• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh komparatif sikap terhadap iklan soft dan hard copy pada minat beli konsumen - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh komparatif sikap terhadap iklan soft dan hard copy pada minat beli konsumen - USD Repository"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPARATIF SIKAP TERHADAP IKLAN SOFT DAN HARD COPY PADA MINAT BELI KONSUMEN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh : Ricky Murtadana NIM: 102214011

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH KOMPARATIF SIKAP TERHADAP IKLAN SOFT DAN HARD COPY PADA MINAT BELI KONSUMEN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh : Ricky Murtadana NIM: 102214011

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

Motto dan Persembahan

Kebahagiaan yaitu saat apa yang kamu rasakan, kamu pikirkan, dan kamu lakukan berada dalam harmoni. Mahatma Ghandi

Dengan penuh syukur kupersembahkan Skripsi ini untuk:

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul :

PENGARUH KOMPARATIF SIKAP TERHADAP IKLAN SOFT DAN HARD

COPY PADA MINAT BELI KONSUMEN

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 28 Agustus 2014 adalah hasil karya saya. Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat sebagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberi pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 8 September 2014

Yang membuat pernyataan,

(7)

vi

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Ricky Murtadana

Nomor Mahasiswa : 102214011

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH KOMPARATIF SIKAP TERHADAP IKLAN

SOFT

DAN

HARD COPY

PADA MINAT BELI KONSUMEN

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, memplubikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal, 8 September 2014 Yang menyatakan,

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan atas segala kebaikan, kasih dan anugerahNya dari awal hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Komparatif Sikap Terhadap Iklan Soft dan Hard Copy Pada Minat Beli Konsumen”. Skripsi ini ditulis dengan tujuan memenuhi salah satu persyaratan wajib untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan sripsi ini penulis mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma

3. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D. selaku dosen pembimbing I, yang dengan sabar mengarahkan, membimbing, memberikan ide segar dan mendukung penulis dengan kesungguhan hati.

4. Ibu MT. Ernawati, S.E., M.A. selaku dosen pembimbing II, yang juga dengan sabar telah mengarahkan, menasehati dan membimbing penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.

5. Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, yang telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.

6. Bapak dan Ibuku tercinta serta Chaty yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan, nasehat, kebahagiaan, dan memberikan motivasi dan semangat yang tidak pernah berhenti kepada penulis.

7. Adikku tersayang: Rian dan Dian.

(9)

viii

9. Teman-teman yang ikut membantu dalam menyebarkan angket: Binar, Usfal, Bima, Yoga, Valen, Angela, Meta, Friska, Mela, Melinda, dll.

10. Keluarga Manajemen Festival. 11. Keluarga besar MANAJEMEN 2010.

12. Teman-teman seperjuangan Tugas Akhir Penelitian Bisnis: Laurensius Doni, Satria, Gusti, Nia, Yosua, Putek, Ana, Octa, dll.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 8 September 2014 Penulis

Ricky Murtadana

(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

(11)

x

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Literatur ... 9

1. Hubungan Antara Sikap Terhadap Iklan Dalam Bentuk Soft Copy dan Hard Copy Dengan Intensitas Mengkonsumsi Media Sosial 26

2. Hubungan Antara Sikap Terhadap Iklan Dengan Minat Beli .... 28

(12)

xi

G. Prosedur Penelitian ... 33

H. Pengembangan Stimulus Penelitian ... 35

1. Pratest 1 ... 35

1. Uji Beda Rata-rata Dua Kelompok Independen ... 43

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 50

3. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 51

BAB IV PERKEMBANGAN MEDIA PERIKLANAN A. Perkembangan Advertising di Dunia ... 54

B. Era Integrated Marketing Communication (IMC) ... 56

C. Industri Periklanan ... 58

D. Lahirnya Iklan Dua Versi ... 61

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 63

1. Uji Validitas... 63

2. Uji Reliabilitas ... 65

(13)

xii

4. Hasil Data Deskriptif ... 67

5. Uji Hipotesis I... 72

6. Uji Asumsi Klasik ... 74

7. Uji Hipotesis II ... 77

8. Pembahasan ... 78

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 83

B. Implikasi Hasil Penelitian ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pengguna Internet di Indonesia ... 3

Tabel 1.2 Indonesia Internet Indicators ... 3

Tabel 1.3 Indonesia SocialIndicators ... 4

Tabel 1.4 Indonesia Smartphone Usage ... 5

Tabel 3.1 Hasil Penentuan Jenis Produk Convenience ... 36

Tabel 3.2 Hasil Pengujian Kefamiliaran Permen Skittles ... 39

Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas ... 64

Tabel 5.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 65

Tabel 5.3 Karakteristik Partisipan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

Tabel 5.4 Karakteristik Partisipan Berdasarkan Usia ... 67

Tabel 5.5 Hasil Statistik Deskriptif Instrumen Penelitian Sikap Terhadap Iklan Kelompok Soft Copy ... 68

Tabel 5.6 Hasil Statistik Deskriptif Instrumen Penelitian Sikap Terhadap Iklan Kelompok Hard Copy ... 69

Tabel 5.7 Hasil Statistik Deskriptif Instrumen Penelitian Minat Beli Kelompok Hard Copy ... 70

Tabel 5.8 Hasil Statistik Deskriptif Instrumen Penelitian Minat Beli Kelompok Soft Copy ... 71

Tabel 5.9 Hasil Uji-t Kelompok independen 1 ... 73

Tabel 5.10 Hasil Uji-t Kelompok independen 2 ... 74

(15)

xiv

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Penentuan Produk dan Hasil Tabulasi (Pratest I) ... 92

Lampiran 2. Angket Pengujian Kefamiliaran Merek Skittles dan Hasil Tabulasi (Pratest II) ... 95

Lampiran 3. Angket Penelitian ... 97

Lampiran 4. Hasil Validitas dan Reliabilitas ... 99

Lampiran 5.Analisis Statistik Deskriptif ... 102

Lampiran 6.Uji Beda Rata-rata Dua Kelompok Independen ... 105

Lampiran 7. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 108

Lampiran 8. Hasil Uji Regresi ... 111

Lampiran 9. Rekapitulasi Data Penelitian ... 113

(18)

xvii

ABSTRAK

PENGARUH KOMPARATIF SIKAP TERHADAP IKLAN SOFT DAN HARD COPY PADA MINAT BELI KONSUMEN

Ricky Murtadana

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap terhadap iklan soft copy dan hard copy antara kelompok remaja yang sering dan jarang mengkonsumsi media sosial. Selain itu, penelitian ini juga ingin mengetahui pengaruh sikap terhadap iklan dalam bentuk soft copy dan hard copy pada minat beli produk yang diiklankan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara memberikan angket untuk diisi oleh partisipan. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 120 orang dan dipilih dari mahasiswa/i Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma berdasarkan perbedaan intensitas mengkonsumsi media sosial. Teknik analisis data yang pertama menggunakan uji beda rata-rata dua kelompok independen untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap terhadap iklan soft

copy dan hard copy berdasarkan perbedaan intensitas mengkonsumsi media

(19)

xviii

ABSTRACT

THE EFFECT OF COMPARATIVE BEHAVIOR THROUGH SOFT AND HARD COPY ADVERTISEMENT ON CONSUMER’S BUYING

(20)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Iklan merupakan salah satu proses penyampaian informasi atau pesan kepada orang lain. Iklan memuat informasi singkat namun sangat berguna bagi orang yang melihat iklan. Selain itu, iklan dapat membentuk image khusus dalam benak seseorang terhadap produk yang diiklankan.

