• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pertumbuhan dan Perkembangan a. Pertumbuhan - ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK PADA BALITA USIA 3 TAHUN YANG DIBERI ASI 2 TAHUN DAN TIDAK ASI 2 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEKSONO 1 WONOSOBO - re

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pertumbuhan dan Perkembangan a. Pertumbuhan - ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK PADA BALITA USIA 3 TAHUN YANG DIBERI ASI 2 TAHUN DAN TIDAK ASI 2 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEKSONO 1 WONOSOBO - re"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Teori

1. Pertumbuhan dan Perkembangan a. Pertumbuhan

1) Pengertian

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya

multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena

bertambah besarnya sel, seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala (Nursalam, 2005).

Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari kematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitatif yang mengacu pada jumlah, besar, dan luas, serta bersifat konkret yang biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis (Herawati, 2009).

(2)

2) Ciri-ciri pertumbuhan

Ciri-ciri pertumbuhan menurut Narendra (2010) antara lain: a) Perubahan ukuran

Perubahan terlihat jelas pada pertumbuhan fisik dengan bertambahnya umur anak, terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan, lingkaran kepala dan lain-lain. Organ tubuh seperti jantung, paru-paru atau usus akan bertambah besar, sesuai dengan peningkatan kebutuhan tubuh.

b) Perubahan proporsi

Proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat berbeda dibandingkan tubuh anak atau orang dewasa. Pada bayi baru lahir, kepala relatif mempunyai proporsi yang lebih besar dibanding dengan umur-umur lainnya. Titik pusat tubuh bayi baru lahir kurang lebih setinggi umbilicus, sedangkan pada orang dewasa titik pusat tubuh terdapat kurang lebih setinggi simpisis pubis.

c) Hilangnya ciri-ciri lama

(3)

d) Timbulnya ciri-ciri baru

Timbulnya ciri-ciri baru adalah sebagai akibat pematangan fungsi-fungsi organ. Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah munculnya gigi tetap yang menggantikan gigi susu yang telah lepas dan munculnya tanda-tanda seks sekunder seperti tumbuhnya rambut pubis dan aksila, tumbuhnya buah dada pada wanita

3) Pola pertumbuhan

Pola pertumbuhan menurut Narendra (2010) antara lain: a) Pola pertumbuhan umum

Yang khas pada pertumbuhan umum ialah tinggi badan. Sampai usia 2 tahun, pertambahan tinggi badan berlangsung cepat, setelah itu pertumbuhan berlangsung stabil di bawah pengaruh hormon pertumbuhan sampai pubertas. Mulai masa pubertas, hormon kelamin berpengaruh sehingga pertumbuhan berlangsung dengan cepat sampai berhenti pada masa akhil balig. Umumnya pertumbuhan organ tubuh mengikuti pola

pertumbuhan ini.

b) Pola pertumbuhan organ limfoid

(4)

Dengan keadaan ini, anak-anak pada masa pubertas relatif lebih kuat daya tahan tubuhnya.

c) Pola pertumbuhan otak dan kepala

Pertumbuhan otak dan kepala terjadi paling cepat dibanding bagian tubuh lain sejak kehidupan intrauterin, bahkan berlanjut sampai tahun-tahun pertama kehidupan, sehingga pada usia 6 tahun pertumbuhannya telah mencapai hamper 90% otak orang dewasa.

d) Pola pertumbuhan organ reproduksi

Selama masa anak, pertumbuhan dan perkembangan organ kelamin sangat lambat, baru pada masa pubertas terjadi percepatan yang luar biasa mengejar ketinggalannya di masa anak, sehingga dalam waktu singkat menjadi matang. Pertumbuhan organ reproduksi ini sejalan pula dengan perkembangan kemampuan seksual seseorang.

4) Deteksi pertumbuhan a) Ukuran antropometri

(1) Berat badan

(5)

gram/bulan. Selain dengan perkiraan tersebut, BB juga dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu:

(a) Berat badan lahir rata-rata: 3,25 kg (b) Berat badan usia 3-12 bulan, (c) Umur (bulan) + 9 = n + 9

2 2 (d) Berat badan usia 1-6 tahun,

(Umur (tahun) x 2) + 8 = 2n + 8 Keterangan: n adalah usia anak

Untuk menentukan usia anak dalam bulan, bila lebih 15 hari, dibulatkan ke atas, sementara bila kurang atau sama dengan 15 hari dihilangkan (Nursalam, 2005).

