SIMPUL PELAYANAN JASA ANGKUTAN
U D A R A U D A R A
U D A R A
U D A R A
D A R A T D A R A T D A R A T
D A R A T A I RA I RA I RA I R
lorong angkasa pesawat udara
PRASARANA DAN SARANA
PRASARANA DAN SARANA
PERANGKUTAN
TERMINAL
TERMINAL
TERMINAL
TERMINAL
KENDARAANLAIN-LAIN
PNP & BRG
• naik-turun
• bongkar-muat
• pindah kendaraan
• dokumen perjalanan
• pemeliharaan
• perawatan
• penyimpanan -. kendaraan -. barang
B I A Y A
DATANG
BERANGKAT
?????
F U N G S I
F U N G S I
F U N G S I
F U N G S I
TERMINAL ADALAH SIMPUL DALAM SISTEM JARINGAN PERANGKUTAN, SUATU ELEMEN YANG TAK DAPAT DI-ABAIKAN KARENA MEMPUNYAI FUNGSI POKOK SEBAGAI TEMPAT:
1. MENGENDALI/MENGATUR LALU LINTAS ANGKUTAN. 2. PERGANTIAN MODA.
3. NAIK/TURUN PENUMPANG DAN/ATAU BONGKAR/MUAT BARANG/MUATAN.
selain fungsi pokok di atas, ada fungsi lain sebagai:
4. TEMPAT OPERASI JASA: perdagangan, fasilitas umum, fasilitas
sosial, fasilitas transit, promosi, dan lain-lain.
5. ELEMEN TATA RUANG WILAYAH, YAKNI TITIK TUMBUH PERKEMBANGAN WILAYAH.
INTERMODAL TERMINAL
INTERMODAL TERMINAL
10 Mei 2019
10 Mei 2019 66
The core purpose of an intermodal terminal is to
expedite the interchange of travelers among modes
and to tie together the local and regional system
(often including intercity operations). More precisely,
these terminal functions to:
Allow entry/exit by travelers utilizing selected
modes
Provide for interchange between different routes of
the same mode
Provide fo interchange among modes (local,
regional, and intercity)
Serve passengers and visitors (nontravelers) and
provide space for commercial and service activities
(revenue generation)
Assist management and control of operations
(ticketing, documentation, information service, staff
accommodations)
Handle various types of vehicles
UNSUR TERKAIT DALAM
UNSUR TERKAIT DALAM
TERMINAL
TERMINAL
UNSUR TERKAIT DALAM
UNSUR TERKAIT DALAM
TERMINAL
TERMINAL
PENUMPANG
tempat menunggu
perpindahan moda
fasilitas/kemudahan
informasi
AWAK KENDARAAN
pengaturan layanan
fasilitas
istirahat
perpindahan/peng-gantian moda
PEMERINTAH
pengendalian
sumber pendapatan
pelayanan umum
SWASTA / USAHA
tata letak
fasilitas
Laut
Terminal
Jaringan transportasi
darat, laut dan
udara
Jaringan Simpul Darat
Udara
Stasiun Kota
Pelabuhan Bandara
Jalan Raya Jalan Rel Jalan Kota
Alur Pelayaran Ruang LaluLintas Udara
Keselamatan Transportasi
TERMINAL
B A R A N G
PENUMPANG
# lokasi # tata ruang # kapasitas
TUJUAN: 1. Menunjang kelancaran mobilitas: orang dan barang 2. Mengatur keterpaduan antarmoda
TIPE PENGGUNA TERMINAL:
Peulang-alik harian; seringkali tergesa-gesa, tak mau
tertinggal, telah memiliki tiket, dan sangat hafal lintasannya.
Peulang alik dan penglaju lokal; (calon) penumpang yang
tidak terikat waktu dan barangkali hanya memanfaatkan kelebihan pelayanan setempat.
Penumpang jarak jauh; calon penumpang yang telah
memiliki tiket, menunggu jadwal (biasanya dengan bawaan), mencari informasi dan mungkin menunggu kendaraan untuk melanjutkan perjalanan.
Bukan penumpang; para pengantar dan penjemput, dan
karena itu menjadi bagian dari pengguna terminal.
Penyedia jasa; yang keberadaan karena operasi terminal,
yaitu para penyedia berbagai macam jasa kebutuhan para penumpang.
