i
KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) TERHADAP
KADAR TRIGLISERIDA PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI DI KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Bernadhea Wikan Pangesti
NIM: 098114050
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
Persetujuan Pembimbing
KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) TERHADAP
KADAR TRIGLISERIDA PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI DI KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Skripsi yang diajukan oleh:
Bernadhea Wikan Pangesti
NIM: 098114050
telah disetujui oleh:
Pembimbing Utama
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) TERHADAP
KADAR TRIGLISERIDA PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI DI KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Oleh:
Bernadhea Wikan Pangesti NIM: 098114050
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Pada tanggal: 18 Januari 2013
Mengetahui, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Dekan
(Ipang Djunarko, M.Sc., Apt.)
Panitia Penguji: Tanda Tangan
1. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. ...
2. Ipang Djunarko, M.Sc.,Apt. ...
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada
Tuhan Yesus Kristus
Bapak, Ibu, kakak
Kalian yang senantiasa mendukungku
Teman-temanku seperjuangan
Almamaterku
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,sebab Ia yang memelihara kamu
1 Petrus 5:7
Bapa-mu mengetahui apa yang kamu perlukan sebelum kamu
minta kepada-Nya
Matius 6:8
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Bernadhea Wikan Pangesti
Nomor mahasiswa : 098114050
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) TERHADAP KADAR
TRIGLISERIDA PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI DI KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
pada tanggal: 21 Januari 2013
Yang menyatakan,
vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas berkat dan
penyertaan-Nya yang selalu ada dan tidak berkesudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk
itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak atas
bantuan yang telah diberikan, baik waktu maupun tenaga, hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing utama skripsi ini atas
segala kesabaran untuk selalu mendukung, memotivasi, membimbing, dan
memberi masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini
2. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi, yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian dan selaku penguji skripsi atas
bantuan dan masukan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.
3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji, atas dukungan dan
masukan yang berharga.
4. Ketua Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan izin untuk melakukan
vii
5. Seluruh mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma yang terlibat dalam
penelitian, yang telah membantu penelitian kami sehingga penelitian ini dapat
berlangsung dengan lancar
6. Laboratorium Parahita Yogyakarta yang telah membantu pemeriksaan darah
responden penelitian.
7. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
mendampingi dan membagikan ilmu kepada penulis.
8. Bapak dan Ibu dan keluarga atas kasih sayang, dukungan doa dan perjuangan
untuk terus memberikan yang terbaik bagiku, baik dalam materi maupun
non-materi sehingga penulis terus bersemangat dalam penyusunan skripsi ini.
9. Novi Kiswanto, Yosin Guruh, Kusniar Rahmini Fransiska Anggita, Amelia
Felicia, Silvia Dwita, Hayu Ajeng Raras, Yansen Namahada, Danny Trias,
Lidya Dinda, Listya Purbarini yang telah berjuang bersama untuk bertukar
pikiran dalam mengolah data dan memberikan dukungan..
10.Diah Intan Sari, Katherine Jessica, Eky Suprabawati, Christina Jessy Yessica,
Marsella Lotjita, Agustina Erni yang telah menjadi tempat berbagi canda tawa,
suka dan duka selama ini
11.Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2009 yang telah berjuang bersama
dalam suka dan duka masa perkuliahan dan praktikum, khususnya
teman-teman kelas FKK A yang senantiasa memberikan dukungan.
12.Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu. Dukungan kalian berharga untuk penulis hingga dapat menyelesaikan
viii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
sebab itu penulis terbuka terhadap kritik dan saran dari pembaca. Kritik dan saran
yang membangun menjadi pembelajaran bagi penulis untuk menjadi lebih baik.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan
untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap kesehatan.
Yogyakarta, 21 Januari 2013
ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 21 Januari 2013 Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... v
PRAKATA ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ix
xi
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA... 9
A. Pengukuran Antropometri ... 9
B. Obesitas ... 11
C. Trigliserida ... 13
D. Landasan Teori ... 16
E. Hipotesis ... 17
BAB III. METODE PENELITIAN... 18
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 18
B. Variabel Penelitian ... 18
C. Definisi Operasional... 19
D. Responden Penelitian ... 20
E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21
F. Ruang Lingkup Penelitian ... 21
G. Teknik Sampling ... 23
H. Instrumen Penelitian... 24
I. Tata Cara Penelitian ... 24
J. Analisis Data Penelitian ... 30
K. Kesulitan Penelitian ... 32
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33
A. Karakteristik Responden ... 33
1. Usia ... 34
2. Body Mass Index ... 36
xii
B. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida antara BMI <23 dan
BMI ≥23 terhadap kadar trigliserida dalam darah ... 39
C. Korelasi Body Mass Index terhadap Trigliserida dalam Darah ... 41
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 43
A. Kesimpulan ... 44
B. Saran ... 44
DAFTAR PUSTAKA ... 45
LAMPIRAN ... 50
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Klasifikasi Berat Badan berdasarkan BMI pada Indivisu
Dewasa Asia ... 11
Tabel II. Klasifikasi Serum Trigliserida menurut
NCEP ATP III (2002) ... 16
Tabel III. Panduan Interpretasi Uji Statistik ... 31
Tabel IV. Karakteristik Responden Penelitian Wanita dan Pria ... 32
Tabel V. Perbandingan Rerata Trigliserida Pada Responden Wanita
BMI < 23 dan BMI ≥23 ... 38
Tabel VI. Perbandingan Rerata Trigliserida Pada Responden Pria
BMI < 23 dan BMI ≥23 ... 38
Tabel VII. Korelasi Body Mass Index terhadap kadar Trigliserida pada
Reaponden wanita ... 40
Tabel VIII.Korelasi Body Mass Index terhadap kadar Trigliserida pada ..
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pengukuran Tinggi Badan ... 10
Gambar 2. Pengukuran Berat Badan ... 10
Gambar 3. Skema Responden Penelitian ... 21
Gambar 4. Histogram Distribusi Usia Responden Pria ... 34
Gambar 5. Histogram Distribusi Usia Responden Wanita... 34
Gambar 6. Histogram Distribusi BMI Responden Pria ... 36
Gambar 7. Histogram Distribusi BMI Responden Wanita ... 36
Gambar 8. Histogram Distribusi Kadar Trigliserida Responden Pria... 37
Gambar 9. Histogram Distribusi Kadar Trigliserida Responden Wanita .. 37
Gambar 10. Diagram Sebaran Korelasi Body Mass Index Terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) pada Responden Pria ... 41
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian... 50
Lampiran 2. Ethical Clearance ... 51
Lampiran 3. Surat Peminjaman Ruang ... 52
Lampiran 4. Informed Consent ... 53
Lampiran 5. Leaflet ... 54
Lampiran 6. Kartu Pemeriksaan Responden ... 56
Lampiran 7. Wawancara Pengukuran Berat Badan, Tinggi badan, dan Pengambilan Darah ... 57
Lampiran 8. Hasil Tes Laboratorium ... 59
Lampiran 9.Validasi Instrumen Pengukuran... 60
Lampiran 10. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia pada Responden Wanita ... 61
Lampiran 11. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia pada Responden Pria ... 62
Lampiran 12. Deskriptif dan Uji Normalitas BMI pada Responden Wanita ... 63
Lampiran 13. Deskriptif dan Uji Normalitas BMI pada Responden Pria ... 64
xvi
INTISARI
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Body Mass Index (BMI) merupakan suatu indeks yang digunakan untuk
mengklasifikasikan kondisi underweight, normal, overweight dan obesitas pada
orang dewasa. Obesitas berhubungan dengan peningkatan kadar trigliserida dalam darah sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara Body Mass Index terhadap kadar
trigliserida dalam darah.
