• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bangun Kejayaan ITN Malang, Wakil Rektor Lebih Bersinergi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bangun Kejayaan ITN Malang, Wakil Rektor Lebih Bersinergi"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Bangun Kejayaan ITN Malang,

Wakil Rektor Lebih Bersinergi

Dr.Ir. Kustamar, MT melantik para wakil rektor baru ITN Malang periode 2019-2023. (Foto: Yanuar/humas)

Setelah pergantian rektor, jajaran Wakil Rektor Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang juga turut berubah. Pelantikan dan serah terima jabatan wakil rektor baru dilakukan di auditorium kampus I ITN Malang pada Senin, (27/5/2019). Dalam sambutannya, Dr.Ir. Kustamar, MT Rektor ITN Malang menekankan para wakil rektor yang dilantik bisa bekerjasama dan bersinergi diberbagai bidang.

Wakil rektor periode 2019-2023 harus fokus sesuai bidang dan porsinya terkait kurikulum, administrasi, sumberdaya manusia dan kesejahteraan, serta bidang kerjasama. Rektor juga menekankan kedisiplinan sebagai kunci dasar untuk membangun kejayaan ITN. “Upaya yang harus dilakukan yakni pemberdayaan di semua bidang seperti kurikulum, administrasi, sumber daya manusia dan kesejahteraan serta kerjasama,” ujar Rektor.

Tiga wakil rektor yang dilantik yakni, Dr. F Yudi Limpraptono, ST.,MT Wakil Rektor I, Dr. Gaguk Sukowiyono, MT Wakil Rektor II, dan Fourry Handoko, ST.,SS.,MT.,Ph.D Wakil Rektor III. Mereka menggantikan para wakil rektor sebelumnya yakni, Dr.Ir. Kustamar, MT., Dr.lr. Julianus Hutabarat, MSIE., serta Dr.Eng.Ir. I Made Wartana, MT.

Kustamar menekankan Wakil Rektor I Bidang Kurikulum harus meningkatkan kualitas sistem pengajaran. Caranya dengan memperkuat sistem pembelajaran daring (SPADA) yang digaungkan Kemenristekdikti. “Metodenya memakai SPADA, kontennya gabungan

(2)

dari teori yang dikembangkan dari penelitian dan praktek di lapangan. Sehingga mahasiswa terbiasa dilatih untuk memecahkan masalah,” kata rektor.

Skema pembelajaran tuntas dengan peningkatan disiplin mahasiswa juga perlu dilakukan. Mahasiswa telat datang di perkuliahan akan mendapat konsekuensi dengan dikondisikan belajar di dalam lab atau perpustakaan.

“Ini bukan hukuman, namun untuk menjaga tetap terpenuhinya kompetensi. Harapannya tidak ada mahasiswa tinggal kelas. Begitupula bagi dosen yang terlambat ada perhitungan kredit poin,” lanjut Kustamar.

Dari kiri ke kanan: Dr.lr. Julianus Hutabarat, MSIE., Dr. F Yudi Limpraptono, ST.,MT (Wakil Rektor I), Dr.Ir. Kustamar, MT (Rektor ITN Malang), Dr. Gaguk Sukowiyono, MT (Wakil Rektor

(3)

II), Fourry Handoko, ST.,SS.,MT.,Ph.D (Wakil Rektor III), Dr.Eng.Ir. I Made Wartana MT. (Foto: Yanuar/humas)

Sedangkan untuk Bidang Administrasi Umum dan Keuangan yang diemban Wakil Rektor II berfokus pada administrasi, peningkatan kesejahteraan, transparansi, dan pengelolaan keuangan, aset serta sumber daya manusia.

“Kesejahteraan ini penting, kesejahteraan bisa berupa gaji dan pendapatan. Namun, harus diikuti dengan prestasi. Semua akan termonitor secara transparan termasuk juga keuangan, administrasi, dan peningkatan SDM,” jabar rektor asli Blitar ini.

Sementara untuk Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama diharapkan mampu meningkatkan kualitas alumni serta peningkatan action dan mutu kerjasama nasional dan internasional. (mer/humas)

ITN Malang Bagikan 1.500

Takjil Gratis dan Ratusan

Nasi untuk Sahur on The Road

Sebanyak 1.500 takjil gratis siap dibagikan ke masyarakat yang melintas di seputaran traffic light ITN Malang kampus 1. (Foto/Istimewa)

(4)

Pembagian 1.500 takjil gratis menutup rangkaian Gema Ramadhan 2019 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Bertempat di seputar perempatan traffic light ITN Malang kampus 1, takjil dibagikan kepada pengguna jalan baik kendaraan bermotor maupun pejalan kaki, Selasa (28/5/19).

Aladin Eko Purkuncoro, ST.,MT, Ketua Gema Ramadhan menuturkan, 1.500 takjil ini dihimpun dari sumbangan dosen dan staff ITN Malang. Bahkan 1.500 takjil gratis tersebut melebihi target. “Alhamdulillah takjil gratis melebihi target. Semula rencananya hanya 1.000 takjil gratis ternyata sampai terkumpul 1.500 takjil,” ujar Aladin.