Pencari peneduh; tuna wisma, pendatang tanpa
PARA PENGGUNA JASA TERMINAL
TERSEBUT DI ATAS PERLU MENDAPAT
PERHATIAN BERKAITAN DENGAN
PENYEDIAAN RUANG DAN FASILITAS DI
DALAM AREA TERMINAL
KEBUTUHAN
AKAN LAHAN, SELAIN KEBUTUHAN LAHAN
BAGI AKSES MASUK/KELUAR AREAL
KONSEP DASAR POLA ANGKUTAN DARAT
KONSEP DASAR POLA ANGKUTAN DARAT
JARINGAN TRANSPORTASI NASIONAL JARINGAN PRASARANA JARINGAN PELAYANAN SIMPUL / TERMINAL TERMINAL PENUMPANG
RUANG LALIN / JALAN / ALUR
KHUSUS TIPE A TIPE B TIPE C TERMINAL BARANG UTAMA PENGUMPAN LOKAL UMUM FUNGSI
FUNGSI PRIMERPRIMER
SEKUNDER SEKUNDER WEWE-NANG NANG PEMBI-NAAN NAAN PUSAT
PUSAT NEGARANEGARA
DAERAH DAERAH PROP; PROP; KAB/KO; KAB/KO; DESA DESA KELAS
KELAS I; II; IIIa; IIIb; IIIcI; II; IIIa; IIIb; IIIc
PENGU-SAHAAN
SAHAAN
T O L
T O L
U M U M
U M U M
KONSEP DASAR POLA ANGKUTAN DARAT
KONSEP DASAR POLA ANGKUTAN DARAT
JARINGAN TRANSPORTASI NASIONAL JARINGAN PRASARANA JARINGAN PELAYANAN ANGKUTAN ORANG WILAYAH PELAYANAN ANGKUTAN
BARANG tidak dibatasi wilayah pelayanannya
Utama Cabang Ranting Langsung ANGK. ANTARKOTA ANGK. KOTA ANGK. PERDESAAN ANGK. LINTAS BTS NAS
PENGEMBANGAN WILAYAH TIDAK TIDAK DALAM DALAM TRAYEK TRAYEK TRAYEK TRAYEK TETAP TETAP AKAP; AKAD AKAP; AKAD Perkotaan Perkotaan Perdesaan Perdesaan Taksi Taksi Ran Sewa Ran Sewa Pariwisata Pariwisata
Ditjen Perhubungan Darat; Dept. Perhubungan
SIMPUL PELAYANAN JASA ANGKUTAN
LOKASI TERMINAL PENUMPANG
LOKASI TERMINAL PENUMPANG
Mengingat fungsi dan fasilitas yang harus
tersedia menyatu dengan terminal, maka
tuntutan
luas lahan
bagi sebuah terminal
adalah konsekuensi logis dari fungsinya.
Lokasi terminal ditetapkan dengan memperhatikan:
a) rencana umum tata ruang
demi daya guna danhasil guna pelayanan terminal terhadap elemen-elemen perkotaan
b) kepadatan lalu-lintas dan kapasitas jalan di
sekitar terminal
aksesibilatas dan kelancaran sirkulasi lalin di dalam dan sekitar terminalc) keterpaduan moda angkutan, baik intramoda
maupun antarmoda
kemudahan, kenyamanan,keamanan, dan keandalan pelayanan pergantian moda
d) kondisi topografi lokasi terminal
biayakonstruksi
e) kelestarian lingkungan
L
LETAK & LUAS TERMINAL ANGKUTAN JALAN RAYA
LETAK & LUAS TERMINAL ANGKUTAN JALAN RAYA
TIPE A
TIPE A TIPE BTIPE B TIPE CTIPE C
LETAK
LETAK * dlm jaringan trayek antarkota antarpropinsi * di jalan arteri dengan kelas minimum III.A
* dlm jaringan trayek antarkota dlm propinsi * di jalan arteri atau kolektor dengan kelas minimum III.B
* dlm wilayah Kota/Kab * dlm jaringan trayek perdesaan
* di jalan kolektor atau lokal dengan kelas minimum III.A
LUAS LAHAN
LUAS LAHAN
MINIMUM
MINIMUM ha ha
5 di Sumatera dan Jawa 3 di pulau lain
3 di Sumatera dan Jawa 2 di pulau lain
sesuai dengan kebutuhan akan angkutan JARAK JARAK ANTARTERMINAL ANTARTERMINAL SEKELAS
SEKELAS km km
20 di Jawa 30 di Sumatera 50 di pulau lain
15 di Jawa 30 di pulau lain
JARAK MINIMUM JARAK MINIMUM AKSES JALAN AKSES JALAN MASUK-KELUAR MASUK-KELUAR TERMINAL
TERMINAL m m
100 di Jawa 50 di pulau lain
50 di Jawa 30 di pulau lain
dihitung dari jalan ke pintu keluar-masuk terminal
sesuai dengan kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal
Sumber
WILAYAH PELAYANAN TERMINAL
WILAYAH PELAYANAN TERMINAL
Tipe A
berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan lintas batas negara, angkutan
antarkota
antarprovinsi
, angkutan
antarkota
dalam provinsi,
angkutan perkotaan, dan angkutan perdesaan.
