• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi pengendalian biaya tenaga kerja langsung : studi kasus pada PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Evaluasi pengendalian biaya tenaga kerja langsung : studi kasus pada PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap - USD Repository"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG Studi Kasus pada PT INDUSTRI SANDANG NUSANTARA PATAL CILACAP

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh : Linda NIM : 002114115

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

Berusaha melakukan yang terbaik

saja tidak cukup,

kita harus tahu apa yang harus

dilakukan dan

sesudah itu lakukan yang terbaik.

( W. Edwards Deming )

Orang - orang biasanya dapat memaafkan,

tapi mereka jarang melupakan

apa yang mereka maafkan.

( Ruth Brown )

Papa, Mama, Kakakku tersayang Lili,

(5)

Julianto, Suamiku Terkasih Tommy,

(6)
(7)

ABSTRAK

EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG Studi Kasus pada PT INDUSTRI SANDANG NUSANTARA PATAL CILACAP

Linda 002114115

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung dan selisih biaya tenaga kerja langsung yang dilakukan perusahaan pada tahun 2004. Penelitian ini dilakukan di PT INDUSTRI SANDANG NUSANTARA PATAL CILACAP terletak di jalan Kyai Kendil Wesi No 1 Cilacap, Jawa Tengah. Perusahaan ini bergerak dibidang usaha pemintalan dan pertenunan dengan produksinya berupa benang tenun. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis komparatif, yaitu membandingkan prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung yang dilakukan perusahaan dengan teori dan menentukan selisih biaya tenaga kerja langsung apakah terkendali atau tidak.

(8)

ABSTRACT

AN EVALUATION OF DIRECT LABOR COST CONTROL

A Case Study at PT INDUSTRI SANDANG NUSANTARA PATAL CILACAP

Linda 002114115

Sanata Dharma University Yogyakarta

2007

This research aimed to know the procedure of budget arrangement of direct labor cost and the difference of direct labor cost conducted by the company in the year 2004. This research was done at PT INDUSTRI SANDANG NUSANTARA PATAL CILACAP located in Kyai Kendil Wesi Street No 1 Cilacap, Central Java. This Company works in the field of spinning and weaving with its production was in the form of weaved yarn. The data analysis technique used was comparative analysis, that was by comparing the procedure of budget arrangement of direct labor cost conducted by the company with the one in the theory and determine the difference of direct labor cost weather it was in control or not.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhun Yang Maha Esa dan para Budha yang welas asih yang telah melimpahkan rahmat dan karunia yang luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ Evaluasi Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung”.

Penelitian dan penulisan skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Program Studi Akuntansi, Universitas Sanata Dharma.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Alex Kahu Lantum., M.S, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Ir. Drs. Hansiadi YH, M.Si., Akt., sebagai Kaprodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. Edi Kustanto, M.M, sebagai dosen pembimbing I yang telah dengan sabar membimbing, memberi masukan, koreksi dan perhatian terhadap skripsi penulis. 4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., sebagai dosen pembimbing II yang telah

dengan sabar membimbing, memberi masukan, koreksi dan perhatian terhadap skripsi penulis.

5. Seluruh staf dan Karyawan Universitas Sanata Dharma.

6. Bapak Hadi selaku Humas di perusahaan PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap yang telah memberikan data - data tertulis maupun lisan kepada penulis. 7. Bapak Mulyadi yang telah memberikan data laporan keuangan perusahaan kepada

penulis.

8. Seluruh staf pengurus PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap atas pelayanannya yang baik kepada penulis.

(10)

10.Tommy “Suamiku” yang tercinta, yang selalu membantu dan memberikan dorongan dan semangat agar penulis tidak patah semangat untuk melanjutkan skripsi ini . . . . Wo yung yen ai ni.

11.Angela “Anakku” yang membuat penulis bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini . . . . I love U.

12.Semua teman – temanku dan anak Akuntansi angkatan 2000 yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik, koreksi dan saran yang mengarah pada kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya, penulis mengharapkan semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut.

Yogyakarta, 24 Mei 2007

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………. v

ABSTRAK……….. vi

ABSTRAK……….... vii

KATA PENGANTAR………. viii

DAFTAR ISI ………... x

DAFTAR TABEL ………... xiv

DAFTAR GAMBAR………... xvi

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah………... 3

C. Tujuan Penelitian……… 3

D. Manfaat Penelitian……….. 4

E. Sistematika Penulisan……….. 5

BAB II LANDASAN TEORI……….. 7

A. Pengendalian……… 7

1. Pengertian Pengendalian ………. 7

(12)

B. Perencanaan………. 8

1. Pengertian Perencanaan………... 8

2. Jenis Perencanaan……… 9

C. Anggaran………. 9

1. Pengertian Anggaran………... 9

2. Manfaat Anggaran………... 10

3. Prosedur Penyusuna n Anggaran……….. 11

4. Anggaran Produksi……….. 13

D. Penyusunan Anggaran dalam Perencanaan dan Pengendalian…………... 18

E. Prediksi Penjualan……….. 19

1. Pengertian Prediksi Penjualan………. 19

2. Jenis Prediksi Penjualan……….. 20

3. Perhitungan Prediksi Penjualan………... 21

F. Perencanaan Produksi………. 22

1. Pengertian Perencanaan Produksi……… 22

2. Tujan Perencanaan Produksi……… 22

3. Jenis Perencanaan Produksi………. 22

G. Biaya dan Biaya Produksi………... 23

1. Pengertian Biaya dan Biaya Produksi……….. 23

2. Jenis Biaya dan Biaya Produksi………... 24

H. Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung……….. 27

I. Efisiensi Biaya Produksi dan Biaya Tenaga Kerja Langsung………. 29

(13)

2. Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung……….. 30

BAB III METODA PENELITIAN……….. 35

A. Jenis Penelitian ……… 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian……….. 35

C. Subyek dan Obyek Penelitian……….. 35

D. Data yang Dicari……….. 36

E. Teknik Pengumpulan Data………... 37

F. Teknik Analisis Data………... 37

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN……….. 45

A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan……….. 45

B. Lokasi Perusahaan………... 46

C. Struktur Organisasi……….. 46

D. Proses Produksi……… 52

E. Pemasaran……… 57

F. Personalia……… 57

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……… 66

BAB VI PENUTUP………. 96

A. Kesimpulan……….. 96

B. Saran……… 97

C. Keterbatasan Penelitian……… 97 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karyawan Perusahaan Berdasarkan Tingkat Umur……… 57

Tabel 4.2 Karyawan Perusahaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan……….. 58

Tabel 4.3 Karyawan Perusahaan Berdasarkan Tingkat Masa Dinas………. 58

Tabel 4.4 Karyawan Perusahaan Berdasarkan Tingkat Kepangkatan……… 58

Tabel 5.1 Data Penjualan Benang Non Cotton Tahun 2000-2003………. 67

Tabel 5.2 Perhitungan ramalan penjualan Tahun 2000-2003……… 68

Tabel 5.3 Data Penjualan Bulanan Benang Non Cotton ……….. 70

Tabel 5.4 Ramalan Penjualan Bulanan Benang Non Cotton………. 77

Tabel 5.5 Rencana Penjualan Bulanan Benang Non Cotton ………. 79

Tabel 5.6 Perhitungan Rencana Produksi dari Rencana Penjualan Benang Non Cotton Tahun 2004……… 81

Tabel 5.7 Realisasi Produksi Benang Non Cotton Tahun 2004………. 82

Tabel 5.8 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Benang Non Cotton Tahun 2004……… 84

Tabel 5.9 Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung Benang Non Cotton Tahun 2004……… 85

Tabel 5.10 Perbandingan Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung antara Teori dan yang Sesungguhnya yang terjadi di PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap...……….... 87

Tabel 5.11 Anggaran dan Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung Benang Non Cotton Tahun 2004……… 88

Tabel 5.12 Perhitungan Tarif Standar ………. 90

(15)
(16)

DAFTAR GAMBAR

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya tujuan pendirian perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang maksimal. Untuk meningkatkan laba, ditentukan oleh dua hal yaitu dengan meningkatkan penjualan dan menekan biaya, baik biaya produksi maupun biaya operasi lainnya. Suatu organisasi dikatakan efisien jika organisasi tersebut dalam melaksanakan kegiatannya telah mengkonsumsi sumber-sumber dalam jumlah yang lebih rendah, tetapi efisiensi penggunaan sumber belum tentu efektif didalam pencapaian tujuan organisasi atau didalam memperoleh pendapatan.