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan potong lintang. Karakteristik penelitian dengan pengukuran antroprometri yaitu pengukuran Body Mass Index (BMI). Hasil pemeriksaan laboratorium yang diteliti
adalah kadar trigliserida. Data dianalisis secara statistik dengan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov kemudian dilakukan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney
dan analisis korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.
Kesimpulan penelitian menunjukkan BMI memiliki korelasi positif yang bermakna terhadap kadar trigliserida dalam darah dengan kekuatan korelasi lemah pada responden pria (r=0,288; p=0,026) dan korelasi positif dengan kekuatan sedang pada responden wanita (r=0,435; p=0,000).
xvii
ABSTRACT
Anthropometric is generally used to see an imbalance of protein and energy intake. This imbalance is seen in the pattern of physical growth and the proportion of body tissues such as fat, muscle, and the amount of water in the body. Obesity is associated with increased levels of triglycerides in the blood that can increase the risk of cardiovascular disease. The objective of this study is to determine the correlation of Body Mass Index with triglyceride levels in the blood.
The study was an observational analytic cross-sectional design. Characteristics of the study with the measurement antroprometri is measuremet
Body Mass Index (BMI). The laboratory test’s result studied were triglyceride
levels. Data were statistically analyzed with the Kolmogorov-Smirnov normality
test and then hypothesis comparative Mann-Whitney and Spearman correlation analysis with a level of 95%.
The conclusion showed that BMI had a significant positive correlation to the levels of triglycerides in the blood with the power of the weak correlation in male respondents (r=0.288; p=0.026) and a moderate correlation in female respondents (r=0.435; p=0.000) in female respondents.
1
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan
fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan beberapa
parameter seperti ukuran tunggal dari tubuh manusia antara lain: umur, berat
badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
pinggul, dan tebal lemak dibawah kulit (Supariasa, Bakri, and Fajar 2002).
Body Mass Index (BMI) merupakan kalkulasi angka dari berat dan tinggi
badan seseorang. Nilai BMI didapatkan dari berat dalam kilogram dibagi dengan
kuardrat dari tinggi dalam meter (kg/m2). Nilai dari BMI pada orang dewasa tidak
bergantung pada umur maupun jenis kelamin (WHO, 2000). Body Mass Index
(BMI) adalah suatu standard pengukuran obesitas pada orang dewasa. BMI tidak
dapat mengukur jumlah lemak secara langsung, tetapi BMI merupakan metode
yang paling banyak digunakan dalam menentukan apakah orang tersebut
mendapat obesitas atau tidak (Dehghan, Danesh, and Merchant, 2005).
Hasil penelitian Knowles di Peru pada responden dewasa dengan 1518
responden yang terdiri dari 952 responden wanita dan 566 resonden pria. Hasil
analisis ditemukan adanya korelasi positif antara BMI terhadap kadar trigliserida
yaitu pada responden wanita dan pria. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
wanita. Hasil analisis terdapat korelasi yang bermakna (p<0,01) antara Body Mass
Index dan trigliserida dengan koefisien korelasi (r=0,35).
Peningkatan kemakmuran, kemajuan teknologi dan westernisas dapat
mengakibatkan perubahan gaya hidup dan pola makan di masyarakat, khususnya
remaja yang cenderung menyukai makanan cepat saji (fast food) serta penurunan
aktivitas fisik yang dapat meningkatkan terjadinya gizi lebih (Oktaviani,
Saraswati, and Rafliudin, 2012). Dewasa ini prevalensi terjadinya obesitas
meningkat, beserta hubungannya dengan pengurangan harapan hidup, telah
membuat obesitas sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat yang darurat
(Mataix, 2008).
Pencegahan obesitas dan dislipidemia telah menjadi tantangan penting di
negara-negara berkembang karena dapat menimbulkan faktor risiko untuk
penyakit kardiovaskular. Salah satu pendekatan untuk mencegah kondisi ini
adalah dengan pengukuran antropometri sederhana, diikuti dengan konseling
individual atau pengobatan pengukuran antropometrik yang sering digunakan
antara lain lingkar pinggang, rasio pinggang-panggul, ketebalan lipatan kulit, dan
Body Mass Index (Jeong, 2005). Kejadian obesitas di negara-negara maju seperti
di negara Eropa, USA, dan Australia telah mencapai tingkatan epidemi. Data
kenaikan obesitas untuk Amerika Serikat mencapai 31% pada tahun 2000 dari
15% pada dua dekade sebelumnya (Arief, 2007).
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18
tahun keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko
karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara
berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan
yang ideal atau normal (Supariasa et al., 2002). Obesitas dan kelainan-kelainan
yang menyertainya merupakan komponen dari sindrom metabolik yang saat ini
menjadi epidemik di seluruh dunia. Beberapa faktor genetik, perilaku dan
psikologis telah diidentifikasi sebagai penyebab terjadinya obesitas (Sargowo and
Andarini, 2011).
Telah diterima secara luas bahwa lemak tubuh yang berlebihan dan
obesitas dapat menimbulkan faktor risiko terhadap diabetes penyakit
kardiovaskular dan dislipidemia. Berbagai macam abnormalitas dari lipid dan
lipoprotein telah diobservasi terhadap individu yang obesitas, termasuk
peningkatan kolesterol, trigliserida dan penurunan dari kadar kolesterol HDL
(Chadha, Singh, Kharbanda, Kharbanda, and Ganjoo, 2006).
Menurut Sinsanta, Hakim, and Iskandar (2006) pada uji korelasi antara
BMI dengan trigliserida laki-laki, perempuan, dan laki-laki perempuan secara
keseluruhan terdapat korelasi yang bermakna dengan derajat hubungan rendah.
Hasil penelitian yang dilakukan Martiem (2008) pada usia ≤50 tahun ternyata nilai
BMI akan semakin berkurang dengan bertambahnya usia (r=-0,208) tetapi tidak
bermakna (p=0,065). Setelah usia 50 tahun baik laki-laki maupun perempuan
menunjukkan semakin meningkatnya usia BMI akan semakin meningkat (r =
0,412) yang bermakna secara statistik (p=0,001). Hubungan yang kuat antara BMI
dilakukan Lamon-Fava et al., menyatakan semakin meningkatnya BMI akan
meningkatkan insidens PJK sebesar 8%.