Tipe B
berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan
antarkota
dalam propinsi, angkutan kota, dan
angkutan perdesaan.
FUNGSI PELAYANAN TERMINAL
FUNGSI PELAYANAN TERMINAL
Terminal Utama,
melayani angkutan utama,
angkutan
pengumpul/
penyebar
antarpusat
kegiatan nasional, dari pusat kegiatan wilayah ke
pusat kegiatan nasional, serta perpindahan
antarmoda khususnya moda angkutan laut dan
udara.
Terminal utama dapat dilengkapi dengan fungsi
sekunder, yakni pelayanan angkutan setempat/lokal
sebagai mata rantai akhir sistem perangkutan
Terminal Pengumpan,
melayani angkutan
pengumpul/ penyebar antarpusat kegiatan wilayah,
dari pusat kegiatan lokal ke pusat kegiatan wilayah.
Terminal pengumpan dapat dilengkapi dengan
pelayanan angkutan setempat.
PERHENTIAN
PERHENTIAN
PERHENTIAN
PERHENTIAN
Def:
Tempat calon penumpang menunggu kedatangan kendaraan umum,
dan penumpang turun dari kendaraan, berupa:
bahu jalan yang hanya dilengkapi dengan rambu perhentian
teluk jalan yang dilengkapi dengan rambu perhentian bus
serta petunjuk lintas, tanpa fasilitas kenyamanan lain
perhentian yang dilengkapi peneduh atau dangau (
shelter
),
tempat duduk sederhana, dan kios bacaan dan minuman
ringan.
F U N G S I :
# memberi kepastian berlalu-lintas bagi para pengemudi
RANCANGAN TAPAK PERHENTIAN
RANCANGAN TAPAK PERHENTIAN
SEBARAN TAPAK PERHENTIAN
SEBARAN TAPAK PERHENTIAN
harus memperhatikan:
•
pusat keramaian
, misalnya: pasar, pertokoan, obyek wisata;
•
kemungkinan
perpindahan moda
, misalnya: persimpangan
jalan;
•
pusat kegiatan
, misalnya: sekolah, perkantoran, musium;
•
jarak antara satu perhentian dengan perhentian berikutnya
tidak terlalu jauh
, artinya dalam jarak jangkau orang
ber-jalan sambil membawa barang bawaan (tentengan);
•
jarak antara satu perhentian dengan perhentian berikutnya
tidak terlalu dekat
, artinya tidak menyulitkan operasi
kendaraan karena harus berhenti-berjalan (meminimumkan
kelelahan pengemudi);
LOKASI TERMINAL BARANG
LOKASI TERMINAL BARANG
Penentuan lokasi dilakukan dengan memperhatikan:
a) rencana umum tata ruang;
b) kepadatan lalu-lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal;
c) keterpaduan moda angkutan baik intra maupun antarmoda;
d) kondisi topografi lokasi terminal;
e) kelestarian lingkungan.
Lokasi terminal barang harus memenuhi syarat:
a. terletak dalam jaringan lintas angkutan barang;
b. terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas III.A; c. tersedia lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di Pulau Jawa, dan
2 ha untuk terminal di pulau lainnya;
SIMPUL PELAYANAN JASA ANGKUTAN
DAERAH KEWENANGAN STASIUN KA
DAERAH KEWENANGAN STASIUN KA
a. Daerah Lingkungan Kerja Terminal (DLKT)
Stasiun KA seharusnya:
•Tertutup
•Memanjang, sampai batas tertentu
•Dikelola oleh operator jasa pelayanan
b. Daerah Pengawasan terminal (DPT)
Merupakan daerah di luar daerah lingkungan kerja terminal, yang diawasi oleh petugas terminal untuk kelancaran arus lalu-lintas di sekitar terminal.