(18)

elemen biaya produksi perlu dikendalikan supaya pengeluaran biaya tenaga kerja langsung dapat lebih efisien.

Penerapan prinsip-prinsip efisiensi diharapkan dapat mengurangi pemborosan biaya yang relatif besar. Khususnya yang berkaitan dengan biaya tenaga kerja langsung. Alasan disusunnya anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah untuk mempermudah pembuatan rencana-rencana yang berkaitan dengan jumlah tenaga kerja langsung yang diperlukan, perhitungan tenaga kerja langsung, dan kebutuhan dana. Alasan lainnya adalah anggaran biaya tenaga kerja langsung dapat digunakan sebagai dasar untuk pengendalian biaya tenaga kerja langsung

(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung pada PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap tahun 2004 sudah sesuai menurut kajian teori prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung?

2. Apakah selisih biaya tenaga kerja langsung pada PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap tahun 2004 sudah terkendali?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung pada PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap tahun 2004 sudah sesuai menurut kajian teori prosedur penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung atau belum.

2. Untuk mengetahui selisih biaya tenaga kerja langsung pada PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap tahun 2004 sudah terkendali atau belum.

D. Manfaat Penelitian

(20)

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan evaluasi bagi perusahaan dalam mengendalikan anggaran biaya tenaga kerja langsung dan diharapkan dapat membantu dalam pengambilan keputusan. 2. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pemahaman, pengetahuan dan wawasan bagi peneliti.

3. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan bahan referensi bagi mahasiswa lain dalam melakukan penelitian.

E. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

(21)

produksi, biaya dan biaya produksi, pengendalian biaya tenaga kerja langsung, efisiensi biaya produksi dan biaya tenaga kerja langsung.

BAB III METODA PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, data yang diperlukan, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini diuraikan hasil kunjungan dan penelitian ke perusahaan dalam bentuk gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah dan perkembangan perusahaan, tujuan didirikan perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi, tugas, wewenang dan tanggung jawab, personalia, produksi, proses produksi.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi hasil dari data yang berhubungan dengan obyek penelitian, dianalisis dan dibahas dengan dasar teknik analisis data yang terdapat dalam BAB III dan dasar teori yang sudah dikemukakan pada BAB II.

BAB VI PENUTUP

(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengendalian

1. Pengertian Pengendalian

Perusahaan sangat memerlukan pengendalian biaya dalam melaksanakan kegiatan usahanya dengan cermat agar biaya yang digunakan efisien. Berikut beberapa pengertian mengenai pengendalian:

Pengendalian merupakan proses yang digunakan oleh manajemen agar para pelaksana bekerja dengan efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi atau tujuan bagian organisasi yang telah ditetapkan terlebih dahulu” (Supriyono, 1993: 8).

Pengendalian adalah proses untuk menerima kembali, menilai dan selalu memonitor laporan- laporan apakah pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan (Supriyono, 1999: 8).

2. Tujuan Pengendalian

(23)

Tujuan dilakukannya pengendalian biaya adalah mencegah terjadinya pemborosan biaya sehingga efisiensi yang diharapkan dapat tercapai, untuk menilai prestasi manajemen dalam melaksanakan fungsinya, mendorong ditaatinya kebijakan yang telah ditetapkan, dan mengarahkan semua elemen yang terkait dalam kegiatan operasi (Anthony, 1993: 4).

Dari tujuan di atas maka dapat dikatakan bahwa perusahaan bisa melakukan efisiensi terhadap biaya tenaga kerja langsung dalam kegiatan perusahaan. Langkah- langkah yang bisa ditempuh dalam melaksanakan pengendalian biaya ini antara lain, dibuat suatu biaya standar, dibuat suatu anggaran biaya, dan dibentuk suatu fungsi atau departemen pengawasan atau pengendalian.

B. Perencanaan

1. Pengertian Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan tujuan-tujuan perusahaan dan pemilihan tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Supriyanto, 1995: 4).

2. Jenis Perencanaan

(24)

a. Perencanaan proyek

Perencanaan proyek adalah proses pembuatan keputusan program-program organisasi yang akan dilaksanakan serta penaksiran jumlah sumber yang perlu dialokasikan untuk setiap program utama, biasanya lebih dari satu tahun.

b. Perencanaan periodik

Perencanaan periodik adalah perencanaan kegiatan untuk periode waktu-waktu tertentu, biasanya satu tahun atau satu periode akuntansi.

C. Anggaran

1. Pengertian Anggaran

Berikut beberapa pengertian mengenai anggaran untuk mempermudah pembahasan berikutnya oleh beberapa penulis:

“Anggaran: merupakan rencana kegiatan di masa yang akan datang dinyatakan secara kuantitatif, biasanya dalam satuan uang” (Gudono, 1993: 185).

(25)

2. Manfaat Anggaran

Menurut Munandar (1989: 18), ada 5 manfaat anggaran, yaitu:

a. Anggaran memaksa manajemen mene ntukan tujuan perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

b. Anggaran memaksa manajemen menganalisis masalah yang akan dihadapi di masa yang akan datang.

c. Anggaran dapat digunakan sebagai alat koordinasi penggunaan sumber daya yang dimiliki sehingga semua kegiatan berjalan dengan harmonis. d. Anggaran merupakan alat komunikasi antar bagian dan antar tingkatan. e. Anggaran memberikan dasar bagi pengukuran prestasi.

3. Prosedur Penyusunan Anggaran

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas penyusunan anggaran serta pelaksanaan kegiatan anggaran lainnya, ada ditangan pimpinan tertinggi perusahaan. Namun tugas menyiapkan dan menyusun anggaran serta kegiatan-kegiatan anggaran lainnya tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi perusahaan, namun dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan.

(26)

1. Bagian Administrasi

Bagian administrasi inilah terkumpul semua data dan informasi yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, baik kegiatan dibidang pemasaran, kegiatan dibidang produksi, kegiatan dibidang pembelanjaan maupun kegiatan dibidang personalia.

2. Panitia Anggaran

Membentuk panitia anggaran ini apabila bagian administrasi atau lainnya tidak dimungkinkan digunakan dengan alasan kegiatan-kegiatan perusahaan cuk up komplek, beraneka ragam dengan ruang lingkup yang cukup luas. Tim penyusun anggaran ini biasanya diketuai oleh salah seorang pimpinan perusahaan (misalnya Wakil Direktur) dengan anggota-anggota diwakili bagian pemasaran, bagian produksi, bagian pembelanjaan dan bagian personalia.

Anggaran merupakan alat yang baik untuk mengkoordinasikan semua sumber daya perusahaan untuk mencapai target atau tujuan tertentu. Anggaran juga merupakan alat untuk mengalihkan perhatian manjemen (attention directing), karena anggaran membantu manajemen memusatkan perhatian dan kegiatannya sendiri mungkin pada apa yang harus dicapai dalam periode yang akan datang (Gudono, 1993: 185).

(27)

periode tertentu yang akan datang. Sedangkan anggaran fleksibel adalah anggaran yang penyusunannya didasarkan deret atau seri tingkatan kegiatan yang mungkin dicapai perusahaan untuk periode tertentu yang akan datang (Gudono, 1993: 190).

4. Anggaran Produksi

Anggaran produksi dalam arti yang luas berupa penjabaran dari rencana penjualan menjadi rencana produksi. Dengan demikian kegiatan produksi bukan merupakan aktivitas yang berdiri sendiri melainkan aktivitas penunjang dari rencana penjualan. Karena itu jelas bahwa rencana produksi yang demikian meliputi perencanaan tentang jumlah produksi, kebutuhan persediaan, material, tenaga kerja dan kapasitas produksi. Sedangkan anggaran produksi dalam arti sempit disebut juga jumlah yang harus diproduksi, merupakan suatu perencanaan tingkat atau volume barang yang harus diproduksi oleh perusahaan agar sesuai dengan volume atau tingkat penjualan yang telah direncanakan (Adisaputro, 2003: 181).

Penyusunan anggaran produksi ini bertujuan untuk menunjang kegiatan penjualan sehingga barang dapat disesuaikan dengan rencana yang ditetapkan, menjaga tingkat persediaan yang memadai, artinya tingkat persediaan yang tidak terlalu besar atau tidak terlalu kecil (Adisaputro, 2003: 183).

