• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIAYA OVERHEAD PABRIK TARIP TUNGGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BIAYA OVERHEAD PABRIK TARIP TUNGGAL"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BIAYA OVERHEAD PABRIK

TARIP TUNGGAL

A. Pengertian Biaya Overhead Pabrik

 Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik

(BOP) adalah semua elemen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Elemen BOP dapat terdiri dari: (1)biaya bahan penolong; (2)biaya tenaga kerja

tidak langsung; (3)penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik; (4)biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva pabrik; (5)biaya listrik dan air untuk pabrik; (6)biaya asuransi pabrik; (7)biaya overhead pabrik lain-lain. Apabila perusahaan memiliki departemen pembantu di dalam pabrik, maka semua biaya departemen pembantu masuk sebagai elemen biaya overhead pabrik.

 Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik

(BOP) adalah semua elemen biaya produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja.

Elemen BOP dapat terdiri dari: (1) penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik; (2)biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva pabrik; (3)biaya listrik dan air untuk pabrik; (4)biaya asuransi pabrik; (5)biaya overhead pabrik lain-lain. Apabila perusahaan memiliki departemen pembantu di dalam pabrik, maka semua biaya departemen pembantu masuk sebagai elemen biaya overhead pabrik.

 Untuk penentuan harga pokok produk pada metode harga pokok pesanan biaya overhead pabrik harus dibebankan pada setiap pesanan atas dasar tarip yang ditentukan di muka (predetermined rate of factory overhead), begitu juga pada metode harga pokok proses dalam kondisi tertentu diperlukan tarip biaya overhead pabrik untuk membebankan biaya overhead pabrik pada produk.

(2)

Manfaat tarip biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka adalah sebagai berikut: 1. Dapat dipakai sebagai alat untuk membebankan biaya overhead pabrik pada produk dengan

teliti, adil, dan cepat dalam rangka menghitung harga pokok produk.

2. Dapat dipakai sebagai alat untuk mengadakan perencanaan terhadap biaya overhead pabrik, khususnya apabila tarip biaya overhead pabrik dipisahkan ke dalam tarip tetap dan tarip variabel.

3. Dapat dipakai sebagai alat pengambilan keputusan terutama dalam rangka menyajikan informasi biaya relevan.

4. Dapat dipakai sebagai alat pengendalian biaya overhead pabrik, untuk itu tariap biaya overhead pabrik harus dikelompokkan ke dalam tarip tetap dan tarip variabel.

B. Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Penentuan Tarip Biaya Overhead Pabrik

1. Pemilihan dasar pembebanan biaya overhead pabrik pada produk

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang akan dipakai adalah sebagai berikut:

a. Penyebab fluktuasi pembebanan biaya overhead pabrik. Misalnya perubahan biaya overhead pabrik banyak dipengaruhi jam mesin, maka jam mesin dapat digunakan sebagai dasar pembebanan biaya overhead pabrik.

b. Kebebasan dari dasar pembebanan yang dipakai. Penggunaan dasar pembebanan kuantitas, misalnya produk atau jam mesin atau jam kerja lebih bebas dari pengaruh yang tidak berhubungan dengan biaya overhead pabrik.

c. Memadai untuk pengendalian biaya. Untuk dipakai sebagai dasar pengendalian biaya overhead pabrik, maka dasar pembebanan yang digunakan harus menggambarkan tingkat variabilitas biaya.

d. Mudah dan praktis untuk dipakai. Apabila terdapat dua atau lebih dasar pembebanan yang memenuhi faktor-faktor di atas, maka dasar pembebanan yang dipilih adalah yang mudah dan praktis dipakai.

