• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN DAN METODE PENELITIAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Lahan Fakultas Pertanian Program Studi Peternakan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan dengan persiapan lahan 2 minggu dan akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan November 2016.

Bahan dan Alat Penelitian Bahan

Bahan yang digunakan yaitu bibit leguminosa Indigofera zollingeriana

yang berumur 2 bulan. Pupuk kompos dari manure ayam broiler dan limbah kulit

kopi sebagai perlakuan pupuk organik pada tanaman. MOD (Microorganisme Decomposer) sebagai bahan aktivator pada proses pembuatan

kompos. Air untuk menyiram tanaman pada saat penelitian dilaksanakan. Polybag sebagai tempat tanaman leguminosa Indigofera zollingeriana.

Alat

Alat yang digunakan adalah gembor untuk menyiram tanaman, timbangan untuk menimbang berat basah dan berat kering leguminosa, oven untuk mengeringkan hijauan leguminosa, alat ukur meteran untuk mengukur tinggi tanaman, pisau atau gergaji untuk memotong leguminosa, cangkul untuk membersihkan lahan dan membajak, alat tulis untuk mencatat data penelitian dan amplop sebagai tempat hijauan pada saat pemanenan selama penelitian.

(2)

Metode Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi (split plot design) dengan menggunakan dua faktor yaitu :

I. Faktor pertama yang dijadikan sebagai petak utama (main plot) adalah dosis MOD (Microorganisme Dekomposer).

M1 = Pupuk kotoran ayam broiler dan kulit kopi dengan MOD 1 liter/ton M2 = Pupuk kotoran ayam broiler dan kulit kopi dengan MOD 2 liter/ton II. Faktor kedua sebagai anak petak (sub plot) yaitu dosis kompos yang berbeda setiap perlakuan antara lain :

P1 = pemberian pupuk dengan dosis 10 ton/ha/tahun P2 = pemberian pupuk dengan dosis 20 ton/ha/tahun P3= pemberian pupuk dengan dosis 30 ton/ha/tahun

Dimana setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Maka kombinasi setiap perlakuan adalah:

P1 P2

ROU1 R1U3 R2U1 R2U1 R1U3 R0U1

R2U4 R0U2 R1U2 R1U2 R0U2 R2U4

R2U3 R1U1 R0U3 R0U3 R1U1 R2U3

R1U4 R2U2 R0U4 R0U4 R2U2 R1U4

Model linear yang digunakan adalah rancangan petak terbagi (split plot design)

dengan model rancangan sebagai berikut:

Yi j k = μ + αi +βj + (αβ) i j + δi k + εi j k

Keterangan :

Y i j k = nilai pengamatan pada taraf ke-i faktor A, taraf ke-j faktor B, dan pada

(3)

µ = nilai tengah umum

αi = pengaruh taraf ke-i dari faktor A

βj = pengaruh taraf ke-j dari faktor B

(αβ)i j = pengaruh interaksi taraf ke-i faktor A dengan taraf ke-j faktor B

δi k = pengaruh acak untuk petak utama

ε i j k = pengaruh acak untuk anak petak

Pelaksanaan Penelitian Pembuatan Kompos

Persiapan Lahan

Persiapan lahan diawali dengan pembersihan lahan penelitian dari sisa tanaman sebelumnya dan gulma-gulma yang terdapat disekitar lahan penelitian. Kemudian dilakukan pencangkulan atau pembajakan lahan agar tanah menjadi gembur. Lalu, dibagi lahan menjadi petak-petak kecil sebanyak 24 plot yang

Diletakkan kotoran yam sebanyak 250 kg ditanah kemudian diratakan

Diletakkan kulit kopi diatas kotoran ayam sebanyak 250 kg (selapis)

Disiram air 10 liter+ MOD (Micro Organisme Decomposer) sebanyak 250 cc

Dilakukan langkah kesatu, kedua dan ketiga sampai 4 lapisan

Didiamkan selama 1 minggu

Dilakukan pengadukan pada minggu kedua secara merata

Didiamkan selama 1 minggu ditempat yang teduh

(4)

setiap plotnya berukuran 1x1 meter dengan jarak antar tiap plot 1 meter yang dijadikan sebagai saluran air.