(28)

mengakibatkan kekurangan persediaan, misalnya: kekurangan persediaan bahan mentah mengakibatkan gangguan pada produksi, sedangkan kekurangan barang jadi mengakibatkan banyak pelanggan kecewa dan hilangnya peluang memperoleh keuntungan, dan mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya-biaya yang akan dikeluarkan akan seminimal mungkin (Adisaputro, 2003: 183).

Anggaran produksi mempunyai kegunaan, antara lain: sebagai pedoman kerja, sebagai alat koordinasi kerja, dan sebagai alat pengendalian kerja. Anggaran ini membantu manajemen dalam memimpin jalannya perusahaan, agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik maka taksiran-taksiran yang termuat dalam anggaran harus cukup akurat sehingga tidak jauh menyimpang dari realisasinya (Adisaputro, 2003: 183).

Setiap perusahaan tentunya mengeluarkan biaya untuk keperluan tenaga kerja yang merupakan salah satu faktor utama. Meskipun perusahan telah menggunakan mesin- mesin canggih dalam produksinya. Mesin yang bekerja dalam produksi perusahaan perlu ditangani oleh tenaga manusia, bagaimana baiknya kondisi dan canggihnya mesin tersebut.

(29)

hubungan langsung dengan proses produksi. Anggaran tenaga kerja langsung disusun dari anggaran produksi (Ahyari, 1989: 314).

Anggaran tenaga kerja langsung meliputi taksiran kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan untuk memproduksi jenis dan jumlah produk yang direncanakan dengan anggaran produksi tersebut. Bagi perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu produk maka anggaran tenaga kerja langsung harus dipisahkan dan diperinci sesuai jenis produknya (Ahyari, 1989: 315).

Penyusunan anggaran tenaga kerja langsung yang baik akan memberi banyak manfaat bagi perusahaan seperti dikemukakan oleh beberapa penulis, adapun manfaat disusunnya anggaran tenaga kerja langsung menurut Marwan Asri (1980: 27) adalah sebagai berikut:

a. Penggunaan tenaga kerja secara lebih efisien karena rencana yang matang.

b. Pengeluaran biaya tenaga kerja langsung dapat direncanakan dan diatur secara efisien.

c. Harga pokok barang dapat dihitung secara tepat. d. Dipakai sebagai alat penga was biaya tenaga kerja.

(30)

Anggaran produksi dalam unit XXX

Jam kerja langsung per unit XXXx

Total jam kerja langsung yang diperlukan XXX Tarif upah per jam kerja langsung XXXx Total anggaran tenaga kerja langsung XXX

Untuk memperhitungkan besarnya biaya tenaga kerja langsung dalam suatu perusahaan, tentunya harus diketahui terlebih dahulu berapa besarnya jumlah jam kerja tenaga kerja langsung tersebut. Tanpa mengetahui besarnya jam kerja tenaga kerja langsung yang direncanakan dalam suatu perusahaan, maka manajemen perusahaan tidak akan dapat menghitung besarnya jumlah biaya tenaga kerja langsung yang akan diperhitungkan dalam satu tahun anggaran. Jam kerja tenaga kerja langsung ini akan dijadikan salah satu dasar utama perhitungan biaya tenaga kerja langsung untuk memproduksi produk perusahaan (Ahyari, 1989: 315).

(31)

manjemen perusahaan yang bersangkutan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Ahyari, 1989: 316).

Untuk menyusun anggaran tenaga kerja langsung dalam perusahaan, mengetahui besarnya jam kerja dari tenaga kerja langsung saja belum cukup. Disamping itu juga besarnya tarif upah tenaga kerja langsung perlu pula diketahui. Tarif upah ini sangat penting karena akan menya ngkut dua pihak, yakni perusahaan yang akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan biaya produksi serta karyawan langsung karena menyangkut kepentingannya (Ahyari, 1989: 326).

Penentuan tarif upah tenaga kerja langsung dilakukan manajemen perusahaan dengan cara atau berdasarkan salah satu dari dua sistem upah, yakni sistem upah menurut unit waktu dan sistem upah menurut unit produk. Apabila perusahaan menerapkan system upah menurut waktu, maka besarnya upah yang akan diterima oleh para karyawan akan tergantung pada banyak atau sedikitnya jumlah jam kerja yang akan dilaksanakan dalam satu periode. Sedangkan perusahaan yang menerapkan sistem upah per produk, besar kecilnya pendapatan karyawan langsung akan tergantung pada jumlah unit produk (Ahyari, 1989: 327).

D. Penggunaan Anggaran dalam Perencanaan dan Pengendalian

Langkah pertama dalam perencanaan adalah menentukan tujuan yang akan dicapai, dari sini perusahaan harus bisa mengetahui berapa kira-kira

(32)

dan bagaimana perusahaan dapat menghasilkan suatu produk jenis baru. Setelah tujuan dasar ditentukan, strategi dan kebijaksanaan harus dirumuskan dan dituangkan ke dalam anggaran periodik agar dapat dinilai dan ditinjau kembali kemajuan yang telah dicapai, apakah sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau belum. Bila belum maka perlu diadakan revisi atau perbaikan terhadap rencana dan tujuan (Supriyono, 1989: 91)

Pengendalian pada dasarnya adalah membandingkan rencana dengan pelaksanaan sehingga dapat ditentukan penyimpangan yang timbul. Seringkali istilah perencanaan dan pengendalian dicampuradukkan dan seringkali kedua istilah tersebut digunakan untuk maksud yang sama. Sesungguhnya antara perencanaan dan pengendalian mempunyai dua konsep yaitu (Supriyono,1989: 93)

1. Perencanaan berhubungan dengan pengembangan tujuan masa depan dan penyusunan berbagai anggaran untuk mencapai tujuan tersebut, sedangkan pengendalian berhubungan dengan langkah- langkah yang dilaksanakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa semua bagian dalam organisasi berfungsi secara konsisten dengan kebijaksanaan organisasi

(33)

E. Prediksi Penjualan

1. Pengertian Prediksi Penjualan

Perusahaan yang baik tentunya akan membuat prediksi penjualan sebelum menyusun rencana produksi. Dengan prediksi penjualan yang teliti dan cermat akan dapat digunakan untuk menentukan jumlah barang yang akan diproduksi.

Berikut beberapa pengertian prediksi penjualan:

“Prediksi adalah merupakan ramalan mengenai apa yang mungkin terjadi, tanpa ada usaha dari peramal untuk mempengaruhi apa yang terjadi agar sesuai dengan ramalan” (Anthony, 1993: 44).

“Prediksi penjualan adalah merupakan suatu usaha untuk memperkirakan tingkat penjualan yang akan dicapai perusahaan pada waktu yang akan datang” (Asri, 1980: 2).

“Prediksi penjualan adalah merupakan proyeksi tentang permintaan dari pelanggan potensial di waktu yang akan datang dengan menggunakan asumsi-asumsi”(Supriyanto, 1995: 66).

2. Jenis Prediksi Penjualan

(34)

1. Prediksi penjualan jangka panjang (prediksi strategis) yang merupakan pemikiran tentang penjualan yang dihasilkan suatu perusahaan selama lebih dari satu tahun, biasanya sampai lima tahun yang akan datang. 2. Prediksi penjualan jangka pendek (prediksi taktis) mencakup perkiraan

tentang penjualan produk yang akan dihasilkan dalam jangka waktu satu periode, biasanya satu tahun atau kurang.

Prediksi penjualan jangka panjang merupakan prediksi posisi umum perusahaan pada tahun-tahun mendatang didunia bisnis. Sedangkan Prediksi penjualan jangka pendek merupakan perkiraan yang lebih rinci dari prediksi penjualan jangka panjang untuk mempermudah merealisasikan prediksi penjualan jangka panjang.

3. Perhitungan Prediksi Penjualan

Perhitungan mengenai prediksi penjualan, banyak metode yang digunakan, yang paling sering digunakan dalam perusahaan adalah metode

least squares (Ahyari, 1989: 157). Metode least squares menggunakan persamaan berikut ini:

Y’ = a + bX Keterangan :

Y = Variabel penjualan yang diprediksikan

a = Konstanta yang menunjukkan besarnya Y dan X sama dengan 0 b = Variabelitas per X, yang menunjukkan besarnya perubahan nilai Y X = Unit waktu

(35)

Dimana :

∑Y a =

n ∑XY b =

∑X2

F. Perencanaan Produksi

1. Pengertian Perencanaan Produksi

Perencanaan berarti menentukan tujuan dan cara pencapaian tujuan tersebut. Pada berbagai tingkatan dalam organisasi dan untuk jangka waktu yang panjang atau pendek (Munandar, 1989: 20). Sedangkan produksi adalah merupakan pengubahan dari bahan atau sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen yang berupa barang atau jasa (Mulyadi, 1993: 14).