(2) Tinggi badan

Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang badan. Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Menurut Behrman (1992), menyebutkan bahwa seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus, yaitu:

(a) Perkiraan panjang lahir: 50 cm

(6)

(c) Perkiraan tinggi badan usia 2-12 tahun = (umur x 6) + 77 = 6n + 77

Keterangan: n adalah usia anak dalam tahun, bila usia lebih 6 bulan dibulatkan ke atas, bila 6 bulan atau kurang, dihilangkan.

Tinggi badan merupakan indikator yang baik untuk pertumbuhan fisik yang sudah lewat dan untuk perbandingan terhadap perubahan relatif, seperti nilai berat badan dan lingkar lengan atas (Nursalam, 2005).

(3) Lingkar kepala

Secara normal, ukuran lingkar kepala adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sekitar 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm dan pada tahuntahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah + 10 cm. pengukuran lingkar kepala dapat diukur dengan menggunakan pita pengukuran yang disebut meteran (Nursalam, 2005).

(4) Lingkar lengan atas (Lila)

(7)

alatnya bisa dibuat sendiri, dan siapa saja dapat melakukannya. Namun kadang-kadang hasil pengukuran kurang akurat karena sukar untuk mengukur lila tanpa mengukur jaringan (Nursalam, 2005).

b) Keseluruhan fisik

Dengan pemeriksaan fisik, dapat diketahui apakah seorang anak berada dalam keadaan sakit atau sehat. Di lapangan, pemeriksaan fisik jarang dilakukan untuk menentukan keadaan pertumbuhan anak, padahal perlu diketahui kemungkinan terdapatnya gangguan pada fisik anak. Hal-hal yang dapat diamati dari pemeriksaan fisik meliputi keseluruhan fisik, jaringan otot, jaringan lemak, rambut dan gigi (Nursalam, 2005).

c) Pemeriksaan laboratorium dan radiologis

(8)

5) Alat Ukur Pertumbuhan

IDAI telah menetapkan untuk skrining pertumbuhan anak dengan umur sampai 5 tahun dapat menggunakan kurva pertumbuhan WHO. WHO mengeluarkan sebuah kurva pertumbuhan “standar” yang menggambarkan pertumbuhan anak umur 0-59 bulan di lingkungan yang diyakini dapat mendukung pertumbuhan optimal anak. Pertumbuhan fisik anak umumnya dinilai dengan menggunakan ukuran antropometik, yaitu : berat badan (BB) terhadap umur, tinggi badan (TB) terhadap umur dan Lingkar kepala terhadap umur dengan alat yang digunakan adalah timbangan berat badan, meteran tinggi badan dan pita meteran untuk lingkar kepala. Hasi pengukuran antropometik tersebut dibandingkan dengan kurva pertumbuhan WHO (IDAI, 2006). b. Perkembangan

1) Definisi

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, mengikuti pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih, 2010).

(9)

penyempurnaan fungsi psikologis yang termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis (Herawati, 2009).

Ikatan Dokter Anak Indonesia (2005) menyebutkan bahwa perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (Nursalam, 2005).

Ada berbagai faktor mengapa perkembangan fisik anak sedikit lebih cepat atau lebih lama. Pembawaan keluarga memiliki pengaruh sangat kuat terhadap berat, tinggi, dan tingkat perkembangan anak. Cara orangtua mengasuh anak juga terbukti mempengaruhi seberapa baik anak tumbuh. Sering-sering ajak anak berbicara atau bernyanyi, berikan dia pelukan, ditimang, rasa tenang, cinta dan perhatian sebanyak mungkin (Shahnaz, 2007). 2) Ciri-ciri perkembangan

Ciri-ciri perkembangan menurut Narendra (2010) antara lain: a) Perkembangan melibatkan perubahan

(10)

otak dan serabut saraf. Perubahan-perubahan ini meliputi perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda kematangan suatu organ tubuh tertentu.

b) Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya Perkembangan awal merupakan masa kritis, karena hal tersebut akan menentukan perkembangan selanjutnya. Seseorang tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya.

c) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan

Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan, tahap-tahap tersebut tidak dapat terbalik, misalnya anak dapat berdiri terlebih dahulu sebelum berjalan. d) Perkembangan berhubungan dengan pertumbuhan

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, dan juga daya nalar.

