PERATURAN UMUM
PERTANDINGAN
BAB I Ketentuan Umum
BAB II Jenis Pertandingan dan Kompetisi
BAB III Peserta, Kewajiban & Pengunduran Diri BAB IV Wewenang & Hak Pengurus PSSI
BAB V Penyelenggaraan Pertandingan
BAB VI Pemain, Kelompok Usia & pakaian Kesebalasan
BAB VII Ofisial Tim
BAB VIII Perangkat Pertandingan BAB IX Komisi Fair Play
BAB X Komisi Disiplin BAB XI Komisi Banding BAB XII Protes & Banding BAB XIII Pelanggaran
BAB XIV Hukuman
BAB XV Peraturan Khusus BAB XVI Penutup
BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1 PENGERTIAN
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Peraturan umum pertandingan adalah peraturan induk yg mengatur segala jenis pertandingan, dengan berpedoman pada Pedoman Dasar PSSI,
Peraturan Organisasi PSSI, peraturam yg dikeluarkan FIFA, AFC dan AFF.
2. Peraturan khusus pertandingan adalah peraturan yg secara khusus mengatur segala jenis
pertandingan sepak bola di Indonesia dengan berpedoman pd peraturan umum pertandingan
3. Pengurus PSSI adalah pengurus pusat,
pengurus daerah atau pengurus cabang
yang berwenamg mengelola organisasi
PSSI sesuai tugas masing-masing.
4. Pengurus pusat adalah Pengurus
Paripurna PSSI
5. BLI adalah Badan Liga Sepakbola
Indonesia yg diberi kewenangan oleh
PSSi untuk mengelola Liga Super, Divisi
Utama dan turnamen yg disetujui PSSI
7. BLAI adalah Badan Liga Amatir
Indonesia yg berwenang mengatur &
menyelanggarakan Divisi Satu, Divisi
Dua, Divisi Tiga, Liga Remaja, Liga
Sepak, Bola Wanita dan sepak Bola
Pantai
8. Klub adalah organisasi sepak bola yg
berbadan hukum sesuai pedoman dasar
PSSI.
9. Perkumpulan adalah organisasi
sepakbola yg berada di wilayah
kewenangan cabang PSSI & berstatus
amatir dan tidak harus berbadan hukum
PASAL 2
Jenis Kompetisi
1. Kompetisi Profesional: A.Kompetisi Liga Super B. Kompetisi Divisi Utama
2. Kompetisi Amatir: A.Kompetisi Divisi Satu
B. Kompetisi Divisi Dua C. Kompetisi Divisi Tiga 3. Kompetisi/Turnamen Kelompok umur:
Kelompok Usia di bawah 19th, 18th, 15th, 13th, 12th.
4. Kejuaraan Lain:
Kejuaraan PorProf, Porwil,PON
Kejuaraan antear Sekolah & Perti & Kejuaraan antar Perkumpulan Sepakbola sampai tk. Daearah.
BAB II
Jenis Turnamen terdiri dari:
1. Turnamen yg diselenggarakan oleh PSSI
Pusat Tk. Nasional maupun
Internasional
2. Turnamen yg diselenggarakan oleh
anggota PSSI Tk. Nasional maupun
internasional
3. Turnamen lain yg mendapat ijin dari
PSSI pusat
PASAL 3
TURNAMEN
Jenis pertandingan Internasional di lingkungan FIFA/AFC/AFF:
• Pra Piala Dunia (FIFA) • Pra Olympiade (FIFA) • Asian Games (AFC) • SEA Games (AFC)
• Champion League (AFC)
• Piala Asia (AFC Senior & Yunior)
• Piala ASEAN (AFF Senior & Yunior)
Pasal 4
1. Jenjang Pembinaan dibagi menjadi:
Tahap pembentukan dasar sepakbola 6th s/d 18th
Tahap keahlian sepakbola amatir 18th Ke atas 2. Tempat Pembinaan
Usia 6th s/d 13th dlm fase hiburan dan pembentukan
dasar berada di lingkungan masyarakat, Sekolah Dasar, Sekolah Sepak Bola (SSB)
Usia 14th s/d 16th fase membentuk format
sepakbola berada di SSB/ klub Amatir/profesional.
Usia 17th s/d 20th fase akhir pembinaan yunior
berada di klub-klub amatir/profesional
Usia 21th di KLUB Divisi Tiga
Usia 23th di lingkungan klub divisi dua
Tempat pembinaan senior di klub divisi satu, divisi Utama & Liga Super
Pasal 5
BAB III
PESERTA, KEWAJIBAN &
PENGUNDURAN DIRI
Pasal 6
Kriteria dan Syarat Peserta Kompetisi
1. Umum
1. Peserta kompetisi adalah klub anggota PSSI sesuai jenjang prestasi / sesuai persyaratan dlm peraturan khusus pertandingan dan telah mendaftar serta memenuhi persyaratan.
