan yang baik;

 Menilai pengetahuan, wawasan, gambaran gaya/corak/karakteristik kepemimpinan, pengalaman kepemimpinan yang pernah dilakukan dan dimiliki oleh para calon kepal sekolah/madrasah.

Sebelum dilaksanakan seleksi akademik maka, kegiatan yang harus diikuti oleh guru sebagai calon kepala sekolah/madrasah adalah (a) pengusulan calon oleh kepala sekolah dan atau pengawas, (b) seleksi administrasi yang dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengusulan Calon

Pengusulan guru sebagai calon kepala sekolah/madrasah dilakukan melalui langkan-langkah pengumuman, identitas guru potensial, penyiapan berkas usulan, dan pengajuan usulan calon kepala sekolah. Guru potensial yang memenuhi persyaratan dapat diusulkan kepada dinas pendidikan/kantor kementrian agama oleh kepala sekolah/madrasah atau bersama-sama dengan pengawas.

b. Seleksi Administrasi

Seleksi administrasi dilakukan melalui penilaian kelengkapan dokumen guru sebagai calon kepala sekolah yang dikeluarkan oleh pihak berwenang sebagai bukti bahwa calon kepala kepala sekolah/madrasah bersangkutan telah

(4)

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Seleksi adminstrasitif dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Wilayah Kementeria Agama/Kantor Kementrian Agama Kabupaten/Kota melalui panitia seleksi yang di tunjuk dan ditetapkan.yang kemudian dilakukan seleksi akademik.

2. Materi seleksi Akademik

Seleksi akademik meliputi penilaian terhadap:

 Rekomendasi dari kepala sekolah/madrasah (lampiran 5)  Rekomendasi dari pengawas sekolah/madrasah (lampiran 6)  Penilaian kinerja sebagai guru/DP3

 Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK)  Makalah kepemimpinan

3. Pelaksanaan a. Alokasi Waktu PPK

Proses pelaksanaan Penilaian Potensi Kepemimpinan Kepala/Madrasah (PPK-KS/M) diatur sebagai berikut.

No. Kegiatan Alokasi Waktu

1. Instrumen respon situasional I.a. 30 menit 2. Instrumen respon situasional I.b. 30 menit 3. Instrumen kreativitas dan pemecahan

masalah

45 menit

4. Instrumen pengambilan keputusan berbasis bukti

60 menit

5. Wawancara 10 menit /peserta

b. Prosedur PPK

Kegiatan PPK-KS/M dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut:  Menjelaskan tata tertib peserta;

 Menjelaskan petunjuk pengisian lembar respon;  Membagikan instrumen dan lembar respon;

 Memberi waktu pengisian respon sesuai mekanisme pelaksanaan PPK- KS/M;  Memberitahu ketika waktu menunjukkan kurang 5 menit dari batas waktu yang

(5)

 Mengumpulkan instrumen dan hasil respon peserta;

 Menyerahkan hasil respon peserta kepada asesor untuk dinilai;

c. Penulisan Makalah Kepemimpinan  Makalah ditulis tangan

 Menggunkan tinta biru

 Jumlah halaman mimimal 4 lembar  Waktu: 4 jam

d. Pelaksanaan Wawancara

 Persiapan administrasi wawancara (5 menit)  Proses wawancara (10-45 menit per peserta)  Moderasi penilaian (10 menit per peserta) e. Asesor

Penilaian seleksi akademik oleh asesor yang telah mengikuti pelatihan asesor dan memiliki sertifikat. Asesor seleksi akademik memberikan nilai pada hari terakhir kegiatan seleksi akademik.

Seleksi akademik dilakukan oleh Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Solo bekerjasama dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) dan Perguruan Tinggi.

E. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Calon Kepala Sekolah

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kompetensi pegawai negeri sipil. Lembaga Diklat kedepan hedaknya mampu menunjukkan profesionalitas dalam penyelenggaraan diklat sehingga mampu menghasilkan output dan outcome yang benar-benar memiliki manfaat baik peningkatan kinerja, perbaikan sistem organisasi dan manajemen, maupun memiliki kemampuan dalam menentukan strategi kegiatan yang mampu membawa perubahan positif pada masyarakat sehingga diklat dirasakan sebagai suatu kebutuhan bukan sebagai beban tugas. Perlu paradigma baru dalam diklat yang mencakup sistem dan strategi yang mampu menjawab terhadap perubahan situasi dan kondisi, terutama beriringan dengan pengembangan IPTEK dengan landasan etika dan moral yang kokoh.

(6)

Dalam kaitannya dengan penyiapan calon kepala sekolah maka, bagi peserta yang lulus seleksi administrasi dan akademik maka, berhak mengikuti pendidikan pelatihan (Diklat) dengan pola 300 jam atau setara dengan tiga bulan. Diklat calon kepala sekolah/madrasah programnya dikemas dalam 3 tahap dengan model “In-Service Learning 1 — On-the Job Learning — In-Service Learning 2”. In-Service Learning 1 (IN-1) yaitu pembelajaran melalui kegiatan tatap muka. On-the Job Learning

(OJL) adalah pembelajaran di lapangan dalam situasi pekerjaan yang nyata.

Sedangkan In-Service Learning 2 (IN-2) adalah kegiatan tatap muka untuk mempresentasikan dan merefleksikan hasil On-the Job Learning. Model ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang terpadu antara aspek pengetahuan kognitif dan pengalaman empirik. Hal ini sesuai dengan karakteristik peserta diklat sebagai adult learner.