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

a) Hereditas (Keturunan/pembawaan)

Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi

(11)

kepada anak atau segala potensi, baik fisik (seperti kecenderungan berbadan gemuk, tinggi dan sebagainya) maupun psikis (seperti kecenderungan menjadi pendiam, lincah, pandai dan sebagainya) yang dimiliki individu sejak masa

konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan

dari pihak orang tua melalui gen-gen (Herawati, 2009). b) Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan dan sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan menghambat potensinya. Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-fisika-psiko-sosial yang memengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya (Herawati, 2009).

4) Penilaian perkembangan

(12)

a) Gerak kasar atau motorik kasar

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otototot besar seperti duduk, berdiri dan sebagainya (Kusnandi, et al., 2010).

b) Gerak halus atau motorik halus

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti, mengamati sesuatu, menjimpit, menulis dan sebagainya (Kusnandi, et al., 2010).

c) Kemampuan bicara dan bahasa

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya (Kusnandi, et al., 2010). d) Sosialisasi dan kemandirian

(13)

5) Alat Ukur Perkembangan

(14)

c. Tumbuh Kembang

Faktor- faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang menurut Supartini (2004) adalah faktor herediter, faktor lingkungan dan faktor internal

1) Faktor Herediter

Faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan adalah jenis kelamin, ras dan kebangsaan (Marlow dalam Supartini 2004). Jenis kelamin ditentukan sejak awal dalam kandungan (fase konsepsi) dan setelah lahir, anak laki-laki cenderung lebih tinggi daripada anak perempuan dan hal ini bertahan sampai usia tertentu karena anak perempuan biasanya lebih awal mengalami pubertas sehingga kebanyakan usia tersebut, anak perempuan lebih tinggi dan besar. Akan tetapi begitu anak laki- laki memasuki masa pubertas, mereka akan berubah lebih tinggi dan besar daripada anak perempuan.

Ras dan suku dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Beberapa suku bangsa menunjukan karakteristik yang khas, misalnya suku asmat di Irian Jaya secara turun temurun berkulit hitam, demikian juga kebangsaan tertentu seterusnya hingga terbentuknya segumpalan daging dan menjadi embrio, kemudian janin. Bertambahnya berat badan bayi beberapa kali lipat dibandingkan berat saat bayi baru lahir

(15)

Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah lingkungan prenatal, lingkungan eksternal dan lingkungan internal anak.

a) Lingkungan Prenatal

Lingkungan didalam uterus sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan fetus terutama karena ada selaput yang menyelimuti dan melindungi fetus dari lingkungan luar. Beberapa kondisi lingkungan dalam uterus yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin adalah gangguan nitrisi karena ibu kurang mendapat gizi adekuat baik secara kuantitas maupun kuantitas, gangguan endokrin pada ibu seperti diabetes mellitus, ibu yang mendapat terapi sitostatika atau yang mengalami infeksi rubella, toksoplasmosis, sifilis dan herpes. Intinya apa yang dialami oleh ibu akan bertdampak pada kondisi pertumbuhan dan perkembangan fetus.

b) Pengaruh Budaya Lingkungan

(16)

untuk melahirkan dengan meminta pertolongan petugas kesehatan disarana kesehatan atau tetap memilih dukun beranak, dilandasi oleh budaya yang dialami. Setelah anak lahir, dia dibesarkan dengan pola asuh keluarga yang juga dilandasi oleh nilai budaya yang ada dimasyarakat. Anak yang dibesarkan dilingkungan petani dipedesaan akan mempunyai pola kebiasaan atau perilaku yang berbeda dengan mereka yang dibesarkan dikota besar seperti metropolitan.

c) Status Sosial dan Ekonomi Keluarga.