Saat ini iklan sudah merambah jauh ke dalam kehidupan manusia. Setiap kegiatan manusia dipenuhi oleh iklan. Mulai dari bangun tidur di pagi hari hingga akan tidur kembali di malam hari, iklan selalu mewarnai kegiatan manusia. Iklan dapat ditampilkan melalui banyak media. Pakaian yang dikenakan setiap hari, baliho, gelas, mobil, televisi, radio, koran, media sosial dan media konvensional serta media lainnya semua dipenuhi oleh iklan.

(21)

Iklan yang ditampilkan dalam media cetak atau media konvensional (Hard Copy) umumnya hanya berbentuk gambar. Gambar dikemas dengan warna yang mencolok serta menampilkan sosok tertentu sebagai pusat model sehingga iklan mampu menarik perhatian konsumen. Berbeda lagi dengan iklan yang ditampilkan dalam media elektronik (Soft Copy). Dalam media elektronik, iklan dapat berupa gerakan, suara, atau gambar bergerak yang dapat lebih hidup sehingga lebih menarik untuk disaksikan.

(22)

contoh lain, berikut penulis menyajikan beberapa data tentang media sosial dan perkembangan masyarakat menuju modernisasi di Indonesia.

Tabel 1.1 Pengguna Internet di Indonesia, Januari 2014

Indikator Persentase Jumlah

Penduduk Indonesia 100% 251,160,124 jiwa

Masyarakat modern (Urban) 51% 128,091,663 jiwa

Pengguna internet 29% 72,700,000 jiwa

Pengguna facebook aktif 25% 62,000,000 jiwa

Tabel 1.2 Indonesia Internet Indicators, Januari 2014

Indikator Jumlah

Rata-rata penggunaan internet melalui laptop atau komputer 5 jam 27 menit per hari

Persentase penduduk Indonesia yang menggunakan internet

melalui telepon seluler 14%

(23)

Tabel 1.3 Indonesia Social Indicators, Januari 2014

Indikator Jumlah

Persentase penduduk Indonesia yang menggunakan sosial media

15%

Rata-rata penggunaan sosial media 2 jam 54 menit

per hari Persentase penduduk Indonesia yang menggunakan aplikasi

sosial media di telepon seluler

74%

Grafik 1.1 Indonesia Social Media Use, Januari 2014

(24)

Tabel 1.4 Indonesia Smartphone Usage, Januari 2014

Indikator Jumlah

Persentase penduduk Indonesia yang menggunakan Smartphone

14%

Penggunaan smartphone untuk mencari informasi lokal 94% Penggunaan smartphone untuk mencari produk 95% Penggunaan smartphone untuk berbelanja 57%

Dalam dunia bisnis, iklan merupakan salah satu komponen yang sangat fital dalam memperkenalkan produk ke pasar. Iklan dapat membentuk sebuah brand atau pandangan khusus dalam benak setiap konsumen. Dengan demikian konsumen dapat memetakan jenis-jenis produk. Saat ini iklan dikemas dalam berbagai bentuk sehingga dapat selalu diingat oleh konsumennya. Kemasan iklan dibuat semenarik mungkin. Ada yang berbentuk cerita yang bersambung, kegiatan konyol, ringan, namun penuh dengan makna, hingga iklan yang dikemas dengan cara yang tidak lazim agar konsumen merasa bingung untuk memaknainya. Kekuatan sebuah iklan dalam mempengaruhi konsumen akan berdampak pada penjualan produk yang diiklankan. Oleh karena itu, tidak jarang perusahaan mempersiapkan dana yang cukup besar untuk membiayai sebuah iklan agar produk yang ditawarkan dapat dikenal dan dikonsumsi konsumen.

(25)

Dewasa ini, bentuk iklan (soft copy atau hard copy) menjadi perlu untuk diperhatikan. Kuatnya perkembangan zaman membuat konsumen sangat mudah beralih untuk mengkonsumsi media sosial atau media konvensional. Kedua media ini merupakan media periklanan yang paling sering digunakan. Jika pemasangan iklan tidak memperhatikan perpindahan konsumsi media sosial dan media konvensional, maka kesalahan penempatan iklan akan mungkin terjadi. Kesalahan ini akan membuat iklan yang dipasang tidak mendapatkan respon dari konsumen. Selain itu biaya yang dikeluarkan untuk mempublikasikan iklan akan menjadi sia-sia. Kurangnya respon konsumen terhadap iklan yang dipasang tentu akan berdampak pada produk yang diiklankan. Selanjutnya produk yang diiklankan tidak dikenal konsumen, tidak laku di pasaran, dan akhirnya penjualan akan menurun. Jika penempatan iklan dilakukan pada media periklanan yang tepat, iklan tentu akan sangat dekat dengan konsumen. Iklan akan selalu muncul dalam keseharian konsumen karena iklan ditempatkan pada media yang selalu dikonsumsi konsumen. Dengan munculnya iklan dalam keseharian konsumen, maka dampak positif yang diharapkan yaitu berkembangnya minat beli konsumen terhadap produk yang diiklankan bisa dicapai.

(26)

lebih hidup yang lebih disukai konsumen? Pertanyaan-pertanyaan ini akan

merujuk pada konsep “media apa yang sebaiknya digunakan sebagai media periklanan?”. Mengingat saat ini konsumsi terhadap media konvensional dan media sosial saling bersaing.

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penulis ingin mengetahui media apa yang seharusnya digunakan untuk melakukan periklanan. Sehingga penulis mengajukan rumusan masalah seperti pada point B di bawah. Untuk memayungi hal tersebut maka disusunlah skripsi dengan judul “Pengaruh

Komparatif Sikap Terhadap Iklan Soft dan Hard Copy Pada Minat Beli

Konsumen”.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan sikap konsumen terhadap iklan dalam bentuk soft copy

dan hard copy dilihat dari perbedaan intensitas mengkonsumsi media sosial?

(27)

C.

Batasan Masalah

1. Media cetak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu brosur, sedangkan media sosial yang digunakan yaitu facebook yang diakses melalui laptop. 2. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen.

D.

Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap terhadap iklan soft copy dan

hard copy berdasarkan perbedaan intensitas mengkonsumsi media sosial.

2. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap iklan pada minat beli konsumen.

E.

Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam pengambilan keputusan periklanan oleh perusahaan.

(28)

9

BAB II

TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Bab ini akan mengulas kembali beberapa literatur yang menjadi landasan perumusan hipotesis. Literatur ini disajikan sebagai pegangan dalam menentukan perumusan hipotesis. Literatur yang disajikan merupakan literatur yang berhubungan dengan periklanan dan hubungannya dengan minat beli konsumen.

A.

Tinjauan Literatur

1. Perilaku konsumen

Perilaku konsumen merupakan sebuah studi yang mempelajari bagaimana konsumen berperilaku dalam memilih, membeli, dan mengkonsumsi sebuah produk untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan iklan diciptakan untuk hal itu, untuk mempengaruhi konsumen agar mau memilih dan mengkonsumsi produk yang diiklankan.

Definisi perilaku konsumen menurut Morissan (2010:84) yaitu “Proses

(29)

a. Faktor budaya.