Bertagline “Ramadhan Berbagi” selain pembagian takjil gratis panitia Gema Ramadhan sebelumnya juga berbagi lewat sahur on the road. Diawali pada Senin, (22/5/19), sahur on the road dilakukan di area pasar besar Kota Malang dan berakhir di alun-alun Kota Malang.

Menurut Hilman Felani penaggungjawab kegiatan mengatakan, pembagian nasi untuk sahur di pasar besar karena di sana banyak sekali orang yang akan memulai aktifitas kerja, seperti pedagang, abang becak dan lain sebagainya.

“Ada 50 bungkus makanan yang dibagikan kepada abang becak, warga dan para pedagang yang akan memulai kegiatannya di hari itu,” kata mahasiswa Teknik Sipil ini.

(5)

Aladin Eko Purkuncoro, ST.,MT, Ketua Gema Ramadhan ikut membagikan nasi saat sahur on the road di Rumah Sakit Islam (RSI) Aisyiyah Kota Malang. (Foto/Istimewa)

Sedangkan sahur on the road kedua dilakukan di hari Selasa (28/5/19). Target lokasinya masih sama di pasar besar Kota Malang, namun ditambah sampai Rumah Sakit Islam (RSI) Aisyiyah Kota Malang.

“Di rumah sakit tidak semua orang sakit. Ada sanak saudara yang menemani, dan mereka tentu kesusahan mencari makanan saat sahur. Jadi, kami panitia ingin membantu untuk berbagi semoga berkah,” terangnya.

Lewat berbagi di bulan Ramadhan ini panitia berharap, umat muslim khususnya civitas akademika ITN Malang semakin sadar bahwa masih banyak orang yang membutuhkan uluran tangan.

(6)

“Semoga kedepannya saat Ramadhan lebih banyak yang berpartisipasi untuk berbagi,” tutupnya. (mer/humas)

Bazar Ramadan ITN Malang

Beramal dengan Diskon dan

Voucer Gratis

Rektor ITN Malang Dr.Ir.Kustamar, MT berkunjung ke salah satu stand Bazar Ramadhan. (Foto: Yanuar/humas)

Banyak cara berbagi di bulan Ramadan, bahkan intensitas berbagi lebih sering dibandingkan dengan bulan lainnya. Selain zakat, infak dan sedekah ada cara unik yang dilakukan oleh Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang di Ramadan tahun ini. Yakni, memfasilitasi mahasiswa untuk berinovasi dan beramal, serta mengajak mitra atau donatur untuk beramal dengan bazar Ramadan ITN Malang. Kegiatan ini menurut Dr.Ir. Kustamar, MT., Rektor ITN Malang juga untuk menyatukan potensi yang dimiliki kampus biru untuk beramal bersama-sama.

“Ini moment yang tepat untuk menyatukan semua potensi untuk beramal bersama-sama. Melatih para mahasiswa untuk berinovasi dalam berwirausaha atau technopreneurship, sehingga menjadi pengusaha-pengusaha yang hebat nanti. Sekaligus mengajak mitra kerja untuk beramal di sini (Bazar Ramadan) dengan diskon dan promo, sehingga usahanya berkah,” terang Kustamar.

(7)

kampus I ITN Malang. Selama dua hari mulai hari Jumat sampai Sabtu (24-25/5/19), stan-stan tersebut menjual berbagai kebutuhan seperti makanan, minuman, baju dan jilbab, snack lebaran sampai sembako seperti beras, gula dan minyak. Salah satunya adalah stan mahasiswa Teknik Kimia yang menjual berbagai makanan dan minuman yang hasil produksi mahasiswa. “Di sini (Bazar Ramadan) mahasiswa semua jurusan ikut serta meramaikan. Tapi, yang ditekankan bagaimana teknik (cara) menjualnya, bukan jenis barangnya. Sehingga diharapkan mahasiswa akan terasah jiwa entrepreneur-nya. ITN kan ada mata kuliah technopreneurship dan inkubator bisnis,” imbuh Kustamar.

Tidak mau ketinggalan, pihak institusi ITN Malang juga tidak melewatkan moment berbagi ini. Lewat panitia Gema Ramadan, ITN Malang telah menyiapkan kupon sembako dan belanja gratis total 5 juta rupiah yang dibagikan untuk civitas academica dan masyarakat sekitar. Terdiri dari pecahan 20 ribu rupiah dan 30 ribu rupiah sebanyak masing-masing 100 lembar. Kupon-kupon tersebut bisa dibelanjakan gratis di semua bazar.

(8)

Dengan Bazar Ramadan Rektor ITN Malang (kanan) berharap jiwa entrepreneur mahasiswa turut terasah. (Foto: Yanuar/humas)

Menurut Aladin Eko Purkuncoro, ST.,MT khusus untuk kupon sembako akan dibagikan kepada dosen dan staff. Pengunjung bisa memilih sembako apa yang diinginkan setelah belanja terlebih dahulu di stan mahasiswa. Voucer sembako gratis bisa ditukarkan di stan-stan mahasiswa. Syaratnya dosen atau staff membeli produk yang dijual oleh mahasiswa, baru mereka bisa menukar voucer tersebut sesuai tulisan yang tertera di voucer dengan gula, minyak goreng atau satu paket minuman.