(3)

Beberapa dasar pembebanan yang lazim dipakai: a. Satuan produksi

Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:

T = Tarip biaya overhead pabrik

BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu BP = Budget produksi dalam periode yang bersangkutan

Contoh 1: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010. Anggaran

BOP 2010 sebesar Rp300.000,- Anggaran produksi 10.000 buah, maka tarip BOP untuk tahun 2010 adalah:

Apabila dalam bulan Januari 2010 diproduksi sebanyak 800 buah produk, maka BOP yang dibebankan sebesar = 800 buah x Rp30,- = Rp24.000,-

b. Biaya bahan baku

Tarip biaya overhead pabrik dihitung berdasar persentase tertentu dari biaya bahan baku, rumus perhitungan tarip sebagai berikut:

T = Tarip biaya overhead pabrik

BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu

BBBB = Budget biaya bahan baku dalam periode yang bersangkutan

Contoh 2: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010. Anggaran

BOP 2010 sebesar Rp300.000,- anggaran biaya bahan baku Rp500,000,- Maka tarip BOP untuk tahun 2010 adalah:

BBOP Tarip = --- BP BBOP Tarip = --- 100% BBBB Rp300.000,-

Tarip = --- = Rp30,- per buah 10.000 buah

(4)

Apabila suatu produk menikmati biaya bahan baku Rp20.000,- maka akan dibebani BOP sebesar = Rp20.000,- x 60% = Rp12.000,-

c. Biaya tenaga kerja langsung

Tarip biaya overhead pabrik dihitung berdasar persentase tertentu dari biaya tenaga kerja langsung, rumus perhitungan tarip sebagai berikut:

T = Tarip biaya overhead pabrik

BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu

BBTKL= Budget biaya tenaga kerja langsung dalam periode yang bersangkutan

Contoh 3: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010. Anggaran

BOP 2010 sebesar Rp300.000,- anggaran biaya biaya tenaga kerja langsung Rp400,000,- Maka tarip BOP untuk tahun 2010 adalah:

Apabila suatu produk menikmati biaya bahan baku Rp15.000,- maka akan dibebani BOP sebesar = Rp15.000,- x 75% = Rp11.250,-

d. Jam kerja langsung

Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:

T = Tarip biaya overhead pabrik

BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu

BBOP Tarip = --- 100% BBTKL Rp300.000,-

Tarip = --- x 100% = 60% dari biaya bahan baku Rp500.000,-

BBOP Tarip = --- 100% BJKL

Rp300.000,-

Tarip = --- x 100% = 75% dari biaya tenaga kerja langsung Rp400.000,-

(5)

BJKL = Budget jam kerja langsung dalam periode yang bersangkutan

Contoh 4: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010. Anggaran

BOP 2010 sebesar Rp300.000,- Anggaran jam kerja langsung 40.000 jam, maka tarip BOP untuk tahun 2010 adalah:

Apabila suatu produk menikmati 2.000 jam kerja langsung, maka akan dibebani BOP sebesar = 2.000,- x Rp7,50 = Rp15.000,-

e. Jam mesin

Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:

T = Tarip biaya overhead pabrik

BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu BJM = Budget jam mesin dalam periode yang bersangkutan

Contoh 5: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010. Anggaran

BOP 2010 sebesar Rp300.000,- Anggaran jam mesin 30.000 jam, maka tarip BOP untuk tahun 2010 adalah:

Apabila suatu produk menikmati 2.000 jam mesin, maka akan dibebani BOP sebesar = 2.000,- x Rp10,- = Rp20.000,-

BBOP Tarip = --- BJM Rp300.000,-

Tarip = --- = Rp7,50 per jam kerja langsung 40.000 jam kerja langsung

Rp300.000,-

Tarip = --- = Rp10,- per jam mesin 30.000 jam mesin

(6)

f. Harga pasar atau nilai pasar

Dasar ini hanya dipakai apabila perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk yang merupakan produk bersama (joint product). Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:

T = Tarip biaya overhead pabrik

BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu

BPSMP= Budget penjualan semua macam produk dalam periode yg bersangkutan

g. Rata-rata bergerak (moving average basis)

Dasar yang telah diuraikan di muka semuanya menggunakan budget atau taksiran biaya overhead pabrik, sedangkan dasar rata-rata bergerak menggunakan data biaya overhead pabrik dan kapasitas sesungguhnya selama satu tahun sebelumnya dibagi dua belas. Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:

TB = Tarip biaya overhead pabrik bulan tertentu

BOPSR= Biaya overhead pabrik sesungguhnya rata-rata satu bulan pada satu tahun sebelumnya

