P.T. PANIN INSURANCE Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DAN INFORMASI TAMBAHAN
UNTUK SEMESTER 1 (SATU) YANG BERAKHIR
30 JUNI 2010 DAN 2009
(UNAUDITED)
DAFTAR ISI
Halaman
Neraca Konsolidasi 1
Laporan Laba Rugi Konsolidasi 3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 4
Laporan Arus Kas Konsolidasi 5
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi 6
Informasi Tambahan Konsolidasi 63
Informasi Tersendiri Induk Perusahaan :
- Neraca 64
- Laporan Laba Rugi 66
- Laporan Perubahan Ekuitas 67
- Laporan Arus Kas 68
- Rekonsiliasi Perhitungan Pajak Penghasilan Badan 69
- Pendapatan, Beban dan Hasil Underwriting 70
- Beban Usaha 71
- Analisis Kekayaan 72
- Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas 73
Catatan Rp juta Rp juta
ASET (UNAUDITED) (UNAUDITED)
Investasi Pihak ketiga Dana Jaminan
Deposito 1b,2a,2b,2c, 84,685 131,258
Surat utang negara 2d,2e,2s,3, 1,805 1,722
Jumlah dana jaminan 29,37,39,43 86,490 132,980
Deposito berjangka 980,155 912,433
Reksadana 1,082,009 1,034,392
Efek ekuitas 7,950 9,686
Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 50,000
Efek hutang 295,617 386,478
Pinjaman polis 6,713 10,953
Investasi lainnya 8,867 8,865
Jumlah 2,467,801 2,545,787
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Deposito berjangka 52,529 207,506
Reksadana 330,200 392,549
Efek ekuitas 354,407 31,817
Efek hutang 180,066 20,100
Penyertaan dalam bentuk saham 5,099,515 4,027,025
Jumlah 6,016,717 4,678,997
Jumlah Investasi 8,484,518 7,224,784
Kas dan bank 2a,2c,2d,2f,
Kas 4,37,39 132 129
Bank
Pihak ketiga 78,600 10,834
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 18,413 11,385
Jumlah 97,145 22,348
Piutang premi - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu- 2a,2c,2d, ragu Rp 300 juta Tahun 2010 dan Rp.185 juta Tahun 2009 : 2g,2i,5,
Pihak ketiga 37.39 8,277 22,443
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 7,341 5,971
Jumlah 15,618 28,414
Piutang reasuransi 2c,'2h,2u,6,39,40 1,312 48
Piutang hasil investasi 2c,2d,2e,2s,
Pihak ketiga 7,29,37,39 9,311 8,147
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 7,399 7,637
Jumlah 16,710 15,784
Piutang lain-lain 2d,8,37,38
Pihak ketiga 27,730 26,404
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 1,713 998
Jumlah 29,443 27,402
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi 2j,9,32 penyusutan sebesar Rp.22.045 juta pada tahun 2010
dan Rp.17.176 juta pada tahun 2009 22,283 18,845
Aset pajak tangguhan 2z,33 24,154 24,669
Aset lain-lain 2c,2d,10,30,37,39 11,288 14,284
JUMLAH ASET 8,702,471 7,376,578
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi. 1
Rp juta Rp juta
KEWAJIBAN DAN EKUITAS (UNAUDITED) (UNAUDITED)
KEWAJIBAN `
Kewajiban Lancar
Hutang klaim 2c,2n,11,39 14,127 6,631
Kewajiban manfaat polis masa depan 2c,2o,12,39 2,170,843 1,851,032 Estimasi klaim retensi sendiri dan kewajiban klaim 2c,2p,13,39 50,441 57,754 Premi yang belum merupakan pendapatan 2c,2r,14,39 81,385 62,304
Hutang reasuransi 2c,2h,2u,16,39,40 30,597 30,964
Hutang komisi 2c,2d,2w,
Pihak ketiga 17,37,39 12,262 1,148
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 60 308
Jumlah 12,322 1,456
Hutang pajak 2z,18,33 4,337 4,611
Beban yang masih harus dibayar 2d,2r,15,37 13,941 1,496
Hutang dividen 0 27
Pendapatan premi yang ditangguhkan 19
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 30,991 19,918
Hutang lain-lain 20 23,447 23,761
Kewajiban imbalan pasca kerja 2aa,36,42,44 2,150 2,150
Jumlah 2,434,581 2,062,104
GOODWILL NEGATIF 2b,2e,21 96,469 90,391
HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH
ANAK PERUSAHAAN 2b,2e,21 2,595,328 2,252,109
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp.250 per saham Modal dasar - 9.492.000.000 saham
Modal ditempatkan dan ddisetor penuh 4.038.134.920 pada
tahun 2010 dan 4.038.066.171 tahun 2009 2q,23,34 1,009,534 1,009,517
Tambahan modal disetor 24 26,563 26,563
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 25 6,771 6,771 Laba (rugi) yang belum direalisasi dari efek tersedia
untuk dijual 2e,3 109,122 2,904
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 29,000 27,000
Tidak ditentukan penggunaannya 2,395,103 1,899,219
Jumlah Ekuitas 3,576,093 2,971,974
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 8,702,471 7,376,578
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
Jakarta, 30 Juli 2010 BEJTRW210s1
Suwirjo Josowidjojo Syamsul Hidayat
Catatan 2010 2009
Rp juta Rp juta
PENDAPATAN UNDERWRITING (UNAUDITED) (UNAUDITED)
Pendapatan premi
Premi bruto 2d,2r,26,37 657,141 423,295
Premi reasurans 2u,26 (31,404) (36,449)
(Kenaikan) penurunan premi yang belum 2r,14,26
merupakan pendapatan (10,874) (5,472)
Jumlah Pendapatan Underwriting 614,863 381,374
BEBAN UNDERWRITING Beban klaim
Klaim bruto dan manfaa 2v,27 683,809 306,932
Klaim reasurans 2u,27 (11,740) (5,069)
Kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendi 2u,13,27 2,443 1,123 Kenaikan (penurunan) kewajiban manfaa
polis masa depan 2o,12,27 (54,297) 293,337
Jumlah Beban Klaim 620,215 596,323
Beban komisi neto 2w,28 9,016 9,249
Jumlah Beban Underwriting 629,231 605,572
LABA (RUGI) UNDERWRITING (14,368) (224,198)
HASIL INVESTASI 2c,2d,2e,2s,3,29,37 551,044 566,319
BEBAN AKUISISI 2k,10,30 (52,659) (42,109)
BEBAN USAHA 2x,31,37 (50,526) (34,795)
LABA USAHA 433,491 265,217
PENGHASILAN LAIN-LAIN - BERSIH 2d,2t,32,37 8,082 4,999
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 441,573 270,216
MANFAAT (BEBAN) PAJAK 2z,18,33 (4,363) (8,513)
LABA BERSIH SEBELUM HAK MINORITAS ATAS
LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN 437,210 261,703
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN 2b (161,216) (83,425)
LABA BERSIH 275,994 178,278
LABA BERSIH PER SAHAM (dalam Rupiah) 2ab,23,34
Dasar 68.34 44.14
Dilusian 0.00 40.38
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagia yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidas
BEJTRW210s2
Tambahan modal disetor Selisih nilai Laba (Rugi) yang transaksi belum direalisasi restrukturisasi dari efek yang
Modal Agio Biaya emisi entitas tersedia untuk Ditentukan Tidak ditentukan Jumlah Catatan disetor Saham saham sepengendali dijual penggunaannya penggunaannya ekuitas
Rp juta Rp juta Rp juta Rp juta Rp juta Rp juta Rp juta Rp juta
Saldo per 1 Januari 2009 1,009,517 28,591 (2,028) 6,771 332 24,000 1,723,941 2,791,124
Laba (Rugi) yang belum direalisasi dari efek
yang tersedia untuk dijual 2e,3 2,572 2,572
Laba bersih periode berjalan 32 178,278 178,278
Cadangan umum - - - 3,000 (3,000) 0
Saldo per 30 Juni 2009 1,009,517 28,591 (2,028) 6,771 2,904 27,000 1,899,219 2,971,974
Saldo per 1 Januari 2010 1,009,534 28,591 (2,028) 6,771 4,136 27,000 2,121,109 3,195,113
Laba (Rugi) yang belum direalisasi dari efek
yang tersedia untuk dijual 2e,3 104,986 104,986
Laba bersih periode berjalan 32 275,994 275,994
Cadangan umum - - - 2,000 (2,000) 0
Saldo per 30 Juni 2010 1,009,534 28,591 (2,028) 6,771 109,122 29,000 2,395,103 3,576,093
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
BEJTRW210s3
4
