• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN QALBU DALAM PEMBENTUKAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN SISWA (STUDI DI SMK ALAM KENDAL, DAN SMK ASKHABUL KAHFI SEMARANG) Tahun Pelajaran 20162017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN QALBU DALAM PEMBENTUKAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN SISWA (STUDI DI SMK ALAM KENDAL, DAN SMK ASKHABUL KAHFI SEMARANG) Tahun Pelajaran 20162017"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN QALBU

DALAM PEMBENTUKAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN

SISWA

(STUDI DI SMK ALAM KENDAL, DAN

SMK ASKHABUL KAHFI SEMARANG)

Tahun Pelajaran 2016/2017

oleh : SYAIFUL HADI

NIM. M1.13.019

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negeri yang penduduknya mayoritas muslim, Nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang sering disebut dengan budaya ketimuran sesungguhnya memiliki sejumlah tata nilai yang baik dan dapat menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Terlebih lagi kalau di dasari atas nilai-nilai agama yang sangat lengkap dan sempurna. Namun, budaya yang datang dari barat akibat globalisasi membuat nilai-nilai itu lambat laun terus terkikis. akhlak di kalangan anak didik telah terkikis dan menipisnya moral seperti rayap yang terus menggerogoti setiap kayu yang menjadi perusak bagi penyangga bangsa ini. Tampak ada gejala di kalangan anak muda khususnya, bahkan juga pada orang tua yang menunjukkan bahwa mereka mengabaikan nilai-nilai akhlak mahmudah dan etika moral dalam tatakrama pergaulan, padahal hal tersebut sangat diperlukan dalam suatu masyarakat yang beradab. Jika diperhatikan fenomena yang terjadi di sekitar masyarakat saat ini, seolah-olah orang bebas berbuat apa saja sesuai dengan kehendaknya, seperti perkelahian masal, penjarahan, pemerkosaan, pembajakan kendaraan umum, penghujatan, perusakan tempat ibadah, lembaga pendidikan, kantor-kantor pemerintahan dan sebagainya, yang menimbulkan keresahan pada masyarakat itu sendiri.

(8)

meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan kecerdasan dan bantuan teknologi seharusnya manusia yang hidup di zaman modern ini menjadi lebih bijak dan arif, tetapi dalam kenyataannya banyak manusia yang kualitas kemanusiaannya lebih rendah dibandingkan kemajuan berpikir dan teknologi yang dicapainya. Akibat dari ketidakseimbangan itu lambat laun akan menimbulkan gangguan mental. Dan sebagai akibat dari sikap hipokrit

yang berkepanjangan, maka manusia modern akan mengalami kecemasan, kesepian, kebosanan, perasaan gelisah dan takut serta perilaku menyimpang merupakan wujud dari aktivitas mental yang tidak sehat atau mengalami gangguan mental.1

Salah satu dampak yang ditimbulkan dalam realitas kehidupan manusia masa kini adalah munculnya berbagai gangguan psikologis seperti depresi. Gangguan depresi ini terjadi akibat adanya suatu kesedihan yang sangat mendalam. Perasaan tersebut muncul karena kecewa mengalami situasi yang sama sekali tak terduga dan tak diharapkan terjadi dalam hidupnya. Hal ini tidak hanya terjadi pada kalangan masyarakat miskin tetapi juga banyak terjadi pada masyarakat pekerja professional karena mereka menjadi tidak berdaya di atas kemampuannya sendiri.2

1 Tamama Rofiqah, “Upaya Mengatasi Gangguan Mental Melalui Terapi Zikir,” Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 1, No.1, 2013, 2, e-joernal on-line. Melalui http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index,php/jurnalpai/article/view/7.html[01/07/17].

2 Ahmad Razak, Mustafa Kamal Mokhtar,Wan Sharazad Wan Sulaiman,

Terapi Spiritual

(9)

Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi krisis akhlak tersebut agar tidak berkepanjangan. Hal yang paling penting untuk mengatasi berbagai masalah tersebut adalah pendidikan, baik yang dilakukan di rumah, sekolah maupun pesantren.

Pendidikan sangat berpengaruh besar dalam mengubah sikap mental dan perilaku manusia. Dengan Pendidikan perilaku-perilaku negatif yang terjadi di masyarakat dapat di minimalisir, baik pendidikan dengan jalur formal seperti sekolah ataupun nonformal seperti pesantren, atau memadukan keduanya. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang di arahkan kepada pembinaan dan pengembangan seluruh aspek kepribadian manusia yang seutuhnya, yakni manusia yang kaafah.3

Di samping problematika akhlak dan moral, pengangguran dan kemiskinan di Indonesia menjadi tambahan masalah yang tidak ada habisnya. Jumlah siswa putus sekolah dan penganguran terdidik juga menambah parah terpuruknya ekonomi di Indonesia. Tiap tahunnya, perguruan tinggi ikut menyumbangkan alumni yang tidak terserap oleh lapangan pekerjaan. Belum lagi siswa menengah yang drop out atau tidak melanjutkan sekolah. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah menumbuh kembangkan semangat dan motivasi untuk berwirausaha. Pendidikan kewirausahaan bukan hanya dirasa perlu tapi wajib diberikan pada masyarakat baik dibangku pendidikan dasar, menengah sampai

3 Sri Wahyunita, Analisis Peranan Aplikasi Manajemen Qalbu terhadap Penerapan

(10)

perguruan tinggi dalam rangka membentuk jiwa wirausaha yang handal dan unggul.

Sedangkan Perkembangan teknologi dan informasi membawa perubahan yang sangat besar bagi kehidupan di desa maupun di perkotaan khususnya. Perubahan cara hidup akibat dari dinamika interaksi di dalam kehidupan masyarakat dan tuntutan kebutuhan ekonomi semakin besar sedangkan lapangan pekerjaan semakin sempit. Walaupun kekayaan sumber daya alam yang besar belum mampu mengelola dengan maksimal, dan para pemuda mengalami banyak pengangguran akibat minimnya pengetahuan dan keterampilan.

Peran pemuda dalam membangun bangsa akan menjadi prioritas utama. Sebab, kedepannya bangsa ini akan disibukkan dengan rekayasa sosial yang didalamnya membutuhkan keampuhan dan kehebatan para pemuda Indonesia untuk menghadapinya. Kehebatan teknologi, informasi dan perkembangan ekonomi akan menjadi bagian yang teramat penting bagi pembenahan pemuda kedepannya agar siap menghadapi semua permasalahan bangsa. Nilai harmonisasi bangsa akan terjaga dengan baik jika dikelola oleh pemuda yang cerdas dan terdidik oleh bangsanya sendiri. Pluralisme yang ada di Indonesia bisa menjadi salah satu identitas tersendiri dalam melahirkan nilai-nilai persatuan.

(11)

terjebak kasus narkoba, tawuran, perkelahian, gerakan radikalisme, seks bebas, dan berbagai macam perilaku menyimpang lainnya.

Pemuda adalah ujung tombak dan tulang punggung bagi keberlanjutan masa depan bangsa Indonesia. Suatu bangsa yang besar dan dapat bertahan secara berkelanjutan karena ada pemuda yang menggerakkan perubahan dan melakukan tindakan yang positif dan kreatif untuk kemajuan bangsa. Ironisnya, banyak pemuda mulai terjebak dalam berbagai kegiatan yang kontra produktif dan kurang memiliki kualitas dan daya saing untuk memajukan bangsa. Salah satu kontribusi terkait dengan problematika bangsa juga disebabkan oleh perilaku pemuda dan generasi muda yang tidak bertanggung jawab. Ketidakpedulian terhadap lingkungan di sekitar, kurang memahami makna toleransi dan keberagaman, cenderung eklusif telah membawa generasi muda jatuh dalam persoalan dan problematika remaja masa kini. Untuk itu, penguatan materi dan orientasi terhadap wawasan pemuda terhadap situasi bangsa dan perkembangan kepemudaan sekarang ini perlu dilakukan dan dengan memberikan pertanyaan kritis terhadap generasi muda akan memberikan stimulus untuk memiliki daya kritis dan nalar yang baik terhadap posisi dan eksistensi pemuda ke depan.