BPSMP= Kapasitas sesungguhnya rata-rata satu bulan pada satu tahun sebelumnya

Contoh 6: sebuah perusahaan menggunakan dasar rata-rata bergerak dan ingin

menghitung tarip BOP untuk bulan Januari 2011 berdasar jam kerja langsung. BOP sesungguhnya selama tahun 2010 sebesar Rp300,000,- dan jam kerja langsung selama tahun 2010 sebesar 24.000 jam. Tarip BOP bulan Januari 2011 dapat dihitung sebagai berikut: BBOP Tarip = --- x 100% BPSMP BOPSR TB = --- KSR

(7)

Apabila suatu produk pada bulan Januari 2011 menikmati 2.000 jam kerja langsung, maka akan dibebani BOP sebesar = 2.000,- x Rp12,50 = Rp25.000,-

2. Tingkat kegiatan atau kapasitas yang digunakan untuk menghitung tarip biaya overhead pabrik

Tingkat kapasitas akan menentukan apakah suatu tarip biaya overhead pabrik dapat membebankan biaya dengan adil dan teliti serta menentukan apakah tarip tersebut dapat dipakai sebagai alat pengendalian biaya.

Pada pemilihan dasar pembebanan dibahas beberapa dasar kapasitas yang dapat dipakai untuk menghitung tarip, misalnya jam mesin, jam kerja langsung, biaya bahan baku dan sebagainya.

Cara untuk menentukan tinggi rendahnya kapasitas adalah sebagai berikut: a. Kapasitas teoritis (theoretical capacity)

Kapasitas teoritis merupakan kapasitas yang tidak memperhitungkan hambatan atau pemberhentian kegiatan yang tidak dapat dihindari baik yang datang dari faktor internal maupun ekternal perusahaan. Kapasitas teoritis disebut kapasitas 100%. Kapasitas

teoritis umumnya tidak dapat dipakai sebagai dasar penentuan tarip biaya overhead pabrik disebabkan kapasitas tersebut terlalu tinggi dan tidak mungkin dapat dicapai. Manfaat kapasitas teoritis adalah untuk dasar penentuan kapasitas praktis dan kapasitas normal.

b. Kapasitas praktis (practical capacity)

Kapasitas ditentukan dari kapasitas teoritis dikurangi dengan hambatan-hambatan atau pemberhentian kegiatan produksi yang tidak dapat dihindari dan datangnya dari faktor internal perusahaan. Hambatan internal dapat berupa misalnya karena hilangnya waktu

untuk reparasi, waktu tunggu, buruknya mutu bahan baku, keterlambatan datangnya bahan dan supplies, hari-hari libut karyawan, mangkirnya karyawan, perubahan model dari produk, dan sebagainya.

Rp300.000,- : 12 Rp25.000,-

TB = --- = --- = Rp12,50 per jam kerja langsung 24.000 jam : 12 2.000 jam

(8)

c. Kapasitas normal (normal capacity)

Kapasitas normal ditentukan dari kapasitas teoritis dikurangi dengan hambatan-hambatan atau pemberhentian kegiatan produksi yang tidak dapat dihindari baik yang disebabkan karena faktor internal maupun faktor eksternal perusahaan. Hambatan yang

berasal dari faktor eksternal perusahaan dapat berupa penurunan tingkat penjualan dalam jangka panjang disebabkan karena faktor musiman, siklus dan trend.

d. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (expected actual capacity)

Cara penentuan besarnya kapasitas yaitu didasarkan pada taksiran (jumlah) produksi sesungguhnya yang diharapkan terjadi untuk periode (tahun) yang akan datang. Besarnya produksi yang diharapkan berdasarkan pada ramalan penjualan untuk periode yang akan datang disesuaikan dengan budget persediaan produk, secara matematis dapat dihitung sebagai berikut:

KSD = Kapasitas sesungguhnya diharapkan

BPj = Budget penjualan periode yang akan datang BP2 = Budget persediaan akhir periode

BP1 = Budget persediaan awal periode

K = Kapasitas yang diperlukan untuk mengolah satu satuan produk (misalnya dalam bentuk jam kerja langsung, jam mesin, atau dasar lainnya)

Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan hanya cocok untuk perusahaan yang tingkar produksinya relatif stabil (tidak berfluktuasi) dari waktu ke waktu.