Kegiatan In-Service Learning 1 berupa tatap muka antara peserta diklat dengan nara sumber dan atau fasilitator. Kegiatan ini diselenggarakan dalam durasi minimal 70 (tujuh puluh) jam pelajaran @ 45 menit. Materi diklat mencakup materi umum, materi inti dan materi penunjng. Pada akhir kegiatan In-Service Learning 1 peserta menyusun Rencana Tindakan yang akan diimplementasikan pada saat On-the-Job Learning. Tahap kedua adalah On-the-Job Learning, yakni pelaksanaan rencana tindakan yang telah disusun pada saat In Service Learning 1. OJL dilaksanakan melalui berbagai kegiatan nyata di dua tempat: sekolah sendiri dan sekolah lain yang jenjangnya lebih tinggi atau sama selama 3 (tiga) bulan atau setara dengan 200 jam pelajaran, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Kegiatan OJL di sekolah tempat calon bertugas dilakukan selama 150 (seratus lima-puluh) jam pelajaran.

b. Kegiatan OJL di sekolah lain dilakukan minimal 50 (lima-puluh) jam pelajaran.

c. Jika di daerah calon tidak terdapat sekolah lain yang jenjangnya lebih tinggi atau

sama, maka kegiatan OJL dapat dilakukan di sekolah tempat calon bertugas.

d. Dalam melaksanakan kegiatan OJL di sekolah tempat calon bertugas maupun di

(7)

e. Dalam kegiatan OJL peserta diklat calon kepala sekolah/madrasah mengimplementasikan materi-materi pelatihan yang diperoleh dalam kegiatan In-Service Learning 1, yang dituangkan dalam rencana tindakan.

f. Pada akhir kegiatan OJL peserta diharuskan mengumpulkan sejumlah tagihan.

Tahap ke tiga, In-Service Learning 2, dilaksanakan dalam durasi 30 (tiga puluh) jam pelajaran. Dalam kegiatan ini dilakukan penilaian terhadap portofolio calon kepala sekolah/madrasah. Portofolio adalah sejumlah tagihan terhadap pelaksanaan OJL yang dikumpulkan oleh calon kepala sekolah/madrasah dalam satu folder. Penilaian juga dilakukan melalui presentasi hasil OJL dan refleksi terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut dalam konteks peningkatan kompetensi calon kepala sekolah/madrasah.

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh fasilitator dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta diklat dalam mencapai tujuan pembelajaran, menggunakan macam-macam metode pembelajaran antara lain: metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok (discussion), Latihan (exercise), studi kasus (case study), curah pendapat (brainstorming), seminar (seminar), penugasan (resitation), simulasi (simulation), bermain peran (role playing), demonstrasi (demonstration), praktek kerja lapangan (PKL) atau metode do-look-learn, tugas baca (Reading), metode proyek (project) atau studi mandiri, dan metode discovery.

Seleksi akademik dilakukan untuk mengungkap potensi kepemimpinan calon kepala sekolah/madrasah melalui rekomendasi dari kepala sekolah dan pengawas sekolahnya, penilaian kinerja guru, penilaian potensi kepemimpinan (PPK), dan penulisan makalah kepemimpinan. Sedangkan pendidikan dan pelatihan merupakan kegiatan pemberian pengalaman teoretik maupun praktik yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan calon pada dimensi kompetensi kepribadian, sosial, manajerial, supervisi, dan kewirausahaan. Penilaian dilakukan oleh Tim Asesor untuk seleksi akademik yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan asesor dan dinyatakan lulus serta memiliki sertifikat, demikian juga fasilitator atau Master trainer yang memberikan materi pada pendidikan dan pelatihan.

(8)

Peserta yang telah mengikuti dan lulus seleksi akademik dan diklat menerima sertifikat kepala sekolah/madrasah, dicatat dalam database nasional dan diberi Nomor Unik oleh menteri atau lembaga yang ditunjuk. Selanjutnya pengangkatan kepala sekolah pada satuan pendidikan dilakukan melalui penilaian akseptabilitas oleh tim pertimbangan kepala sekolah/madrasah yang ditetapkan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota.

REFERENSI

1) Ahmaddiputra, dkk. 1986. Pendiklatan Orang Dewasa. Jakarta: Karunika.

2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendiklatan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

3) Soleh Suaedy, Drs, MM, http://.www.google.com/ Penerapan Berbagai Metode Pembelajaran Dalam Kegiatan Diklat

4) Program penyiapan calon kepala sekolah, LPPKS,Kemendikbud, 2011 5) Pemendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah.

6) Permendinas nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasa Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.

7) Petujuk Teknis seleksi akademik, LPPKS, 2011

8) Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah, LPPKS, Kemdikbud 2011.

Referensi

Dokumen terkait

According to "Animal Genetic Resources in China and Asia" by Changxin Wu in 1996, the livestock and poultry genetic resources in China mainly include the following 12

1.3 Dampak Berkembangnya Bisnis WC umum Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Kiarajangkung

1) Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh pajak penghasilan terhadap earnings management pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri

Pemerintah menetapkan jenis hama dan penyakit hewan karantina, icnis media pembawa hama dan penyakit hewan yang dilarang untuk dimasukkan dan atau dibawa/dikirim dari suatu area ke

 Dalam perjalanannya, perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah mengalami kemajuan, sebagai gambaran setidaknya terdapat beberapa perkembangan dan kemajuan pasar

Postpartum sedangkan peneliti meneliti pijat Oksitosin dan senam nifas kemudian peneliti membandingkan antara senam nifas dan pijat oksitoksin manakah yang paling

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI ANAK TUNANETRA TINGKAT SDLB DI SLBN-A PAJAJARAN KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat.. Medan: Universitas