Merupakan daerah yang diperuntukkan bagi fasilitas utama dan fasilitas penunjang terminal.
Harus memiliki batas-batas yang jelas dan diberi hak atas tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Fasilitasi semua kepentingan, kenyamanan dan keamanan Fasilitasi semua kepentingan, kenyamanan dan keamanan penumpang dan masyarakat pengguna jasa,
penumpang dan masyarakat pengguna jasa,
lengkap fasos dan fasumlengkap fasos dan fasum;;
Kemudahan sirkulasi penumpang dan kendaraan, Kemudahan sirkulasi penumpang dan kendaraan,
ruang embarkasi/debarkasi, ruang tunggu, gang/lorong, parkir, rampruang embarkasi/debarkasi, ruang tunggu, gang/lorong, parkir, ramp;;
Sistem layanan tiketSistem layanan tiket
andal (sederhana, mudah, cepat, pasti)andal (sederhana, mudah, cepat, pasti)
Pemisahan ruang tunggu dengan ruang antar
Pemisahan ruang tunggu dengan ruang antar
tertib, nyaman, amantertib, nyaman, aman
Bebas pedagang asongan
Bebas pedagang asongan
Bebas asap rokok
Bebas asap rokok
Mikro
Mikro
KAPASITAS
PERAN SEKTOR KELAUTAN
DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL
PERAN SEKTOR KELAUTAN
DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL
Kontribusi sektor kelautan nasional tahun
1998 baru mencapai 20,06%.
Perbandingan kontribusi sektor kelautan di
negara lain : Islandia (65%), Cina (48%),
Jepang (54%).
Indonesia berada pada posisi 27 dari 35
negara maritim utama di dunia.
Peran angkutan laut Indonesia masih terbatas
peran sarana angkutan laut nasional dalam
perdagangan internasional kurang dari 5%.
Kontribusi sektor kelautan nasional tahun
1998 baru mencapai 20,06%.
Perbandingan kontribusi sektor kelautan di
negara lain : Islandia (65%), Cina (48%),
Jepang (54%).
Indonesia berada pada posisi 27 dari 35
negara maritim utama di dunia.
Peran angkutan laut Indonesia masih terbatas
peran sarana angkutan laut nasional dalam
perdagangan internasional kurang dari 5%.
Sumber:
Adalah tempat yang terdiri dari daratan dan/atau
perairan dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, naik turun penumpang dan/atau
bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat
berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai
tempat
perpindahan
intra-
dan
antarmoda
transportasi
.
UU RI No.17 th.2008 ttg Pelayaran
PELABUHAN :
PELABUHAN :
PELABUHAN :
PELABUHAN :
• PELABUHAN LAUT
• PELABUHAN SUNGAI DAN DANAU
• PELABUHAN PENYEBERANGAN
• PELABUHAN LAUT
• PELABUHAN SUNGAI DAN DANAU
• PELABUHAN PENYEBERANGAN
KEGIATAN
Penyusunan
tatanan
kepelabuhanan
nasional
dilakukan
dengan
memperhatikan:
tata ruang wilayah
pertumbuhan ekonomi
kelestarian lingkungan, dan
keselamatan pelayaran
PELABUHAN ADALAH PINTU GERBANG
PEREKONOMIAN
NASIONAL
DAN
INTERNASIONAL
JARINGAN TRANSPORTASI LAUT
JARINGAN TRANSPORTASI LAUT
JARINGAN TRANSPORTASI LAUT
JARINGAN TRANSPORTASI LAUT
LUAR
LUAR
NEGERI
NEGERI
NASIONAL
NASIONAL
PELABUHAN INTERNASIONAL PELABUHAN REGIONAL PELABUHAN LOKAL PELABUHAN PELABUHAN INTERNASIONAL INTERNASIONAL HUBHUB RUTE UTAMA PELABUHANNASIONAL
RUTE UTAMA
RUTE UTA
MA
DAERAH B
DAERAH B
DAERAH C
DAERAH C
DAERAH A
DAERAH A
10 Mei 2019
10 Mei 2019 3232
Kepelabuhanan
adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan
untuk menunjang kelancaran, keamanan dan
ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan/
atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar,
tempat perpindahan intra- dan/atau antarmoda
serta mendorong perekonomian nasional dan
daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang
wilayah.