3. Diikut-sertakan atau tidaknya biaya overhead pabrik tetap dalam perhitungan tarip Metode harga pokok (costing method) yang digunakan oleh perusahaan akan menentukan apakah elemen biaya overhead pabrik tetap diikut-sertakan atau tidak dalam perhitungan tarip biaya overhead pabrik.

(9)

Terdapat dua metode penentuan harga pokok produksi, yaitu sebagai berikut: a. Metode harga pokok penuh (full costing)

Metode harga pokok penuh memperhitungkan semua elemen biaya produksi, baik elemen biaya tetap maupun elemen variabel dalam menentukan harga pokok produk. Oleh karena itu dalam perhitungan tarip biaya overhead pabrik, baik biaya overhead pabrik variabel maupun biaya overhead pabrik tetap diikut-sertaakan dalam menentukan besarnya budget biaya overhead pabrik. Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:

T = Tarip biaya overhead pabrik

BBOPV= Budget biaya overhead pabrik variabel BBOPT= Budget biaya overhead pabrik tetap BK = Budget kapasitas

b. Metode harga pokok variabel (variable costing)

Metode harga pokok variabel hanya memperhitungkan elemen biaya produksi variabel saja dalam menentukan harga pokok produk. Elemen biaya produksi tetap diperlakukan sebagai biaya waktu (period cost) yang langsung dimasukkan ke dalam laporan laba-rugi. Oleh karena itu dalam perhitungan tarip biaya overhead pabrik hanya diikut-sertakan elemen biaya overheas pabrik variabel. Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:

T = Tarip biaya overhead pabrik

BBOPV= Budget biaya overhead pabrik variabel BK = Budget kapasitas BBOPV + BBOPT Tarip = --- BK BBOPV Tarip = --- BK

(10)

4. Penggunaan satu tarip atau beberapa tarip dalam pabrik

Dalam penentuan tarip biaya overhead pabrik pada suatu perusahaan dapat menggunakan salah satu dari kedua perhitungan tarip sebagai berikut:

a. Satu tarip untuk seluruh pabrik (single rate)

b. Beberapa tarip di dalam suatu pabrik (departemenisasi tarip biaya overhead pabrik)

Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan satu atau beberapa tarip di dalam pabrik antara lain sebagai berikut:

a. Tahap pengolahan produk. Pabrik yang relatif masih kecil dan hanya diolah melalui satu tahap pengolahan cenderung menggunakan satu tarip untuk seluruh pabrik. Pabrik yang relatif besar dan mengolah produk melalui beberapa tahap pengolahan cenderung menentukan departemenisasi tarip biaya overhead pabrik.

b. Seberapa jauh manajemen ingin mengendalikan biaya overhead pabrik. Pabrik yang kecil dimana produk diolah melalui satu tahap tidak menggolongkan lebih jauh organisasi dalam unit-unit yang lebih kecil sehingga pengendalian biaya overhead pabrik dikaitkan dengan pabrik sebagai suatu unit yang utuh. Sedangkan pada pabrik yang besar dan umumnya produk diolah melalui beberapa tahapan, pengendalian biaya overhead pabrik dihubungkan dengan unit-unit di dalam pabrik yang lebih kecil dan biaya disebut departemen atau pusat biaya.

C. Langkah-Langkah Penentuan dan Penggunaan Satu Tarip untuk Seluruh Pabrik 1. Penentuan besarnya tarip biaya overhead pabrik

Langkah-langkah penentuan tarip biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:

a. Penentuan budget (anggaran) biaya overhead pabrik. Pada awal periode disusun

budget untuk setiap elemen biaya overhead pabrik yang digolongkan ke dalam biaya

tetap dan biaya variabel.

b. Penentuan dasar pembebanan dan tingkat kapasitas. Pada umumnya dasar yang dipakai untuk menentukan tingkatan kapasitas adalah kapasitas normal sedangkan beberapa dasar pembebanan yang dapat dipakai dapat dipilih salah satu dari beberapa dasar pembebanan yang telah diuraikan di muka.

