BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemandirian Belajar
1. Pengertian Kemandirian Belajar
MenurutDesmita (2009)otonomi adalah kebebasan individu manusia untuk memilih, untuk menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai dan menentukan diri sendiri.Desmita juga mendefinisikan otonomi atau kemandirian sebagai “the ability to govern and regulate one’s own thought, feelings, and actions freely and responssibly while overcoming
feelings of shame and double”. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
kemandirian atau otonomi adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan, dan tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan malu dan keraguan-keraguan.Hal ini menurut Desmita menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego, yaitu merupakan perkembangan ke arah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri.
Jadi kemandirian dapat disimpulkan sebagai kemampuan seseorang untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan, dan tindakan sendiri secara bebas serta selalu berusaha tanpa bantuan dari orang lain.
yang baru melalui sekolah dan lingkungan sekitarnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan, dan tindakan sendiri secara bebas serta selalu berusaha tanpa bantuan dari orang lain sebagai suatu perubahan tingkah laku yang baru melalui sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Menurut Desmita (2009) kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan-keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Desmita (2009) juga menyatakan bahwa kemandirian mengandung pengertian, yaitu:
Suatu kondisi di mana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju
demi kebaikan dirinya sendiri.
Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah
yang dihadapi.
Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya. Bertanggung jawab atas apa yang dilakukanya.
Karakteristik kemandirian menurut Desmita adalah sebagai berikut:
Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan.
Cenderung bersikap realistik dan objektif terhadap diri sendiri dan
Toleran terhadap ambiguitas.
Peduli akan pemenuhan diri (self-fulfilment).
Sadar akan adanya saling ketrgantungan dengan orang lain.
Mampu mengekspesikan perasaan dengan penuh keyakinan dan
keceriaan.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa indikator kemandirian belajar adalah sebagai berikut:
a. Memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya sendiri. b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah
yang dihadapi.
c. Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya. d. Bertanggung jawab atas apa yang dilakukanya
2. Upaya Mengembangkan Kemandirian Belajar
diri pada orang lain. Kemandirian muncul dan berfungsi ketika peserta didik pada posisi yang menuntut suatu tingkat kepercayaan diri.
Selanjutnya Desmita (2009) memaparkan bahwa kemandirian adalah kecakapan yang berkembang sepanjang kehidupan individu yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman dan pendidikan.
Oleh sebab itu pendidikan di sekolah perlu melakukan upaya-upaya pengembangan kemandirian peserta didik, diantaranya:
1) Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis, yang memungkinkan anak merasa dihargai
2) Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan dalam berbagai kegiatan sekolah
3) Memberi kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan, mendorong rasa ingin tahu mereka
4) Penerimaan positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak, tidak membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lain
5) Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak
B. Prestasi Belajar Matematika 1. Pengertian Belajar Matematika
penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan niai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru.
Selanjutnya menurut Aunurrahman (2011) merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya. Dan Aunurrahman mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian, atau suatu pengertian. Aunurrahman juga mengatakan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Dalam pengertian yang umum dan sederhana, belajar seringkali diartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh pengetahuan. Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap (Aunurrahman : 2011).
matematika”.Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informsi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini(BSNP: 2006).Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah penguasaan pengetahuan dan
keterampilan matematika yang diukur dengan menggunakan tes.
C. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 1. Pengertian Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning (PBL) pertama kali diperkenalkan pada
awal tahun 1970-an di Universitas MC Master Fakultas Kedokteran Kanada, sebagai suatu upaya menemukan solusi dalam diagnosis dengan membuat pertanyaan-pertanyaan sesuai situasi yang ada.
pemecahan masalah yang ditunjukan untuk memperoleh pengetahuan atau konsep yang esensial dari bahan pelajaran.
2. Tahap-Tahap Pembelajaran PBL
Menurut Kunandar (2007) pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mempunyai lima tahap utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah yang diakhiri dengan penyajian dan analisa hasil kerja siswa. Kelima tahapan tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tahap-Tahap Pembelajaran PBL
Tahapan Aktivitas guru
Tahap 1:
Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan perangkat yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas penyelesaian masalah yang dipilihnya.
Tahap 2:
Mengorganisir siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisirkan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tahap 3
Membimbing penyelidikan individual dan kelompok
Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan serta pemecahan masalahnya Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa untuk merencankan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka untuk berbagi tugas dan temannya.
Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses yang digunakan.
Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta menjelaskan model pembelajaran yang aka dilaksanakan. Pada kesempatan ini guru juga memotivasi siswa selain itu guru mengajukan masalah kontekstual dan meminta siswa mencermati masalah tersebut. Selanjutnya guru mengemukakan ide dan teori yang digunakan dalam memecahkan masalah.