2. Tujuan Perencanaan Produksi

Menurut Mulyadi (1993: 14) ada beberapa tujuan dilakukannya perencanaan produksi, yaitu:

a. Mengatur produksi sehingga biaya-biaya produksi dapat seminimal mungkin.

b. Menunjang kegiatan penjualan sehingga barang dapat disediakan sesuai dengan rencana.

c. Menunjang tingkat persediaan yang memadai.

(36)

3 Jenis Perencanaan Produksi

Menurut Mulyadi (1993: 15), ada 2 jenis perencanaan produksi, yaitu:

a. Perencanaan produksi jangka panjang

Perencanaan produksi jangka panjang, yaitu kegiatan produksi lebih dari satu tahun atau biasanya lima tahun mendatang.

b. Perencanaan produksi jangka pendek

Perencanaan produksi jangka pendek yaitu penentuan produksi yang dilakukan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun atau biasanya kwartalan atau triwulanan.

G. Biaya dan Biaya Produksi

1. Pengertian Biaya dan Biaya produksi

Biaya merupakan faktor yang penting bagi perusahaan, menurut Mulyadi (1993: 8) pengertian biaya ada dua, yaitu:

a. Dalam arti luas, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah atau kemungkinan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu

(37)

atau belum dimanfaatkan dalam hubungannya dengan realisasi penghasilan.

Menurut Mulyadi (1993: 14) biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.

2. Jenis Biaya dan Biaya Produksi

Menurut Supriyono (1999: 18), ada 6 jenis biaya, yaitu: a. Menurut fungsi pokok dari kegiatan perusahaan:

1) Fungsi produksi, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual.

2) Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk selesai yang siap dijual.

3) Fungsi administrasi dan umum, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan.

4) Fungsi keuangan, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau penyediaan dana yang diperlukan perusahaan.

b. Menurut periode akuntansi dimana biaya akan dibebankan:

(38)

2) Pengeluaran penghasilan, pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi di mana pengeluaran terjadi. c. Menurut tendensi perubahannya terhadap aktivitas / kegiatan /volume:

1) Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.

2) Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya akan berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

3) Biaya semi variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding.

d. Menurut obyek atau pusat biaya yang dibiayai:

1) Biaya langsung, adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu. 2) Biaya tidak langsung, adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya

tidak dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa obyek atau pusat biaya.

e. Menurut tujuan pengambilan keputusan:

(39)

2) Biaya tidak relevan, adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya tersebut tidak perlu diperhitungkan kembali didalam proses pengambilan keputusan. f. Menurut tujuan pengendalian biaya

1) Biaya terkendalikan, adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.

2) Biaya tidak terkendalikan, adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.

Menurut Supriyono (1999: 19), ada 3 jenis biaya produksi, yaitu:

a. Biaya bahan baku langsung, merupakan semua bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari barang jadi, yang secara langsung dapat diperhitungkan ke dalam harga pokok barang jadi. b. Biaya tenaga kerja langsung, merupakan biaya dari tenaga kerja yang

dapat diidentifikasi secara langsung terhadap produk tersebut.

(40)

H. Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung

Akuntansi dan pengendalian biaya tenaga kerja makin lama makin menjadi penting. Biaya tenaga kerja pada umumnya telah meningkat, besarnya sebagian hasil dari penjualan yang diterima oleh karyawan sebagai upah telah meningkat. Oleh karena itu, biaya tenaga kerja menjadi suatu faktor yang lebih penting (Supriyono, 1993:81).

Pengendalian biaya tenaga kerja yang efektif adalah pengembangan dan pemeliharaan suatu sikap bekerja sama diantara karyawan dan pimpinan. Disamping itu dilihat dari segi akuntansi, pengendalian biaya tenaga kerja berkisar pada pengukuran dan pelaksanaan yang sebenarnya terhadap suatu tolak ukur atau standar dan mengadakan tindak lanjut terhadap alasan-alasan terjadinya penyimpangan dari standar ini (Supriyono, 1993: 83).

Dalam pengendalian biaya tenaga kerja langsung, seperti juga dengan kebanyakan biaya produksi, tanggung jawab terakhir terletak pada atasan langsung. Maka, pada golongan atasan ini harus diberikan bantuan dalam mengukur pelaksanaan dan harus dilaksanakan berbagai fungsi penetapan kebijaksanaan atau pembatasan-pembatasan. Disini terlihat tugas-tugas utama dari departemen controller. Diantara cara yang boleh digunakan oleh pimpinan akuntansi untuk bagiannya dalam pengendalian biaya tenaga kerja, adalah sebagai berikut (Supriyono, 1993: 84):

(41)

2. Menyediakan informasi pra-perencanaan yang akan digunakan dalam menetapkan standar regu kerja dengan menghitung standar jam kerja yang diperlukan untuk program produksi.

3. Melaporkan per jam, per hari, atau per minggu pelaksanaan buruh yang sebenarnya dibandingkan dengan standar.

4. Menetapkan prosedur-prosedur untuk pendistribusian yang cermat dari biaya buruh yang sebenarnya.

5. Menyediakan data tentang pelaksanaan masa yang lalu dalam hubungannya dengan penetapan standar-standar.

6. Memelihara catatan-catatan yang cukup tentang standar-standar tenaga kerja dan bersiap-siap terhadap revisi-revisi yang perlu.

7. Menyediakan laporan data tambahan mengenai tenaga kerja, seperti jam dan biaya premi lembur, biaya-biaya kontrak, jam rata-rata per minggu, dan sebagainya.

I. Efisiensi Biaya Produksi dan Biaya Tenaga Kerja Langsung 1. Efisiensi Biaya Produksi

Berikut pengertian mengenai efisiensi :

“Efisiensi: merupakan rasio pembanding antara keluaran (output) terhadap masukan (input) atau jumlah keluaran per unit dibandingkan dengan masukan” (Halim, 2003: 72).

(42)

Efisiensi biaya produksi merupakan penekanan biaya dalam menghasilkan produk atau biaya produksi dapat dipertimbangkan penggunaannya pada hal yang paling menguntungkan. Efisiensi biaya produksi ini mempunyai kaitan dengan harga jual produk (Supriyono, 1993: 95).

Dengan ditekannya biaya produksi ini menguntungkan bagi perusahaan sebab dapat menetapkan harga jual yang rendah, sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain dan dapat menguasai pasar yang ada. Dengan demikian efisiensi mencegah terjadinya biaya yang berlebihan yang merupakan pemborosan yang seharusnya tidak terjadi (Supriyono, 1993: 95).

2. Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung akan mengakibatkan penekanan-penekanan biaya yang merupakan salah satu unsur dari harga pokok produksi. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan efisiensi biaya tenaga kerja langsung adalah agar dalam pengunaan dan pengeluaran biaya tenaga kerja langsung lebih efisien (Supriyono, 1993: 96).

(43)

Keinginan dari pemilik dan karyawan agar perusahaan seefisien mungkin sehingga keuntungan maksimal (Supriyono, 1993: 96).

Penekanan biaya tenaga kerja langsung akan mengakibatkan harga pokok produk yang rendah akan dapat bersaing dan akhirnya dapat menguasai pasar. Dengan demikian efisiensi biaya tenaga kerja langsung dapat mengurangi biaya tenaga kerja langsung yang berlebihan (Supriyo no, 1993: 96).