(11)

c. Perhitungan tarip biaya overhead pabrik. Tarip biaya overhead pabrik dihitung dari

budget biaya overhead pabrik dibagi dasar pembebanan pada tingkat kapasitas yang

dipakai. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik tarip dihitung baik tarip total, tarip tetap, dan tarip variabel.

Contoh 7: sebuah perusahaan ingin menghitung tarip BOP untuk tahun 2010. Perusahaan

menggunakan dasar pembebanan tarip berdasarkan jam kerja langsung dengan kapasitas normal 10.000 jam. Anggaran dan perhitungan tarip BOP tampak sebagai berikut:

PT. RizFadhil

Budget dan Perhitungan Tarip Biaya Overhead Pabrik Tahun 2010 Kapasitas Normal 10.000 jam kerja langsung (JKL) Elemen biaya (1) Biaya variabel (2) Biaya tetap (3) Total biaya (4)=(2)+(3) Tarip variabel (5)=(2):KN Tarip tetap (6)=(3):KN Tari Total*) (7)=(5)+(6) Bahan penolong Rp 80.000 0 Rp 80.000 Rp 8,00 0 Rp 8,00

Tenaga kerja tdk langsung 70.000 30.000 100.000 7,00 3,00 10,00

Penyusutan aktiva tetap 0 50.000 50.000 0 5,00 5,00

Reparasi dan pemeliharaan 10.000 10.000 20.000 2,50 1,00 3,50

Bahan bakar dan listrik 20.000 5.000 25.000 2,00 0,50 2,50

Asuransi 0 5.000 5.000 0 0,50 0,50 Lain-lain 5.000 0 5.000 0,50 0 0,50 Jumlah 200.000 100.000 300.000 Rp20,00 per JKL Rp10,00 per JKL Rp30,00 per JKL Keterangan: KN = Kapasitas Normal

*) = Dapat pula dihitung dari kolom =(4):KN

Gambar: Contoh Perhitungan Tarip Biaya Overhead Pabrik

2. Pembebanan biaya overhead pabrik pada produk atau pesanan

Produk atau pesanan yang diolah dibebani biaya overhead pabrik sebesar kapasitas

pembebanan yang diserap oleh produk atau pesanan dikalikan dengan tarip biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka. Secara matematis dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

BOPB = biaya overhead pabrik dibebankan

KS = kapasitas sesungguhnya

T = tarip biaya overhead pabrik (total)

Contoh 7: Apabila dalam contoh perhitungan tarip BOP di atas selama tahun 2010 kapasitas

sesungguhnya sebesar 9.800 jam kerja langsung, maka BOP akan dibebankan sebesar = 9.800 jam x Rp 30,- = Rp294.000,-

(12)

3. Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya

Biaya overhead pabrik sesungguhnya yang terjadi dalam periode penggunaan tarip akan ditampung di dalam rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan mendebit rekening tersebut setiap kali terjadi biaya overhead pabrik dan mengkredit rekening yang menimbulkan biaya

Rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya pada akhir periode dijumlahkan, rincian elemen biaya overhead pabrik sesungguhnya diketahui dengan membuat rekening buku pembantu biaya overhead pabrik.

4. Perhitungan, analisis, dan perlakuan selisih biaya overhead pabrik

Pada akhir periode diketahui besarnya biaya overhead pabrik sesungguhnya dan jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan. Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:

a. Perhitungan selisih biaya overhead pabrik

Selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan cara membandingkan antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik dibebankan. Apabila biaya

overhead pabrik sesungguhnya lebih besar dibandingkan biayaoverhead pabrik dibebankan disebut selisih biaya overhead pabrik yang tidak menguntungkan (unfavorable), sebaliknya apabila biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil dibandingkan biaya overhead pabrik dibebankan disebut selisih biaya overhead pabrik yang menguntungkan (favorable).

b. Analisis selisih biaya overhead pabrik

Dua penyebab timbulnya selisih biaya overhead pabrik, yaitu sebagai berikut:

1) Selisih anggaran. Selisih anggaran disebabkan oleh perbedaan antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dibandingkan budget biaya overhead pabrik pada kapasitas sesungguhnya.