2. Peserta harus menetapkan kota Kandang dan stadion Kandang pada saat pendaftaran
3. Kepindahan kota/stadion Kandang dapt
dilakukan setelah mengajukan alasan yg jelas kepada PSSI pusat yang akan memberi ijin.
Sepanjang kepindahan tdk mengganggu jadwal kompetisi, dan hanya dilakukan pada pergantian babak/putaran
4.Peserta tidak boleh melakukan perubahan nama klub selama kompetisi berlangsung dalam satu musim kompetisi
5.Perubahan manajemen/kepemilikan dinyatakan sah bila mendapat pengesahan dari PSSI pusat. 6. Kompetisi Liga Super,Divisi Utama, Divisi tiga,
dan kelompok usia sampai 18th pesertanya adalah klub
7.kompetisi/ turnamen/ festival 15th kebawah
pesertanya adalah SSB, perkumpulan, sekolah yg dikordinir Pengurus Cabang/Daerah PSSI
1. Peserta dari klub profesional: DivisiUtama, Liga Super memenuhi kriteria sbb:
a. Klub harus mempunyai kota dan stadion kandang yg tetap di Kabupaten/kota
b. Klub harus berbadan hukum
c. Memiliki sarana/prasarana standar PSSi d. Manajemen pengelola sesuai standar PSSI e. Memiliki pelatih pembinaan usia muda
f. Syarat-syarat lain yg ditetapkan badan yg berwenang mengelola.
2. Peserta yg berasal dari klub amatir, yaitu Divisi Satu, Divisi Dua dan Divisi Tiga, ketentuanya sbb:
a. Klub harus mempunyai kota dan stadion kandang yg tetap di Kabupaten/kota
b. Klub dapat berbadan hukum/organisai yg berdasa
c. Memiliki sarana/prasarana standar PSSi d. Manajemen pengelola sesuai standar
PSSI
e. Memiliki pelatih berlisensi C
f. Memiliki pelatih pembinaan usia muda 3. Penetapan standarisasi sebagaimana yg
dimaksud diatas diatur lebih lanjut dalam
peraturan khusus, oleh masing-masing badan di lingkungan PSSI
PASAL 7
PESERTA TURNAMEN
Peserta turnamen/ pertandingan
persahabatan adalah anggota PSSi dan
atau bukan anggota PSSI yang diijinkan
pengurus pusat PSSI
PASAL 8
PESERTA PERTANDINGAN
INTERNASIONAL
• Peserta pertandingan internasional adalah anggota FIFA atau klub yang menjadi
anggota dari FIFA
• Peserta pertandingan internasional yg dilaksanakan di Indonesia sbg kalender
kegiatan yang diselenggarakan di luar PSSI adalah anggota FIFA, klub bukan anggota
FIFA, anggota PSSI dan/ bukan anggota PSSI yg diijinkan pengurus pust PSSI
Pasal 9
Pendaftaran & kewajiban
peserta kompetisi
• Setiap peserta kompetisi wajib mengisi Formulir Pendaftaran yang dikirim oleh pengurus pusat PSSI, BLAI, dan BLI
• Peserta turnamen wajib mengisi formulir
pendaftaran yg dikirim oleh pengurus pusat PSSI
• Formulir pendaftaran harus sudah diterima selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum kompetisi/turnamen bersangkutan dimulai/ ditentukan lain dalam peraturan khusus
Pasal 10
PENGURUS PUSAT
1. Menyelenggarakan, mengawasi, mengontrol dan mengontrol jalannya kometisi dan turnamen yg bersifat nasional.
2. Menyelenggarakan pertandingan internasional yg
diatur dlm pasal 4 peraturan umum pertandingan ini. 3. Menyelenggarakandan/ memberikan ijin kepada
pengurus daerah, pengurus cabang Klub, dan/ pihak lain untuk menyelenggarakan pertandingan yg bersifat turnamen/persahabatan internasional
BAB IV
4. Berhak 7 berkewajiban meninjau kembali, mencabut/membatalkan hasil pertandingan bila PSSI pusat mendapat laporan dan/bukti bahwa perangkat pertandingan melakukan penyimpangan/ atau diduga melakukan
penyalahgunaan wewenang.
