PRIORITAS 2 RKP 2011
PENDIDIKAN
I. PRIORITAS PENDIDIKAN DALAM KERANGKA RKP 2011
•
Tema prioritas pendidikan dalam RKP 2011 adalah peningkatan akses
pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan dan efisien menuju
terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat,kemandirian, keluhuran budi pekerti,
dan karakter bangsa yang kuat. Pembangunan bidang pendidikan diarahkan
demi tercapainya pertumbuan ekonomi yang didukung keselarasan anatara
ketersediaan tenaga pendidik dengan kemampuan: 1) menciptakan lapangan
kerja atau kewirausahaan dan 2)menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja.
•
Sasaran Utama Pembangunan Nasional 2011
1dalam Pendidikan
Sumber : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
•
Untuk mencapai berbagai sasaran tersebut, maka kebijakan pembangunan
pendidikan dalam tahun 2011 akan diarahkan antara lain pada (1) peningkatan
kualitas wajib belajar sembilan tahun yang merata (2) peningkatan akses,kualitas
dan relevansi pendidikan menengah dan daya saing pendidikan tinggi serta (3)
peningkatan profesionalisme dan pemerataan distribusi guru dan tenaga
kependidikan.
Catatan :
•
Anggaran Prioritas Pendidikan.
Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
2011 menyebutkan bahwa dalam rangka mendukung pencapaian
sasaran-sasaran prioritas pendidikan tersebut, pada tahun 2011 direncanakan alokasi
anggaran sekitar Rp52,5 Triliun. Anggaran tersebut akan digunakan untuk
melaksanakan 9 program prioritas, antara lain : (1) program pendidikan dan
pendidikan dasar, dengan alokasi anggaran sebesar Rp20,3 Triliun; (2) program
pendidikan tinggi sebesar Rp16,7 Triliun (3) program peningkatan mutu dan
kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan sebesar Rp8,7 Triliun: (4)
program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya sebesar
Rp3,1 Triliun serta (5) program pendidikan menengah Rp2,4 Triliun.
Dari segala prioritas yang diungkapkan oleh para politisi di negara-negara Asia
Tenggara kepada Publik, tidak ada yang menjadi lebih penting ketimbang
pendidikan. Kebanyakan pemimpin di Asia Tenggara menyadari bahwa negara
mereka akan kehilangan investasi asing dan pertumbuhan ekonomi kecuali
mereka menghasilkan lebih banyak lagi tenaga kerja ahli. Karena itu mereka ingin
meningkatkan kualitas pengajaran dan menjaga setiap anak-anak untuk
bersekolah lebih lama. Thailand sebagai contoh telah memperluas wajib belajar 9
tahun menjadi 12 tahun dan mulai mempersiapkan kebijakan wajib belajar 15
tahun secara gratis. Malaysia menargetkan angka partisipasi di Universitas
mencapai 40% pada tahun 2010. Rencana dari negara tetangga ini tentunya akan
meninggalkan Indonesia jauh di belakang dalam hal rata-rata lama sekolah dari
para tenaga kerjanya.
(dalam Triliun)
Instansi
Pelaksana
Program
Anggaran
dalam buku
RKP
(Pagu
Indikatif)
Anggaran dlm
NK RAPBN
2011(Pagu
Sementara)
Kementerian Pendidikan Nasional (Komisi X)1) Program Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Dasar
22,502.6
20,3
2) Pogram Pendidikan Menengah 2,954.3 2,4
3) Program Pendidikan Tinggi 17,829.0 16,7
4) Program Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
8,730.5
8,7 5) Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya di Setjen Kemendiknas
110.7
? 6) Program Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional
107.4 ?
Kementerian Agama (Komisi VIII)
1) Program Pendidikan Islam 1,073.1 ?
2) Program Dukungan dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya
3,114.2
3,1 Kemenkominfo
(Komisi II) Program Pengembangan Aplikasi Informatika
63,12
? Total Anggaran Prioritas Pendidikan 56,484.9 52,5
Sumber : Buku RKP 2011 dan NK RAPBN 2011, diolah
Catatan :
•
Terdapat perubahan alokasi anggaran prioritas pendidikan dari Rp56,48T dalam
matriks buku RKP menjadi Rp52,5 Triliun dalam NK dan RAPBN 2011, namun
dalam NK dan RAPBN 2011 tersebut tidak dijelaskan alasan perubahannya.