“Kami sengaja menyebar sembako tersebut di stan mahasiswa, agar bisa mendekatkan dosen dan staff kepada mahasiswa,” beber Sekretaris Program Studi Sarjana Terapan Teknik Mesin ini. (mer/humas)

(9)

Di ITN Malang, Inisiator

Kampung Glintung Go Green

(3G) Cerita Bangun Kampung

Ir. Bambang Irianto (kanan) di salah satu sudut Kampung Glintung Go Green (3G), Kota Malang. (Foto: Istimewa)

Ir. Bambang Irianto, peraih Kalpataru Kategori Pembina Lingkungan menjadi pembicara di hadapan mahasiswa Teknik Lingkungan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Mantan Ketua RW 23 Purwantoro ini menceriterakan suka dukanya dalam membangun Kampung Glintung Go Green (3G) di auditorium kampus I ITN Malang, pada kuliah tamu bertema “Konservasi air berbasis masyarakat sebagai upaya mitigasi global warming”. “Membangun kampung tidak mudah. Harus by design, harus ada konsepnya. Dulu Kampung Glintung langganan banjir saat musin hujan, jalannya tidak pernah diperbaiki, angka kriminalnya juga tinggi, dan lagi kesehatan masyarakatnya rendah,” ujar Irianto mengawali ceritanya. Padahal, menurut Irianto Kampung Glintung berada di posisi strategis yakni di depan jalan masuk poros Kota Malang, Kamis (23/5/19).

Tidak mau tinggal diam bekerja tanpa pamrih inisiator Kampung 3G ini memberi motivasi kepada warga meski awalnya menuai ejekan. Ia memberi contoh yang nyata, dimulai dapi apa yang dimiliki, serta terus berkonsultasi kepada pemerintah dan akademisi. Menurutnya membangun lingkungan 60 persen adalah mindset, 15 persen dana, 15 persen IPTEK, serta kebijakan

(10)

regulasi dan lomba 10 persen.

“Membangun lingkungan tidak dengan membagi-bagi bibit tanaman, tapi dengan merubah mindset terlebih dahulu, dengan niat beribadah. Mulailah dari diri sendiri, mulai yg paling mudah dan kerjakan. Itulah SOP membangun lingkungan,” katanya, membangun kampung jangan hanya karena ikut lomba dan menang, setelah menjadi juara kemudian selesai.

Bahkan untuk menggalakkan penghijauan, Bambang membuat peraturan wajib menanam pohon bagi warganya. Mulai yang akan mempunyai anak, hingga warga yang akan menikah wajib menanam tanaman di media/pot sekedarnya tanpa perlu membeli. Sekarang di Glintung hampir tidak ada ruangan terbuka. Sepanjang jalanan bisa ditemui titik-titik biopori sebagai tempat menabung air, reboisasi dan penghijauan lewat tanaman bunga, buah dan sayuran, serta menanen air (water harvesting), sehingga Glintung sekarang bebas banjir.

“Kalau saluran atau drainase baik, maka tidak akan terjadi banjir. Di Glintung untuk menanggulangi banjir dilakukan dengan normalisasi dan naturalisasi. Dengan menanam vegetasi (reboisasi dan penghijauan) dan biopori,” lanjutnya.

(11)

Ir. Bambang Irianto (tengah) saat memberi kuliah tamu di Teknik Lingkungan ITN Malang. (Foto: Istimewa)

Tidak hanya itu, sampah juga membawa berkah di Glintung. Warga bisa mengumpulkan sampah kering, dan setiap hari Minggu bisa disetor ke bank sampah. Dengan menabung sampah, warga bisa meminjam dana di bank sampah maksimal 3 juta. Pembayarannya juga unik, warga tidak boleh mencicil dengan uang melainkan dengan sampah.

Pengalaman membangun kampung hingga menjadi lokasi wisata itulah yang kini membawa Bambang Irianto turut membina kampung-kampung di 34 propinsi di Indonesia. Baginya membangun negeri bisa dimulai dari dari lorong-lorong kampung.

Sebelum kuliah tamu Rektor ITN Malang, Dr.Ir. Kustamar, MT., juga berharap dalam masa jabatannya sebagai rektor, kampus biru ITN Malang tidak melimpahkan/membuang air dan sampah

(12)

keluar dari lingkungan kampus. Hal tersebut menjadi tantangan bagi Teknik Lingkungan untuk berinovasi. “Ini tidak mudah karena warganya (ITN) banyak. Kalau warga masyarakat yang disentuh ekonominya bisa, tapi kalau di sini (kampus) yang disentuh kesadaran warganya,” ujar rektor dalam sambutannya. (me/humas)

Geodet Serahkan Peta Citra

Satelit ke Desa Gading Kembar

Salah satu mahasiswa Teknik Geodesi memberikan penjelasan mengenai fungsi peta citra satelit. (Foto: Istimewa)

Keahlian mahasiswa Teknik Geodesi salah satunya adalah membuat peta citra satelit. Tidak hanya dalam teori saja, namun keahlian ini diwujudkan dalam pembuatan peta citra satelit Desa Gading Kembar, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Hari Sabtu (18/5/19) yang lalu, hasil pencitraan Geodet Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang diberikan secara simbolis kepada perangkat Desa Gading Kembar.

