• Tidak ada hasil yang ditemukan

1200 (0,535) (0,465) (1200 1).0,05 + (0,535) (0,465)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1200 (0,535) (0,465) (1200 1).0,05 + (0,535) (0,465)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DATA DAN METODE PENELITIAN

Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer hasil yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner dan metode wawancara sebagai data pelengkap. Pengumpulan data dilaksanakan bulan Januari dan Maret tahun 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 1200 siswa kelas tiga. Ukuran contoh yang diambil sebanyak 300 siswa, dimana sebanyak 134 siswa diambil dari sekolah menengah umum dan sebanyak 86 siswa diambil dari madrasah aliyah serta 80 siswa diperoleh dari sekolah menengah kejuruan. Unit sampling dalam penelitian ini adalah siswa kelas tiga pada sekolah terpilih di kabupaten Garut Jawa Barat.

Metode Penarikan Contoh

Tahapan pengambilan contoh siswa mengikuti pengambilan kaidah acak berlapis sebagai berikut :

1. Menyiapkan ukuran contoh

Menurut Mendenhall (1990) untuk menentukan ukuran contoh yang

dibutuhkan untuk menduga alokasi proporsional dengan kesalahan pendugaan sebesar 0,05 adalah sebagai berikut :

n = N pq ( N − 1) D + pq =

1200 (0,535) (0,465)

(1200 − 1).0,05 + (0,535) (0,465) = 299,8 Dimana :

N = Jumlah Strata dalam populasi n

p q

= Jumlah anggota strata dalam contoh = Alokasi proporsional yang sukses = Alokasi proporsional yang gagal = (1-p) D = kesalahan relatif yang ditoleransi = e

Dengan salah satu pendekatan alternatif penarikan contoh acak sederhana sehingga dari perhitungan rumus diatas maka diperoleh ukuran contoh sebesar 300 siswa kelas tiga.

(2)

2. Membagi lapisan menjadi tiga lapisan, Lapisan pertama adalah sekolah menengah umum (SMU) dan lapisan kedua adalah sekolah madrasyah aliyah (MA) serta lapisan ketiga adalah sekolah menegah kejuruan (SMK), dengan jumlah populasi sebanyak 1200 siswa dengan masing-masing jumlah siswa SMU sebanyak 539 orang, siswa SMK sebanyak 317 orang dan siswa MA sebanyak 344 orang. Dalam hal ini ketiga strata sekolah tersebut dibentuk berdasarkan level atau jenjang sekolah Contoh diambil secara acak dari masing-masing strata sekolah secara alokasi proporsional

ni = n N i N dimana : ni Ni N n = Alokasi Proporsional = Jumlah sub-populasi = Jumlah populasi = Jumlah contoh

Sehingga dari rumus alokasi tersebut diperoleh jumlah contoh untuk masing- masing lapisan, untuk SMU sebanyak 134 orang, SMK sebanyak 80 orang, dan untuk MA sebanyak 86 orang.

3. Memilih sekolah dan jumlah siswa pada setiap jurusan yang akan dijadikan ruang contoh pada setiap lapisan

Dalam menentukan sekolah dan jumlah siswa kelas tiga berdasarkan

jurusannya. Yang akan dipilih menjadi target penyebaran kuisioner dilakukan dengan menggunakan metode penarikan contoh acak sederhana dengan

mempertimbangkan karakteristik mahasiswa yang ada di lingkungan STAI Al- Musadaddiyah Garut. Pemilihan sekolah dilakukan dengan purposive dimana alokasi sampel proporsional berdasarkan jumlah siswa pada masing-masing sekolah dilakukan dengan pendekatan contoh secara acak pada setiap sekolah. Hasil dari penarikan contoh acak sederhana dapat disajikan pada Tabel 1.