Selain itu, dari 9 program prioritas pendidikan hanya ada 5 program yang
disebutkan alokasi anggarannya. Namun ada kemungkinan bahwa keempat
program yang tidak disebutkan alokasi anggarannya tersebut tidak berubah dari
pagu semula dalam buku RKP.
•
Dalam pasal 28 RUU APBN 2011 dinyatakan bahwa anggaran pendidikan
direncanakan sebesar Rp243,2 atau 20,2% terhadap total anggaran belanja
negara yang sebesar Rp1.202,0 Triliun
2. Dengan demikian, alokasi anggaran
prioritas pendidikan yang sebesar Rp52,5 Triliun tersebut hanya 21,58% dari
keseluruhan anggaran pendidikan .
•
Alokasi anggaran untuk prioritas program pendidikan menengah sebesar Rp2,4
Triliun atau hanya 4,57 % dari anggaran prioritas pendidikan. Mengingat bahwa
Angka Partisipasi Murni pada tingkat pendidikan menengah pada tahun 2009
2
Dalam pasal 1 butir 48 RUU APBN TA 2011 dinyatakan bahwa “Persentase anggaran
pendidikan adalah perbandingan alokasi anggaran pendidikan terhadap total anggaran belanja
negara”
masih dibawah 50% (tepatnya 45,09%)
3maka semestinya pemerintah
mengalokasikan anggaran untuk program pendidikan menengah ini lebih besar
dari jumlah tersebut untuk memperluas akses dan daya jangkau masyarakat
terhadap pendidikan menengah.
II.
ANGGARAN PENDIDIKAN
•
Undang-Undang Sisdiknas pasal 49 mengamantakan bahwa “ Dana pendidikan
selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20%
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan
dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ”.
•
Rincian anggaran pendidikan
4dalam RAPBN 2011 adalah sebagai berikut :
Rincian Anggaran Pendidikan RAPBN 2011 Jumlah 1 Anggaran Pendidikan melalui Belanja Pemerintah Pusat 84,175.4
a. Anggaran pendidikan pada K/L 82,012.0
(1) Kementerian Pendidikan Nasional 50,348.7
(2) Kementerian Agama 26,263.2
(3) Kementerian Negara/Lembaga lainnya 5,400.1
b. Anggaran pendidikan pada non-K/L (BA 999) 2,163.4
2 Anggaran Pendidikan melalui Transfer ke Daerah 156,600.6
a. DBH Pendidikan 745.1
b. DAK Pendidikan 10,041.3
c. DAU Pendidikan 104,106.8
d. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD 3,696.2
e. Dana Tambahan Tunjangan Profesi Guru 17,149.0
f. Danan Insentif Daerah 1,387.8
g. Bantuan Operasional Sekolah 16,812.0
h. Dana Otonomi Khusus Pendidikan 2,662.5
3 Anggaran Pendidikan melalui Pengeluaran Pembiayaan 2,500.0
Dana Pengembangan Pendidikan Nasional 2,500.0
Total Anggaran Pendidikan 243,275.9
Belanja Negara 1,202,019.2
Rasio Anggaran Pendidikan Total (%) 20.24% Sumber : Penjelasan RUU APBN 2011
3
BPS
4
Dalam pasal 1 butir 47 RUU APBN TA 2011 dinyatakan bahwa “Anggaran Pendidikan adalah
alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui kementerian negara/lembaga,
alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah, dan alokasi anggaran pendidikan melalui
pengeluaran pembiayaan, termasuk gaji pendidik, tetapi tidak termasuk anggaran pendidikan
kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjadi tanggung jawab
Pemerintah.
