zxzzaZIIIIIIOOOOPYTTTDS
Konsep dasar pembangunan yang mendasari dan dijadikan acuan dalam penyusunan rencana dan pelaksanaan pembangunan bidang keciptakaryaan, yang
tertuang dalam Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) bidang Cipta Karya Kota Sibolga adalah konsep pembangunan berkelanjutan
(sustainable development). Penyusunan RPI2JM memperhatikan kajian aspek lingkungan dan sosial meliputi acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting
lingkungan dan sosial, analisis dengan instrumen, serta pemetaan antisipasi dan
rekomendasi perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.
Berdasarkan konsep dan pengertian pembangunan berkelanjutan, maka pembangunan bidang Keciptakaryaan di Kota Sibolga harus memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Harus dapat menggambarkan adanya kemampuan jangka panjang dari Kota Sibolga
sebagai suatu sistem untuk berproduksi.
2. Berdasarkan karakteristik ini, maka lingkungan harus dibangun menjadi lebih layak huni; ekosistem menjadi lebih sehat; pembangunan ekonomi dan sarana-prasarana
menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan daerah (pembangunan yang inklusif).
3. Adanya keseimbangan antara nilai-nilai yang bersifat lingkungan, ekonomi dan
sosial.
4. Harus mengaitkan kepentingan lokal dengan kepentingan regional dan global.
5. Merupakan suatu proses yang dinamis, sehingga perencanaannya (RPI2JM) juga
harus fleksibel dan menstimulasi masyarakat untuk berpartisipasi.
Berkaitan dengan karakteristik-karakteristik pembangunan berkelanjutan di atas, maka perlindungan lingkungan dan sosial pada hakekatnya bertujuan untuk memastikan
bahwa karakteristik-karakteristik tersebut dapat terpenuhi, baik dalam tahap
perencanaan maupun dalam tahap pelaksanaan pembangunan di bidang keciptakaryaan.
Dengan terpenuhinya karakteristik-karakteristik tersebut, maka berbagai dampak negatif lingkungan, sosial dan ekonomi yang muncul akibat adanya rencana program investasi
bidang keciptakaryaan di Kabupaten Nias dapat diminimalisir atau bahkan dieliminir, baik
pada saat pra pelaksanaan/konstruksi, pelaksanaan/konstruksi maupun pada saat pasca
pelaksanaan/konstruksi.
BAB
8
7
Secara umum, perlindungan lingkungan dan sosial diartikan sebagai usaha
perlindungan masyarakat dari dampak investasi Bidang Cipta Karya di Kota Sibolga , baik
dari investasi sub bidang air minum, persampahan, drainase, air limbah, pengembangan permukiman dan penataan bangunan lingkungan.
8.1. Aspek Lingkungan
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan
RPI2-JM bidang Cipta Karya telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah
sebagai berikut:
1. UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri
atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)
2. UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan
prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang” 3. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014
“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah perbaikan
mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan
pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya tamping lingkungan; peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim”
4. Permen Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk
menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar
dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan
5. Permen Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen
Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen
Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan
Hidup atau disebut dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL.
Gambaran Umum dan Kondisi Eksisting Lingkungan
Penurunan kualitas lingkungan hidup merupakan fenomena yang terjadi saat ini di
wilayah Kota Sibolga. Hal ini ditunjukkan antaralain terjadinya degradasi sumber daya
alam dan pencemaran lingkungan. Degradasi sumberdaya alam khususnya air dan
lahan, yang ditandai dengan deplesi sumber air (permukaan dan air bawah tanah, baik
kuantitas maupun kualitasnya), semakin meluasnya tanah kritis dan DAS kritis, dan penurunan produktifitas lahan. Pada umumnya, sebagian besar lahan kritis adalah lahan
pertanian, yang menggambarkan buruknya konservasi sehingga menimbulkan kerusakan
struktur tanah, hilangnya kandungan bahan organik, dan hilangnya kesuburan tanah.
Degradasi sumber daya alam yang terus berlanjut telah menyebabkan daya dukung ekosistem terhadap pertanian dan pengairan makin menurun.
Dampak paling krusial yang sat ini perlu ditangani secara serius adalah masalah
ketersediaan air dan pencemaran lingkungan. Gejala ini terlihat dari berkurangnya
ketersediaan air tanah dan turunnya debit air sungai yang mengancam ketersediaan air minum masyarakat dan kebutuhan air untuk irigasi. Pada musim kemarau lebih dari 80
% mengalami kesulitan unruk mendapatkan air bersih. Disisi lain pada musim
penghujan aliran permukaan cukup tinggi yang mengakibatkan meningkatnya ancaman
bencana banji. Banjir yang terjadi umumnya karena sedimentasi sungai dan saluran pembuangan air ke laut hal ini menunjukkan peningkatan dari aspek frekuensi maupun
skala yang semakin meluas, terutama di sekitar kawasan jalan P. Diponegoro depan
stadion Horas dan sekitar Pantai Ujung Sibolga.