Penelitian ini dilkukan di kampus III Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang memiliki 3628 mahasiwa. Kampus III Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta terdiri dari Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Teknik. Penelitian ini
merupakan penelitian payung yang berjudul “ Korelasi Pengukuran Antropometri
terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah, dan Tekanan Darah pada Mahasiswa
dan Mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui profil kesehatan khususnya mahasiswa dan
mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Berdasarkan gambaran tersebut diatas, maka pengetahuan tentang
prediktor awal dari obesitas sangat penting untuk dilakukan. Pengukuran Body
Mass Index diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu metode untuk deteksi
dini maupun prediktor awal terhadap adanya risiko dari obesitas, sehingga
pengukuran ini dapat dipakai sebagai metode yang sederhana, praktis, ekonomis
dan mudah dilakukan oleh masyarakat sebagai deteksi dini faktor risiko untuk
mewaspadai penyakit yang disebabkan karena obesitas
1. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, permasalahan
penelitian ini adalah: Apakah terdapat korelasi positif yang bermakna antara
Body Mass Index (BMI) terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan
2. Keaslian penelitian
Berdasarkan hasil pencarian informasi dan sepanjang pengetahuan
peneliti terkait pada penelitian mengenai korelasi Body Mass Index (BMI)
kadar trigliserida, dapat dinyatakan bahwa belum pernah ditemukan
penelitian seperti ini sebelumnya. Beberapa penelitian yang terkait dengan
pengukuran antropometri, obesitas, dan kadar trigliserida. Penelitian penelitian
lain yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu:
a. “Indeks Massa Tubuh sebagai Determinan Penyakit Jantung Koroner pada
Orang dewasa Berusia di atas 35 tahun”(Martiem, 2008) Penelitian ini
dilakukan merupakan studi cross-sectional pada 80 responden berusia >35
tahun di dua kelurahan di Jakarta Utara dan Jakarta Timur. Subyek
penelitian adalah orang dewasa berusia 35 tahun ke atas. Dipilihnya orang
dewasa berusia 35 tahun ke atas karena mulai usia tersebut risiko untuk
terjadinya PJK meningkat. Hasil penelitian: berdasarkan hasil analisis
regresi logistik ganda menunjukkan BMI merupakan determinan terjadinya
PJK dibandingkan kadar kolesterol total dan LDL kolesterol walaupun tidak
bermakna secara statistik. Studi ini menunjukkan bahwa BMI merupakan
determinan terjadinya PJK, risiko terjadinya PJK pada kelompok overweight
lebih besar dibandingkan kelompok ideal dan underweight.
b. ”A Study of Correlation between Lipid Profile and Body Mass Index (BMI)
in Patients with Diabetes Mellitus. Penelitian yang dilakukan oleh Sandhu
and Koley (2008)pada pasien Diabetes Mellitus di Gurdaspur, Punjab,
dari 113 laki-laki dan 138 perempuan berusia 31-95 tahun. Hasil penelitian
memperlihatkan korelasi antara BMI terhadap trigliserida pada responden
pria (r=0,41; p<0,05) dan wanita memiliki (r=0,76 ; p<0,05 ) pada
responden wanita.
c. ”Comparison of the Associations of Body Mass Index , Percentage Body
Fat, Waist Circumference and Waist/Hip Ratio with Hypertension and
Other Cardiovascular Risk Factors”. Penelitian ini dilakukan oleh Sabuncu,
ArÝkan,Taßan, and Hatemi, penelitian prospektif ini dilakukan di
Cerrah-paßa, endokrinologi klinik rawat jalan dan terdiri 169 perempuan berusia
17-77 tahun. Kriteria eklusi adalah mereka yang memiliki riwayat penyakit
hati, gagal ginjal dan jantung, atau endokrinologis penyakit, penggunaan
obat yang mempengaruhi lipid metabolisme, dan kehamilan. Hasil analisis
penelitian menunjukkan hasil (r= 0,25; p<0.05)
d. “Correlation of Anthropometric Indices with Common Cardiovascular Risk
Factors in An Urban Adult Population of Iran”. Penelitian oleh Mellati, et
al (2009) dilakukan di Iran menggunakan subyek penelitian 1310 pria dan
1458 wanita berusia 21-75 tahun. Hasil analisis korelasi menunjukkan
korelasi positif yang bermakna antara BMI terhadap kadar trigliserida pada
wanita (r=0,26; p < 0,0001) dan pada responden pria (r=0,21; p < 0,0001).
e. Korelasi Body Mass Index (BMI) Dan Triceps Skinfold Thickness Terhadap
Trigliserida
.
Penelitian Anastasia (2010) dilakukan dengan rancanganpenelitian potong-lintang. Penelitian dilakukan di Yogyakarta dengan
Sanata Dharma Yogyakarta, rentang usia 30-50 tahun, memenuhi kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi serta bersedia menjadi subyek penelitian.
Analisis menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan analisis
korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%. Korelasi BMI dan TSFT
terhadap trigliserida adalah korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan
lemah (r=0.389; p= 0,001). Korelasi TSFT terhadap trigliserida adalah
korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan lemah (r=0.320;p= 0,007).
f. “Waist Circumference, Body Mass Index , and Other Measures of Adiposity
in Predicting Cardiovascular Disease Risk Factors among Peruvian
Adults”. Penelitian Knowles (2011) di Peru pada responden dewasa dengan
1518 responden yang terdiri dari 952 responden wanita (62,7%) dan 566
resonden pria (37,3%). Hasil analisis ditemukan adanya korelasi positif
antara BMI terhadap kadar trigliserida yaitu p< 0,001. Koefisien korelasi
tersebut adalah 0,462 pada responden pria dan 0,437 pada responden wanita
g. “Relationship between Body Mass Index , Lipids and Homocysteine Level
in University Student”. Penelitian yang dilakukan oleh Sanlier and Yabanci
(2007). Penelitian ini dilakukan pada 172 laki-laki dan 183 wanita. Hasil
analisis terdapat korelasi signifikan (r= 0,37; p<0,01) antara Body Mass
Index dan trigliserida
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
b. Manfaat praktis. Pengukuran Body Mass Index (BMI) diharapkan mampu
memberikan gambaran awal tentang kadar trigliserida. Pengukuran Body
Mass Index , merupakan pengukuran antropometri yang murah dan praktis
serta dapat dilakukan oleh segala lapisan masyarakat tanpa memerlukan
keahlian khusus.
B. Tujuan penelitian
Tujuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui korelasi
Body Mass Index (BMI) terhadap kadar trigliserida dalam darah pada
9
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengukuran Antropometri
Antropometri merupakan suatu metode sederhana yang sangat mudah
dilakukan dan menggambarkan komposisi tubuh (Tarnus and Bourdon, 2006).
Pengukuran antropometri juga bisa digunakan untuk menentukan persentase
lemak tubuh dan status obesitas. Pengukuran antropometri dilakukan berdasarkan
pengukuran tinggi badan, berat badan, dan skinfold thickness. Pengukuran tinggi
badan dan berat badan digunakan untuk menentukan nilai BMI.(Peterson,
Czerwinski, and Siervogel, 2007).
Pengukuran dengan metode antropometri adalah pengukuran pada variasi
dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat
nutrisi yang berbeda. Antropometri sebagai indikator yang dapat menggambarkan
lemak tubuh, lemak subkutan, distribusi lemak, dan perkiraan massa total tubuh
(Himes, 2000).
Body Mass Index (BMI) merupakan suatu indeks berat-tinggi yang
digunakan untuk mengklasifikasikan kondisi underweight, normal, overweight
dan obesitas pada orang dewasa. Cara mengukur BMI yaitu dengan mengukur
berat badan (kg) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (m2). Rumus perhitungan
BMI dapat dituliskan dengan persamaan berikut :
BMI = (WHO, 2011)
The National Institute of Health (NIH) mendefinisikan BMI yang normal
Obesitas Kelas I adalah 30-34,9 Obesitas Kelas II adalah 35-39,9 dan Kelas III
>40. Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menentukan nilai BMI untuk
daerah Asia Pasifik. Untuk orang Asia, dianggap overweight bila BMI > 23 dan
dianggap obesitas bila BMI >25. Revisi ini didasarkan pada kenyataan bahwa
morbiditas dan mortalitas orang Asia cenderung terjadi pada BMI yang lebih
rendah (Pangkahila, 2007).
