• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI PELAPISAN SS 304 DENGAN KITOSAN SECARA ELEKTROFORESIS - ITS Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "OPTIMASI PELAPISAN SS 304 DENGAN KITOSAN SECARA ELEKTROFORESIS - ITS Repository"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OPTIMASI PELAPISAN SS 304 DENGAN

KITOSAN SECARA ELEKTROFORESIS

LAILY AMELIA WARDANI NRP. 1410 100 041

Dosen Pembimbing Dra. Harmami, MS.

JURUSAN KIMIA

Fakult as Mat emat ika Dan Il mu Penget ahuan Alam Inst it ut Teknologi Sepul uh Nopember

Surabaya 2014

(2)

FINAL PROJECT

OPTIMIZATION OF SS 304 COATING WITH

CHITOSAN BY ELECTROPHORETIC

LAILY AMELIA WARDANI NRP. 1410 100 041

Advisor Lect urer Dra. Harmami, MS.

CHEMISTRY DEPARTMENT

Facult y Of Mat hemat ics And Nat ural Sciences Sepul uh Nopember Inst it ut e Of Technology Surabaya 2014

(3)

iii

OPTIMASI PELAPISAN SS 304 DENGAN KITOSAN

SECARA ELEKTROFORESIS

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi S–1

Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

Disusun Oleh :

LAILY AMELIA WARDANI NRP. 1410 100 041

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

(4)
(5)

v

OPTIMASI PELAPISAN SS 304 DENGAN

KITOSAN SECARA ELEKTROFORESIS

Nama : LAILY AMELIA WARDANI NRP : 1410 100 041

Jurusan : Kimia FMIPA-ITS Dosen Pembimbing : Dra. Harmami, MS.

Abstrak

Pelapisan kitosan pada stainless steel 304 (SS 304) dengan metode elektroforesis telah berhasil dilakukan dan dikarakterisasi. Kualitas pelapisan diuji menggunakan microprocessor coating thickness gauge mini test 600 untuk menentukan ketebalan lapisan dan polarisasi potensiodinamik dalam larutan 3% NaCl untuk mengetahui ketahan korosi spesimen. Kualitas pelapisan kitosan dipengaruhi oleh waktu dan tegangan selama proses pelapisan. Waktu pelapisan selama 30 menit pada tegangan 2,5 V menghasilkan lapisan yang seragam dengan ketahanan korosi yang paling baik.

(6)

vi

OPTIMIZATION OF SS 304 COATING WITH

CHITOSAN BY ELECTROPHORETIC

Nama : LAILY AMELIA WARDANI

NRP : 1410 100 041

Department : Kimia FMIPA-ITS Advisor Lecturer : Dra. Harmami, MS.

Abstract

Electrophoretic chitosan deposits on stainless steel 304 (SS 304) has been produced and characterized. Coating thickness were characterized by microprocessor coating thickness gauge mini test 600 and corrosion resistance were characterized by potentiodynamicpolarization in NaCl 3% solution. The coating quality was seen to depend on applied voltage and deposition time during the coating process. Coating process with deposition time 30 minutes and applied voltage 2,5 Volt produced homogenous film and the best corrosion resistance.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga naskah Skripsi yang berjudul “OPTIMASI PELAPISAN SS 304 DENGAN KITOSAN SECARA ELEKTROFORESIS” dapat diselesaikan.Untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini diperlukan semangat, ketekunan, dan kerja keras. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih kepada:

1. Dra. Harmami, MS. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan hingga Tugas Akhir ini selesai

2. Hamzah Fansuri, M.Si, Ph.D. selaku Ketua Jurusan Kimia atas fasilitas yang telah diberikan hingga Tugas Akhir ini selesai

3. Dr.rer.nat Fredy Kurniawan, M.Si selaku kepala Laboratorium Instrumentasi dan Sains Analitik yang telah memberikan ijin penggunaan laboratorium

4. Drs. Agus Wahyudi, MS. Selaku dosen wali yang telah memberikan pengarah selama menempuh kuliah

5. Orang tua dan semua pihak yang telah membantu selama proses pembuatan skripsi ini.

Semoga Skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca dalam upaya menambah wawasan tentang kimia.

