• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENINJAUAN PADA LINTAS SELATAN JAWA BARAT ( TANGGAL 22 S/D 24 JANUARI 2009 ) Daftar Isi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENINJAUAN PADA LINTAS SELATAN JAWA BARAT ( TANGGAL 22 S/D 24 JANUARI 2009 ) Daftar Isi"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENINJAUAN PADA LINTAS SELATAN JAWA BARAT ( TANGGAL 22 S/D 24 JANUARI 2009 )

Daftar Isi

1. Pendahuluan

2. Maksud dan tujuan

3. Peta Lokasi Kegiatan

4. Data Kondisi Ruas Jalan dan Jembatan

5. Foto-Foto Dukumentasi

(2)

Pendahuluan

Ruas jalan Selatan – Selatan Jawa Barat saat ini mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat untuk dikembangkan sehingga pendataan dan inventarisasi jalan ini harus dilakukan dengan baik untuk mendapatkan input yang baik dalam penyusunan program dan perencaan teknisnya.

Secara umum ruas jalan Pantai Selatan Jawa Barat ini menyusuri daerah pantai selatan dengan potensi kelautan, pariwisata, pertanian dan perkebunan yang layak untuk dikembangkan. Keindahan pantai selatan Jawa barat dengan produk-produk kelautannya dapat dikembangkan dengan meningkatkan sarana dan prasarana transportasi darat yang sudah mulai dirintis sehingga wisatawan dari manca negara dan domestik dari kota-kota besar dapat mencapai lokasi wisata dengan lancer, aman dan nyaman. Demikian pula dalam mengangkut hasil produksi perikanan, pertanian dan perkebunan diharap dapat lebih lancar dengan ditingkatkannya jalan dan jembatan yang ada, baik dengan peningkatan kapasitas dan strukturnya. Selain itu juga akan membuka keterisolasian daerah selatan Jawa Barat yang perlu dikembangkan.

Pengumpulan dan analisa data jalan dan jembatan adalah salah satu kegiatan dari keseluruhan pembinaan jalan dan jembatan, khususnya bagian penentuan sasaran. Pelaksanaan pengumpulan dan analisa data jalan dan jembatan menghasilkan bahan untuk menentukan program penanganan jalan dan jembatan berikutnya. Perwujudan sasaran meliputi pembangunan dan pemeliharaan rutin jalan dan jembatan

Maksud dan Tujuan

Secara umum maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kondisi jalan terakhir dari segi kapasitas dan tingkat kerusakan, penanganan / kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan ruas-ruas yang belum dilakukan penanganannya, sehingga dapat disusun program penanganannya kedepan.

(3)
(4)

Data Kondisi Ruas Jalan

No Ruas Nama Ruas Panjang RCI

081.1 Pangandaran - Cimerak 40.000 7-8

081.2 Cimerak - Kelapa genep 9.000 7-8 143 Kelapa genep - Cipatujah 42.625 5-6

145.2 Cipatujah - Cikaengan 13.262 5-6

145.1 Cikaengan - Pemeungpeuk 29.991 5-6 052.2 Pemeungpeuk - Cilauteureun 5.816 5-6 144.1 Cilauteureun - Cijayana 20.731 5-6 144.2 Cijayana - Rancabuaya - Cilaki 17.400 4-5 154.1 Cilaki - Cisela - Cidaun 18.163 3-4

129 Cidaun - Sindangbarang 27.090 5-6

128 Sindangbarang - Agrabinta - Tegalbeleud 55.278 3-4

127 Tegalbeuleud - Surade 39.178 6-7

038.21 Surade - Jampangkulon 15.000 7-8

038.1 Jampangkulon - Kiaradua 30.000 7-8

038.1 Kiaradua - Bagbagan 26.000 7-8

037.1K Bagbagan - Pelabuhan ratu 3.650 7-8 393.184

Kondisi Umum Ruas

A. Lokasi & Tata Guna Lahan

Berada pada kawasan dengan tata guna lahan dominan perkebunan dan pertanian serta tegalan dimana hasil perkebunan ,pertanian dan tambang (galian C) menjadi andalan utama sebagai penyangga ekonomi penduduk di daerah sepanjang ruas jalan jalur selatan ini

Disamping perkebunan dan pertanian, sepanjang jalur ini memiliki potensi kelautan yang perlu mendapat perhatian sehingga pada massa yang akan datang akan dapat di eksplorasi potensi tersebut untuk dikembangkan menjadi kawasan perikanan dan pariwisata pantai di sepanjang propinsi Jawa Barat Selatan.