Untuk menganalisis Upah tenaga kerja langsung dapat dihitung dengan rumus (Supriyono, 1993: 106):

Upah tenaga kerja langsung dianggarkan XXX Upah tenaga kerja langsung realisasi XXX

Selisih upah XXX

Kemudian selisih tersebut dianlisis dengan dua cara, yaitu: a. Selisih Tarif Upah Langsung (STUL)

Selisih Tarif Upah Langsung timbul karena perusahaan telah membayar upah langsung dengan tarif lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan upah langsung standar. Secara sistematis Selisih Tarif Upah Langsung (Supriyono, 1993: 107) dapat dinyatakan dengan rumus:

STUL = (Ts – Tst)) X JS Dimana:

(44)

Tst = Tarif upah standar JS = Jam Sesungguhnya

b. Selisih Efisiensi Upah Langsung (STUL)

Selisih Efisiensi Upah langsung adalah selisih biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara jam kerja sesungguhnya yang dipakai dengan jam kerja standar atau selisih yang timbul karena telah menggunakan waktu kerja yang lebih besar atau lebih kecil dibandingkan waktu standar. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut (Supriyono, 1993: 108 ):

SEUL = (JS – Jst)) X Tst Dimana :

JS = Jam sesungguhnya Jst = Jam standar

Tst = Tarif upah standar

Setelah didapatkannya selisih, kemudian dihitung total selisih untuk menilai terkendali atau tidak biaya tenaga kerja langsung. Total selisih diperoleh dari hasil penjumlahan selisih tariff upah langsung (STUL) dan selisih efisiensi upah langsung (SEUL).

(45)

x =

Setelah diketahui UCL dan LCL dibuat grafik pengendali x. (Montgomery,1985: 121)

(46)

berada diluar garis UCL dan LCL selisih biaya tenaga kerja langsung dikatakan tidak terkendali (Montgomery,1985: 123).

Selisih efisiensi upah langsung disebabkan oleh (Supriyono, 1993:109):

a. Tenaga kerja kurang terdidik dengan baik.

b. Bahan baku berkualitas kurang baik, sehingga dalam pengolahannya memerlukan banyak jam kerja.

c. Kesalahan mesin, sehingga mengakibatkan gangguan dan terlambatnya pekerjaan.

d. Kurang baiknya penyedia tenaga kerja.

Selisih tarif upah dapat terjadi karena (Supriyono, 1993: 110):

a. Telah digunakannya tenaga kerja langsung dengan tarif upah berbeda dengan standar pekerjaan tertentu.

b. Telah dibayar upah dengan tarif lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan tarif standar.

c. Adanya kenaikan atau penurunan pangkat karyawan yang mengakibatkan perubahan tarif upah.

(47)

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipilih disini adalah studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan terhadap obyek tertentu sehingga kesimpulan yang akan diambil kemudian hanya akan berlaku pada obyek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap 2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-september 2005 C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian

a. Kepala Bagian Penjualan b. Kepala Bagian Akuntansi c. Kepala Bagian Personalia d. Kepala Bagian Produksi

2. Obyek penelitian

(48)

D. Data yang Dicari

1. Gambaran umum perusahaan yaitu struktur keseluruhan dan struktur organisasi produksi

2. Metode penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung perusahaan 3. Data realisasi penjualan

4. Volume produksi

5. Persediaan awal barang jadi 6. Persediaan akhir barang jadi

7. Jumlah tenaga kerja langsung per bagian produksi 8. Tarif upah yang dianggarakan

9. Tarif upah sesungguhnya

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya jawab secara langsung untuk memperoleh informasi data mengenai gambaran umum perusahaan, proses produksi dan struktur organisasi. 2. Observasi

(49)

3. Dokumentasi

Merupakan teknik pengumpulan data dengan melalui catatan-catatan perusahaan dengan masalah yang diteliti. Data yang akan dicari antara lain biaya produksi, volume produksi, dan laporan biaya produksi.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Untuk menjawab permasalahan pertama, prosedur yang digunakan adalah:

a. Mendeskripsikan penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung pada PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap.

b. Penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut kajian teori, dengan cara sebagai berikut:

1) Prediksi penjualan

Perhitungan mengenai prediksi penjualan (ramalan Penjualan) menggunakan metode least squares dengan menggunakan rumus persamaan trend.

Y’ = a + bX Dimana: ∑Y a =

(50)

∑XY b =

∑X2 Keterangan:

Y = Variabel penjualan yang diprediksikan

a = Konstanta yang menunjukkan besarnya Y jika X sama dengan 0

b = Variabel per X, yang menunjukkan besarnya perubahan nilai Y

X = Unit waktu

n = Banyaknya tahun (data) realisasi penjualan

Metode least squares ini dipilih karena dalam penyusunan hasil dapat dipercaya dan perhitungannya rela tive mudah serta metode ini paling banyak digunakan di perusahaan (Ahyari, 1989: 157). Selanjutnya adalah membuat indeks musim.

2) Rencana produksi

(51)

Rencana penjualan XXX Persediaan akhir XXX+

Kebutuhan XXX

Persediaan awal XXX- Rencana produksi XXX

3) Menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung

Anggaran biaya tenaga kerja langsung yang digunakan adalah anggaran fleksibel, yaitu anggaran yang penyusunannya didasarkan deret atau seri tingkatan kegiatan yang mungkin dicapai perusahaan untuk periode tertentu yang akan datang. Data yang diperlukan untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah anggaran produksi, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran jam kerja tenaga kerja langsung, anggaran tarif upah tenaga kerja langsung yang dihasilkan oleh perusahaan, Anggaran biaya tenaga kerja langsung (BTKL) disusun dengan menggunakan rumus:

Anggaran produksi dalam unit XXX

Jam kerja langsung per unit XXXx

Total jam kerja langsung yang diperlukan XXX Tarif upah per jam kerja langsung XXXx Total anggaran tenaga kerja langsung XXX c. Membandingkan penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung

(52)

d. Menarik kesimpulan untuk penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung pada PT X sudah sesuai menurut teori atau belum. Penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung pada PT X dikatakan sesuai bila mengikuti langkah-langkah atau penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut teori, yaitu membuat prediksi penjualan, membuat rencana produksi, dan menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung.

2. Untuk menjawab masalah kedua, prosedur yang digunakan adalah:

a. Mendeskripsikan data-data perusahaan yang digunakan dalam menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung.

b. Menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung yang dilakukan oleh perusahaan, dalam hal ini departemen keuangan atas wewenang direksi keuangan.

c. Mendeskripsikan data-data realisasi biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan perusahaan.

d. Membandingkan anggaran biaya tenaga kerja langsung dengan realisasinya.

(53)

Upah tenaga kerja langsung dianggarkan Rp XXX Upah tenaga kerja langsung realisasi Rp XXX – Selisih upah Rp XXX

Kemudian selisih tersebut dianalisis dengan menggunakan dua cara, yaitu:

1) Selisih Tarif Upah Langsung ( STUL)

Secara sistematis, selisih tarif upah langsung dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

STUL = (Ts – Tst)) X JS

Dimana, Tst : Tarif upah standar Ts : Tarif sesungguhnya JS : Jam Sesungguhnya

Jika, Ts < Tst, maka selisih upah menguntungkan Ts > Tst, maka selisih upah tidak menguntungkan 2) Selisih Efisiensi Upah Langsung ( SEUL)

Secara sistematis selisih efisiensi upah langsung dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

SEUL = (JS – Jst)) X Tst

Dimana, JS : Jam sesungguhnya JSt : Jam standar Tst : Tarif upah standar

(54)

JS < JSt maka selisih efisiensi upah langsung menguntungkan

f. Setelah didapatkan selisih, kemudian dihitung total selisih untuk menilai terkendali atau tidak biaya tenaga kerja langsung. Total selisih diperoleh dari hasil penjumlahan STUL dan SEUL.

g. Untuk menilai terkendali atau tidak biaya tenaga kerja langsung digunaka grafik pengendali x dan R. dengan mencari BPA (Batas Pengendali Atas)/ UCL (Upper Control Limit) dan BPB (Batas Pengendali Bawah)/ LCL (Lower Control Limit). Rumus untuk menghitung UCL dan LCL sebagai berikut (Montgomery, 1985: 209):

(55)

Setelah diketahui UCL dan LCL dibuat grafik pengendali x. (Montgomery,1985: 209)

(56)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah dan Perkembangan Perus ahaan

Dalam rangka menggerakkan usaha swasembada sandang, maka pada tahun 1961 pemerintah Republik Indonesia memprakarsai dibangunnya pabrik-pabrik pemintalan dan pertenunan di sebagian besar wilayah Indonesia. Salah satunya adalah pembangunan pabrik pemintalan (Patal) Cilacap. Pembangunan fisik Patal Cilacap dimulai pada tahun 1964 di atas tanah seluas 166.900 m2 atas bantuan kredit dari pemerintah Inggris. Peresmian pabriknya dilakukan oleh Menteri Perindustrian RI, Brigjen Ashari, pada tanggal 10 Februari 1964. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 tahun 1964, Patal Cilacap ditetapkan sebagai salah satu unit produksi dari PT. Industri Sandang Nusantara yang berpusat di Surabaya.