UU RI No.17 th.2008 tetang Pelayaran
Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan
adalah
wilayah perairan dan daratan pada pelabuhan
umum yang dipergunakan secara langsung untuk
kegiatan pelabuhan.
Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan
adalah wilayah perairan di sekeliling daerah
lingkungan kerja perairan pelabuhan umum yang
dipergunakan
untuk
menjamin
keselamaran
P R A S A R A N A
P R A S A R A N A
T E R M I N A L : pelabuhan & dermaga penyeberangan
•
simpul jasa angkutan (termasuk di dalamnya: tambat/sandar, labuh)•
gedung terminal: a. penumpang ; b. barang ; c. khusus•
layanan penyeberangan: antarpulau, sungai, danau•
membutuhkan lahan cukup luas•
berfungsi ganda: -. mengatur layanan jasa -. tempat pergantian moda -. perbelanjaan & rekreasi -. tempat tambat kapalL E T A K
L E T A K
L E T A K
L E T A K
SISI DARATAN
• Aksesibilitas tinggi
• Jalur angkutan penting
• Memenuhi persyaratan teknis sebagai pelabuhan
SISI DARATAN
• Aksesibilitas tinggi
• Jalur angkutan penting
• Memenuhi persyaratan teknis sebagai pelabuhan
DERMAGA
DERMAGA
– StatisStatis
– Luwes Luwes (floating)(floating)
– PlengsenganPlengsengan
– Perawatan kapalPerawatan kapal
DERMAGA
DERMAGA – StatisStatis
– Luwes Luwes (floating)(floating)
– PlengsenganPlengsengan
– Perawatan kapalPerawatan kapal
SISI PERAIRAN
– Terhindar dari sedimentasi – Kedalaman cukup/memadai – Aman dari cuaca
– Tambat/sandar kapal SISI PERAIRAN
– Terhindar dari sedimentasi – Kedalaman cukup/memadai – Aman dari cuaca
– Tambat/sandar kapal
CATATAN:
letak ≠ lokasi
CATATAN:
TATA RUANG
TATA RUANG
Bagian penting dalam struktur tata ruang wilayah, Bagian penting dalam struktur tata ruang wilayah,
mungkin sekali menjadi satu BWK khusus.
mungkin sekali menjadi satu BWK khusus.
Simpul jasa angkutan yang dapat berkembang menjadi Simpul jasa angkutan yang dapat berkembang menjadi
kota satelit, misal: Merak, Bakauheni, Ketapang,
kota satelit, misal: Merak, Bakauheni, Ketapang,
Gilimanuk (Indonesia),
Gilimanuk (Indonesia), DoverDover (England, (England, Callay Callay (Perancis).(Perancis).
Terminal terpadu bersama terminal angkutan jalan
Terminal terpadu bersama terminal angkutan jalan
raya dan/atau angkutan jalan rel.
raya dan/atau angkutan jalan rel.
Berada dalam satu sistem jaringan perangkutan
Berada dalam satu sistem jaringan perangkutan
kota/antarkota.
kota/antarkota.
Karena luas ruang wilayah serta kegiatan yang ada
Karena luas ruang wilayah serta kegiatan yang ada
di dalamnya, suatu pelabuhan menjadi titik
di dalamnya, suatu pelabuhan menjadi titik
tumbuh wilayah dan menjadi bagian wilayah kota
tumbuh wilayah dan menjadi bagian wilayah kota
PENETAPAN LOKASI PELABUHAN –yakni wilayah
daratan dan/atau perairan dengan batas-batas
yang ditentukan secara jelas-- DILAKUKAN
DENGAN MEMPERHATIKAN:
a.RENCANA UMUM TATA RUANG WILAYAH PROVINSI DAN RENCANA UMUM TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/ KOTA;
b.PERTUMBUHAN EKONOMI;
c.KELAYAKAN EKONOMIS DAN TEKNIS PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PELABUHAN (kelayakan ekonomis dan teknis sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini ditinjau dari aspek rencana pembangunan dan pengoperasian pelabuhan serta efisiensi dan efektivitas keterpaduan intra- dan antarmoda angkutan);
d.KELESTARIAN LINGKUNGAN;
e.KEAMANAN DAN KESELAMATAN PELAYARAN; f. KETERPADUAN INTRA- DAN ANATARMODA; DAN g.PERTAHANAN KEAMANAN NEGARA.