(3)

Sekretaris Akuntansi

Tabel 1 Penyebaran kuisioner berdasarkan pemilihan sekolah dan jurusan

Nama Sekolah

III-IPA

Banyaknya kuisioner yang disebar

Manajemen/ TataBoga/ III-IPS Total Siswa SMA 1 Garut SMA 1 Sukawening SMA 1 Cibatu SMU Muh 1 Garut

SMU Darussalam Wanaraja SMK Hikmah SMK Pasundan 1 Cilawu SMK YPPT Tarogong SMK 1 Garut MA Nurul Islam MAN 1 Garut MA Pesantren Cipari MA Darul Ulum Total 21 15 11 9 13 - - - - 7 15 15 8 114 17 9 12 11 16 - - - - 9 12 11 9 106 - - - - - 11 7 3 15 36 - - - - - 9 12 13 10 44 38 24 23 20 29 20 19 16 25 16 27 26 17 300

Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara yang dituangkan dalam pemberian kuisioner untuk masing-masing siswa pada kelas tiga dengan siswa yang telah dipilih sebagai contoh. Sedangkan informasi yang diamati adalah :

1. 2. 3.

Identitas responden meliputi jenis kelamin dan status dalam keluarga Minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi .

Faktor yang mempengaruhi minat siswa seperti tingkat dan bidang

pendidikan orang tua, status dan bidang pekerjaan orang tua, tempat tinggal dan keberadaan anggota keluarga yang kuliah dan sumber informasi

mengenai minatnya.

Bentuk pertanyaan dalam kuisioner adalah pertanyaan tertutup, terbuka, dan semi terbuka. Responden adalah siswa dalam kelas contoh yang hadir saat survei dilaksanakan. Sedangkan wawancara dilakukan di sekolah setelah waktu belajar selesai atau pada waktu belajar atas izin pihak sekolah. Kuisioner lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.

(4)

Langkah-langkah Analisis Data

Langkah-langkah dari penelitian minat siswa SMU melanjutkan ke perguruan tinggi dilakukan dengan tahap sebagai berikut:

1. Analisis Deskripsi data

Dalam tahapan ini data kuisioner dilakukan analisis secara deskriptif dan analisis deskriptif yang akan disajikan dalam bentuk tabel sebaran frekuensi, frekuensi relatif, histrogram dan tabulasi silang untuk melihat kaitan antar peubah.

2. Analisis Regresi Logistik

Seperti yang telah dikemukakan pada bagian tinjauan pustaka, maka beberapa tahapan analisis regresi logistic adalah sebagai berikut :

a. Mengumpulkan pengamatan dan mendefinisikan peubah respon (y) adalah minat siswa SMU/sederajat melanjutkan ke perguruan tinggi dengan 2 kategori yaitu minat siswa SMU/sederajat yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi (y = 1) dan yang tidak minat (y = 0). Dimana peluang Y=1

dinotasikan dengan .

Tabel 2 Peubah-peubah yang mempengaruhi minat

Peubah bebas Keterangan

Minat Siswa 1. Jenis kelamin (JK) 2. Status Anak (SA)

3. Pendidikan Ayah (PDDA) 4. Pendidikan Ibu (PDDI) 5. Pekerjaan Ayah (PKJA) 6. Pekerjaan Ibu (PKJI)

7. Rata-rata pendapatan orang tua (RPDT) 8. Pelajaran yang disukai (PD)

9. Perguruan tinggi saudara berkuliah (PS)

10. Faktor pendorong memilih Perguruan tinggi (FP) 11. Nilai raport (NR)

12. Tempat Tinggal siswa (TTS)

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12

Keterangan Pengkodingan dapat di lihat pada lampiran 2

b. Melakukan fungsi logit dari peubah penjelas, yang mana transformasi logit adalah sebagai berikut (Agresti, 1990) :

(5)

log it [π ( x ) ]= ln   = g ( x )

=

g( yi ) =

π (xi ) yi (1 − π ( xi )1− yi

L (β ) = ln [ ( β )] = ln 

π ( x i ) y i (1 − π ( xi ) )1 − y i

G = − 2 log  0  = −2[log( L0 ) − log( L1 )] = −2(L0 − L1 )