(12)

individualisme yang tinggi.4 Sedangkan masalah karakter atau sikap adalah masalah yang hangat krusial menyebabkan umat Islam tertinggal dalam mengemban tanggung-jawabnya sebagai generator peradapan dunia. Karakter yang lemah (seperti rasa tidak percaya diri, tidak mandiri, malas dan lain-lain) itu tidak akan dapat membuat kemajuan, menggalang kekuatan dan potensi umat, bahkan menjadikannya seperti karakter buruk yaitu egois, serakah, materialistik, dan licik. Maka peran lembaga Sekolah, khususnya Setiap lembaga SMK berlomba bagaimana mempersiapkan para lulusannya mampu bersaing di dunia kerja, untuk mengurangi pengangguran dan menanggulangi kemiskinan agar ekonomi masyarakat tumbuh berkembang menuju masyarakat yang sejahtera. Tetapi sedikit lembaga Pendidikan yang mempersiapkan para lulusannya dengan karakter kemandirian dengan berproses pada pengelolaan hati sebagai kendali utamanya. Dan banyak para lulusan di tingkat SMK yang mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, tetapi sering mengesampingkan pengelolaan hati. Sehingga terjadi ketidakpuasan diri merasa kurang akan hasil yang sudah didapatkan karena tidak mampu mencukupi segala keinginan. Ketidakpuasan diri akan hasil memunculkan masalah baru, di antaranya mogok kerja untuk meminta kenaikan upah, memanipulasi data untuk meningkatkan jabatan, dan berbagai macam masalah yang ditimbulkan.

4 Enung Asmaya, Aa Gym Dai Sejuk dalam Masyarakat Majemuk, Bandung:Hikmah, 2003,

(13)

Adapun bagi para lulusan SMK yang memilih untuk berwirausaha secara mandiri, tetapi tanpa memiliki karakter kemandirian dan mengefektifkan hatinya akan mengalami kegelisahan, kehampaan dan ketidaktenteraman hidup. Hati adalah amanah yang harus di jaga dengan penuh kesungguhan, karena kesuksesan dan kemuliaan hanyalah milik orang yang berhati bersih. Dan orang yang berhati bersih itulah yang akan melaksanakan segala ibadah kebaikan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan.5 Di sebabkan setiap diri manusia belum tentu bisa menjaga dan mengembangkannya. Hati inilah potensi yang bisa melengkapi otak cerdas dan tubuh yang kuat menjadi mulia. Dengan hati yang bersih pikiran pun jadi jernih, semangat kian gigih dan prestasi mudah diraih. Dengan hati yang bersih, menjalankan segala aktivitas akan menjadi ikhlas. Saat hati sudah ikhlas maka, dalam melaksanakan semua usaha dengan penuh kejujuran, amanah, dan dilaksanakan sampai tuntas.

Di dalam Al Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 28 :

(14)

28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.6

Sehingga peran al Qur’an sangatlah penting sebagai pedoman pokok dan sumber utama bagi manusia. Al Qur’an sebagai sumber agama yang

telah di nyatakan sempurna mengandung pengertian, bahwa Al Qur’an

mampu memberikan jawaban terhadap berbagai problematika kehidupan manusia sepanjang masa. Banyak masyarakat yang mengalami kesuksesan dalam bekerja maupun dalam berbisnis atau berwirausaha, tetapi banyak pula yang mengalami kegersangan jiwa, kekosongan hati dan menjadikan kehidupannya menjadi hampa. Kegelisahan sering datang tak berujung karena dalam melaksanakan aktifitasnya lepas dari kontrol qalbu yang sehat.

Dari uraian di atas merupakan hal yang melatarbelakangi serta mengantar kepada penulis untuk membahas bagaimana para lembaga pendidikan di tingkat SMK mampu mensinergikan Manajemen Qalbu

dengan kemandirian wirausaha siswa dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul : Implementasi Prinsip-prinsip Manajemen Qalbu Dalam dalam Pembentukan Mental Kewirausahaan Siswa (Studi di SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang) Tahun Pelajaran 2016/ 2017.

6 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahannya Juz 1-30,

(15)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep Manajemen Qalbu pada SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang dalam pembentukan mental kewirausahaan?

2. Bagaimana implementasi prinsip-prinsip Manajemen Qalbu dalam pembentukan mental kewirausahaan SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang pada siswa ?

3. Bagaimana capaian-capaian Manajemen Qalbu dalam pembentukan mental kewirausahaan SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang pada siswa ?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mendeskripsikan konsep Manajemen Qalbu SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang.

b. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan Manajemen Qalbu SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang dalam membentuk kemandirian wirausaha siswa.

(16)

2. Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan keilmuan dunia pendidikan melalui implementasi prinsip-prinsip Manajemen Qalbu dalam pembentukan mental kewirausahaan di SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang.

b. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan langkah-langkah dalam melaksanakan konsep Pembelajaran dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip Manajemen Qalbu sebagai pembentukan pribadi unggul yang mampu menjadi pengusaha jujur, amanah dan rahmatan lil ‘alamin.

Serta sebagai materi pokok dalam mata pelajaran Kewirausahaan D. Kajian Pustaka

Untuk memperoleh informasi penelitian tentang Implementasi Manajemen Qalbu sebagai konsep pembentukan kemandirian wirausaha dan untuk mengetahui masalah apa saja yang belum diteliti dan yang perlu dikembangkan, maka perlu dilakukan kajian pustaka dari tulisan-tulisan yang membahas masalah tersebut.

Dalam Jurnal Pendidikan Agama Islam yang ditulis oleh M Faizin

(17)

beratkan pada implementasi manajemen qalbu sangat signifikan perannya

dalam meningkatkan intelektualitas dan religiusitas bagi guru.7

Dalam Jurnal Ilmu-ilmu Agama Islam dan Kebudayaan yang ditulis oleh Huzni Thoyyar dengan judul Pengembangan Qalbu (Hati) Melalui Pendekatan Multiple Intelligence bahwa qalbu tidak hanya di artikan secara fisik berupa segumpal daging berbentuk lonjong terletak dalam rongga dada sebelah kiri, tetapi juga dalam artian metafisik dinyatakan sebagai karunia Allah SWT yang halus. Dan dalam tulisannya menjelaskan bahwa qalbu adalah hati nurani yang akan melahirkan karakter, kepribadia, dan watak seseorang.8

Menurut penulis, tesis yang disusun oleh Puspo Nugroho dengan judul Implementasi Pendidikan Berbasis Akhlaq sebagai Pendidikan Karakter Dalam Pengembangan Kompetensi Kepribadian Mahasiswa Calon Guru PAI STAIN Salatiga Tahun Akademik 2013-2014. Pada penelitian ini di titik beratkan pada implementasi akhlaq dalam pengembangan kepribadian bagi calon Guru STAIN Salatiga.9

Tesis yang disusun oleh Siddiqoh dengan judul Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah

7 M. Faizin, Peran Manajemen Qalbu bagi Pendidik, Jurnal Pendidikan Agama Islam

(Journal of Islamic Education Studies), vol 1, no 1, 2013, e-journal on-line. melalui

http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index.php/jurnalpai/article/view/7.html[12/27/16].

8 Huzni Thoyyar, Pengembangan Qalbu (Hati) Melalui Pendekatan Multiple Intelligence,

Jurnal Ilmu-ilmu Agama Islam dan Kebudayaan, vol. 1, no. 1, 2009, e-journal on-line melalui https://www.scribd.com/document/52393913/pengembangan-qalbu. html[12/27/16].

9 Puspo Nugroho, Implementasi Pendidikan Berbasis Akhlaq sebagai Pendidikan Karakter

(18)

dan Manajemen Pembelajaran Guru MI Se-Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2014. Pada penelitian ini di titik beratkan pada pemahaman guru tentang pendidikan karakter untuk pembentukan akhlak mulia dan pembiasaan perilaku baik pada peserta didik.10

Sedangkan tesis yang ditulis oleh Umi Tsaqief Soraya dengan judul Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Keluarga dan Pembiasaan dalam Pembelajaran PAI di Madrasah untuk Membangun Karakter Siswa (Studi Kasus pada MI Muhammadiyah Plus Kalibening kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Tahun 2016). Penelitian ini menitikberatkan proses pencapaian peserta didik yang berkarakter,unggul dalam prestasi, relegius dan disiplin.11

Dengan beberapa kajian di atas maka peneliti lebih menitikberatkan pada penelitian konsep SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi dalam Implementasi prinsip-prinsip manajemen qalbu dalam pembentukan mental kewirausahaan siswa (Studi di SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang) Tahun Pelajaran 2016/2017.

10Siddiqoh, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan Kepala

Madrasah dan Manajemen Pembelajaran Guru MI Se-Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

Tahun 2014”, Tesis,Salatiga: STAIN Salatiga, 2014.