8.1.1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
A. Identifikasi Pemangku Kepentingan
Para pemangku kepentingan yang terkait dengan proses pelaksanaan KLHS pembangunan bidang Cipta Karya dimaksudkan agar diterapkannya azas partisipasi
serta menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau
program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik. Selain itu juga
dimaksudkan agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses untuk menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang
Tabel 8.1. Identifikasi Pemangku Kepentingan dan
Masyarakat dalam penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya
Masyarakat dan Pemangku
Kepentingan
Contoh Lembaga
[1] [2]
Pembuat Keputusan a. Walikota
b. DPRD
Penyusun kebijakan, rencana
dan/atau program
a. Dinas Pekerjaan Umum Kota Sibolga
b. Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Kebersihan
Instansi a. Dinas Pekerjaan Umum
b. Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Kebersihan
c. Kantor Lingkungan Hidup
d. Dinas Kesehatan
e. PDAM Tirta Nauli
f. Bappeda dan Penanaman Modal
Masyarakat yang memiliki
informasi dan/atau keahlian (perorangan/tokoh/ kelompok)
a. Perguruan tinggi
b. LSM/Pemerhati Lingkungan Hidup c. Perorangan/tokoh
d. Kelompok yang memilki data dan informasi
berkaitan dengan SDA
e. Perorangan/tokoh
Masyarakat terkena Dampak a. Tokoh Masyarakat
b. Organisasi Masyarakat
c. Kelompok masyarakat tertentu
(nelayan,petani)
B. Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan bidang cipta karya meliputi aspek sosial,
Tabel 8.2. Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya
Pengelompokan Isu-isu Pembangunan
Berkelanjutan Bidang Cipta Karya Penjelasan Singkat
[1]
[2]
Lingkungan Hidup Permukiman
Isu 1 : Kecukupan air baku untuk air minum Sumber air baku untuk air minum
dari Hulu Sungai Sarudik, dan beberapa sumber air baku lainnya,
menunjukkan kecenderungan
penurunan kualitas. Menurunnya
kualitas air disebabkan oleh erosi dan air limbah.. Disamping itu debit
air mengalami penurunan yang
signifikan pada musim kemarau,
sehinga kondisi ini dikhawatirkan
akan mengancam ketersediaan air baku untuk air minum yang
semakin meningkat ke depan.
Isu 2 : Pencemaran lingkungan oleh
infrastruktur yang tidak berfungsi maksimal
Infrastruktur air limbah permukiman yang tidak berfungsi dan atau tidak
memenuhi persyaratan keamanan
menyebabkan pencemaran terhadap
tanah dan badan air.
Ekonomi
Isu 1 : Kemiskinan berkorelasi dengan kerusakan lingkungan
Kemiskinan memiliki kolerasi yang kuat dengan kerusakan lingkungan.
Selanjutnya kerusakan lingkungan
akan menyebabkan menurunnya
produktivitas sumber daya alam
(terutama lahan pertanian dan perairan), yang pada akhirnya akan
mempengaruhi tingkat
kesejahteraan masyarakat.
Sosial
Isu 1: Pencemaran menyebabkan
berkembangnya wabah penyakit
Pencemaran lingkungan sangat
Pengelompokan Isu-isu Pembangunan
Berkelanjutan Bidang Cipta Karya Penjelasan Singkat
[1]
[2]
masyarakat sekitar. Pencemaran
terhadap sumber air minum
menyebabkan terjadinya berbagai wabah penyakit seperti diare dan
berbagai penyakit lainnya.
C. Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Kota Sibolga
Kajian pengaruh kebijakan, rencana, dan program (KRP) pembangunan bidang Cipta
Karya di Kota Sibolga dilakukan dengan melakukan pembobotan besaran pengaruh
keterkaitan yang merugikan (-) maupun menguntungkan atau bernilai positif (+),
sebagaimana tergambarkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 8.3. Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
No
Komponen Kebijakan,
Rencana Dan/Atau Program
Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek-
Aspek Pembangunan Berkelanjutan
Bobot
lingkungan Kemiskinan Kesehatan
[1]
[2] [3] [4] [5] [6] [7]
A Pengembangan
Permukiman
permukiman MBR
c. Penyediaan
Infrastruktur
permukiman RSH
-1 +1 +2 +1 +3
d. Fasilitasi pembangunan
rumah sehat
Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek-
Aspek Pembangunan Berkelanjutan
Bobot
lingkungan Kemiskinan Kesehatan
[1]
[2] [3] [4] [5] [6] [7]
B Penataan Bangunan dan Lingkungan
1 Pengembangan Bangunan
Gedung dan Fasilitasnya
a. Pembangunan
Bangunan Gedung
Negara dan fasilitasnya
-2 -1 0 0 -3
b. Renovasi rumah /
gedung bersejarah
(Heritage)
0 0 +1 0 +1
c. Penataan lingkungan
bangunan gedung
negara Pusat Kantor
Pemerintahan
0 +1 0 0 +1
2 Pengembangan Sarana
dan Prasarana Lingkungan
Permukiman
a. Pengembangan Sarana
dan Prasarana untuk
Proteksi kebakaran
0 0 0 0 0
dan prasarana untuk
aksesibilitas bangunan gedung menuju pusat
kegiatan Olah Raga di
Kelurahan Parombunan
c. Sarana dan prasarana
ruang terbuka hijau
seluas 20.000 M²
+3 +3 0 0 +6
3 Keswadayaan/Pemberday
aan Masyarakat (P2KP) 0 0 +1 +1 +2
C Pengembangan Air Minum
a. Pembinaan, fasilitasi
dan peningkatan
kapasitas PDAM Tirta
Nauli
-2 -3 +1 +2 -2
b. Pembangunan IPA.
Reservoar, Intake, Pipa
transmini dan distribusi
-2 -3 +1 +2 -2
c. Pengembangan SPAM
di Kawasan Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR)
-2 -3 +1 +2 -2
d. Pengembangan SPAM
di Ibu Kota Kecamatan
(IKK)
-2 -3 +1 +2 -2
e. Pengembangan SPAM
di Daerah Perdesaan -2 -3 +1 +2 -2
D Penyehatan Lingkungan
Pemukiman
1 Pengembangan Sistim Air
Limbah
a. Pembangunan
Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem
On- Site
-2 -3 0 -1 -6
b. Pembangunan IPLT -2 -3 0 -1 -6
c. Pengolahan air limbah
komunitas
d. Pembangunan sarana
sanitasi (MCK +) -2 -3 0 -1 -6
2 Pengembangan Sistim Persampahan
a. Peningkatan kinerja
TPA Aek Parombunan (TPA Lama) 2 Ha
-2 -3 0 -1 -6
b. Pembangunan TPA
Baru di Hutabarangan -2 -3 0 -2 -7
c. Pembangunan
Prasarana
Persampahan 3R
0 +2 +2 +1 +1
3 Pengembangan Sistim
Drainase
a. Pembangunan
infrastruktur drainase
di kawasan perkotaan
Sibolga
-2 +1 0 +1 0
b. Pemeliharaan
infrastruktur drainase -1 +1 0 +1 +1
Keterangan :
Pembobotan ditentukan dari nilai -3 sampai dengan +3, yang menunjukkan besaran
pengaruh keterkaitan yang merugikan (-) maupun menguntungkan atau bernilai positif
(+).
Bobot dengan nilai negatif merupakan prioritas untuk ditentukan alternatif
Berdasarkan kajian pengaruh KRP terhadap kondisi lingkungan hidup, terdapat beberapa
Kebijakan/Rencana/Program potensial memberikan dampak negatif terhadap
pembangunan berkelanjutan yaitu :
Tabel 8.4. KRP Yang Potensial Memberikan Dampak Negatif
Terhadap Pembangunan Berkelanjutan
No Kebijakan/Rencana/Program
[1]
[2]
1 Penataan Bangunan dan Lingkungan
Pembangunan Bangunan Gedung Negara dan fasilitasnya
2 Pengembangan Air Minum
a. Pembinaan, fasilitasi dan peningkatan kapasitas PDAM Tirta Nauli
b. Pembangunan IPA. Reservoar, Intake, Pipa transmini dan distribusi
c. Pengembangan SPAM di Kawasan Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR)
d. Pengembangan SPAM di Ibu Kota Kecamatan (IKK)
e. Pengembangan SPAM di Daerah Perdesaan
3 Penyehatan Lingkungan Pemukiman
a. Pembangunan Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem On- Site
b. Pembangunan IPLT
c. Pengolahan air limbah skalakecil/kawasan/ komunitas
d. Pembangunan sarana sanitasi (MCK +)
d. Peningkatan kinerja TPA Aek Parombunan (TPA Lama) 2 Ha
e. Pembangunan TPA Baru di Hutabarangan
Untuk meminimalkan dampak Kebijakan/Rencana/Program terhadap kondisi