Surabaya, 24 Juli 2014

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan ... 3

1.3 Tujuan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Stainless Steel (SS) ... 5

2.1.1 Austenitik ... 5

2.2 Korosi ... 6

2.2.1 Korosi Sumuran dan Celah ... 7

2.2.2 Stress Corrosion Cracking (SCC) ... 8

2.3 Termodinamika Korosi ... 8

2.4 Kinetika Korosi ... 9

2.5 Pelapisan (Coating) ... 10

2.5.1 Elektroforesis ... 11

2.5.1.1 Pengaruh waktu deposisi ... 12

2.5.1.2 Tegangan terpasang ... 12

2.6 Kitosan ... 13

2.7 Metode Pengukuran Korosi ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 17

3.1 Alat dan Bahan ... 17

3.1.1 Alat ... 17

(9)

3.1.2 Bahan ... 17

3.2 Prosedur Kerja ... 17

3.2.1 Preparasi Spesimen SS 304 ... 17

3.2.2 Pembuatan Asam Asetat 0,525 M ... 18

3.2.3 Pembuatan Asam Asetat 0,026 M ... 18

3.2.4 Pembuatan Larutan 0,4% Kitosan (b/v) ... 18

3.2.5 Pembuatan Larutan 0,08% Kitosan (b/v) ... 18

3.2.6 Pelapisan SS 304 dengan Kitosan ... 18

3.2.6.1 Pelapisan dengan Variasi Waktu ... 18

3.2.6.2 Pelapisan dengan Variasi Tegangan ... 19

3.2.7 Analisis Ketebalan dengan Coating Thickness ... 19

3.2.8 Pembuatan Media Korosi ... 19

3.2.9 Metode Pengukuran Korosi ... 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

4.1 Proses Elektroforesis ... 21

4.2 Variasi Waktu Terhadap Ketebalan... 21

4.3 Variasi Waktu Terhadap Ketahanan Korosi ... 23

4.4 Variasi Tegangan Terhadap Ketebalan ... 25

4.5 Variasi Tegangan Terhadap Ketahanan Korosi ... 26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sel pasif-aktif korosi sumuran Stainless Steel dalam larutan klorida (Uhlig dan Revie, 2008) ... 8 Gambar 2.2 Skema proses deposisi elektroforesis pada (a)

katoda dan (b) anoda (Hu dkk., 2012) ... 12 Gambar 2.3 Struktur kitosan (Zhitomirsky dan Hashambhoy, 2007) ... 14 Gambar 2.4 Kurva polarisasi potensiodinamik digunakan

sebagai prosedur ekstrapolasi tafel (Grayeli-Korpi dkk., 2013) ... 15 Gambar 3.1 Microprocessor coating thickness gauge mini test 600 ... 19 Gambar 3.2 Autolab Metrohm tipe AUT84948 ... 20 Gambar 4.1 Pengaruh waktu terhadap ketebalan lapisan kitosan pada SS 304 ... 22 Gambar 4.2 Kurva polarisasi SS 304 dalam media korosi NaCl

3% dengan variasi waktu ... 23 Gambar 4.3 Pengaruh tegangangan terhadap ketebalan lapisan

kitosan pada SS 304 ... 25 Gambar 4.4 Kurva polarisasi SS 304 dalam media korosi NaCl 3% dengan variasi tegangan ... 27

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi kimia SS 304 ... 6 Tabel 4.1 Parameter korosi cuplikan dengan variasi waktu

dari uji polarisasi potensiodinamik ... 24 Tabel 4.2 Parameter korosi cuplikan dengan variasi tegangan

dari uji polarisasi potensiodinamik ... 27

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Skema Kerja ... 35 LAMPIRAN B Pembuatan Larutan ... 41 LAMPIRAN C Kurva Polarisasi ... 45 LAMPIRAN D Perhitungan Standart Deviasi dan Batas