2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pada tahap ini siswa dikelompokan dalam kelompok kecil berdasarkan kemampuan. Kriteria kemampuan dilihat dari hasil UAS semester 1 sehingga satu kelompok terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk mengkaji, merinci, dan menganalisis masalah yang diberikan. Secara tidak langsung pembagia kelompok ini akan memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang mampu dalam menganalisa suatu masalah. 3) Melakukan penyelidikan individual maupun kelompok
pertanyaan yang dapat dipikirkan siswa dan memberikan berbagai informasi yang diperlukan siswa untuk penyelesaian awal karena masih harus didiskusikan pada tahap berikutnya.
4) Mengembangkaan menyajikan hasil karya
Pada tahap ini guru menyuruh salah seorang dari anggota kelompokuntuk mempresentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dan guru membantu siswa jika mengalami kesulitan. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui kemampuan percaya diri siswa dan penguasaan siswa terhadap materi yang dibeikan.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Tahap akhir pembelajaran Problem Based Learning (PBL), guru membantu menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir siswa pada pembelajaran yang telah dilampaui. Sedangkan siswa menyusun kembali hasil pemikiran dan kegiatan yang dilampaui pada setiap tahap pembelajaran dan guru membimmbing menyimpulkan pelajran serta memberikan saran kepada siswa untuk belajar dirumah.
3. Ciri-ciri Pembelajaran PBL
Menurut Kunandar (2007) ciri-ciri pembelajaran PBL adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan pertanyaan atau masalah
penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata yang autentik, menghindari jawaban sederhana dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.
b. Berfokus Pada Keterkaitan Antara Disiplin Ilmu
Meskipun pengajaran PBL mungkin berpusat pada pembelajaran tertentu, masalah yang telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa bisa meninjau dari banyak mata pelajaran.
c. Penyelidikan Autentik
Penyelidikan yang diperlukan dalam pembelajaran berbasis masalah bersifat autentik. Selain itu, penyelidikan diperlukan untuk mencari penyelesaian masalah yang bersifat nyata. Siswa menganalisis dan merumuskan masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan informasi, melaksanakan eksperimen, membuat kesimpulan, dan menggambarkan hasil akhir.
d. Menghasilkan Hasil Karya dan memamerkannya
4. Kelebihan Pembelajaran PBL
Menurut Abuddin (2008) kelebihan PBL antara lain: a) dapat membuat pendidikan sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, b) dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, yang selanjutnya dapat mereka gunakan pada saat menghadapi masalah yang sesungguhnya di masyarakat kelak, c) dapat mengrangsang pengembangan kemampuan berpikir secara kreatif dan menyeluruh.
5. Kelemahan Pembelajaran PBL
Menurut Abuddin (2008) pembelajaran PBL juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu a) sering terjadi kesulitan dalam menemukan permasalahan yang sesuai dengan tingkat berpikir para siswa; b) sering memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional; c) sering mengalami kesulitan dalam perubahan kebiasaan belajar dari semula belajar dengan mendengar, mencatat dan menghafal informasi yang disampaikan guru, menjadi belajar dengan cara mencari data, menganalisis, menyusun hipotesis, dan memecahkan sendiri. 6. Pelajaran Matematika pada Pokok Bahasan Segiempat
Pada mata pelajaran matematika SMP/MTs kelas VII semester 2 pokok bahasan segiempat meliputi :
Standar kompetensi :
Kompetensi Dasar :
6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segi empat serta menggunakan dalam pemecahan masalah.
7. Kerangka Berpikir Indikator yang dicapai:
a. Memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya sendiri.
b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
c. Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya. d. Bertanggung jawab atas apa yang dilakukanya.
Berdasarkan obervasi indikator-indikator diatas dinyatakan rendah.
Prestasi belajar masih rendah
Diberi perlakuan melalui pembelajara PBL,adapun langkah-langkah pembelajaran PBL adalah :
Tahap - 1 : Mengorientasi siswa pada masalah. Tahap - 2 : Mengorganisir siswa untuk belajar.
Tahap - 3 : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Tahap - 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Tahap - 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Metode pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan kemandirian belajar dan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP N 1 Rawalo adalah metode pembelajaran PBL. Menurut Abuddin (2009) Problem Based Learning adalah salah satu model pembelajaran yang
melaksanakan rencana penyelesaian masalah, dalam hal ini menjadi siswa dapat perpikir rasioanal, karena siswa dapat mengungkapkan hasil pemikiranya masing-masing. Melakukan evaluasi proses pemecahan masalah digunakan strategi guru membantu menganalisis dan mengevaluasi dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan sehingga siswa dapat menyimpulkan dari hasil yang diperoleh, dalam hal ini siswa mempunyai keterampilan mengelaborasi karena siswa mampu memperkaya dan mengembangkan gagasannya dari diri sendiri, guru maupun temannya.
Berdasarkan penjelasan diatas maka diharapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemandirian belajar dan prestasi belajar matematika siswa kelasVII G SMP N 1 Rawalo.
8. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir diatas maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Dengan menggunakan model pembelajaranPBL(Problem Based Learning) kemandirian belajarpada siswa SMP N 1 Rawalo dapat
ditingkatkan.
2) Dengan menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) prestasi belajar pada siswa SMP N 1 Rawalo dapat