(17)

yaitu pergi kedukun yang praktik pertolongan yang belum dapat dibuktukan hasilnya secara ilmiah yang dapat mempertahankan kesehatan anak.

d) Nutrisi

Telah disebutkan bahwa untuk bertumbuh dan berkembang, anak membutuhkan zat gizi yang esensial mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air yang harus dikomsumsi secara seimbang dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pada tahap usianya. Khususnya selama periode pertumbuhan dan perkembangan secara cepat seperti masa prenatal, usia bayi atau remaja akan membutuhkan lebih banyak kalori dan protein. Anak dapat mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan hanya karena kurang adekuatnya asupan gizi tersebut. Asupan nutrisi yang berlebih juga dapat menimbulakan dampak yang buruk pula bagi kesehatan anak misalnya terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalan sel/jaringan, bahkan pada pembuluh darah sehingga bila anak sakit, pertumbuhan dan perkembangan terganggu.

e) Iklim dan Cuaca

(18)

banjir pada daerah tertentu yang akan menyebabkan sulitnya transportasi sehingga sulit mendapatkan bahan makanan, bahwa timbul berbagai penyakit menular seperti diare dan penyakit kulit yang dapat mengancam semua orang termasuk bayi dan anak-anak. Terlebih lagi pada bayi dan anak-anak yang sangat rentan terhadap penyakit menular.

Apabila daya tahan tubuh mereka sedang munurun yang juga akibat status nutrisi yang tidak adekuat, mereka akan dengan mudah terjangkit penyakit menular tersebut. Pada beberapa tempat yang andemis untuk terjadi wabah demam berdarah, terjadi perubahan cuaca akan berakibat atas peningkatan angka kejadian demam berdarah. Demikian juga dimusim kemarau ketika sulit mendapatkan air bersih, angka kejadian seperti diare akan meningkat. Oleh karena itu masyarakat harus mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi kejadian tersebut dan melakukan tindakan pencegahan. Status kesehatan anak tertentu akan berdamapak pada proses pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut.

f) Olahraga/ latihan fisik

(19)

meningkatkan sirkulasi darah sehingga akan meningkatkan aktifitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan pertumbuhan sel. Pada saat olahraga anak juga akan berinteraksi dengan teman sepermainan dan mengenal aturan yang berlaku serta belajar menaatinya untuk tujuan bersama misalnya sepak bola yang dilakukan oleh kelompok anak sekolah. Aktifitas fisik dari permainan sepak bola akan membantu pertumbuhan sel, selain itu anak juga ditanamkan aturan permainan yang harus mereka taati bersama dan inter sosial yang jalankan mereka memiliki kemampuan untuk berkominikasi dengan sesama teman.

(20)

g) Posisi Anak dalam Keluarga

Anak tunggal, anak tengah, anak bungsu akan mempengaruhi bagaimana pola anak tersebut diasuh dan didik dalam keluarga. Anak tunggal tidak mempunyai teman bicara dan beraktifitas kecuali dengan orang tuanya. Oleh karena itu kemampuan intelektual anak tunggal akan dapat lebih cepat berkembang dan mengembangkan harga diri positif karena secara terus- menerus berinteraksi dengan orang dewasa, yaitu orang tuanya dan dapat menstimulasi secara psikososial. Akan tetapi mereka biasanya lebih tergantung dan kurang mandiri. Perkembangan motorik lebih lambat karena tidak ada stimulasi untuk melakukan aktifitas fisik yang biasanya dilakukan oleh saudara kandungnya.

3) Faktor Internal

Berikut ini akan diuraikan faktor internal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

a) Kecerdasan

Ada tiga faktor hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu hormon somatotropik, hormon tiroid dan hormon gonadotropin. Hormon somatotropik (growth Hormon) terutama digunakan selama masa kanak - kanak yang

(21)

terjadinya proliferasi sel kartilago dan sistem skelet. Apabila kelebihan hormon ini akan menyebabkan gigantisme, yaitu anak tumbuh sangat tinggi dan besar, apabila kekurangan akan menyebabkan kerdil.

Hormon Tiroid menstimulasi metabolisme tubuh, sedangkan hormon gonatropik menstimulasi pertumbuan sel interstitial dari testis untuk memproduksi testosteron, dan ovarium untuk produksi estrogen. Selanjutnya testosteron akan menstimulasi perkembangan karakteristik sex sekunder anak laki- laki yaitu menghasilkan spermatozoa, sedangkan estrogen akan menstimulasi perkembangan karakteristik sexs sekunder akan perempuan yaitu menghasilkan ovum.

b) Pengaruh Emosi

(22)

prilaku emosional seperti diatas kerena maturasi atau pengamatan kepribadian diperoleh anak melalui proses belajar dari lingkungan keluarganya. Oleh karena itu orang tua harus berhati-hati dalam bersikap karena apabila senang membentak anak akan menjadi belajar untuk bicara kasar pada orang lain. Apabila orang tua suka memukul saat marah dan jengkel anak akan belajar bersikap kasar pada orang lain. Orang tua adalah model peran bagi anak.