“Proses pengambilan peta citra satelinya memakan waktu selama 6 hari, dan data sebelumnya sudah kami konfirmasi ulang ke pihak desa sebelum kami berikan,” tutur Anugrah Rilo Pambudi, anggota Himpunan Mahasiswa Geodesi (HMG), saat ditemui di rumah humas beberapa waktu lalu. Kegiatan Bakti Desa bertema Aksi Nyata untuk Membangun Perubahan ini mendapat respon positif dari warga.

(13)

“Kebetulan desa juga membutuhkan peta desa. Kami juga memaparkan informasi hasil peta mengenai fungsi tujuan serta manfaatnya di hadapan warga dan perangkat desa,” imbuh Rilo sapaan akrab mahasiswa semester 4 ini.

Menurutnya, banyak sekali manfaat peta citra satelit, yang utama masyarakat tahu batas wilayah desa. Selain itu bisa menjadi sumber informasi untuk perencanaan wilayah, mengetahui kepadatan penduduk, luas lahan, hutan, dan lain sebagainya. “Kalau citra satelit fotonya real lokasi desa, akan terlihat daerah perumahan, lahan, hutan bahkan sungai,” kata mahasiswa asal Jambi ini.

Geodet ITN Malang foto bersama perangkat Desa Gading Kembar, Kecamatan Jabung. (foto: Istimewa)

Tidak semua desa memiliki peta citra satelit. Karya mahasiswa ITN ini pun mendapat apresiasi dari sekretaris desa, Abdul

(14)

Manan. Mewakili kepada desa dan masyarakat Gading Kembar, Abdul Manan mengucapkan terimakasih, karena selama ini desa belum mempunya peta citra satelit. Bahkan Abdul Manan berharap Bakti Desa mahasiswa ITN Malang bisa berlanjut di tahun-tahun mendatang.

Mengakhiri di kegiatan di Desa Gading Kembar, sebanyak 30 mahasiswa geodesi yang ikut Bakti Desa mengadakan gotong royong membersihkan lingkungan di jalan sekitar balai desa. (me/humas)

Dakwah Teknologi ITN Malang

Kupas Hunian Islami

Ir. Budi Fathony, MTA., (kiri) dalam salah satu event Gema Ramadan 2019 di ITN Malang. (Foto: Istimewa)

Kegiatan Dakwah Teknologi mengawali rangkaian Gema Ramadan di kampus biru Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Kegiatan yang melibatkan mahasiswa dan dosen ini mengharuskan setiap program studi berkontribusi dalam berdakwah yang berkaitan dengan teknologi di masing-masing prodi. Materi yang didakwahkan hasil dari menggali permasalahan yang ada di masyarakat. Kemudian dituangkan dalam bentuk artikel, desain, teknologi tepat guna, dan lain sebagainya.

“Dalam dakwah ini dosen dan mahasiswa berkolaborasi menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Hasilnya nanti bisa dipublikasikan dalam bentuk tulisan, desain, atau

(15)

dibuat produk. Harapannya ITN Malang sebagai kampus teknologi bisa berkontribusi dengan dakwah sesuai dengan teknologi di jurusan masing-masing,” terang Aladin Eko Purkuncoro, ST.MT, Ketua Kegiatan Gema Ramadan, Sabtu (25/5/19).

Menurut Sekretaris Teknik Mesin, Program Studi Sarjana Terapan ini, kegiatan tersebut menjadi ciri khas berdakwah ITN Malang sebagai kampus teknik. Dakwah menurutnya tidak hanya di atas mimbar, tetapi dakwah bisa dengan berbagai cara. “Misalnya Prodi Arsitektur bisa berdakwah dengan mendesain masjid yang bagus dan baik, beserta fasilitasnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Nah, ini bisa menjadi suatu keluaran dakwah teknologi di bidang arsitektur,” ungkap.

Peserta Dakwah Teknologi terdiri dari mahasiswa dan dosen, yang dibagi menjadi tiga gelombang. Gelombang pertama terdiri dari 3 prodi yang expert pada teknologi sesuai jurusannya. Yakni Prodi Arsitektur beranggota Ir. Budi Fathony, MTA dan Afifa Tifliya Wulandar, Prodi Teknik Sipil dengan anggota Ir. Bambang Wedyantaji, MT dan Bayu Kriswahyudi, sedangkan Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) beranggotakan Dr.Ir. Agustina Nurul Hidayati, MT, Ramdhana Fikra Alfiansyah, dan Mita Nur Bulansari.

Dakwah Prodi Arsitektur mengupas hunian islami dengan judul “Menuju Arsitektur Rumah Tinggal Islami”. Dalam penyampaian dakwahnya, Islam tidak bertentangan dengan apa yang telah dicapai oleh perkembangan IPTEK. Tetapi dalam Islam terdapat batasan-batasan untuk membangun sebuah rumah. Bangunan rumah hendaknya dibuat sesuai dengan kebutuhan, fungsi, dan tidak bermegah-megahan sehingga dapat menimbulkan kecemburuan sosial dan ketidakserasian ekologi.

Di sisi lain rumah tinggal bukan hanya sekedar dibentuk oleh struktur konstruksi, namun aktivitas di dalamnya juga dapat membentuk karakter dari rumah tersebut. Oleh sebab itu, dengan mengedepankan tujuan sebagai tempat bernaung, beristirahat, sekaligus beribadah dapat mewujudkan suatu rancangan yang

(16)

lebih sesuai dengan kebutuhan pemilik.

Menurut Ir. Budi Fathony, MTA dosen Arsitektur ITN Malang, hunian islami harus memperhatikan beberapa hal. Seperti adanya tempat sholat, membedakan ruang sakral (mushola) dan profan (ruang kotor seperti WC, kamar mandi, dapur dll), hierarki peruntukan tata ruang, rasio pembangunan rumah, letak perabot, menghindari aksesoris berupa patung dan lukisan manusia serta hewan. Rumah harus sesuai dengan keperuntukan dan fungsi tiap ruangan, jadi tidak ada ruangan yang tidak dipakai.

Salah satu ciri hunian islami adalah kloset tidak menghadap atau membelakangi kiblat. Pasalnya, Islam menganjurkan umat Islam tidak membelakangi atau menghadap kiblat saat buang hajat. Membangun rumah secara berlebihan dan bermegah-megahan juga perlu dihindari menurut Budi. Penghuni juga harus memperhatikan ikatan sosial dengan masyarakat, serta dari mana dana hunian tersebut dibangun. “Posisi kamar mandi juga menjadi pertimbangan, pintunya tidak berhadapan dengan dapur, agar tidak menimbulkan perbedaan selera,” imbuh Budi Fathony. Dakwah Teknologi Prodi Arsitektur inipun sudah disampaikan oleh Budi Fathony saat kuliah subuh di Masjid Al Amin Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru, pada Ramadan ke-20, hari Sabtu (25/5/19).

Melihat kebutuhan akan rumah islami apa lagi di perkotaan, maka bermunculanlah perumahan yang menawarkan pemukiman islami. Untuk memudahkan mendapatkan hunian islami, maka Dahwah Teknologi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITN Malang, mengupas tema “Pemukiman Islami”. Kawasan pemukiman diatur dalam UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Sehingga kawasan pemukiman harus memperhatikan kondisi jalan, drainase, air bersih, dan air limbah.

Ada kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih pemukiman islami. Pemilihan lokasi rumah juga harus mengutamakan lingkungan yang shahih, dengan komitmen membentuk rumah tangga

(17)

dalam iman dan Islam, begitupun dengan tetangga juga harus memiliki tujuan yang sama. Menghindari lingkungan yang merusak, dengan memilih tetangga yang sholeh. Memiliki batas dengan jarak yang cukup antar rumah, sehingga memperlancar ventilasi udara, tidak saling menganggu dan terganggu dengan suara-suara atau aktifitas keluarga. Syarat yang terakhir adalah mengutamakan pembangunan rumah dekat dengan masjid atau mushala.

(18)

Contoh desain rumah islami karya Ir. Budi Fathony, MTA dosen Arsitektur ITN Malang. (Foto: Istimewa)

(19)

Setelah pemilihan lokasi dan desain hunian islami sudah tergambar, maka giliran Prodi Teknik Sipil mengeksekusi bangunannya. Untuk memiliki rumah islami yang nyaman, indah, kuat dan aman faktor kuncinya pada lokasi, bahan bangunan, dan struktur bangunan. Struktur bangunan adalah penopang dari pertimbangan kenyamanan sebuah bangunan. Seberapa kuat bangunan menopang beban orang, peralatan rumah tangga, furniture, kondisi gempa, dan penurunan tanah.

Struktur bangunan yang baik memiliki tiga kategori dasar, yaitu kuat, aman dan ekonomis. Semua orang dari berbagai lapisan dan latar belakang merasa sangup melakukan, namun ada kalanya karena kemampuan yang terbatas dan bahkan baru mencoba menangani membuat owner/pemilik proyek menjadi ajang coba-coba untuk mereka yang berprilaku seperti itu.

Proses pembangunan perlu diperhatikan terutama pada proses struktur.Struktur bangunan perlu dihitung untuk dapat menentukan dimensi pondasi, kolom, balok, dan dimensi serta jumlah besi tulangan yang lebih efisien dan ekonomis. Banyak dari kita yang mengabaikan hal ini, sehingga yang terjadi adalah pembengkakkan dimensi struktur bangunan yang tentunya berpengaruh terhadap biaya secara signifikan. Bahkan, sebagian besar penentuan dimensi struktur (pondasi, kolom, balok, pelat beton) dan ukuran serta jumlah besi tulangan yang terlalu kecil dari yang seharusnya, sehingga terjadi runtuh atau umur bangunan yang tidak terlalu lama. Hal ini tentu membahayakan kita sebagai pengguna bangunan tersebut.

Penentuan dimensi struktur yang tidak memiliki dasar penentuan atau laporan struktur biasanya terjadi dan dilakukan para kontraktor gadungan ataupun kontrakor berpengalaman yang mengabaikan. Inilah yang menyebabkan banyak kasus bangunan runtuh yang kita temukan di beberapa berita di televisi atau yang kita dengar dari masyarakat. (Mita Erminasari/humas)

(20)

ITN Malang Bagi Santunan,

Anak Panti Senang

Rektor ITN Malang Dr.Ir. Kustamar, MT menyerahkan santunan kepada anak Panti Asuhan Sunan Kalijaga. (Foto: Yanuar/humas)

Sebanyak 25 anak Panti Asuhan Sunan Kalijaga Tasikmadu, Kec Lowokwaru, Kota Malang berwajah sumringah. Pasalnya di bulan Ramadan ini mereka mendapat santunan dari Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Tradisi memberi santunan kepada Panti Asuhan Sunan Kalijaga sudah berjalan beberapa tahun di kampus biru ITN.

Santunan diberikan langsung oleh Dr.Ir. Kustamar, ST.,MT Rektor ITN Malang, saat malam Peringatan Nuzulul Qur’an, di kampus II, Rabu (22/5/19). Dalam sambutannya rektor berharap segenap undangan yang hadir selalu dalam keadaan sehat. “Mudah-mudahan kita selalu mendapatkan syafaat dari Allah. Kampus kita ITN Malang semakin maju dan rangkaian acara pada bulan Ramadan ini membawa berkah,” kata rektor.

Mengundang panti asuhan dan masyarakat sekitar merupakan upaya ITN Malang untuk mendekatkan diri kepada lingkungan. Apalagi letak Panti Asuhan Sunan Kalijaga berdekatan dengan posisi kampus II ITN Malang.

Menurut Aladin Eko Purkuncoro, ST.,MT, Ketua Acara Gema Ramadan, Panti Asuhan Sunan Kalijaga setiap bulan Ramadan selalu mendapat undangan dari ITN Malang. “Hari ini ada 25 anak panti dan 2 pendamping yang kami undang. Ini juga sebagai

(21)

upaya kami untuk mendekatkan kampus dengan lingkungan,” ujar Aladin saat ditemui di lokasi acara.

Dr. KH M. Kholison LC, dari Singosari memberikan tauziah Nuzulul Quran tentang keistimewaan Al Quran sebagai obat dan rahmat. (Foto: Yanuar/humas)

Dalam peringatan Nuzulul Quran juga disampaikan tauziah oleh Dr. KH M. Kholison LC, dari Singosari. Sedangkan rangkaian Peringatan Nuzulul Quran kali ini selain santunan kepada anak yatim piatu, akan diteruskan dengan berbuka bersama, serta sholat Maghrib dan tarawih bersama.

“Semoga kegiatan Ramadan kali ini semakin bermanfaat. Dimana civitas akademica ITN di bulan Ramadan tidak hanya belajar saja, namun juga mendapat sentuhan rohani. Sehingga bisa

(22)

menambah keimanan dan ketakwaan untuk ibadah lebih baik,” harap Aladin. (me/humas)

Baca Alquran di ITN Malang

Dapat BBM Gratis

Mahasiswa dan dosen ITN Malang tengah khusyuk membaca satu juz Alquran yang telah ditentukan panitia. (Foto: Yanuar/Humas)

Bulan Ramadhan selalu ditunggu-tunggu oleh umat muslim sedunia. Selama satu bulan penuh umat muslim berlomba-lomba mengisinya dengan beribadah. Banyak pula digelar kegiatan untuk menambah keimanan dan sifatnya sosial. Ramadhan kali ini sangat berbeda dirasakan oleh umat muslim di lingkungan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.

Hari ke-15 Ramadhan 1440 H, civitas academica ITN Malang mengisinya dengan setor bacaan Alquran. Di sebelah selatan gedung rektorat kampus I sudah berdiri Rumah Quran. Di situlah mahasiswa, dosen, staff serta masyarakat umum bisa menyetorkan 1 juz bacaan Alquran.

“Di dalam Rumah Quran ini mahasiswa, dosen, staff dan masyarakat kami ajak agar bisa produktif sendiri pada Bulan Ramadhan dengan membaca Alquran. Masyarakat sekitar ITN juga boleh ikut kegiatan di Rumah Quran. Ini terbuka untuk umum,” terang Aladin Eko Purkuncoro, ST.MT., ketua pelaksana kegiatan Gema Ramadhan ITN Malang, Senin (20/5/19).

(23)

Dengan adanya Rumah Quran ini Aladin berharap civitas akademika ITN Malang bisa memupuk dan semakin produktif terhadap diri sendiri. Dengan begitu akan lebih mudah saat mengajak orang lain untuk memperbanyak membaca Alquran. “Insyaallah dengan membaca Alquran hati bisa adem dan tenang,” kata dosen yang juga Sekretaris Teknik Mesin Program Studi Sarjana Terapan ini.

Civitas academica sambut datangnya Ramadan dengan membaca Alquran di Rumah Quran ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas)

Sebelum mulai membaca peserta didata dan masing-masing akan mendapatkan satu juz Alquran yang berbeda-beda. Mulai dari juz 1 sampai juz 30. Mereka diwajibkan menyelesaikan bacaan tersebut di Rumah Quran. Aladin berharap peserta bisa berkontribusi dalam sehari 30 juz bisa khatam.

(24)

Sebagai reward untuk menambah semangat, panitia sudah menyedikan hadiah. Untuk bacaan 1 juz Alquran sudah disiapkan hadiah berupa kitab suci Alquran, paket internet semua operator, gratis BBM 2 liter, serta servis gratis untuk sepeda motor.

“Khusus servis gratis membaca 1 juz, tapi kalau mau menambah service gratis plus ganti olie maka harus membaca 2 juz. Kami juga sudah mengadakan kerjasama dengan beberapa bengkel. Nanti untuk bengkelnya disesuaikan dengan jenis motornya,” pungkas dosen yang aktif menyuarakan anti narkoba ini.

Miranda Sahida liswa, Mahasiswa Teknik Kimia mengapresiasi kegiatan Ramadhan Produktif. “Kegiatannya bagus untuk mahasiswa serta dosen. Mengaji untuk menambah keimanan dan mendapatkan pahala, sekaligus meramaikan bulan Ramadhan,” ujar mahasiswa semester 2 ini.

Selain Ramadhan Produkfit, dalan Gema Ramadan kali ini juga akan dilaksanakan kegiatan seperti Ramadhan Dakwah Teknologi yang sudah dimulai sejak awal Ramadhan kemarin. Ramadhan Inovatif dengan menggelar berbagai lomba yang bisa diikuti oleh pelajar setingkat SLTA. Ramadhan Berbagi Amal dengan bakti sosial, berbagi taljil, dan bazar. Ramadhan Ceria ada lomba memanah, azan dan mewarnai bagi adik-adik sekolah dasar. (me/humas)

ITN Malang Panen Prestasi,

Tim Mahasiswa Teknik Sipil

(25)

Borong Juara I dan II LKTB

2019

Terbaik dari kiri ke kanan. Tim BTS: Riski Kurniawan, Fellix Christofel Sambaiang, Dian Roby Sugara. Tim The Engineer: Reynhard Bayu Prananda Ghunu, Wahyu Bangkit Pangestuaji, dan I Komang Azi Sunarya G. (Foto: Mita/Humas)

Hebat ! Itulah kata yang pantas untuk mahasiswa Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Pasalnya dua tim dari 7 tim ITN Malang yang diturunkan mampu menyabet 2 juara sekaligus. Yakni menempati posisi juara 1 dan juara 2 dalam Lomba Kuat Tekan Beton (LKTB) 2019 di Universitas Kristen Petra Surabaya, Jumat-Minggu (10-12/5/19).

Kedua tim tersebut ialah Tim The Engineer sebagai juara 1 dan Tim Beton Tahan Serang (BTS) sebagai juara dua. Mereka melaju ke final setelah berkompetisi dengan total 75 tim se-Indonesia. The Engineer sendiri beranggotakan Reynhard Bayu Prananda Ghunu, I Komang Azi Sunarya G., dan Wahyu Bangkit Pangestuaji.

(26)

Tim Beton Tahan Serang (BTS) mahasiswa Teknik Sipil ITN Malang raih juara II dalam LKTB 2019 di UK Petra Surabaya. (Foto: Istimewa)

Lomba berskala nasional ini mengumpulkan mahasiswa Teknik Sipil seluruh Indonesia untuk bertanding membuat inovasi pembuatan beton yang efisien, ramah lingkungan, dan berkualitas tinggi. Dengan memanfaatkan fly ash atau abu terbang sisa dari hasil pembakaran batu bara pada pembangkit listrik. Pemanfaatan fly ash ini juga untuk mengurangi pencemaran lingkungan karena fly ash bisa beracun.

“Komposisi yang kami gunakan perbandingan 45 persen fly ash dan 50 persen semen. Fly ash ini bisa menaikkan kuat tekan beton dalam waktu yang lama. Semakin lama beton semakin kuat,” terang Reynhard Bayu Prananda Ghunu, Ketua Tim Engineer ITN Malang, saat ditemui di ruang Humas ITN Malang, Selasa (14/5/19).

(27)

Menurut Reynhard, campuran fly ash dan semen yang pas bisa menghasilkan beton mutu tinggi. Ini setara dengan kekuatan beton untuk membangun gedung-gedung tinggi. Untuk menghasilkan beton yang kuat menurut mahasiswa semester 8 ini kuncinya adalah pada mixing atau pencampuran. “Meskipun perhitungannya sudah benar belum tentu komposisinya pas. Perlu feeling dan pengalaman sehingga mendapat campuran yang pas” ujar mahasiswa yang pernah menyabet juara 3 dalam ajang yang sama di tahun 2018 yang lalu.

Sementara itu Tim BTS ITN Malang menyatakan kegembiraannya setelah timnya mendapatkan juara 2. “Pertamakali ikut lomba dan mendapatkan juara sangat excited bagi kami,” kata Dian Roby Sugara, mahasiswa semester enam ini.

Tim The Engineer Teknik Sipil ITN Malang sabet juara I dalam LKTB 2019 di UK Petra Surabaya. (Foto: Istimewa)

(28)

Tim BTS terdiri dari Dian Roby Sugara semester 6, Fellix Christovel Sambaiang semester 4, dan Riski Kurniawan semester 2. “Kami harus banyak belajar kepada kakak tingkat, agar bisa mempertahankan gelar di LKTB tahun depan,” imbuh Dian. Menurutnya ini sekaligus untuk regenerasi.

Atas prestasi tersebut Tim The Engineer sebagai juara 1 mendapatkan uang tunai sebesar 5 juta rupiah, sedangkan Tim BTS sebagai juara II mendapatkan uang tunai 3,5 juta rupiah. Apresiasi juga diberikan oleh ITN Malang dengan memberikan bebas biaya SPP selama satu tahun bagi juara I, dan bebas biaya SPP satu semester bagi juara II. (me/humas)

Majukan Kabupaten, Bupati

Lembata Gandeng ITN Malang

Dr. Ir. Kustamar, MT., Rektor ITN Malang (kiri) meneken kerjasama dengan Eliaser Yentji Sunur, ST.,MT., Bupati

Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (kanan) di kampus I ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas)

Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang serius turut berkiprah memajukan Indonesia dengan melakukan kerjasama dengan berbagai daerah. Kali ini Dr.Ir. Kustamar, MT Rektor ITN Malang menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Eliaser Yentji Sunur, ST.,MT Bupati Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, di kampus I ITN Malang, pada

(29)

Selasa, (14/5/19).

Kabupaten Lembata merupakan kabupaten yang memiliki pulau sendiri, berada di gugusan Kepulauan Selor yang terletak di antara Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Alor. Bupati Lembata yang sekarang menjabat dua periode ini menginginkan Lembata memiliki karakter kota. Meskipun Lembata kota kecil, bupati berharap nantinya yang berkunjung akan mengenal dan mengenang Lembata. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Lembata dengan menggandeng ITN Malang berharap bisa membangun landmark sebagai ikon Lembata.

“Kami berencana membangun kawasan, dengan begitu investor mau masuk ke Lembata. Saran pemikiran dari ITN Malang sebagai akademis untuk kemajuan Kabupaten Lembata kami nantikan, mengingat Lembata termasuk daerah pinggiran,” ujar Eliaser Yentji Sunur, ST.,MT.

Bupati yang akrab disapa Sunur ini menjelaskan, kolaborasi antara Pemkab Lembata dan ITN Malang dalam Tridharma perguruan tinggi nantinya bisa melaui dinas PUPR, Lingkungan Hidup, RSU yang berhubungan dengan aspek lingkungan. Termasuk juga pengiriman staff Pemkab Lembata untuk belajar di ITN Malang.

(30)

Akrab, ITN Malang dan rombongan Bupati Kabupaten Lembata, NTT foto bersama usai penandatangan MoU. (Foto: Yanuar/Humas)

“Mengenai RTRW Lembata kami harapkan ITN Malang juga bisa berkontribusi sehingga bisa membangun (Lembata) secara maksimal. Tidak hanya itu, mahasiswa juga bisa ikut serta melakukan pengabdian masyarakat di Lembata,” imbuh Bupati Sunur.

Untuk itu dalam kesempatan MoU ini pula dilakukan kesepakatan kerjasama (Memorandum of Agreement/MoA) antar lembaga. Kesepakatan kerjasama ini dilakukan oleh Paskalis Ola Tapobali, A.P.,M.T Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perhubungan, Kabupaten Lembata dengan Fourry Handoko, ST.,SS.,MT.,PhD Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) ITN Malang.

(31)

ruang dan kajian lingkungan hidup untuk perizinan lingkungan serta wilayah pesisir/perairan, yang berhubungan dengan Pekerjaan Umum dan Perhubungan. (mer/humas)

Referensi

Dokumen terkait

(2) Calon anggota BPD terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Lurah Desa kepada Bupati melalui Camat paling lama 7 (tujuh) hari sejak

Kedua judul tersebut berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, seperti yang sudah peneliti tulis di atas bahwa anak berkomunikasi dengan orang tua adalah untuk

Hasil yang diinginkan dari terapi bedah dan non-bedah pada pasien dengan periodontitis kronis harus menghasilkan: Penurunan signifikan pada tanda klinis inflamasi

Penatalaksanaan, pada fraktur tertutup, untuk sementara Penatalaksanaan, pada fraktur tertutup, untuk sementara dilakukan traksi kulit dengan metode ekstensi buck,

pertandingan klub/ panitia pelaksana pertandingan setiap kompetisi PSSI, Liga Super, Divisi Satu, Divisi dua, Divisi tiga yg diselenggarakan di daerahnya.. Membentuk

Tipe-data meliputi semua tipe data yang dikenal oleh Java, sedangkan nama-variabel adalah identifier yang akan digunakan untuk merujuk ke variabel tersebut di dalam program..

Bacalah kembali teks yang berjudul “ Paduan Suara Anak Indonesia Jadi Juara di Italia “ kemudian lengkapilah tabel hasil identifikasi unsur berita berikut?. Unsur-Unsur Berita

Website di Desa Subaim Kecamatan Wasile sebagai berikut : 1) Aplikasi ini telah selesai dibangun sebagai solusi dari rumusan masalah yang diangakat yaitu membangun