• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN JULI 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN JULI 2016"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

KABUPATEN SEMARANG

BULAN JULI 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) JULI 2016 SEBESAR 100,59 ATAU NAIK 0,39 PERSEN

No. 16/08/3322/Th.II, 26 Agustus 2016

 Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Semarang bulan Juli 2016 mengalami kenaikan 0,39 persen, yaitu dari posisi 100,20 pada bulan Juni menjadi 100,59. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih besar dari pada perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 1,14 persen, dari posisi 124,06 pada bulan Juni menjadi 125,47 pada bulan Juli 2016. Sementara Ib mengalami kenaikan 0,75 persen, dari posisi 123,81 menjadi 124,74.

 Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, tiga sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu sub sektor holtikultura sebesar 1,46 persen, sub sektor peternakan naik 0,14 persen serta subsektor perikanan naik sebesar 1,21 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan indeks yaitu sub sektor tanaman pangan turun sebesar 0,35 persen dan sub sektor tanaman perkebunan rakyat turun 0,52 persen.

 Secara umum Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,14 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh naiknya It pada lima sub sektor yaitu : sub sektor tanaman pangan naik 0,51 persen, sub sektor hortikultura naik 2,30 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,47 persen, sub sektor peternakan naik sebesar 0,69 persen dan sub sektor perikanan naik sebesar 1,49 persen.

 Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Juli mengalami kenaikan 0,75 persen. Kenaikan indeks bayar dipengaruhi oleh naiknya indeks konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,18 persen serta naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,03 persen.

 Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Kabupaten Semarang mengalami kenaikan atau terjadi inflasi pedesaan sebesar 1,18 persen. Inflasi terjadi disebabkan naiknya indeks harga kelompok bahan makanan naik sebesar 2,10 persen, kelompok makanan jadi naik sebesar 1,10 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,14 persen, kelompok kesehatan naik

(2)

1. Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Semarang

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

Mulai Tahun 2014 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan sub sektor pertanian dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada sub sektor perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum (NTNP) yang dihitung, Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) dan Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Kabupaten Semarang pada bulan Juli 2016, NTP Kabupaten Semarang mengalami kenaikan indeks 0,39 persen dibanding NTP Juni yaitu dari 100,20 menjadi 100,59. Kenaikan indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih besar dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani.

(3)

Tabel 1.

NTP Month To Month Kabupaten Semarang Tahun 2015-2016 (2012 = 100) Bulan NTP 2015 NTP 2016 (1) (2) (3) Januari 101,53 101,28 Pebruari 101,42 100,54 Maret 99,96 100,57 April 98,78 101,12 Mei 99,66 100,07 Juni 100,52 100,20 Juli 100,61 100,59 Agustus 100,83 September 102,56 Oktober 102,58 November 102,06 Desember 100,17 Rata-rata 100,89

Kenaikan NTP pada bulan Juli 2016 disebabkan oleh naiknya tiga sub sektor, yaitu sub sektor holtikultura sebesar 1,46 persen, sub sektor peternakan naik 0,14 persen serta subsektor perikanan naik sebesar 1,21 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan indeks yaitu sub sektor tanaman pangan turun sebesar 0,35 persen dan sub sektor tanaman perkebunan rakyat turun 0,52 persen.

Tabel 2.

Nilai Tukar Petani Per sub sektor Kabupaten Semarang Serta Perubahannya Juni - Juli 2016 (2012 = 100)

Bulan Juni 2016 Juli 2016 Prosentase

Perubahan

(1) (2) (3) (4)

Nilai Tukar Petani (NTP) 100,20 100,59 0,39

Tanaman Pangan (NTPP) 95,19 94,86 -0,35

Hortikultura (NTPH) 103,60 105,12 1,46

Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 102,24 101,70 -0,52

(4)

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan kenaikan harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Juli 2016, secara umum It mengalami kenaikan indeks sebesar 1,14 persen dibandingkan dengan It Juni, yaitu dari 124,06 menjadi 125,47. Kenaikan It terjadi pada lima sub sektor, yaitu : sub sektor tanaman pangan naik 0,51 persen, sub sektor hortikultura naik 2,30 persen, sub sektor perikanan naik sebesar 1,49 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,47 persen, dan sub sektor peternakan naik sebesar 0,69 persen.

Grafik 1.

Perubahan Indeks yang Diterima Petani Kabupaten Semarang Per sub sektor

Juni – Juli 2016 (2012 = 100)

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Juli 2016, Ib tercatat naik sebesar 0,75 persen bila dibandingkan Juni, yaitu dari 123,81 menjadi 124,74. Kenaikan Ib terjadi pada lima sub sektor penyusun NTP yaitu : sub sektor tanaman pangan naik sebesar 0,86 persen, sub sektor hortikultura naik sebesar 0,83 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,00 persen, sub sektor peternakan naik 0,55 persen serta sub sektor perikanan naik sebesar 0,28 persen.