2. ASI Eksklusif

a. Defenisi ASI Eksklusif

ASI eksklusif menurut WHO (World Health Organization) adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain. Sebelum mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum mampu berfungsi dengan sempurna sehingga ia belum mampu mencerna makanan selain ASI (Marimbi, 2010).

(23)

b. Manfaat ASI dan Menyusui

Menurut Weni (2011), manfaat ASI ada 4 yaitu: 1) Manfaat ASI bagi bayi

a) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik b) Mengandung antibodi

c) ASI mengandung komposisi yang tepa d) Mengurangi kejadian karies gigi.

e) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antar ibu dan bayi

f) Terhindar dari alergi

g) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi

h) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara

2) Manfaat ASI bagi ibu a) Aspek kontrasepsi

Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung syaraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.

(24)

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma mamae pada ibu menyusui lebih rendah dibanding ibu yang tidak menyusui.

c) Aspek penurunan berat badan.

Ibu yang menyusui secara eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat badan semula sebelum hamil. Pada saat hamil, badan bertambah berat selain karena ada janin juga karena penimbunan lemak pada tubuh. Cadangan lemak ini sebetulnya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI. Dengan menyusui tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai.

d) Aspek psikologis.

Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.

3) Manfaat ASI bagi keluarga a) Aspek ekonomi.

(25)

keperluan lain.

b) Aspek psikologi.

Kebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran lebih jarang sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

c) Aspek kemudahan.

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol dan dot yang harus dibersihkan.

4) Manfaat ASI bagi Negara

a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.

Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi. Bayi yang tetap diberikan ASI ternyata juga terlindungi dari diare karena kontaminasi makanan yang tercemar bakteri menjadi lebih kecil.

b) Menghemat devisa Negara.

(26)

c) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.

Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit.

d) Peningkatan kualitas generasi penerus.

Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin. c. Komponen ASI

Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat rumit dan berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik, yang memainkan peran utama dalam perlawanan penyakit pada bayi. Berikut komponen penting dari ASI menurut Proverawati (2010) :

1) Kolostrum

Cairan susu kental berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada sel alveoli payudara ibu. Sesuai untuk kapasitas pencernaan bayi dan kemampuan ginjal baru lahir yang belum mampu menerima makanan dalam volume besar. Jumlahnya tidak terlalu banyak tetapi kaya gizi dan sangat baik bagi bayi. Kolostrum mengandung karoten dan vitamin A yang sangat tinggi.

2) Protein

(27)

mengandung whey daripada casein sehingga protein ASI mudah dicerna.

3) Lemak

Lemak ASI adalah penghasil kalori (energi) utama dan merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi. Lebih mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi.

4) Laktosa

Merupakan karbohidrat utama pada ASI. Fungsinya sebagai sumber energi, meningkatkan absorbs kalsium dan merangsang pertumbuhan lactobacillus bifidus.

5) Vitamin A

Konsentrasi vitamin A berkisar pada 200 UI/dl. 6) Zat Besi

Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0,5-1,0 mg/ltr), bayi yang menyusui jarang kekurangan zat besi (anemia). Hal ini dikarenakan zat besi pada ASI mudah dicerna.

7) Taurin

Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neurotransmitter, berperan penting dalam maturasi otak bayi. DHA dan ARA merupakan bagian dari kelompok molekul yang dikenal sebagai omega fatty acids. DHA (docosahexaenoic acid) adalah sebuah blok

(28)

kehidupan. ARA (arachidonic acid) yang ditemukan di seluruh tubuh dan bekerja bersama-sama dengan DHA untuk mendukung visual dan perkembangan mental bayi.

8) Lactobasilus

Berfungsi menghambat pertumbuhan mikoorganisme seperti bakteri E.Coli yang sering menyebabkan diare pada bayi.