Catatan :
•
Mulai tahun 2011 , direncanakan adanya kebijakan realokasi anggaran untuk
dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang selama ini dialokasikan melalui
anggaran Kementerian Pendidikan Nasional, kemudian dipindahkan menjadi
bagian dari anggaran transfer ke daerah. Realokasi anggaran tersebut sebesar
Rp16,8 Triliun terdiri dari (a) dana BOS sebesar Rp16,6 Triliun dan (b) dana
cadangan (buffer funds) sebesar Rp0,2 Triliun. Namun, tidak dijelaskan arah
penggunaan buffer funds tersebut.
•
Dampak yang diharapkan dari pengalihan dana BOS ke daerah adalah
peningkatan tanggungjawab kabupaten/kota sehingga pencairannya lebih dekat.
Selama ini pencairan dana BOS dilakukan dengan penyaluran langsung ke
rekening-rekening sekolah.
•
Dana Pengembangan Pendidikan Nasional
5Latar Belakang alokasi dana pengembangan pendidikan nasional :
1) Untuk antisipasi pengalaman tahun-tahun sebelumnya terkait siklus normal
APBN-P , dimana DIPA APBN-P baru diselesaikan sekitar bulan Oktober,
sehingga program/kegiatan yang dibiayai dari tambahan anggaran
pendidikan banyak yang tidak terealisasi akibat waktu pelaksanaannya.
2) Terdapat kebutuhan pendanaan pendidikan yang tidak selalu bisa
sepenuhnya mengikuti siklus APBN (pemberian tunjangan beasiswa
tahunan pemberian tunjangna beasiswa tahunan yang jika dialokasikan
melalui BA/KL, allowancenya baru bisa dibayarkan mulai bulan Maret ,
sementara jika melalui dana pengembangan pendidikannasional diharapkan
dapat dibayarkan sejak awal.
3) Untuk antisipasi apabila APBN mengalami penurunan akibat faktor eksternal
yang menyebabkan anggaran pendidikan 20% secara nominal juga
mengalami penurunan
4) Untuk antisipasi apabila terjadi force majeure seperti bencana alam
sementara pelaksanaan pendidikan tidak boleh terganggu.
5
Dalam pasal 1 butir 40 RUU APBN 2011 dinyatakan bahwa “ Dana Pengembangan Pendidikan
Nasional adalah anggaran pendidikan yang dialokasikan untuk pembentukan endowment fund
yang bertujuan untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya
sebagai bentuk pertanggungjawaban antar generasi (intergenerational equty) yang pengelolaannya
menggunakan mekanisme dana bergulir dan dilakukan oleh Badan Layanan Umum (BLU) di
bidang pendidikan, dan dana cadangan pendidikan untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi
fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam.”.
Amanah Panja dalam kesimpulan raker APBN-P 2010 :
”Sebagaimana diatur dalam Pasal 26 ayat (1), (3), (4) dan (5) UU No 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , Panja meminta agar
pelatihan TKI pada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan
pelatihan kewirausahaan pada Kementerian Koperasi dan UKM dalam
APBN TA 2011 menjadi bagian dari fungsi pendidikan”.
Tujuan alokasi dana pengembangan pendidikan nasional :
1) Menjamin keberlangsungan program pendidiakn bagi generasi berikutnya,
yang dapat digunakan untuk investasi pendidikan seperti pemberian
beasiswa, dan a bergulir kepada pelajar/mahasiswa, dan sebagai bentuk
pertanggungjawaban antar generasi
2)
Penyediaan fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan dalam keadaan
darurat (bencana alam)
•
Alokasi Anggaran Fungsi Pendidikan K/L
Pada tahun 2011, sebagai hasil kompilasi dari angagran berbagai
program.kegiatan pendidikan yang dilaksanakan oleh beberapa kementerian
negara/lembaga , alokasi anggaran pada fungsi pendidikan K/L diperkirakan
sebesar Rp 82,0 triliun yang terdiri dari :
-
Sub fungsi pendidikan dasar sebesar Rp9,2 Triliun (11,3%)
-
Sub fungsi pendidikan menengah Rp3,9 Triliun (4,7%)
-
Sub fungsi pendidikan tinggi Rp29,2 Triliun (35,6%)
-
Sub fungsi pelayanan bantuan terhadap terhadap pendidikan Rp15,7 Triliun
(19,2%)
-
Sub fungsi pendidikan lainnya Rp14,8 Triliun (18,1%)
-
Sisanya sebesar Rp9,2 Triliun (11,2%) tersebar pada sub fungsi-sub fungsi
lainnya yang meliputi sub fungsi pendidikan anak usia dini, pendidikan non
formal dan informal, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan,dan
litbang pendidikan serta pendidikan dan pembinaan kepemudaan dan
olahraga.
III.
Profile Pendidikan di Indonesia
•
Indikator pendidikan mencerminkan pencapaian atas sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan dalam bidang pendidikan. Dalam periode 2004 – 2009 berbagai
program pendidikan telah menghasilkan pencapaian antara lain (1)
meningkatnya akses pemerataan pendidikan Indonesia yang antara lain
tercermin dari meningkatnya angka partisipasi murni/kasar (APM/APK) dan
disparitas APM/APK antar kawasan (2) meningkatnya mutu dan daya saing
pendidikan yang antar alain tercermin meningkatnya rerata ujian nasional
seluruh jenjang pendidikan dan profesi guru yang memenuhi kualifikasi S1/D4
(3) meningkatnya relevansi pendidikan. Perkembangan yang lebih rinci dari
pencapaian sasaran tersebut terdapat dalam tabel di bawah ini :
2005 2006 2007 2008 2009
1 APK PAUD 42.34% 45,63% 48,32% 50,62% 53,70%
2 APM SD/MI/Paket A 94,30% 94,48% 94,90% 95,14% 95,20%
3 APK SMP/MTs/Paket B 85,22% 88,68% 92,52% 96,18% 98,30%
4 APK SMA/SMK/MA/Paket C 52,20% 56,22% 60,51% 64,28% 69,60%
5 APK PT/PTA termasuk UT 15,00% 16,70% 17,25% 17,75% 18,36%
6 Buta Aksara > 15 tahun 9,55% 8,07% 7,20% 5,95% 5,30%
1 Disparitas APK PAUD antara Kab/kota 5,42% 4,37% 4,20% 3,61% 2,99%
2 Disparitas APK SD/MI/Paket A antara Kab/Kota 2,49% 2,43% 2,40% 2,28% 2,23%
3 Disparitas APK SMP/MTs/Paket B antara Kab/Kota 25,14% 23,44% 23,00% 20,18% 18,95%
4 Disparitas APK SMA/MA/SMK/Paket C antara kab/kota 33,13% 31,44% 31,20% 29,97% 29,18%
5 Disparitas APK antar gender di jenjang pendidikan menengah 6,07% 5,50% 5,45% 4,45% 3,97% 6 Disparitas APK antar gender di jenjang pendidikan tinggi 9,62% 0,17% 0,59% -2.29% -0.60%
7 Disparitas APK antar gender buta aksara 5,59% 5,33% 5,09% 3,24% 2,62%
1 Rata-rata nilai UN SMP/Mts 6,38 7,27 6,98 6,87 7,35
2 Rata-rata nilai UN SMA/SMK/MA 6,32 7,08 7,20 7,13 7,34
3 Guru yangmemenuhi kualifikasi S1/D4 30,00% 35,60% 41,70% 47,04%
4 Dosen yang berkualifikasi S2/S3 50,00% 54,02% 71,82% 74,39% 76,47
1 Rasio jumlah siswa SMK/SMA 32:68 35:65 44 56 46 54 49 51
2 APK PT vokasi (D2/D3/D4/politeknik) 3,31% 3,96% 3,86% 3,80% 2,92%
3 Rasio jumlah mahasiswa profesi thd jumlahlulusan S1/D4 10,00% 10,00% 78,22% 44,81% 20,00%
4 6,50% 12,70% 12,50% 16,40% 18,99%
Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional Sasaran
Persentase peserta pendidikan kecakapan hidup terhadap lulusan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang tidak melanjutkan
I. Meningkatnya Akses Pendidikan
II. Meningkatnya Pemerataan Akses Pendidikan
III. Meningkatnya Mutu dan Daya Saing Pendidikan
IV. Meningkatnya Relevansi Pendidikan