11 Umi Tsaqief Soraya, “Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Keluarga dan Pembiasaan dalam

(19)

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian lapangan (field research). Jenis penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu objek tertentu dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus.12 Dalam hal ini penulis akan mendatangi dan mengamati SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang melalui interaksi secara langsung (berkunjung,telpon,SMS,email) untuk mempelajari profil Sekolah, kebiasaan dan berbagai kegiatan yang berkenaan dengan praktik Efektifitas Manajemen Qalbu dalam membentuk kemandirian Siswa. 2. Pendekatan Penelitian

Penelitian deskriptif kualitatif yakni bentuk penelitian yang menganalisis data dengan berpijak pada fenomena-fenomena yang ada kemudian dikaitkan dengan teori atau pendapat yang telah ada.13 Bersifat deskriptif karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil analisis itu berupa deskriptif dari gejala-gejala yang diamati.14 Studi yang dikembangkan dalam penelitian ini akan dilakukan dengan studi kepustakaan, studi lapangan, dan studi kasus.

12 Hamdan Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 1995, 72.

13 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, cet. IX, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013, 72.

14 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia,

(20)

Dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan berbagai situasi SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang dengan keunikan kegiatannya secara sistematis dan karakteristik yang sesuai dengan keadaan objek sebenarnya.

3. Lokasi Penelitian

Adapun Lokasi penelitian akan dilakukan di tiga tempat; yaitu SMK Alam Kendal yang beralamat di Desa Limbangan Rt 03 Rw 08, Kecamatan Limbangan, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang beralamat di Desa Polaman, Kecamatan Mijen, Kota Semarang 4. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat mengenai obyek penelitian, maka penulis akan menggunakan ciri khas penelitian kualitatif dan kuantitatif, yaitu melalui hasil angket, wawancara, pengamatan, dan dokumentasi.

a. Wawancara atau interview

Wawancara dilakukan dengan narasumber Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran Kewirausahaan, Wali Murid, dan Siswa kelas XI.

b. Pengamatan (observasi)

(21)

c. Dokumentasi

Pengumpulan dokumen kegiatan, berupa buku, notulen rapat, agenda dan foto wirausaha yang sudah dilakukan oleh siswa kelas XI. d. Angket

Pengumpulan data berupa butir-butir pertanyaan secara tertulis untuk di jawab oleh siswa kelas XI

5. Operasional Penelitian

Untuk mengidentifikasikan dan mengukur data dirumuskan indikator sebagai berikut :

a. Indikator Manajemen Qalbu yang akan di capai sebagai berikut : Perilaku Jujur, Perilaku Tanggungjawab, Ma’rifatullah, Perilaku Sabar, Perilaku Ridlo, Perilaku Tawakal, Perilaku Amanah, Perilaku Sidiq, Perilaku Komitmen, Perilaku Optimis.15

b. Indikator mental Kemandirian dalam wirausaha yang akan dicapai sebagai berikut : mandiri, Progam Wirausaha, Laporan berkala, Konsisten dalam Wirausaha, Keputusan secara Cepat dan Tepat, Ketekunan, Keuletan, Masalah dalam Wirausaha, Kreatif, Inovatif,

Komunikatif, Mengambil Resiko, Peningkatan Prestasi, Kerjasama tim, Etos Kerja, Inisiatif, Berorentasi Masa Depan.16

15 Abdullah Gymnastiar, Jagalah Hati : MQ For Begenners, Bandung:, MQS Publishing,

2004, 2-3

16 Imam Machali dan Muhajir, Pendidikan Karakter (Pengalaman Implementasi

(22)

6. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data yang ada dengan menggunakan prinsip-prinsip deskriptif.17 Aktifitas dalam analisis data pada penelitian ini terdiri dari empat komponen yang saling berinteraksi, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

a. Pengumpulan data

Merupakan proses pencarian data yang dilakukan dengan jalan pengamatan/observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari catatan tersebut peneliti perlu membuat catatan refleksi yang merupakan catatan dari peneliti sendiri berisi komentar, kesan, pendapat, dan penafsiran terhadap fenomena yang ditemukan.

b. Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan, perumusan, perhatian pada penyederhanaan atau menyangkut data dalam bentuk uraian (laporan) yang terinci sistematis, pada pokok-pokok yang penting agar lebih mudah dikendalikan. Laporan. Kegiatan ini merupakan proses seleksi/pemilahan, pemfokusan/ pemusatan perhatian, penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan.

17 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi

(23)

c. Penyajian data

Sajian data adalah mengorganisasikan data yang sudah direduksi. diberikan dalam bentuk narasi kalimat yang disusun secara logis dan sistematis mengacu pada rumusan masalah. Sajian data yang disampaikan berupa table dan analisis dari data pada table tersebut yang berupa narasi. Hal ini dimaksudkan agar pembaca penelitian ini dapat memahami isi penelitian dengan lebih jelas.

d. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

(24)

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang detail dan menyeluruh serta agar mudah dipahami, tesis ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini menguraikan beberapa hal pokok mengenai Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kajian Pustaka, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Bab II Landasan Teori menguraikan tentang prinsip-prinsip Manajemen Qalbu dan Mental Kewirausahaan

Bab III Mendeskripsikan profil SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang, Konsep dan implementasi Manajemen Qalbu SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang.

Bab IV Mendeskripsikan Hasil, Evaluasi dan Capaian-Capaian Manajemen Qalbu pada mata pelajaran kewirausahaan SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi yang meliputi pelaksanaan, implementasi serta manfaat Manajemen Qalbu pada mata pelajaran Kewirausahaan Siswa.

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajemen Qalbu

1. Pengertian Manajemen Qalbu

Manajemen secara sederhana berarti pengelolaan atau pentadbiran. Artinya sekecil apapun potensi yang ada apabila dikelola dengan tepat, akan dapat terbaca, tergali, tertata, dan berkembang secara optimal.

Adapun qalbu adalah hati nurani atau lubuk hati yang paling dalam. Hati adalah tempat bersemayannya niat, yakni yang menentukan nilai perbuatan seseorang berharga ataukah sia-sia, mulai atau nista.18

Qalbu adalah sentral penentu baik buruknya diri (self) manusia.Pada area qalbu terdapat empat lapisan. Lapisan pertama adalah shadar, yaitu suatu tempat dimana terjadinya tarik-menarik antara kutub kebaikan dan kutub kefasikan. Allah berfirman dalam AL-Qur’an QS.91: A.8 yang berbunyi: Terjemahnya: Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan.

Lapisan kedua adalah qalbu, yaitu tempat memancarnya cahaya imaniah.Lapisan ketigaadalah fuad, yaitu wilayah qalbu yang lebih dalam tempat dimana terpancarnya cahaya ma’rifah. Sedangkan

18 Abdullah Gymnastiar, Jagalah Hati : MQ For Begenners, Bandung:, MQS Publishing,

2004, xvi

(26)

lapisan yang paling dalam adalah lubb, yaitu merupakan pusat kekuatan spiritual manusia karena di sinilah tersimpan kekuatan ilahiyah (spiritual power). Apabila kutub kebaikan lebih kuat pada lapisan pertama (shadar) maka praktis qalbu (cahaya imaniah) dan

fuad (cahaya makrifah) semakin bersinar.Ini mengindikasikan bahwa

qalbu manusia sehat (Qalbun salim). Qalbu yang sehat menyebabkan cara berpikir (akal) manusia menjadi baik pula dan secara otomatis perilakunya menjadi terarah dan terkontrol dengan baik.19

Berbijak pada beberapa definisi di atas, maka qalbu bisa membawa manfaat juga mudarat tergantung pada bagaimana kita mengelolanya.

Pertama qalbun mayyit (hati yang mati) adalah hati yang tidak mengenal tuhannya dan tidak beribadah kepada-Nya dengan menjalankan perintah dan apa-apa yang di ridlai oleh-Nya.

Kedua, qobun maridh (hati yang sakit), yaitu yang hidup namun mengandung penyakit. Hati yang memiliki potensi untuk

mahabbatullah (mencintai Allah) dan juga mencintai nafsu ammarah, sehingga melahirkan sikap penyesalan atas perilaku yang dilakukannya (nafsu lawwamah). Ciri-ciri qalbun maridh ini adalah hadirnya iman, keihklasan, dan sifat baik lainnya dalam satu segi

19 Ahmad Razak, Mustafa Kamal Mokhtar,Wan Sharazad Wan Sulaiman,

Terapi Spiritual

(27)

kehidupan, tetapi juga ikut berperan rasa tamak untuk meraih kesenangan dan mementingkan kehidupan dunia.

Ketiga, qalbun salim (hati yang selamat), yaitu hati yang selamat dari nafsu yang menyalahi perintah Allah, selamat dari subhat dan kesalahpahaman yang bertentangan dengan kebaikan serta selamat dari penghambaan selain Allah. Ciri-ciri qalbun salim ini adalah memiliki sikap keikhlasan yang menyeluruh dalam perilakunya, cinta dan bencinya karena Allah, memberi dan melarangnya karena Allah.

Firman Allah dalam Al qur’an surat as-Syu’ara ayat 87-89 yang artinya :”dan janganlah Engkau hinakan aku di hari mereka

dibangkitkan, yaitu di hari harta dan anak laki-laki tidak berguna,

kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang

bersih”.

(28)

yang bersih. Karena hati adalah potensi yang bisa melengkapi otak cerdas dan badan kuat menjadi mulia. Dengan kebersihan hati inilah otak akan lebih cerdas ide lebih brilian, gagasan lebih cemerlang dan bertindakpun lebih semangat.20

2. Dasar-dasar Manajemen Qalbu

Manajemen qalbu merupakan upaya mengatur hati dengan jalan berlatih secara terus-menerus (berkesinambungan) bagaimana hati mensikapi segala persolaan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Manajemen qalbu memiliki tujuan yang ingin di capai yaitu niat dan perbuatannya akan bernilai mulia yang dapat dipertanggungjawabkan di dunia maupun di akhirat. dalam pelaksanaannya, manajemen qalbu memerlukan perpaduan antara ilmu dengan seni, yaitu memahami ilmu hati dan memiliki seni untuk menerapkannya. Bagaimana hati dapat menyikapi persoalan hidup, ketika mendapatkan musibah, ketika mendapatkan kenikmatan, ketika sedih, dan ketika ditimpa susah. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka di perlukan proses pelatihan dan pembiasaan yang sistematis dan berkesinambungan.

Adapun visi manajemen qalbu adalah menyatukan dimensi zikir, pikir, dan ikhtiar. Dimensi dzikir sangat menekankan keikhlasan dan ketawakalan. Sedangkan dimensi pikir amat menegaskan pentingnya rasionalitas dalam setiap pemikiran dan tindakan. Sementara dimensi

20 Nurotun Mumtahanah,Inovasi Pendidikan Akhlak Berbasis Manajemen Qalbu

(29)

ikhtiar menfokuskan pada etos kerja yang tak mengenal lelah dan pasrah.21

Zikir secara sederhana di artikan “ingat”. Ingat ada kalanya dengan hati atau dengan lidah, ingat dari kelupaan dan ketidaklupaan, serta sikap senantiasa menjaga sesuatu dalam ingatan. Istilah zikir atau zikr Allah dalam Islam secara umum diartikan “mengingat Allah” atau

“menyebut asma Allah”. Allah berfirman ,”Dan ingatlah kepada

Tuhanmu jika kamu lupa” (QS. Al kahfi [18]: 24). Ketika seseorang ingat kepada Allah berarti ia merasakan kehadiran Allah dalam kehidupannya, dan sebaliknya menjauhkan diri dari lupa kepada-Nya. Zikir adalah tiang penopang yang sangat kuat di jalan menuju Allah.22 Zikir dapat dikelompokkan menjadi empat bentuk :

Pertama, zikir qalbiyah atau zikir hati adalah merasakan kehadiran Allah. Jika hendak melakukan suatu tindakan ataupun perbuatan maka ia meyakini dalam hatinya yang paling dalam bahwa Allah senantiasa bersamanya. Sadar bahwa Allah selalu melihatnya. Oleh karena itu, zikir qalbiyah artinya bahwa kita sadar dan merasa selalu di tatap oleh Allah. Jika kita sudah mencapai pada kesadaran ini, maka akan menimbulkan dampak yang besar, yaitu hati akan selalu bersih, apapun yang kita kerjakan menjadi ibadah, dan akan memperoleh nilai dalam hidup ini, yakni nilai keridlaan Allah SWT.

21 Enung Asmaya, Aa Gym Dai Sejuk dalam Masyarakat Majemuk, Bandung:Hikmah,

2003, 114-116.

22 Muhammad Arifin Ilham dan Syamsul Yakin, Indonesia Berzikir, Jakarta Timur : Intuisi

(30)

Kedua zikir aqliyah adalah kemampuan menangkap bahwa Allah di balik setiap gerak alam semesta ini. Menyadari bahwa semua gerak alam, Allah lah yang menjadi sumber gerak dan yang menggerakkannya. Berarti Dia senantiasa hadir dan terlibat dalam setiap peristiwa kejadian-kejadian alam, setiap peristiwa sejarah dan dalam setiap tindakan kita. Kita masuk dalam madrasah Allah, universitas jagat raya yang mencakup langit dan bumi.

Ketiga, zikir lisan adalah buah zikir hati dan akal. Setelah melakukan zikir hati dan akal, barulah lisan berfungsi untuk senantiasa berzikir, memahasucikan dan mengagungkan Allah SWT.

Keempat, zikir amaliyah adalah hasil akhir yang kita ingin capai dari zikir, yaitu akhlak yang mulia. Dalam berzikir ini, kita sebenarnya dalam proses pembersihan hati dan diri kita. Karena setiap lafaz zikir punya kekuatan. Setiap zikir kita merupakan sebuah tali yang dapat menghubungkan secara langsung dengan Allah.23

Adapun suara hati pada dasarnya bersifat universal, dan suara hati manusia adalah kunci spiritual, karena itu pancaran sifat-sifat Allah. Dan untuk lebih menyederhanakan ada 7 spiritual corevalues (nilai dasar

ESQ) yang diambil dari asmaul husna yang harus dijunjung tinggi sebagai bentuk pengabdian manusia kepada sifat Allah yang terletak pada pusat orbit yaitu jujur adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, al mukmin. tanggungjawab adalah wujud pengabdian

(31)

manusia kepada sifat Allah, al wakiil. Disiplin adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, al matiin. Kerjasama adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, al jaami’. Adil adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, al adl. Visioner adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, al aakhir. Peduli adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, as sami’ dan al bashir.24

B. Mental Kewirausahaan

1. Pengertian Mental Kewirausahaan

Keterampilan mental meliputi keterampilan mempercayai dan menghargai diri, keterampilan berpikir positif, dan keterampilan mengatasi stres. Bagian yang pertama dan utama dari keterampilan mental adalah keterampilan mempercayai dan menghargai diri. Percaya diri diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri, serta dapat mengukur suatu perbuatan dari segi baik atau buruknya. Dengan kepercayaan diri dan penghargaan terhadap diri sendiri, remaja diharapkan dapat menilai apakah aktivitas yang dilakukan bermanfaat untuk dirinya dan lingkungannya atau bahkan sebaliknya akan merugikan orang lain dan dirinya. Kepercayaan diri berkaitan dengan harga diri (self esteem). Harga diri didefinisikan sebagai pandangan seseorang terhadap keunggulan yang dimilikinya, yang ditentukan juga oleh penampilan, kemampuan, kinerja, dan penilaian oleh orangorang penting yang

24 Ary Ginanjar Agustin, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual,

(32)

berpengaruh baginya. Harga diri dapat dikembangkan dengan cara:berpikir positif, bersedia mengambil resiko, sabar terhadap diri sendiri, menghindari pengaruh negatif, bergaul dengan kelompok mendukung, mengembangkan prioritas, mengembangkan rasa humor, dan menerima tanggung jawab.25

Wirausaha yang berasal dari kata wira yang berarti mulia, luhur, unggul, gagah berani, utama, teladan, dan pemuka; dan usaha yang berarti kegiatan dengan mengerahkan segenap tenaga dan pikiran, pekerjaan, daya upaya, ikhtiar, dan kerajinan bekerja.26

Wirausaha adalah jalan pekerjaan seseorang yang dijalankan dengan kemungkinan memperoleh keuntungan dan kemungkinan memperoleh kerugian yang tak terhingga berdasarkan skala kualitas seseorang tersebut, sehingga untuk melangkah berwirausaha diperlukan pribadi-pribadi tangguh, pribadi pantang menyerah, percaya diri, kemampuan mental-emosional dan kemampuan membaca peluang.27

Entrepreneur, berasal dari bahasa Inggris, artinya usahawan atau pengusaha. Usahawan atau pengusaha, dalam aktifitas sehari-hari disebut juga dengan pembisnis. Entrepreneur dalam bahasa Indonesia

25Tri Ermayani, “Pembentukan Karakter Remaja Melalui Keterampilan Hidup”, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun V, Nomor 2, Oktober 2015: 134, html[01/16/16].

26 Subur,Islam dan Mental Kewirausahaan: Studi tentang Konsep dan pendidikannya”,

Insania|Vol. 12|No. 3|P3M STAIN Purwokerto |Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan, Subur 2 Sep-Des 2007: 341-345, html[01/16/16].

27Eko Agus Alfianto, “Kewirausahaan : Sebuah Kajian Pengabdian Kepada Masyarakat”,

(33)

disebut dengan Kewirausahaan, menurut ejaan bahasaIndonesia, kewirausahaan terdiri dari beberapa suku kata, yaitu kewirausahaan, menurut Entrepreneurship, istilah Wirausaha adalah seseorang yang mampu melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut untuk memulai suatu bisnis yang baru. Atau Kemampuan setiap orang untuk menangkap setiap peluang usaha, dan dimanfaatkanya sebagai lahan usaha, atau bisnis dan seluruh waktunya dicurahkan untuk menemukan peluang-peluang bisnis.28

Entrepreneurship adalah suatu proses mengkreasikan sesuatu dengan menambahkan nilai yang didukung komitmen pada tim dan usaha, memperkirakan kemungkinan finansial, fisik, dan resiko sosial dan menerima hasil berupa finansial, kepuasan dan kebebasan pribadi. Kewirausahaan ini perlu diukur karena Kewirausahaan juga bisa berpengaruh langsung terhadap kinerja usaha. Di dalam pengertian

entrepreneurship bukan hanya untuk ajang berdagang semata-mata, tetapi di dalam entrepreneurship banyak terdapat ciri-ciri serta karakter-karakter yang timbul dan bisa dipelajari. Karakter yang ada antara lain : a) Mandiri dan jujur, b). Mempunyai profesionalisme

bisnis, c). Disiplin, inisiatif, kreatif dan inovatif, d). Beroreintasi pada

28Eko Agus Alfianto, “Kewirausahaan : Sebuah Kajian Pengabdian Kepada Masyarakat”,

(34)

prestasi dan masa depan dan e). Ulet, optimis dan bertanggung jawab29

Memahami kreativitas (daya cipta) akan memberikan dasar yang kuat untuk membuat modul atau perangkat tentang kewirausahaan. Peran sentral dalam kewirausahaan adalah adanya kemampuan yang kuat untuk menciptakan (to create or to innovate) sesuatu yang baru, misalnya : sebuah organisasi baru, pandangan baru tentang pasar, nilai-nilai corporate baru, proses-proses manufacture yang baru, produk-produk dan jasa-jasa baru, cara-cara baru dalam mengelola sesuatu., cara-cara baru dalam pengambilan keputusan. Kreativitas

adalah: “Berpikir sesuatu yang baru”. “Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang”. Kreativitas merupakan suatu topik yang relevan tidak hanya bagi wirausaha yang baru memulai, tetapi juga bagi bisnis dan kegiatan bisnis pada umumnya. Kretivitas merupakan sumber penting dalam penciptaan daya saing untuk semua organisasi yang peduli terhadap growth (pertumbuhan) dan change (perubahan).

A. Roe Psychological Approaches to Creativity in Science, New York

University dalam Frinces menyatakan bahwa syarat-syarat orang yang kreatif yaitu: a) Keterbukaan terhadap pengalaman (openness to

(35)

experience), b) Pengamatan melihat dengan cara yang biasa dilakukan (observanvce seeing things in unusual ways), c) Keinginan (curiosity), d) Toleransi terhadap ambiguitas (tolerance of apporites), e) Kemandirian dalam penilaian, pikiran dan tindakan (independence in judgemnet, thought and action) , f) Memerlukan dan menerima otonomi (needing and assuming autonomy), g) Kepercayaan terhadap diri sendiri selfreliance), h) Tidak sedang tunduk pada pengawasan kelompok (not being subject to group standart and control). Ketersediaan untuk mengambil resiko yang diperhitungakan (willing to take calculated risks).

Inovasi didefinisikan sebagai ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh seorang individu atau unit pengguna lainnya. Inovasi yaitu: “sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas

dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan”.30

2. Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan

Ciri-ciri kewirausahaan adalah percaya diri, berorentasi pada tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan, keorisinilan, berorentasi pada masa depan. Sedangkan watak kewirausahaan adalah keyakinan, optimisme, kemampuan mengambil resiko dan suka

30Ernani Hadiyati,”kreativitas dan inovasi pengaruhnya terhadap pemasaran kewirausahaan pada usaha kecil”, Jurnal inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 3 September 2012: 137-138.,

(36)

tantangan, ketekunan, ketabahan, tekad yang kuat, energetik, inisiatif, inovatif, kreatif, dan fleksibel.

Dengan mempunyai ciri-ciri dan memiliki watak kewirausahaan yang kuat tentunya dapat terbangun mental yang kuat untuk berwirausaha. Dan untuk menumbuhkan sikap mental yang kuat tersebut diperlukan membangun 7 sikap produktif, yaitu :

Pertama, menghargai waktu. Karena modal sebagai pemenang sangat mahal, maka jangan sampai kita sia-siakan. Menurut paribahasa Eropa, waktu adalah uang, sedangkan menurut paribahasa Arab, waktu adalah pedang. Keduanya paribahasa ini menegaskan betapa pentingnya waktu, bisa merugikan manusia jika tidak produktif menggunakannya.

Pentingnya menjaga lima hal sebelum datangnya lima hal, yakni masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum sakitmu, kesempatanmu sebelum kesibukanmu, kecukupanmu sebelum kebutuhanmu, dan hidupmu sebelum matimu”.

(37)

Ketiga, karakter. Sejatinya sukses itu juga berangkat dari sekian kali kegagalan dan kegagalan, disini peran semangat pantang menyerah dan kesabaran menjadi elemen karakter. Manusia tidak bisa lepas dari pengaruh orang-orang yang hadir dilingkungan terdekatnya, khususnya keluarga dan umumnya teman-temannya. Keluarga dan teman-teman bisa memberikan pengaruh baik atau pun pengaruh buruk kepada seseorang.

Keempat, Jujur. Bersikap jujur dalam setiap aktivitas dan interaksi dengan orang lain, maka kita akan cenderung mudah bekerjasama dalam membangun hubungan yang harmonis, efektif, dan produktif dengan berbagai pihak, termasuk dalam hubungan bisnis dan bersosialisasi.

Kelima, etos kerja. Hendaknya menjadikan rasa syukur ini represntasi kesuksesan, kemampuan dalam mensyukuri akan mempengaruhi sikap produktif yaitu etos kerja positif. Dengan selalu bersikap syukur kepada-Nya, kita tidak akan mudah berputus asa, marah, dan kecewa jika mengalami kegagalan dalam proses mencapai tujuan ikhlas menjadi elemen pertama, selanjutnya melakukan ikhtiar atau usaha dengan benar, cekatan, cepat, dan cerdas.

(38)

malam, matahari dan bulan, langit berwarna putih dan biru, serta seluruh perhiasan dan makhluk-Nya di dunia ini kreatifitas senantiasa dapat menjadi obat mujarab dan semangat terus-menerus untuk menciptakan inovasi.

Keenam, Fokus. Dalam jiwa pemenang fokus untuk kemenangan adalah suatu perjuangan. Sukses pemenang adalah bagaimana kita mampu fokus dalam tujuan dan rencana-rencana yang sudah disusun. Kemampuan untuk berkonsentrasi dalam menyelesaikan setiap permasalahan dan pemecahannya mencerminkan profesionalisme. Dalam bekerja fokus, otak tengah kita akan berkembang menjadi kekuatan luar biasa. Dalam menyelaraskan kemampuan otak kiri dan otak kanan. Fokus juga merupakan bagian-bagian dalam menciptakan prioritas penyelesaian dari sekian banyak persoalan.

Ketujuh, Integritas. Kemampuan menghargai di mulai dari diri sendiri. Kemudian pada orang lain. Dimana kecerdasan emosional berperan besar terhadap proses pematangan kepribadian. Nilai-nilai integritas itu sendiri merupakan aplikasi dari kecerdasan emosional dan spiritual. Secara holistik, hal ini mendorong individu berperan aktif dan produktif dalam mengelola kepribadian.31

Sedangkan Sifat yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha yang sesuai dengan ajaran agama Islam adalah:

31 Ario. Pringgodany, SE, CH, Cht., Gen Aktif 179 Revolusi Produktif Memenangkan

(39)

a. Sifat Takwa, Tawakkal, Zikir, dan Syukur

Sifat ini harus dimiliki oleh wirausahawan karena dengan sifat-sifat itu kita akan diberi kemudahan dalam menjalankan setiap usaha yang kita lakukan. Dengan adanya sifat takwa maka kita akan diberi jalan keluar penyelesaian dari suatu masalah dan mendapat rizki yang tidak disangka. Dengan sikap tawakkal, kita akan mengalami kemudahan dalam menjalankan usaha walaupun usaha yang kita jalani memiliki banyak saingan. Dengan bertakwa dan bertawakkal maka kita akan senantiasa berzikir untuk mengingat Allah dan bersyukur sebagai ungkapan terima kasih atas segala kemudahan yang kita terima. Dengan begitu, maka kita akan merasakan tenang dan melaksanakan segala usaha dengan kepala dingin dan tidak stress.

b. Jujur

(40)

c. Niat Suci dan Ibadah

Bagi seorang muslim kegiatan bisnis senantiasa diniatkan untuk beribadah kepada Allah sehingga hasil yang didapat nanti juga akan digunakan untuk kepentingan dijalan Allah.

d. Azzam dan bangun Lebih Pagi

Rasul Saw mengajarkan agar kita berusaha mencari rezeki mulai pagi hari setelah shalat subuh. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa:” Hai anakku, bangunlah!sambutlah rizki dari Rabb-mu dan janganlah kamu tergolong orang yang lalai, karena sesungguhnya Allah membagikan rizki manusia antara terbitnya fajarsampai menjelang terbitnya matahari.”(HR. Baihaqi).

e. Toleransi

Sikap toleransi diperlukan dalam bisnis sehingga kita dapat menjadi pribadi bisnis yang mudah bergaul, supel, fleksibel, toleransi terhadap langganan dan tidak kaku.

f. Berzakat dan Berinfak

“Tidaklah harta itu akan berkurang karena disedekahkan dan

Allah tidak akan akan menambahkan orang yang suka memberi maaf kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seorang yang suka merendahkan diri karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatnya.”(HR Muslim).

(41)

akan melipat gandakan rizki kita. Dengan berzakat, hal itu juga akan membersihkan harta kita sehingga harta yang kita peroleh memang benar-benar harta yang halal.

g. Silaturahmi

Dalam usaha, adanya seorang partner sangat dibutuhkan demi lancarnya usaha yang kita lakukan. Silaturrahmi ini dapat mempererat ikatan kekeluargaan dan memberikan peluang peluang bisnis baru. Pentingnya silaturahmi ini juga dapat dilihat dari hadits berikut:”Siapa yang ingin murah rizkinya dan panjang umurnya maka hendaklah ia mempererat hubungan silaturahmi.”(HR. Bukhari).

Sabda Nabi (HR Baihaqy) mengatakan dalam hal yang sama “Sesungguhnya sebaik baiknya mata pencaharian adalah seorang

pedagang“. Oleh sebab itu menjadi seorang entrepreneur dalam Islam merupakan ibadah bagi pelakunya. Sesuai dengan cirri ciri seorang entrepreneur, kerja keras, jujur, mempunyi kreativitas tinggi serta mempunyai jiwa kepemimpinan merupakan sifat sifat yang mulia dan cirri cir orang yang beriman dalam Islam.32

32 Hilyati Milla, “Pendidikan Kewirausahaan: Sebuah Alternatif Mengurangi

(42)

BAB III

PROGAM MANAJEMEN QALBU SMK DALAM PEMBENTUKAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN

A. Profil

1. Sejarah SMK Alam Kendal

Sekolah Alam Limbangan pertama kali didirikan pada tanggal 12 Juli 2012 di bekas Kandang puyuh. Pada Bulan Oktober 2012 berpindah tempat bekas kandang kambing lahan milik Ir H. Tri Joko Uripto. Yayasan Alam Limbangan berdiri tahun 2011, yang berakta notaris nomor 01 tanggal 05-12-2011 dan mendapatkan SK Kemenhumham nomor : AHU-2898.AH.01.04 Tahun 2012.

Sekolah adalah tempat belajar bagi putra putri generasi muda untuk menuntut ilmu. Dari sekolah tersebut mereka belajar mengenal, mengetahui, memahami sesuatu. Dengan sekolah para siswa yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Melalui sekolah para generasi muda di didik, di bina dan di arahkan untuk menjadi manusia yang berilmu. Berdasarkan firman Allah yang diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW yaitu surat Al Alaq ayat 1 – 5. Allah yang mengajarkan manusia dengan perantara kalam (Al Quran) agar manusia mampu memakmurkan dan menjadi kholifah di bumi yang di persiapkan untuk di tempatinya. dan dengan memiliki ilmu maka Allah SWT akan mengangkat derajat seseorang berdasarkan Firman Allah Dalam Surat Al Hujurat Ayat 13 yang artinya :

(43)

Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.33

Bumi adalah salah satu alam yang di ciptakan oleh Allah dari beberapa alam lainnya. Sedangkan bumi di kenal dengan istilah alam sedangkan manusia di ciptakan oleh Allah salah satunya sebagai kholifah di bumi yaitu yang akan mengatur, mengelola dan memakmurkan nya. Dalam firman Allah surat Al Baqarah ayat 30 yang artinya :

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."34

33 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahannya juz 1-30,

Jakarta: Pustaka Amani, 1994,

(44)

Dari latar belakang tersebut dan filosofi yang berdasarkan firman Allah SWT maka Sekolah Alam Limbangan ini memiliki tujuan yaitu mengembalikan manusia kepada awal penciptaannya yaitu sebagai khalifah (pemimpin) di bumi (alam) yang bertaqwa, berilmu dan mandiri.

Sedangkan konsep pendidikannya Sekolah Alam Limbangan memprioritaskan empat pokok materi yaitu :

a. Akhlaqul karimah (konsep Keteladanan) yaitu meneladani akhlak Rasulullah SAW.

Adapun materi pembelajarannya adalah pelaksanaan kejujuran, amanah, fatonah, tabliq, kedisplinan, sholat dhuha, puasa senin kamis, infaq.

b. Falsafah ilmu pengetahuan yaitu dalam pengembangan berdasarkan kurikulum dari Diknas dan ciri khas sekolah alam.

Adapun materi pembelajaran ini meliputi Pend. Agama, PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Sejarah Indonesia,Penjaskes,Bahasa Jawa, Progam Jurusan, Seni Budaya, Lingkungan hidup, Kewirausahaan

(45)

d. Kewirausahaan/ entrepreneurship

Kegiatan untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam berwirausaha yaitu dengan dibentuknya kelompok wirausaha untuk tingkat SMK yaitu yang meliputi pembibitan cacing, kelinci, konveksi, jasa outbound, budidaya jamur.

2. Sejarah SMK Askhabul Kahfi

Terletak di Jalan Cangkiran-Gunungpati 3km. Kelurahan Polaman, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Tawa Tengah, Indonesia merupakan lembaga yang mendidik kader-kader umat dalam sebuah miniatur dunia yang dibangun atas dasar nilai iman, islam dan ikhsan. Saat ini (±) 1000 santri secara keseluruhan baik putra maupun putri berasal dari berbagai daerah/kota di Indonesia baik Jawa maupun luar jawa. Meskipun dalam satu lokasi, namun dengan lokal terpisah antara asrama putra dan asrama putri.

(46)

berdasarkan pada al Qur’an dan hadist, sehingga menjadi investasi berhaga bagi bangsa negara dan agama demi menggapai ridlo Allah SWT.

Lembaga pendidikan yang didalamnya mengutamakan pembentukan kepribadian dan sikap mental serta penanaman ilmu-ilmu Agama Islam, dengan tujuan utama untuk membentuk generasi Islam yang berakhlaqul karimah, untuk itu kurikulum Madrasah membekali para santri dengan pelajaran agama dan umum secara seimbang sehingga mampu mengikuti dinamika kehidupan dimasyarakat nasional dan internasional.

(47)

yang berkarya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan yaitu berakhlaqul karimah, berjiwa raga sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran moderat sesuai dengan akidah agama islam. kemandirian ekonomi menjadi salah satu aspek yang ditanamkan sejak dini kepada para santri. badan-badan usaha milik pondok pesantren yang dikelolah langsung oleh para santri dan para ustazd didirikan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan santri dan masyarakat melainkan juga sebagai wahana menumbuhkan jiwa berdikari dan wirausaha serta mewujudkan kemandirian ekonomi pondok pesantren.

B. Progam Manajemen Qalbu Dalam Pembentukan Mental Kewirausahaan 1. SMK Alam Kendal

Progam-progam Sekolah Alam berkesinambungan dengan pondok pesantren untuk menjadi proses latihan dasar bagi para santri untuk menjadi santri-preneur. Dalam pembentukan karakter dasar bagi para santri dan untuk menumbuhkan mental kewirausahaan para santri, progam tersebut meliputi :

a. Progam Manajemen Qalbu

(48)

solat hajad, dzikir, bersedekah. Kegiatan di mulai jam 03.00 wib – 21.00 wib.

b. Himpunan Pengusaha Muda Alam Mandiri

Progam usaha alam mandiri sebagai proses pembentukan generasi wirausaha, dengan menitik beratkan pada proses pengembangan bakat dan minat bagi masing-masing santri. Disamping progam pengembangan bakat dan minat bagi para santri, progam pemanfaat peluang usaha, pemanfaatan limbah, dan pemanfaatan sumber daya alam yang ada disekitar.

c. Akhlak Plus Wirausaha

Program Akhlak Plus Wirausaha (APW) merupakan program santri mukim yang bertujuan :

1). Membentuk pribadi santri yang memiliki akidah yang lurus, ibadah yang benar, dan akhlak yang mulia.

2). Membentuk pribadi santri yang memiliki mental kemandirian melalui wirausaha/ entrepreneur sekaligus bermanfaat bagi sesama

3). Melahirkan santri yang ahli dzikir, ahli fikir, dan ahli ikhtiar 4). Membentuk wirausahawan yang memiliki karakter baku (baik

dan kuat)

Adapun materinya meliputi : akidah, fiqih ibadah, manajemen qalbu (akhlak), Al-Quran, leadership, manajemen wirausaha,

(49)

2. SMK Askhabul Kahfi

Lembaga pendidikan yang didalamnya mengutamakan pembentukan kepribadian dan sikap mental serta penanaman ilmu-ilmu agama Islam, dengan tujuan utama untuk membentuk generasi islam yang berakhlaqul karimah, untuk itu kurikulum madrasah membekali para santri dengan pelajaran agama dan umum secara seimbang sehingga mampu mengikuti dinamika kehidupan dimasyarakat nasional dan internasional.

Bagi Pondok Pesantren Askhabul Kahfi nilai – nilai pendidikan tidak hanya didapat dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas melainkan juga dalam totalitas kegiatan kehidupan para santri selama dua puluh empat jam penuh.

Sebagai sarana menumbuhkan jiwa mandiri kegiatan berorganisasi diatur langsung oleh santri dengan bimbingan dewan guru dengan demikian setiap kegiatan santri menjadi sarana setrategis kondusif untuk menanamkan nilai filsafat dan hidup pondok yg terpancang dalam jiwa meliputi keikhlasan, kesederhanaan, berdikari ukhuwah islamiyah dan jiwa kebebasan yang mengacu pada nilai kehidupan islami dengan disiplin dan tanggungjawab sebagai alatnya.

(50)

kompetensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan yaitu berakhlaqul karimah, berjiwa raga sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran moderat sesuai dengan akidah Agama Islam.

(51)

BAB IV

IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN QALBU DALAM PEMBENTUKAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN SISWA

A. Implementasi Prinsip-prinsip Manajemen Qalbu dalam Kegiatan Kewirausahaan

Sekolah adalah tempat belajar bagi putra putri generasi muda untuk menuntut ilmu. Dari sekolah tersebut mereka belajar mengenal, mengetahui, memahami sesuatu. Dengan sekolah para siswa yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Melalui sekolah para generasi muda di didik, di bina dan di arahkan untuk menjadi manusia yang berilmu. Berdasarkan firman Allah yang diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW yaitu surat al Alaq ayat 1 – 5. Allah yang mengajarkan manusia dengan perantara kalam (Al Quran) agar manusia mampu memakmurkan dan menjadi kholifah di bumi yang di persiapkan untuk di tempatinya. dan dengan memiliki ilmu maka Allah SWT akan mengangkat derajat seseorang.

Kedua lembaga sekolah, baik SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi yang memiliki basis Pondok Pesantren memiliki keunggulan tersendiri untuk pengembangan mental kewirausahaan para siswa atau santrinya. Untuk SMK Alam Kendal proses pembentukan mental di awali dengan ma’rifatullah yaitu mengenal Allah SWT. Proses ma’rifatullah ini sebagai landasan hidup bagi para siswa, atau santri. Ma’rifatullah sangat penting dalam merevolusi pribadi untuk berubah ke arah kebaikan. Dengan ma’rifatullah para siswa, atau santri akan memperoleh ketenangan,

(52)

kedamaian, kebahagiaan, dan kesuksesan hakiki. Setelah siswa memahami ma’rifatullah dilanjutkan proses meneladani Rasullah SAW. Rasulullah

SAW sebagai suri tauladan yang baik untuk mengantar memperoleh rahmat dan kebahagiaan ukhrowi.35

Kegiatan rutin yang dilakukan adalah sholat tahajud disepertiga malam. Bagi santri yang dipondok secara terus menerus dilakukan untuk penguatan keimanan, dan mental ruhiyah. Dengan dilakukan secara terus menerus di harapkan dapat membentuk pribadi yang berakhlak mulia. Dengan mampu memahami ma’rifatullah dapat memiliki hati yang ikhlas dalam menghadapi setiap masalah ada, dan selalu bersyukur dari apa yang sudah Allah berikan. Karena Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 155 :

ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”36

Proses manajemen qalbu atau pengelolaan hati di SMK Alam Kendal maupun di SMK Askhabul Kahfi dilaksanakan setiap hari sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dan menurut pengamatan penulis sudah

35 K.H. Abdullah Gymnastiar, Meraih Bening Hati dengan Manajemen Qalbu, Jakarta:

Gema Insani, 2002, 2

36 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahannya juz 1-30,

(53)

dilaksanakan sesuai perencanaan progam pada masing-masing lembaga Sekolah.

Dalam Implementasi Manajemen Qalbu guru menjadi suri tauladan bagi para siswa, atau santri. Dengan istilah lain guru itu di gugu lan di tiru. Pembelajaran keteladanan ini menjadi ruh khusus dalam mengarahkan dan membimbing para siswa dan santri. Seperti halnya Rasulullah melaksanakan terlebih dahulu baru menyampaikan ke umat. dengan melaksanakan terlebih dahulu proses pengelolaan hati, para guru mampu menjadi pribadi yang magnetis yaitu kepribadian yang mampu menarik orang lain dengan segenap sifat kesempurnaan moral dan kepribadiannya.37

Pada jenjang pendidikan di SMK, mental para siswa atau santri masih labil, dan sering mengikuti arus lingkungan. Dari sinilah penulis mengamati bahwa siswa tersebut pada akhirnya tidak memiliki tujuan yang jelas. Disamping qalbu atau hati yang sering berbolak balik, kadang senang, sedih, bahagia, yang menunjukkan suasana siswa itu sendiri. Dengan suasana hati yang selalu di bersihkan dan dikelola setiap hari mampu membangun spirit para siswa untuk mengikuti kegiatan dan progam sekolah dan pondok dengan baik. Hati yang sempit, hari-harinya menjadi tidak nyaman, yang membuat pikiran menjadi keruh penuh dengan rencana buruk. Waktu demi waktu yang di lalui sering kali di warnai kondisi mendidih, bergolak, penuh ketidaksukaan, bahkan kebencian. Akibatnya menjelang tidur, otak berfikir keras bagaimana memuntahkan kebencian yang ada dalam lubuk hati agar

(54)

habis tandas terpuaskan kepada yang di benci. Sedangkan dalam kegiatan usaha banyak persaingan yang kuat, sehingga di butuhkan mental dan keyakinan yang kuat untuk memiliki kemandirian. Usaha tidak hanya sebatas punya modal uang yang banyak, tetapi mental menanggung semua resiko yang ada. Salah satu kegiatan yang dilakukan di SMK Askhabul Kahfi memberikan pelatihan para siswa dengan menjadi penjaga kantin. Siswa belajar memberikan pelayanan kepada pembeli yang tidak tentu suasana hatinya. Ada pembeli yang ramah, ada juga pembeli yang ketus, tentu saja hal ini perlu pensikapan yang tepat untuk menghadapinya. Sedangkan salah satu kegiatan di SMK Alam Kendal langsung pada kegiatan proses dari awal sampai akhir, yaitu dari mendapatkan modal, mengelola modal, merencanakan usaha, melaksanakan usaha, kerjasasama tim, sampai mengevaluasi usaha secara berkelompok. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah usaha kacang hijau. Setelah di evaluasi banyak sekali pengalaman yang di dapatkan dari rasa takut kalau tidak laku, cemas tidak ada yang beli, takut dikritik, menjadikan penjualan awal mengalami kegagalan. Namun setelah adanya evaluasi dan penguatan mental, para siswa pun bersemangat kembali untuk melakukan kegiatan penjualan bubur kacang hijau, dan hasilnya sangat luar biasa penjualan habis, dan semakin meningkatkan omset penjualan.

(55)

bernilai rendah, tidak akan pernah langgeng, dan cenderung menjadi masalah. Maksudnya pergaulan yang diulurkan tanpa pamrih, semata-mata untuk menjalin pergaulan seorang manusia yang membutuhkan interaksi sosial. Dengan saling bermanfaat, rajin silaturahmi, saling berkirim hadiah, tolong menolong dalam apapun, sumbangkan ilmu, dan doakan atas kebaikan.38

Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dapat membentuk dan menumbuhkan pribadi ulet, tanggung jawab, dan berkualitas yang bermuara pada terwujudnya kompetensi usaha mandiri. Oleh karena itu, mencermati dinamika kehidupan yang kian kompetitif, praktisi pendidikan dituntut untuk cerdas dalam menciptakan ruang yang kondusif bagi tumbuhnya spirit entrepreneurship. Sementara itu, memperkuat mental dan mempertajam minat serta kemampuan kewirausahaan perlu dilakukan melalui proses pembelajaran. Oleh karena terkait dengan pembangunan mental, maka perlu adanya revolusi cara belajar yang mengutamakan belajar siswa secara aktif dan praktis. Artinya, bahwa dalam proses pembelajaran yang memiliki peran aktif adalah siswa, atau dalam preferensi yang sedang ramai diwacanakan adalah pembelajaran individual, individual learning. Terkait dengan proses pembelajaran mental entrepreneurship, namun ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut :

1. Dalam setiap proses pembelajaran hendaknya lebih banyak menekankan dan membiasakan kepada proses belajar yang dapat

38 Enung Asmaya, Aa Gym Dai Sejuk dalam Masyarakat Majemuk, Jakarta Selatan:

(56)

menumbuhkan ide, kreativitas berfikir (memacu perkembangan otak kanan dan kiri), kemandirian (menekankan model latihan, tugas mandiri dengan bobot tanggung jawab yang lebih besar) kepercayaan diri, pemecahan masalah, mengambil keputusan, menemukan peluang. 2. Menanamkan sikap dan perilaku jujur sebagai hal yang penting dalam konteks membangun mental wirausaha. Sikap jujur akan mengundang banyak simpati, senang, dan relasi, serta membuat orang lain dengan senang hati untuk menaruh dan memberikan kepercayaan. Kejujuran akan menjadi modal utama dan kunci sukses dalam kegiatan wirausaha.

3. Pendidikan mental merupakan proses yang membutuhkan waktu panjang atau lama, bahkan menurut Nurkholis Madjid bisa memakan waktu sampai satu generasi. Oleh karena itu, proses pembentukan mental entrepreneurship yang lebih alami (natural) harus dilakukan ketika peserta didik mulai masuk lembaga pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

4. Seperti dikatakan oleh Toto Tasmara, bahwa jiwa (mental)

(57)

berkembang, seperti diasumsikan oleh Ralph Stacey, kreativitas cenderung meningkat jika situasi semakin parah/kepepet), Challenge

(melihat kesulitan sebagai tantangan dan pelajaran untuk lebih maju),

Calculaty (dalam melangkah selalu didasarkan pada perhitungan yang matang), Communication (pandai berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain), Competitivenes (senang berhadapan dengan pesaing yang lain) dan Change(selalu mendambakan adanya perubahan yang lebih baik dan maju). Oleh karena itu, jiwa/mental tersebut sebenarnya dapat dikembangkan secara fungsional maupun intensional dalam setiap kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pembelajaran di setiap lembaga pendidikan manapun.

5. Sejak dalam pendidikan, peserta didik perlu membiasakan diri bersikap dengan penuh friendship, persahabatan dan kesejajaran, menggunakan kata yang cukup mengundang simpati, seperti ungkapan terima kasih dan ungkapkan selalu kata maaf dan tolong, ketika berjabat tangan gunakan dua tangan dan ketika mulai pekerjaan buatlah perencanaan. Kebiasaan tersebut akan memiliki efek psikis yang sangat positif bagi orang yang akan menekuni kegiatan wirausaha.

(58)

praktiknya banyak pondok pesantren yang secara spontanitas mengembangkan kegiatan kewirausahaan. Pada waktu sore dan malam hari para santri mengaji, tetapi di waktu siang mereka menggunakan kesempatan yang baik untuk melakukan berbagai kegiatan pengembangan keterampilan (bengkel, bata, home industri, dll). Kegiatan ini terjadi di Pondok Pesantren yang berada di pelosok atau pinggiran perkotaan. Mereka belajar sambil bekerja, dengan suatu harapan kelak menjadi bidang keahliannya setelah selesai dari pondok. Pengembangan mental kemandirian di sini sangat ditekankan. Oleh karena itu, Pondok Pesantren tidak membekali santrinya dengan formalitas ijazah setelah mereka keluar dari pondok. Model pengembangan keterampilan seperti ini sebenarnya telah banyak ditiru oleh lembaga pendidikan formal, meskipun dengan modifikasi baru yang disebut dengan istilah life school/ skill life. Para praktisi pendidikan juga perlu sharing dan memberi support atas komitmen pendidikan mental entrepreneurship ini kepada lembaga-lembaga terkait dengan pelayanan bidang usaha yang muncul di masyarakat agar benar-benar berfungsi dan benar-benar menyiapkan kebijakan untuk mempermudah dan melayani masyarakat.

(59)

tercermin dalam firman Allah, “Barang siapa yang bertakwa dan bertawakal kepada Allah, maka akan diberi jalan keluar, kemudahan, dan diberi rizki dengan jalan yang tiada disangka-sangka.39

B. Manfaat Manajemen Qalbu dalam Pembentukan Mental Kewirausahaan Siswa

Menurut pengamatan penulis manajemen qalbu sangat bermanfaat bagi para siswa dan santrinya. Dengan manajemen qalbu, atau penegelolaan hati menjadikan para siswa bersemangat, dan memiliki spirit, atau ghirah yang tinggi dalam menuntut ilmu. Wawancara yang penulis lakukan baik kepada pihak pengajar, dan para alumni di SMK Alam Kendal maupun SMK Askhabul Kahfi ada titik yang sama yaitu para pengajar selalu mengingatkan tentang pentingnya keikhlasan, keridloan, tanggungjawab, dan selalu siap dalam menghadapi resiko kegagalan.

Beberapa siswa atau santri SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi merasakan manfaat saat memiliki kegiatan wirausaha secara mandiri. Mas Ali Maskur salah satu siswa SMK Askhabul Kahfi yang merintis usaha servis laptop dan komputer yang pernah mengalami rugi 5 juta rupiah dalam bisnis online. Mas Ali mengatakan, bahwa ia ingat betul apa yang sudah di ajarkan oleh para ustad dan para gurunya di Pondok bahwa rizqi itu datangnya dari Allah SWT, dan sudah di atur-Nya. Perlunya keihklasan dan keridloan dalam menghadapi kerugian, insya Allah, Allah SWT akan

39 Subur, Islam dan Mental Kewirausahaan:Studi tentang Konsep dan Pendidikannya

(60)

menggantinya yang lebih baik, kata salah satu ustad di Pondoknya. Disinilah hati saya merasa tenang mas, tuturnya.40

Saifudin Al Amin salah satu alumni dari SMK Alam Kendal yang masih ikut bekerja di salah satu konter Boja, yang mengatakan pada penulis bahwa kalau saat di sekolah tidak di beri bimbingan, dan pelatihan manajemen diri tentunya tidak bisa seperti sekarang ini. Saat ini saya di amanahi oleh pemilik menjadi orang yang dipercaya untuk mengelola konternya, tuturnya.41

Perubahan dan manfaat tidak bisa instan, tetapi butuh proses secara bertahap. Manajemen qalbu memiliki tujuan yang ingin di capai yaitu niat dan perbuatannya akan bernilai mulia yang dapat dipertanggungjawabkan di dunia maupun di akhirat. dalam pelaksanaannya, manajemen qalbu memerlukan perpaduan antara ilmu dengan seni, yaitu memahami ilmu hati dan memiliki seni untuk menerapkannya. Bagaimana hati dapat menyikapi persoalan hidup, ketika mendapatkan musibah, ketika mendapatkan kenikmatan, ketika sedih, dan ketika ditimpa susah. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka di perlukan proses pelatihan dan pembiasaan yang sistematis dan berkesinambungan. Adapun visi manajemen qalbu adalah menyatukan dimensi zikir, pikir, dan ikhtiar. Dimensi dzikir sangat menekankan keikhlasan dan ketawakalan. Sedangkan dimensi pikir amat menegaskan pentingnya rasionalitas dalam setiap pemikiran dan tindakan. Sementara

Referensi

Dokumen terkait