 π ( x )   1 − π ( x ) 

c. Menyelesaikan dugaan parameter dengan metode Kemungkinan Maksimum. Cara metode Kemungkinan Maksimum adalah dengan mengasumsikan yi

saling bebas, maka :

n  (Y ) = g (Y1 , Y 2 , ...., Y n ) = g (Y i ) i =1 n n i=1 i=1  n   i = 1 

Setelah diperoleh nilai dugaan β0, β1, β2, ., βp, maka dapat diperoleh penduga dari π(xi) dengan persamaan :

Dimana

πˆ ( x ) = exp( gˆ ( x )) 1 + exp( gˆ ( x ))

, merupakan penduga logit yang merupakan fungsi linier dari peubah penjelas (Hosmer & Lemeshow, 1999) d. Pengujian signifikansi model dilakukan secara bersama-sama

Dalam menguji peranan variabel penjelas di dalam model secara bersama- sama, dalam hal ini di gunakan Statistik uji- G dengan hipotesis :

H0: β1= β2= … = βp = 0

H1: minimal ada satu βi≠ 0

Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji G :

L

L1

 

Dimana : L0 = likelihood tanpa peubah bebas

L1 = likelihood dengan peubah bebas

P = banyaknya parameter dari peubah bebas

Jika Ho benar, statistik G ini mengikuti sebaran χ 2 dengan derajat bebas p.

e. Pengujian Parameter secara Parsial

Dalam hal ini kita dapat menguji signifikansi dari parameter koefisien secara parsial dengan statistik uji Wald. Dimana Statistik uji Wald yaitu :

W = βˆ i Sˆ E ( βˆ i )

(6)

[π (1) / {1 − π (1) }] = exp ( β )

[π (0 ) / {1 − π ( 0 ) }]

exp  βˆ i ± Z α S E

(

β i

)

Hipotesis yang akan diuji adalah : H 0 : β i = 0

H 1 : β i ≠ 0 i = 1,2... p

jika H0 benar statistik W akan mengikuti sebaran normal baku atau p-value ≥ α.

f. Menghitung Odds Ratio untuk interpretasi dari regresi logistik Nilai odds (rasio antara Y=1 dengan Y=0 untuk X=1) adalah

[π (1 ) / {1 − π (1 ) }], sedangkan untuk X=0 adalah [π ( 0 ) / {1 − π ( 0 ) }]. Log dari

kedua odds tersebut didefinisikan sebagai g(1) dan g(0). Rasio odds

(ψ ) didefinisikan sebagai rasio dari odds untuk X=1 dengan X=0, sehingga odds rasio dengan mudah dapat ditulis sebagai berikut :

(ψ ) = 1

Dimana Odds rasio memiliki selang kepercayaan (1-α) 100 % sebagai berikut :

 2 

Gambar

Tabel 1 Penyebaran kuisioner berdasarkan pemilihan sekolah dan jurusan

Referensi

Dokumen terkait

Jika dipahami secara komprehensif maka Undang-Undang tentang Advokat memberikan amanah kepada para Advokat untuk dapat membentuk organisasi Advokat yang satu satunya sebagai

Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak

Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasian yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian PT

Jadi metode dakwah merupakan sebuah jalan atau cara yang digunakan atau dilakukan dalam melaksanakan aktifitas mengajak manusia kepada jalan yang lurus, yang mana

Keadaan kelainan pada wajah seperti celah bibir dan langitan dapat menyebabkan beberapa komplikasi, diantaranya : kesulitan makan, adanya celah pada bibir atau mulut dapat

a) Norplant menyebabkan kekacauan dalam pola perdarahan hingga 80% pengguna, terutama selama tahun pertama penggunaan, dan beberapa wanita atau pasangannya tidak dapat

(6) Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D4

BLAMBANGAN KARIMAH MUDA