Kelas budaya, subbudaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Budaya adalah determinasi dasar keinginan dan perilaku seseorang. Kelas budaya, subbudaya, dan kelas sosial di berbagai negara memiliki kebiasaan, struktur, dan nilai-nilai yang berbeda. Hal inilah yang membedakan konsumen satu dan lainnya. Seorang pemasar harus benar-benar memperhatikan nilai-nilai budaya dan kebiasaan konsumen disetiap negara untuk memahami cara terbaik memasarkan produk lama mereka dan mencari peluang untuk produk baru.

b. Faktor sosial.

Dalam faktor sosial ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Pertama, kelompok referensi yaitu semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok ini terkadang membentuk gaya hidup atau perilaku tersendiri yang dapat mempengaruhi orang lain, kelompok, atau pilihan produk dan merek tertentu.

(30)

c. Faktor pribadi.

Faktor pribadi juga mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Oleh karena itu, seorang pemasar harus mampu memahami faktor pribadi dari konsumennya. Misalnya perbedaan faktor usia. Konsumen akan membeli produk-produk yang berhubungan dengan usianya. Konsumen yang berusia muda lebih memilih pakaian yang lebih sporty sedangkan konsumen yang berumur lebih tua akan membeli pakaian yang lebih hangat dan sopan. Selain itu, konsumen yang memiliki perbedaan latar belakang pekerjaan juga memiliki perbedaan pilihan produk. Konsumen yang bekerja sebagai dokter, insinyur dan lainnya akan membeli sepatu kerja, jas, perjalanan udara dari

brand terkenal. Sedangkan konsumen yang memiliki pekerjaan yang biasa

saja akan mengutamakan makanan daripada produk bermerek. Gambar 2.1 Proses keputusan pembelian Morissan (2010:86)

Berikut ini adalah penjelasan dari konsep bagan di atas: a. Pengenalan masalah.

(31)

b. Pencarian informasi.

Setelah konsumen menyadari adanya keinginan atau kebutuhan maka ia akan segera mencari informasi tentang produk yang dapat memenuhi kebutuhannya.

c. Evaluasi alternatif.

Pada tahap ini konsumen akan mengevaluasi alternatif produk dan mulai membandingkannya dengan produk lainnya. Evaluasi alternatif ini diharapkan dapat membantu dalam pengambilan keputusan pembelian.

d. Keputusan pembelian.

Konsumen harus sudah berhenti mencari dan mengevaluasi. Pada tahap ini konsumen memilih produk atau merek yang akan dibeli. Kemudian konsumen membentuk niat untuk membeli produk atau merek yang sudah dipilih.

e. Evaluasi pasca pembelian.

(32)

2. Marketing Communication

Marketing communication atau komunikasi pemasaran menurut Kotler

dan Keller (2009:172) merupakan, “Sarana atau cara perusahaan untuk membujuk, mengingatkan dan mempengaruhi konsumennya baik secara

langsung atau tidak mengenai produk atau jasa yang mereka tawarkan”.

Menurut Mahmud (2010:16) komunikasi pemasaran didefinisikan

sebagai, “Segala sesuatu dalam pemasaran yang dapat mengkomunikasikan nilai dan arti kepada para stakeholder dan konsumen perusahaan”.

(33)

3. Marketing Communication Mix (Bauran Komunikasi Pemasaran)

Menurut Kotler dan Keller (2009:174) ada 8 bentuk utama bauran pemasaran, yaitu:

a. Iklan – Semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa melalui sponsor yang jelas.

b. Promosi penjualan – Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa.

c. Acara dan pengalaman – Kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu.

d. Hubungan masyarakat dan publisistas – Beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya.

e. Pemasaran langsung – Penggunaan surat, telepon, facsimile, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respon atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu.

(34)

g. Pemasaran dari mulut ke mulut – Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa.

h. Penjualan personal – Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan mengadakan pesanan.

(35)

4. Iklan

Definisi iklan menurut Morissan (2010:17) adalah, “Bentuk komunikasi

nonpersonal yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui dan hal yang dikomunikasikan mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide”.

“Nonpersonal” yang dimaksudkan disini yaitu iklan ditampilkan melalui

berbagai media massa baik cetak maupun elektronik dan dapat disaksikan oleh

banyak orang dalam waktu yang hampir bersamaan. Sedangkan “Dibayar”

dapat diartikan bahwa ruang dan waktu yang digunakan untuk memuat pesan iklan haruslah dibayar.

4.1Sifat Iklan

Tjiptono (2008:226) mengemukakan beberapa hal mengenai sifat iklan, yaitu:

a. Public Presentation.

Iklan memungkinkan setiap orang mendapatkan pesan yang sama mengenai produk yang diiklankan.

b. Pervasineness.

Pesan yang disampaikan dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi.

c. Amplifield Expressiveness.

(36)

d. Impersonality

Iklan merupakan komunikasi yang monolog dan tidak memaksa khalayak untuk memperhatikan dan menanggapi iklan.

4.2Fungsi Iklan

Seperti yang dituliskan Monle dan Carla (2004:10), iklan berfungsi untuk: a. Memberikan Informasi.

Iklan menginformasikan segala sesuatu mengenai produk yang diiklankan. Ciri-ciri, lokasi penjual, kapan, dan dimana produk tersebut diperlukan, semuanya termuat dalam iklan.

b. Membujuk (Persuasif).

Iklan selalu dibuat untuk mempengaruhi konsumennya agar mau membeli produk yang diiklankan atau merubah pandangan konsumen terhadap sebuah produk.

c. Pengingat.

(37)

4.3Klasifikasi Iklan

Menurut Tjiptono (2008:227) iklan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori besar yaitu:

a. Isi pesan. Kelompok ini dibagi menjadi:

i. Product Advertising yaitu iklan yang berisi informasi produk

(barang dan jasa) perusahaan.

ii. Institutional Advertising yaitu iklan yang didesain untuk

memberi informasi tentang usaha bisnis pemilik iklan dan membangun goodwill serta image positif bagi organisasi.

b. Tujuan. Kelompok ini dibagi menjadi:

i. Pioneering Advertising yaitu iklan yang berupaya menciptakan

permintaan awal, misalnya iklan permen untuk senam wajah (sebelumnya belum terpikirkan bagi sebagian besar masyarakat untuk melakukan senam wajah melalui makan permen karet).

ii. Competitive Advertising yaitu iklan yang berupaya

mengembangkan pilihan pada merek tertentu. Iklan yang secara terang-terangan menunjukkan kelebihan dan keunggulan produk tertentu dibandingkan produk lain.

iii. Reminder Advertising yaitu iklan yang berupaya melekatkan

(38)

c. Pemilik Iklan. Kelompok ini dibagi menjadi:

i. Vertical Cooperative Advertising yaitu iklan bersama anggota

saluran distribusi, misalnya diantara para produsen, pedagang grosir, agen, dan pengecer.

ii. Horizontal Cooperative Advertising yaitu iklan bersama dari

beberapa perusahaan sejenis.

5. Sosial Media

Dalam Wikipedia disebutkan bahwa "Media sosial adalah media online yang memungkinkan penggunanya untuk berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi melalui blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual” (http://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial).