Grafik 2.

Perubahan Indeks yang Dibayar Petani Kabupaten Semarang Per sub sektor

Juni 2015 – Juli 2016 (2012 = 100) 105,00 110,00 115,00 120,00 125,00 130,00 135,00 TP HORTI TPR TRK IKAN 119,19 131,27 130,35 120,83 117,62 119,79 134,29 130,96 121,67 119,38 JUNI'16 JULI'16 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00 TP HORTI TPR TRK IKAN 0,86 0,83 1,00 0,55 0,28

(5)

4. NTP sub sektor

a. sub sektor

Tanaman Pangan

(NTPP)

Pada bulan Juli 2016 NTPP mengalami penurunan indeks sebesar 0,35 persen. Penurunan NTPP disebabkan karena naiknya indeks yang diterima petani sebesar 0,51 persen lebih kecil dibandingkan naiknya indeks yang dibayar petani sebesar 0,86 persen. Naiknya Ib disebabkan oleh naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,12 persen dan turunnya Indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,01 persen.

Rincian Juni ’15 Juli ’15

Peru bahan

%

(1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 119,19 119,79 0,51 1. Padi 98,60 98,60 0,00 2. Palawija 174,31 176,52 1,27 II. Indeks Dibayar Petani 125,21 126,29 0,86 1. Konsumsi Rumah Tangga 129,36 130,82 1,12 2. BPPBM 113,48 113,47 -0,01 III. Nilai Tukar Petani (NTPP) 95,19 94,86 -0,35

Tabel 3.

NTP sub sektor Tanaman Pangan Kabupaten Semarang dan Perubahannya

Juni – Juli 2016 (2012 = 100)

b. sub sektor

Hortikultura (NTPH)

Pada bulan Juli 2016 NTPH mengalami kenaikan indeks sebesar 1,46 persen. Kenaikan NTPH disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 2,30 persen, lebih besar dibandingkan naiknya indeks yang dibayar petani sebesar 0,83 persen. Naiknya Ib disebabkan oleh naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,10 persen dan naiknya Indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,13 persen.

Tabel 4.

NTP sub sektor Hortikultura Kabupaten Semarang dan Perubahannya

Juni – Juli 2016 (2012 = 100)

Rincian Juni ’15 Juli ’15 Peru bahan

%

(1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 131,27 134,29 2,30 1. Sayur-sayuran 116,55 120,51 3,40 2. Buah-buahan 150,16 151,98 1,21 3. Tanaman Obat 115,98 119,95 3,42 II. Indeks Dibayar Petani 126,70 127,75 0,83 1. Konsumsi Rumah Tangga 129,23 130,66 1,10 2. BPPBM 120,71 120,86 0,13

(6)

c. sub sektor

Tanaman Perkebunan

Rakyat (NTPR)

Pada Juli 2016 NTPR mengalami penurunan indeks sebesar 0,52 persen, hal ini disebabkan oleh naiknya indeks yang diterima petani sebesar 0,47 persen lebih kecil dibandingkan indeks yang dibayar petani yang juga mengalami kenaikan sebesar 1,00 persen. Kenaikan pada Ib terjadi karena indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) yang naik sebesar 1,42 persen serta Indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) yang juga mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen.

Rincian Juni ’15 Juli ’15 Peru bahan

%

(1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 130,35 130,96 0,47 1. TPR 130,35 130,96 0,47 II. Indeks Dibayar Petani 127,50 128,77 1,00 1. Konsumsi Rumah Tangga 132,06 133,94 1,42 2. BPPBM 118,85 118,97 0,11 III. Nilai Tukar Petani (NTPR) 102,24 101,70 -0,52

Tabel 5.

NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat Kabupaten Semarang dan Perubahannya

Juni 2015 – Juli 2016 (2012 = 100)

d. sub sektor

Peternakan (NTPT)

NTP sub sektor Peternakan pada bulan ini mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen. Kenaikan ini terjadi karena perubahan It yang lebih besar dibandingkan dengan perubahan Ib. Indeks harga yang diterima petani naik 0,69 persen sementara indeks harga yang dibayar petani naik lebih kecil yaitu 0,55 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh naiknya indeks harga pada ternak besar naik sebesar 0,17 persen, unggas sebesar 3,22 persen, hasil ternak naik sebesar 0,73 persen, dan ternak kecil bulan ini stabil tidak ada perubahan indeks. Kenaikan Ib dipengaruhi naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,25 persen dan Indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) stabil tidak ada perubahan.