Sejak dimulainya produksi sampai dengan pertengahan tahun 1969, kapasitas produksi yang terpakai hanya sebesar 80% dari kapasitas produksi sebesar 45.792 mata pintal. Hal ini disebabkan oleh langkanya bahan baku dan spare part mesin. Tetapi sejak akhir tahun 1970 kapasitasnya telah terpakai sebesar 100%.

(57)

kode P berarti benang diproduksi dengan bahan dasar polyster, kode PC berarti benang diproduksi dengan bahan campuran (polyster dan cotton), sedangkan kode PR berarti benang diproduksi dengan bahan campuran (polyster dan rayon). Dengan bertambahnya kapasitas mata pintal tersebut, maka pemakaian bahan baku total menjadi 380 ton per bulan.

B. Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap terletak di jalan Kyai Kendil Wesi No. 1 Cilacap.

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap seperti terlihat dalam gambar 4.1 adalah struktur organisasi garis/lini. Dalam bentuk organisasi garis ini saluran perintahnya merupakan garis lurus dari pucuk pimpinan sampai kepada karyawan. Jadi karyawan harus bertanggung jawab kepada pimpinan atas tugas yang diberikan kepadanya.

(58)

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap

General

(59)

Adapun tugas dan wewenang masing- masing bagian dalam organisasi adalah sebagai berikut :

1. General Manager yang dalam pelakasanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Direksi mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Melaksanakan kebijakan pokok perusahaan.

b. Mengamankan semua kekayaan, inventaris dan surat berharga milik perusahaan.

c. Membina hubungan baik antar perusahaan, masyarakat dan pemerintah. d. Bertindak sebagai penanggung jawab utama atas semua kegiatan dan usaha

untuk mencapai tujuan perusahaan.

2. Bagian Keuangan dan Umum adalah staf pelaksana yang dipimpin oleh seorang Kepala Bagian Setingkat Penata yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer. Bagian keuangan terdiri dari :

a.Seksi Pembukuan b.Seksi Logistik c.Seksi Verifikasi d.Urusan Penjualan e.Urusan pembelian

Tugas dari bagian keuangan adalah :

a. Menyelenggarakan pengadaan barang yang meliputi bahan baku, spare parts, accessories, serta bahan penolong.

(60)

c. Mengatur administrasi pergudangan yang terdiri dari bahan baku dan barang jadi.

d. Melakukan pencatatan (pembukuan) kekayaan dan hutang perusahaan dan membuat laporan keuangan.

e. Bersama-sama dengan seksi pembina produksi menghitung kebutuhan biaya rutin seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang dipergunakan dalam penentuan standar dan sebagai bahan dalam penyusunan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan).

f. Menyelenggarakan administrasi bagian keuangan. g. Menyelenggarakan market research.

Dalam melaksanakan tugasnya, bagian keuangan dibantu oleh seksi personalia/ umum yang bertugas :

a. Merencanakan kebutuhan personil berdasarkan susunan or ganisasi perusahaan.

b. Mengatur kegiatan pembinaan personil dan hubungan perburuhan.

c. Mengadakan analisa kerja dan evaluasi jabatan (job description) untuk menentukan formasi kerja yang efektif.

d. Mengelola sistem dan mengatur penyelenggaraan penggajian, pemberian jaminan sosial dan kesejahteraan karyawan.

e. Mengatur pelaksaan pemberhentian karyawan dan menyelesaikan hak-hak serta kewajiban nya sesuai dengan peraturan yang berlaku

f. Melakukan analisa secara berkala atas pelaksanaan tugas Bidang Umum. 3. Bagian Produksi / Teknik terdiri dari :

(61)

b. Seksi Maintenance

c. Seksi Pelaksana Produksi d. Seksi AC/Bengkel e. Seksi Listrik

Bagian Produksi /Teknik mempunyai tugas :

a. Mengatur dan melaksanakan proses produksi dari bahan baku menjadi barang jadi sesuai order produksi.

b. Mengatur dan merawat mesin- mesin produksi sehingga mesin- mesin produksi selalu dalam keadaan standar untuk operasi.

c. Menyiapkan spin plan.

d. Membuat rencana kebutuhan bahan baku, bahan penolong, spare part dan alat-alat serta bahan lainnya yang berhubungan dengan tugasnya.

e. Melakukan analisa secara berkala atas pelaksanaan spin plan serta pemakaian bahan baku, bahan penolong dan spare part.

f. Menghitung kebutuhan biaya rutin seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang dipergunakan dalam kegiatan produksi untuk menentukan standar biaya dan dalam rangka penyusunan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan).

g. Mengumpulkan data mengenai kebutuhan biaya rutin pada bagian produksi. h. Mengambil langkah- langkah yang diperlukan bila terjadi penyimpangan

dari standar yang telah ditetapkan.

i. Memberikan rekomendasi atas barang yang akan dipergunakan untuk keperluan produksi/teknik.

(62)

k. Bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban barang-barang dan peralatan yang berada di bagian produksi/teknik.

l. Merencanakan, mengatur, dan mengawasi agar produksi berjalan seefisien mungkin sesuai dengan waktu, jenis dan kualitas produksi.

m.Mengatur percobaan-percobaan dan penelitian di bidang produksi untuk mendapatkan produk baru, pembinaan kualitas dan peningkatan produktivitas.

4. Bagian Pemasaran, bertugas :

a. Melaksanakan penerimaan pesanan/pembelian dari pelanggan.

b. Merencanakan dan mengatur pendistribusian produk kepada pemesan atau pembeli.

c. Mengatur dan membuat laporan administrasi penjualan. d. Melaksanakan survei penjualan.

5. Bagian Kesehatan, bertugas :

a. Memelihara dan memberikan pelayanan kesehatan bagi karyawan dan keluarganya.

b. Menangani masalah- masalah yang berhubungan dengan higienis perusahaan dan kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungannya.

c. Melakukan pertolongan pertama atas kecelakaan kerja dalam perusahaan, menganalisa sebab-sebabnya dan menyusun rekomendasi pencegahannya. d. Membuat rencana anggaran biaya kesehatan.

e. Memberikan surat istirahat bagi karyawan yang sakit.

(63)

g. Menyelenggarakan administrasi bagian kesehatan.

D. Proses Produksi

PT.Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap melaksanakan produksinya dengan tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Pre Spining

Tahap pre spining dibagi lagi menjadi lima tahap pemrosesan, yaitu : a. Proses persiapan

Proses persiapan merupakan proses pembukaan kapas dari bentuk bale, kemudian diangin-anginkan. Tujua nnya adalah untuk mengembalikan elastisitas dari serat kapas, mempermudah pembersihan kotoran dalam proses selanjutnya dan untuk mengembalikan standar kandungan air pada serat kapas menjadi 8,5%.

b. Proses dalam mesin blowing

Dalam mesin blowing terjadi proses pembukaan gumpalan-gumpalan kapas, pembersihan kapas dari kotoran yang masih melekat, pencampuran dan meratakan serat kapas. Hasil akhir dari mesin ini berupa serat kapas yang panjang rata-ratanya 44 yard dan beratnya 17,5 kg. Serat kapas hasil pengolaha n ini kemudian diberi nomor dan tanda (+) atau (-), tergantung beratnya saat penimbangan yang dibandingkan dengan standar atau batas toleransi.

(64)

Dalam mesin carding terjadi proses pembukaan dan pembersihan serat kapas yang tadinya berupa Lap menjadi Web yaitu serat berbentuk lapisan tipis, pemisahaan serat panjang dan pendek serta pembentukan serat-serat tunggal. Hasil akhir proses ini berupa sliver yang beratnya 7,6 kg tiap can.

d. Proses dalam mesin drawing

Dalam mesin ini terjadi proses pensejajaran serat kapas searah dengan sumbu sliver dan sliver dicampur menjadi homogen untuk meningkatkan kekuatan. Sliver tersebut diproses dalam dua tahap, yaitu :

(1) penangkapan dari 8 can sliver carding menjadi 1 can sliver drawing I, dan (2) dari drawing I sebanyak 8 can dilakukan penangkapan lagi menjadi satu

can pada bagian drawing II e. Proses dalam mesin speed

Hasil dari mesin drawing berupa sliver yang lebih halus dimasukkan ke dalam mesin speed untuk diproses menjadi roving (calon benang) yang beratnya antara 0,9 – 1 kg. Pemrosesan dilakukan dengan melakukan pemuntiran (twisting) dan dibersihkan dari serat-serat yang keluar.