2010 2009 Catatan Rp. Juta Rp. Juta
Note (UNAUDITED) (UNAUDITED) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI :
Penerimaan premi asuransi 659,780 408,549
Penerimaan klaim reasuransi 8,608 4,679
Penerimaan lain-lain 26,854 5,048
Pembayaran premi reasuransi (16,477) (18,229) Pembayaran klaim dan manfaat asuransi (678,079) (307,103)
Pembayaran komisi asuransi (7,848) (10,511)
Pembayaran biaya akuisisi (53,254) (41,673)
Beban usaha (49,914) (32,684)
Pajak penghasilan dan lain-lain (12,218) (12,250)
JUMLAH ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI (122,548) (4,174)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil investasi 72,425 108,439
Pencairan investasi dlm bentuk deposito 4,626,955 1,292,986 Hasil penjualan obligasi 1,779,402 1,692,825
Hasil penjualan saham 147,310 1,889
Pencairan reksadana 290,210 487,255
Penjualan Aktiva Tetap 9 118
Penerimaan cicilan pinjaman polis 4,633 18,675 Penempatan investasi dalam deposito (4,700,786) (1,795,801) Penempatan investasi obligasi (1,695,952) (1,182,818) Penempatan investasi reksadana (318,600) (380,210)
Penempatan di saham (5,078) (222,825)
Pembelian aktiva tetap (3,569) (2,792)
Pemberian pinjaman polis (5,310) (7,515)
JUMLAH ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI 191,649 10,226
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Hasil pelaksanaan waran 0 750
Lain-lain 0 0
JUMLAH ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN 0 750
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS 69,101 6,802
SALDO AWAL TAHUN KAS 28,044 15,546
SALDO AKHIR KAS 97,145 22,348
AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS
Keuntungan (kerugian) penurunan surat berharga untuk tujuan
diperdagangkan yang belum direalisasi 1,732 316,901 Bagian laba dari perusahaan asosiasi 360,093 155,152 Kenaikan (Penurunan) kewajiban manfaat polis masa depan (54,297) 293,338 BEJTRW209S4
6 1. UMUM
a. Pendirian dan informasi umum
PT Panin Insurance Tbk (Perseroan) didirikan pada tanggal 24 Oktober 1973 di Jakarta dengan Akta No. 84 dari Notaris Juliaan Nimrod Siregar gelar Mangaradja Namora, S.H., dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/408/2 tanggal 12 Desember 1973 serta didaftarkan di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta tanggal 29 Januari 1974 No. 224, diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.7 tanggal 22 Januari 1974 tambahan No. 37.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham No. 79 tanggal 25 Juli 2008 dari Notaris Benny Kristianto, S.H. yang ditegaskan kembali oleh Notaris Erni Rohaini, S.H., MBA, dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham No. 22 tanggal 30 Juni 2009 tentang penyesuaian seluruh anggaran dasar Perseroan sesuai dengan Undang – Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan No. IX.J.1. lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik. Perubahan tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-49984.AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 15 Oktober 2009.
Sesuai pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah menjalankan usaha dibidang asuransi kerugian sebagai Perusahaan Asuransi Kerugian. Untuk mencapai maksud dan tujuan, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha memberikan jasa penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan harta benda/ milik atau manfaat termasuk juga tanggung jawab hukum pada pihak ketiga yang mungkin terjadi terhadap benda/ milik tertanggung, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti, termasuk reasuransi dan melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah. Perseroan mempunyai perjanjian reasuransi dengan berbagai Perseroan di dalam dan di luar negeri.Dalam rangka melaksanakan kegiatan ini telah diperoleh izin dari Departemen Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri, terakhir dengan surat No. KEP-8015/MD/1986 tanggal 8 Desember 1986.
Perseroan berdomisili di Jakarta Barat, berkantor pusat di Jakarta, memiliki satu cabang di Jakarta dan empat cabang di luar Jakarta, yaitu: Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan, serta memiliki 13 (tiga belas) kantor perwakilan di Cirebon, Palembang, Makassar, Bandar Lampung, Pekanbaru, Yogyakarta, Padang, Jambi, Pematang Siantar, Sukabumi dan Puri Kencana-Jakarta Solo dan Batam. Kantor Pusat Perseroan beralamat di Panin Bank Plaza lantai 6, Jl. Palmerah Utara No. 52, Jakarta.
Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1974 dan Perseroan tergabung dalam kelompok usaha Panin Grup.
Berdasarkan Akta No. 110 tanggal 30 Juni 2008, Notaris Benny Kristianto, SH , susunan anggota Komisaris Perseroan per 30 Juni 2009 dan susunan anggota Direksi Perseroan per 30 Juni 2010 dan 30 Juni 2009, adalah sebagai berikut :
Presiden Komisaris : Mu'min Ali Gunawan
Wakil Presiden Komisaris : Fadjar Gunawan
Kiomisaris Independen : Akijat Lukito
Presiden Direktur : Suwirjo Josowidjojo
Wakil Presiden Direktur : Syamsul Hidayat
7
Berdasarkan Akta No.41 tanggal 30 Juni 2010, Notaris Adi Triharso, S.H. susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan per 30 Juni 2010, adalah sebagai berikut :
Presiden Komisaris : Mu'min Ali Gunawan
Wakil Presiden Komisaris : Fadjar Gunawan
Komisaris Independen : Akijat Lukito Komisaris Independen : Lukman Abdullah *) *) efektif setelah lulus fit and proper test
Jumlah karyawan Perseroan sebanyak 187 karyawan dan 174 karyawan masing-masing pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009.
Sesuai dengan Surat Edaran Badan Pengawas Pasr Modal No. IX / 5 Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 dan Peraturan Pencatatan PT Bursa Efek Jakarta Nomor I-A tentang Ketentuan Umum Pencatatn Efek Bersifat Ekuitas di Bursa, dengan ini mengangkat pihak-pihak di bawah ini sebagai Komite Audit Perseroan dengan susunan sebagai berikut :
Ketua : Akijat Lukito
Anggota : Veronika Lindawati
Lanywaty a. Anak Perusahaan
Perseroan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham anak perusahaan, sebagai berikut :
Anak Perusahaan Jenis Usaha 2010 2009 2010 2009
% % Rp.juta Rp.juta
PT Panin Financial Tbk Jasa Konsultan Bisnis,
(d/h PT Panin Life Tbk) Manajemen dan Administrasi 57.1479 56.8928 7,607,162 6,409,569 PT Panin Life dimiliki oleh
PT Panin Financial Tbk Asuransi Jiwa 99.999 99.999 2,556,230 122,654
PT Panin Financial Assurance dimiliki oleh
PT Panin Financial Tbk Asuransi Jiwa 99.999 99.999 24,123 26,344
PT Epanin Dotcom (ED) dimiliki oleh
PT Panin Financial Tbk Modal Ventura 99.999 99.999 10,649 18,231
PT Panin Geninholdco (GH) Perdagangan dan jasa 99.999 99.999 6,902 4,444
Pemilikan Persentase
Jumlah aset
Pada tahun 2009, berdasarkan akta No. 25 tanggal 30 Juni 2009 dari Notaris Erni Rohaini, S.H., MBA, anak Perusahaan (PL) memiliki rencana untuk melakukan perubahan kegiatan usaha utama (pengalihan seluruh portofolio pertanggungan PL kepada PT Panin Anugrah Life Insurance). Rencana tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Ketua Bapepam-LK sesuai dengan Surat Persetujuan Ketua Bapepam-LK No. S-1526/MK.10/2009 tanggal 21 Oktober 2009.