(5)

B. Topografi & Geometrik

Kondisi geometrik ruas ini berkelok dan banyak tikungan tajam serta naik turun sebagai akibat dari kondisi topografi berupa kombinasi antara dataran rendah ( pantai), bukit dan pegunungan.

(6)

Pada segmen tertentu keberadaan dinding penahan tanah mutlak dibutuhkan sebagai pengaman badan jalan, pagar pengaman (Guard rail) serta Guide Post untuk memberi rasa aman bagi pemakai jalan saat melintas pada segmen jalan bertebing curam, dan rambu-rambu jalan pada titik-titik tertentu sebagai peringatan (warning) bagai pemakai jalan.

Pada kondisi seperti ini kecepatan kendaraan terbatasi oleh kondisi bentang alam yang ada.

Terdapat beberapa penggal ruas jalan yang berhimpit dengan garis pantai sehingga dikhawatirkan apabila terjadi abrasi akan mengikis badan jalan.

Dokumentasi :

Perbukitan jalan berkelok

(7)

Pegunungan

Perbukitan

C. Kondisi Lalu lintas

Sepanjang melintas ruas sepanjang hampir 400 km ini selama 2 hari perjalanan tidak ditemui adanya simpul kemacetan dan selama 2 hari waktu perjalanan pula papasan / simpangan dengan kendaraan lain tidak lebih dari 100 kali dengan kendaraan lain dan mendahului kendaraan lain tidak lebih dari 50 kendaraan, kecuai pada ruas Pangandaran – Cimerak dan Surade – Pelabuhan ratu yang memiliki volume lalu lintas sedang. Hal ini logis karena keberadaan obyek wisata Pantai Pangandaran dan Pelabuhan Ratu yang secara teoritis menimbulkan bangkitan arus lalu lintas pada radius tertentu. LHR diperkirakan tidak lebih dari 200 kendaraan per hari pada ruas Cimerak – Surade sepanjang ± 300 KM dan komposisi lalu lintas didominasi oleh kendaraan roda 2 ( sepeda motor ) dan kendaraan angkutan pedesaan disamping truck sedang pengangkut hasil bumi dan bis antar kota dengan frekuensi sangat rendah ± 2 Trip Pulang Pergi dalam satu hari.

(8)

Sepi

Pejalan kaki

(9)

Angkutan bahan tambang

Angkutan Penumpang

Angkutan Penumpang

D. Kondisi Badan Jalan

Kondisi badan jalan pada ruas ini cukup baik dan dapat dikatakan mantab, dengan rata-rata lapis permukaan berupa Lapis Penetrasi meskipun terdapat beberapa spot berupa campuran aspal panas (hot mix) Selain itu pada ruas tertentu sudah menggunakan rigid pavement dan sedikit sekali yang belum memiliki struktur badan jalan yang memadai.

(10)

Terdapat Kerusakan permukaan berupa retak-retak ( retak buaya, retak blok, dan retak memanjang ) dan lubang-lubang kecil ( pot hole ), sedangkan pada perkerasan kaku ( Rigid Pavement ) praktis tidak terdapat kerusakan berarti dikarenakan kondisi masih relatif baru, dan pada jalan yang belum memiliki struktur badan jalan yang memadai terdapat beberapa kubangan yang sangat menyulitkan pengemudi untuk melintas terutama pada saat turun hujan karena dipastikan akan terjadi selip dapa roda.

Lebar jalur 2 x 2.5 meter meskipun terdapat juga lebar jalur hanya 4 meter terutama pada lahan perkebunan dan jalan rintisan yang merupakan pengembangan dari jalan kampung dan belum memiliki struktur perkerasan yang memadai. Dengan kondisi yang demikian kiranya masih diperlukan peningkatan/pelebaran jalan untuk dapat menampung pertumbuhan arus lalu-lintas beberapa tahun kedepan atau jika hendak meningkatkan fungsi dan kelas jalan ke level yang lebih tinggi.

Pada sebagian ruas jalan khususnya jalan yang telah memiliki lapis perkerasan sudah memiliki bahu jalan di kedua sisinya meskipun kondisinya belum sempurna dengan indikasi bahwa lebar dan jenis lapis penutupnya masih terkesan seadanya dengan ditumbuhi oleh rumput / ilalang yang tinggi akibat kurang adanya perawatan.

Namun demikian kebaradaan ruang / space ini sudah cukup mengesankan lajur lalu – lintas yang lebar sehingga akan lebih leluasa bagi kendaraan untuk bersimpangan

Kondisi Drainase tepi belum sepenuhnya ada di sepanjang ruas jalan dan hanya pada daerah ”perkotaan” saja yang memiliki sistim drainase jalan cukup baik, selebihnya air limpasan permukaan jalan mengalir secara liar mengikuti topografi daerah disekitarnya / sesuai dengan kondisi alam.

(11)

Perkerasan Beton

Hot Mix

(12)

Waterbound Macadam

Telford

Kubangan Jalan

E. Kondisi Jembatan

Keberadaan jembatan pada ruas jalan lintas selatan dapat dikatakan layak setidaknya untuk kondisi saat ini, dalam arti bahwa dengan volume lalu lintas yang sangat rendah seperti sekarang belum diperlukan adanya perbaikan atau peningkatan kapasitasnya, namun untuk perkembangan kedepan jika

(13)

ruas ini akan dijadikan jalur poros selatan maka terdapat beberapa jembatan yang perlu mendapat perhatian karena lebar jalur jembatan yang hanya 4 meter pastinya tidak akan sesuai dengan kelas jalan yang akan dibangun.

Lebar jalur jembatan bervariasi antara 4 – 7 meter, beberapa jembatan yang baru dibuat telah memiliki lebar jalur 7 meter dengan trotoar selebar 1 meter ( 1+7+1) atau dikategorikan dengan Jembatan Kelas A tetapi jembatan yang lama memiliki lebar jalur hanya 4 – 5 Meter dan Trotoar selebar 2 x 0.5 Meter dan masuk dalam Kategori B dan C.

Ditinjau dari jenis konstruksinya, bangunan atas terdiri dari Rangka Baja, Beton Pracetak ( Gelagar prestress ), Beton Cor setempat ( untuk jembatan pelat dan jembatan balok T bentang kecil ), serta Komposit pelat beton dengan gelagar baja.

Dokumentasi :

Jembatan Cikuya

(14)

Jembatan Cimedang

Jembatan Cbeureum

(15)

Jembatan Cipatujah

Jembatan Cipangukusan

(16)

Jembatan Cijayana

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Pada tarafpemupukan NO , kadar N yang berasal dari pup uk hijau pada media M3 dan M4 cukup tinggi sehingga bobot basah akar pada media tersebut lebih tinggi dari

Elemen ini ditunjukkan dalam pernyataan bahwa informan merasa puas menggunakan website video sharing YouTube.Ditunjukkan dengan ungkapan informan yang berbeda-beda seperti

Seperti diketahui, Menteri PUPR Basuki Hadimul jono mengatakan, pihaknya akan membangun akses jalan tol untuk BIJB Kertajati dari Tol Cipali selama satu tahun ke depan,

Kelalaian dalam praktek medik jika memenuhi beberapa unsur (1) duty atau kewajiban tenaga medis untuk melakukan sesuatu tindakan atau untuk tidak melakukan suatu tindakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan umpan balik dan variasi pekerjaan perawat di unit rawat inap terhadap mutu asuhan keperawatan (standar asuhan

Hyvä yhteishenki koettiin tärkeänä asiana Hiirosenkotiin tehdyssä opinnäytetyössä sekä aikaisemmissa vertailututkimuksissa, joten tähän tulee panostaa myös

Kesimpulan yang dapat diambil dari pengaruh kepemilikan institusional dan pertumbuhan perusahaan terhadap keputusan pendanaan dan nilai perusahaan manufaktur

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan media audiovisual oleh penyuluhan pertanian tergolong mudah, dimana penyuluh tidak memiliki hambatan atau kendala