BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan di semua jenjang pendidikan formal. Dengan demikian, diperlukan standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia yang memadai dan efektif sebagai alat komunikasi, berinteraksi sosial, media pengembangan ilmu, dan alat pemersatu bangsa, menurut Depdiknas (dalam Muslich, 2010: 115).
Resmini dan Hartati (2006: 155) berpendapat bahwa bahasa Indonesia didudukkan sebagai alat, bukan sebagai struktur. Oleh karena bahasa sebagai alat, maka yang terpenting adalah bagaimana menggunakan alat itu secara lancar, teliti, cermat, efisien, dan efektif, dan bukan bagaimana memahami unsur-unsur alat tersebut. Dengan demikian, bahan pengajaran yang seharusnya diberikan kepada siswa agar mereka dapat menggunakan bahasa Indonesia secara lancar, teliti, cermat, efisien, dan efektif (mahir berbahasa).
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Berdasarkan KTSP Pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar harus berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), secara umum dalam KTSP dikembangkan menjadi empat ketrampilan berbahasa yang meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, menulis. Keempat aspek ketrampilan berbahasa tersebut harus mendapat porsi yang seimbangdan dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu. Aspek keterampilan menulis dalam KTSP SD Negeri 3 Linggasari meliputi berbagai kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan faktasecara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas. Standar Kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan kebahasaan, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tentang Menulis Puisi
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan menulis puisi bebas
8.3 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
3. Pembelajaran Apresiasi Sastra
sastra produktif. Apresiasi sastra reseftif menekankan pada proses penikmatan yang dapat dilakukan melalui kegiatan membaca, mendengarkan dan menyaksikan pembacaan puisi. Sementara itu apresiasi produktif dapat dilakukan dengan mengajak siswa menulis dan membacakan puisi.
Dalam pembelajaran bahasa atau sastra pada khususnya, siswa bukan hanya dituntut memahami teori-teori sastra tetapi siswa lebih dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengapresiasi karya sastra.Pada hakekatnya pengajaran sastra adalah menciptakan situasi siswa membaca dan merespon karya sastra serta membicarakannya secara bersama dalam kelas.
4. Kemampuan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 707), kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup,
melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Sedangkan menurut Poerwadarminta ( 2007: 742) mampu berarti sanggup melakukan sesuatu dengan demikian berarti kesanggupan melakukan sesuatu.
5. Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas
Munandar (2009: 12) berpendapat bahwa kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya.Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia berada, dengan demikian baik perubah di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Implikasinya ialah bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan.
Menurut Munandar (2009: 71) seorang anak dapat dikatakan kreatif atau tidak dapat diamati berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam 2) Sering mengajukan pertanyaan yang baik
3) Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah 4) Bebas dalam menyatakan pendapat
5) Mempunyai rasa keindahan yang mendalam 6) Menonjol dalam salah satu bidang seni
7) Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/ sudut pandang 8) Mempunyai rasa humor yang luas
9) Mempunyai daya imajinasi yang tinggi
b. Indikator kreativitas
Menurut Munandar (2009: 44) indikator yang menjadi acuan dalam penilaian kreativitas menulis puisi sebagai berikut: 1) Kelancaran
Kelancaran dinilai dari jumlah kata yang ada dalam puisi tersebut.
2) Kelenturan
Kelenturan dapat dikembangkan lagi menjadi bagian-bagian yang lebih spesifik, yaitu:
a) Keragaman bentuk kalimat b) Penggunaan kalimat
c) Keragaman panjang kalimat d) Imajinasi
e) fantasi 3) Keaslian
Keaslian dapat dikembangkan lagi menjadi bagian-bagian yang lebih spesifik, yaitu:
a) orisinalitas tema
b) orisinalitas pemecahan akhir cerita c) humor
4) Kerincian
Kerincian dapat dikembangkan lagi menjadi bagian-bagian yang lebih spesifik, yaitu:
a) ekspresi b) emosi c) empati d) unsur pribadi e) percakapan
6. Menulis
a. Pengertian Menulis
MenurutTarigan (1994: 21) menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Dari pendapat tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu proses yang menghasilkan pikiran, gagasan dalam bentuk tulisan dari seseorang.
Menurut Tarigan (1994: 3-12) hubungan menulis dengan keterampilan berbahasa yang lain yaitu:
1) Hubungan antara menulis dan membaca
Antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Bila kita menuliskan sesuatu, maka pada prinsipnya kita ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain, paling sedikit dapat kita baca sendiri pada saat lain. Hubungan antara menulis dan membaca pada dasarnya adalah hubungan antara penulis dan pembaca.
2) Hubungan antara menulis dengan berbicara
b. Tujuan Menulis
Menurut Hugo hartig dalam (Tarigan, 1994: 24-25) mengemukakan bahwa menulis adalah sebagai berikut:
1) Assignment purpose (tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.
2) Altruistic purpose (tujuan altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
3) Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
4) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca.
5) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
6) Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri,
dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian. 7) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
Berdasarkan definisi kemampuan dan menulis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis adalah suatu ketrampilan yang dimiliki seseorang untuk melakukan kegiatan dengan cara menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa tulis.
7. Puisi
a. Hakikat Puisi
puisi itu. Barangkali lebih mudah menunjukkan “ini sebuah puisi”
daripada “apa itu puisi”. Jika mendengar seseorang membaca puisi,
kita dapat mengenali bahwa orang tersebut membaca puisi. Atau, jika membaca tulisan yang berwujud puisi, kita pun dapat mengenali bahwa subgenre sastra yang kita baca itu puisi. Jadi, Nurgiyantoro melatarbelakangi bahwa sejatinya seseorang sudah mengenal puisi sejak masih bayi sebelum bisa berbicara. Anak sudah dapat menunjukan ekspresi gembira saat mendengar nyanyian, bunyi-bunyian yang merdu, dan pada saat dininabobokan, bahkan sampai dewasa seseorang dapat mengekspresikan kegembiraan jika mendengar lagu-lagu, tembang-tembang dan kata-kata berirama. Hal ini dapat dipahami bahwa lewat hal-hal tersebut secara langsung atau tidak langsung anak dibawa untuk berkenalan dengan puisi.
b. Pengertian Puisi
Widjojoko dan Endang (2006: 51) berpendapat bahwa puisi merupakan ekspresi pengalaman batin (jiwa) penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan sang pencipta, melalui media bahasa yang estetik yang secara padu dan utuh, dalam bentuk teks. Sedangkan menurut Nurgiyantoro (2010: 313) puisi adalah sebuah genre sastra yang amat memperhatikan pemilihan aspek kebahasaan sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa bahasa puisi adalah bahasa yang “tersaring” penggunaanya. Artinya, pemilihan
dipertimbangkan dari berbagai sisi baik yang menyangkut unsur bunyi, bentuk, dan makna yang kesemuanya harus memenuhi persyaratan untuk memperoleh efek keindahan.
Dari beberapa tokoh di atas dapat diambil kesimpulan pengertian puisi yaitu ungkapan berbagai perasaan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang indah.
c. Jenis Puisi
Menurut Suroto (1989: 41-58) jenis puisi sebagai berikut: 1) Puisi Lama
Puisi lama merupakan cermin masyarakat lama. Karena masyarakat lama atau masyarakat masa lampau itu bersifat kolektif dan cenderung statis maka sifat yang demikian itu juga cermin dalam karya sastranya khususnya puisi. Sifat kolektivitas menimbulkan pandangan kolektivisme. Segala sesuatu merupakan karya bersama dan milik bersama. Puisi lama merupakan puisi yang terikat oleh syarat-syarat tertentu antara lain jumlah baris dalam tiap bait, jumlah suku kata, rima yang sudah tertentukan dan irama.
2) Puisi Baru
tinggi. Kesusastraan timbul bentuk puisi yang lain dari puisi yang biasa dikenal masyarakat saat itu seperti pantun syair. 3) Puisi Modern
Puisi modern adalah bentuk puisi yang benar-benar bebas. Bebas dalam bentuk maupun isi. Jenis puisi ini tidak lagi terikat oleh aturan jumlah baris, rima atau ikatan lain yang biasa dikenakan pada puisi lama maupun puisi baru.
4) Unsur Intrinsik Puisi
Menurut Widjojoko dan Endang (2006: 61-62) puisi sebagai salah satu karya kreatif yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, mempunyai unsur-unsur yang dapat ditelusuri. Unsur yang tergolong unsur intrinsik puisi adalah:
1) Tema
Tema adalah ide atau gagasan yang menduduki tempat utama di dalam cerita. Penyair mengemukakan pokok persoalan di dalam puisinya. Pokok persoalan itu, mungkin disampaikan secara langsung, mungkin juga secara tidak langsung. Tema atau pokok persoalan, hanya terdapat pada satu puisi.
2) Rasa
Rasa disebut juga arti emosional. Dalam menghadapi suatu persoalan, seorang penyair, selain tersentuh secara rasional, ia tersentuh dan terlibat secara emosional.
Dalam puisi, kita dapat menangkap sikap penyair lewat intonasi puisi tersebut. Penyair dapat terlihat menggurui, merayu, merengek, menyindir, mengajak dan sebagainya terhadap pembaca atau pendengarnya.
4) Amanat
Amanat merupakan pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca, pendengar, atau penonton. Di dalam satu puisi bisa terdapat beberapa amanat. Amanat ada yang diungkapkan secara langsung ada juga yang terselubung. Melalui amanat inilah, penyair menyampaikan sesuatu kepada pembaca. 5) Diksi (Pilihan Kata)
Diksi atau pilihan kata di dalam puisi, merupakan hal yang penting, karena keberhasilan puisi dicapai dengan mengintensifkan pilihan kata. Kata merupakan unsur integral dan esensial dalam puisi. Penggunaan kata-kata yang tepat oleh penyair akan menunjukkan kemampuan intelektualnya dalam melukiskan sesuatu.
6) Imajeri
Imajeri atau daya bayang, ialah sesuatu kata atau kelompok kata yang digunakan untuk mengungkapkan kembali kesan-kesan panca indra dalam jiwa kita.
Pusat Pengisahan atau titik pandang yaitu cara penyampaian cerita, ide, gagasan, atau kisahan cerita. Puisi yang mencakup siapa yang berbicara dan kepada siapa ditunjukan (ia berbicara).
8) Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai bahasa.
9) Ritme atau Irama
Ritme atau irama adalah totalitas tinggi rendahnya suara, panjang pendek, dan cepat lambatnya suara waktu membaca puisi. Ritme di dalam puisi dibentuk oleh pengaturan larik, jumlah suku kata, dan pengaturan bunyi. Di dalam puisi yang baik, ritme itu dapat memberi gambaran yang intensif tentang nada rasa dan tema.
10)Rima atau Sajak
Rima atau sajak adalah persamaan bunyi. Persamaan bunyi bisa terjadi di awal, tengah atau akhir.
5) Langkah-langkah Menulis Puisi
Menurut Suyatno, dkk (2008: 137-139) mengemukakan langkah-langkah dalam menulis puisi adalah sebagai berikut:
Hal yang harus dilakukan dalam menulis puisi adalah menentukan ide. Ide atau gagasan pokok itu akan menjadi dasar penulisan puisi. Ide untuk menulis dapat diperoleh dari sebuah gambar. Misalnya gambar pemandangan, dengan gambar pemandangan dapat dijadikan inspirasi dalam membuat puisi.
2) Pilihan Kata
Setelah mendapatkan ide dan merenungkannya, langkah berikutnya adalah memilih kata-kata untuk menulis puisi. Baris-baris puisi bukan sekedar deretan kata yang tidak bermakna. Kata-kata dalam puisi harus bermakna, selain itu perlu dipilih kata yang tepat, yaitu kata yang mampu mewakili pikiran dan perasaan. Kata-kata yang dipilih dapat berupa kata yang bermakna lugas maupun kiasan, namun kata-kata bermakna kiasan lebih menambah keindahan puisi. Dalam memilih kata perlu memperhatikan persamaan bunyi atau irama. Kata-kata yang memiliki persamaan bunyi awal atau akhir jika dirangkai menimbulkan kesan indah.
3) Menulis Puisi
Langkah selanjutnya dalam menulis puisi adalah merangkai kata-kata menjadi baris-baris puisi.
a. Pengertian model pembelajaran picture and picture
Menurut Hamdani(2011: 89)Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan
dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar.
b. Langkah-langkah model pembelajaran picture and picture
Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Pictureini menurut Asmani (2013: 39) terdapat tujuh langkah yaitu:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2) Menyajikan materi sebagai pengantar.
3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi.
4) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. 5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dari urutan gambar tersebut.
7) Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang baru saja diterimanya.
c. Kelebihan dan kelemahan model picture and picture
Menurut Afnia(dalam Asmani, 2013: 39) kelebihan dan kelemahan model pembelajaran picture and picture adalah:
Kelebihan model pembelajaran picture and picture:
1)Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.
2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.
3) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.
4) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.
5) Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.
Kelemahan model pembelajaran picture and picture:
1) Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta sesuai dengan materi pelajaran.
3) Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran. 4) Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.
d. Prosedur pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan model picture and picture
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2)Guru menyajikan materi menulis puisi
3)Guru menunjukkan/ memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi menulis puisi bebas
4)Guru menunjuk/ memanggil siswa secara bergantian untuk memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5)Guru menanyakan alasan/ dasar pemikiran dari urutan gambar tersebut
6)Dari alasan/ urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep/ materi, sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai 7)Siswa diajak untuk menyimpulkan/ rangkuman materi yang baru
saja diterimanya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
2013”, menunjukkan bahwa penggunakan model picture and picturepada
mata pelajaran bahasa Indonesiaefektif meningkatkan kreativitassiswa dalam menulis puisi di Kelas VIII MTsSholihiyyah Mranggen Demak.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran picture and pictureefektif untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Oleh karena itu peneliti menggunakan model ini untuk diterapkan pada Penelitian Tindakan Kelas.
C. Kerangka Pikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang memerlukan kemampuan belajar menulis yang cukup tinggi. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang dianggap lebih sulit dibandingkan dengan keterampilan kebahasaan lain. Kesulitan menulis pada siswa disebabkan karena keterbatasan siswa untuk menuliskan ide yang ada dalam pikirannya untuk dituliskan ke dalam sebuah tulisan. Kosa kata yang dimiliki siswa tidak cukup banyak, sehinga pada saat menulis banyak kata yang diulang dalam satu bait puisi. Untuk dapat menuangkan ide menjadi sebuah puisi diperlukan model dan media atau alat bantu.
pembelajaran picture and pictureyang dinilai dapat membantu siswa untuk menemukan ide atau gagasan yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan serta dapat mengembangkan ide atau gagasan tersebut menjadi sebuah bentuk karya sastra. Model pembelajaranpicture and picturediharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan kreativitas menulis puisi bebas siswa kelas V di SD N 3 Linggasari. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat di buat kerangka pikir penelitian pada pembelajaran bahasa Indonesia melalui model picture and picturesebagai berikut :
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir KondisiAwal :
Kemampuan dan kreativitas menulis puisi bebas rendah
Tindakan:
Siklus I dan Siklus II siswa melaksanakanpembelajaran menulis puisi bebas menggunakan model pembelajaran picture and picture
Hasil:
Kemampuan dan kreativitas menulis puisi bebas meningkat
melalui model
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan perumusan di atas, maka hipotesis tindakan sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaranpicture and picturedapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas di kelas V SD Negeri 3 Linggasari.