Saat ini ada banyak jejaring sosial yang dikenal masyarakat. Beberapa contoh jejaring sosial yang sering digunakan masyarakat yaitu facebook,

twitter, line dan lain sebagainya. Kemampuan media sosial untuk

menghubungkan setiap orang di berbagai tempat berbeda, membuat pengiklan mulai menggunakan media sosial sebagai media pengiklanan baru. Facebook

dan twitter merupakan contoh jejaring sosial yang saat ini mulai sering

digunakan sebagai media pengiklanan. Pengguna jejaring sosial ini dapat mengiklankan produknya kapanpun diinginkan dan akan tampil pada timeline

(39)

Pertumbuhan pengguna media sosial yang sangat pesat dan kemudahan seperti penghematan waktu, tempat, serta biaya yang ditawarkan internet dan media sosial, membuat media sosial menjadi media promosi yang sangat efektif serta alat bantu pemasaran yang tangguh. Pengguna media sosial dapat melihat iklan yang ada di Indonesia dan di negara lain di seluruh dunia dalam waktu yang bersamaan. Tidak hanya sebagai media periklanan, media sosial juga mulai dipergunakan sebagai media komunikasi antar pelanggan dan perusahaan. Melalui media sosial perusahaan dapat mengetahui trend apa yang sedang berkembang serta keinginan para konsumennya. Melalui media sosial juga, konsumen dapat memberikan komentar, keluhan atau saran kepada para produsen atau perusahaan.

(40)

6. Teori sikap

Menurut Mowen dan Minor (2002:319) definisi sikap yaitu, “Afeksi

atau tanggapan perasaan yang kita miliki tentang sebuah objek”. Fungsi sikap

yaitu untuk mengidentifikasi penggunaan sikap. Jika seseorang pernah bersikap terhadap sebuah peristiwa atau objek, maka respon itu akan tersimpan dalam memori jangka panjang orang yang bersangkutan. Lalu di saat kejadian atau objek yang sama muncul di kemudian hari maka sikap yang akan dikeluarkan sebagai respon akan terjadi dengan cepat. Daniel Karz dalam buku yang ditulis Mowen dan Minor (2002:320) mengidentifikasikan ada empat fungsi sikap yaitu:

a. Fungsi utilitarian.

Fungsi ini mengacu pada ide bahwa orang yang mengekspresikan perasaannya bertujuan untuk memaksimalkan penghargaan dan meminimalkan hukuman.

b. Fungsi pembelaan ego.

Orang sering mengekspresikan sikap positif untuk melindungi dirinya sendiri atau keadaan yang sedang dialami.

c. Fungsi pengetahuan.

(41)

d. Fungsi nilai ekspresif.

Fungsi ini mengacu pada bagaimana seseorang mengekspresikan nilai sentral mereka.

7. Sikap terhadap iklan

Mowen dan Minor (2002:378) mendefinisikan sikap terhadap iklan

sebagai, “Kesukaan atau ketidaksukaan konsumen terhadap rangsangan

iklan”. Sikap terhadap iklan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti isi iklan,

suasana hati konsumen, emosi iklan yang ditangkap konsumen, serta kesukaan konsumen terhadap acara TV dimana iklan ditampilkan. Informasi, isi, dan emosi iklan yang diterima konsumen akan mempengaruhi pandangan atau sikap konsumen terhadap iklan atau produk.

Iklan akan berhasil mempengaruhi sikap konsumennya, jika iklan tersebut mampu menarik perhatian dan berkomunikasi dengan baik. Keberhasilan iklan agar dapat menarik perhatian konsumennya tentu dipengaruhi oleh pemilihan media pengiklanan yang tepat. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:210) dalam perencanaan pemilihan media pengiklanan agar iklan dapat diterima dengan baik, harus memperhatikan beberapa variabel berikut:

(42)

c. Karakteristik pesan. d. Biaya.

Suka atau tidaknya seseorang terhadap iklan akan berpengaruh terhadap merek. Iklan yang mampu membentuk sikap positif konsumen terhadap iklan yang bersangkutan, diharapkan mampu memberikan pandangan positif terhadap produk yang diiklankan. Sikap positif ini diharapkan akan berdampak positif juga terhadap merek. Jadi dengan mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan, kita dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap sebuah merek atau produk yang akan berakhir pada keputusan pembelian.

8. Sikap Terhadap Sosial Media

(43)

9. Minat Beli

Minat beli merupakan bagian dari sikap konsumen dalam mengkonsumsi sebuah produk. Minat beli menggambarkan sejauh mana keinginan atau komitmen konsumen untuk melakukan pembelian. Minat beli dapat didefinisikan sebagai keinginan yang lebih condong untuk membeli sebuah produk yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

Definisi minat beli menurut Simamora (http://jurnal-sdm. blogspot. Com /2011/10/membangun-minat-beli-definisi-faktor.html), “Sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut”. Sedangkan Kinnear dan Taylor (http://ilmubisnisoke.blogspot.com/2011/01/mengenai-minat-beli.html), mengungkapkan definisi minat beli sebagai “Bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan”

.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen.

(44)

2011/10/membangun-minat-beli-definisi-faktor.html), “Minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat”.

Super dan Crites (http://jurnal-sdm.blogspot.com/2011/10/membangun-minat-beli-definisi-faktor.html) menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli, yaitu:

a. Perbedaan pekerjaan - adanya perbedaan pekerjaan seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain. b. Perbedaan sosial ekonomi - seseorang yang mempunyai sosial ekonomi

tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.

c. Perbedaan hobi atau kegemaran - bagaimana seseorang menggunakan waktu senggangnya.

d. Perbedaan jenis kelamin – minat beli wanita akan berbeda dengan minat beli pria, misalnya dalam pola belanja.

(45)

B.

Perumusan Hipotesis

1. Hubungan antara Sikap Terhadap Iklan dalam Bentuk Soft Copy dan

Hard Copy dengan Intensitas Mengkonsumsi Media Sosial

Bagi masyarakat yang hobi mengkonsumsi media sosial, biasanya akan menghabiskan banyak waktu untuk selalu online di media sosial yang dimilikinya. Melalui media sosial inilah, iklan dari mana saja dan tentang apa saja akan selalu bermunculan. Para pengguna media sosial, hanya dengan duduk santai dapat mengakses banyak iklan tanpa harus pergi ke tempat

tertentu. Misalnya saja dalam “timeline twitter” dan “wall facebook”, yang

sering digunakan untuk mengiklankan berbagai produk seperti event rutin, kuliner, pakaian, dan lain sebagainya.

(46)

H1a: Untuk konsumen yang sering mengkonsumsi media sosial, sikap

terhadap iklan soft copy lebih positif dibanding sikap terhadap

iklan hard copy.

Berbeda lagi dengan mereka yang jarang mengkonsumsi media sosial. Orang-orang ini jarang aktif dalam media sosial dan tidak terlalu tertarik dengan iklan yang bermunculan dalam media sosial. Ada banyak alasan mengapa mereka jarang aktif dalam media sosial misalnya saja karena tidak memiliki gadget atau masalah finansial. Hal inilah yang membuat mereka lebih memilih untuk mencari iklan dalam bentuk lain di media lainnya. Koran dan majalah merupakan media periklanan yang sering digunakan sebagai sumber untuk mendapatkan iklan. Selain itu, konsumen terkadang memilih

banner dan spanduk yang terpasang di pinggir jalan sebagai sumber untuk

mendapatkan iklan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1b: Untuk konsumen yang jarang mengkonsumsi media sosial, sikap

terhadap iklan hard copy lebih positif dibanding sikap terhadap

(47)

2. Hubungan antara Sikap Terhadap Iklan dengan Minat Beli

Iklan selain sebagai sumber informasi, juga digunakan untuk mempengaruhi penikmatnya agar melakukan pembelian. Konsumen yang menyukai iklan tertentu atau selalu disuguhi iklan tertentu akan membentuk

image khusus dalam benaknya. Pembentukan image inilah yang nantinya akan

membuat konsumen bersikap positif atau sebaliknya terhadap produk yang diiklankan. Jika konsumen bersikap positif terhadap iklan tersebut, maka konsumen akan melakukan pembelian. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

(48)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode penelitian experiment terhadap konsumen yang memiliki tingkat konsumsi media sosial yang berbeda. Metode penelitian experiment merupakan satu-satunya metode penelitian yang menguji hipotesis tentang hubungan sebab akibat. Metode experiment memungkinkan peneliti mengendalikan kondisi penelitian, dengan memanipulasi satu atau beberapa variabel untuk melakukan uji hipotesis (Kuncoro, 2003:262).

B.

Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014.

2. Lokasi Penelitian

(49)

C.

Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah partisipan yang dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu kelompok yang suka mengkonsumsi media sosial dan kelompok yang jarang mengkonsumsi media sosial.

Objek dalam penelitian ini adalah sikap terhadap iklan dan minat beli.

D.

Variabel Penelitian

1. Variabel

Menurut Murti dan Salamah (21:2006), variabel adalah “Sebuah atribut

yang memiliki nilai, sifat, dari individu, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang dipilih oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya”. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti

yaitu: sikap terhadap iklan dan minat beli konsumen.

2. Definisi Konseptual

a. Sikap terhadap iklan menurut Mowen dan Minor (2002:378) yaitu,

“Kesukaan atau ketidaksukaan konsumen terhadap rangsangan iklan”.

(50)

E.

Operasionalisasi Variabel

1. Sikap terhadap iklan akan dioprasionalisasikan sebagai: a) Saya terkesan dengan iklan X.

b) Saya mendukung iklan X. c) Saya antusias terhadap iklan X. d) Saya menyukai iklan X.

2. Minat beli akan dioprasionalisasikan sebagai: a) Saya akan membeli produk yang diiklankan.

b) Saya akan membeli produk yang diiklankan untuk teman saya.

c) Saya akan merekomendasikan produk yang diiklankan kepada teman dan keluarga saya.

F.

Partisipan

(51)

Penentuan jumlah partisipan ini mengacu pada pemikiran yang dikemukakan oleh Singgih Santoso (2010:83) yaitu:

Secara praktis, dapat dikatakan bahwa jumlah subyek sebanyak 30 orang pada satu kelompok eksperimen sudah dianggap memadai untuk sebuah kegiatan eksperimen. Hal ini terkait dengan analisis data yang melibatkan sejumlah metode statistik yang menyaratkan adanya jumlah data minimal 30 buah.

120 orang partisipan ini kemudian dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu: a. Kelompok yang sering mengkonsumsi media sosial (online lebih dari 1 jam /

hari).

b. Kelompok yang jarang mengkonsumsi media sosial (online 0-1 jam / hari). Kriteria yang harus dimiliki partisipan agar dapat dimasukkan ke dalam kelompok pertama yaitu:

a. Saya suka terhadap media sosial.

b. Setiap hari saya selalu online di media sosial. c. Dalam sehari saya online lebih dari satu jam. d. Saya memiliki minimal tiga akun pribadi.

e. Saya selalu mengupload info diri saya atau kejadian tertentu di media sosial lebih dari sepuluh kali dalam sehari.

(52)

Kriteria yang harus dimiliki partisipan agar dapat dimasukkan ke dalam kelompok kedua yaitu:

a. Saya tidak begitu antusias terhadap media sosial. b. Saya tidak selalu online di media sosial setiap hari. c. Dalam sehari saya online maksimal satu jam. d. Memiliki maksimal dua akun pribadi.

e. Saya mengupload info diri saya atau kejadian tertentu di media sosial maksimal sepuluh kali dalam sehari.

G.

Prosedur Penelitian

(53)

2. Masing-masing kelompok akan diberikan perlakuan eksperimen yang sama, kecuali pemberian stimulus. Masing-masing kelompok dikumpulkan dalam ruangan yang sama, dengan pencahayaan yang sama dan dengan instrumen penelitian yang sama. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mengontrol lingkungan penelitian dan menghindari kemungkinan bias yang dapat terjadi karena partisipan merasa terburu-buru atau tidak dalam perasaan dan suasana hati yang baik saat dilakukan pengujian.

3. Setelah dibagi ke dalam empat kelompok, masing-masing kelompok akan diberikan stimulus yang berupa iklan dalam bentuk hard copy dan soft copy. Setiap kelompok diberikan waktu lima menit untuk melihat dan memperhatikan stimulus yang diberikan. Pemberian stimulus dilakukan sebagai berikut:

a. Kelompok sering mengkonsumsi media sosial - iklan soft copy diberikan stimulus berupa iklan soft copy.

b. Kelompok sering mengkonsumsi media sosial - iklan hard copydiberikan stimulus berupa iklan hard copy.

(54)

c. Kelompok jarang mengkonsumsi media sosial - iklan soft copydiberikan stimulus berupa iklan soft copy.

d. Kelompok jarang mengkonsumsi media sosial - iklan hard copydiberikan stimulus berupa iklan hard copy.

4. Setelah diberikan stimulus, partisipan diminta untuk mengisi angket yang disediakan. Angket ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan sikap terhadap iklan dan pengaruhnya pada minat beli.

H.

Pengembangan Stimulus Penelitian

Sebelum melakukan penelitian yang sesungguhnya, peneliti akan melakukan dua kali pengujian (pratest). Pratest ini dilakukan untuk memilih produk dan merek yang nantinya akan digunakan sebagai instrumen penelitian kepada kelompok partisipan. Produk yang dipilih merupakan produk

convenience. Produk barang convenience dipilih, agar penelitian ini tidak

terpengaruh oleh bias karena kesukaan atau tidaknya seseorang terhadap produk atau merek tertentu. Tahapan yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Pratest 1 (Penentuan Jenis Produk).

Pratest 1 bertujuan untuk menentukan produk convenience yang akan

(55)

produk Permen, Air Mineral, dan Sabun. Ketiga produk ini merupakan produk yang biasa dikonsumsi dan tidak memerlukan pertimbangan khusus dalam pembelian atau pengkonsumsiannya. Untuk memilih produk yang akan digunakan, penulis akan membuat angket mengenai ketiga produk tersebut dengan menggunakan skala likert sebagai pengukurnya. Produk yang akan digunakan yaitu produk yang tidak memberikan respon dengan rentang sangat ekstrim. Artinya produk dipandang sebagai sesuatu yang biasa saja.

Tabel 3.1 Hasil Penentuan Jenis Produk Convenience

No Produk STS TS N S SS

1 Permen 9 29 28 26 8

2 Air Mineral 7 24 23 17 9

3 Sabun 4 18 19 26 13

Sumber: Data yang diolah, 2014 / Lampiran1

(56)

Sementara itu, konsumen memberikan respon yang cenderung netral pada produk permen dan air mineral (warna buram pada tabel berada di tengah). Kedua produk inilah yang dapat dijadikan sebagai produk dalam pembuatan iklan. Namun penulis memilih produk permen sebagai produk yang akan digunakan dalam pembuatan iklan. Produk ini dipilih karena perbandingan antara respon konsumen yang netral dan respon yang ekstrim sangat jauh. Selain itu selisih antara respon yang netral (tidak setuju, netral, dan setuju) tidak jauh berbeda.

2. Pratest 2 (Pemilihan Merek).

(57)

Merek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu merek permen SKITTLES. Merek ini dipilih langsung oleh peneliti dan berasal dari luar negeri serta belum dikenal oleh partisipan ataupun lingkungan penelitian. Untuk memastikan bahwa merek ini belum terkenal di lingkungan penelitian, maka penulis akan melakukan pengujian dengan membagikan angket kepada 20 orang mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

Setelah merek produk ditentukan dan terbukti bukan merek yang

familiar di lingkungan penelitian dan partisipan, maka selanjutnya penulis

akan mendownload iklan merek terkait dan menampilkannya dalam versi

soft copy dan hard copy untuk kemudian digunakan sebagai instrumen

penelitian.

Gambar 3.1 Tampilan iklan permen Skittles

(58)

Tabel 3.2 Hasil Pengujian Kefamiliaran Permen Skittles

Produk STS TS N S SS

Permen Skittles 28 32 16 4 0

Sumber: Data yang diolah, 2014 / Lampiran II

Berdasarkan hasil pengujian kefamiliaran merek skittles di atas, penguji menyimpulkan bahwa merek skittles tidak familiar di lingkungan penelitian. Hal ini dapat dilihat dari jawaban partisipan yang sebagian besar memilih tidak setuju atau normal, terhadap keberadaan merek skittles di sekitar lingkungan penelitian (jawaban condong ke kiri).

I.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan angket untuk memperoleh informasi dari partisipan. Angket merupakan daftar pertanyaan yang disusun sedemikian rupa oleh penulis dan harus diisi oleh partisipan. Tujuan pemberian angket ini adalah untuk mencari informasi yang lengkap dan valid mengenai suatu masalah.

(59)

Sangat Setuju (SS) : 5 Setuju (S) : 4 Netral (N) : 3 Tidak Setuju (TS) : 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

J.

Uji Instrumen Penelitian

Sebelum melakukan analisis data yang diperoleh, angket yang telah dibagi akan dilakukan tes validitas dan reliabilitas dahulu.

1.Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur seberapa jauh suatu alat ukur memiliki tingkat keakuratan dan konsistensi dalam melakukan fungsi ukurnya dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Uji ini menunjukkan konsistensi hasil atau pengukuran yang dilakukan pada waktu berbeda.

(60)

Keterangan:

r : Koefisien Korelasi

X : Skor Butir

Y : Skor Total Butir N : Jumlah Partisipan

Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya adalah sebagai berikut :

a) Nilai r-hitung dibandingkan dengan nilai r-tabel dengan derajat kebebasan (n-2). Nilai r-tabel diperoleh dari tabel r product moment. b) Jika nilai r-hitung ≥ r-tabel dengan taraf signifikansi 5%, maka

signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan valid. c) Jika nilai r-hitung < r-tabel dengan taraf signifikansi 5%, maka tidak

(61)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir pertanyaan yang sudah valid (Sanusi, 2011:81). Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Rumus ini digunakan untuk mencari nilai Cronbach’s

Alpha yang skornya antara 1 dan 0. Instrumen penelitian akan dianggap

reliabel jika memiliki koefisien CA ≥ 0,6.

Rumus Cronbach’s Alpha (Wiyono, 2011:112).

Keterangan

r : Reliabilitas Instrumen

k : Banyak butir pernyataan atau banyak soal

: Total dari varian masing-masing pertanyaan

(62)

K.

Teknik Analisis Data

1) Uji Beda Rata-rata Dua kelompok Independen

Uji beda ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama. Tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah intensitas mengkonsumsi media sosial merupakan faktor pembeda sikap terhadap iklan. Pada teknik ini, penulis melakukan uji beda sebanyak dua kali. Pertama penulis akan melakukan uji beda sikap terhadap iklan, antara kelompok yang sering mengkonsumsi media sosial yang diberikan treatment berupa iklan soft copy dengan kelompok yang sering mengkonsumsi media sosial yang diberikan

treatment berupa iklan hard copy. Pengujian perbedaan sikap terhadap iklan

yang kedua dilakukan antara kelompok yang jarang mengkonsumsi media sosial yang diberikan treatment berupa iklan soft copy dengan kelompok yang jarang mengkonsumsi media sosial yang diberikan treatment berupa iklan

hard copy. Uji beda yang digunakan yaitu uji-t kelompok independen dengan

(63)

Uji beda yang pertama antara kelompok yang sering mengkonsumsi media sosial yang diberikan treatment berupa iklan soft copy dengan kelompok yang sering mengkonsumsi media sosial yang diberikan treatment berupa iklan hard copy, dilakukan untuk menjawab H1a : Untuk konsumen yang sering mengkonsumsi media sosial, sikap terhadap iklan soft copy

lebih positif dibanding sikap terhadap iklan hard copy. Langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut:

a) Mengajukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif sebagai berikut:

H0 : Untuk konsumen yang sering mengkonsumsi media sosial, sikap terhadap iklan soft copy tidaklebih positif dibanding sikap terhadap iklan hard copy(µ1 ≤ µ2).

Ha : Untuk konsumen yang sering mengkonsumsi media sosial, sikap terhadap iklan soft copy lebih positif dibanding sikap terhadap iklan

hard copy (µ1 > µ2).

b) Mencari nilai t-tabel dengan taraf nyata yang digunakan adalah 5 % uji satu arah sebelah kanan dengan derajat kebebasan (n1 + n2 - 2).

(64)

Rumus uji-t kelompok independen

Keterangan

: Rata-rata skor variabel sikap terhadap iklan dari kelompok yang sering mengkonsumsi media sosial yang diberi treatment berupa iklan soft copy.

: Rata-rata skor variabel sikap terhadap iklan dari kelompok yang sering mengkonsumsi media sosial yang diberi treatment berupa iklan hard copy.

: Jumlah partisipan pada kelompok yang sering mengkonsumsi media sosial yang diberi treatment berupa iklan soft copy. : Jumlah partisipan pada kelompok yang sering mengkonsumsi

(65)

d) Membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Ha diterima jika t-hitung > t-tabel

Ha ditolak jika t-hitung ≤ t-tabel e) Penarikan kesimpulan.

Jika Ha diterima berarti untuk kelompok yang sering mengkonsumsi media sosial sikap terhadap iklan soft copy lebih positif dari sikap terhadap iklan hard copy. Dengan kata lain konsumen yang sering mengkonsumsi media sosial lebih menyukai iklan soft copy daripada iklan hard copy.

(66)

Uji beda yang kedua antara kelompok yang jarang mengkonsumsi media sosial yang diberikan treatment berupa iklan soft copy dengan kelompok yang jarang mengkonsumsi media sosial yang diberikan treatment berupa iklan

hard copy, dilakukan untuk menjawab H1b : Untuk konsumen yang jarang

mengkonsumsi media sosial, sikap terhadap iklan hard copy lebih positif

dibanding sikap terhadap iklan soft copy. Langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut:

a) Mengajukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif sebagai berikut:

H0 : Untuk konsumen yang jarang mengkonsumsi media sosial, sikap terhadap iklan hard copy tidak lebih positif dibanding sikap terhadap iklan soft copy (µa ≤ µb).

Ha : Untuk konsumen yang jarang mengkonsumsi media sosial, sikap terhadap iklan hard copy lebih positif dibanding sikap terhadap iklan soft copy (µa > µb).

b) Mencari nilai t-tabel dengan taraf nyata yang digunakan adalah 5 % uji satu arah sebelah kanan dengan derajat kebebasan (n1 + n2 - 2).

(67)

Rumus uji-t kelompok independen

Keterangan

: Rata-rata skor variabel sikap terhadap iklan dari kelompok yang jarang mengkonsumsi media sosial yang diberi treatment berupa iklan hard copy.

: Rata-rata skor variabel sikap terhadap iklan dari kelompok yang jarang mengkonsumsi media sosial yang diberi treatment berupa iklan soft copy.

: Jumlah partisipan pada kelompok yang jarang mengkonsumsi media sosial yang diberi treatment berupa iklan hard copy. : Jumlah partisipan pada kelompok yang jarang mengkonsumsi

(68)

d) Membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Ha diterima jika t-hitung > t-tabel

Ha ditolak jika t-hitung ≤ t-tabel e) Penarikan kesimpulan.

Jika Ha diterima berarti untuk kelompok yang jarang mengkonsumsi media sosial sikap terhadap iklan hard copy lebih positif dari sikap terhadap iklan soft copy. Dengan kata lain konsumen yang jarang mengkonsumsi media sosial lebih menyukai iklan hard copy daripada iklan soft copy.

(69)

2) Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi dikatakan baik jika variabel independen dan variabel dependennya berdistribusi normal atau mendekati normal (Sunyoto, 2011:158).

Uji normalitas akan dilakulan dengan bantuan SPSS 16 menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Z. Cara untuk pengujian normalitas yaitu dengan membandingkan nilai signifikansi Asymp.Sig.

Jika nilai Asymp.Sig ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal namun jika

nilai Asymp.Sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Priyatno, 2010:58).

b. Uji Heteroskedastisitas.

(70)

Uji ini akan dilakukan dengan menggunakan metode Spearmans

„rho dengan bantuan program SPSS 16. Cara untuk melihat ada tidaknya heteroskedasititas adalah dengan melihat nilai signifikansi antar variabel independen dengan residual. Jika nilai signifikansi antar variabel

independen dengan residual ≥ 0,05 maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas. Namun jika nilai signifikansi antar variabel independen dengan residual < 0,05 maka terjadi masalah heteroskedastisitas (Priyatno, 2010:72).

3) Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah sikap terhadap iklan berpengaruh pada minat beli. Analisis ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah kedua yaitu sikap terhadap iklan berpengaruh positif pada minat beli. Analisis regresi ini akan menggunakan data keseluruhan dari keempat kelompok pengujian. Berikut adalah tahapan pelaksanaan analisis regresi linier sederhana.

1) Mengajukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif sebagai berikut:

(71)

2) Mencari nilai t-tabel dengan taraf nyata yang digunakan adalah 5 % uji satu arah dengan derajat kebebasan (n - 2).

3) Mencari nilai t-hitung dengan bantuan SPSS 16 atau menggunakan rumus berikut.

Y = a +bX + e

Dimana :

Y untuk H = Minat beli. a = Konstanta.

b = Koefisien regresi sikap terhadap iklan dari kelompok yang sering mengkonsumsi media sosial dan dari kelompok yang jarang mengkonsumsi media sosial. X = Variabel sikap terhadap iklandari kelompok yang sering

mengkonsumsi media sosial dan dari kelompok yang jarang mengkonsumsi media sosial.

e = Faktor pengganggu.

(72)

5) Penarikan kesimpulan.

Jika Ha diterima berarti sikap terhadap iklan berpengaruh positif pada minat beli. Artinya semakin konsumen menyukai sebuah iklan maka semakin tertarik pula konsumen tersebut untuk membeli produk yang diiklankan dan semakin konsumen tidak menyukai sebuah iklan maka konsumen tersebut semakin tidak tertarik untuk membeli produk yang diiklanklan.

(73)

54

BAB IV

PERKEMBANGAN MEDIA PERIKLANAN

A.

Perkembangan

Advertising

di Dunia

Advertising atau periklanan adalah bentuk komunikasi ke konsumen dengan

cara membayar space tertentu dan biasanya mengandung makna persuasif (ajakan). Pada dasarnya iklan telah ada sejak jaman purba. Hal ini bisa dilihat dari lukisan-lukisan di dinding-dinding kota kuno atau bentuk-bentuk barang yang mengandung unsur ajakan terhadap suatu benda, anggur atau makanan misalnya.

(74)

Dengan maraknya pertumbuhan dunia advertising, maka muncullah profesi-profesi ahli di bidang ini. Volney B. Palmer adalah orang pertama yang dikenal sebagai pakar periklanan, yang memulai bisnis di bidang ini tahun 1842 dan mempopulerkan nama agensi periklanan di tahun 1849. Pada tahun 1865, George R. Powell mempelopori model agensi periklanan dengan sistem yang kita kenal saat ini, yaitu membuat kontrak dengan surat kabar untuk space iklan dan menyewakannya ke clients.

Iklan pertama yang menggunakan media radio muncul pada tahun 1926 ketika RCA membeli jaringan radio dari AT & T, termasuk WEAF di New Jersey, dan membentuk National Broadcasting Company. Hal ini diikuti oleh pertumbuhan iklan yang pesat di media TV yang mulai berkembang di tahun 1948. TV mempunyai keunggulan dibanding media lainnya karena kemampuannya mendemonstrasikan benefit dari suatu produk.

Ada dua bentuk konsep iklan yang berkembang kemudian, yaitu hard sell,

dan soft sell. Hard-sell adalah konsep beriklan yang bertujuan secara langsung

untuk menjual produk, pertama kali didefinisikan oleh John E. Kennedy. Namun dalam era kreativitas, iklan yang muncul tidak lagi bersifat hard sell, namun lebih

ke soft sell, yaitu menampilkan value, style, culture, bahkan entertainment yang

dicitrakan dari produk atau perusahaan, dan tidak secara langsung “jualan”

(75)

Secara umum, di awal perkembangan iklan, ada lima media yang menyediakan space terbesar untuk iklan adalah surat kabar, majalah, radio, TV, dan media luar ruang seperti billboard. Surat kabar adalah media beriklan khususnya untuk belanja rumah tangga. Radio dan majalah menembak sektor konsumen yang unik, misalnya iklan di SMART FM bertujuan untuk menembak konsumen yang educated, usia professional, dan cenderung sophisticated. Iklan di majalah Mobil Motor jelas untuk konsumen yang gemar atau hobi mengutak-atik kendaraan bermotor. Iklan di TV punya keunggulan untuk image building dan mendemonstrasikan produk, sedangkan iklan luar ruang dapat menjangkau publik yang luas secara berulang-ulang di beberapa kota besar.

B.

Era

Integrated Marketing Communication

(IMC)

(76)

Pada era informasi ini, internet juga memegang peranan penting sebagai

space atau media beriklan. Misalya iklan yang dipasang di website, portal berita,

blog, intermercial (iklan yang muncul sebelum adanya koneksi ISP ke internet). Kelebihan internet sebagai media iklan adalah kemampuannya untuk melakukan pertukaran informasi dua arah dengan konsumen secara update dan real time. Satu cara marketing yang biasa dilakukan via internet adalah viral marketing, yaitu satu orang yang secara khusus menyebarkan ide tentang suatu produk melalui chat rooms, mailing list atau forum-forum yang marak di internet. Harapannya, informasi produk tadi akan menancap di benak para netters, dan akan disebarkan ke orang lain hingga menyebar seperti virus.

Satu isu penting dalam beriklan di internet adalah norma. Pengguna internet, termasuk kita, tentu sering mendapat email spam, yaitu email berisi

iklan yang “tanpa permisi” masuk ke email kita dan menghabiskan kuota memori

email. Tentu saja hal ini menyebalkan. Namun ada bentuk permission marketing,

yang dipopulerkan oleh Seth Godin, yaitu bentuk marketing dimana konsumen memberi ijin kepada pengiklan untuk beriklan.

Selain internet, iklan juga berkembang di media-media yang kini banyak bermunculan. Misalnya iklan di Digital Video Recorder (DVR), yang disebut

advertainment, yaitu mengkombinasikan iklan ke dalam isi produk

entertainment. Contoh nyata adalah iklan yang muncul sebelum film DVD atau

(77)

produk pada sebuah acara entertainment, misalnya di acara Oprah Winfrey Show, di acara Indonesian Idol atau AFI, dan sebagainya.

C.

Industri Periklanan

Industri periklanan dibentuk dari agregat perusahaan-perusahaan yang menyediakan media periklanan. Media periklanan adalah seluruh channel komunikasi yang membawa pesan ke konsumen. Dalam pelaksanaannya, industri media dibantu oleh lembaga riset untuk mengukur dan mengevaluasi khalayak, pesan, dan jenis media yang dianggap efektif di masyarakat.

Ada beberapa elemen yang terkait dengan industri periklanan. Elemen pertama adalah perusahaan pengiklan (advertisers). Perusahaan mengiklankan produknya yang biasanya disebut dengan nama brand tertentu, misalnya Pepsodent, Timex, Nike, dsb. Brand terdiri dari dimensi-dimensi yang mengidentifikasi dan memberikan nilai unik pada sebuah produk atau perusahaan. Bagian yang mengelola pemasaran dan brand di sebuah perusahaan biasanya disebut marketing manager atau brand manager. Karena pentingnya fungsi ini, maka saat ini banyak perusahaan yang mengangkat marketing

communication sebagai posisi strategis di sebuah perusahaan (biasanya vice

(78)

Elemen kedua adalah biro iklan. Bagian penting pertama dari biro iklan yang mendapat project dari klien adalah rencana periklanan, yang berisi dokumen-dokumen rencana mengiklankan sebuah produk atau perusahaan. Dalam mencari klien, biro iklan dibantu oleh para account executive, yaitu mereka yang bertugas sebagai penghubung antara agensi periklanan dan klien. Selain itu, dalam biro iklan biasanya ada beberapa departemen pokok :

a) Departemen kreatif ; yaitu bertugas menggali ide kreatif tentang suatu iklan. Beberapa posisi penting di sini adalah data riset, copywriters (penulis iklan), dan desain grafis.

b) Departemen media ; bertugas untuk menyeleksi / memilih media mana yang paling cocok untuk menampilkan sebuah iklan, agar sesuai target. Di sini,

account executives memegang peranan vital untuk memperbaharui

kelengkapan informasi antara biro iklan dan klien.

c) Bagian Riset ; bagian ini biasanya menggunakan jasa outsource, artinya biro iklan bekerjasama dengan lembaga riset media, seperti Nielsen Media

Research. Beberapa data yang diambil hasil pengukurannya diantaranya :

1. Rating dari program radio dan TV

2. Sirkulasi majalah dan surat kabar

(79)

4. Profil perilaku penggunaan media

5. Studi kualitatif yang meneliti reaksi pemirsa terhadap media tertentu

6. Laporan biaya iklan di perusahaan-perusahaan besar

7. Pengujian keefektifan sebuah iklan sebelum launch ke media, atau disebut copy testing, yaitu evaluasi pengukuran keefektifan sebuah iklan.

Istilah lain yang banyak dikenal dalam periklanan adalah relationship

marketing, yaitu proses komunikasi pemasaran yang berjalan satu-satu

(80)

D.

Lahirnya Iklan Dua Versi

Berkembangnya dunia pemasaran telah mendorong lahirnya IMC

(Integrated marketing communication) atau komunikasi pemasaran terpadu.

Dengan lahirnya IMC, para penanggung jawab pemasaran mulai menyadari perlunya pengintegrasian dan koordinasi dari berbagai elemen promosi dan kegiatan pemasaran lainnya. Kegiatan komunikasi pemasaran yang dikoordinasikan mencakup 1. beriklan di media massa, 2. pemasaran langsung, 3. promosi penjualan, 4. penjualan personal, 5. pemasaran interaktif, 6. hubungan masyarakat. Pengintegrasian kegiatan pemasaran ini bertujuan untuk memberikan kejelasan, konsistensi, dampak komunikasi yang maksimal serta menghasilkan citra yang bersifat satu dan konsisten bagi konsumen (Morrisan, 2010:6-17).

(81)

Perkembangan IMC dan penggunaan media periklanan yang tidak hanya berfokus pada satu media massa saja, menjadi awal penggunaan media cetak dan elektronik secara bersamaan untuk mengiklankan produk yang sama. Penggunaan lebih dari satu media periklanan memungkinkan pemasar untuk masuk kebeberapa segmen konsumen sekaligus. Media periklanan baik cetak maupun elektronik memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun ada satu hal yang tidak bisa dipungkiri yaitu media periklanan baik cetak maupun elektronik saat ini sudah berkembang dengan sangat pesat dan baik. Berkembangnya media periklanan dan IMC membuat para pengiklan tidak mau ketinggalan memanfaatkan media yang ada. Saat ini, hampir semua pengiklan berbondong-bondong mengiklankan produknya dalam dua versi. Misalnya produk makanan Ice Cream Magnum dalam berbagai varian rasa. Iklan produk ini dapat ditemukan di berbagai media yang ada seperti, Koran, TV, Radio, Majalah, Twitter, Facebook, dan media lainnya. Iklan produk ini dianggap sangat berhasil. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme konsumen yang sangat besar dalam mencari produk ini dan bahkan sangat mengidolakan produk magnum.

Gambar

Tabel 5.13 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana .........................................
Gambar 2.1 Proses keputusan pembelian...................................................
Tabel 1.2 Indonesia Internet Indicators, Januari 2014
Grafik 1.1 Indonesia Social Media Use, Januari 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel, (gambar) dan grafik, mengurutkan data, rata-rata, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan

arsip yang keberadaannya masih dipertahankan karena nilai dokumentasi yang terkandung di dalamnya. Paparan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kegunaan arsip hampir

itu, di tingkat petani dan pedagang upaya meningkatkan dayasaing selain melalui peningkatan mutu produk juga dicapai dengan peningkatan produktivitas dalam rangka

Ibn 'Arabī menyatakan tentang kekekalan Muhammad sebagai a kosmik karena logos dalam bentuk manusia sempurna merupakan yang paling tepat di antara manifestasi-manifestasi

Deskripsi Singkat MK Matakuliah ini mengajarkan konsep Dasar dari Sistem operasi, Struktur system perasi, Konsep Proses, Thread, Konsep Penjadwalan, Konsep Interaksi

Diharapkan dengan dukungan TI ini, mutu dan kualitas dari knowledgecontent perusahaan dapat ditingkatkan lebih baik dari sebelumnya.Dukungan TI dalam KM bukan hanya

Penelitian menggunakan metode survei yang dilakukan pada pertanaman kubis dan Brassicaceae lainnya di Kecamatan Modoinding Kabupaten Minahasa Selatan.. Kriteria lokasi

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menguji rasio keuangan yang terdiri dari Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Net Profit Margin terhadap pertumbuhan laba