Zona A :
Daerah umum terbuka merupakan areal gerbang masuk Pelabuhan Penyeberangan, antara lain : Toll Gate, Jembatan Timbang, dan Loket.
Zona B :
Daerah umum terbatas merupakan areal tunggu bagi penumpang, kendaraan yang akan naik ke Kapal, antara lain : Ruang Tunggu Penumpang, Areal Parkir Kendaraan yang akan menyeberang, dan Areal Parkir Kendaraan pengantar/ penjemput.
Zona C :
Daerah terbatas merupakan areal menuju ke Kapal, antara lain :
Gang Way, Movable Bridge, Side Ramp.
ZONA KEAMANAN PELABUHAN PENYEBERANGAN
SISTEM KEPELABUHANAN
SISTEM KEPELABUHANAN
Jalur pelayaran di perairan
d e r m a g a
Embarkasi / Debarkasi
Ruang Tunggu
Ruang Antar
Parkir & Sirkulasi Kendaraan
Sistem Jaringan Jalan Penghubung (akses) ke/dari Pelabuhan
Jalur Kendaraan Lorong
Penumpang
Sisi Darat Peralihan
LAHAN PELABUHAN
LAHAN PELABUHAN Sisi Perairan
JALUR PELAYARAN
JALUR PELAYARAN
NASIONAL & INTERNASIONAL.
NASIONAL & INTERNASIONAL.
Alur Pelayaran
Alur Pelayaran
Fungsi :
Fungsi :
Jalur yang digunakan kapal penyeberangan
Jalur yang digunakan kapal penyeberangan
memasuki atau keluar kolam pelabuhan
memasuki atau keluar kolam pelabuhan
Pengoperasian :
Pengoperasian :
Tidak perlu dioperasikan namun perlu dijaga/
Tidak perlu dioperasikan namun perlu dijaga/
dipantau kedalamannya agar tetap pada
dipantau kedalamannya agar tetap pada
kedalaman aman yang diperlukan.
kedalaman aman yang diperlukan.
Kolam Pelabuhan
Kolam Pelabuhan
Fungsi :
Fungsi :
Digunakan oleh kapal untuk berolah gerak
Digunakan oleh kapal untuk berolah gerak
saat akan sandar atau keluar dermaga
saat akan sandar atau keluar dermaga
Pengoperasian :
Pengoperasian :
Tidak perlu dioperasikan namun perlu dijaga/
Tidak perlu dioperasikan namun perlu dijaga/
dipantau kedalamannya agar tetap pada
dipantau kedalamannya agar tetap pada
kedalaman aman yang diperlukan.
kedalaman aman yang diperlukan.
FASILITAS PELABUHAN
Plengsengan
Plengsengan
Fungsi :
Fungsi :
Plengsengan berfungsi seperti halnya
Plengsengan berfungsi seperti halnya
movable bridge
movable bridge namun tidak dapat bergerak. namun tidak dapat bergerak. Fasilitas ini dipakai pada perairan yang
Fasilitas ini dipakai pada perairan yang
pasang surutnya rendah.
pasang surutnya rendah.
Pengoperasian :
Pengoperasian :
Tidak memerlukan pengoperasian khusus.
Tidak memerlukan pengoperasian khusus.
Hanya perlu dijaga agar benturan dengan
Hanya perlu dijaga agar benturan dengan
rampdoor
rampdoor tidak menimbulkan kerusakan yang tidak menimbulkan kerusakan yang serius. serius. Gangway/Boarding bridge Gangway/Boarding bridge Fungsi : Fungsi :
Menghubungkan jembatan akses dengan
Menghubungkan jembatan akses dengan
kapal. Alat ini memiliki jembatan untuk dilalui
kapal. Alat ini memiliki jembatan untuk dilalui
manusia yang dapat digerakkan sesuai
manusia yang dapat digerakkan sesuai
dengan ketinggian kapal.
dengan ketinggian kapal.