9) Lactoferin

Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri dalam intestines, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu untuk berkembang. Memiliki efek langsung pada antibiotic berpontensi berbahaya seperti bakteri Staphylococci dan E.Coli. Hal ini ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam kolostrum, tetapi berlangsung sepanjang seluruh tahun pertama bermanfaat menghambat bakteri staphylococcus dan jamur candida.

10)Lisozim

Dapat mencegah dinding bakteri sekaligus mengurangi insiden

caries dentis dan maloklusi. Enzim pencernaan yang kuat akan

ditemukan dalam ASI pada tingkat 50 kali lebih tinggi daripada dalam rumus. Lysozyme menghancurkan bakteri berbahaya dan akhirnya menghambat keseimbangan rumit bakteri yang menghuni usus.

d. Produksi ASI

(29)

kehamilan berlangsung. Kondisi sebelum kehamilan ditentukan oleh perkembangan payudara saat lahir dan pubertas. Sedangkan kondisi pada saat kehamilan yaitu pada trimester II dimana payudara mengalami pembesaran oleh karena pertumbuhan dan diferensiasi dari lobulo alveolar dan sel epitel payudara. Pada saat pembesaran payudara, hormon prolaktin dan laktogen placenta aktif bekerja dalam memproduksi ASI (Proverawati, 2010).

(30)

Menurut Prasetyono (2009) berdasarkan waktu produksinya, ASI dibedakan menjadi tiga yaitu, kolostrum, foremilk dan hindmilk.

1) Kolostrum

Kolostrum diproduksi pada beberapa hari pertama setelah bayi dilahirkan. Kolostrum mengandung banyak protein dan antibodi. Wujudnya sangat kental dan jumlahnya sangat sedikit. Pada masa awal menyusui, kolostrum yang keluar mungkin hanya sesendok teh. Meskipun sedikit, kolostrum mampu melapisi usus bayi dan melindunginya dari bakteri, serta sanggup mencukupi kebutuhan nutrisi bayi pada hari pertama kelahirannya. Selanjutnya, secara berangsur-angsur produksi kolostrum berkurang saat ASI keluar pada hari ketiga sampai kelima.

Kolostrum adalah cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material, yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan sesudah melahirkan anak. Kolostrum disekresi oleh kelenjar mamae pada hari pertama hingga ketiga atau keempat sejak masa laktasi (Baskoro, 2008).

2) Foremilk

(31)

terlihat encer, serta tersimpan dalam saluran penyimpanan. Air susu tersebut sangat banyak dan membantu menghilangkan rasa haus pada bayi.

3) Hindmilk

Hindmilk keluar setelah foremilk habis, yakni saat menyusui

hampir selesai. Hindmilk sangak kaya, kental dan penuh lemak bervitamin, sebagaimana hidangan utama setelah sup pembuka. Air susu ini sebagian besar energy. yang dibutuhkan oleh bayi.

e. Pola Pemberian ASI

ASI harus diberikan kepada bayinya sesering mungkin dan dalam waktu lama, misalnya hingga bayi berusia 2 tahun. Sesungguhnya, ASI bernutrisi tinggi hanya diproduksi oleh payudara ibu sampai bayi berusia 6 bulan. Oleh karena itu ibu mesti memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Meskipun setelah berumur 4 bulan atau 6 bulan bayi memperoleh makanan tambahan pemberian ASI harus dilanjutkan minimal sampai 12 bulan atau sebaiknya 24 bulan. Sebab ASI memberikan sejumlah zat-zat yang berguna untuk bayi, seperti lemak, protein bermutu tinggi, vitamin dan mineral (Prasetyono, 2009).

(32)

pengerasan payudara (Prasetyono, 2009).

Biarkan bayi menyusui sesuai permintaannya. Bayi yang menyusu sesuai permintaannya bisa menyusu sebanyak 12-15 kali dalam 24 jam. Biasanya bayi langsung mengosongkan payudara pertama dalam beberapa menit. Frekuensi menyusui dapat diatur sedemikian rupa dengan membuat jadwal rutin (Prasetyono, 2009).