Kepercayaan ... 51 LAMPIRAN E Parameter Korosi SS 304 Hasil Polarisasi

Potensiodinamik ... 63

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Stainless steel 304 (SS 304) merupakan baja nirkarat paduan logam besi, 18% Cr, 8% Ni, dan karbon sebagai material paduan (Arutunow dkk., 2013). Stainless steel 304 merupakan baja austenitik yang banyak digunakan dalam industri karena mempunyai beberapa sifat yang khas, antara lain: memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, tahan karat, tahan goresan, tahan terhadap temperatur rendah ataupun tinggi, keras, densitasnya besar, permukaannya tahan aus, mudah dibersihkan, kuat ditempa, mengkilat, dan nampak menarik (Grayeli-Korpi dkk., 2013). Industri makanan merupakan salah satu industri yang menggunakan stainless steel 304 (El-Rahman dkk., 2012). SS 304 digunakan sebagai peralatan-peralatan instalasi produksi, pipa, dan tangki yang berhubungan langsung dengan bahan makanan (Foged dkk., 2005).

Telah diketahui bahwa pada proses pembuatan makanan hampir semua menggunakan garam dapur (NaCl) sebagai bumbu maupun bahan pengawet alami. Menurut Cicek dan Al-Numan (2011) konsentrasi garam yang tinggi dapat mempercepat laju korosi, karena permukaan baja mengalami adsorbsi kompetitif dengan anion agresif, seperti ion klorida. Besi dengan ion klorida dapat membentuk FeCl2 yang larut dalam air, dan dengan begitu peristiwa korosi tejadi. Korosi merupakan peristiwa yang tidak diinginkan karena menimbulkan kerugian. Saat ini telah dilakukan banyak upaya untuk mencegah korosi, salah satunya yaitu dengan pelapisan (coating).

(14)

2

dua jenis, yaitu organik dan anorganik. Pelapisan (coating) organik lebih luas digunakan karena dapat diaplikasikan baik pada permukaan dalam maupun luar logam.

Pelapisan (coating) organik terdiri dari beberapa metode, salah satunya elektroforesis. Metode ini telah diaplikasikan untuk berbagai macam kebutuhan karena dari sisi harga cukup efisien. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi proses elektroforesis, yaitu waktu deposisi, tegangan, kuat medan, konsentrasi padatan dalam suspensi, dan konduktivitas substrat (Besra dan Liu, 2007).

Kitosan merupakan polimer organik produk deasetilasi-N kitin dan sifat yang menarik, yaitu mempunyai aktivitas antibakteri, tidak beracun, biodegradabilitas, dan biokompatibilitas. Kitosan kaya akan gugus hidroksi dan amino; sehingga mempunyai potensi digunakan sebagai pelapis dan dapat diaplikasikan pada logam yang berhubungan dengan makanan (Sharmin dkk., 2012).

(15)

3

1.2Permasalahan

Bagaimana kondisi optimum (tegangan dan waktu) selama proses pelapisan stainless steel 304 (SS 304) terhadap kualitas hasil lapisan?

1.3Tujuan

(16)

4

(17)

29

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi pelapisan spesimen SS 304 dengan kitosan optimum pada waktu 30 menit dengan tegangan terpasang 2,5 Volt. Pada kondisi tersebut diperoleh lapisan dengan ketebalan 46,27 ± 7,52 μm dan densitas arus korosi (ikor) sebesar 0,8547 μA/cm2.

5.2Saran

(18)

30

(19)

31

DAFTAR PUSTAKA

Abdallah M., 2002. "Rhodanine Azosulpha Drugs as Corrosion Inhibitors for Corrosion of 304 Stainless Steel in Hydrochloric Acid Solutions". Corrosion Science 44, 717–728.

Ahmed R. A., Farghali R. A. dan Fekry A. M., 2012. "Study for the Stability and Corrosion Inhibition of Electrophoretic Deposited Chitosan on Mild Steel Alloy in Acidic Medium". International Journal of Electrochemical Science 7, 7270–7282.

Arutunow A., Darowicki K. dan Tobiszewski M. T., 2013. "Electrical mapping of AISI 304 stainless steel subjected to intergranular corrosipn performed by means of AFM-LIS in the contact mode". Corrosion Science 71, 37–42. Barbosa M. A., Pêgo A. P. and Amaral I. F., 2011. "2.213 -

Chitosan". In Comprehensive Biomaterials, ed. P. Ducheyne. Elsevier, Oxford. pp. 221–237.