Pengoperasian :
Pengoperasian :
Fasilitas ini bekerja dengan bantuan
Fasilitas ini bekerja dengan bantuan
penggerak hidrolik yang dikontrol oleh
penggerak hidrolik yang dikontrol oleh
operator yang tidak jauh dari fasilitas.
HORONJEFF, R & McKELVEY, F.X Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara
Erlangga, Jakarta 1988; bab 5
PERENCANAAN BANDAR UDARA
PERENCANAAN BANDAR UDARA
PERENCANAAN BANDAR UDARA
PERENCANAAN BANDAR UDARA
PERTIMBANGAN KONSEPTUAL
PERENCANAAN BANDAR UDARA
PERENCANAAN BANDAR UDARA
PERENCANAAN BANDAR UDARA
PERENCANAAN BANDAR UDARA
PERENCANAAN BANDAR UDARA
PERENCANAAN BANDAR UDARA
PERENCANAAN BANDAR UDARA
PERENCANAAN BANDAR UDARA
PEMILIHAN LOKASI
Berkaitan dengan tata ruang wilayah, harus
diantisipasi bahwa bandara selalu menjadi inti
perkembangan kawasan menjadi kota satelit.
LINGKUNGAN BANDARA
LINGKUNGAN BANDARA
SUHU
SUHU; makin tinggi temperatur, makin panjang landasan pacu yang dibutuhkan; makin tinggi temperatur, makin panjang landasan pacu yang dibutuhkan..
ANGIN PERMUKAAN
ANGIN PERMUKAAN; makin besar angin sakal, makin pendek landasan pacu; ; makin besar angin sakal, makin pendek landasan pacu; atau makin besar angin buritan, makin panjang landasan pacu
atau makin besar angin buritan, makin panjang landasan pacu..
KEMIRINGAN LANDASAN PACU
KEMIRINGAN LANDASAN PACU; kemiringan ke atas membutuhkan landasan ; kemiringan ke atas membutuhkan landasan pacu lebih panjang; pertambahan panjang ini tergantung pada ketinggian letak
pacu lebih panjang; pertambahan panjang ini tergantung pada ketinggian letak
bandara
bandara dandan suhu.suhu.
KETINGGIAN
KETINGGIAN; makin tinggi letak bandara, makin panjang landasan pacu yang ; makin tinggi letak bandara, makin panjang landasan pacu yang dibutuhkan
dibutuhkan
PERMUKAAN LANDASAN PACU
PERMUKAAN LANDASAN PACU; lumpur salju atau air yang menggenang di ; lumpur salju atau air yang menggenang di landasan pacu bepengaruh besar terhadap operasi pesawat terbang
landasan pacu bepengaruh besar terhadap operasi pesawat terbang; untuk ; untuk pesawat kecil, landasan pacu cukup dengan tanah yang dikeraskan.
pesawat kecil, landasan pacu cukup dengan tanah yang dikeraskan.
PANJANG LANDASAN PACU
PANJANG LANDASAN PACU; tergantung pada jenis pesawat terbang yang bisa ; tergantung pada jenis pesawat terbang yang bisa mendarat dan tinggal landas
mendarat dan tinggal landas..
KEBISINGAN
KEBISINGAN; ; pengaruh kebisingan terhadap lingkunganpengaruh kebisingan terhadap lingkungan..
PERANCANGAN BANDAR UDARA
PERANCANGAN BANDAR UDARA
PERANCANGAN BANDAR UDARA
PERANCANGAN BANDAR UDARA
Beberapa catatan:
o Lokasi bandara yang berdekatan dengan permukiman dan sekolah sedapat mungkin dihindarkan;
o Jalan masuk untuk karyawan harus tersendiri/terpisah;
o Arah lalu lintas dalam bandara pada umumnya dibuat satu arah;
o Jalur-jalur untuk pejalan harus langsung, diberi tanda dan penerangan yang cukup;
o Tersedia fasilitas yang memadai untuk orang lanjut usia dan orang cacat untuk memasuki fasilitas-fasilitas di bandara;
o Tempat parkir yang terpisah disediakan bagi karyawan dan harus sedekat mungkin dengan tempat mereka bekerja;
o Tempat parkir kendaraan bagi pengunjung bandara harus sedekat mungkin dengan bangunan terminal;
o Tersedia lahan untuk perluasan di kemudian hari;
[Horonjeff & McKelvey; 1988, 155-160]
o Tersedia tempat parkir khusus bagi penumpang ulang-alik
dan/atau jangka waktu tertentu;
BANDARA
BANDARA
Elemen pokok:
landasan pacu
landas hubung
(
taxi way
)
apron
bangunan terminal
• datar
• luas
• bebas hambatan
HORONJEFF, R & McKELVEY, F.X Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara Erlangga, Jakarta 1988; bab 5
bandar udara mencakup suatu kumpulan aneka kegiatan yang
luas dengan berbagai kebutuhan yang berbeda dan sering
SISTEM BANDARA
SISTEM BANDARA
Jalur terbang di Wilayah Udara
Terminal Wilayah Udara
Landasan Pacu
Sistem taxi
Daerah Pintu Apron
Bangunan Terminal
Parkir & Sirkulasi Kend.
Sistem Jaringan Jalan Penghubung Bandara
Jalur Landas Hubung Keluar
(Taxiway) Landasan
Tunggu
Wilayah darat Wilayah udara
arus pesawat udara arus penumpang
taxi, menjalankan pesawat udara di bawah tenaga mesinnya dengan kecepatan rendah di tanah atau air.
apron, pelataran parkir pesawat udara untuk bongkar/muat barang, naik/turun penumpang, pemerik-saan mesin, dan pembersihan.
LAHAN BANDARA
BANDAR UDARA BANDAR UDARA
KATEGORI
KATEGORI WW11 WW22 L*L*
1
1 Instrumen presisiInstrumen presisi 1.0001.000 1.7501.750 2.5002.500 2
2 Instrumen tak presisi untuk yang lebih besar dari utilitas Instrumen tak presisi untuk yang lebih besar dari utilitas
dengan jarak penglihatan mnimum ¼ mil
dengan jarak penglihatan mnimum ¼ mil 1.0001.000 1.5101.510 1.7001.700
3
3 Instrumen tak presisi untuk yang lebih besar dari utilitas Instrumen tak presisi untuk yang lebih besar dari utilitas
dengan jarak penglihatan mnimum lebih besar dari ¼ mil
dengan jarak penglihatan mnimum lebih besar dari ¼ mil 500500 10101010 1.7001.700
4
4 Pendekatan visual untuk yang lebih besar dari utilitasPendekatan visual untuk yang lebih besar dari utilitas 500500 700700 1.0001.000 5
5 Pendekatan tak presisi untuk utilitasPendekatan tak presisi untuk utilitas 500500 800800 1.0001.000 6
6 Pendekatan visual untuk utilitasPendekatan visual untuk utilitas 250250 450450 1.0001.000
Panjang daerah bebas rintangan ditentukan oleh jarak yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian 50
Panjang daerah bebas rintangan ditentukan oleh jarak yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian 50
kaki untuk permukaan pendekatan yang memadai
kaki untuk permukaan pendekatan yang memadai Sumber:Sumber: Administrasi Penerbangan Federal [6] Administrasi Penerbangan Federal [6]
Horonjeff & McKelvey; 1988; 217Horonjeff & McKelvey; 1988; 217
landasan pacu
daerah pendekatan menurut FAR, bag. 77
RENCANA GUNA LAHAN SEKELILING
BANDARA
Penggunaan lahan yang berkaitan dengan penerbangan meliputi: landasan pacu, landas hubung (taxiway), apron, bangunan terminal, tempat parkir, tempat pemeliharaan.
Penggunaan lahan yang tidak berkaitan dengan penerbangan meliputi: tempat rekreasi, industri, dan kegiatan perdagangan.
Rencana guna lahan sekeliling bandara merupakan bagian
penting dari suatu rancangan induk bandara.
Guna lahan di sekeliling bandara harus menjamin bahwa
kegiatan-kegiatan tersebut tidak mengganggu operasi pesawat terbang, peralatan komunikasi dan alat-alat bantu navigasi.
Penggunaan lahan jenis pertanian tertentu diperbolehkan
sepanjang kegiatan itu tidak mengndang datangnya burung.
Penggunaan lahan di luar bandara adalah untuk mengurangi
pengaruh buruk kebisingan.
[Horonjeff & McKelvey; 1988, 166-168]
Guna lahan pada jalur landasan pacu harus cukup aman
apabila dibutuhkan dalam kondisi darurat/terpaksa.