Berdasarkan akta notaris No.15 tanggal 8 Desember 2009 dari notaris Erni Rohaini, SH., MBA, para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa menyetujui rencana
8
anak perusahaan (PL) untuk mengalihkan harta dan kewajibannya kepada PT Panin Anugrah Life berdasarkan nilai buku tanggal 31 Desember 2009, perubahan nama anak perusahaan (PL) dari “PT Panin Life Tbk” menjadi “PT Panin Financial Tbk”, dan perubahan susunan direksi anak perusahaan. Perubahan nama anak perusahaan dilakukan juga oleh PT Panin Anugrah Life dengan merubah namanya dari “PT Panin Anugrah Life” menjadi “PT Panin Life”. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU-02074.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 14 Januari 2010.
Pada tanggal 1 Januari 2010, anak perusahaan (PL) merubah namanya menjadi PT Panin Financial Tbk dan menghentikan kegiatan usahanya sebagai perusahaan asuransi jiwa.
Berdasarkan perjanjian Pengalihan Kewajiban Atas Portofolio Pertanggungan Asuransi Dalam Rangka Perubahan Kegiatan Usaha Utama tanggal 4 Januari 2010 antara PT Panin Life Tbk dengan PT Panin Anugrah Life, anak perusahaan mengalihkan portofolio asuransi jiwa bersamaan dengan pengalihan aset dan kewajiban yang terkait dengan bisnis asuransi jiwa ke PT Panin Anugrah Life berdasarkan saldo per 31 Desember 2009.
Pada tanggal 25 September 2008, anak perusahaan (PL) meningkatkan kepemilikannya pada PT Epanin Dotcom dari 30% menjadi 80% dan sejak tanggal tersebut laporan keuangan PT Epanin Dotcom dikonsolidasikan dengan laporan keuangan anak perusahaan (PL). Sebelumnya kepemilikan di PT Epanin Dotcom dicatat dengan metode ekuitas. Lebih lanjut pada tanggal 16 April 2009, Perusahaan meningkatkan kepemilikannya pada PT Epanin Dotcom dari 80 % menjadi 99,999%.
Pada tahun 1995, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-164/KM.17/1995 tanggal 23 Juni 1995, anak perusahaan (PL) memperoleh pengesahan untuk mengelola Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 13 Agustus 1983, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. SI-109/PM/1983 untuk melakukan penawaran umum atas 765.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp 1.150 per saham. Pada tanggal 20 September 1983, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta.Pada tahun 1989, Perseroan melakukan Pengeluaran Tambahan Saham sebanyak 578.000 saham dengan harga penawaran Rp 3.800 per saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya secara bertahap, terakhir pada tanggal 16 Desember 1993.
Pada tanggal 19 Desember 1996, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No. S-2033/PM/1996 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II kepada Para Pemegang Saham Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 300.357.900 saham dengan harga penawaran Rp 500 per saham disertai dengan Waran Seri I sebanyak 60.071.580 waran yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 9 Januari 1997. Setiap pemegang satu waran berhak membeli satu saham Perseroan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 500 per saham. Pembelian dapat dilakukan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 9 Juli 1997 sampai dengan 10 Januari 2002. Bila waran tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya, maka waran tersebut menjadi kadaluarsa.
Pada tanggal 19 Juni 1998, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No. S-1266/PM/1998 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III kepada Para Pemegang Saham Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 231.704.666 saham dengan harga penawaran Rp 500 per saham disertai dengan Waran Seri II sebanyak 61.787.911 waran yang yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif (dengan asumsi Waran Seri I seluruhnya dilaksanakan menjadi saham perseroan). Namun pada saat
9
penawaran umum terbatas III, sejumlah 59.986.211 Waran Seri I belum dilaksanakan menjadi saham Perseroan, sehingga saham yang dikeluarkan adalah sebanyak 205.996.290 saham dan sebanyak 54.932.344 waran diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 13 Juli 1998. Setiap pemegang satu waran berhak membeli satu saham Perseroan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 500 per saham. Pembelian dapat dilakukan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 13 Januari 1999 sampai dengan 12 Juli 2001. Bila waran tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya, maka waran tersebut menjadi kadaluarsa.
Pada tanggal 29 Juni 1999, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No. S-1181/PM/1999 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas IV kepada Para Pemegang Saham Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak-banyaknya 801.572.854 saham, disertai dengan Waran Seri III sebanyak-banyaknya 100.196.606 waran yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif. Dalam penawaran tersebut, saham yang terjual adalah sebanyak 500.095.905 saham dan sebanyak 62.511.972 waran diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 5 Juli 1999. Setiap pemegang satu waran berhak membeli satu saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 500 per saham. Pembelian dapat dilakukan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 5 Januari 2000 sampai dengan 8 Juli 2002. Bila waran tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya, maka waran tersebut menjadi kadaluarsa.
Pada tanggal 28 Juni 2006 , Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM-LK dengan suratnya No.S-793/BL/2006 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas V kepada para Pemegang Saham dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 3.553.197.483 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp.250,- setiap saham dan sebanyak-banyaknya 789.599.441 Waran Seri IV dengan harga pelaksanaan Rp.250
setiap saham, yang diterbitkan menyertai saham tersebut yang diberikan Cuma-Cuma sebagai insentif. Dalam penawaran tersebut, saham yang terjual adalah sebanyak 1.694.402.849 saham dan sebanyak 376.533.883 waran diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 13 Juli 2006. Setiap pemegang satu waran berhak membeli satu saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 250 per saham. Pembelian dapat dilakukan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 15 Januari 2007 sampai dengan 10 Juli 2009. Bila waran tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya, maka waran tersebut menjadi kadaluarsa.
Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham sebagaimana tercantum dalam akta notaris No. 16 tanggal 14 September 2001, dari Notaris Ny. Veronica Lily Dharma, S.H, Notaris di Jakarta, para pemegang saham Perusahaan menyetujui Pembelian Kembali Saham Perseroan yang dimiliki oleh Publik sampai maksimum 10% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh, pembelian dapat dilakukan mulai tanggal 14 September 2001 sampai dengan 13 Maret 2003. Rencana pembelian kembali saham Perseroan ini telah diiklankan dalam harian Koran Tempo dan harian Terbit yang keduanya terbit pada tanggal 16 Agustus 2001. Sampai dengan 13 Maret 2003 telah dilaksanakan pembelian kembali saham Perseroan sebanyak 8.209.000 saham (setelah stocksplit) da dicatat menurut metode par-value. Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham sebagaimana tercantum dalam akta notaris No. 63 tanggal 28 Juni 2007, dari Notaris Benny Kristianto, S.H, Notaris di Jakarta, para pemegang saham Perseroan menyetujui Pembelian Kembali Saham Perseroan II sampai maksimum 10% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh dikurangi sisa saham hasil pembelian kembali saham Perseroan I. pembelian dapat dilakukan mulai tanggal 28 Juni 2007 sampai dengan 28 Desember 2008. Rencana pembelian kembali saham perusahaan ini telah diiklankan dalam harian Sinar Harapan dan harian Ekonomi Neraca yang keduanya terbit pada tanggal 31 Mei 2007. Sampai dengan tanggal 28 Desember 2008 telah dilaksanakan
10
pembelian kembali saham Perseroan sebanyak 25.472.500 saham dan dicatat menurut metode par-value.
Berdasarkan Notulen Rapat Direksi Perusahaan tanggal 12 Januari 2004, disetujui rencana penjualan saham hasil pembelian kembali saham Perusahan tersebut sebanyak-banyaknya 8.209.000 saham. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2010, telah dilaksanakan penjualan saham tersebut sebanyak 3.492.500 saham.
Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, seluruh saham Perseroan atau sejumlah 4.068.323.920 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia .
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
Kebijakan akuntansi yang dianut oleh Perseroan dan anak perusahaan sesuai dengan Standar Khusus Akuntansi untuk Asuransi Kerugian (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 Revisi 1996 ), Sandar Akuntansi Asuransi Jiwa (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 36), Pedoman Akuntansi Asuransi Indonesia (PAKASI), peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang asuransi kerugian dan asuransi jiwa dan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-06/PM/2000, tanggal 13 Maret 2000, perihal Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, serta prinsip dan Praktek Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Perubahan mendasar dari peraturan Bapepam tersebut antara lain mengharuskan Emiten menyajikan laporan arus kas dengan menggunakan metode langsung , biaya emisi efek harus disajikan sebagai bagian dari ekuitas sedangkan biaya emisi efek hutang langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto efek hutang tersebut. Saldo biaya emisi efek ekuitas atau hutang sebelum berlakunya peraturan ini harus diperlakukan sesuai dengan peraturan ini.