Besra L. dan Liu M., 2007. "A review on fundamental and applications of electrophoretic deposition (EPD)".

Progress in Materials science 52, 1–61.

Cicek V. dan Al-Numan B., 2011. Corrosion Chemistry. Massachusetts: Scrivener Publishing LLC.

(20)

32

El-Rahman A. M. A., El-Hossary F. M., Prokert F., Negm N. Z., Pham M. T. dan Richter E., 2012. "Corrosion Performance and Tribological Properties of Carbonitrided 304 Stainless Steel". Corrosion Resistance. Dr. Shih.Croatia: In Tech.

Erna M., Emriadi, Alif A. dan Arief S., 2008. "Efektifitas Kitosan sebagai Inhibitor Korosi pada Baja Lunak dalam Air Gambut". Jurnal Natur Indonesia 13, 118–122.

Foged J. N., Folkmar A. J., Elisabeth J., Løvstad P., Melsing E., Napper D., Riis A., Jørgensen C., Christiansen P., Ranløv P. dan Boye-Møller A. R., 2005. Stainless Steel in The Food Industry- an Introduction. Denmark: Danish Technological Institute.

Gebhardt F., Seuss S., Turhan M. C., Hornberger H., Virtanen S. dan Boccaccini A. R., 2012. "Characterization of electrophoretic chitosan coating on stainless steel".

Materials letters 66, 302–304.

Grayeli-Korpi A.-R., Savaloni H. dan Habibi M., 2013."Corrosion inhibition of stainless steel type AISI 304 by Mn coating and subsequent annealing with flow of nitrogen at different temperatures". Applied Surface Science 276, 269–275.

Hu R.-G., Zhang S., Bu J.-F., Lin C.-J. dan Song G.-L., 2012. "Recent progress in corrosion protection of magnesium alloys by organic coatings". Progress in Organic Coating 73, 129–141.

(21)

33

Reive R. W., 2011. Uhlig’s Corrosion Handbook. Third Ed. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.

Roberge P. R., 2000. Handbook of Corrosion Engineering. USA: McGraw-Hill Companies, Inc.

Sharmin E., Ahmad S. dan Zafar F., 2012. "Renewable Resources in Corrosion Resistance". Corrosion Resistance. Dr Shih. Croatia: In Tech.

Simchi A., Pishbin F. dan Boccaccini A. R., 2009. "Electrophoretic deposition of chitosan". Materials letters 63, 2253–2256.

Uhlig H. H. dan Revie R. W., 2008. Corrosion and corrosion control: an introduction to corrosion science and engineering. Fourth Ed. Hobonoken New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.

Zhitomirsky I. dan Hashambhoy A., 2007. "Chitosan-mediated electrosynthesis of organic-inorganic nanocomposites".

Journal of Materials Processing Technology 191, 68–

(22)

34

(23)

65

BIODATA PENULIS

(24)

66

Gambar

Tabel 2.1 Komposisi kimia SS 304 ........................................ 6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan pemberian beberapa konsentrasi pupuk cair Golden Harvest pada taraf 2.5 ml memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman,

1. Sistem suspensi merupakan salah satu bagian pada chasis sepeda motor yang berfungsi menyerap a. Bantingan b. Jalan c. antaman d. !erkejut e.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar trend produksi pada setiap umur tanaman karet, mengetahui besar tingkat keuntungan pada kondisi riil dan

Variabel Bertanggung Jawab di Hadapan Allah SWT berpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas audit dikarenakan dengan mayoritas responden pada penelitian ini adalah audit

Dengan adanya perbedaan penetapan masa iddah ini dalam aplikasinya menimbulkan permasalahan hukum, dimana biasanya dalam cerai gugat waktu masa iddah yang diberikan oleh KUA lebih

pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3 berikut: uc Actors pengunjung administrator Melihat Istilah Akuntansu Keuangan Melihat Istilah Akuntansi Biaya

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika kemampuan bank dalam menyalurkan kredit terhadap dana pihak ketiga yang terkumpul adalah tinggi, maka semakin tinggi pula kredit

Dalam sistem informasi Web yang menjadi kendala adalah bagaimana membuat user yang tidak mengerti atau user yang baru dapat memahami dengan sistem yang telah dirancang. Pembahasan