2. Tahap Spinning

Dalam mesin ring spinning terjadi proes pemintalan benang : roving hasil proses mesin speed dipuntir dan digulung dalam sebuah tube. Hasil akhir proes ini berupa benang tunggal dalam sebuah tube yang beratnya 0,1612 kg per tube. 3. Tahap Finishing

(65)

dijual dalam bentuk tunggal, maka benang tersebut akan diolah lebih lanjut dalam mesin cone winder. Sedangkan jika benang dijual dalam bentuk rangkap, maka pengolahan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan mesin traverest.

a. Untuk benang tunggal (single)

Dalam mesin cone winder terjadi proses penggulungan benang tunggal dari bentuk tube ke bentuk cone yang siap dipasarkan setelah dipak lebih dahulu. Pengambilan untuk setiap bal benang dari masing-masing nomor benang

sebanyak 120 cone. Setiap cone beratnya ± 1,516 kg. Setiap bal benang terdiri dari 5 karung dan setiap karung berisi 24 cone atau satu kali diffing. Setelah dikemas, bal-bal benang tersebut kemudian dimasukkan ke gudang benang tenun.

b. Untuk benang rangkap (double) Ada dua tahap proses, yaitu :

(1) Proses dalam mesin quick traverest

Dalam mesin ini terjadi proses pensejajaran antara kedua benang tunggal bentuk tube yang mempunyai nomor sama. Proses ini mempermudah pemuntiran pada saat penggabungan kedua benang. Hasil proses ini berupa benang rangkap berbentuk cheese.

(2) Proses dalam mesin ring doubling

(66)

masih harus digulung dalam bentuk cone. Jadi masih harus diproses lagi melalui mesin cone winder.

(67)

Lap

Sliver

Sliver

Roving

Benang Single

Gambar 4.2.

Flow of Production Process PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap Bale Store

Blowing

Carding

Drawing

Speed Frame

Ring Spinning Frame

Cone Winder (Cone)

Reeling Double Winder

(Benang Double)

Ring Twisting

(Benang Double)

(68)

E. Pemasaran

Daerah pemasaran PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap dapat dibagi menjadi dua daerah pemasaran, yaitu :

1. Daerah Jawa Tengah, meliputi Yogyakarta, Pekalongan, Semarang, Solo, Klaten, Kudus dan Tegal.

2. Daerah Jawa Timur, meliputi Surabaya, Gresik, Ponorogo, Malang dan Tulungagung.

Benang hasil produksi Patal Cilacap dipasarkan ke pabrik-pabrik tekstil sebesar 95%, untuk pedagang besar sebesar 2%, dan sisanya sebesar 3% untuk pedagang kecil.

E. Personalia

1. Jumlah Karyawan

Jumlah tenaga kerja yang ada pada PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap pada tahun 2004 berjumlah 598 orang yang terdiri dari 198 wanita dan 402 pria yang dibagi menjadi tenaga kerja berdasarkan :

a. Tingkat Umur

(69)

b. Pendidikan

Tabel 4.2.

Karyawan perusahaan berdasarkan pendidikan No Pendidikan Jumlah Persentase

(%)

Sumber: Bag. Personalia PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap c. Masa Dinas

Tabel 4.3.

Karyawan perusahaan berdasarkan masa dinas

No Masa dinas

Sumber : Bag. Personalia PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap

d. Kepangkatan

Tabel 4.4.

Karyawan perusahaan berdasarkan kepangkatan No Kepangkatan Jumlah Persentase

(70)

2. Status Karyawan

Status ketenagakerjaan yang ada pada PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap adalah sebagai berikut :

a. Karyawan bulanan tetap/organik

Karyawan bulanan adalah karyawan yang bekerja secara tetap pada perusahaan dengan menerima penghasilan dan terdaftar dalam formasi karyawan di bagian personalia.

b. Tenaga honorer 1. Honorerpart timer

Honorer part timer adalah karyawan yang dipekerjakan berdasarkan perjanjian kerja atau berdasarkan ketetapan direksi dengan menerima honorarium bulanan, yang tidak bekerja tiap hari kerja atau tidak bekerja penuh 8 jam per hari. Pada bagian produksi tidak terdapat tenaga kerja part timer.

2. Honorer full timer

Honorer full timer adalah karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan berdasarkan ketetapan direksi dengan menerima honorarium bulanan dan bekerja penuh 8 jam per hari. Pada bagian produksi tidak terdapat tenaga kerja honorarium full timer.

c. Karyawan kontrak kerja

(71)

3. Pengaturan Jam Kerja

Pengaturan jam kerja pada PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap adalah sebagai berikut :

a. Karyawan operator produksi

Karyawan operator produksi dibagi menjadi empat group. Dalam satu hari ada tiga group yang bekerja, sedangkan satu group libur, sehingga hari Minggu pun tetap dapat beroperasi. Jam kerja operator produksi terbagi dalam tiga shift. Dalam hal ini satu shift terdiri dari dua regu pekerja. Hari kerja selama satu minggu (Senin s.d. Minggu) adalah sebagai berikut ; - Shift I : 07.00 - 15.00

Istirahat : 11.00 - 12.00 - Shift II : 15.00 - 23.00 Istirahat : 18.00 - 19.00 - Shift III : 23.00 - 07.00 Istirahat : 01.00 - 02.00

Masa istirahat per shift untuk masing- masing regu adalah 30 menit, dengan pengaturan 30 menit pertama untuk regu pertama dan 30 menit kedua untuk regu kedua. Jadi total jam kerja per hari adalah 22,5 jam.

b. Karyawan yang bekerja di kantor

(72)

c. Karyawan yang bekerja di balai pengobatan, administrasi produksi/teknik dan gudang

Karyawan di bagian ini bekerja selama enam hari seminggu yaitu hari Senin sampai Sabtu dengan pengaturan jam kerja sebagai berikut :

Senin s.d. Jum’at : 07.00 – 15.00 Sabtu : 07.00 – 13.00 Istirahat : 12.00 – 12.30 4. Gaji dan Upah

Pembayaran upah pada PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap telah disesuaikan dengan tingkat Upah Minimum Regional yang berlaku disamping itu diberikan juga berbagai macam tunjangan dan fasilitas kepada karyawan.

a. Penggolongan gaji

Sesuai dengan masa kerja dan tingkat pendidikan karyawannya, PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap gaji karyawannya menjadi 8 golongan, yaitu mulai Golongan IA yang berijasah SD atau yang mempunyai pengalaman khusus sampai dengan Golongan VIII bagi mereka yang diserahi jabatan manajer.

b. Kenaikan gaji

Kenaikan gaji berkala disesuaikan dengan peraturan-peraturan sebagai berikut :

1.Kenaikan gaji berkala diatur dengan surat keputusan individual.

(73)

c. Honorarium tenaga honorer

1.Honorarium bagi tenaga honorer diberikan dalam jumlah penuh dan tidak ditetapkan atas dasar gaji bulanan.

2.Besarnya honorarium diatur dalam peraturan khusus. d. Tunjangan dan fasilitas

Selain gaji pokok karyawan juga menerima berbagai tunjangan dan fasilitas dari perusahaan, yaitu ;

1. Tabungan hari tua (Asuransi), besarnya polis asuransi maksimal untuk : Operator : US$ 1,000

Kaur : US$ 5,000 Kasek : US$ 7,500 Kabag : US$ 10,000 Ka Biro/GM : US$ 12,500

Premi asuransi dibayar karyawan 50% dan sisanya oleh perusahaan.

2. Jamsostek, potongan premi dihitung dari gaji, karyawan membayar 2% sedang perusahaan 4,89%.

3. Pensiun, potongan 4,17% dari gaji pokok, karyawan membayar sepertiga sedangkan sisanya oleh perusahaan.

4. Makan dan minum 5. Pakaian dinas

6. Tunjangan perumahan dan Transport

(74)

9. Gratifikasi dan tunjangan belajar untuk anak yang berprestasi 10.Cuti tahunan dan cuti besar

11.Sumbangan kematian bagi keluarga yang meninggal 12.Rekreasi

e. Upah dan waktu lembur

Kerja lembur dilaksanakan apabila perlu dan penting untuk kelancaran perusahaan. Direksi diberi kuasa oleh perusahaan untuk memberikan ijin dalam melakukan kerja lembur di rumah atau di perusahaan.

Perintah kerja lembur diberikan oleh manajer dan kepala bagian dengan persetujuan direksi pada semua karyawan, yang melakukan kerja lembur paling sedikit satu jam.

Besarnya upah lembur yang ditetapkan perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Lembur biasa (hari biasa) :

Untuk jam pertama x 1,5 x upah/jam, sedang jam selebihnya x 2 x upah/jam

2. Lembur luar biasa ( hari libur resmi/Minggu) :

Untuk 7 jam pertama x 2 x upah/jam, sedang jam selebihnya x 3x upah/jam

5. Cuti

Pelaksanaan cuti pada PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap adalah sebagai berikut :

a. Cuti tahunan

(75)

1. Tiap tahunnya karyawan mendapat cuti 8 hari kerja 2. Cuti kolektif 6 hari kerja

b. Cuti besar

Karyawan yang masa kerjanya telah mencapai minimal 6 tahun mendapat cuti besar selama 3 bulan. Prosedur pengajuan cuti antara lain :

1. Satu minggu sebelumnya karyawan yang bersangkutan mengajukan cuti kepada kepala bagian.

2. Untuk cuti besar, satu minggu sebelumnya karyawan yang bersangkutan mengajukan cuti kepada manajer kemudian manajer mengajukan surat ke direksi atau kantor pusat.

6. Kesehatan dan Keselamatan Karyawan

Untuk menanggulangi bahaya yang sewaktu-waktu timbul antara lain karena arus pendek baik di dalam pabrik maupun di luar pabrik, maka di PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap telah disiagakan peralatan/prasarana pemadam kebakaran yang cukup memadai antara lain tersedia 30 buah kran hydrant yang terletak di dalam maupun di luar pabrik serta di sekitar gudang dan bangunan lainnya.

Di samping itu dalam setiap shift produksi mempunyai peleton pemadam kebakaran, termasuk setiap pekerja shift yang terlatih dan dapat diandalkan apabila terjadi kebakaran sewaktu-waktu.

(76)

tentang baha ya yang mungkin timbul apabila ada keteledoran. Untuk 7 tahun terakhir PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap termasuk zero accident. 7. Pensiun

Bagi karyawan yang memasuki MPP/Masa Persiapan Pensiun, yaitu pada usia 55 tahun akan memperoleh hak-hak sebagai berikut :

a. Uang asuransi b. Jamsostek

c. Bebas tugas sesui masa kerja riil, minimal 6 bulan.

Adapun alasan mengapa seorang pegawai atau karyawan pensiun adalah : a. Meninggal dunia

Seorang pegawai yang sebelum masa kerjanya habis tetapi orang tersebut sudah meninggal dunia maka pegawai tersebut dipensiunkan.

b. Telah mencapai usia pensiun

Seorang karyawan yang telah mencapai batas usia pensiun maka akan dipensiunkan. Sampai dengan tahun 2004, jumlah karyawan yang mencapai usia purna tugas/pensiun ± 160 orang, yaitu karyawan yang masuk bekerja

(77)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung yang dilakukan PT. Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap mengikuti langkah-langkah sebaga i berikut: a. Menyusun ramalan penjualan

Ramalan penjualan dilakukan selain berdasarkan data penjualan tahun-tahun sebelumnya seperti persediaan, penjualan tahun-tahun sebelumnya juga dipertimbangkan terhadap peluang-peluang pasar. Ramalan penjualan yang dibuat akan digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran penjualan. b. Menyusun rencana produksi

Rencana produksi yang disusun tidak hanya berdasarkan anggaran penjualan saja, tetapi juga dipengaruhi oleh persediaan awal dan persediaan akhir perusahaan.

c. Menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung

Penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung yang diselenggarakan perusahaan dilakukan dengan sistem perencanaan kerja yang baik dengan

time schedule yang teratur untuk mendapatkan prosedur kerja dan

(78)

dengan semua pihak, mulai dari direksi, bagian personalia sampai bagian kepala bagian.

2. Penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung menurut teori dilakukan dengan mengikuti langkah- langkah sebagai berikut:

a. Ramalan Penjualan (Prediksi Penjualan)

Ramalan penjualan tahun 2004 dapat dicari berdasarkan data penjualan tahun-tahun sebelumnya. Adapun data penjualan empat tahun sebelumnya Produk Benang Non Cotton, yaitu tahun 2000-2003 (dalam bal) adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1

Data Penjualan Benang Non Cotton PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap

Periode 2000-2003

Tahun Penjualan (bal)

2000 11007

2001 11619

2002 12845

2003 13457

(79)

Tabel 5.2

Perhitungan Ramalan Penjualan

Tahun Penjualan (Y) X XY X2

Seperti penjelasan sebelumnya bahwa rumus atau persamaan yang akan digunakan dalam menentukan ramalan penjualan untuk tahun 2004 adalah sebagai berikut:

a = Komponen yang tetap dari penjualan tiap tahun b = Tingkat perkembangan penjualan tiap tahun x = Jumlah tahun dihitung dari periode dasar n = Jumlah tahun

Sehingga nilai a dan b untuk benang Non Cotton dapat dicari, yaitu:

(80)

Setelah mengetahui nilai a dan b, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai a dan b tersebut kedalam persamaan utama yaitu:

Y = a + bx

Y= 12.232 + 428,8x

Setelah memasukkan nilai a dan b kedalam persamaan utama, langkah selanjutnya mencari Y dengan memasukkan nilai x . untuk tahun 2004 nilai x sebesar 5, maka besarnya penjualan tahun 2004 adalah:

Y = a + bx

Y= 12.232 + 428,8x Y= 12.232 + 428,8 (5) Y = 14.376

Berdasarkan semua perhitungan diatas sudah dapat diketahui besarnya ramalan penjualan benang Non Cotton yang ditargetkan perusahaan untuk tahun 2004, yaitu 14.376 bal. Akan tetapi pada kenyataannya PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap hanya merencanakan penjualan untuk benang Non Cotton 13.100 bal.

1). Perhitungan Ramalan Penjualan selama tahun 2004

(81)

Tabel 5.3

Data Penjualan Bulanan Benang Non Cotton PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap

Periode 2000-2003 (dalam bal)

Sumber: Laporan Keuangan PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap

Dari data tabel 5.3 dapat digunakan untuk membuat ramalan penjualan bulanan dengan menggunakan perhitungan indeks musim. Dengan langkah –langkah sebagai berikut:

Bulan

2000 2001 2002 2003

Januari 910 960 1062 1112

Februari 914 965 1067 1118

Maret 922 973 1075 1126

April 932 984 1088 1140

Mei 935 987 1091 1143

Juni 932 984 1088 1140

Juli 932 984 1088 1140

Agustus 915 966 1068 1119

September 917 968 1070 1121

Oktober 936 988 1092 1144

November 936 988 1092 1144

Desember 826 872 964 1010

Gambar

Gambar 4.1
Gambar 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 5.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis vegetasi yang dilakukan di titik sarang tarsius menunjukkan terdapat total 152 jenis tumbuhan yang berada di hutan lambusango dengan jumlah

- Istutushoidosta elinympäristöjen kunnostamiseen arvokalakantojen luontaisen elinkierron palauttamiseksi. - Valuma-alueiden maankäytön vesiensuojelu kuntoon. - Vaellusyhteydet

Yang dimaksud dengan “pendidikan dan pelatihan kepemimpinan pemerintahan dalam negeri” adalah pelatihan, kursus atau penataran kepemimpinan bagi pegawai negeri sipil

Diferensiasi sel punca, dengan kemampuan ini maka sel punca yang telah sampai pada lokasi kerusakan sel dalam jaringan tubuh akan mampu berdiferensiasi menjadi sel somatik

(Taqiyyuddin, 2003:263). Setelah ilmu pengetahuan dibagi menjadi dua golongan yang berbeda, maka terdapat pula perbedaan dalam hal isi dari masing-masing materi yang

Layanan perpustakaan yang masih bersifat manual menimbulkan berbagai kendala dalam pemberian layanan, misalnya : petugas perpustakaan dalam memberikan layanan

Bab ini membahas tentang terjadinya overdispersi pada distribusi Poisson, kemudian distribusi Binomial Negatif pada kasus overdispersi untuk data count , distribusi Gamma sebagai

Adanya senyawa genestein dalam susu kedelai yang berperan dalam sistem imun, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas imunostimulan susu kedelai