Ikhtisar kebijakan akuntansi Perseroan dan anak perusahaan sesuai surat keputusan yang baru tersebut adalah sebagai berikut :
a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp).
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali dinyatakan khusus pada catatan 2e.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan dasar akrual (accrual basis) kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan penyusunan laporan arus kas konsolidasian, semua deposito yang berumur kurang dari 3 (tiga) bulan tidak dimasukkan sebagai setara kas. Pengertian kas disini adalah saldo uang yang ada pada kas dan saldo giro bank. Informasi tambahan laporan arus kas konsolidasi tahun 2009 dan 2008 disajikan dengan metode langsung.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perseroan dan anak perusahaan dengan kepemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan,jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perseroan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
11
Transaksi pembelian saham anak perusahaan yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama merupakan transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku anak perusahaan dalam transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali yang disajikan dalam unsur Ekuitas.
Pada tahun 2009 terdapat perubahan persentase kepemilikan saham PT Panin Life Tbk (anak perusahaan) dari 56,9515% menjadi 57,1271% baik kepemilikan langsung maupun tidak langsung. Selisih lebih antara bagian Perusahaan atas nilai wajar aktiva dan kewajiban anak perusahaan dan biaya perolehan dicatat sebagai goodwill negatif dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun (Catatan 21).
Pada bulan Desember 2008 , berdasarkan perjanjian penjualan saham yang dibawah tangan, Perseroan telah menjual saham 100% dari kepemilikan saham (256.340 saham, nominal Rp.100.000 per saham ) di PT Tiga Jaya Sakti Utama, anak perusahaan Perseroan sebesar Rp.25.634 juta kepada ibu Lidyawati Soesetio, pengusaha swasta berdomisili di Jakarta. Sampai dengan 31 Desember 2009, Perseroan telah menerima pembayaran sebesar Rp.8.279 juta sedangkan sisanya akan dibayar bertahap sampai dengan Desember 2010, dengan pinalti atas keterlambatan bayar sebesar 1% per bulan apabila terjadi wanprestasi. Sebagai konsekuensinya laporan keuangan PT Tiga Jaya Sakti Utama per 31 Desember 2008 tidak dikonsolidsikan ke dalam laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan per 31 Desember 2008. Atas taranssaksi ini, Perseroan telah membukukan keuntungan sebesar Rp.7,4 juta.
Pada bulan Desember 2009, pengalihan saham tersebut telah tuntas dilaksanakan sesuai dengan akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Tiga Jaya Sakti Utama No. 34 tanggal 28 Desember 2009, dimana Perusahaan tidak lagi tercantum sebagai pemegang saham PT Tiga Jaya Sakti Utama.
c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perseroan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, kurs konversi yang dipergunakan adalah kurs tengah Bank Indonesia sebagai berikut :
Mata Uang 2010 2009
1 Dollar Amerika Serikat 9.083,00 10.225,00
1 Ponsterling Inggris 13.679,92 16.990,38
1 Euro 11.086,72 14.432,09
1 Swiss Franc 8.384,97 9.457,97
1 Dollar Singapore 6.481,17 7.054,69
d. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa
Perseroan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, tentang “Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa. Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama
12
sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.
e. Investasi
Deposito berjangka
Deposito berjangka terdiri dari deposito wajib dan deposito berjangka yang dinyatakan sebesar nilai nominal.
Investasi pada efek yang nilai wajarnya tersedia
Investasi ini dapat berupa investasi dalam efek hutang dan efek ekuitas, digolongkan dalam kelompok sebagai berikut :
• Diperdagangkan
Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang sering. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Investasi efek diperdagangkan disajikan sebesar nilai wajar. Laba dan rugi belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan dalam laba rugi tahun berjalan.
• Tersedia untuk dijual
Investasi dalam efek tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari kenaikan atau penurunan nilai wajar diakui langsung dalam ekuitas sampai pada saat efek tersebut dijual atau telah terjadi penurunan nilai. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas, diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
• Dimiliki hingga jatuh tempo
Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan sebesar biaya perolehannya yang disesuaikan dengan amortisasi premi dan atau diskonto yang belum diamortisasi. Jika ada kemungkinan Perseroan tidak dapat memperoleh kembali seluruh atau sebagian jumlah biaya perolehan yang seharusnya diterima sehubungan dengan persyaratan perjanjian efek hutang, maka penurunan yang bersifat permanen dianggap telah terjadi.
Jika penurunan nilai wajar dinilai sebagai penurunan permanen, biaya perolehan efek individual harus diturunkan hingga sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi sebagai rugi yang telah direalisasi. Untuk menghitung laba rugi yang direlisasi, biaya perolehan efek hutang yang dimilki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus, sedangkan biaya perolehan efek ekuitas ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.
Pada tahun 2009, terkait dengan pergerakan bursa saham Indonesia yang dipengaruhi penurunan ekonomi global, Manajemen anak perusahaan (PL) telah memutuskan pengelompokan penilaian obligasi berdasarkan PSAK 50 dan PSAK 55 dari efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo ke efek hutang yang tersedia untuk dijual untuk menunjukkan nilai wajar investasi yang bersangkutan.
13
Unit penyertaan reksadana
Unit penyertaan reksadana disajikan sebesar nilai aset bersih. Kenaikan atau penurunan nilai aset besih unit penyertaan reksadana disajikan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Investasi pada efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)
Investasi dalam efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) dicatat sebesar harga penjualan kembali. Selisih harga pembelian dan harga penjualan kembali diakui sebagai pandapatan bunga yang ditangguhkan yang diamortisasi selama periode perjanjian reverse repo tersebut.
Penyertaan dalam bentuk saham
Penyertaan dengan pemilikan 20% sampai dengan 50%, baik langsung maupun tidak langsung, dinyatakan sebesar biaya perolehan, ditambah atau dikurangi dengan bagian laba atau rugi perusahaan asosiasi sejak perolehan sebesar persentase pemilikan dan dikurangi dengan dividen yang diterima (metode ekuitas).
Saham yang diperoleh dalam rangka restrukturisasi entitas sepengendali dicatat sebesar nilai buku penyertaan dari perusahaan yang mengalihkan. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku tersebut dibukukan dalam akun Selisih Nilai Transaksi Entitas Sepengendali, yang disajikan sebagai unsur ekuitas.
Investasi lainnya
Penyertaan dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
Pinjaman polis
Investasi dalam bentuk pinjaman polis dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan bunga diterima dimuka.
f. Kas dan Bank
Kas dan bank mencakup kas dan saldo simpanan di bank yang sewaktu-waktu bisa dicairkan dan tidak dibatasi penggunaannya, tidak dijaminkan serta tidak termasuk deposito atau investasi jangka pendek lainnya.
g. Piutang Premi
Piutang premi merupakan tagihan premi kepada pemegang polis yang telah jatuh tempo dan masih dalam masa keleluasaan.
Piutang premi dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu.
h. Piutang Reasuransi
Piutang reasuransi timbul dari transaksi reasuransi, sehubungan dengan penerimaan premi reasuransi, komisi reasuransi, dan klaim reasuransi.
14
Piutang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan hutang reasuransi, kecuali apabila kontrak reasuransi dinyatakan adanya kompensasi.
i. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Perseroan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing langganan pada akhir tahun, sedangkan anak perusahaan (PL) tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu sehubungan dengan kebijaksanaan anak perusahaan (PL) untuk tidak mengakui piutang premi yang telah melewati masa dispensasi pembayaran premi (lapse).
j. Aset Tetap
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada dan tidak disusutkan.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
Perseroan dan anak perusahaan telah memilih model biaya untuk pengukuran aset tetap setelah pengakuan awal. Sesuai dengan ketentuan transisi PSAK NO. 16 (Revisi 2007) “Aset Tetap” pada tahun 2008, anak perusahaan Perseroan (PL) mereklasifikasi saldo selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp.593 juta ke akun saldo laba.
Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double-declining balance method) kecuali bangunan yang disusutkan dengan metode garis lurus (straight-line method). Tarif penyusutan aktiva tetap adalah sebagai berikut :
Bangunan
Kendaraan bermotor
Peralatan kantor
12,50 - 50
Tarif Penyusutan
%
5
25 - 50
Pada tahun 2008, anak perusahaan (PL) merubah metode perhitungan penyusutan kendaraan bermotor, mesin kantor, perabot kantor dan inventaris kantor dari metode saldo menurun ganda (double-declining balance method) menjadi metode garis lurus (straight –line method). Pengaruh bersih perubahan metode akuntansi penyusutan aset tetap ini dibebankan pada periode berjalan karena nilainya tidak material.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan kepada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya, pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi pada akun aset tetap terkait tersebut. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi, dijual atau dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan di dalam laporan laba rugi konsolidasian pada tahun yang bersangkutan.
15
Perseroan dan anak perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran jumlah yang diperoleh kembali dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya. Pada tanggal neraca, Perseroan dan anak perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai aset. Penurunan nilai aset diakui sebagai laba dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun yang bersangkutan.
k. Biaya Akuisisi Ditangguhkan
Sejak tahun 1996 sampai dengan 2010 biaya-biaya yang berhubungan dengan penutupan polis, meliputi komisi, insentif, diskon premi dan pemeriksaan kesehatan calon tertanggung, ditangguhkan dan dialokasikan berdasarkan perhitungan aktuaria karena kewajiban manfaat polis masa depan ditentukan dengan metode tingkat premi murni (net level premium method). Sejak tahun 2001, biaya akuisisi yang berhubungan dengan kontrak asuransi baru langsung diakui sebagai beban tahun berjalan karena kewajiban manfaat polis masa depan ditentukan dengan metode Zilmer Quota 30 permil, sedangkan saldo biaya akuisisi ditangguhkan tetap dialokasikan berdasarkan perhitungan aktuaria.
l. Biaya Emisi Saham
Efektif tahun 2000, biaya emisi saham disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak disusutkan sesuai dengan peraturan Bapepam No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000, dan ketentuan ini diberlakukan retroaktif untuk tahun 1999.
m. Beban Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
n. Hutang Klaim
Hutang klaim diakui pada saat jumlahnya disepakati untuk dibayar.
o. Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan
Kewajiban manfaat polis masa depan adalah nilai sekarang estimasi manfaat polis masa depan yang akan dibayar kepada pemegang polis atau ahli warisnya dikurangi dengan nilai sekarang estimasi premi masa depan yang akan diterima dari pemegang polis dan diakui pada saat pengakuan pendapatan premi. Kewajiban manfaat polis masa depan dinyatakan pada neraca berdasarkan perhitungan aktuaria. Kenaikan (penurunan) kewajiban manfaat polis masa depan diakui sebagai beban (pendapatan) pada tahun berjalan.
p. Estimasi Klaim Retensi Sendiri dan Kewajiban Klaim
Estimasi klaim retensi sendiri dibentuk berdasarkan taksiran jumlah kewajiban yang menjadi tanggungan sendiri, sehubungan dengan adanya klaim yang masih dalam proses penyelesaian. Nilai estimasi tersebut mewakili klaim retensi sendiri setelah memperhitungkan klaim resuransi kepada reasuradur . Hutang klaim diakui pada saat klaim disetujui untuk dibayar. Kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri antara saldo pada awal dan akhir tahun menambah (mengurangi) beban klaim.
Estimasi kewajiban klaim merupakan kewajiban yang disisihkan untuk memenuhi kewajiban klaim yang terjadi dan masih dalam proses penyelesaian atas polis-polis asuransi yang masih berlaku (polices in force) selama periode akuntansi. Kewajiban ini meliputi baik klaim yang dilaporkan maupun yang tidak dilaporkan dan dihitung sesuai dengan ketentuan Menteri Keuangan Republik Indonesia.
16 q. Modal Saham Yang Diperoleh Kembali (Treasury Stock)
Modal saham yang diperoleh kembali, yang direncanakan untuk diterbitkan kembali dan/atau dijual kembali pada masa yang akan datang, dicatat sebesar nilai perolehan dan disajikan sebagai pengurang modal saham di bagian ekuitas dalam neraca konsolidasi. Selisih lebih penerimaan dari penjualan modal saham yang diperoleh kembali di masa yang akan datang atas nilai perolehan atau sebaliknya, akan diperhitungkan sebagai penambah atau pengurang akun agio saham.
r. Pengakuan Pendapatan Premi Perseroan
Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Premi dari polis bersama diakui sebesar pangsa premi yang diperoleh Perusahaan. Premi yang menjadi hak reasuradur diakui sebagai premi reasuransi selama periode kontrak reasuransi secara proporsional dengan proteksi yang diperoleh.
Premi yang belum merupakan pendapatan atas akseptasi langsung dan fakultatif (inward facultative) dihitung secara individual dari tiap pertanggungan dengan cara harian, dikurangi bagian yang di reasuransikan untuk setiap polis.
Sejak tanggal 30 September 2003 perhitungan premi yang belum merupakan pendapatan diperbaharui oleh Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003, dimana besarnya cadangan atas premi yang belum merupakan pendapatan sekurang-kurangnya sebesar 10 % dari premi neto untuk polis dengan masa pertanggungan tidak lebih dari 1 (satu) bulan dan sekurang-kurangnya 40 % dari premi neto untuk polis dengan masa pertanggungan lebih dari 1 (satu) bulan.
Dalam tahun 2007, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 74/PMK.010/2007 tanggal 29 Juni 2007, tentang Penyelenggaraan Pertanggungan Asuransi Pada Lini Usaha Kendaraan Bermotor, perusahaan asuransi kerugian wajib menetapkan tarif premi asuransi kendaraan bermotor dengan menggunakan referensi premi murni dan unsure biaya administrasi dan biaya umum lainnya dari Menteri Keuangan serta besarnya pembebanan biaya akuisisi secara akumulatif tidak boleh melebihi 25% dari premi bruto.
Premi yang belum merupakan pendapatan untuk akseptasi treaty (inward treaty) dihitung secara agregatif dengan menggunakan persentase sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 80/KMK.04/1995 tanggal 6 Pebruari 1995, yaitu 40% dari pendapatan premi reasuransi retensi sendiri setelah diperhitungkan dengan komisi reasuransi. Kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan adalah selisih antara premi yang belum merupakan pendapatan periode berjalan dan periode lalu.
Penyajian pendapatan premi dalam laporan laba rugi konsolidasi menunjukkan jumlah premi bruto, premi reasuransi, dan kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan. Premi reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto.
Anak Perusahaan (PL)
Premi kontrak jangka pendek diakui sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan.
17
Premi yang belum merupakan pendapatan merupakan bagian premi yang telah dilunasi namun belum merupakan pendapatan karena masa pertanggungan masih berjalan pada akhir periode atas penutupan asuransi berjangka dan asuransi manfaat tambahan. Premi yang belum merupakan pendapatan dihitung secara individual dari tiap pertanggungan yang besarnya ditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan selama periode pertanggungan atau periode resiko.
Premi reasuransi adalah bagian dari premi bruto yang menjadi hak reasuradur berdasarkan perjanjian (kontrak) reasuransi. Premi reasuransi diakui selama periode reasuransi secara proporsional dengan proteksi yang diperoleh.
s. Hasil Investasi
Penghasilan investasi dari bunga deposito berjangka , obligasi dan pinjaman polis diakui atas dasar proporsi waktu. Pendapatan dividen diakui pada saat surat pemberitahuan pembagian dividen direrima. Keuntungan (kerugian) atas pelepasan surat berharga diakui pada saat terjadinya transaksi. Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing yang berkaitan dengan investasi disajikan sebagai bagian dari hasil investasi.
t. Pendapatan lainnya
Pendapatan lainnya diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
u. Reasuransi
Perseroan dan anak perusahaan mereasuransikan sebagian resiko atas akseptasi pertanggungan yang diperoleh, kepada perusahaan asuransi lain dan perusahaan reasuransi. Jumlah premi dibayar atau bagian premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sebagai premi reasuransi selama periode kontrak reasuransi secara proporsional dengan proteksi yang diberikan.
Dalam asuransi kerugian, pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retrospektif diakui sebagai piutang reasuransi sebesar kewajiban yang dicatat sehubungan dengan kontrak reasuransi tersebut.