3. Hubungan Pemberian ASI dengan Tumbuh Kembang Anak

Rendahnya pemberian ASI dapat menjadi ancaman bagi Tumbuh Kembang Anak (TKA). Padahal, kandungan ASI kaya akan karetonoid dan selenium, sehingga ASI berperan dalam sistem pertahanan tubuh bayi untuk mencegah berbagai penyakit. Setiap tetes ASI juga mengandung mineral dan enzim untuk pencegahan penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan kandungan yang terdapat dalam susu formula, sehingga jika anak mendapatkan ASI bisa dihindarkan dari kematian yang seharusnya tidak perlu. Susu formula dapat meningkatkan resiko terjadinya asma dan alergi. Sementara itu, menurut Satuan Tugas ASI Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian ASI bisa menurunkan persentase kematian hingga 13 % (Dwiharso, 2010).

(33)

Gangguan tumbuh kembang pada awal kehidupan bayi diantaranya disebabkan karena kekurangan gizi sejak bayi, pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang terlalu dini atau terlalu lambat, MP-ASI tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi, perawatan bayi yang kurang memadai, dan yang tidak kalah pentingnya ibu tidak memberi ASI eksklusif kepada bayinya (Linkages, 2011).

Menurut hasil penelitian Meriyani (2009) secara umum pertumbuhan balita dari segi berat badan pada status pemberian ASI tidak eksklusif berada pada kategori sesuai standar lebih tinggi daripada pemberian ASI eksklusif dikarenakan ibu yang memberikan ASI eksklusif tidak memberikan asupan makanan pendamping. Menurut hasil Penelitian Fitriani (2006) secara umum pertumbuhan batita dari segi tinggi badan pada pemberian ASI tidak eksklusif kategori sesuai standar lebih tinggi dibanding pada pemberian ASI eksklusif hal ini dikarenakan perhatian akan memberikan makanan yang bergizi sangat kurang.

Menurut hasil Penelitian Fitriani (2006) secara umum pertumbuhan batita dari segi lingkar kepala pada status pemberian ASI tidak eksklusif berada pada kategori sesuai standar lebih tinggi daripada pemberian ASI eksklusif dikarenakan ibu yang memberikan ASI eksklusif masih kurang memberikan makanan yang bergizi tinggi.

(34)
(35)

B.Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber modifikasi : Supartini (2004), Mutiah (2010), Weni (2010) Nutrisi

Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang.

Manfaat ASI bagi Anak Manfaat Pemberian ASI:

a. Bagi Bayi b. Bagi Ibu c. Bagi Keluarga d. Bagi Negara

Pertumbuhan Dan Perkembangananak Faktor Herediter:

a. Keturunan b. Suku/ras

Faktor Lingkungan: a. Lingkungan Prenatal b. Budaya

c. Sosial ekonomi d. Nutrisi

e. Cuaca f. Latihan fisik g. Posisi anak

Faktor Internal: a. Kecerdasan b. Pengaruh Emosi

(36)

C.Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Keterangan :

: Yang diteliti : Arah penelitian

D.Hipotesis

Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian, maka hipotesis dapat benar atau salah, bisa diterima bisa ditolak (Notoatmodjo, 2010). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: ada perbedaan pertumbuhan dan perkembangan balita usia 3 tahun yang diberi ASI 2 tahun dan tidak diberi ASI 2 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Leksono Wonosobo Tahun 2014.

Pemberian ASI Pertumbuhan dan

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilakan penemuan-penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan

Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan sebelum penelitian dengan salah satu pegawai menyatakan bahwa banyak mitra kerja yang kurang disiplin terhadap

penelitian ini berasal dari pimpinan dan pegawai Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah Cabang Semarang yang terlibat dalam pengelolaan pembiayaan jual

[r]

Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk Purna Bakti bagi nasabah pensiunan dengan tujuan agar manfaat pensiun dibayarkan pada orang yang tepat dengan proses yang

Berdasarkan analisis deskriptif menunjukan bahwa cara belajar termasuk dalam kategori baik dikatakan demikian karena frekuensi terbanyak terdapat pada prosentase sebesar

Rumusan masalah penelitian adalah ”Apakah pembelajaran dengan menggunakan Model Pythagoras dapat mening- katkan hasil belajar peserta didik dalam mata

Hasil dari analisis laporan keuangan PT Wijaya Karya Beton Tbk untuk periode 2014 dan 2014 dapat disimpulkan bahwa kinerja manajemen dari tahun ke tahun