Selisih anggaran dihitung dari perbedaan biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya dibandingkan dengan budget biaya overhead pabrik variabel pada kapasitas sesungguhnya. Selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:

(13)

SA = selisih anggaran

BOPs = biaya overhead pabrik sesungguhnya

FBKS= fleksibel budget biaya overhead pabrik pada kapasitas sesungguhnya BTb = biaya overhead pabrik tetap yang di-budget-kan

KS = kapasitas sesungguhnya KN = kapasitas normal

TV = tarip biaya overhead pabrik variabel TT = tarip biaya overhead pabrik tetap

Sifat selisih:

2) Selisih kapasitas

Selisih kapasitas berhubungan dengan elemen biaya overhead pabrik tetap yang disebabkan kapasitas sesungguhnya yang dicapai lebih kecil dibanding kapasitas yang dipakai untuk menghitung tarip (biasanya kapasitas normal) atau kapasitas sesungguhnya yang dicapai lebih besar dibanding kapasitas yang dipakai untuk menghitung tarip. Selisih kapasitas dihitung dengan rumus sebagai berikut:

SK = selisih kapasitas

FBKS= fleksibel budget pada kapasitas sesungguhnya BOPb = biaya overhead pabrik dibebankan

KN = kapasitas normal SA = BOPs – FBKS atau SA = BOPs – [BTb + (KS x TV)] = BOPs – [(KN x TT) + (KS x TV)] atau SA = [BOPs – (KN x TT)] – (KS x TV)

Apabila, BOPs > FBKS, maka SA merugikan (unfavorable)

BOPs < FBKS, maka SA menguntungkan (favorable)

SK = FBKS – BOPb atau SK = [(KN x TT) + (KS x TV)] – (KS x T) = [(KN x TT) + (KS x TV)] – [(KS x TT) + (KS x TV)] = (KN x TT) – (KS x TT) SK = (KN – KS) TT

(14)

KS = kapasitas sesungguhnya

TT = tarip biaya overhead pabrik tetap TV = tarip biaya overhead pabrik variabel T = tarip biaya overhead pabrik total

Sifat selisih:

c. Perlakuan selisih biaya overhead pabrik

Perlakuan selisih biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:

1) Selisih biaya overhead pabrik yang timbul karena ketidak-tepatan penentuan tarip biaya overhead pabrik dialokasikan ke persediaan produk dalam proses, persediaan produk selesai, dan harga pokok penjualan atas dasar biaya overhead pabrik yang telah dibebankan pada produk.

2) Selisih biaya overhead pabrik yang timbul karena faktor efisiensi. Bagi perusahaan yang tidak ada alasan untuk mengkapitalisasikan selisih biaya overhead pabrik yang disebabkan faktor efisiensi ke dalam persediaan produk dalam proses maupun persediaan produk selesai, maka selisih biaya overhead pabrik dialokasikan langung ke laporan laba-rugi.

Apabila, KS > KN, maka SK menguntungkan (favorable) KS < KN, maka SA merugikan (unfavorable)

Referensi

Dokumen terkait

Secara normatif, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) adalah Pejabat Umum yang diberi wewenang untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas

Sedangkan untuk bentang &lt; 60m (relatif dari 25 m s/d 60 m tergantung kondisi) digunakan peralatan utama lapangan yang terdiri atas: (a) Alat sondir dengan bor tangan

Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) bahwa P2 dan P3 yang di beri konsentrat berbasis onggok dan dedak padi berbeda nyata

Dengan demikian, jelaslah bahwa perjanjian atau kontrak keagenan yang dibuat antara PERTAMINA dengan Agen Minyak Tanah termasuk di Provinsi Aceh adalah untuk penyaluran

Setelah pengisian seluruh form yang perlu diisikan oleh pendaftar selanjutnya adalah melengkapi berkas yang dibutuhkan untuk proses pendaftaran.. Berikut langkah

Program studi ilmu penyakit jantung dan pembuluh darah Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran saat ini sedang melaksanakan penelitian di bidang kardiomiopati

Dengan kata lain, memahami kota dalam berbagai lokasi dan berbagai hal multikultural merupakan sesuatu yang mendasar dalam praktik perencanaan, karena menurut Fincher, dkk,