Gambar 1. Pengukuran Tinggi Badan
B. Obesitas
a. Definisi obesitas
Menurut WHO, obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit yang
ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan (WHO,
2000). Selain itu juga obesitas dapat didefenisikan sebagai indeks massa tubuh
(BMI) > 30 kg/m2 (Davey, 2002). Obesitas merupakan suatu keadaan dimana
terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang
jauh diatas normal dan dapat membahayakan kesehatan (Subardja, 2004).
Tabel I. Klasifikasi Berat Badan berdasarkan BMI pada Individu Dewasa Asia (WHO, 2000)
Klasifikasi BMI (kg/m2) Risiko Penyakit Penyerta
Underweight < 18,5 Rendah
Secara sederhana timbulnya obesitas dapat diterangkan bila masukan
makanan melebihi kebutuhan faali. Seperti diketahui, bahan-bahan yang
terkandung dalam makanan sehari-hari akan menjadi penyusun tubuh setelah
melalui berbagai proses dengan mekanisme pengaturan sebagai berikut:
Penyerapan dalam saluran pencernaan, metabolisme dalam jaringan dan
Penyebab obesitas secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Faktor genetik
Obesitas pada orang tua merupakan faktor genetik yang berperan besar.
Hal ini jika kedua orang tua mengalami obesitas, anak mereka berpeluang
mengalami obesitas sebesar 80%. Apabila salah satu orang tua mengalami
obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak
mengalami obesitas, peluangnya menjadi 14% (Kusumawardhani, 2006).
b. Faktor lingkungan
Beberapa faktor lingkungan yang menjadi penyebab obesitas adalah
aktifitas fisik, asupan makanan, dan sosial ekonomi. Aktivitas fisik merupakan
komponen utama dari energy expenditure, yaitu sekitar 20-50% dari total energy
expenditure. Hasil penelitian di negara maju menunjukkan hubungan antara
aktivitas fisik yang rendah dengan kejadian obesitas. Individu dengan aktivitas
fisik yang rendah mempunyai risiko peningkatan berat badan sebesar 5 kg
(Kopelman, 2000).
Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku, gaya hidup, dan pola makan,
serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan
yang dikonsumsi. Data menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir terlihat
adanya perubahan gaya hidup yang mengarah pada penurunan aktivitas fisik,
seperti: ke kantor atau sekolah menggunakan kendaraan dan kurangnya aktivitas
berolah raga. Ketersediaan dan harga dari junk food yang mudah terjangkau akan
C. Trigliserida
Beberapa senyawa kimia di dalam makanan diklasifikasikan sebagai
lipid. Lipid ini meliputi, lemak netral atau trigliserida, fosfolipid, kolesterol dan
beberapa lipid yang kurang penting. Trigliserida dipakai dalam tubuh terutama
untuk menyedikan energi bagi berbagai proses metabolik, suatu fungsi hampir
sama dengan fungsi karbohidrat. Akan tetapi, beberapa lipid, terutama kolesterol,
fosfolipid, dan sejumlah kecil trigliserida, dipakai untuk membentuk semua
membran sel dan untuk melakukan fungsi-fungsi sel yang lain (Guyton and Hall,
2006)
Triasigliserol (TAGs) merupakan gliserollipid netral yang dikenal juga
dengan trigliserida. TAGs adalah lipid yang paling banyak dalam tubuh hewan.
Hal itu dikarenakan TAGs berfungsi sebagai penyimpanan makanan. TAGs
adalah lipid utama yang ditemukan dalam sebagian besar sel, terutama terdapat di
dalam sel jaringan adipose dan makanan di mana TAGs ini membentuk lemak
depot (depotfat ) (Guyton and Hall, 2006; Shier, et al., 2006).
Menurut Almatsier (2004) menyatakan bahwa kadar trigliserida dalam
tubuh diperoleh dari lemak makanan dan perubahan unsur-unsur energi yang
berlebihan (konsumsi, karbohidrat sederhana yang berlebihan). Trigliserida
merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner, meskipun
mekanisme pada proses terjadinya aterogenik belum begitu pasti.
Sumber utama trigliserida di dalam darah berasal dari jalur eksogen dan
endogen. Sumber eksogen berasal dari makanan dalam wujud kilomikron
VLDL (Very Low Density Lipoprotein). Asam lemak dan kolesterol dalam
makanan diabsorpsi oleh intestin dan mengalami esterifikasi menjadi trigliserida
dan kolesterol ester yang kemudian dibentuk menjadi kilomikron. Di dalam
pembuluh kapiler, kilomikron yang mengandung trigliserida dan kolesterol ester
sebagai inti mengalami metabolisme oleh enzim lipoprotein lipase. Metabolisme
kilomikron menghasilkan asam lemak bebas yang diambil oleh otot sebagai energi
dan oleh jaringan adiposa untuk disimpan (Dale and Federman, 2003; Yuan,
Al-Shali, and Hegele, 2007).
Dalam kondisi puasa, trigliserida berasal dari jalur endogen. Sel-sel hepar
mensekresi partikel VLDL yang berinteraksi dengan enzim lipoprotein lipase
didalam pembuluh kapiler. Trigliserida sebagai inti partikel VLDL mengalami
hidrolisis oleh lipoprotein lipase, menghasilkan asam lemak yang diambil oleh
jaringan otot sebagai energi dan oleh adiposa sebagai cadangan energi. Sebagian
residu partikel VLDL berinteraksi dengan reseptor LDL pada hepar (apo E) dan
sebagian lagi terakumulasi pada plasma kemudian dikonversi menjadi IDL
(Intermediate Density Lipoprotein). Setelah beberapa menit hingga beberapa jam
berada di dalam plasma, IDL dikonversi oleh lipase hepatik menjadi partikel LDL
yang berukuran lebih kecil dan dengan kerapatan lebih besar (Dale and Federman,
2003).
Peningkatan kadar trigliserida dalam darah terjadi akibat peningkatan
produksi partikel VLDL oleh hepar atau sekresi kilomikron oleh intestin atau
penurunan aktifitas katabolisme perifer trigliserida akibat berkurangnya aktifitas
mengalami resistensi insulin sehingga aktifitas produksi partikel VLDL oleh
hepar meningkat. Kecepatan uptake hepatik asam lemak bebas yang meningkat
menstimulasi sekresi apo B-100, menyebabkan jumlah partikel apo B-100
meningkat dan terjadi hipertrigliseridemia. Apo B adalah partikel
penyusunlipoprotein aterogenik, seperti VLDL, IDL dan LDL. Di sirkulasi
perifer, lipoprotein lipase menghidrolisis trigliserida yang terkandung dalam
VLDL, menghasilkan partikel VLDL yang lebih kecil dan lebih rapat, partikel
IDL dan asam lemak bebas (Carr and Brunzell, 2004;Ginsberg, Zhang and
Hernandez, 2006).
Pada kondisi normal, asam lemak bebas tersebut diambil oleh otot dan
jaringan adiposa dan digunakan sebagai energi atau untuk penyimpanan kemudian
residu partikel dirombak di hepar menjadi LDL. Pada kondisi kadar trigliserida
yang meningkat, partikel VLDL dan IDL dapat mengalami katabolisme menjadi
LDL. Partikel LDL yang mengandung banyak trigliserida menjadi kekurangan inti
enzim kolesteril ester, di mana protein transfer kolesteril ester (Cholesteryl Ester
Transfer Protein/CETP) diperlukan untuk pertukaran kolesterol ester pada
partikel LDL dan HDL dengan trigliserida pada partikel VLDL sehingga dapat
dimetabolisme oleh enzim lipase hepatic dengan lebih mudah. Akibat banyaknya
trigliserida yang terdapat pada partikel LDL dan kekurangan inti kolesteril ester,
maka enzim lipase hepatic menghidrolisis partikel LDL tersebut dan
menghasilkan partikel LDL yang lebih kecil dan lebih rapat dan hal inilah yang
menyebabkan tingginya kadar LDL (Carr and Brunzell, 2004; Ginsberg, Zhang, d
Tabel II. Klasifikasi Serum Trigliserida Menurut NCEP ATP III (2002)
Pengukuran antropometri dapat digunakan untuk menentukan persentase
lemak tubuh dan status obesitas. Pengukuran Body Mass Index (BMI) merupakan
salah satu indeks antropometri yang menunjukkan status kegemukan. Hasil
pengukuran Body Mass Index (BMI) dapat digunakan untuk mengklasifikasi
kelebihan berat badan dan obesitas sesesorang. Pengetahuan hasil pengukuran
BMI dapat digunakan untuk pencegahan dan meminimalkan faktor risiko yang
berkaitan dengan kelebihan berat badan dan obesitas. Penumpukan lemak pada
orang yang mengalami obesitas disebabkan karena ketidakseimbangan antara
asupan gizi yang diterima dan energi yang dikeluarkan.
Kadar trigliserida dalam tubuh diperoleh dari lemak makanan dan
perubahan unsur-unsur energi yang berlebihan (konsumsi, karbohidrat sederhana
yang berlebihan). Kelebihan lemak khususnya trigliserida dapat meningkatkan
ukuran sel adiposity yang menyusun jaringan adipose. Trigliserida merupakan
lemak yang paling banyak dalam sel adiposit, oleh karena itu peningkatan
trigliserida erat hubungannya dengan obesitas dan timbulnya risiko penyakit
E. Hipotesis
Terdapat korelasi positif bermakna antara Body Mass Index (BMI)
terhadap kadar trigliserida dalam darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan
pendekatan rancangan secara cross-sectional (potong lintang). Penelitian
observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa
fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis korelasi antara
faktor risiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2002). Faktor risiko adalah suatu
fenomena yang mengakibatkan terjadinya suatu efek, sedangkan faktor efek
adalah akibat dari adanya faktor risiko Data penelitian yang diperoleh diolah
secara komputerisasi untuk mengetahui korelasi dari data-data penelitian. Studi
cross-sectional mencakup semua jenis penelitian yang pengukuran
variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Notoatmodjo, 2002).
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis korelasi antara Body Mass
Index terhadap kadar trigliserida. Body Mass Index digunakan sebagai faktor
risiko dan kadar trigliserida dalam darah sebagai faktor efek. Data penelitian yang
diperoleh diolah secara statistik untuk menganalisis korelasi antara faktor risiko
dengan faktor efek.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Ukuran Body Mass Index (BMI)
2. Variabel tergantung : Kadar trigliserida dalam darah
3. Variabel pengacau
a. Variabel pengacau tak terkendali : aktivitas dan gaya hidup responden
C. Definisi Operasional
1. Subyek penelitian adalah yang memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa
dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata
Yogyakarta baik pria dan wanita yang bersedia untuk diajak bekerja sama
dalam penelitian ini. Karakteristik penelitian dengan pengukuran
antroprometri yaitu pengukuran Body Mass Index (BMI). Hasil pemeriksaan
laboratorium yang diteliti adalah kadar trigliserida.
2. Karakteristik penelitian meliputi dermografi, pengukuran antropometri dan
hasil pemeriksaan laboratorium. Pengukuran antropometri meliputi
pengukuran Body Mass Index (BMI). Hasil pemeriksaan laboratorium yang
diteliti adalah kadar trigliserida dalam darah.
3. Pengukuran Body Mass Index (BMI) adalah perhitungan berat badan dalam
kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter persegi (m2).
4. Kadar trigliserida dalam darah diukur di Laboratorium Parahita dengan
kondisi responden puasa 8-10 jam sebelum pengambilan darah dan
dinyatakan dalam satuan mg/dL.
5. Standar yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Body Mass Index (BMI). Nilai normal untuk Body Mass Index adalah
18,5-22,9
b. Standar kadar trigliserida menggunakan standar NCEP ATP III tahun
D. Responden Penelitian
Responden penelitian adalah yang memenuhi kriteria inklusi yaitu
mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata
Yogyakarta baik pria dan wanita yang bersedia untuk bekerja sama dalam
penelitian ini, bersedia berpuasa 8-10 jam sebelum pengambilan darah dan
menandatangani informed consent.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini antara lain yang sedang menderita
penyakit jantung koroner, demam, hamil, oedem, mengkonsumsi obat penurun
kadar lemak darah, penyakit hati akut maupun kronis, penyakit peradangan akut
dan kronis. Jumlah subyek penelitian yang ditetapkan sebesar 129 orang yang
terdiri dari 60 laki-laki dan 69 perempuan. Jumlah minimum sampel untuk
penelitian korelasi sebesar 30 subyek (Spiegel and Stephens, 2007)
Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali yang dilaksanakan di
Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengambilan data pertama
dilaksanakan pada tanggal 8 September 2012, sedangkan pengambilan data kedua
dilaksanakan pada tanggal 15 September 2012. Jumlah responden yang hadir pada
pengambilan data pertama adalah 54 responden dari 74 responden yang bersedia
bekerja sama dan menyatakan kesanggupan untuk hadir pada tanggal tersebut, dan
1 responden dieksklusikan karena sudah makan pagi. Jumlah responden yang
hadir pada pengambilan data kedua adalah 76 responden dari 95 responden yang
bersedia bekerja sama dan menyatakan kesanggupan untuk hadir pada tanggal
tersebut. Jadi dari 169 responden yang data pemeriksaanya dipakai sebagai data
Gambar 3. Skema Responden Penelitian
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampus III Unversitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Penelitian yang pertama
dilakukan pada tanggal 8 September dan 15 September 2012. Sebelum penelitian
dilakukan peneliti terlebih dahulu mengadakan briefing yang dilaksanakan pada
11 Agustus 2012.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma dengan judul “Korelasi Pengukuran Antopometri terhadap profil
lipid kadar glukosa darah puasa dan tekanan darah sebagai prediktor penyakit
kardiovaskuler pada mahasiswa mahasiswi di kampus III Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta” dan telah memperoleh izin dari Komisi Etik Kedokteran.
Penelitian payung ini bertujuan untuk mengkaji korelasi antara pengukuran
antropometrik terhadap profil lipid dan glukosa dalam darah serta tekanan darah.
Penelitian dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 13 orang anggota
dengan kajian penelitian yang berbeda-beda, namun penulis terutama mengkaji
korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap kadar trigliserida dalam darah. Kajian
yang diteliti dalam penelitian payung ini adalah :
a. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Kadar Trigliserida
b. Korelasi Pengukuran Percent Body Fat terhadap Kadar Trigliserida
c. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul terhadap Kadar Trigliserida
d. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Rasio Kadar
Kolesterol Total / HDL
e. Korelasi Pengukuran Percent Body Fat terhadap Rasio Kadar Kolesterol
Total / HDL
f. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total / HDL
g. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Rasio Kadar
HDL/LDL
h. Korelasi Pengukuran Percent Body Fat terhadap terhadap Rasio Kadar
i. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul terhadap Rasio HDL/LDL
j. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Percent Body Fat
terhadap Tekanan Darah
k. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul terhadap Tekanan Darah
l. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Percent Body Fat
terhadap Glukosa Darah
m. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul terhadap Glukosa Darah
G. Teknik Sampling
Strategi pengambilan sampel (teknik sampling) penelitian ini adalah
secara non random dengan jenis purposive sampling. Pengambilan sampel secara
non random sampling karena setiap anggota populasi tidak mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Responden yang digunakan
hanyalah mahasiswa dan mahasiswi yang dijumpai di lingkungan kampus,
memenuhi kriteria inklusi dan bersedia menjadi responden. Purposive sampling
didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri,
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Teknik pengambilan sampel secara purposive ini didasarkan pada pertimbangan
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitan ini berupa timbangan berat
badan merk Tanita® dan alat pengukur tinggi badan merk Strature®. Timbangan
Berat badan digunakan untuk mengukur berat badan dan alat pengukur tinggi
badan berfungsi untuk mengukur tinggi badan sehingga dapat ditentukan nilai
BMI. Pemeriksaan kadar trigliserida dalam darah responden dilakukan oleh
Laboratorium Parahita menggunakan Architect c System™ atau Aeroset System.
I. Tata Cara Penelitian
1. Observasi Awal
Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah
mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas
Sanata Dharma. dan menentukan tempat yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan responden pada saat penelitian.
2. Permohonan izin dan kerja sama
Permohonan izin yang pertama diajukan ke Komisi Etik Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada
untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia
yaitu darah. Permohonan ijin yang kedua diajukan ke Wakil Rektor I
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk memperoleh izin
melaksanakan penelitian. Permohonan izin yang ketiga diajukan ke Biro
Layanan Umum Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk peminjaman
Tangga untuk peminjaman ruangan sebagai tempat untuk pengambilan data.
Permohonan kerja sama diajukan ke calon subyek penelitian dimana calon
subyek penelitian yang bersedia ikut terlibat dalam penelitian ini kemudian
mengisi informed consent. Permohonan kerjasama juga diajukan ke
Laboratorium Parahita sebagai laboratorium yang mengambil data dan
mengukur darah responden.
3. Pembuatan leaflet, informed consent,dan data calon subyek penelitian
a. Leaflet. Penggunaan Leaflet dalam bentuk selebaran kertas
berukuran A4 yang berisi informasi mengenai gambaran umum dan
penjelasan tentang penelitian. Judul leaflet yang digunakan adalah
”Pengukuran Antropometri”. Isi leaflet ini meliputi : penjelasan singkat
mengenai pentingnya pengukuran antropometri (BMI, Skinfold
Thickness, Lingkar pinggang dan lingkar panggul) dan pemeriksaan
laboratorium yaitu profil lipid, kadar glukosa darah puasa, dan tekanan
darah sebagai suatu metode deteksi dini berbagai masalah kesehatan
khususnya mengenai penyakit kardiovaskular.
b. Informed consent. Penggunaan Informed Consent sebagai bukti tertulis
pernyataan kesediaan subyek penelitian untuk ikut serta dalam
penelitian. Informed Consent yang digunakan pada penelitian ini telah
memenuhi standar dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Subyek
penelitian yang menyatakan diri bersedia untuk berpartisipasi dalam
informed consent serta menandatangani informed consent setelah
mendapatkan kejelasan penuh dari peneliti terkait dengan penelitian yang
akan dilakukan.
4. Data responden
Data responden pada penelitian ini adalah berupa tabel yang berisi
data nama, usia, alamat, dan nomor handphone responden. Data ini
berfungsi untuk mempermudah peneliti melakukan kontak via short
message system (sms) maupun via telepon untuk memberikan konfirmasi
ulang mengenai tempat pelaksanaan pengukuran parameter dan persyaratan
yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaan pengukuran parameter yaitu
berpuasa selama 8-10 jam.
5. Pencarian responden
Pencarian responden dilakukan setelah mendapatkan surat izin
penelitian dari Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Setelah itu pencarian responden dilanjutkan dengan mengajukan
permohonan kepada dekan kampus III dan kaprodi dari masing-masing
fakultas di Kampus III Universitas Sanata Dharma untuk meminta data
mengenai nama dan NIM mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif.
Dilakukan random sampling terhadap data NIM mahasiswa dan mahasiswi
yang masih aktif di kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan
didapat sebanyak 200 calon responden. Dilanjutkan dengan memberikan
surat permohonan kepada kepala BAPSI untuk meminta nomor handphone
tersebut. Daftar nomor handphone yang telah diterima, segera digunakan
peneliti untuk menghubungi responden untuk menanyakan dan memastikan
kesediaannya untuk mengikuti penelitian ini. Banyaknya nomor handphone
yang tidak aktif atau tidak dapat dihubungi dan banyak dari calon responden
yang tidak bersedia bekerja sama dalam penelitian ini sehingga dari 200
calon responden hanya didapat 76 calon responden, maka peneliti
melakukan pencarian responden yang kedua yakni dengan menggunakan
komunikasi langsung dengan calon responden yang sedang berada di
lingkungan Kampus III Universitas Sanata Dharma dengan menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian serta pentingnya penelitian yang akan
dilakukan kepada calon responden. Teknik sampling yang kedua ini
termasuk non-random sampling dengan pendekatan purposive sampling.
Didapat sebanyak 135 calon responden yang bersedia bekerjasama dalam
penelitian ini. Total calon responden yang bersedia bekerjasama dalam
penelitian ini sebanyak 211 orang. Calon responden yang bersedia untuk
ikut berpartisipasi dalam penelitian ini diundang untuk hadir dalam briefing
dimana peneliti akan menjelaskan secara lebih detail maksud dan tujuan
penelitian, pentingnya penelitian, tata cara penelitian, serta persyaratan yang
harus dipatuhi oleh calon responden sebelum pengambilan data. Saat
briefing, responden diberi leaflet. Calon responden yang bersedia untuk ikut
berpartisipasi dalam penelitian akan menandatangani informed consent
sebagai bukti tertulis tentang pernyataan kesediaan untuk ikut dalam
dalam penelitian akan mencantumkan nama, usia, dan alamat pada informed
consent serta menandatangani informed consent setelah mendapatkan
penjelasan dari peneliti. Informed consent yang digunakan dalam penelitian
telah memenuhi standar dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Terdapat
sebanyak 171 responden yang menandatangani informed consent.
Responden akan dihubungi satu hari sebelum pengukuran parameter untuk
memberikan konfirmasi ulang mengenai waktu dan tempat pelaksanaan
pengukuran parameter serta persyaratan yang harus dipatuhi sebelum
pelaksanaan pengukuran parameter.
6. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
Suatu instrumen perlu dilakukan pengujian validitas dan reabilitas.
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat. Suatu instrumen
dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi. Suatu
penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam
memberikan penilaian atas apa yang di ukur. Jika hasil penilaian tersebut
konsisten memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya.
Presisi merupakan parameter yang harus dipenuhi dalam validitas dan
realibilitas (Ronny, 2003). Reliabilitas intrumen adalah suatu indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya atau diandalkan,
artinya bahwa hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan sebanyak
instrumen yang sama (Notoatmodjo, 2002). Menurut Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (2011) alat kesehatan dikatakan baik bila
Koefisien Variasi CV≤5%. Pengujian reliabilitas instrumen meteran
dilakukan dengan menghitung hasil pengukuran dari masing-masing
instrumen sebanyak 5 kali.
Instrumen yang digunakan pada penelitan ini telah divalidasi, antara
lain timbangan berat badan Tanita® memiliki nilai CV 0,027%, alat
pengukur tinggi badan merek ONDA measuring tape MT01® memiliki nilai
CV 0,125%. Hasil validasi alat secara keseluruhan memenuhi syarat
validitas yang kurang dari 2%, dengan perhitungan validasi terlampir dalam
lampiran. Presisi dari alat untuk mengukur kadar trigliserida telah dilakukan
oleh Laboratorium Parahita.
7. Pengukuran parameter
Pengukuran parameter pada bulan September 2012, yang dilakukakan
selama 2 tahap yaitu pada tanggal 8 dan 15 September 2012 bertempat
di kampus III Universitas Sanata Dharma, Paingan, Yogyakarta. Parameter
yang diukur adalah Body Mass Index, kadar trigliserida. Sehari sebelum
pelaksanaan penelititian, peneliti mengingatkan subyek penelitian via sms
maupun telepon untuk berpuasa selama 8-10 jam. Pengambilan darah untuk
uji laboratorium dilakukan oleh Laboratorium Parahita, sedangkan
pengukuran antropometrik dilakukan oleh tim peneliti, meliputi pengukuran
tinggi badan dan berat badan untuk menghitung BMI. Pada pengukuran
berdiri di atas timbangan dengan posisi badan tegak lurus. Pada pengukuran
tinggi badan, responden juga diminta untuk melepas sepatu atau sandal
kemudian berdiri menempel pada tembok dengan posisi tegak lurus
sehingga garis meteran menyentuh ujung kepala responden. Pengukuran
berat badan dan tinggi badan dilakukan untuk menentukan BMI.
8. Pembagian hasil pemeriksaan laboratorium dan pengukuran
antropometri
Hasil pemeriksaan laboratorium diinformasikan kepada responden
secara langsung. Hasil pemeriksaan laboratorium dimasukkan ke dalam
amplop dan peneliti membantu menjelaskan data hasil pemeriksaan
laboratorium
9. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan kategorisasi kemudian disusun dan
diinterpretasi. Cara pengolahan data dilakukan secara statistik dengan
komputerisasi.
J. Analisis Data Penelitian
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan taraf kepercayaan
95%. Langkah awal adalah dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk
melihat normalitas distribusi suatu data. Sebaran data dikatakan terdistribusi
normal bila nilai Asymp. Sig > 0,05. Setelah mengetahui distribusi data, dilakukan
Dilakukan uji hipotesis komparatif antara rerata kadar trigliserida pada
kelompok BMI<23 dengan kelompok BMI≥23. Normalitas data kadar trigliserida
antara kedua kelompok lebih dulu diuji menggunakan uji Shapiro-Wilk karena
jumlah data <50. Bila data terdistribusi normal maka digunakan uji t tidak
berpasangan sedangkan bila data terdistribusi tidak normal digunakan uji
Mann-Whitney. Dikatakan terdapat perbedaan yang bermakna antara dua kelompok data
apabila nilai p<0,05 (Dahlan, 2009). Dilakukan uji korelasi dengan menggunakan
analisis Pearson apabila data terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila
data tidak terdistribusi normal. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95 %
dan data mempunyai korelasi yang bermakna jika nilai p<0,05
Tabel III. Panduan Interpretasi Uji Statistik (Dahlan, 2009)
No. Parameter Nilai Interpretasi 1. Kekuatan korelasi ( r ) 0,00-0,199 yang bermakna antara dua variabel yang 3. Arah korelasi + (positif) Searah, semakin besar
nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya. - (negatif) Berlawanan arah,
K.Kesulitan Penelitian
Kesulitan yang dialami selama penelitian ini adalah dalam mendapatkan
responden yang disebabkan karena sulitnya meyakinkan responden untuk
mengikuti penelitian ini, selain itu juga sulitnya menyesuaikan jadwal para
responden dengan pelaksanan penelitian sehingga perlu adanya penyesuaian
terhadap jadwal. Kesulitan lain yang ditemui peneliti adalah sulitnya untuk
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Penelitian Korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap Kadar Trigliserida
melibatkan mahasiswa-mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian payung yang berjudul “Korelasi
Pengukuran Antopometri terhadap Profil Lipid Kadar Glukosa Darah Puasa dan
Tekanan Darah sebagai Prediktor Penyakit Kardiovaskuler pada mahasiswa dan
mahasiswi di kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Penelitian ini
melibatkan 129 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil analisis karakteristik subyek penelitian ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel IV. Karakteristik Responden Penelitian Wanita dan Pria Karakteristik Wanita (n=69) P Pria (n=60) p Usia (tahun) 20 (17 -22 )** 0,000 21,00(17,00-24,)** 0,000
Body Mass Index (kg/m²)
22.37(16.52-36,45)** 0.008 23,82(17,89-47,13)** 0.000
Trigliserida (mg/dL)
83(49 -378)** 0.000 81,5(22,00-236)** 0.000
Keterangan : ** =Median(minimum-maksimum)
Dalam pengambilan sampel menggunakan teknik non-random.
Penelitian ini melibatkan 129 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Dari 129 responden terdapat 69 responden wanita dan 66 responden pria.
Data kemudian diuji normalitasnya dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat kepercayaan 95%. Normalitas data karakteristik dinilai
dengan melihat significancy yaitu p>0.05 sebagai nilai kriteria normal
1. Usia
Subyek penelitian memiliki rentang usia antara 17 hingga 24 tahun untuk
responden pria dan 17 hingga 22 tahun untuk wanita. Jumlah lemak tubuh
meningkat baik secara absolut maupun persentase total berat badan sebagai bagian
dari proses penuaan. Beberapa penelitian di negara berkembang membuktikan
bahwa lemak tubuh meningkat secara signifikan di atas usia 30 tahun, dan pada
wanita dikarenakan proses kehamilan terdapat kecenderungan kenaikan berat
badan. Jaringan lemak tentunya akan semakin meningkat. Peningkatan ini
tentunya akan membawa dampak pada akumulasi asam lemak bebas di dalam
tubuh (Jalal, Indrawaty, Susanti, and Oenzil ,2008).
Berdasarkan distribusi data pada subyek uji pria dan wanita diperoleh
nilai p yang sama yaitu p=0,000. Hal ini menunjukkan distribusi data usia yang
didapat terdistribusi tidak normal karena nilai p<0.05. Kriteria normal untuk
menilai distribusi data dengan gambar histogram, yaitu histogram memberikan
gambaran simetris, tidak miring kiri maupun kanan, tidak terlalu tinggi dan terlalu
rendah (Dahlan, 2009). Hasil penelitian ini diperoleh karakteristik umur rata- rata
20 tahun dengan SD +1,51 pada responden pria dan karakteristik umur rata-rata
20 tahun dengan SD +1,265 pada responden wanita. Hasil penelitian yang
dilakukan Martiem Pada usia ≤50 tahun ternyata nilai BMI akan semakin
berkurang dengan bertambahnya usia (r =-0,208) tetapi tidak bermakna (p=0,065).
Namun setelah usia 50 tahun baik laki-laki maupun perempuan menunjukkan
bermakna secara statistik (p=0,001). Distribusi usia responden wanita dapat
dilihat pada gambar IV dan gambar V:
Gambar 4. Histogram Distribusi usia responden Pria
Gambar 5. Histogram Distribusi usia responden wanita
Dilihat dari gambar pada responden wanita, memiliki histogram yang
miring ke kanan yang menunjukkan distribusi usia responden yang tidak normal.
Pada distribusi data pria menunjukkan data yang tidak normal, hal ini juga
ditunjukkan dengan gambar histogram yang miring ke kiri. Menurut Dhall, Gupta,
hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler pada pria maupun
wanita.
2. Body Mass Index
Body Mass Index adalah suatu standard pengukuran obesitas pada orang
dewasa. Walaupun Body Mass Index tidak dapat mengukur jumlah lemak secara
langsung, tetapi Body Mass Index merupakan metode yang paling banyak
digunakan dalam menentukan apakah orang tersebut mendapat obesitas atau tidak
(Dehghan, et al., 2005). Berdasarkan uji normalitas pada data Body Mass Index
pada responden wanita diperoleh nilai p = 0.008 dan pada responden pria nilai p =
0,000. Nilai p untuk kedua responden menunjukkan data distribusi yang tidak
normal karena kurang dari 0,05.
Nilai terendah Body Mass Index pada responden pria dalam penelitian ini
adalah 17,89 yang termasuk kategori underweight dan tertinggi 47,13 termasuk
obesitas kelas II, sedang Body Mas Index pada responden wanita dalam penelitian
ini yang terendah 16,52 termasuk kategori underweight dan Body Mas Index
tertinggi 36,45 termasuk obesitas kelas II. Rata-Rata BMI untuk responden wanita
menunjukkan rata-rata sebesar 23,14 dan nilai SD±4,76 dan rata-rata BMI untuk
responden pria 25,35 dengan SD± 6,3. Berdasarkan histogram pada responden
wanita maupun responden pria memiliki distribusi yang tidak normal karena pada
histogram cenderung menunjukkan kemiringan ke kiri. Distribusi Body Mass
Gambar 6. Histogram Distribusi BMI responden Pria
Gambar 7. Histogram Distribusi BMI responden Wanita
3. Trigliserida
Menurut Almatsier, 2004 menyatakan bahwa kadar trigliserida dalam
tubuh diperoleh dari lemak makanan dan perubahan unsur-unsur energi yang
merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner, meskipun
mekanisme pada proses terjadinya aterogenik belum begitu pasti. Berdasarkan uji
normalitas pada data trigliserida pada responden wanita dan pria diperoleh nilai
p=0.000. Nilai p=0,000 menunjukkan data distribusi yang tidak normal karena
kurang dari 0,05. Penilaian distribusi trigliserida dengan gambar histogram
berikut:
Gambar 8. Histogram Distribusi kadar Trigliserida responden Pria
Berdasarkan histogram pada responden wanita maupun responden pria
memiliki distribusi yang tidak normal karena pada histogram cenderung
menunjukkan kemiringan ke kiri. Hasil analisis statistik data menunjukkan nilai
median kadar trigliserida dalam darah pada responden pria sebesar 81,5 mg/dL,
dengan nilai minimum 22 mg/dL dan pada responden wanita nilai median sebesar
83 mg/dL, dengan nilai minimum 49 mg/dL nilai maksimum 378 mg/dL.
Responden pria memiliki nilai SD± 44,38 dan responden wanita memiliki SD±
47,65.
B. Perbandingan Rerata Trigliserida antara BMI < 23 dan
BMI ≥ 23 terhadap trigliserida dalam darah
Dalam penelitian ini juga membandingkan antara BMI < 23 dan BMI ≥
23 terhadap trigliserida. Analisis perbandingan menggunakan uji hipotesis
komparatif Mann-Whitney. Nilai p<0,05 menunjukkan perbedaan bermakna
antara BMI < 23 dan BMI ≥ 23terhadap trigliserida.
Tabel V. Perbandingan Rerata Trigliserida Pada Responden Wanita
BMI < 23 dan BMI ≥23
BMI <23
(n = 42) (n = 27) BMI ≥23 p Kadar Trigliserida 76,24 ±23,99* 113,48 ± 64,45* 0,001
Keterangan :* = Mean ± SD
Tabel VI. Perbandingan Rerata Trigliserida Pada Responden Pria
BMI < 23 dan BMI ≥23
BMI < 23
(n = 25) (n = 35) BMI ≥23
p
Kadar Trigliserida 78,72 ±37,11* 105,31± 46,29* 0,012 Keterangan :* = Mean ± SD
Distribusi kadar trigliserida antara kedua kelompok diuji menggunakan
responden wanita terdapat 42 responden yang memiliki BMI < 23 dan terdapat 27
responden yang memiliki BMI ≥23. Pada responden pria terdapat 25 responden
yang memiliki BMI < 23 dan 35 responden pria BMI ≥23. Menurut Dahlan
(2009), untuk jumlah data (n) < 50 maka distribusi data dilakukan menggunakan
uji normalitas Shapiro-Wilk .
Nilai mean kadar trigliserida pada responden wanita untuk kelompok
BMI < 23 adalah 76, 24 mg/dL dan untuk BMI ≥23 adalah 113,48 mg/dL. Nilai
mean kadar trigliserida pada responden pria untuk kelompok BMI < 23 adalah
78,72 mg/dL dan untuk BMI ≥23 adalah 105,31mg/dL. Rerata kadar trigliserida
pada kedua kelompok diperbandingkan menggunakan uji hipotesis komparatif
Mann-Whitney karena kadar trigliserida pada semua kelompok terdistribusi tidak
normal. Dari hasil yang didapat menunjukkan ada perbedaan antara BMI < 23 dan
BMI ≥23 pada responden pria dan responden wanita. Hal ini dilihat dari nilai p
yaitu 0,001 pada responden wanita, dan p= 0,012 pada responden pria yang
menunjukkan p<0,05.
Hasil analisis ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Horwich (2001) ditemukan perbedaan antara BMI normal (20,7-27,7 kg/m ), BMI
overweight (27,8-31 kg/m ) dan BMI obesitas (>31 kg/m ) terhadap kadar
trigliserida pada pasien gagal jantung dengan nilai p = 0,000, hal ini menunjukkan
adanya perbedaan pada ketiga kategori. Penelitian yang mendukung juga
dilakukan oleh Liu et, al . (2011) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan BMI
yang bermakna antara kelompok dengan kadar trigliserida < 1,695 mmol/L dan ≥