Tabel 6.

NTP sub sektor Peternakan

Kabupaten Semarang dan Perubahannya Juni – Juli 2016 (2012 = 100)

Rincian Juni ’15 Juli ’15 Peru bahan

%

(1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 120,83 121,67 0,69 1. Ternak Besar 116,51 116,72 0,17 2. Ternak Kecil 127,04 127,04 0,00 3. Unggas 125,95 130,00 3,22 4. Hasil Ternak 123,60 124,50 0,73 II. Indeks Dibayar Petani 119,25 119,91 0,55 1. Konsumsi Rumah Tangga 130,95 132,59 1,25 2. BPPBM 111,43 111,43 0,00 III. Nilai Tukar Petani (NTPT) 101,33 101,47 0,14

(7)

e.

sub sektor Perikanan (NTNP)

Pada bulan Juli 2016, NTPN mengalami kenaikan indeks sebesar 1,21 persen. Kenaikan indeks NTNP ini disebabkan karena kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 1,49 persen lebih besar dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,28 persen.

Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok perikanan tangkap yang naik 0,68 persen dan kelompok perikanan budidaya turun sebesar 2,20 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,21 persen serta turunnya Indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 1,01 persen.

Tabel 7.

NTP sub sektor Perikanan

Kabupaten Semarang dan Perubahannya Juni – Juli 2016 (2012 = 100)

Rincian Juni ’15 Juli ’15 Peru bahan

%

(1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 117,62 119,38 1,49 1. Perikanan Tangkap 109,57 110,32 0,68 2. Perikanan Budidaya 125,68 128,44 2,20 II. Indeks Dibayar Petani 121,62 121,96 0,28 1. Konsumsi Rumah Tangga 125,10 126,61 1,21 2. BPPBM 117,06 115,88 -1,01 III. Nilai Tukar Petani (NTNP) 96,72 97,89 1,21

Rincian Juni’ 15 Juli ’15 Peru bahan

%

(1) (2) (3) (4)

Konsumsi Rumah Tangga 129,96 131,50 1,18 a. Bahan Makanan 135,98 138,83 2,10 b. Makanan Jadi 132,75 134,21 1,10 c. Perumahan 125,59 125,76 0,14 d. Sandang 123,79 123,40 -0,31 e. Kesehatan 117,02 118,83 1,55 f. Pendidikan,Rekreasi&Olahraga 114,05 114,26 0,18 Tabel 8.

IHK Perdesaan Kabupaten Semarang dan Perubahannya (%) Juni – Juli 2016 (2012 = 100)

5. Indeks Harga Konsumen Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/ deflasi di wilayah perdesaan. Pada Juli 2016, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Kabupaten Semarang mengalami kenaikan atau terjadi inflasi pedesaan sebesar 1,18 persen. Inflasi dipicu naiknya indeks harga kelompok bahan makanan sebesar 2,10 persen, kelompok makanan jadi sebesar 1,10 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,14 persen, kelompok kesehatan 1,55 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,18 persen serta kelompok

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan lima kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan harga/ inflasi yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,04 persen; kelompok perumahan,

Hanum dan Rangga membuat kisah perjalanan yang mempunyai ciri berbeda dari beberapa buku catatan perjalanan. Cerita ini mengandung unsur konflik yang menjadi pembangun

Karena dengan menggunakan layar sentuh maka mahasiswa dapat lebih mudah mengetahui segala informasi untuk sistem akademik dan pengumuman untuk setiap fakultas

Kesesuaian ini menurut al-Faruqi didasarkan pada tiga prin- sip kesatuan kebenaran ( unity of truth ) yang mendasari semua pengetahuan Islam; a) Tidak ada pertentangan

Sedikit sekali yang dapat diketahui tentang perkembangan pesantren dimasa lalu kita hanya bisa menduga- duga tentang ciri-ciri pengaruhnya dalam kehidupan keagamaan

Berdasarkan 1000 kali simulasi dari set pelemparan 10 koin masing-masing, apa yang dapat kalian simpulkan bahwa ini akan sangat tidak mungkin untuk memilih

Berdasarkan pada permasalahan yang ditemukan dan solusi yang diasumsikan serta didukung dengan penelitian sebelumnya yang relevan, dapat disimpulkan bahwa alat bantu

- Penelitian ini diharapkan dan membantu para pembaca dalam memahami Total Quality Management yang sudah diterapkan pada perusahaan manufaktur, dan memberikan