Hutang reasuransi timbul dari transaksi reasuransi sehubungan dengan pembebanan premi reasuransi, komisi reasuransi, dan klaim reasuransi. Hutang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan piutang reasuransi, kecuali apabila kontrak reasuransi dinyatakan adanya kompensasi.
v. Beban Klaim dan Manfaat Asuransi
Klaim dan manfaat asuransi meliputi klaim-klaim yang telah disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian (outstanding claims) termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan (claims inccurred but not yet reported). Klaim dan manfaat asuransi tersebut diakui sebagai beban pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Bagian klaim yang diperoleh dari reasuradur diakui dan dicatat sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan pengakuan beban klaim. Hak subrograsi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi.
Dalam asuransi kerugian, jumlah klaim dalam proses penyelesaian (estimasi klaim retensi sendiri) ditentukan berdasarkan estimasi kerugian yang menjadi retensi sendiri dari klaim masih dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan. Perubahan dalam estimasi klaim retensi sendiri diakui dalam laporan laba rugi periode terjadinya perubahan. Kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri adalah selisih antara klaim retensi sendiri periode berjalan dan periode lalu.
18
Dalam asuransi jiwa, jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, dinyatakan sebesar jumlah taksiran (estimasi) berdasarkan perhitungan teknis asuransi oleh aktuaris. Perubahan dalam jumlah estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui sebagai penambah atau pengurang beban dalam laporan laba rugi pada tahun terjadinya perubahan.
Penyajian beban klaim dan manfaat asuransi dalam laporan laba rugi konsolidasi menunjukan jumlah klaim dan manfaat asuransi, klaim reasuransi, dan kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri dan kewajiban klaim, dan kewajiban manfaat polis masa depan. Klaim reasuransi disajikan sebagai pengurang klaim bruto dan manfaat.
w. Beban Komisi dan Potongan-Bersih
Komisi yang diberikan kepada pialang asuransi, agen dan perusahaan asuransi lain sehubungan dengan penutupan pertanggungan dicatat sebagai beban komisi, sedangkan komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi dicatat sebagai pengurang beban komisi, dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya.
Potongan premi sehubungan dengan kontrak asuransi kendaraan bermotor diakui sebagai beban sesuai dengan periode polis.
x. Beban Usaha
Beban pemasaran, beban umum dan administrasi, dan beban lainnya diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
y. Program Pensiun
Perseroan dan anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk sebagian besar karyawan tetapnya.
Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada periode berjalan. Biaya jasa lalu, koreksi aktuarial dan dampak perubahan asumsi bagi peserta pensiun yang masih aktif diamortisasi dengan metode anuitas selama estimasi sisa masa kerja rata-rata karyawan sebagaimana ditentukan oleh aktuaris.
Metode penilaian aktuaria yang digunakan oleh aktuaris adalah Projected Benefits Cost Method – Entry Age Normal.
z. Pajak Penghasilan
Perseroan dan anak perusahaan menghitung pajak penghasilan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Tahun 2008 perseroan dan anak perusahaan menghitung Pajak Penghasilannya berdasarkan UU No. 17 tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas UU No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, yaitu :
2010 2009
Lapisan PKP Tarif PajakTarif Pajak
19
Pada bulan September 2008, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat telah menetapkan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36/2008, yang antara lain di dalamnya terdapat perubahan tarif pajak penghasilan dari 30% menjadi 28% mulai tahun fiskal 2009 dan akan berkurang menjadi 25% mulai tahun fiskal 2010. Perubahan-perubahan tarif tersebut akan mempengaruhi perhitungan aset dan kewajiban pajak tangguhan bagi laporan keuangan 2009 dan 2008, karena perubahan tarif pajak tersebut disetujui dalam tahun buku 2008 dan sesuai dengan PSAK 46 paragraf 30 tarif yang secara substansial telah diberlakukan, harus digunakan.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Aset dan kewajiban pajak tangguhan tidak diakui atas dasar perbedaan temporer yang timbul dari goodwill (goodwill negatif) atau pada saat pengakuan awal aset dan kewajiban dari suatu transaksi yang bukan penggabungan usaha dan tidak mempengaruhi baik laba akuntansi maupun laba fiskal.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
Untuk tujuan perhitungan laba kena pajak, premi yang belum merupakan pendapatan dan estimasi klaim retensi sendiri dihitung sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.80/KMK.04/1995 dan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. Kep. 6.097/LK/2001 tertanggal 28 Desember 2001.
aa. Imbalan Pasca Kerja
Pemerintah melalui Undang-Undang No.13 tahun 2003 mewajibkan semua Perusahaan di Indonesia untuk membayarkan imbalan minimum kepada setiap karyawan pada saat pemutusan hubungan kerja. Relevansi berlakunya Undang-Undang ini bagi Perseroan adalah timbulnya kewajiban bagi Perseroan apabila pekerja telah memberikan jasanya, dalam waktu yang bersamaan munculnya hak bagi setiap karyawan yang dibayarkan dimasa depan yang diakui Perusahaan sebagai beban. Suatu Perseroan dapat pula menyelenggarakan program imblan tersendiri, tanpa mengurangi hak yang telah ditentukan oleh Pemerintah.
PSAK No. 24 ( Revisi 2004 ) mengharuskan Perusahaan (pemberi kerja) untuk mengakui kewajiban kontijensi imbalan pasca kerja ini pada neraca dan beban yang terkait dalam laporan laba rugi.
Perseroan dan anak perusahaan menerapkan PSAK ini efektif 1 Juli 2004.
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian actuarial bersih belum diakui yang melebihi 10 % dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian actuarial yang belum diakui dan nilai wajar aset program.
20 ab. Laba Per Saham
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif. Jumlah saham yang beredar yang digunakan untuk perhitungan laba bersih per saham dasar adalah masing-masing sebesar 4.038.134.920 saham dan 4.038.066.171 saham untuk tahun 2010 dan 2009. Laba bersih dasar per saham masing-masing Rp 68,34 untuk tahun 2010 dan Rp 44,14 untuk tahun 2009 dan laba bersih per saham dilusian untuk tahun 2010 adalah nihil dan tahun 2009 sebesar 4.414.262.554 saham .
ac. Informasi Segmen
Pada tahun 2000, Ikatan Akuntan Indonesia mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 5 (Revisi 2000) tentang Pelaporan Segmen yang efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2002. PSAK ini menetapkan prinsip-prinsip pelaporan informasi keuangan berdasarkan segmen. Standar ini mengharuskan perusahaan publik dan perusahaan yang dalam proses menerbitkan efek ekuitas dan efek hutang di pasar modal untuk mengidentifikasi segmen usaha dan segmen geografis berdasarkan risiko dan imbalan yang berbeda untuk masing-masing segmen. Informasi segmen Perseroan dan anak perusahaan disajikan menurut pengelompokkan (segmen) usaha.Segmen usaha adalah komponen yang dapat dibedakan (distinguishable components) dan menghasilkan suatu jasa sejenis yang berbeda.
ad. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, mensyaratkan manajemen untuk memakai estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan dalam periode mendatang mungkin didasarkan atas jumlah-jumlah yang berbeda dari estimasi tersebut.