Pemupukan

Pemupukan dasar dilakukan langsung di dalam polybag, tetapi sebelum itu polybag diisi dengan tanah yang telah diayak/dihaluskan. Pemupukan dasar tersebut dengan pemberian pupuk kandang (10 ton/ha) dan pupuk kimia yaitu dolomit (1 ton/ha), urea (100 kg/ha), SP-36 (150 kg/ha), dan KCL (200 kg/ha) pada setiap polybag kemudian didiamkan selama satu minggu. Selanjutnya penanaman Indigofera zollingeriana dapat dilakukan setelah pemupukan dasar. Pemupukan kompos dilakukan setelah Indigofera zollingeriana berumur 4 bulan dengan dosis tiap-tiap perlakuan.

Penanaman

Bibit legum Indigofera zollingeriana ditanam di polybag yang sudah diberikan pemupukan dasar Penanaman legum dilakukan dengan cara membuka plastik polybag dan memasukkan bibit ke dalam polybag yang lebih besar (polybag 10 kg) dengan kedalaman ± 10 cm dengan jarak antara polybag

Indigofera zollingeriana yaitu 1mx1m.

Pemeliharaan

Pemeliharaan meliputi penyiraman dan penyiangan. Penyiraman dilakukan setiap hari dua kali yaitu pada pagi dan sore atau sesuai kebutuhan. Jika musim hujan tidak perlu untuk penyiraman. Penyiangan dilakukan terhadap gulma-gulma liar yang ada dilahan penelitian dan dilakukan secara manual.

(5)

Panen (Pemotongan/Defoliasi)

Trimming untuk keseluruhan legum dilakukan pada saat tanaman berumur 20 minggu setelah penanaman dengan menggunakan parang atau gergaji dengan tinggi pemotongan 1 m dari permukaan tanah di dalam polybag, dengan maksud menyeragamkan pertumbuhan. Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 24 MST (Minggu Setelah Tanam) dengan tinggi pemotongan 1 m dari permukaan tanah.

Parameter Penelitian 1. Protein Kasar

Protein Kasar diperoleh dari 4 proses yaitu Destruksi, Pengenceran, Destilasi dan Titrasi. Pada proses dekstruksi, sampel ditimbang sebanyak 0,05 gram dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 gram Selenium 2,5 ml , dan 3 tetes . Bahan yang dicampurkan kemudian didestruksi hingga bening. Pada proses pengenceran, sampel yang telah didestruksi kemudian diencerkan larutan dengan mengunakan (Aquadest) sebanyak 50 ml dan dikocok, kemudian dimasukkan ke botol kjehldahl. Pada proses destilasi, sampel yang sudah diencerkan ditambahkan penolphtalen 3 tetes dan NaOH 50% sampai larutan menjadi merah. Pada Erlenmeyer dimasukkan Asam Borax ( ) 3% sebanyak 5 ml, ditambahkan aquadest sebanyak 25 ml, serta indicator mix 2 tetes. Kedua tabung yang telah berisi larutan tersebut dipasangkan pada alat destilasi kjehldahl, kemudian didestilasi hingga larutan pada Erlenmeyer bertambah menjadi 150 ml. Destilasi dihentikan, Erlenmeyer dikeluarkan untuk dititrasi. Pada proses akhir titrasi dengan HCl 0,01 N sampai warna kemerah-merahan. Dihitung proteinnya dengan blanko (0,05) dengan rumus :

(6)

2. Lemak Kasar

Analisa kandungan nutrisi lemak kasar dilakukan dengan cara analis proksimatdari hasil pemanenan. Persentase lemak kasar dapat dihitung dengan rumus :

Kadar Lemak Kasar = (b – a) x 100% X

Ket a = berat labu

b = berat labu lemak sesudah di oven X = berat sampel

3. Serat Kasar

Analisa kandungan nutrisi serat kasar dilakukan dengan cara analis proksimatdari hasil pemanenan. Persentase serat kasar dapat dihitung dengan rumus :

Kadar Serat Kasar =(Berat C + S Stlah Oven) – (Berat C + S Stlah tanur) x100% Berat Sampel

Analisis Data

Data-data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam yang kemudian dilanjutkan dengan uji berjarak duncan menurut Steel dan Toorie (1995). Uji lanjut digunakan ketika ditemukan adanya pengaruh nyata antar faktor perlakuan adalah dengan melihat perbedaan antar anak petak dan interaksi antar petak dengan petak utama.

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan Protein Kasar

Hasil penelitian pemanfaatan kompos campuran manure ayam broiler dan limbah kulit kopi dengan berbagai dosis mod (microorganisme decomposer) terhadap kandungan protein kasar indigofera zollingeriana dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4. Kandungan protein kasar indigofera zollingeriana dengan pemberian kompos campuran manure ayam dan kulit kopi (ton/ha/tahun)

Keterangan : MD1 = pupuk kompos dengan campuran kulit kopi dan manure ayam broiler dengan MOD 1 liter/ton , MD2= = pupuk kompos dengan campuran kulit kopi dan manure ayam broiler dengan MOD 2 liter/ton. Superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan nyata pada uji Duncan (P<0,05).

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemanfaatan kompos campuran

manure ayam broiler dan limbah kulit kopi dengan dosis mod (microorganisme decomposer) memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05)

terhadap kandungan protein kasar pada indigofera zollingeriana.

Nilai rataan kandungan protein kasar pada (M2) sebesar 24.99% sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan (M1) sebesar 24.72. Perbedaan pada protein kasar ini disebabkan karena penggunaan MOD yang berbeda dosisnya. Pada M2 dosis yang diberikan sebanyak 2 liter, sehingga mikroorganisme yang dihasilkan pada kompos M2 juga meningkat, sehingga kesuburan tanah dan petumbuhan dari

indigofera zollingeriana. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anwar et al. (2006) yang menyatakan bahwa proses tersebut bisa dipercepat oleh perlakuan manusia,

Faktor Kedua

Faktor Pertama Rataan

M1 M2

P1 24.63 24.90 24.765c

P2 24.71 24.98 24.845b

P3 24.81 25.09 24.95a

(8)

yaitu dengan menambahkan mikroorganisme pengurai sehingga dalam waktu singkat akan diperoleh kompos yang berkualitas baik. Kompos yang baik mengandung NPK yang tinggi, Kandungan NPK pada kompos berguna untuk pertumbuhan tanaman dan pembentukan akar tanaman indigofera zollingeriana. Kandungan NPK ini biasanya didapatkan dari kotoran ternak contohnya manure ayam broiler. Hal ini sesuai dengan pernyataan Intan (1983) yang menyatakan bahwa kandungan unsur-unsur yang diperlukan tanaman yang terdapat pada kotoran ayam yaitu; N= 1,0 ; = 0,80 dan = 0,40.

Nilai rataan tertinggi kandungan protein kasar indigofera zollingeriana

dengan pemanfaatan kompos manure ayam dan kulit kopi adalah pada dosis 30 ton/ha/tahun (P3) yaitu sebesar 24,95% lebih tinggi dari pada dosis 20 ton/ha/tahun (P2) yaitu 24.845% dan juga dosis 10 ton/ha/tahun (P1) yaitu 24.765%. Dari hasil penelitan ini menunjukkan pemanfaatan kompos campuran manure ayam broiler dan kulit kopi dengan penambahan MOD (Micro Organisme Decomposer) berpengaruh baik terhadap kualitas protein kasar indigofera zollingeriana. Hal ini disebabkan karena pupuk kompos dengan penambahan MOD (Micro Organisme Decomposer) tersebut menambah populasi mikroorganisme dalam kompos sehingga berimplikasi terhadap berbagai zat pengatur tumbuh dan mikroorganisme tanah seperti rhizobium bakteri penambat nitrogen yang dapat mengambil nitrogen dengan proses fiksasi nitrogen di udara, sesuai dengan pernyataan Dewi (2007), bakteri penambat nitrogen yang terdapat di dalam akar kacang-kacangan adalah jenis bakteri Rhizobium. Bakteri ini masuk melalui rambut-rambut akar dan menetap dalam akar tersebut dan membentuk bintil pada akar yang bersifat khas pada kacang – kacangan.

(9)

Kandungan Serat Kasar Indigofera zollingeriana

Hasil penelitian pemanfaatan kompos campuran manure ayam broiler dan limbah kulit kopi dengan berbagai dosis mod (microorganisme decomposer) terhadap kandungan serat kasar indigofera zollingeriana dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 5. Kandungan serat kasar indigofera zollingeriana dengan pemberian kompos campuran manure ayam dan kulit kopi (ton/ha/tahun)

Keterangan : MD1 = pupuk kompos dengan campuran kulit kopi dan manure ayam broiler dengan MOD 1 liter/ton , MD2= = pupuk kompos dengan campuran kulit kopi dan manure ayam broiler dengan MOD 2 liter/ton. Superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan nyata pada uji Duncan (P<0,05).

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemanfaatan kompos campuran

manure ayam broiler dan limbah kulit kopi dengan dosis mod (microorganisme decomposer) memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05)

terhadap kandungan serat kasar pada indigofera zollingeriana.

Nilai rataan kandungan serat kasar indigofera zollingeriana pada M1 yaitu sebesar 17.77% memiliki kandungan serat kasar yang lebih tinggi daripada M2 yaitu sebesar 16.83%. Hal ini disebabkan karna faktor sitologi tumbuhan karena tekanan daripada kandungan protein yang lebih tinggi menurunkan kandungan serat kasar. Jadi semakin tinggi kandungan protein kasar maka serat kasar akan semakin menurun, Serat pada tumbuhan terdapat pada dinding sel, dan protein terkonsentrasi pada inner cell (protoplasma). Pada tumbuhan indigofera

Faktor Kedua

Faktor Kedua Rataan

M1 M2

P1 17.87 16.93 17.395c

P2 17.76 16.81 17.285b

P3 17.67 16.75 17.205a

(10)

zollingeriana M1 serat kasar sebesar 17.77%, ini adalah kandungan yang paling tinggi. Pada penelitian Herdiawan (2013) menunjukkan bahwa Kandungan serat kasar tertinggi dicapai pada kombinasi perlakuan cekaman kekeringan berat (25%KL) dan pemangkasan 120 hari, yaitu sebesar 29,35% dan terendah dicapai pada kombinasi perlakuan kontrol (100% KL) dan pemangkasan 60 hari yaitu sebesar 18,18%. Dapat dilihat perbedaan tersebut bahwa kompos yang diberikan menurunkan serat kasar sehingga kompos baik digunakan pada indigofera zollingeriana. Fungsi dari kompos adalah untuk menyuburkan dan menggemburkan tanah sehingga penyerapan unsur hara oleh tanaman indigofera zollingeriana menjadi lebih baik. Hal ini didukung oleh pernyataan Herdiawan (2013), kandungan nutrisi tanaman sangat dipengaruhi oleh tingkat kesuburan media tanam dan beberapa factor daya dukung lingkungan biotik.Kandungan NDF, Ca, P, Mg, Zn, Mn, dan PK cenderung mengalami peningkatan selama musim semi dan mengalami penurunan selama musim gugur.

Pada penelitian didapatkan rataan kandugan serat kasar pada dosis (P1) 10 ton/ha/tahun yaitu sebesar 17.935. Sedangkan pada rataan kandungan serat kasar pada dosis (P2) 20 ton/ha/tahun yaitu sebesar 17.285%. Dan pada pemberian dosis 30 ton/ha/tahun (P3) mempunyai rataan kandungan serat kasar yaitu sebesar 17.205%. Perlakuan P3 memiliki kandungan serat kasar yang lebih rendah jika dibandingkan dengan keduanya, selanjutnya pada perlakuan P2 memiliki kandungan serat kasar yang lebih rendah jika dibandingkan dengan perlakuan P1. Hasil menunjukkan bahwa pemanfaatan kompos campuran manure ayam broiler dan limbah kulit kopi dengan beberapa dosis mod (microorganisme decomposer) dapat menurunkan persentase kandungan serat kasar.

(11)

Kandungan Lemak Kasar Indigofera zollingeriana

Hasil penelitian pemanfaatan kompos campuran manure ayam broiler dan limbah kulit kopi dengan berbagai dosis mod (microorganisme decomposer) terhadap kandungan lemak kasar indigofera zollingeriana dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 6. Kandungan lemak kasar indigofera zollingeriana dengan pemberian kompos campuran manure ayam dan kulit kopi (ton/ha/tahun)

Keterangan : MD1 = pupuk kompos dengan campuran kulit kopi dan manure ayam broiler dengan MOD 1 liter/ton , MD2= = pupuk kompos dengan campuran kulit kopi dan manure ayam broiler dengan MOD 2 liter/ton. Superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan nyata pada uji Duncan (P<0,05).

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemanfaatan kompos campuran

manure ayam broiler dan limbah kulit kopi dengan dosis mod (microorganisme decomposer) memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05)

terhadap kandungan lemak kasar pada indigofera zollingeriana.

Nilai rataan kandungan lemak kasar indigofera zollingeriana adalah pada (M2) yaitu sebesar 6.39% lebih tinggi dibandingkan dengan (M1) yaitu sebesar

6.14%. Hal ini terjadi karena perbedaan dosis yang di berikan kepada tanaman indigofera zollingeriana yang mempengaruhi perbedaan kandungan lemak kasar. Anggorodi (1994) mengatakan bahwa lemak yang didapatkan dari analisis lemak ini bukan lemak murni. Selain mengandung lemak sesungguhnya, ekstrak ether juga mengandung wax (lilin), asam organik, alkohol, dan pigmen oleh karena itu praksi ether juga menentukan lemak tidak sepenuhnya benar.

Faktor Kedua

Faktor Pertama Rataan

M1 M2

P1 6.06 6.30 6.18c

P2 6.16 6.35 6.255b

P3 6.20 6.53 6.365a

(12)

Unsur hara pada kompos seperti kandungan unsur N (nitrogen) juga mempengaruhi presentase lemak kasar , hal ini didukung dengan Agustina (2004) yang menyatakan bahwa Pemberian pupuk yang diperkaya fermentasi urin sangat menunjang kandungan N sehingga mampu meningkatkan persentase lemak kasar. Dewi (2007) juga yang menyatakan bahwa tanaman harus mengekstraksi kebutuhan nitrogennya dari dalam tanah. Sumber nitrogen yang terdapat dalamtanah, makin lama makin tidak mencukupi kebutuhan tanaman, sehingga perlu diberikan pupuk sintetik yang merupakan sumber nitrogen untuk mempertinggi produksi dan meningkatnya kualitas daripada tanaman. Hardisumitro (2009) menyatakan bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk sangat baik karena dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki struktur dan tekstur tanah, meningkatkan daya ikat tanah terhadap air, memudahkan pertumbuhan akar tanaman, menghemat pemakaian pupuk kimia.

Dari hasil penelitan kandungan lemak kasar indigofera zollingeriana

didapatkan bahwa pada (P3) dengan dosis 30 ton/ha/tahun mempunyai rataan tertinggi yaitu sebesar 6.365% dibandingkan (P2) dengan dosis 20 ton/ha/tahun sebesar 6.255% dan (P1) dengan dosis 10 ton/ha/tahun sebesar 6.18%. Hal ini sesuai dengan pernyataan Haryani (2012) yang menyatakan bahwa limbah kulit kopi mempunyai kandungan unsur makro yang sangat baik bagi tanaman. Diantaranya yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium sehingga limbah kulit kopi ternyata dapat memperbaiki kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun. Baon et al. (2005) dalam penelitiannya disebutkan bahwa kadar C-organik kulit buah kopi adalah 45,3%, kadar nitrogen 2,98%, fosfor 0,18%, dan kalium

(13)

2,26%. Selain itu, kulit buah kopi juga mengandung unsur Ca, Mg, Mn, Fe, Cu, dan Zn.

Rekapitulasi Hasil Penelitian

Rekapitulasi pemanfaatan kompos campuran manure ayam broiler dan limbah kulit kopi dengan berbagai dosis MOD (microorganisme decomposer) terhadap kualitas nutrisi Indigofera zollingeriana dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel.7 Data rekapitulasi kandungan serat kasar(%), protein kasar(%), dan lemak kasar (%) Indigofera zollingeriana

Perlakuan Rataan Parameter

Serat Kasar Protein Kasar Lemak Kasar

M1 P1 17.87f 24.63f 6.06f P2 17.76e 24.71e 6.16e P3 17.67d 24.81d 6.20d M2 P1 16.93c 24.90c 6.30c P2 16.81b 24.98b 6.35b P3 16.75a 25.09a 6.53a

Keterangan: M1= Kompos campuran kulit kopi dan manure ayam broiler dengan MOD 1 liter/ton M2= Kompos campuran kulit kopi dan manure ayam broiler dengan MOD 2 liter/ton

Rekapitulasi hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semua perlakuan pemanfaatan kompos campuran manure ayam broiler dan limbah kulit kopi dengan berbagai dosis MOD (microorganisme decomposer) terhadap kualitas nutrisi Indigofera zollingeriana memberi pengaruh nyata terhadap kandungan serat kasar, protein kasar, dan lemak kasar. Pada parameter serat kasar rataan tertinggi (M1) P1 dosis 10 ton/ha/tahun sebesar 17.87%. Dan pada parameter protein kasar rataaan tertinggi (M2) P3 kandungannya sebesar 25.09% pada dosis 30 ton/ha/tahun. Sedangkan untuk kandungan lemak kasar rataan tertinggi pada (M2) P3 dosis 30 ton/ha/tahun juga sebesar 6.53%. Pemanfaatan kompos campuran manure ayam dan limbah kulit kopi dengan berbagai dosis

(14)

MOD (microorganisme decomposer) dapat meningkatkan unsur hara tanah, mikroorganisme tanah, dan juga kesuburan tanah. zat pengatur tumbuh, mikroorganisme tanah dan bahan organik yang seimbang dan tercukupi dapat memberikan efek tumbuh dan perkembangan yang optimal pada Indigofera zollingeriana.

Indigofera zollingeriana merupakan tanaman legum yang terdapat bintil akar, berarti dapat memfiksasi nitrogen dari atmosfer/ udara dengan bantuan bintil akar (rhizobium). Rhizobium merupakan bakteri yang dapat fiksasi nitrogen/penambat nitrogen dengan menempel pada akar yang terbentuk menjadi nodul akar. Sugiyarto (2009), menyatakan bahwa Pembentukan nodul akar dikontrol oleh sinyal molekul bakteri ekstraseluler yaitu faktor nod yang akan dikenali oleh tanaman inang. Indigofera zollingeriana dapat memperoleh nitrogen melalui proses fiksasi nitrogen ini ataupun dari pupuk yang diberikan sehingga nitrogen yang didapat oleh tanaman Indigofera zollingeriana lebih banyak dan nitrogen tersebut berguna untuk meningkatkan kualitas tanaman Indigofera zollingeriana. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dobermann and Fairhust (2000), yang menyatakan bahwa Peranan unsur N dalam tanaman yang terpenting adalah sebagai penyusun atau sebagai bahan dasar protein dan pembentukan klorofil karena itu N mempunyai fungsi membuat bagian-bagian tanaman menjadi lebih hijau.

(15)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemanfaatan kompos campuran manure ayam broiler dan kulit kopi dengan penambahan MOD (microorganisme decomposer ) pada pemupukan dosis 10, 20, dan 30 ton/ha/tahun berpengaruh nyata dalam meningkatkan kualitas nutrisi Indigofera zollingeriana (P<0,05) (menaikkan kandungan protein kasar dan menurunkan kandungan serat kasar). Selain itu kandungan lemak kasar

Indigofera zollingeriana juga meningkat dengan pemberian kompos campuran manure ayam broiler dan kulit kopi.

Saran

Penggunaan kompos campuran manure ayam broiler dan kulit kopi dapat disarankan untuk dipakai oleh peternak dalam menanam hijauan Indigofera zollingeriana apalagi kulit kopi yang mudah didapatkan dan dibuang-buang dapat dimaksimalkan menjadi pupuk organik seperti dicampur dengan manure ayam broiler. Disarankan juga agar dilakukan penelitian lanjutan dengan dosis yang lebih besar.

Gambar

Tabel  4.  Kandungan  protein  kasar  indigofera  zollingeriana  dengan  pemberian  kompos campuran manure ayam dan kulit kopi (ton/ha/tahun)
Tabel  5.  Kandungan  serat  kasar  indigofera  zollingeriana  dengan  pemberian  kompos campuran manure ayam dan kulit kopi (ton/ha/tahun)
Tabel  6.  Kandungan  lemak  kasar  indigofera  zollingeriana  dengan  pemberian  kompos campuran manure ayam dan kulit kopi (ton/ha/tahun)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mewujudkan tujuan program ini maka dilakukan kegiatan antara lain. Penatausahaan Administrasi Laboratorium Lingkungan Hidup,

Based on these results, it can be concluded: (1) There is a strong and significant relationship between work-family conflict with the performance of employees at the

Adalah hal lumrah apabila si korban meminta si pelaku untuk dihukum seberat- beratnya, namun disisi lain fungsi hukum dalam memberikan suatu keseimbangan terhadap

JUDUL : JANGAN SEPELEKAN DIPLOPIA MEDIA : MINGGU PAGI. TANGGAL : 02

Berdasarkan perjanjian ini ruang gerak pemerintah Republik Indonesia menjadi terbatas hanya pada kawasan Pulau Jawa, Madura dan Sumatera sehingga organisasi-organisasi perjuangan

Data hasil analisis secara keseluruhan tingkat kesukaran soal pilihan ganda UAS Ikatan Kimia dapat dilihat pada tabel 2. Daya pembeda dari Hasil Analisis Soal Pilihan

5 Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Arifin pada tahun 2014 untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap status kebersihan mulut dan