5. Berhak/berkewajiban menarik kembali
pertandingan yg berdasarkan laporan dan/ bukti melakukan penyimpangan atau
penyalahgunaan wewenang.
6. Berhak menerima hasil penjualan tiket/ levy
Pasal 11
PENGURUS DAERAH
1. Melakukan pengawasan & melaporkan hasil
pengawasan thd pertandingan kompetisi PSSI:
Liga super, Divisi Utama, Divisi Satu, Divisi Dua & divisi Tiga serta PSSI Liga remaja kepada
pengurus pusat apabila ada penyalahgunaan wewenang dari perangkat/ panitia pelaksana. 2. Berkewajiban untuk menyelenggarakan
kompetisi/kejuaraan antar perkumpulan juara cabang di daerahnya.
3. Berkewajiban untuk menyelenggarakan
kompetisi/ kejuaraan kelompok umur sesuai dg jenjang pembinaan yg telah ditetapkan.
4.Berhak menerima levy dari
pertandingan klub/ panitia pelaksana
pertandingan setiap kompetisi PSSI,
Liga Super, Divisi Satu, Divisi dua,
Divisi tiga yg diselenggarakan di
daerahnya.
5. Membentuk Panitia Disiplin yg
bertugas menyelesaikan pelanggaran
disiplin dalam kompetisi/ turnamen
Pasal 12
PENGURUS CABANG
1. Berkewajiban menyelenggarakankompetisi/turnamen, festival kelompok usia sesuai jenjang
2. Berkewajiban menyelenggarakan
kompetisi/kejuaraan antar perkumpulan di cabangnya.
3. Berhak menerima levy pertandingan dari klub/panitia pelaksana setiap kompetisi
PSSI LIGA Super, Divisi Utama, Divisi Satu, Divisi Tiga dan turnamen
BAB V
PENYELENGGARAAN
PERTANDINGAN
Pasal 13
Wewenang Penyelenggaraan
1. PSSI pusat berwenang selenggarakanpertandingan sbb:
– kompetisi Liga Super & Divisi Utama oleh BLI – Kompetisi Amatir Divisi Satu, divisi dua, divisi
tiga oleh BLAI
– Kompetisi amatir Liga Remaja 7 liga sepak bola wanita oleh BLAI
– Turnamen/Pertandingan persahabatan Nasional – Pertandingan Internasional
2. Pengurus Daerah berwenang selenggarakan pertandingan sbb:
– Kompetisi dalam wilayah – Kompetisi Antar Wilayah
– Kompetisi/Turnamen/Festival KU
– Turnamen/Pertandingan persahabatan Nasional
3. Pengurus Cabang berwenang selenggarakan pertandingan sbb:
– Kompetisi antar perkumpulan
– Kompetisi/Turnamen/Festival KU
– Turnamen/Pertandingan persahabatan Nasional
Pasal 14
Persyaratan Menjadi
Penyelenggara Pertandingan
1. Menjadi tuan rumah penyelenggara
pertandingan, panitia pelaksana
harus menjalani aturan dari PSSI.
2. Pihak diluar PSSI dapat menjadi
mitra kerja dalam penyelenggaraan
pertandingan.
1. Seluruh pertandingan sepakbola yang bersifat turnamen atau persahabatan memerlukan izin sesuai aturan PSSI.
2. Seluruh pertandingan sepakbola yang diselenggarandi Indonesia berada dalam pengawasan PSSI menurut kewenangannya. 3. Adanya biaya perizinan, sesuai standart
PSSI.
Pasal 15
Izin Penyelenggaraan dan
Pengawasan Pertandingan
1. Pembagian wilayah/Grup kompetisi diatur dan ditetapkan oleh Pengurus Pusat PSSI menurut kewenangannya.
2. Pembagian peserta dalam wilayah diatur dan ditetapkan oleh Pengurus Pusat PSSI menurut kewenangannya.
Pasal 16
Pembagian Wilayah dan
Jenjang Kompetisi
1. Penetapan jadwal dan tempat penyelenggaraan pertandingan ditentukan oleh pengurus PSSI menurut tingkat kewenangannya.
2. Sistim dan jadwal pertandingan diumumkan selambat-lambatnya 14 hari sebelum pertandingan.
3. Jam pertandingan ditetapkan oleh panitia pertandingan klub setempat.
Pasal 17
Jadwal, Tempat
1. Sebelum pertandingan baik kompetisi maupun pertandingan lainnya, Panpel harus mengadakan pertemuan teknik yang dipimpin oleh pengawas pertandingan dan wajib dihadiri oleh Manager Tim, Pelatih dan Kapten kedua kesebelasan, para wasit, Panpel dan perangkat pertandingan lainnya.
2. Kesebelasan yang ikut, wajib membawa kostum utama dan cadangan.
3. Panpel harus memperlihatkan bola yang akan dipakai dalam kompetisi atau pertandingan tersebut.
Pasal 18
1. Pertandingan resmi di Indonesia diatur dan dilakukan oleh pengurus PSSI sesuai menurut kewenangannya.
2. Lamanya waktu pertandingan untuk:
a. U – 21/U -23/Senior dilaksanakan selama 2 x 45 Menit dengan istirahat 15 Menit diantara babak.
b. U – 18 dilaksanakan selama 2 x 45 Menit dengan istirahat 15 Menit diantara babak.
c. U – 15 dilaksanakan selama 2 x 40 Menit dengan istirahat 10 Menit diantara babak.
d. U – 14 dilaksanakan selama 2 x 30 Menit dengan istirahat 15 Menit diantara babak
Pasal 19
1. Force Majeur ( keadaan yang tak terduga,
misalnya; keamanan, bencana alam, perang,
kebijakan pemerintah dan lainnya). Maka
pertandingan dilaksanakan pada hari berikutnya/hari kedua.
2. Bila hujan lebat sehingga lapangan tergenang air, diputuskan permainan tidak memenuhi syarat, maka waktu pertandingan ditunda 15 menit pertama dan 15 menit kedua.
3. Pertandingan terhenti dari alasan Force Majeur , apabila pertandingan tinggal 10 menit atau kurang, maka pertandingan dinyatakan selesai.
Pasal 20
Keadaan Memakda/Force
1. Seluruh pertandingan di lingkungan PSSI harus dilaporkan kepada pengurus PSSI sesuai jenjangnya.
2. Panpel harus menyediakan formulir pertandingan (laporan harian, laporan pertandingan, DSP dan DNP serta pergantiang pemain, pengawas pertandingan dan laporan wasit dan wasit cadangan)
Pasal 21
1.
Urutan kedudukan dalam kompetisi
PSSI dari pengumpulan point yang
diperoleh dari jumlah permainan yang
dimainkan.
2.
Point Menang 3, Seri 1 dan kalah 0.
Pasal 22
Penentuan Nilai dan
Pemenang
Diberikan Piala/Medali/Hadiah
lainnya yang disediakan dan
ditetapkan oleh pengurus PSSI
menurut kewenangannya
Pasal 23
Tuan rumah penyelenggara
pertandingan diwajibkan Levy
atau Setoran manajemen untuk
pengurus PSSI sesuai dengan
tingkat kewenangannya
Pasal 24
Levy
Hanya klub anggota PSSI yang dapat
mendatangkan kesebelasan luar negeri
dengan izin tertulis dari Pengurus Pusat
PSSI, dengan menjalankan aturan yang
dibuat oleh PSSI
Pasal 25
Izin Pertandingan dengan
Kesebelasan Luar Negei
Penggunaan media promosi dalam
penyelenggaraan pertandingan harus
disampaikan oleh PANPEL kepada
peserta pertandingan
Pasal 26
• Pasal 27 Persyaratan pendaftaran pemain
• Pasal 28 Daftar susunan/nama pemain
• Pasal 29 Penggantian pemain
• Pasal 30 Kelompok usia
• Pasal 31 Pakaian kesebelasan
BAB VI
PEMAIN, KELOMPOK USIA &
PAKAIAN KESEBALASAN
BAB VII
OFISIAL TIM
PASAL 32
Wewenang & tanggung jawab ofisial tim;
1. Ofisial tim adalah manajer, pelatih, dokter, masseur & pembantu tim yg bertanggung
jawab saut kesebelasan dalam pertandingan PSSI
2. Ofisial tim harus didaftar resmi pada Panitia Pelaksana Pertandingn/ PSSI pusat
3. Ofisial tim bertanggung jawab kedalam &
keluar atas nama kesebelasan thd tindakan yg dilakukan oleh anggota tim.
Pasal 33:
Pengawas Pertandingan
Pasal 34:
Inspektur Wasit
PASAL 36
KEDUDUKAN, TUGAS, WEWENANG &
KEWAJIBAN KOMISI FAIR PLAY
1. Komisi fair play berkedudukan sbg perangkat
PSSI menurut tingkat kewenangan yg
berfungsi menangani segala yang berkaitan dg fair play.
2. Komisi fair play mempunyai kedudukan
mandiri dlm melakukan penilaian terhadap yg berhak mendapat penghargaan fair play.
3. Di setiap pengurus daerah PSSI, dan pengurus
BAB X
KOMISI DISIPLIN
PASAL 37
KEDUDUKAN, TUGAS, KEWAJIBAN & WEWENANG KOMISI DISIPLIN
PASAL 38
Pelanggaran terhadap ketentuan yg diatur dalam Peraturan Umum Pertandingan maupun peraturan khusus diberlakukan
BAB XI
KOMISI BANDING
PASAL 39
KEDUDUKAN, TUGAS, KEWAJIBAN & WEWENANG KOMISI BANDING
1. Komisi banding berkedudukan sbg perangkat pengurus pusat PSSI yg berfungsi menangani pengajuan banding atas komisi disiplin PSSI maupun komisi disiplin
pengurus daerah PSSI, pewngurus cabang dan Panitia Disiplin.
2. Keputusan komisi banding PSSI merupakan keputusan tingkat akhir/final yang mengikat dan berlaku efektif
sejak tgl ditetapkan & ditandatangani kkecuali diputuskan lain oleh ketua PSSI
3. Keputusan Komisi banding mempunyai kedudukan mandiri dlm melakukan pemeriksaan dan menetapkan keputusannya
BAB XII
PROTES & BANDING
Pasal 40
TATA CARA PROTES Pasal 41
TATA CARA BANDING Pasal 42
BATAS WAKTU UNTUK BANDING Pasal 43
DEPOSIT Pasal 44
BAB XIII
PELANGGARAN
Pasal 45
PEMAIN TIDAK SAH Pasal 46 PEMALSUAN IDENTITAS Pasal 47 PENGHINAAN Pasal 48 PENGANIAYAAN Pasal 49 PENGGUNAAN DOPING Pasal 50 PEMOGOKAN
Pasal 51
MENGGANGGU KETERTIBAN & KEAMANAN Pasal 52
TIDAK HADIR DI TEMPAT PERTANDINGAN Pasal 53 PENGUNDURAN DIRI Pasal 54 PELANGGARAN PERANGKAT PERTANDINGAN Pasal 55 PERNYATAAN YG BERSIFAT MENDESKRIDITKAN/ MELECEHKAN
BAB XIV
HUKUMAN
PASAL 56
PENGERTIAN HUKUMAN
Yang dimaksud dengan hukuman adalah:
•
Peringatan
•
Pengusiran
•
Pemberhentian sementara/ skorsing
Pasal 57
PENETUAN HUKUMAN
Pasal 58
JENIS HUKUMAN
Pasal 59
Hukuman atas pemain tidak sah
Pasal 60
Hukuman atas pemalsuan identitas
Pasal 61
Hukuman atas penghinaan
Pasal 62
Pasal 63
Hukuman atas penggunaan doping Pasal 64
Hukuman atas pemogkan Pasal 65
Hukuman atasgangguan ketertiban dan keamanan Pasal 66
Hukuman karena tidak hadir di tempat pertandingan Pasal 67
Hukuman atas pengunduran diri Pasal 68
Hukuman atas pelanggaran perangkat pertandingan Pasal 69
BAB XV
PERATURAN KHUSUS
PASAL 70
KEDUDUKAN PERATURAN KHUSUS
PERTANDINGAN
1. Peraturan khusu Pertandingan disusum
untuk mengatur segala aspek pertandingan yang diselenggarakan PSSI, Badan Liga
Sepakbola Amatir Indonesia, Badan Liga Sepak Bola Indonesia dan lainnya, dengan mengacu pada peraturan Umum
Pertandingan dan kode disiplin PSSI , yang bersifat mengikat dan harus ditaati.
2. Hukuman terhadap wasit yg salah dlm
menerapkan peraturan permainan
diberikan hukuman oleh Badan
Perwasitan Sepakbola Indonesia (BWSI)
3. Perkecualian terhadap ayat 2, apabila
wasit melakukan pelanggaran menerima
suap, maka pemeriksaan terhadapnya
dilakukan oleh Komisi disiplin PSSI,
baik ada maupun tiada pengaduan.
BAB XVI
PENUTUP
PASAL 71 PENUTUP
1. Apabila terdapat penafsiran berbeda terhadap
ketentuan dalam Peraturan Umum Pertandingan ini maka ketentua finalnya sepenuhnya merupakan
kewenangan pengurus pusat PSSI
2. Hal lain yg belum diatur dalam peraturan umum, bila
dianggap perlu dapat ditetapkan oleh pengurus pusat PSSI.
3. Dengan ditetapkanya Peraturan Umum Pertandingan
ini, maka peraturan sebelumnya yang mengatur hal yang sama dinyatakan tidak berlaku