21 3. INVESTASI (dalam jutaan) 2010 2009 (Rp) (Rp) Pihak ketiga
Dana jaminan (dalam Rupiah)
Deposito wajib 84.685 131.258 Efek hutang 1.805 1.722 Deposito berjangka Rupiah 790.354 861.623 USD 183.510 50.810 AUD 6.292
Unit penyertaan reksadana 1.082.009 1.034.392
Efek ekuitas yang dimaksudkan untuk diperdagangkan bersih 7.950 9.686
Efek yang dibeli dengan janji diual kembali 0 50.000
Pinjaman polis 6.713 10.953
Efek hutang
yang dimaksudkan untuk diperdagangkan - bersih 0 13.673
yang tersedia untuk dijual - bersih 0 207.325
yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo-bersih 295.617 165.180
Investasi lainnya 8.866 8.865
Jumlah pihak ketiga 2.467.801 2.545.487
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Deposito berjangka
Rupiah 47.715 181.082
USD 4.814 26.424
Aud 0
Unit penyertaan reksadana 330.200 392.549
Efek ekuitas
Saham yang dimaksudkan untuk diperdagangkan-bersih 347.926 9.910
Saham yang tersedia untuk dijual-bersih 6.481 21.907
Efek hutang
yang tersedia untuk dijual - bersih
yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo-bersih 180.066 20.100
Penyertaan dalam bentuk saham 5.099.515 4.027.025
Jumlah pihak ketiga 6.016.717 4.678.997
22
Rincian dana jaminan per 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :
2010 2009
(Rp) (Rp)
Deposito Wajib
PT Bank Mutiara Tbk (d/h PT Bank Century Tbk) 12,485
PT Bank Victoria International Tbk 72,200 126,258
PT Bank Century Tbk 5,000
Jumlah 84,685 131,258
Efek Hutang
Surat Utang Negara FR49 1,805 1,722
Jumlah 86,490 132,980
Deposito wajib merupakan dana jaminan dalam bentuk deposito berjangka atas nama Menteri Keuangan Republik Indonesia qq Perusahaan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 1999 pasal 7 ayat 1 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 424/KMK.06/2003 Bab VII pasal 36 ayat 1huruf b,tanggal 30 September 2003, jumlah dana jaminan tersebut untuk asuransi kerugian adalah sebesar 20% dari modal disetor yang dipersyaratkan ditambah 1% dari kenaikan pendapatan premi neto (net earned premium), sedangkan untuk asuransi jiwa adalah sekurang-kurangnya sebesar 20% dari modal disetor yang dipersyaratkan ditambah 5% dari cadangan premi (kewajiban manfaat polis masa depan) termasuk cadangan atas premi yang belum merupakan pendapatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 158/PMK.010/2008 tanggal 28 Oktober 2008 tentang perubahan kedua atas Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi, Pasal 36 ayat 1, dana jaminan tersebut diubah menjadi untuk asuransi kerugian harus sekurang-kurangnya sebesar jumlah yang lebih besar antara 20% (dua puluh persen) dari modal sendiri yang dipersyaratkan dan hasil penjumlahan 1% (satu persen) dari premi neto dengan 0,25% (nol koma dua lima persen) dari premi reasuransi. Sedangkan untuk asuransi jiwa harus sekurang-kurangnya sebesar jumlah yang lebih besar antara 20% (dua puluh persen) dari modal sendiri yang dipersyaratkan dan hasil penjumlahan 2% dari cadangan premi untuk produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi serta 5% dari cadangan premi untuk produk lain, termasuk cadangan atas premi yang belum merupakan pendapatan. Peraturan ini akan berlaku terhitung sejak tanggal 1 Januari 2009.
Dana jaminan tersebut dapat berupa deposito atau surat hutang atau surat berharga lain yang diterbitkan oleh Negara yang memiliki sisa jangka waktu sampai jatuh tempo sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun pada saat penempatan sebagai dana jaminan.
Seluruh dana jaminan harus ditatausahakan kepada bank custodian, yaitu bank umum yang telah mendapat persetujuan dari Bapepam-LK dan bukan pihak afiliasi perusahaan perasuransian. Pada tahun 2009, Perseroan menatausahakan dana jaminannya pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berdasarkan Surat Perjanjian Kustodian No. CS/225/2002 tanggal 18 Juni 2002, yang diperbaharui dengan Addendum Perjanjian Kustodian No. CS/225-A/2008 dan No. CS/225-B/2008 tanggal 4 Desember 2008.
23
Rincian deposito berjangka per 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :
(dalam jutaan) 2010 2009 (Rp) (Rp) Pihak ketiga Rupiah PT Bank Agro 92,445 0 PT Bank Victoria 190,952 181,750 PT Bank Mandiri 1,500 1,000
PT Bank Central Asia 200 200
PT Bank Mutiara 471,631 0
PT Bank Bukopin Syariah 31,234 250
PT Bank Mandiri Syariah 2,392 7,773
PT Bank Danamon 0 7,600
PT Bank I C B C 0 1,000
PT Bank Artha Graha 0 152,000
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional 0 264,680
PT Bank Century Tbk 0 172,410
PT Bank Mayapada 0 1,500
PT Bank Capital 0 9,000
PT Bank Tabungan Negara 0 2,960
PT Bank Bumi Putera 0 59,500
790,354 861,623 AUD PT Bank UBS 6,291 0 USD PT Bank BNI 0 11,248 PT Bank UBS 0 42
PT Bank Mandiri Syariah 157 174
PT Bank International Indonesia 70,554 0
PT Bank Commonwealth 0 4,603
PT Bank Danamon 0 11,161
PT Bank Artha Graha 112,799 23,582
183,510 50,810
Jumlah 980,155 912,433
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Bank Pan Indonesia Tbk
Rupiah 47,715 206,628
AUD 0 878
USD 4,814 0
Jumlah 52,529 207,506
Jumlah Deposito Berjangka 1,032,684 1,119,939
Jangka waktu deposito di atas rata-rata berkisar antara 1 bulan sampai 1 tahun. Penempatan deposito berjangka pada bank yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan tingkat bunga, syarat dan kondisi yang tidak sama sebagaimana bila ditempatkan pada bank pihak ketiga.
24
Penempatan pada investasi reksadana pada tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut : ( dalam jutaan )
2010
2009
(Rp)
(Rp)
Pihak Ketiga
PT Schroder Investment Management Indonesia
722,501
761,172
PT Fortis Investment
177,312
205,696
PT First State Investment Management
12,236
56,000
PT BNI Sekuritas
169,960
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
0
11,524
1,082,009
1,034,392
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
PT Panin Sekuritas Tbk
11,600
102,339
RDT Bahana Reksa Panin Terproteksi X
318,600
0
RDT Bahana Reksa Panin Terproteksi VII
0
255,210
RDT Bahana Reksa Panin Terproteksi V
0
35,000
330,200
392,549
Jumlah
1,412,209
1,426,941
Rincian pinjaman polis per 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :
(dalam jutaan) 2010 2009 (Rp) (Rp) US Dollar 1,841 2,579 Rupiah 4,872 8,374 6,713 10,953
Suku bunga tahunan deposito, obligasi dan efek hutang lainnya serta pinjaman polis per 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :
2010 2009 (%) (%) Deposito wajib Rupiah 7,00 - 10.25 7,50 - 10,00 Deposito berjangka Rupiah 4,25 - 11,00 6,25 - 14,00 US Dollar 0,20 - 4,00 1,75 - 6,25 Obligasi Rupiah 7,59 - 12,50 9,00 - 10,00 US Dollar 5,875 - 8,80 6.75 - 10.38 Pinjaman Polis Rupiah 16,00 - 16,00 15,75 - 16,00 US Dollar 9,00 - 9,00 8,75 - 9,00
25
Berdasarkan tanggal jatuh tempo dan penilaian peringkat dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), kecuali obligasi Pemerintah Republik Indonesia dari Standard and Poor, obligasi dan efek hutang lainnya yang dimiliki Perseroan dan anak perusahaan (PL) adalah sebagai berikut :
(dalam jutaan)
Tgl Jatuh 2010 2009
Tempo (Rp) Peringkat (Rp) Peringkat
Obligasi Republik Indonesia 10-Mar-2014 65.741 id.A 112.423
A-Subordinasi I Bank Victoria Th. 2007 21-Jun-2017 106.030 BBB 100.000 BBB
Subordinasi Bank Mayapada II Th. 2007 29-Mei-2017 30.000 BBB+ 99.400 A
Bank Panin II Tahun 2007 Seri B 19-Sep-2012 38.800 A 0 A
Bank International Indonesia 28-Apr-2015 0 - 9.927 id.A
Indofood Sukses Mak Tahun 2009 18-Jun-2014 0 id.A+ 2.000 id.AA
Bank Mandiri Subordinasi I Tahun 2009 11-Des-2016 0 id.AA+ 0
Subordinasi II Bank Victoria Th. 2007 21-Mar-2012 4.783 id.A 0
Indosat V Tahun 2007 Seri B 29-Mei-2017 3.923 id.AA+ 0
Subordinasi I Bank Permata Th. 2006 14-Des-2016 2.000 id.A 2.000 A
Bank Panin II Tahun 2007 Seri C 19-Sep-2014 40.166 A 10.100 A
ANZ Banking Group 10-Nop-2014 770 id.A1 0
Pakuwonjati I Tahun 1996 - 350 cc(idN) 350 cc(idN)
Surat Utang Negara FR49 15-Sep-2013 1.805 id.A 1.722 id.A
Panin Sekuritas III Tahun 2007 15-Sep-2012 10.000 A1.id 10.000
A-Obligasi LIPPO 22-Nov-16 9.367 - 0
Sub NISP II Tahun 2008 11-Mar-18 990 id.A+ 0
Sub III OCBC NISP 2010 30-Jun-17 5.000 AA 0
Subordinasi Bank Panin II Tahun 2008 9-Apr-18 47.100 id.A+ 0
Bank Panin III Tahun 2009 6-Oct-14 44.000 id.AA- 0
Lain-lain 66.662 60.378
Jumlah efek hutang - bersih 477.487 408.300
26
Saldo per tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 termasuk Medium Term Note (MTN) yang merupakan efek hutang dari Lion Capital Management Ltd, Singapura untuk jangka waktu 5 (lima) tahun serta efek hutang dari Black Rock Financial Management Inc, Singapura dan Commerzebank AG, Singapura, untuk jangka waktu 10 tahun, dengan rincian sebagai berikut :
2010 2009 37,274 6,625 11,222 33,303 (USD 2,000,000) 18,166 20,450 Jumlah 66,662 60,378
Medium term notes yang dimaksudkan untuk diperdagankan Commerzebank AG, Singapura (USD 4,366,428 dan USD 458,432, masing-masing pada tahun
2010 dan 2009)
Black Rock Financial Management Inc., Singapura Medium term notes yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo
Lion Capital Management Ltd., Singapura (USD 812.520 2010 dan 2009)
dan USD 2,443,115, masing-masing pada tahun
Medium term note yang dikelola Lion Capital Management Ltd, Singapura terdiri dari high yield note dan principal protected note, masing-masing sebesar USD 1,606,510 dan USD 815,190, dimana manajemen anak perusahaan memutuskan untuk menghapusbukukan medium term note dengan high yield note dikarenakan medium term note tersebut dianggap gagal bayar.
Pada tahun 2009, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali merupakan perjanjian repo saham antara Anak Perusahaan dengan PT Brent Securities dengan nilai pokok repo seluruhnya sebesar Rp 50.000 dan tingkat premi sebesar 15%. Efek repo saham tersebut jatuh tempo pada tanggal 12 Oktober 2009. Rincian efek pada tanggal 30 Juni 2009 adalah sebagai berikut :
Tanggal Harga Pendapatan bunga
jatuh jual yang belum Nilai
Jenis efek waktu kembali direalisasi bersih
Anak Perusahaan
Repo saham dengan PT Brent Securities 12/10/09 50,000 0 50,000
50,000 0 50,000
2009
Saldo penyertaan dalam bentuk saham dengan metode ekuitas per 30 Juni 2010 dan 2009 terdiri dari :
2010 2009
PT Bank Pan Indonesi Tbk 5,004,891 3,949,866
PT Asuransi Multi Atha Guna 94,624 77,159
27
Perubahan nilai penyertaan dalam bentuk saham dengan metode ekuitas per 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :
(dalam jutaan)
2010 2009
(Rp) (Rp)
PT Bank Pan Indonesia Tbk
Saldo awal tahun 4.783.848 3.582.608
Penambahan penyertaan 0 220.211
Pelepasan penyertaan 0 0
Bagian laba bersih perusahaan asosiasi 351.295 147.047
Dividen yang diterima (130.252) 0
Saldo per 30 Juni 5.004.891 3.949.866
PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk
Saldo awal tahun 85.827 69.053
Penambahan penyertaan Pelepasan penyertaan
Bagian laba bersih perusahaan asosiasi 8.797 8.106
Dividen yang diterima 0 0
Saldo per 30 Juni 94.624 77.159
Jumlah Penyertaan dalam bentuk saham 5.099.515 4.027.025
Pada tanggal 10 Juni 2009, 11 Juni 2009, dan 10 Juli 2009, anak perusahaan (PL) telah melaksanakan konversi Waran Seri IV PT Bank Pan Indonesia Tbk menjadi saham sebanyak 1.946.740.741 waran. Berdasarkan Surat Edaran Departemen Keuangan Republik Indonesia NO. SE-6047/LK/2003 tanggal 11 Nopember 2003, seluruh perusahaan asuransi umum dan reasuransi wajib menjadi pemegang saham pada PT Asuransi Maskapai Asuransi Indonesia-Perusahaan Asuransi Resiko Khusus Indonesia (PT MAIPARK), minimal 0,5 % dari total dana investasi masing-masing perusahaan per 31 Desember 2002. Penyertaan langsung dalam PT Asuransi MAIPARK Indonesia ini merupakan admitted asset dalam perhitungan RBC sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.06/2003. Saldo penyertaan langsung pada PT Asuransi MAIPARK Indonesia pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 8.358 juta dan Rp 8.356 juta, yang disajikan dalam akun investasi lainnya-pihak ketiga.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 424/KMK.06/2003, anak perusahaan (PL) diwajibkan melakukan investasi pada jenis-jenis investasi yang diperkenankan sekurang-kurangnya sebesar cadangan teknis (terdiri dari kewajiban manfaat polis masa depan, estimasi kewajiban klaim dan premi yang belum merupakan pendapatan) dan hutang klaim. Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 investasi yang diperkenankan masing-masing sebesar Rp1.286.772 juta dan Rp. Rp. 1.091.049 juta. Selain itu investasi penyertaan langsung yang tidak diperkenankan masing-masing sebesar Rp.3.166.032 juta dan Rp.2.750.721. juta
28 4. KAS DAN BANK
Saldo kas dan bank per 30 Juni 2010 dan 2009 terdiri dari :
(dalam jutaan) 2010 2009 (Rp) (Rp) Kas 132 129 Bank Pihak ketiga Bank Swasta Rupiah 76,735 10,834 US Dollar 1,865 0
Jumlah pihak ketiga 78,600 10,834
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
PT Bank Panin Indonesia Tbk
Rupiah 13,473 9,949
US Dollar 4,940 1,436
Jumlah pihak yang mempunyai hubungan istimewa 18,413 11,385
Jumlah Kas dan Bank 97,145 22,348
5. PIUTANG PREMI
Saldo piutang premi per 30 Juni 2010 dan 2009 terdiri dari :
(dalam jutaan)
2010 2009
(Rp) (Rp)
Perseroan
Pihak ketiga 8,168 20,008
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
PT Bank Pan Indonesia Tbk 6,834 5,746
Jumlah 15,002 25,754
Penyisihan piutang ragu-ragu (300) (185)
Jumlah Piutang Premi Perusahaan - Bersih 14,702 25,569
Anak Perusahaan (PL) Pihak ketiga
Asuransi perseorangan 294 2,141
Asuransi kumpulan 115 479
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Asuransi perseorangan karyawan
Asuransi kumpulan
PT Panin Bank / Asuransi kumpulan 507 225
Jumlah 916 2,845
29
Rincian saldo piutang premi per 30 Juni 2010 dan 2009 berdasarkan jenis pertanggungan adalah sebagai berikut : (dalam jutaan) 2010 2009 (Rp) (Rp) Kebakaran 12,965 6,090 Kendaraan bermotor (1,797) 1,253 Pengangkutan 381 359 Varia 3,453 18,052
Jumlah sebelum penyisihan piutang ragu-ragu 15,002 25,754
Penyisihan piutang ragu-ragu (300) (185)
Jumlah-bersih 14,702 25,569
Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 piutang premi yang berumur lebih dari 60 hari masing-masing berjumlah Rp.7.158 juta dan Rp 14.758 juta – setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp. 300 juta pada tahun 2010 dan Rp.185 juta untuk tahun 2009.
Perubahan penyisihan piutang ragu-ragu Perusahaan adalah sebagai berikut : (dalam jutaan)
2010 2009
(Rp) (Rp)
Saldo awal 185 185
Penyisihan piutang ragu-ragu 115 0
Saldo akhir 300 185
Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu yang telah dibukukan adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang premi, sedangkan manajemen anak perusahaan (PL) tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu.